Materi kuliah filsafat dan teori PLS/PNFI membahas tentang sejarah, visi, misi, tujuan program studi PLS, kemampuan tenaga profesional PLS, wawasan PLS, perbedaan antara PNF dan PF, pendekatan taksonomi dalam PNF, dan karakteristik PNF dan PF.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
PLS Teori
1. FILSAFAT DAN TEORI PLS/PNFI
PROGRAM STUDI PLS JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP SILIWANGI BANDUNG
MATERI KULIAH
2. 1. Kedudukan mata kuliah filsafat & dasar-dasar PLS dalam kaitannya
dengan mata kuliah lain pada program studi PLS
2. Kemampuan yang dimiliki tenaga profesional PLS
3. Wawasan PLS
4. Sejarah perkembangan PLS
5. Landasan konstitusional dan operasional dalam pengembangan PLS
6. Falsafah, ilmu dan teori pendukung dalam pengembangan PLS
7. Asas kebutuhan dalam PLS
8. Asas pendidikan sepanjang hayat dalam pengembangan PLS
9. Asas relevansi dengan pengembangan masyarakat kaitannya
dengan pengembangan PLS
11. Asas wawasan ke masa depan dalam pengemb. PLS
12. Asas Inovasi
POKOK-POKOK MATERI KULIAH
3. Sejarah
Visi Program Studi PLS
Berupaya mewujudkan masyarakat yang gemar belajar dan bekerja
melalui program pendidikan luar sekolah serta mengembangkan ide-ide
bagi kebijakan nasional di bidang pendidikan dalam rangka
pengembangan SDM menuju pencapaian tujuan
pendidikan/pembangunan nasional
Misi Program Studi PLS
Melaksanakan dan meningkatkan pendidikan yang berkualitas;
menyiapkan tenaga akademik profesional yang mampu mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu/masyarakat dalam
memahami dan memanfaatkan potensi lingkungan guna memperbaiki
kualitas hidup; serta mengembangkan jaringan kerjasama dengan
berbagai pihak. Sehingga mampu membelajarkan khalayak sasaran untuk
mengubah dari masyarakat yang tidak belajar menjadi masyarakat mau
belajar, selanjutnya menjadi gemar belajar dan diikuti dengan kemauan
untuk partisipasi yang tinggi demi terwujudnya pembangunan dalam
berbagai bidang pendidikan
Kedudukan mata kuliah filsafat & dasar-dasar PLS
dalam kaitannya dengan mata kuliah lain
4. Tujuan Program Studi PLS
Menghasilkan tenaga kependidikan profesional PLS yang memiliki
kemampuan mengelola institusi, program, dan pembelajaran dalam
PLS, dan memberdayakan masyarakat, serta mampu menyesuaikan
diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat nasional dan
global.
Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi PLS berbasis pada
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan budaya bangsa.
Menyebarluaskan dan memberikan layanan pendidikan inovatif
kepada masyarakat berbasis penelitian dan pengembangan.
Tujuan PLS menurut PP No 73 tahun 1991 pasal 2:
1.Melayani WB supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin
dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu
kehidupannya
2.Membina WB agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari
nafkah atau melanjutkan ke tingkat dan/atau jenjang pendidikan yang
lebih tinggi
3.Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi
dalam jalur pendidikan sekolah
5. Tujuan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) /
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) menurut HD
Sudjana:
1. Untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
serta nilai-nilai yang memungkinkan bagi perorangan/kelompok
untuk menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan
keluarga, pekerjaan, dan masyarakat serta lingkungan
negaranya
2. Bersifat jangka pendek dan khusus. Maksudnya PLS disusun
untuk memenuhi kebutuhan belajar jangka pendek yang
diidentifikasi dari anak didik dan masyarakat. Karena tujuannya
menekankan pada perubahan tingkah laku fungsional anak
didik, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan.
