Era reformasi merupakan masa perubahan besar bagi PGRI untuk membangun sistem baru yang lebih baik. PGRI berusaha mereformasi organisasi, kesejahteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, dan pendidikan nasional. Kongres-kongres PGRI berupaya memperkuat organisasi, menetapkan kode etik guru, dan membangun sumber daya manusia pendidikan yang berkualitas. PGRI berperan sebagai organisasi profesi,
2. REFORMASI PGRI
Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan
berbagai perubahan untuk membentuk tatanan baru yang lebih baik
guna mencapai tujuan nasional yang dicita-citakan. Era reformasi
ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang otoriter.
Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi:
1. Bidang keorganisasian
2. Kesejehteraan
3. Ketenagakerjaan
4. Perundang-undangan
5. Reformasi pendidikan nasional
6. Kemitraan nasional dan internasional.
3. 3
KONGRES XVIII DI
LEMBANG, BANDUNG (25-
28 NOVEMBER 1998)
1. Kehidupan Organisasi
lebih demokratis dan
dinamis.
2. Pengurus Besar
ditugaskan
memperjuangkan UU
Guru dan Anggaran
Pendidikan 20%
3. Kembali ke Jatidiri PGRI
KONGRES XIX DI
SEMARANG (8-12 JULI 2003)
KONGRES XX DI
PALEMBANG, SUMATERA
UTARA (30 JUNI – 4 JULI
2008)
1. Penegasan kembali PGRI
sebagai organisasi
perjuangan, organisasi
profesi, dan organisasi
ketatanegaraan
2. Diundangkannya UU Guru
dan Dosen
3. Pengakuan Guru sebagai
profesi oleh presiden pada
tanggal 2 Desember 2004
1. Ditetapkannya Kode Etik
dan Dewan Kehormatan
Guru Indonesia
2. Membangun PGRI yang
kuat dan bermartabat
3. Dibentuknya Badan
Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidik
dan Tenaga Kependidikan
dan Peningkatan Mutu
Pendidikan
4. 4
KONGRES XXI DI ISTORA
SENAYAN, JAKARTA (1-5
JULI 2013)
1. Politik Nasional
2. Pendidikan Nasional
3. Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan
5. PEMIKIRAN PGRI 5
• PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap pendidik dan tenaga kependidikan
merupakan organisasi profesi, perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan yang
berdasarkan Pancasila, bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan secara aktif
menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan
bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta
sejahtera lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun
internasional.
• Pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional perlu dikemas secara kondusif
bagi pengembangan nilai-nilai edukasi dan nilai-nilai kultural oleh pemerintah,
masyarakat, dan keluarga. Kegiatan dalam rangka pengembangan pendidikan harus
ditangani secara sistematik karena pendidikan adalah sarana untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan atau latihan bagi perannya di masa
datang.
6. PEMIKIRAN PGRI 6
• Guru merupakan salah satu unsur utama dalam kegiatan belajar mengajar yang
terjadi di sebuah lembaga sekolah. Mengingat pentingnya peranan guru, seorang
guru harus memenuhi kriteria untuk menjadi seorang pendidik sebagaimana
disebutkan dalam Bab I Pasal 1 ayat 6 Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
• Guru yang profesional harus memiliki :
1. Kompetensi professional,
2. Kompetensi personal,
3. kompetensi sosial, dan
4. kemauan memberikan pelayanan.
7. PEMIKIRAN PGRI 7
• Peran guru sebagai demonstrator, mediator, fasilitator, evaluator, pengelola kelas
dan sutradara dalam kegiatan belajar mengajar harus menjadi pendorong dalam
tercapainya proses pembelajaran. Sebagai tenaga profesional maka seorang guru
akan terus dituntut untuk meningkatkan kemampuannya tanpa memandang sejauh
mana golongan ruang gaji yang telah didudukinya.
• Selain hal tersebut, hal lain yang tak kalah penting dalam keberhasilan seoorang guru
yaitu kinerja dan mutu guru.
8. KINERJA PGRI 8
Kinerja (performance) dapat diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh
pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu yang dicapai.
Ukuran kinerja secara umum yang kemudian diterjemahkan kedalam penilaian perilaku
secara mendasar, mencakup :
- Kualitas kerja
- Kuantitas kerja
- Pengetahuan tentang pekerjaan
- Pendapat atau pernyataan yang disampaikan
- Keputusan yang diambil
- Perencanaan kerja
- Daerah organisasi kerja
9. KINERJA PGRI 9
Selanjutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja seperti dibawah
ini :
a. Faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi.
b. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran,
motivasi.
c. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan,
struktur, jobdesign.
Selain faktor-faktor diatas, juga ada pendapat lain mengatakan bahwa :
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, meliputi; (1) sikap mental,
(2) pendidikan, (3) keterampilan, (4) menejemen kepemimpinan, (5)
tingkat pengahasilan, (6) gaji dan kesehatan, (7) jaminan sosial, (8)
iklim kerja, (9) sarana prasarana, (10) teknologi, dan (11) kesempatan
berprestasi.
10. 10
Syarat-syarat yang perlu untuk dipenuhi suatu kinerja adalah:
1. Spesifik dan jelas untuk menghindari kesalahan interpretasi.
2. Dapat diukur secara objektif baik secara kualitatif dan kuantitatif.
3. Menangani aspek-aspek yang relevan.
4. Harus penting/berguna untuk menunjukan input, output dan outcome, manfaat dampak
maupun proses.
5. Fleksibel dan sensitive terhadap perubahan-perubahan.
6. Efektif dalam arti datanya mudah diperoleh, diolah, dianalisis dengan biaya yang
tersedia.
11. TERIMA KASIH
Aktri Phonistyawati 2105101120P
Ilham Fakhri Huda 2105101121P
Novendra Ilham 2205101104P
REFORMASI, PEMIKIRAN
DAN KINERJA PGRI