SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sifat- sifat optik dari mineral - mineral
Sifat – sifat optik dari minera dapat diamati dengan menggunakan mikroskop dengan metode
tanpa nikol (nikol sejajar) maupun dengan nikol (nikol bersilang)
2.2 Pengamatan Tanpa Nikol (Nikol Sejajar)
Sifat-sifat optik yang dapat diamati adalah ketembusan cahaya, inklusi, ukuran, bentuk, belahan
dan pecahan, indeks bias dan relief, warna, dan pleokroisme.
2.2.1 Ketembusan Cahaya
Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu mineral
yang tembus cahaya/transparent dan mineral tidak tembus cahaya /mineral opak/mineral kedap
cahaya.
Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai butiran yang gelap/hitam.
Mineral jenis ini tidak dapat dideskripsikan dengan mikroskop polarisasi, dan dapat dipelajari
lebih lanjut dengan mikroskop pantulan. Mineral tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu mineral berwarna dan mineral tidak berwarna.
2.2.2 Inklusi
Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian material asing yang terkumpul pada
permukaan bidang pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya menjadi
bagian dari kristal tersebut. Material tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari mineral
yang berbeda jenisnya, atau berupa kotoran/impurities pada magma, dapat juga berupa fluida
baik cairan ataupun gas. Kungkungan dapat dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila
terdapat perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang mengungkungnya, misalnya pada
ketembusannya, relief maupun perbedaan warna. Bidang batas antara inklusi dengan mineral
yang mengungkungnya dapat bersifat seperti batas bidang kristal biasa.
2.2.3 Ukuran mineral
Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau cm dan sebagainya. Pengukuran
lebar dan panjang atau diameter mineral dapat dilakukan dengan bantuan lensa okuler yang
berskala.
2.2.4 Bentuk mineral
Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau mengamati bidang batas/garis batas
mineral tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara bebas di
dalam media cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut terhalang oleh butir-butir mineral yang
tumbuh di sekitarnya, hal ini akan memberikan kenampakan bidang batas yang relatif berbeda.
Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya♣ sendiri secara keseluruhan maka kristal
disebut mempunyai bentuk euhedral (gambar a).
Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya♣ sebagian bidang kristalnya sendiri maka kristal
disebut mempunyai bentuk subhedral (gambar b).
Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh♣ bidang kristalnya sendiri secara keseluruhan maka
kristal disebut mempunyai bentuk anhedral (gambar c).
Parameter lain untuk menyatakan bentuk adalah jumlah dan perbandingan panjang bidang-
bidang batas kristal, terutama untuk kristal-kristal yang euhedral. Istilah yang sering digunakan
antara lain: prismatik, tabular, granular, lathlike, fibrous, foliated, radiated, dan sebagainya.
Untuk kristal yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh kristal yang lain atau juga terhalang
magma yang kental, sering menghasilkan bentuk “incipient crystals”.
2.2.5 Belahan
Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-garis yang teratur sepanjang
bidang belahannya, di mana kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada. Dalam
hal tertentu sebaiknya orientasi belahan inii ditentukan kedudukannya terhadap sumbu
kristalnya. Belahan merupakan sifat fisikyang tetap pada satu jenis mineral yang menunjukkan
sifat khas dari struktur atom di dalamnya.
• Belahan satu arah
Beberapa mineral dicirikan oleh adanya belahan pada satu arah saja, misalnya pada semua
mineral mika. Bidang-bidang belahan akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan
yang lain pada sayatan yang dipotong miring atau sejajar terhadap sumbu kristal atau memotong
arah bidang belahan. Sedangkan sayatan yang tegaklurus sumbu kristal atau sejajar bidang
belahan, maka belahan tidak akan nampak sama sekali.
• Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk pecah dengan cara tertentu
yang tidak dikontrol oleh struktur atom seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang khas
antara lain pecahan seperti gelas (subconchoidal fracture) pada kuarsa, pecahan memotong pada
olivin, ortopiroksen dan nefelin.
• Indeks Bias dan Relief
Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke dalam
media yang lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut
mengalami pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut. Semakin besar perbedaan harga
indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas bidang batas natara keduanya. Sebaliknya
semakin kecil perbedaan harga indeks bias, maka kenampakan bidang batas antar mineral akan
semakin kabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop, maka sayatan
mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan media balsam kanada yang
mempunyai relief nol (sebagai standar) dengan n = 1.537.
• Warna dan pleokroisme
Warna yang tampak pada mikroskop polarisasi adalah warna yang dihasilkan oleh oleh sifat
cahaya yang bergetar searah dengan arah polarisator. Pada mineral yang bersifat isotropik hanya
terdapat satu warna saja yang tidak berubah sama sekali walaupun meja objek diputar, sedangkan
pada mineral yang bersifat anisotropik, dapat terjadi dua atau tiga warna yang berbeda
tergantung pada arah sayatan mana yang diamati.
2.3 Pengamatan Dengan Nikol (Nikol Bersilang)
Pengamatan ortoskopik nikol bersilang (crossed polarized light) dimaksudkan bahwa dalam
pengamatannya digunakan analisator bersilangan dengan polarisator (sinar diserap dalam dua
arah yang saling tegak lurus). Sifat yang dapat diamati adalah sifat optik yang berhubungan
