4. Tujuan
Setelah sesi ini, diharapkan memahami;
a. Struktur Kurikulum Merdeka dan penerapannya
b. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan Satuan Pendidikan
c. Prinsip Pembelajaran, Asesmen dan Penerapannya
d. Penggunaan Perangkat Ajar
e. Optimal Penggunaan Aplikasi Merdeka Mengajar
5. Materi Diskusi
Struktur Kurikulum
Merdeka, termasuk
intrakurikuler dan
kokurikuler, termasuk
pengelolaan sumber
daya untuk mendukung
projek
Prinsip pembelajaran dan
asesmen dan penerapannya,
termasuk pembelajaran sesuai
tahap capaian peserta didik
(teaching at the right level) dan
penyusunan rapor peserta
didik
Penggunaan perangkat
ajar, mulai dari penggunaan
contoh-contoh yang diberikan
Pemerintah, hingga penyusunan
perangkat ajar
A
Penyusunan kurikulum
B operasional satuan
pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik dan
kebutuhan satuan
pendidikan
C
D
7. Kegiatan Intrakurikuler
Untuk setiap mata pelajaran
mengacu pada capaian
pembelajaran.
Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5)
Mengacu pada standar
Kompetensi Lulusan
dialokasikan sekitar 20% beban
belajar per tahun
A. Struktur Kurikulum Merdeka
8. Fase A
Kelas I dan II
Struktur kurikulum SD/MI
dibagi menjadi 3 (tiga) Fase:
Fase B
Kelas III dan IV
Fase C
Kelas V dan VI
A
B
C
9. Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
1. Dilakukan secara fleksibel, baik muatan
maupun waktu pelaksanaan.
2. Mengacu pada capaian Profil Pelajar
Pancasila sesuai dengan fase peserta didik,
dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran.
3. Projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dari
semua mata pelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama
10. • Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum
dituliskan secara total dalam satu tahun.
• Satuan Pendidikan mengatur alokasi waktu
setiap minggunya secara fleksibel dalam satu
tahun ajaran.
Alokasi waktu
11. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***
Muatan Lokal 72 (2) *** 72***
Total****: 828 (23) 252 1080
* Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan agama masing-
masing.
** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per
minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun sebagai mata
pelajaran pilihan
**** Total JP tidak termasuk mata
pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I
12. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi pertahun
(minggu)
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
Matematika 180 (5) *** 36 216
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***
Muatan Lokal 72 (2) *** 72***
Total****: 900 (25) 252 1152
* Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan agama masing-
masing.
** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per
minggu atau 72 (tujuh puluh dua)
JP per tahun sebagai mata
pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk mata
pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas II
13. *Diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan
agama masing-masing.
** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1
(satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1
(satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua)
JP per minggu atau 72
(tujuh puluh dua) JP per
tahun sebagai mata
pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Bahasa
Inggris, Muatan Lokal
dan/atau mata pelajaran
tambahan yang
diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
IPAS 180 (5) 36 216
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***
Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***
Total****: 1044 (29) 252 1296
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas III-V
14. ** Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan agama
masing-masing.
** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1
(satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, dan/atau Seni
Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni
(Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni
Tari).
*** Paling banyak 2 (dua)
JP per minggu atau 64
(enam puluh empat) JP
per tahun sebagai mata
pelajaran pilihan.
**** Total JP tidak
termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris, Muatan
Lokal dan/atau mata
pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas VI
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi
Projek per
tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti*
96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti*
96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti*
96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti*
96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti*
96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti*
96 (3) 32 128
Pendidikan Pancasila 128 (4) 32 160
Bahasa Indonesia 192 (6) 32 224
Matematika 160 (5) 32 192
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 160 (5) 32 192
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 96 (3) 32 128
Seni dan Budaya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater
4. Seni Tari
96 (3) 32 128
Bahasa Inggris 64 (2) *** - 64***
Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***
Total****: 928 (29) 224 1152
15. Muatan Lokal
Metode mengintegrasikan
muatan lokal ke dalam mata
pelajaran lain
Mengintegrasikan muatan
lokal ke tema proyek
penguatan profil Pancasila
Mengembangkan mata
pelajaran khusus muatan lokal
yang berdiri sendiri sebagai
bagian dari program
intrakurikuler
Muatan lokal dapat dilakukan
melalui tiga metode:
Satuan pendidikan dan/atau
pemerintah daerah dapat
menambahkan muatan tambahan:
Sesuai dengan
kebutuhan
Sesuai dengan
karakteristik
Mengelola
kurikulum muatan
lokal secara
fleksibel
Muatan
Lokal
16. B. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan:
• Bagaimana menyusun pedoman penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan Karakteristik dan
kebutuhan Satuan Pendidikan?
• Pernahkah Bapak/Ibu menyusun pedoman
perangkat pembelajaran dengan memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan satuan Pendidikan
• Apa yang harus dilakukan?
17. satuan
Kurikulum operasional yang dikembangkan:
❑ Sesuai karakteristik dan kebutuhan peserta didik,
pendidikan, dan daerah.
termasuk
❑ Melibatkan seluruh pemangku kepentingan,
siswa, komite sekolah, dan masyarakat.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum
operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan
contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum operasionalnya.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan:
18. Komponen kurikulum operasional:
❑ karakteristik satuan pendidikan;
❑ visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
❑ pengorganisasian pembelajaran;
❑ perencanaan pembelajaran; dan
❑ lampiran-lampiran
• Satuan Pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi dan
mengadaptasi contoh model perangkat ajar yang diberikan oleh
pemerintah.
• Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan format
kurikulum operasional satuan
dan sistematika penyusunan
pendidikan.
