1. MAKALAH
ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN
UKHUWAH ISLAM 1
(PERSAUDARAAN MUSLIM & SESAMA MANUSIA)
Oleh :
IMAM BUDIYANTO (16525099)
GEMILANG ELSA PRINANDA (16525075)
REZA YUDI SETIAWAN (16525091)
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2018
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Salam
bersumber langsung dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Islam hadir dalam
kehidupan manusia sebagai solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi
dalam kehidupan manusia di dunia. Bentuk kasih sayang Allah Subhanahu wa
ta’ala terhadap makhluknya, menjadikan mereka bersaudara dan mengenal satu
sama lainya. Ukhuwah Islamiyah hadir menjadi solusi mengatasi kesenjangan
perbedaan antara setiap makhluknya dan menjadikan mereka bersaudara
khususnya muslim sendiri agar menjadi Insan yang Rahmatan lil ‘Alamin.
Dalam sejarah Islam, ajaran ukhuwah diterapkan dengan sangat berhasil oleh
Rasulullah SAW mulai membangun masyarakat Islam di Madinah. Pada masa itu
umat Islam sudah tampak bermacam-macam suku atau kaum, yaitu kaum
muhajirin dan kaum anshar. Oleh karena itu untuk merekatkan hubungan satu
sama lainnya, Rasulullah SAW mempersaudarakan beberapa kaum muhajirin
dengan Anshar sehingga lambat lalun tercipta ukhuwah islamiah dikalangan
umat Islam Madinah.
Untuk mewujudkan ukhuwah Islamiah, para pemipin Islam, ulama, tokoh
masyarakat, dan para cendikiawan hendaknya mempunyai kesamaan visi dalam
tiga hal, yaitu wawasan keagamaan, wawasan kemsyarakatan, dan wawasan
universal.
Kesamaan wawasan keagamaan adalah persamaan wawasan bahwa agama
Islam adalah agama Allah SWT yang dibawa Rasulullah SAW dan disampaikan
kepada umat dalam wujud Al-Qur‟an dan Sunnah, yang harus dipahami melalui
akidah, metode, dan jalur tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan menurut
Syar’i (pembuat syariat/Allah SWT).
Kesamaan wawasan kemasyarakatan adalah kesamaan wawasan bahwa
Islam mengakui adanya kelompok manusia, bangsa, suku bangsa, kabilah, dan
3. sebagainya. Satu sama lain harus saling mengenal dan mengakui eksistensi
masing-masing.
Kesamaan wawasan universal adalah kesamaan bahwa umat Islam di seluruh
dunia, walaupun berbeda bangsa dan negaranya, adalah bersaudara sebagai umat
yang satu. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur‟an
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ukhuwah Islamiyah
2. Dasar Ajaran Ukhuwah Islam
3. Tujuan Ukhuwah Islamiyah
4. Macam – macam Ukhuwah Islamiyah
5. Tingkatan Ukhuwah
1.3 Manfaat dan Tujuan Penulisan
Adapun manfaat dan tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan kewajiban sebagai seorang muslim untuk mempelajari ilmu
agama.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang ilmu agama khususnya Ukhuwah
Persaudaraan Muslim dan Sesama Manusia
3. Mengetahui dasar-dasar dalam berukhuwah yang baik terhadap sesama
muslim dan sesama manusia.
4. Mengetahui hubungan Ukhuwah Islamiyah dengan Islam sebagai
Rahmatan Lil ‘Alamin.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ukhuwah Islamiyah
Dari segi bahasa, kata ukhuwah berasal dari kata dasar akhun (ُخَا ). Kata
akhun ( ُخَا ) ini dapat berarti saudara kandung/seketurunan atau dapat juga berarti
kawan. Bentuk jamaknya ada dua, yaitu ikhwat untuk yang berarti saudara
kandung dan ikhwan untuk yang berarti kawan.1
Dari pembahasan diatas
ukhuwah bisa diartikan sebagai “persaudaraan”.