6. Keterkaitan mata kuliah filsafat & teori PLS dengan
mata kuliah lain pada jurusan PLS
• Psikologi
• Komunikasi Sosial
• Sosiologi
• Antropologi
• Ekonomi:
7. Pengertian Profesi
Profesi dalam arti umum adalah bidang pekerjaan dan pengabdian tertentu.
Yang karena hakekat dan sifatnya membutuhkan persyaratan dasar,
keterampilan teknis dan sikap kepribadian tertentu. Dalam bentuknya yang
modern,profesi ditandai oleh adanya pedoman-pedoman tingkah laku yang
khusus mempersatukan mereka di dalam suatu Korps (Winarno
Surakhmad, 1973)
Ciri-ciri Suatu Profesi
Kemampuan yang dimiliki tenaga profesional PLS
• Robert W.Richey (1974)
• H. Schein
8. Tenaga ahli dan profesional dalam
perencanaan, pengelolaan dan
pengembangan berbagai bentuk
penyelenggaraan PLS serta
mengembangkan disiplin ilmu PLS
Kemampuan /Kompetensi Profesi PLS
9. WAWASAN PLS/PNFI
Konsep & Ruang Lingkup
• Pengertian Konsep
• Pengelompokkan konsep (Kaplan/1964),
membedakan 3 klpk fenomena yg dpt
dipelajari:
1.Direct observation
2.Indirect observation
3.Konstruk
10. Perbedaan antara PNF dengan PF
• PNF mempunyai derajat keketatan & keseragaman yg lbh
longgar, memiliki bentuk & isi program yg bervariasi untuk
setiap satuan, jenis, & jenjang pendidikan serta teknik-teknik
yg digunakan dlm mendiagnosis, merencanakan, &
mengevaluasi proses, hasil & dampak program pendidikan
jika dibandingkan dg PF.
• PNF memiliki tujuan program yg berbeda-beda & PF tujuan
program umumnya seragam untuk setiap satuan dan jenjang
pendidikan. WB PNF tdk memiliki persyaratan yg ketat,
tanggung jawab pengelolaan & biaya dipikul oleh pihak yg
berbeda-beda (pemerintah, lembaga kemasyarakatan,
maupun perorangan), sebagaimana persyaratan yg berlaku
pada PF.
• Berkembangnya berbagai ragam PNF, maka relatif sulit utk
mengidentifikasi & menganalisis secara cermat tentang
dimensi-dimensi yg terdpt dlm setiap komponen PNF &
prosedur penyelenggaraannya, untuk PF relatif lbh mudah
dikenali.
11. Pendekatan Taksonomik Dalam PNF
• Salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk
mengidentifikasi & menganalisis program2 PNF adalah melalui
taksonomi. Taksonomi merupakan alat bagi pengambil keputusan
penentu kebijakan, & pengelola pendidikan untuk membuat
penggolongan program2 PNF
• Taksonomi adalah klasifikasi atas dasar
hirarkhi.Pengelompokkannya dapat dilakukan menurut tingkatan,
mulai dari yang mudah sampai ke yang rumit, mulai dari yang
sempit ke yang luas atau sebaliknya.
• Taksonomi dilakukan melalui kegiatan menghimpun,
menggolong-golongkan, & menyajikan informasi program-
program PNF, sehingga pada akhirnya dapat diketahui berbagai
kelompok program pendidikan tersebut.