Komponen KOSP
19. Prinsip Pengembangan KOSP
Keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan
belajar, serta kepentingan peserta didik (Merujuk ke P4)
Kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan Pendidikan
dan lingkungan sosial budaya
Memuat semua unsur informasi penting/utama yang
dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan
Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan
actual;
Melibatkan komite satuan Pendidikan dan berbagai pemangku
kepentingan (Ortu, masyarakat, Dudi, dinas Pendidikan)
Berpusat Pada
Pesdik
Kontekstual
Esensial
Akuntabel
Melibatkan
Pemangku
Kepentingan
20. Struktur Kurikulum
Capaian Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
TETAP
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
FLEKSIBEL/DINAMIS
Satuan pendidikan
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur
kurikulum, sesuai karakteristik
dan kebutuhan satuan
pendidikan
.
1
Menganalisis
konteks
KARAKTERISTIK
SATUAN
PENDIDIKAN
2
Merumuskan
VISI
MISI
TUJUAN
3
Menentukan
PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
4
Menyusun
RENCANA
PEMBELAJARAN
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara Umum
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
SNP
21. Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan
analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota
komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh
warga satuan pendidikan.
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar:
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan
pendidikan
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis
dan dokumentasi data
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi
atau solusi
Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan
pendidikan:
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh
warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai
profil Pelajar Pancasila?
● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?
Berikut adalah pilihan cara untuk
mengumpulkan informasi
● Kuesioner, dengan pertanyaan
disesuaikan dengan tujuan dan
sasaran yang dibutuhkan.
● Wawancara, untuk mendapatkan
data secara langsung.
● Diskusi kelompok
terpumpun (FGD) dengan
mengundang perwakilan dari
seluruh warga satuan
pendidikan dan tokoh
masyarakat.
● Observasi
● Rapor pendidikan, terkait mutu dan
hasil belajar, kompetensi dan kinerja
guru dan tenaga kependidikan, mutu
dan relevansi pembelajaran
Beberapa alat yang dapat digunakan
untuk menganalisis informasi:
● Analisis
SWOT
● Root Cause
● Fish Bone
22. [CONTOH] Proses Analisis Karakteristik Satuan
Pendidikan Analisis kebutuhan satuan pendidikan
Peserta didik
● Siapa sajakah peserta didik yang ada di sekolah?
Bagaimana sekolah bisa mengklasifikasi peserta didik
tersebut? Berdasarkan apakah klasifikasi tersebut?
● Dari klasifikasi tersebut, apa saja kebutuhan masing-masing
kelompok? Apakah ada kelompok tertentu yang memerlukan
perhatian dan pendampingan yang lebih banyak?
Guru dan tenaga kependidikan
● Profil atau kompetensi guru yang diperlukan untuk
pembelajaran yang optimal menuju visi-misi sekolah
● Apa saja kelompok-kelompok guru dan tenaga kependidikan
yang ada di satuan pendidikan? Apa saja kebutuhan setiap
kelompok tersebut?
● Apakah ada kelompok guru dan tenaga kependidikan yang
membutuhkan bantuan/dampingan lebih banyak?
● Apakah guru siap memfasilitasi peserta didik dengan berbagai
latar belakang dan kebutuhan?
Sarana dan prasarana
● Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
pembelajaran yang optimal?
● Apakah satuan pendidikan menjadi lingkungan yang aman dan
sehat (fisik dan mental) bagi warganya?
● Apakah satuan pendidikan memiliki perangkat yang memadai
untuk menyelenggarakan pembelajaran yang optimal dan
mengelola data?
Sumber daya alam, sosial, dan
budaya
● Bagaimana mendokumentasikan semua
informasi sistem, sumber daya dan fasilitas
dan mitra yang ada?
● Apakah ada sumber daya dari
lingkungan sekitar yang dapat
dimanfaatkan oleh satuan pendidikan
dalam proses belajar?
Sumber pendanaan
● Bagaimana proses pendanaan satuan
pendidikan?
● Bagaimana penggunaan dana ini?
Sistem dan kebijakan di
daerah
● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah?
● Apa saja kebijakan satuan pendidikan
terkait indikator?
● Apa saja perubahan sistem yang
terjadi?
● Apakah ada integrasi aktivitas untuk
mendukung pencapaian indikator?
Kemitraan
● Siapa saja pihak-pihak yang dapat
dilibatkan untuk mendukung program
satuan pendidikan? (organisasi,
komunitas, tokoh, dll.)
Analisis lingkungan belajar
● Seperti apakah gambaran ideal tentang
masa depan dan ingin diwujudkan oleh
satuan pendidikan?
● Bagaimana satuan pendidikan bisa
mencapai gambaran ideal tersebut?
Review Visi Misi
● Bagian mana yang perlu ditajamkan dalam
visi dan misi?
● Apakah perlu membuat visi dan misi baru
yang lebih sesuai dengan kondisi
lingkungan dan karakteristik peserta
didik??
● Apa saja prioritasnya?
Review Tujuan
● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan
pendidikan (atau program keahlian untuk
SD) dalam mendukung kompetensi
peserta didik?
● Apa yang mendasari tujuan ini?
● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki
oleh peserta didik?
● Mengapa kompetensi ini dianggap
penting?
● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai
peserta didik?
● Apa karakteristik individu yang ingin
dibangun?