Sedangkan ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai
“persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti
memperhatikan. Makna asal kata ini memberi kesan bahwa persaudaraan
mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang bersaudara.
Salah satu ajaran Islam mengenai konsep persaudaraan disebut ukhuwah.
Kata ukhuwah berasal dari bahasa Arab dengan bentuk masdar (kata dasar) akhu
yang berarti saudara, termasuk didalamnya sekandung, seayah, seibu atau
sesusuan. Dalam penggunaannya, kata ukhuwah selalu digabungkan dengan kata
islamiah sehingga menjadi ukhuwah islamiah. Maksudnya untuk memperjelas
pengertiannya bahwa persaudaraan yang dibangun adalah berdasarkan prinsip
Islam.2
Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan di
antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian
berkembang dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai setiap persamaan dan
keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu bapak,
atau keduanya maupun dari segi persusuan secara majazi kata ukhuwah
(persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama,
profesi dan perasaan. Dalam kamus-kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata
1
Louis Ma‟luf al Yasui, Kamus al Munjid fi al Lughah wa al A’lam, (Beirut: Dar al Masyriq, Cet. XXVIII,
1986), hal. 5.
2
Ensiklopedi Islam 7, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 2005), hal. 152
5. akh yang membentuk kata ukhuwwah digunakan juga dengan arti teman akrab
atau sahabat.3
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Ukhuwah Islamiah adalah ikatan
kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan kelembutan, cinta
dan sikap hormat kepada setiap orang yang sama-sama diikat dengan akidah
Islamiah, iman dan takwa.4
Ukhuwah Islamiah merupakan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan
hati semua umat Islam, walaupun tanah tumpah darah mereka berjauhan, bahasa
dan bangsa mereka berbeda, sehingga setiap individu di umat Islam senantiasa
terikat antara satu sama lainnya, membentuk suatu bangunan umat yang kokoh.5
2.2 Dasar Ajaran Ukhuwah Islam
Ajaran ukhuwah dalam Islam bermakna suatu ikatan persaudaraan antara
dua orang atau lebih berdasarkan keimanan yang sama, kesepakatan atas
pemahaman serta pembelaan kepada Islam sebagai agama yang diridhai Allah
SWT.
Perintah mewujudkan dan menjaga ukhuwwah Allah disebutkan di ayat QS
Al-Hujurat ke-10:
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”
3
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 486.
4
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990),
hal.5.
5
Musthafa Al Qudhat, Mabda’ul Ukhuwah fil Islam, terj. Fathur Suhardi, Prinsip Ukhuwah dalam
Islam, (Solo: Hazanah Ilmu, 1994), hal. 14
6. Sumber dari: http://wahdah.or.id/tadabbur-ayat-ayat-persaudaraan-dari-surat-al-
hujurat/.
Berikutnya di ayat ke-13 Allah ingatkan lagi tentang pentingnya
persaudaraan.
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Sumber dari: http://wahdah.or.id/tadabbur-ayat-ayat-persaudaraan-dari-surat-al-
hujurat/(QS Al-Hujurat: 13)
Ukhuwah Islamiah juga mempunyai dasar firman-firman Allah Swt dan juga
sabda Rasulullah Muhammad saw. Dalam al-Quran kata akh (saudara) dalam
bentuk tunggal ditemukan sebanyak 52 kali.6
Kata ini dapat berarti :
1. Saudara kandung atau seketurunan, seperti pada ayat yang berbicara tentang
kewarisan, atau keharaman mengawini orang-orang tertentu, misalnya:
Artinya : “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu
yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, Saudara-saudara
bapakmu yang perempuan; Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-
anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki.(QS. An-Nisa‟: 23)”
6
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran..., hal.487
7. 2. Saudara yang dijalin dengan iktan keluarga, seperti bunyi doa Nabi Musa a.s
yang diabadikan dalam Al Qur‟an:
Artinya : Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu)
Harun, saudaraku, (QS. Thaha: 29-30).