dengan kedudukan dan jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati antara lain warna
interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta kembaran.
2.3.1 Warna Interferensi
Warna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting, namun penjelasannya cukup rumit,
sehingga kita harus memahami konsep dasarnya secara bertahap.
Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar polarisator inilah, komponen sinar
lambat dan cepat tidak diserap oleh analisator, sehingga dapat diteruskan hingga mata pengamat.
Karena perbedaan kecepatan rambat sinar cepat dan lambat inilah, maka terjadi yang disebut
sebagai beda fase atau retardasi. Semakin besar selisih indeks bias, semakin besar beda
fase/retardasinya.
Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek yang terdapat sayatan mineral
hingga diperoleh terang maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel interferensi
Michel – Levy Chart.
2.3.2 Tanda rentang optik
Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan antara sumbu kristalografi
(terutama arah memanjangnya kristal) dengan sumbu sinar cepat (x) dan lambat (z).
Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar mana (x atau z) yang kedudukannya berimpit atau
dekat (menyudut lancip) dengan sumbu panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya dimiliki
oleh mineral yang memiliki belahan satu arah atau arah memanjangnya mineral (sumbu c). Jenis
tanda rentang optik yaitu :
- Length slow (+) = sumbu c berimpit /menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat (sumbu
z). Keadaan ini dinamakan Addisi yaitu penambahan orde warna interferensi pada saat
kompensator digunakan.
- Length fast (-) = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan arah getar sinar cepat (sumbu x).
Keadaan ini dinamakan Substraksi yaitu pengurangan orde warna interferensi pada saat
kompensator digunakan.
Penentuan tanda rentang optik dilakukan dengan pengamatan nikol bersilang dengan
menggunakan kompensator (keping gips/baji kuarsa).
2.3.3 Kembaran
Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dua atau lebih
kristal intergrown dapat terbentuk secara simetri. Simetri intergrown inilah yang dikenal sebagai
kembaran.
Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena kedudukan kisi pada dua lembar
kembaran yang berdampingan saling berlawanan, sehingga kedudukan gelapan dan warna
interferensi maksimalnya berlainan.
Secara genesa, kembaran dapat terbentuk dalam tiga proses yang berbeda yaitu kembaran
tumbuh, transformasi, dan deformasi
2.3.4 Gelapan dan kedudukan gelapan
Pada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana mineral gelap maksimal) dapat
terjadi karena tidak ada cahaya yang diteruskan oleh analisator hingga mata pengamat. Pada zat
anisotropik syarat terjadinya gelapan adalah kedudukan sumbu sinar berimpit dengan arah getar
polarisator dan/atau analisator. Sumbu sinar = sinar cepat (x) dan sinar lambat (z). Sehingga
dalam putaran 360o akan ada empat kedudukan gelapan. Sebaliknya kedudukan terang maksimal
(warna interferensi maksimal) terjadi pada saat sumbu sinar membuat sudut 45o terhadap arah
getar PP dan AA.
1. Gelapan sejajar/paralel
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) sejajar dengan arah getar PP
dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik berimpit dengan sumbu kristalografi.
2. Gelapan miring
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP
dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi
3. Gelapan bergelombang
Terjadi pada mineral yang mengalami tegangan/distorsi sehingga orientasi sebagian kisi kristal
mengalami perubahan berangsur, dan kedudukan gelapan masing2 bagian agak berbeda.
4. Gelapan bintik/mottled extinction
Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal ini terjadi karena perubahan orientasi
kisi kristal secara lokal, sehingga tidak seluruh bagian kristal sumbu sinarnya berorientasi sama.
2.4 Sifat Optik Mineral
2.4.1 Kuarsa
• Colorless, relief rendah
• Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral
• Tidak punya belahan
• Gelapan bergelombang
• Warna interferensi abu2 orde1
• TO sumbu I (+)
2.4.2 ORTOKLAS
• Colorles tapi agak keruh, relief rendah
• Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad
• WI abu2 terang orde I
• TO sumbu 2 (-)
2.4.3 PLAGIOKLAS
• Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang
• kembaran albit atau carlsbad-albit
• WI abu2 terang orde I
• TO sumbu 2 (-) dan (+)
2.4.4 OLIVIN
• Abu2 agak kehijauan-transparan
• Relief tinggi
• Bentuk poligonal/prismatik
• Pecahan tak beraturan, tanpa belahan
• WI orde II
• Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin
2.4.5 KLINO PIROKSEN (AUGIT, DIOPSID)
• Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan 1arah, sayatan tegak lurus c
belahan 2 arah 90o
• Gelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44o
• TO (+) sb2
2.4.6 ORTOPIROKSEN (ENSTANTIN, HIPERSTEN)
• Sifat optik sama dengan klinopiroksen
• Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)
• TO sumbu 2 (-) àhipersten (+) à enstatit
2.4.7 HORNBLENDE
• Warna kehijauan/kecoklatan,
• relief tinggi,
• pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),
• belahan 1 arah atau 2 arah 120o,
• bentuk prismatik (biasanya memanjang),
• gelapan miring 12-30o
2.4.8 BIOTIT
• Warna coklat, kemerahan, kehitaman
• Bentuk berlembar
• Pleokroisme kuat
• Gelapan sejajar
2.4.9 MUSCOVIT
• Bentuk dan sifat optik lain mirip biotit, warna colorless
2.4.10 KALSIT
• Colorless
• Belahan sempurna tiga arah
• Biasganda sangat tinggi
• TO I (-)
2.4.11 TREMOLIT – AKTINOLIT
• Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah,
gelapan miring 10-20o
• Untuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan sudut gelapan 4-6o
=glaukofan
http://tommy-steven.blogspot.com/2010/05/artikel-ini-saya-sediain-cuma2-untuk.html