● [SD] Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja
yang berpotensi untuk diisi oleh lulusan
Satuan
Pendidikan
Visi - Misi - Tujuan
25. Bahasa Inggris
Pembelajaran Tematik
● Pembelajaran tematik diibaratkan
gado-gado, dimana bermacam bahan
dicampur namun masih dapat dipilah
● Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran
tetapi kegiatan pembelajaran dijalankan
dengan merujuk pada tema yang sudah
ditentukan
● Pembelajaran tematik disusun dengan cara
menyusun TP yang sesuai dengan tema
● Saat perencanaan pembelajaran guru dan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum
melihat CP dan mengidentifikasi tema-
tema yang bisa menjadi fokus pembelajaran
Contoh desain pembelajaran tematik fase A
Sumber daya
alam lokal untuk
menjaga
kesehatan dalam
keseharian
menulis teks deskripsi mengenai satu
sumber daya alam dari daerahnya yg
bisa dimanfaatkan untuk kesehatan
masyarakat.
Pendidikan
Pancasila
Siswa dapat mengamati symbol-symbol
Pancasila yang diperlihatkan guru . Dari hasil
pengamatan , siswa dapat menyembutkan
symbol sila – sila Pancasila
Seni Musik
siswa belajar memainkan
alat musik dari daerah lokal
yang menggunakan bahan
yang diambil dari alam
sekitarnya. Siswa juga
berdiskusi mengenai peran
bermusik dalam kesehatan
emosi (memberikan
ketenangan/menghibur)
Bahasa Indonesia
siswa membuat pertanyaan untuk
diajukan kepada narasumber
mengenai jenis-jenis sumber daya
alam lokal Siswa mencatat informasi
yang didapat secara terstruktur
(belajar membuat tabel atau diagram)
dan berdiskusi untuk membuat cara
mengkomunikasikan informasi
tersebut.
26. Pembelajaran Integratif
● Pembelajaran integratif diibaratkan jus, di mana bermacam
bahan dilebur dan sudah tidak dapat dipilah
● Pembelajaran integratif berfokus membangun pemahaman
terhadap satu ide besar (konsep)
● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah
bidang kurikulum melihat TP dan merancang sebuah ide besar
(konsep) yang menjadi tujuan akhir proses pembelajaran
● Jadwal disusun dengan meleburkan beberapa mata pelajaran,
sehingga sudah menjadi satu unit pembelajaran integratif
27. Contoh desain unit integratif fase A
Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan,
peserta didik melihat tayangan atau rekaman pembacaaan teks
Pancasila, kemudian guru memberikan beberapa pertanyaan
terkait dengan teks Pancasila yang telah diliat dan didengar oleh
peserta didik, Guru memberikan tanggapan atas respon dari
peserta didik pembacaan teks Pancasila tersebut. Guru dapat
memberikan penjelasan tentang makna setiap sila dan kaitannya
dalam kehidupan sehari-hari (penguatan elemen akhlak
kemanusiaan dan elemen kepedulian).
Peserta didik menceritakan aktivitas sesuai gambar yang
disajikan guru yang mencerminkan nilai Pancasila.
Pendidikan Pancasila
Ide utama /konsep:
Elemen keterampilan
proses:
Mengamati dan menyimak cerita
Bergambar mengidentifikasi nilai
pancasila
Asesmen (performance task):
Memperhatikan cerita bergambar
kemudian menceritakan aktivitas
sesuai gambar yang mencerminkan
nilai Pancasila
Mata pelajaran yang
terintegrasi:
Bahasa Indonesia dan
Pendidikan Pancasila
28. Kamis Jumat
07.00 - 07.35 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Muatan lokal Agama dan Budi Pekerti
07.35 - 08.05 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris
08.05 - 08.40 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris
08.40 - 09.00 istirahat
09.00 - 09.35 Matematika Unit integratif Muatan lokal Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
09.35 - 10.10 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
10.10 - 10.45 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
10.45 - 11.05 istirahat
11.05 - 11.40 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJOK Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
11.40 - 12.15 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJOK Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Unit integratif
12.15 - 12.50 PJOK Unit integratif
Contoh Jadwal Pembelajaran Berbasis Integratif
Senin Selasa Rabu
29. Pembelajaran berbasis mata pelajaran
Pembelajaran berbasis mata pelajaran diibaratkan makanan
dengan lauk yang terpisah
Pembelajaran berbasis mata pelajaran bertujuan mencapai
Capaian Pembelajaran di masing-masing mata pelajaran
Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala
sekolah bidang kurikulum melihat TP dan merancang
asesmen dan kegiatan untuk setiap mata pelajaran
Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran tetapi kegiatan
pembelajaran dijalankan dengan merujuk pada tema yang
sudah ditentukan
30. Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran
Pendidikan Pancasila Matematika Bahasa Indonesia Seni Rupa
Pada akhir fase A, peserta didik
dapat:
Menyebutkan identitas dirinya
sesuai dengan jenis kelamin,
minat, dan perilakunya;
membedakan identitas dirinya
dengan teman-temannya; dan
menyebutkan karakteristik dan ciri-
ciri fisik orang dan benda yang ada
di rumah dan di sekolah, sebagai
bagian tak terpisahkan dari
wilayah NKRI
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat mengenali
dan menceritakan simbol-simbol
sila Pancasila Pada lambang
negara “Garuda Pancasila” serta
menerima dan bersikap jujur,
rukun, santun, percaya diri, dan
mandiri yang sesuai dengan
silasila Pancasila
membaca, menuliskan,
membandingkan, mengurutkan
bilangan cacah sampai dengan
999
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir kelas 1, peserta didik
dapat mengurutkan bilangan cacah
sampai angka 99, membandingkan
(lebih besar atau lebih kecil), serta
menghitung hasil penjumlahan dan
pengurangannya dengan cara
membilang dalam menyelesaikan
masalah
Pada akhir fase ini, disusun
dengan tujuan untuk memperkuat
fondasi dasar keterampilan literasi
pelajar kelas awal. Sebelum dapat
menguasai aneka keterampilan
berbahasa yang lebih kompleks,
Tujuan Pembelajaran
Pelajar mampu bersikap menjadi
pembaca dan pemirsa yang baik.