3. Saudara dalam arti sebangsa, walaupun tidak seagama, seperti dalam
firmannya:
Artinya : Dan (Kami Telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka,
Hud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain dari-Nya. Maka Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"
(QS. Al A‟raf: 65)
4. Saudara semasyarakat walaupun berselisih paham
Artinya : Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan
ekor kambing betina dan Aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata:
"Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan Aku dalam
perdebatan". (QS. Shaad: 23).
8. 5. Persaudaraan seagama
Artinya : “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.(QS. Al Hujarat: 10).
2.3 Tujuan Ukhuwah Islamiyah
Islam yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Salam
bersumber langsung dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Islam sendiri hadir dalam
kehidupan manusia sebagai solusi untuk mengatasi berbagai masalah dalam
kehidupan manusia di dunia. Bentuk kasih sayang Allah Subhanahu wa ta’ala
terhadap makhluknya, menjadikan mereka bersaudara dan mengenal satu sama
lainya. Ukhuwah Islamiyah hadir menjadi solusi mengatasi kesenjangan
perbedaan antara setiap makhluknya dan menjadikan mereka bersaudara
khususnya muslim sendiri agar menjadi Insan yang Rahmatan lil ‘Alamin.
Dengan demikian maka akan terjadinya kerukunan dan keamanan tanpa adanya
pertentangan maupun peperangan.
Adapun akhlak sesama muslim yang diajarkan oleh syariat Islam secara garis
besarnya menurut K.H Abdullah Salim sebagai berikut:7
a) Menghubungkan tali persaudaraan
b) Saling tolong menolong
c) Membina persatuan
d) Waspada dan menjga keselamatan bersama
e) Berlomba mencapai kebaikan
f) Bersikap adil
7
Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Media Dakwah,
1994), hal. 123-153.
9. g) Tidak boleh mencela dan menghina
h) Tidak boleh menuduh dengan tuduhan fasik atau kafir
i) Tidak boleh bermarahan
j) Memenuhin janji
k) Saling memberi salam
l) Menjawab bersin
m) Melayat mereka yang sakit
n) Menyelenggarakan pemakaman jenazah
o) Membebaskan diri dari suatu sampah
p) Tidak bersikap iri dan dengki
q) Melindungi keselamatan jiwa dan harta
r) Tidak boleh bersikap sombong
s) Bersifat pemaaf
Sifat-sifat dan akhlak yang harus dipeliharan untuk membina persaudaraan
dan perdahabatan juga unutk memelihara persatuan ukhuwah Islamiah.
2.4 Macam – macam Ukhuwah Islamiyah
1. Ukhuwah Ubudiyah
Ukhuwah Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan kesetundukan kepada
Allah yaitu bahwa seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki
persamaan.8
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Adz Dzariyat ayat 56:
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”
8
Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Media Dakwah,
1994), hal. 123-153.
10. 2. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah Insaniyah atau saudara sekemanusiaan adalah dalam arti seluruh
manusia adalah bersaudara. Karena mereka semua bersumber dari ayah ibu
yang satu yaitu Adam dan Hawa. Hal ini berarti bahwa manusia itu diciptakan
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. (Q.S. Al Hujurat : 13).
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Sumber dari: http://wahdah.or.id/tadabbur-ayat-ayat-persaudaraan-dari-surat-
al-hujurat/(QS Al-Hujurat: 13)
3. Ukhuwah Wathaniyah Wa Nasab
Ukhuwah Wathaniyah Wa Nasab yaitu persaudaraan dalam kebangsaan dan
keturunan. Ayat-ayat macam ini banyak dan hampir mendominasi semua
ukhuwah. Sebagaimana dikemukakan oleh Quraish Shihab tentang macam-
macam makna akh (saudara) dalam al-Quran yaitu dapat berarti :
a) Saudara kandung atau saudara seketurunan, seperti ayat yang berbicara
tentang warisan atau keharaman menikahi orang-orang tertentu.
b) Saudara yang dijalin oleh ikatan keluarga
c) Saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama.
d) Saudara semasyarakat walaupun berselisih paham.