More Related Content

What's hot

Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiLaporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiSylvester Saragih
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartarieshi
 
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogilaporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogiFridolin bin stefanus
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIYogiShidiq
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanMirzha Rihadini
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdfPT Antam Tbk
 
Resume Kristal dan Kristalografi I
Resume Kristal dan Kristalografi IResume Kristal dan Kristalografi I
Resume Kristal dan Kristalografi IAdit Kurniawan
 
Resume kristal dan kristalografi ii
Resume kristal dan kristalografi iiResume kristal dan kristalografi ii
Resume kristal dan kristalografi iiAdit Kurniawan
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogihariia
 
Presentation tugas mpg
Presentation tugas mpgPresentation tugas mpg
Presentation tugas mpgAsep Rahmat
 

What's hot (17)

Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiLaporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
 
Mineral dan Batuan
Mineral dan Batuan Mineral dan Batuan
Mineral dan Batuan
 
sistem kristal triklin
sistem kristal triklinsistem kristal triklin
sistem kristal triklin
 
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwartLaporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
Laporan makalah kristal_mineral_-_sifat_fisik_mineral_-_johan_edwart
 
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogilaporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
 
Makalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGIMakalah mineral dan batuan YOGI
Makalah mineral dan batuan YOGI
 
Sistem trigonal
Sistem trigonal Sistem trigonal
Sistem trigonal
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
Resume Kristal dan Kristalografi I
Resume Kristal dan Kristalografi IResume Kristal dan Kristalografi I
Resume Kristal dan Kristalografi I
 
tugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisiktugas praktikum geologi fisik
tugas praktikum geologi fisik
 
Presentasi no 2 7_mineral pembentuk batuan
Presentasi no 2 7_mineral pembentuk batuanPresentasi no 2 7_mineral pembentuk batuan
Presentasi no 2 7_mineral pembentuk batuan
 
Komposisi mineral
Komposisi mineralKomposisi mineral
Komposisi mineral
 
Batuan dan mineral
Batuan dan mineralBatuan dan mineral
Batuan dan mineral
 
Resume kristal dan kristalografi ii
Resume kristal dan kristalografi iiResume kristal dan kristalografi ii
Resume kristal dan kristalografi ii
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
 
Presentation tugas mpg
Presentation tugas mpgPresentation tugas mpg
Presentation tugas mpg
 