Pelajar mampu memahami
informasi dari bacaan dan
tayangan yang dipirsa tentang diri
dan lingkungan, narasi imajinatif,
dan puisi anak. Pelajar mampu
menambah kosakata baru dari
teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan
ilustrasi.
Di akhir fase A, siswa
mampu menggunakan
bentuk-bentuk dasar
geometris sebagai ungkapan
ekspresi kreatif dalam
merespon berbagai obyek
dari dunia sekitarnya dengan
konsep bentuk yang jelas
Tujuan Pembelajaran:
Mengenal dan mengidentifikasi
jenis-jenis garis berdasarkan arah
dan bentuk ●Garis lurus dan
lengkung ●Garis vertikal,
horizontal, dan diagonal
31. Jumat
PJO
K
Bahasa
Inggris
08.05 - 08.40 Seni dan Budaya Muatan lokal Matematika Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Bahasa
Inggris
08.40 - 09.00 istirahat
09.00 - 09.35 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJO
K B. Indonesia
Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Seni dan
Budaya
09.35 - 10.10 Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
PJO
K
Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Seni dan
Budaya
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama namun setiap materi di mata
pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema
07.00 - 07.35 Matematika
07.35 - 08.05 Matematika
Senin Selasa Rabu Kamis
Bahasa Indonesia Matematika
Bahasa Indonesia Matematika
B. Indonesia
10.10 - 10.45
10.45 - 11.05
Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila B. Indonesia
istirahat
Bahasa
Indonesia
Agama dan Budi Pekerti
11.05 - 11.40 Pendidikan
Pancasila
Pendidikan
Pancasila
Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Bahasa
Indonesia
11.40 - 12.15 Agama dan Budi Pekerti Bahasa
Indonesia
Projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Muatan lokal
12.15 - 12.50 Agama dan Budi Pekerti Bahasa
Indonesia
Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila
32. Pendidikan
Pancasila
Bahasa
Indonesia
Elemen Menyimak:
Peserta didik mampu
memahami ide pokok
(gagasan) suatu pesan lisan,
informasi dari media audio,
teks aural (teks yang dibacakan
dan/atau didengar), dan
instruksi lisan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi.
Peserta didik mampu
memahami dan memaknai teks
narasi yang dibacakan atau dari
media audio.
Elemen Membaca &
Memirsa:
Peserta didik mampu
memahami pesan dan
informasi tentang kehidupan
sehari-hari, teks narasi, dan
puisi anak dalam bentuk cetak
atau elektronik. Peserta didik
mampu memahami ide pokok
dan ide pendukung pada teks
informasional dan mampu
menjelaskan permasalahan
yang dihadapi oleh tokoh cerita
pada teks narasi. Peserta didik
mampu menambah kosakata
baru dari teks yang dibaca
atau tayangan yang dipirsa
sesuai dengan topik.
Elemen Berbicara &
Mempresentasikan:
Peserta didik mampu berbicara
dengan pilihan kata dan sikap
tubuh/gestur yang santun,
menggunakan volume dan
intonasi yang tepat sesuai
konteks; mengajukan dan
menanggapi pertanyaan dalam
suatu percakapan dan diskusi
dengan lebih aktif. Peserta
didik mampu mengungkapkan
gagasan dalam suatu
percakapan dan diskusi dengan
menerapkan tata caranya.
Peserta didik mampu
menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca atau
didengar dari teks narasi
dengan topik yang beragam.
Peserta didik dapat mengenal
identitas dirinya dan
teman-temannya sesuai
budaya, minat, dan
perilakunya; cara
berkomunikasi dengan mereka;
mengenali karakteristik fisik
dan non-fisik orang dan benda
yang ada di lingkungan
sekitarnya; serta memahami
bahwa kebinekaan dapat
memberikan kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman dan
pemahaman yang baru.
33. Contoh Desain Pembelajaran Berbasis Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Matematika Pendidikan Pancasila
Peserta didik mampu bersikap menjadi
pendengar yang penuh perhatian. Peserta
didik menunjukkan minat pada tuturan yang
didengar serta mampu memahami pesan
lisan dan informasi dari media audio, teks
aural (teks yang dibacakan dan/atau
didengar), instruksi lisan, dan percakapan
yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
CP Elemen Menyimak: CP elemen Bilangan :
● Peserta didik menunjukkan pemahaman
dan memiliki intuisi bilangan (number
sense) pada bilangan cacah sampai
100, mereka dapat membaca, menulis,
menentukan nilai tempat,
membandingkan, mengurutkan, serta
melakukan komposisi (menyusun) dan
dekomposisi (mengurai) bilangan. .
● Peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan
menggunakan benda-benda konkret
yang banyaknya sampai 20. .
CP elemen Pancasila
▪ Peserta didik mampu mengenal dan
menceritakan simbol dan sila-sila
Pancasila dalam lambang negara Garuda
Pancasila
▪ Peserta didik mampu mengidentifikasi dan
menjelaskan hubungan antara simbol dan
sila dalam lambang negara Garuda
Pancasila
▪ Peserta didik mampu menerapkan nilainilai
Pancasila di lingkungan keluarga dan seko
34. Tujuan pembelajaran: Peserta didik menyimak
dengan saksama, memahami instruksi yang lebih
kompleks, memahami dan memaknai ide pokok
dalam teks audiovisual dan teks aural (teks yang
dibacakan) yang sesuai jenjangnya.