11. e) Saudara seagama.9
Sebenarnya jika dilihat lebih jauh saudara seketurunan dan saudara sebangsa
ini merupakan pengkhususan dari persaudaraan kemanusiaan. Lingkup
persaudaraan ini dibatasi oleh suatu wilayah tertentu. Baik itu berupa
keturunan, masyarakat ataupun oleh suatu bangsa atau negara.
4. Ukhuwah fi Din al Islam
Ukhuwah fi Din al Islam adalah persaudaraan antar sesama muslim. Lebih
tegasnya bahwa antar sesama muslim menurut ajaran Islam adalah saudara.
Sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hujurat ayat 10 :
Artinya : “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Konsep ukhuwah fi Din al Islam merupakan suatu realitas dan bukti nyata
adanya persaudaraan yang hakiki, karena semakin banyak persamaan maka
semakin kokoh pula persaudaraan, persamaan rasa dan cita. Hal ini
merupakan faktor dominan yang mengawali persaudaraan yang hakiki yaitu
persaudaraan antar sesama muslim. Dan iman sebagai ikatannya. Implikasi
lebih lanjut adalah dalam solidaritas sosialnya bukan hanya konsep take and
give saja yang bicara tetapi sampai pada taraf merasakan derita saudaranya.
2.5 Tingkatan Ukhuwah
Persaudaraan Islam yang dijalin oleh Allah SWT merupakan ikatan terkuat
yang tiada tandingannya. Perpecahan dikalangan umat dewasa ini terjadi
disebabkan mereka tidak memenuhi persyaratan ukhuwah, yaitu kurangnya
9
Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran..., hal. 487-488
12. mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah yang bersungguh-sungguh.
Allah SWT berfirman, ketaatan beribadah dan ketakwaan sebagai solusi dari
perpecahan umat.
Oleh karena itu untuk mencapai nikmatnya ukhuwah, perlu kita ketahui
beberapa proses terbentuknya ukhuwah islamiyah antara lain ada 5 :
1. Ta’aruf (Saling Mengenal)
Tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih
mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan
fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah
laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke
pengenalan pemikiran(Fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog,
pandangan terhadap suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang
dikagumi/diikuti. Dan pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan
(Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter,
emosi, dan tingkah laku. Seperti kalau kita kenalan dengan orang pertama
kalinya, kita tanya alamat, no HP, dsb.
2. Tafahum (Saling Memahami)
Proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami
kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di
sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita
bersamanya, dsb.
3. Ta’awun (Saling Menolong)
Tingkatan ini lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan
hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan
amal (saling Bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah
kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh
berinteraksi dan butuh bantuan org lain.
4. Takaful (Saling Menanggung)
Pada tahapan ini adanya rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika
ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan
13. menyelesaikan masalahnya tersebut. Contoh mudah nya, ketika teman kita
belum mampu membayar SPP bulan ini, maka kita menanggung biaya nya
tersebut, dsb.
5. Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri)
Dalam hal ini Itsar adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Tingkatan
iman nya para sahabat. Banyak hadist yang menunjukkan itsar ini. Seperti
ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat kehausan. Kebetulan
ia hanya tinggal mempunyai 1 kali jatah air untuk minum. Saat akan
meminum nya, terdengar rintihan sahabat lain yang kehausan. Maka air
tersebut ia berikan kepada sahabat yg kehausan itu. Saat mau meminumnya
terdengar sahabat lain lagi yang merintih kehausan. Kemudian ia berikan air
tersebut kepada sahabat itu. Begitu seterusnya sampai air tersebut kembali
kepada si pemilik air pertama tadi dan pada akhirnya semua mati syahid.
2.6 Hubungan Ukhuwah Islamiyah dengan Islam sebagai Rahmatan Lil
‘Alamin.
Islam adalah agama yang diturunkan Tuhan untuk menjadi rahmat bagi alam
semestanya. Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar dalam teks-teks
Islam, baik Alquran maupun hadis.