12. • Kriteria yang digunakan dalam taksonomi bermacam ragam:
1. Dua kriteria (tujuan & isi program pendidikan) Harbinson, 1973
menggolongkan PNF yang berkaitan dengan upaya untuk membuka
kesempatan kerja, memasuki lapangan kerja, atau untuk meningkatkan
kemampuan kerja
2. Klasifikasi program PNF dengan menganalisis pendekatan & tujuan setiap
program pendidikan. Upaya ini dilakukan oleh The International Council for
Educational Development (ICED) terhadap program-program PNF bagi para
pemuda di daerah pedesaan. Coombs & Ahmed, 1974 mengelompokkan
program2 PNF yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan di daerah
pedesaan ke dalam 4 kategori:
a.extension approach
b.training approach
c.the-co-operative self-help approach
d.Integreted development approach)
3. Callaway, 1972 mengklasifikasikan PNF atas dasar sasaran
- menurut karakteristik wb, spt latar belakang pend, tingkat usia, jenis kelamin,
lingk tempat tinggal, & latar belakang sosial),
- jenis program(pend keaksaraan, pend keterapilan, & pend kader),
- lembaga penyelenggara (instansi-2 pemerintah, lembaga departemen, non
departemen, badan2 usaha swasta & masyarakat).
13. 4. Penggolongan berdasarkan atas jenis
kegiatan belajar& pendekatan
membelajarkan. Moro’oka,1977
menggolongkan jenis kegiatan belajar
dlm PNF di Jepang ke dalam 5 kategori:
a. self-directed independent learning
b. environment based learning
c. human relations training
d. voluntarism
e. community oriented activities
14. 5. Klasifikasi PNF berdasarkan tipe
pendekatan membelajarkan. Hoxeng,
1973, Srinivasan, 1977 & pakar pend
lainnya menggolongkan program PNF
ke dlm 4 kategori pendekatan:
a. content-centered
b. problem-focused approach
c. the conscientization approach
d. human development and creative
planning approach
15. Pengertian Tiga Jenis Pendidikan
• Coombs, 1973:
1. Pend formal: kegiatan yg sistematis, berstruktur, bertingkat,
berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan
tinggi & yg setaraf dengannya; termasuk ke dalamnya kegiatan
studi yg berorientasi akademis & umum, program spesialisasi, &
latihan profesional, yg dilaksanakan dalam waktu yg terus
menerus.
2. Pendidikan informal adalah proses yg berlangsung sepanjang usia
sehingga setiap org memperoleh nilai, sikap, keterampilan, &
pengetahuan yg bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari,
pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh
kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, linkungan
pekerjaan & permainan, pasar, perpustakaan, & media masa.
3. Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi &
sistematis, di luar sistem persekolahan yg mapan, dilakukan
secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yg
lbh luas, yg sengaja dilakukan utk melayani peserta didik tertentu
di dalam mencapai tujuan belajarnya
16. • UU. No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
1.Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
2.Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di
luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang.
3.Pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan.
17. • Unesco, 1975
Pendidikan adalah komunikasi terorganisasi &
berkelanjutan yg dirancang untuk menumbuhkan
belajar. Ini memberi makna yg luas thd proses & tujuan
komunikasi yg terorganisasi, shg media massa,
lembaga informasi, pesan2, & sumber2 belajar lainnya
yg tersedia dlm lingk suatu masy merupakan sarana
komunikasi untuk menumbuhkan kegiatan belajar bagi
individu, kelompok, & masyarakat.
• Kleis, 1974
Pendidikan adalah sejumlah pengalaman yg dg
pengalaman itu seseorang/klpk org dpt memahami
sesuatu yg sebelumnya tdk mereka pahami.
18. • Axinn, 1974
Menggolongkan PF,PNF,PI dengan menggunakan
kriteria adanya atau tidak adanya kesengajaan dari
kedua pihak(sumber belajar/pendidik dg peserta
didik/wb) yg berkomunikasi.
Pendidikan : satu proses/satu perpaduan antara
peristiwa2 (events) dg hubungan2 (relationship) yg
secara konstan bergerak, berubah, & berinteraksi
serta berkelanjutan.