Asesmen: Merancang media penyampaian pesan
Kegiatan pembelajaran
● Mengamati berbagai media penyampaian
pesan, contoh: video, poster, artikel pendek
dan mengidentifikasi ide / pesan yang
disampaikan
● Mendiskusikan media yang paling efektif dalam
menyampaikan pesan
● Mencari data di sekolah untuk mengetahui
media apa yang paling disukai teman-temannya
● Mendesain media penyampaian pesan
Tujuan Pembelajaran: mendesain kuesioner
sederhana, mengorganisasikan data
Asesmen: membuat kuesioner sederhana
Kegiatan pembelajaran:
● Penjelasan tentang bentuk dan fungsi kuesioner
● Membuat pertanyaan untuk kuesioner
● Merancang kuesioner secara berkelompok
Tujuan Pembelajaran: Memahami
pengaruh budaya dengan cara
berkomunikasi
Asesmen: membuat salindia ttg pengaruh budaya
tertentu dengan cara berkomunikasi
Kegiatan pembelajaran:
● Membaca jigsaw: bagaimana budaya dapat
mempengaruhi gaya berkomunikasi
● Diskusi: apa yang kamu ketahui tentang
karakteristik kelompok masyarakat di sekolah?
● Brainstorm: bagaimana cara berkomunikasi
yang paling sesuai untuk masyarakat
sekolah?
Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran
Bahasa Indonesia Matematika Pendidikan Pancasila
35. D. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Pembelajaran:
1.mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik;
2.pembelajaran dirancang dan dilaksanakan
untuk membangun kapasitas untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat;
3.proses pembelajaran mendukung
perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik;
4.pembelajaran yang relevan, yaitu
pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan, dan budaya peserta
didik, serta melibatkan orang tua dan
komunitas sebagai mitra; dan
5.pembelajaran berorientasi pada masa
depan yang berkelanjutan 6
8
Prinsip Asesmen:
1.asesmen merupakan bagian terpadu dari
proses pembelajaran;
2.asesmen dirancang dan dilakukan sesuai
dengan fungsi asesmen tersebut;
3.asesmen dirancang secara adil,
proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable);
4.laporan kemajuan belajar dan pencapaian
peserta didik bersifat sederhana dan
informatif;
5.hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
36. No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
1.. Pembelajaran dirancang dengan
mempertimbangkan tahap
perkembangan dan tingkat
pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan
perkembangan yang beragam
sehingga pembelajaran menjadi
bermakna dan menyenangkan.
● Melakukan analisis terhadap kondisi, latar
belakang, tahap perkembangan dan
pencapaian peserta didik sebelumnya dan
melakukanpemetaan
● Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum
yang berkelanjutansebagai dasar merancang
pembelajaran dan asesmen
● Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan
prasarana yang dimiliki peserta didik, pendidik
dan sekolah untuk mendukung kegiatan
pembelajaran.
● Menurunkanalur tujuan pembelajaran sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik
● Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta
didik
● Langsung menerapkan modul ajar tanpa
melihat kebutuhan peserta didik
● Mengabaikan tahap perkembangan
maupun pengetahuan yang dimiliki
peserta didik sebelumnya
● Menyamaratakanmetodepembelajaran.
● Melihat segala sesuatu dari kepentingan
pejabat sekolah atau pendidik
● Pembelajaranterlalu sulit sehingga
menurunkan motivasipeserta didik
● Pembelajaranterlalu mudah sehingga tidak
menantangdan membosankan
2.. Pembelajaran dirancang dan
dilaksanakan untuk membangun
kapasitas peserta didik untuk
menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
● Mempertimbangkan berbagai stimulus
yang bisa digunakan dalam
pembelajaran
● Memberikan kesempatankolaborasi,
memberikan pertanyaanpemantik dan
mengajarkanpemahamanbermakna
● Pembelajaranyang sarat dengan umpan balik dari
pendidik dan peserta didik ke peserta didik
● Pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dengan menggunakan kekuatan bertanya,
dengan memberikan pertanyaan yang
● Pendidik hanya selalu memberikan
pemaparan dalam bentuk ceramah
dan instruksi tugas
● Memberikan pertanyaan selalu dalam
bentuk soal dan dinilai benar atau salah,
tanpa umpan balik
● Memberikan porsi paling banyak pada
asesmen sumatif atau ujian/ tes akhir
37. No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Proses pembelajaran mendukung
perkembangan kompetensi dan
karakter peserta didik secaraholistik.
● Menggunakan berbagai metode pembelajaran mutakhir
yang mendukung terjadinya perkembangan kompetensi
seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis
masalah, berbasis tantangan, dan metode pembelajaran
diferensiasi
● Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, sosial
emosi, dan spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin
pada peserta didik
● Menggunakan satu metode yang itu-itu saja tanpa
melakukan evaluasi terhadap metode yang
digunakan
● Menggunakan hanya satu perspektif misalnya hanya
melihat kemampuan kognitif peserta didik, tanpa
melihat faktor lain seperti sosial emosi atau spiritual
● Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang harus
diajarkan dan dihafal
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu
pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan dan budaya
peserta didik, serta melibatkan
orang tua dan masyarakat sebagai
mitra.
● Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia
nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar
● Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik
● Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber
primer dan sekunder dalam proses pembelajaran
● Pembelajaran dengan konteks yang tidak
relevan dan tidak menarik untuk peserta didik
● Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan
hanya menagih tugas
● Interaksi dengan murid hanya memberikan
dan menagih tugas
● peserta didik tidak punya akses langsung untuk
terlibat ataupun melibatkan masyarakat setempat
5. Pembelajaran berorientasi pada
masa depan yang berkelanjutan.
● Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk
peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta didik
● Pembelajaran yang membangun pemahaman
bermakna dengan memberi dukungan lebih banyak di
awal untuk kemudian perlahan melepas sedikit demi
sedikit dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi
pelajar yang mandiri dan merdeka
● pendidik melakukan berbagai inovasi terhadap metode dan
strategi pengajarannya
● Mengajarkan keterampilan abad 21
● Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
● Pembelajaran dengan kegiatan yang sama
dari tahun ke tahun dengan soal tes dan
ujian yang sama
● Hanya mengetes atau menilai keterampilan
abad 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
38. No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
1. Asesmen merupakan bagian terpadu
dari proses pembelajaran,
fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan
informasi yang holistik, sebagai
umpan balik untuk guru, peserta
didik, dan orang tua agar dapat
memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya
Asesmen merujuk pada kompetensi Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan,
yang di dalamnya tercakup ranah dan keterampilan dilakukan secara
sikap, pengetahuan, dan keterampilan terpisah-pisah
Asesmendilakukan terpadu dengan
pembelajaran
Asesmen dilakukan terpisah dari pembelajaran
Melibatkan peserta didik dalam
melakukan asesmen, melalui
penilaian diri (self assessment),
penilaian antarteman (peer
assessment), refleksi diri, dan
pemberianumpan balik antarteman
(peer feedback).
Asesmen hanya dilakukan oleh pendidik.
Pemberian umpan balik dilakukan
dengan mendeskripsikan usaha terbaik
untuk menstimulasi pola pikir
bertumbuh dan memotivasi peserta
didik.
Umpan balik berupa kalimat pujian
yang pendek, misal bagus, keren,
pintar, pandai, cerdas, dan sebagainya.
Pemberiankritik tanpa penjelasan untuk
perbaikan.
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip asesmen
pada pembelajaran paradigma baru?
39. No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
2. Asesmen dirancang dan dilakukan
sesuai dengan fungsi asesmen
tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar
efektif mencapai tujuan
pembelajaran
Membangunkomitmendan menyusun
perencanaan asesmen yang berfokus
pada asesmen formatif
Berfokus pada asesmen sumatif
Menggunakanberagam jenis, teknik, dan
instrumen penilaian formatif dan
sumatif sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, Capaian Pembelajaran,
tujuan pembelajaran dan kebutuhan
peserta didik
Tidak menggunakan instrumen penilaian
atau menggunakan instrumen asesmen,
namun tidak sejalan dengan karakteristik
mata pelajaran, Capaian Pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kebutuhan
peserta didik
Asesmen dilakukandengan alokasi
waktu yang terencana
Asesmen dilakukan mendadak
Mengomunikasikan kepada peserta didik Jenis, teknik, dan instrumen asesmen
hanya dipahami oleh pendidik sehingga
peserta didik tidak memiliki gambaran
kriteria terbaik yang dapat dicapai.
tentang jenis, teknik, dan instrumen
penilaian yang akan digunakan.
Harapannya, peserta didik akan berusaha
mencapai kriteria yang terbaik sesuai
dengan kemampuannya
40. No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
3. Asesmen dirancang secara adil,
proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar
dan menentukan keputusan
tentang langkah selanjutnya
Asesmen dilakukan dengan memenuhi
prinsip keadilan tanpa dipengaruhi oleh
latar belakang peserta didik
Asesmen lebih menguntungkan peserta
didik karena latar belakang tertentu
Menerapkan moderasi asesmen, yaitu
berkoordinasi antarpendidik untuk
menyamakan persepsi kriteria sehingga
tercapai prinsip keadilan
Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
Menggunakan instrumen asesmen yang
mampu mengukur capaian kompetensi
dengan tepat
Menggunakaninstrumenasesmen
yang tidak sesuai dengan tujuan
dan aktivitas pembelajaran
4. Laporan kemajuan belajar dan
pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan
informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut
Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Bahasa yang kompleks dan terlalu
ilmiah, penggunaan kata atau kalimat
negatif
Ketercapaian kompetensi dituangkandalam
bentuk angka dan deskripsi
Ketercapaian kompetensi dituangkan
hanya dalam bentuk angka
Laporan kemajuan belajar hendaknya
didasarkan pada bukti dan pencatatan
perkembangan kemajuan belajar peserta
didik
Laporan kemajuan belajar tidak
didasarkan pada bukti dan pencatatan
perkembangan kemajuan belajar atau
didasarkan hanya pada bukti yang tidak
mencukupi
41. No
.
Prinsip
Asesmen
Hal-hal yang Perlu
Dilakukan
Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
Laporan kemajuan belajar Laporan kemajuan belajar
digunakan sebagai dasar hanya dijadikan
penerapan strategi tindak lanjut sekumpulan data atau
untuk pengembangan dokumen tanpa adanya
kompetensi peserta didik tindak lanjut
5. Hasil asesmen Satuan pendidikan memiliki - Hasil asesmen
hanya dijadikan data dan
tidak ditindaklanjuti untuk
meningkatkan mutu
pembelajaran
- Hasil asesmen dijadikan
perbandingan antar
peserta didik
digunakan oleh peserta strategi agar hasil asesmen
didik, pendidik, tenaga digunakan sebagai refleksi oleh
kependidikan, dan peserta didik, pendidik, tenaga
orang tua/wali sebagai kependidikan, dan orang tua
bahan refleksi untuk untuk meningkatkan mutu
meningkatkan mutu pembelajaran
pembelajaran.
42. 1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap
capaian peserta didik. Pada pendidikan khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum
perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI).
1. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran
dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik
peserta didik.
2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk
instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
3. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul
ajar merujuk pada modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat
menggunakan modul ajar sebagai dokumen perencanaan pembelajaran, dengan komponen
sekurang-kurangnya terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan
asesmen yang digunakan untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.
Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
43. Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh
pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran.
Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek
penguatan profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional
satuan pendidikan, video pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik
dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.
Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar
ataupun sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang
pembelajaran.
44. Modul Ajar
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan
media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu
unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan
memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat
dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan. Pendidik yang menggunakan
modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun
perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
45. Aktivitas 4(Kinerja)
Menyelesaikanpermasalahan berkaitan denganpenjumlahan danpengurangan
dua bilangan cacah sampai 20
Aktivitas 5(Sumatif2: Proyek)
Melakukanbermainperandengankegiatanjualbeliyangberkaitandengan
penjumlahandanpengurangan
Tujuanpembelajaran
● Pesertadidikdapat
menjumlahkandan
mengurangkanduabilangan
cacahsampai20
ContohCuplikanModul Ajar Kelas1
Matematika8JP
Aktivitas 1(Kinerja)
Pesertadidik secaraberkelompokmelakukankegiatan
Limadikurangidua
Aktivitas2(Kinerja)
Menjumlahkanduabilangancacahsampai20prakteksimulasi
Aktivitas3(Tes)
Menyelesaikansoalcerita mengenaipenjumlahandanpengurangandua
bilangancacahsampai 20
ProfilPelajar Pancasila:
● Bernalarkritis
● GotongRoyong
● Mandiri
AsesmenSumatif
Menyelesaikansoal ceritamengenai
penjumlahandanpengurangandua
bilangancacahsampai 20
44
Diskusidankegiatanberkelompokdibagiberdasarkankelompokdengankesiapanyang
berbeda,sehinggapembelajaransesuaidengantingkatkesiapanpesertadidik.
Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran
yang membangun elemen bernalar kritis, mandiri dan gotong royong dengan melibatkan
pesertadidik dalamdiskusi danpemilihanbentukuntuktugasasesmensumatif.
Contohpenerapan
penyesuaianpembelajaran
danpengembanganPPP
AsesmenDiagnostik:
Tes:
● Menyebutkanurutanbilangan
cacahdengantepat
● Pemahamantentang
Penjumlahandanpengurangan
Untukmengidentifikasikemampuan
berhitungpengurangandan
penjumlahan
MODUL AJARMATEMATIKA
46. Aktivitas 4 (Kinerja )
Menyelesaikan kegiatan mewarnai bersama dan
mencocokan gam bar simbol sesuai Garuda Pancasila
Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)
M embuat sebuah vide o /pertunjukan bermain peran
dengan tema penerapan pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
Tujuan pembelajaran
● Mela lui keg ia ta n meng a ma ti
dan menyimak cerita
bergambar, peserta didik
menunjukkan sikap sesuai
dengan nilai pancasila
terhadap diri sendiri dan
orang lain sebagai tanda
syukur kepada Tuhan YME.
● Melalui mengamati g a m b a r
dan video simbol Pancasila,
peserta didik dapat
menghubungkan cimbol-
simbol Pancasila dengan sila-
sila Pancasila
● Mela lui keg ia ta n mew a rna i
secara berkelompok peserta
didik dapat
mengkaitkan/mencocokan
g a m b a r sim b ol sesua i G a ruda
Pancasila
Contoh Cuplikan Modul Ajar
Aktivitas 1(Kinerja )
Menceritakan aktivitas p a d a cerita bergam bar tentang
implementasi sila Pancasila.
Aktivitas 2 (Tes)
M enuliskan penerap an sila p ancasila di rumah d an
menyebutkan sila-sila pancasila
Aktivitas 3 (Kinerja)
M enyelesaikan perm asalahan/ m em berikan pendap at
dengan memberikan pendapat yang sesuai
g am b ar/artikel berita/s a at berm ain yang m enunjukkan
sikap sesuai nilai Pancasila
M A untuk Kela s 1(Fa se A)
Pendidikan Pancasila
12 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Beriman, bertakwa
kepada Tuhan YM E dan
berakhlak mulia
● Mandiri
● Kreatif
Asesmen Sumatif
- Ceritakan contoh
penerapan sila
Pancasila dalam
kehidupan sehari-
hari!
- Gambarkan
lambang sila
pancasila
Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok
dengan kesiapan yang berbeda, sehingga pembelajaran sesuai
dengan tingkat kesiapan peserta didik.
Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik
adalah pembelajaran yang membangun elemen bernalar kritis
dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam diskusi
dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
Contoh penerapan
penyesuaian
pembelajaran dan
pengembangan PPP
Asesmen Diagnostik:
Tes :
● A pa lambang negara Indonesia?
● Bagaimana bentuk lambang negara
Indonesia
Untuk mengidentifikasi pemahaman
lambang negara Indonesia dan
implementasi dalam kehidupan sehari-
hari.
47. Apayangterjadi apabila
tidakadaair?
Apasajakahfungsiairbagi
makhlukhidupdimuka
bumi?
Bagaimanaproses
terjadinya daurair?
Bagaimanacara
memperolehair bersih?
Apamasalahyangterjadi
tentangair?
Bagaimanamenunjukan
pemahamantentang
pengaruhsiklusair?
Aktivitas1:Diskusifungsi air
untukmanusia.
Formatif asesmen
Aktivitas2:Curahpendapat
tentangfungsi air.
Formatif asesmen
Aktivitas3:
Eksperimendaur air.
Aktivitas4:Praktek
penyaringanair bersih.
Aktivitas5: Risetkelompok
tentangairbersih.
Formatif asesmen
Aktivitas6:Pamerandan
Presentasi pemahaman.