Al-quran, sumber Islam paling otoritatif, menyebutkan misi kerahmatan ini,
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai
rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107) sumber dari :
https://muslim.or.id/1800-islam-rahmatan-lil-alamin.html
Ibnu Abbas, ahli tafsir awal, mengatakan bahwa kerahmatan Allah meliputi
orang-orang Mukmin dan orang kafir. Alquran juga menegaskan, rahmat Tuhan
meliputi segala hal
14. Artinya : “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat Kami”.(QS: Al-Araaf-156)
sumber dari : https://risalahmuslim.id/quran/al-araaf/7-156/
Karena itu, para ahli tafsir sepakat bahwa rahmat Allah mencakup orang-orang
Mukmin dan orang-orang kafir, orang baik (al-birr) dan yang jahat (al-fajir), serta
semua makhluk Allah.
Fungsi kerahmatan ini dielaborasi oleh Rasulullah –shallallâhu ‘alayhi wa
sallam- untuk menyempurnakan akhlak yang mulia:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Akhlak luhur adalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan, seperti kejujuran,
keadilan, menghormati, dan menyanyangi orang lain dan sebagainya. Sementara
itu, kekerasan, kesombongan, dan kezaliman adalah berlawanan secara diametral
dengan akhlakul karimah .
Dalam konteks Islam rahmatan lil'alamin , Islam telah mengatur tata
hubungan menyangkut aspek teologis, ritual, sosial, dan humanitas. Dalam segi
teologis, Islam memberi rumusan tegas yang harus diyakini oleh setiap
pemeluknya. Namun, hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa non-
15. Muslim memeluk Islam (la ikraha fi al-din). Begitu halnya dalam tataran ritual
yang memang sudah ditentukan operasionalnya dalam Alquran dan hadis.
Namun, dalam konteks sosial, Islam sesungguhnya hanya berbicara mengenai
ketentuan-ketentuan dasar atau pilar-pilarnya saja, yang penerjemahan
operasionalnya secara detail dan komprehensif tergantung pada kesepakatan dan
pemahaman masing-masing komunitas, yang tentu memiliki keunikan
berdasarkan keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.
Dalam konteks ini juga, Rais Am PBNU tahun 80-an, KH Ahmad Siddiq,
selalu mengembangkan nilai-nilai humanisme dan nasionalisme yang memiliki
tiga komponen substansi Islam. Pertama, ukhuwah basyariyah atau insaniyah
(persaudaraan antarmanusia). Islam menganggap bahwa seluruh umat manusia,
tanpa harus membedakan suku, ras, warna kulit, bahkan agama, adalah saudara
yang harus dilindungi dan saling melindungi. Islam mengharamkan
penganiayaan terhadap orang lain di luar Islam dan meniscayakan hormat-
menghormati dan sifat toleransi.
Kedua, ukhwah wathaniyah (persaudaraan antarbangsa). Kerja sama
antarbangsa mesti dijalin sebaik mungkin dalam rangka menuju perdamaian dan
kesejahteraan dunia. Hubungan bangsa-bangsa ini tanpa membedakan latar
belakang agama bangsa tersebut. Demarkasi kultural, teologis, dan struktural,
pada wilayah ini musti didialogkan dan diupayakan pola relasi saling
menguntungkan satu dan lainnya. Ketiga, ukhuwah Islamiyah (persaudaraan
antarumat Islam). Sejarah peradaban Islam diwarnai oleh perbedaan corak
pandang keberagamaan, baik domain teologi, hukum, maupun spiritualitas.
Ketiga macam ukhuwah ini harus diwujudkan secara berimbang menurut
porsinya masing-masing. Satu dengan lainnya tidak boleh dipertentangkan.
Melalui tiga dimensi ukhuwah inilah, Islam rahmatan lil 'alamin (pemberi
rahmat alam semesta) akan terealisasi. Sebab, ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah
wathaniyah merupakan landasan dan hal yang fundamental bagi
terwujudnya ukhuwah insaniyah .