Similar to Minop 3

Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiAlbum mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
 
Polarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan gandaPolarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan ganda23398
 
Po 1 kebumian alc indonesia [www.defantri.com]
Po 1 kebumian   alc indonesia [www.defantri.com]Po 1 kebumian   alc indonesia [www.defantri.com]
Po 1 kebumian alc indonesia [www.defantri.com]SyafiunNuha2
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02exson Prakoso
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoRetno AppleLienna
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanALAM SEKITAR
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdfSiti Masula Uul
 
Fisika (polarisasi)
Fisika (polarisasi)Fisika (polarisasi)
Fisika (polarisasi)ascaamru
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Dika Wahyu Suryadi
 
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13Hisbulloh Huda
 
klasifikasi_materi kompok 4_ppt.ppt
klasifikasi_materi kompok 4_ppt.pptklasifikasi_materi kompok 4_ppt.ppt
klasifikasi_materi kompok 4_ppt.pptMuhammadSetiaAgungPr
 

Similar to Minop 3 (20)

Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiAlbum mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
 
Minop 2
Minop 2Minop 2
Minop 2
 
Polarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan gandaPolarisasi karena pembiasan ganda
Polarisasi karena pembiasan ganda
 
Po 1 kebumian alc indonesia [www.defantri.com]
Po 1 kebumian   alc indonesia [www.defantri.com]Po 1 kebumian   alc indonesia [www.defantri.com]
Po 1 kebumian alc indonesia [www.defantri.com]
 
Polarisasi (Fisika)
Polarisasi (Fisika)Polarisasi (Fisika)
Polarisasi (Fisika)
 
Sistem trigonal
Sistem trigonal Sistem trigonal
Sistem trigonal
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
Fisika gelombang
Fisika gelombangFisika gelombang
Fisika gelombang
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf1 mineral-dan-batuan-1-pdf
1 mineral-dan-batuan-1-pdf
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Fisika (polarisasi)
Fisika (polarisasi)Fisika (polarisasi)
Fisika (polarisasi)
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)
 
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
PUBLIKASI Bks BAB CAHAYA KELAS 8 K 13
 
Bks
BksBks
Bks
 
klasifikasi_materi kompok 4_ppt.ppt
klasifikasi_materi kompok 4_ppt.pptklasifikasi_materi kompok 4_ppt.ppt
klasifikasi_materi kompok 4_ppt.ppt
 
Biooptik fisika
Biooptik fisikaBiooptik fisika
Biooptik fisika
 
Tambahan 1
Tambahan 1Tambahan 1
Tambahan 1
 

Recently uploaded

ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompeteIwanBasinu1
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf114210034
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASMuhammadFiqi8
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierbudi194705
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 

Recently uploaded (20)

ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 

Minop 3

  • 1. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sifat- sifat optik dari mineral - mineral Sifat – sifat optik dari minera dapat diamati dengan menggunakan mikroskop dengan metode tanpa nikol (nikol sejajar) maupun dengan nikol (nikol bersilang) 2.2 Pengamatan Tanpa Nikol (Nikol Sejajar) Sifat-sifat optik yang dapat diamati adalah ketembusan cahaya, inklusi, ukuran, bentuk, belahan dan pecahan, indeks bias dan relief, warna, dan pleokroisme. 2.2.1 Ketembusan Cahaya Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu mineral yang tembus cahaya/transparent dan mineral tidak tembus cahaya /mineral opak/mineral kedap cahaya. Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai butiran yang gelap/hitam. Mineral jenis ini tidak dapat dideskripsikan dengan mikroskop polarisasi, dan dapat dipelajari lebih lanjut dengan mikroskop pantulan. Mineral tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu mineral berwarna dan mineral tidak berwarna. 2.2.2 Inklusi Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian material asing yang terkumpul pada permukaan bidang pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya menjadi bagian dari kristal tersebut. Material tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari mineral yang berbeda jenisnya, atau berupa kotoran/impurities pada magma, dapat juga berupa fluida baik cairan ataupun gas. Kungkungan dapat dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila terdapat perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang mengungkungnya, misalnya pada ketembusannya, relief maupun perbedaan warna. Bidang batas antara inklusi dengan mineral yang mengungkungnya dapat bersifat seperti batas bidang kristal biasa. 2.2.3 Ukuran mineral Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau cm dan sebagainya. Pengukuran lebar dan panjang atau diameter mineral dapat dilakukan dengan bantuan lensa okuler yang berskala. 2.2.4 Bentuk mineral Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau mengamati bidang batas/garis batas mineral tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara bebas di dalam media cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut terhalang oleh butir-butir mineral yang tumbuh di sekitarnya, hal ini akan memberikan kenampakan bidang batas yang relatif berbeda. Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya♣ sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai bentuk euhedral (gambar a).
  • 2. Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya♣ sebagian bidang kristalnya sendiri maka kristal disebut mempunyai bentuk subhedral (gambar b). Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh♣ bidang kristalnya sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai bentuk anhedral (gambar c). Parameter lain untuk menyatakan bentuk adalah jumlah dan perbandingan panjang bidang- bidang batas kristal, terutama untuk kristal-kristal yang euhedral. Istilah yang sering digunakan antara lain: prismatik, tabular, granular, lathlike, fibrous, foliated, radiated, dan sebagainya. Untuk kristal yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh kristal yang lain atau juga terhalang magma yang kental, sering menghasilkan bentuk “incipient crystals”. 2.2.5 Belahan Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-garis yang teratur sepanjang bidang belahannya, di mana kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada. Dalam hal tertentu sebaiknya orientasi belahan inii ditentukan kedudukannya terhadap sumbu kristalnya. Belahan merupakan sifat fisikyang tetap pada satu jenis mineral yang menunjukkan sifat khas dari struktur atom di dalamnya. • Belahan satu arah Beberapa mineral dicirikan oleh adanya belahan pada satu arah saja, misalnya pada semua mineral mika. Bidang-bidang belahan akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan yang lain pada sayatan yang dipotong miring atau sejajar terhadap sumbu kristal atau memotong arah bidang belahan. Sedangkan sayatan yang tegaklurus sumbu kristal atau sejajar bidang belahan, maka belahan tidak akan nampak sama sekali.
  • 3. • Pecahan Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol oleh struktur atom seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang khas antara lain pecahan seperti gelas (subconchoidal fracture) pada kuarsa, pecahan memotong pada olivin, ortopiroksen dan nefelin. • Indeks Bias dan Relief Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke dalam media yang lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut mengalami pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut. Semakin besar perbedaan harga indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas bidang batas natara keduanya. Sebaliknya semakin kecil perbedaan harga indeks bias, maka kenampakan bidang batas antar mineral akan semakin kabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop, maka sayatan mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan media balsam kanada yang mempunyai relief nol (sebagai standar) dengan n = 1.537. • Warna dan pleokroisme Warna yang tampak pada mikroskop polarisasi adalah warna yang dihasilkan oleh oleh sifat cahaya yang bergetar searah dengan arah polarisator. Pada mineral yang bersifat isotropik hanya terdapat satu warna saja yang tidak berubah sama sekali walaupun meja objek diputar, sedangkan pada mineral yang bersifat anisotropik, dapat terjadi dua atau tiga warna yang berbeda tergantung pada arah sayatan mana yang diamati. 2.3 Pengamatan Dengan Nikol (Nikol Bersilang) Pengamatan ortoskopik nikol bersilang (crossed polarized light) dimaksudkan bahwa dalam pengamatannya digunakan analisator bersilangan dengan polarisator (sinar diserap dalam dua arah yang saling tegak lurus). Sifat yang dapat diamati adalah sifat optik yang berhubungan dengan kedudukan dan jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati antara lain warna interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta kembaran. 2.3.1 Warna Interferensi Warna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting, namun penjelasannya cukup rumit, sehingga kita harus memahami konsep dasarnya secara bertahap. Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar polarisator inilah, komponen sinar