Proses pendidikan dibangun oleh 3 unsur:
a. Belajar: 1. terorganisasi (dilakukan dlm kerangka
hubungan yang rasional),
2. tdk terorganisasi (yg tidak memiliki
hubungan yg rasional)
b. Sumber belajar
c. Warga belajar
19. PARADIGMA KLASIFIKASI PENDIDIKAN
SISTEM
Perspektif
sumber
Belajar
Bersengaja dengan
Kesadaran tujuan
Tidak bersengaja / Tanpa
kesadaran tujuan
Perspektif
Warga
Belajar
Bersengaja/dengan kesadaran-
tujuan
A
Pend.Formal &
Pend.Nonformal
C
Pendidikan Informal
Tidak bersengaja/ tanpa
kesadaran tujuan
B
Pendidikan Informal
D
Pendidikan Informal
20. Sekolah
Berbagai alternatif
Pendidikan Luar Sekolah
Belajar Sendiri
Sekolah
Lembaga Lain
yang Mendukung
Pendidikan berbasis
Persekolahan
Pendidikan Berbasis Luas
(Broad-Based Education/BBE)
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS LUAS
Sekolah salah satu
Tempat pembelajaran
Banyak Pilihan dalam
belajar sepanjang hayat
Perubahan
Menuju
21. Karakteristik PNF & PF
• Pendidikan Formal
A. Tujuan
1. Pendidikan Formal:
Jangka panjang &
umum
2. Orientasi pemilikan
ijazah
B. Waktu
1. Relatif lama
2. Berorientasi ke
masa depan
3. Menggunakan wkt
penuh & terus
menerus
• Pendidikan Nonformal
A. Tujuan
1. Pendidikan Formal: Jangka
pendek & khusus
2. Kurang menekankan pd
ijazah
B. Waktu
1. Relatif singkat
2. Menekankan masa
sekarang
3. Menggnakan wkt tdk terus
menerus
22. • Pendidikan Formal
C. Isi Program
Kurikulum disusun secara
terpusat & seragam
berdasarkan kepentingan
lembaga di tkt nasional
B. Proses Pembelajaran
• Dipusatkan di lingk sekolah
• Terlepas dari lingk
kehidupan Psrt ddk di masy
• Struktur program yg ketat
• Berpusat pd pendidik
• Penggerakan daya dukung
secara maksimal
• Pendidikan Nonformal
C. Isi Program
Kurikulum berpusat pd
kepentingan peserta didik
B. Proses Pembelajaran
Relatif singkat
• Dipusatkan di lingk masy
& lembaga
• Berkaitan dg kehidupan
psrt didik & masy
• Struktur prog yg luwes
• Berpusat pd psrt ddk
• Penghematan sumber-
sumber yg tersedia.
23. • Pendidikan Formal
E. Pengendalian
1. Dilakukan oleh
pengelola yg lbh tinggi
2. Pendekatan
berdasarlkan
kekuasaan
• Pendidikan Nonformal
E. Pengendalian
1. Dilakukan oleh pelaksana
program peserta didik
2. Pendekatan demokratis
• Komponen PF meliputi environmental input, instrumental input, raw
input, Proses, out put.
• Komponen pada program PNF lbh terkait dg dunia kerja, dunia
usaha, & program yg diintegrasikan ke dlm gerakan pembangunan
masy (integrated community development) yaitu dg adanya 2
komponen tambahan: masukan lain (other input) & pengaruh
(impact/outcome)
25. • Kritik terhadap PF : Biaya relatif mahal, kurang
relevan dg kebutuhan masyarakat, & kurang
fleksibel
• Keunggulan PNF: Biaya relatif lbh murah,
Lebih relevan dg kebutuhan masyarakat,
memiliki program yg fleksibel
• Kelemahan PNF: Kurangnya koordinasi,
tenaga pendidik/sumber belajar masih kurang,
motivasi belajar peserta didik relatif lbh
rendah.