16. Oleh karena itu, baik sebagai umat Islam maupun bangsa Indonesia, kita harus
memerhatikan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniyah, dan ukhuwah
wathaniyah secara serius, saksama, dan penuh kejernihan. Dalam hidup
bertetangga dengan orang lain, bukan famili, bahkan non-Muslim atau non-
Indonesia, kita diwajibkan berukhuwah dan memuliakan mereka dalam arti kerja
sama yang baik selama mereka tidak menginjak dan menyakiti atau mengajak
perang.
Pada akhirnya, memahami substansi ajaran Islam yang rahmatan lil a'lamin
dengan niat menemukan kebenaran dan persinggungan rabbani (ketuhanan)
mutlak dilakukan dengan saling membuka diri dan membuka hati agar tidak
salah tafsir dalam memahami ajaran Islam dari berbagai perspektif.
17. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penting untuk menjaga persaudaraan dalam berkehidupan di dunia ini, telah
ditulis dalam QS Al-Hujurat: 13 :
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Sumber dari: http://wahdah.or.id/tadabbur-ayat-ayat-persaudaraan-dari-surat-al-
hujurat/(QS Al-Hujurat: 13)
1. Ukhuwah berasal dari kata “akhun” yang berarti berserikat atau
bersaudaraan. Ukhuwah Islamiyah dapat diartikan sebagai persaudaraan
yang bersifat islami dan diajarkan oleh islam. Di dalam Al-Quran
memperkenalkan paling tidak 4 bentuk-bentuk ukhuwah Islamiyah :
a) Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara antar sesama manusia dan
ketundukan kepada Allah SWT.
b) Ukhuwah Insaniyah atau persaudaraan antar sesama manusia
c) Ukhuwah Wathaniyah atau persaudaraan dalam keturunan
d) Ukhuwah Fiddin Al-Islam atau persaudaraan antar sesama umat
muslim
18. 2. Ukhuwah Islamiyah datang sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang
ada dalam kehidupan manusia, demikian kami simpulan dalam bentuk
MAP tabel :
NO STATUS UKHUWAH
MUSLIM
UKHUWAH
INSANIYAH
1 Problem Akut Merasa paling benar Kekerasan, tidak ada
toleransi, individualis
2 Solusi Kembali ke Al-Qur’an
dan Hadist
Kepedulian,
Komunikasi, Dialog,
Kerjasama.
3 Kata Kunci Kesadaran sebagai
satu tubuh/bangunan
Nilai kemanusiaan,
Kesamaan dalam
perjanjian.
4 Link Kesadaran Ukhuwah
dibangun diatas Tali
Ukhuwah
Mencari kesamaan
bukan perbedaan,
Kepedulian, Dialog
3. Tingkatan dalam ber-Ukhuwah ada 5 tingkatan :
a) Ta’aruf (Saling Mengenal)
b) Tafahum (Saling Memahami)
c) Ta’awun (Saling Menolong)
d) Takaful (Saling Menanggung)
e) Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri)
Dengan kita mengetahui tingkatan ukhuwah sendiri maka kita akan lebih
terpicu untuk berbuat lebih baik lagi dan menaati apa yang Baginda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Salam ajarkan.
19. DAFTAR PUSTAKA
1. Louis Ma‟luf al Yasui. Kamus al Munjid fi al Lughah wa al A’lam. (Beirut:
Dar al Masyriq, Cet. XXVIII, 1986). hal. 5.
2. Ensiklopedi Islam 7. (Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 2005). hal. 152
3. M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. (Bandung: Mizan, 1998). hal. 486.
4. Abdullah Nashih Ulwan. Pendidikan Anak Menurut Islam. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1990), hal.5.
5. Musthafa Al Qudhat, Mabda’ul Ukhuwah fil Islam, terj. Fathur Suhardi.
Prinsip Ukhuwah dalam Islam, (Solo: Hazanah Ilmu, 1994), hal. 14
6. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran..., hal.487
7. Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat,
(Jakarta: Media Dakwah, 1994). hal. 123-153.
8. Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah Tangga dan Masyarakat,
(Jakarta: Media Dakwah, 1994). hal. 123-153.
9. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran..., hal. 487-488