  • 4. lambat dan cepat tidak diserap oleh analisator, sehingga dapat diteruskan hingga mata pengamat. Karena perbedaan kecepatan rambat sinar cepat dan lambat inilah, maka terjadi yang disebut sebagai beda fase atau retardasi. Semakin besar selisih indeks bias, semakin besar beda fase/retardasinya. Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek yang terdapat sayatan mineral hingga diperoleh terang maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel interferensi Michel – Levy Chart. 2.3.2 Tanda rentang optik Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan antara sumbu kristalografi (terutama arah memanjangnya kristal) dengan sumbu sinar cepat (x) dan lambat (z). Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar mana (x atau z) yang kedudukannya berimpit atau dekat (menyudut lancip) dengan sumbu panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya dimiliki oleh mineral yang memiliki belahan satu arah atau arah memanjangnya mineral (sumbu c). Jenis tanda rentang optik yaitu : - Length slow (+) = sumbu c berimpit /menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat (sumbu z). Keadaan ini dinamakan Addisi yaitu penambahan orde warna interferensi pada saat kompensator digunakan. - Length fast (-) = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan arah getar sinar cepat (sumbu x). Keadaan ini dinamakan Substraksi yaitu pengurangan orde warna interferensi pada saat kompensator digunakan. Penentuan tanda rentang optik dilakukan dengan pengamatan nikol bersilang dengan menggunakan kompensator (keping gips/baji kuarsa). 2.3.3 Kembaran Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dua atau lebih kristal intergrown dapat terbentuk secara simetri. Simetri intergrown inilah yang dikenal sebagai kembaran. Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena kedudukan kisi pada dua lembar kembaran yang berdampingan saling berlawanan, sehingga kedudukan gelapan dan warna interferensi maksimalnya berlainan. Secara genesa, kembaran dapat terbentuk dalam tiga proses yang berbeda yaitu kembaran tumbuh, transformasi, dan deformasi
  • 5. 2.3.4 Gelapan dan kedudukan gelapan Pada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana mineral gelap maksimal) dapat terjadi karena tidak ada cahaya yang diteruskan oleh analisator hingga mata pengamat. Pada zat anisotropik syarat terjadinya gelapan adalah kedudukan sumbu sinar berimpit dengan arah getar polarisator dan/atau analisator. Sumbu sinar = sinar cepat (x) dan sinar lambat (z). Sehingga dalam putaran 360o akan ada empat kedudukan gelapan. Sebaliknya kedudukan terang maksimal (warna interferensi maksimal) terjadi pada saat sumbu sinar membuat sudut 45o terhadap arah getar PP dan AA. 1. Gelapan sejajar/paralel Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) sejajar dengan arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik berimpit dengan sumbu kristalografi. 2. Gelapan miring Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi 3. Gelapan bergelombang Terjadi pada mineral yang mengalami tegangan/distorsi sehingga orientasi sebagian kisi kristal mengalami perubahan berangsur, dan kedudukan gelapan masing2 bagian agak berbeda. 4. Gelapan bintik/mottled extinction Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal ini terjadi karena perubahan orientasi kisi kristal secara lokal, sehingga tidak seluruh bagian kristal sumbu sinarnya berorientasi sama. 2.4 Sifat Optik Mineral 2.4.1 Kuarsa • Colorless, relief rendah • Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral • Tidak punya belahan • Gelapan bergelombang • Warna interferensi abu2 orde1 • TO sumbu I (+) 2.4.2 ORTOKLAS • Colorles tapi agak keruh, relief rendah • Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad • WI abu2 terang orde I • TO sumbu 2 (-)
  • 6. 2.4.3 PLAGIOKLAS • Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang • kembaran albit atau carlsbad-albit • WI abu2 terang orde I • TO sumbu 2 (-) dan (+) 2.4.4 OLIVIN • Abu2 agak kehijauan-transparan • Relief tinggi • Bentuk poligonal/prismatik • Pecahan tak beraturan, tanpa belahan • WI orde II • Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin 2.4.5 KLINO PIROKSEN (AUGIT, DIOPSID) • Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan 1arah, sayatan tegak lurus c belahan 2 arah 90o • Gelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44o • TO (+) sb2 2.4.6 ORTOPIROKSEN (ENSTANTIN, HIPERSTEN) • Sifat optik sama dengan klinopiroksen • Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring) • TO sumbu 2 (-) àhipersten (+) à enstatit 2.4.7 HORNBLENDE • Warna kehijauan/kecoklatan, • relief tinggi, • pleokroisme kuat (dikroik/trikroik), • belahan 1 arah atau 2 arah 120o, • bentuk prismatik (biasanya memanjang), • gelapan miring 12-30o 2.4.8 BIOTIT • Warna coklat, kemerahan, kehitaman • Bentuk berlembar • Pleokroisme kuat • Gelapan sejajar 2.4.9 MUSCOVIT • Bentuk dan sifat optik lain mirip biotit, warna colorless
  • 7. 2.4.10 KALSIT • Colorless • Belahan sempurna tiga arah • Biasganda sangat tinggi • TO I (-) 2.4.11 TREMOLIT – AKTINOLIT • Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah, gelapan miring 10-20o • Untuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan sudut gelapan 4-6o =glaukofan http://tommy-steven.blogspot.com/2010/05/artikel-ini-saya-sediain-cuma2-untuk.html