26. 1. Pendidikan Nonformal sebagai Pranata dan Kegiatan
2. Kaitan antara Sistem Pendidikan dengan Supra Sistem
Pembangunan
Kedudukan Pendidikan Nonformal dalam
Sistem, Pendidikan Nasional dan Supra Sistem
Pembangunan Nasional
Supra Sistem
Pembangunan Nasional
Keterangan :
1 = Sistem Pendidikan Nasional
2 = Sistem Ideologi Nasional
3 =.Sistem Politik Nasiona
4 = Sistem Ekonomi Nasional
5 = Sistem Budaya Nasional
6 = dst.
27. 3. Sub-sub Sistem Pendidikan Nasional
a. Subsistem pendidikan formal,
b. Subsistem pendidikan nonformal
c. Subsistem pendidikan informal.
4. Cakupan Pendidikan Nonformal
a. Pendidikan Massa
b. Pendidikan Orang Dewasa
c. Pendidikan Perluasan
d. Pendidikan Dasar
28. a. Pengaruh Pendidikan Informal
b. Pengaruh Tradisi di Masyarakat
c. Pengaruh Agama
SEJARAH PERKEMBANGAN
PLS/PNFI
29. FAKTOR PENDUKUNG PERKEMBANGAN PLS/PNFI
a. Para Praktisi di Masyarakat
b. Berkembangnya Kritik thd Pendidikan Formal
1. Philip Coomb
2. Ivan Illich
3. Paulo Freire
4. Carl Rogers
5. Abraham H.Maslow
6. Jerome S. Bruner
c. Para Perencana Pendidikan untuk Pembangunan
30. LANDASAN YURIDIS, FILSAFAT, ILMU &
TEORI PLS/PNFI
A. Landasan Yuridis
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No 20 Tahun 2003
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP
RI) No 27 Tahun 1990 tentang Pend Pra Sekolah
-> Kober & TPA
5. PP RI No 71 tahun 1991 tentang Latihan Kerja
6. PP RI No 73 tahun 1991 tentang PLS
7. PP RI No 38 Tahun 1992 tentang Tenaga
Kependidikan (TK)
8. PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
9. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Percepatan Wajib Belajar dan Percepatan Pemberantasan
Buta Aksara.
31. 10. Terkait dg manajemen operasional PNF yg berkaitan dg
pelatihan, pemerintah telah mengeluarkan:
a. Inpres no no 15 tahun 1974 tentang pelaksanaan kepres no 34
th 1972
b. Kepres no 34 tahun 1972 tentang Tanggung jawab Fungsional
Pendidikan & Latihan, memuat pembidangan dalam pend,
termasuk:
1) Depdikbud: selaku pembina fungsional pend & kejuruan
2) Depnaker : selaku pembina fungsional latihan kerja bukan
pegawai negeri
3) Lembaga Adm Negara/LAN: selaku pembina fngsional pend
& lat bagi PNS
32. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007
Tentang Standar Isi Pendidikan Kesetaraan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 31 Tahun 2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan
Nonformal dan Informal.
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2007
tanggal 25 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal.
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 08 tahun 2008
tanggal 31 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal.
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008
Tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan.
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 7 Tahun 2009
tentang Pemberian Bantuan kepada Lembaga Pendidikan
Nonformal dan Informal.
33. 17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja no 1331 tahun 1987 tentang
Pola Umum Pembinaan Sistem Latihan Kerja secara Nasional
(SISLATKERNAS)
18. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 0131/U/1994
Tentang Program Paket A dan Program Paket B;
19. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.036/U/1995
tentang pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar
20. Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan
Pembangunan dan Aparatur Negara No. 25/Kep/M.K
WASPAN/3/2003 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar
dan Angka Kreditnya.
21. K Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009,
tentang standar pendidikan anak usia dini. eputusan Mendiknas
No.0132/U/2004 Tentang Program Paket C.
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009,
tentang standar pendidikan anak usia dini.
34. • GBHN -> Tujuan pend nasional utk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia (beriman & bertaqwa
kpd Tuhan YME, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,
bertanggung jwb, mandiri, cerdas & trampil, sehat
jasmani & rohani). Pend nasional hrs mampu
menumbuhkan & menyadarkan rasa cinta tanah
air, mempertebal semangat kebangsaan, rasa
kesetiakawanan sosial -> dikembangkan iklim
belajar & mengajar yg dpt menumbuhkan rasa
percaya diri, sikap perilaku inovatif & kreatif.
35. • Tipe Kajian:
a. Filsafat spekulatif
b. Filsafat preskriptif
c. Filsafat analitik
2. Filsafat Pendidikan
• Permasalahan Umum yg dikaji secara filsafat,
umumnya berkaitan dg 4 hal:
a. Hakekat kehidupan baik yang menjadi
rujukan tentang ke mana pendidikan
nonformal harus mengarahkan tujuannya.
b. Hakekat manusia
c. Hakekat masyarakat
d. Kakekat kenyataan/realita
• Filsafat pendidikan : • filsafat idealisme
• Filsafat Realisme
• Filsafat Pragmatisme
36. 3. Teori-teori Pendidikan
• Teori Perenialisme
• Teori progresivisme
• Teori esensialisme
• Teori rekonstruksionisme
4. Ilmu Pengetahuan dan Humaniora
5. Teori-teori Sosial-Ekonomi
• Teori Fungsi (Functional Theory)
• Teori Modal Manusia (Human Capital Theory)
• Teori Gerakan Masyarakat (Social Movement
Theory)
6. Strategi Umum Pengelolaan Pendidikan nonformal
37. AZAS KEBUTUHAN
A. Kebutuhan Hidup Manusia
Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya disebut
kebutuhan hidup manusia. Abraham H. Maslow (1970) menjelaskan
lima tingkatan kebutuhan yang harus dan dapat dipenuhi oleh manusia
dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Patton
dan Giffin (1973) merinci kelima tingkatan kebutuhan tersebut, serta
Dunn (1972) menjabarkan teori kebutuhan itu untuk mengembangkan
motivasi orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
B. Kebutuhan Pendidikan
C. Kebutuhan Belajar
38. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat
A. Hakekat Pendidikan Sepanjang Hayat
B. Dimensi Sikap dan Perilaku Mendewasa Menurut
Pendididikan Sepanjang Hayat
Asas Relevansi dengan Pembangunan
Masyarakat
39. Asas Wawasan ke Masa Depan
• Setiap individu, masyarakat, dan bangsa mengharapkan
kehidupan yang lebih baik di masa depan. Segala upaya
yang dilakukan pada saat ini, pada dasarnya, ialah untuk
mencapai kehidupan masa yang akan datang yang
keadaannya diharapkan akan lebih baik dari yang dialami
pada masa sekarang.
• Prediksi tentang suatu kemungkinan yang akan terjadi di
masa yang akan datang dapat dikaji dari pemahaman
terhadap dua kenyataan yang terjadi pada masa sekarang.
Pertama, pemahaman terhadap peristiwa dan gejala yang
muncul pada saat ini yang kemudian dilihat kecenderungan
perubahannya pada kurun waktu yang akan datang. Kedua,
kajian terhadap kenyataan yang dialami oleh masyarakat
yang lebih maju.
40. ASAS INOVASI
• Rogers merumuskan inovasi adalah ide, yaitu apa saja dari
komunikator yang dianggap baru oleh komunikan. Termasuk
inovasi adalahbarang, norma dan nilai, metode & teknik2
bekerja, berpakaian, berorganisasi, berpikir, mengatur rumah
tangga, mendidik anak, dan masih benyak lagi asal dianggap
baru oleh masyarakat yang terkena. Inovasi atau penemuan
baru, baik berupa gagasan, tindakan, atau benda, baru
merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial bila
menyebar ke masyarakat.
• Para perencana & pengelola PNFI sebagai agen pembaharu
harus dapat menyebarkan dan mampu mendorong timbulnya
perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik, kreatif,
dinamis untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
perkembangannya.