TujuanPembelajaran:
Pesertadidik mengidentifikasiurutansiklus air.
Pesertadidik mendeskripsikanpengaruhsiklus air dalamkehidupan
sehari-hari.
Asesmensumatif:
Menunjukkanpemahamanmengenai
pengaruhsiklus air dalampresentasidan
pamerankarya.
Indikatorasesmensumatif:
Memberikangambaraninformasi detail dan
akurat,relevan,danberhubungandengan
topik.
Presentasi berisi pesanyangjelas dipahami
audiens.
ContohCuplikanModulAjar MAuntukKelas4(FaseB)
ProfilPelajar Pancasila:
● Bernalarkritis
● Mandiri
AsesmenDiagnostik:
Menjawabtigapertanyaantentangsiklusair.
UrutanKegiatan
TautanMAIPASKelas4
SiklusAir
46
Asesmensumatifmemberikanpilihandalammembuatprodukpresentasi,bisadenganmenulislaporanilmiah,membuatrekaman sandiwara
radio, rekamansiaran atauposter/infografis. Dalameksperimen daurair, gurumemberikanpilihanmenantangsesuai dengantingkat kesiapan
peserta didik,dengantigakegiataneksperimen yang berbeda.
Contohpenerapanpenyesuaian
pembelajarandanpengembanganPPP
48. 1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor)
peserta didik.
2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas
peserta didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia,
semester, tinggi badan dan berat badan, deskripsi
perkembangan capaian pembelajaran, dan refleksi orang
tua.
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik,
nama satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran,
nilai, deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada
orang tua/wali.
5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau
sederajat, satuan pendidikan dan pendidik memiliki
keleluasaan untuk menentukan deskripsi dalam
menjelaskan makna nilai yang diperoleh peserta didik.
Pelaporan Kemajuan Belajar
6. Pelaporan hasil belajar disampaikan
sekurang-kurangnya pada setiap akhir semester.
7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta
didik secara berkala melalui e rapor/dapodik
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan
untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan
mempertimbangkan:
a. laporan kemajuan belajar;
b. laporan pencapaian projek penguatan profil
pelajar Pancasila;
c. portofolio peserta didik;
d. paspor keterampilan (skill passport) dan
rekognisi pembelajaran lampau peserta didik
untuk SMK
e. prestasi akademik dan non-akademik;
f. ekstrakurikuler;
g. penghargaan peserta didik; dan
h. tingkat kehadiran.
51. Kesimpulan
● Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri
atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian
pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.
● Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video pembelajaran, serta
bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat ajar dari berbagai sumber.
Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun sebagai referensi atau
inspirasi dalam merancang pembelajaran point.
● Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara
muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan
capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
● Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan pendidikan terdiri
atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan, pengorganisasian
pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan format dan sistematika penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan
52. Karakteristik Kurikulum di Setiap
Jen
j
ng
PAUD a SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain
sebagai pendekatan
belajar yang utama
Penguatan literasi
dini dan penanaman
karakter dapat
melalui kegiatan
bermain-belajar
berbasis buku
bacaan anak
Fase Fondasi untuk
meningkatkan
kesiapan bersekolah
Pembelajaran
berbasis projek
untuk penguatan
profil Pelajar
Pancasila dilakukan
melalui kegiatan
perayaan hari
besar dan
perayaan tradisi
lokal
Penguatan kompetensi yang
mendasar dan
pemahaman holistik:
• Untuk memahami
lingkungan sekitar, mata
pelajaran IPA dan
IPS digabungkan
sebagai mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam
dan Sosial (IPAS)
• Integrasi
computational
thinking dalam mata
pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika,
dan IPAS
• Bahasa Inggris
sebagai mata
pelajaran pilihan
Pembelajaran
berbasis projek untuk
penguatan profil Pelajar
Pancasila dilakukan
minimal 2 kali dalam satu
tahun ajaran
Penyesuaian
dengan
perkembangan
teknologi digital,
mata pelajaran
Informatika
menjadi mata
pelajaran wajib
Panduan untuk
guru Informatika
disiapkan untuk
membantu
guru-guru pemula,
sehingga guru mata
pelajaran tidak
harus berlatar
belakang
pendidikan
informatika
Pembelajaran
berbasis projek
untuk penguatan
profil Pelajar
Pancasila
dilakukan minimal
3 kali dalam satu
tahun ajaran
Program peminatan/
penjurusan tidak
diberlakukan
Di kelas 10 pelajar
menyiapkan diri untuk
menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas 11.
Mata pelajaran yang
dipelajari serupa dengan
di SMP
Di kelas 11 dan 12 pelajar
mengikuti mata pelajaran
dari Kelompok Mapel
Wajib, dan memilih mata
pelajaran dari kelompok
MIPA, IPS, Bahasa, dan
Keterampilan Vokasi
sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali
dalam satu tahun ajaran,
dan pelajar menulis esai
ilmiah sebagai syarat
kelulusan
Dunia kerja dapat terlibat dalam
pengembangan pembelajaran
Struktur lebih sederhana
dengan dua kelompok mata
pelajaran, yaitu Umum dan
Kejuruan. Persentase
kelompok kejuruan
meningkat dari 60% ke 70%
Penerapan
pembelajaran berbasis
projek dengan
mengintegrasikan mata
pelajaran terkait.
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
menjadi mata pelajaran wajib
minimal 6 bulan (1
semester).
Pelajar dapat memilih mata
pelajaran di luar program
keahliannya
Capaian pembelajaran
pendidikan khusus dibuat
hanya untuk yang memiliki
hambatan intelektual
Untuk pelajar di SLB yang
tidak memiliki hambatan
intelektual, capaian
pembelajarannya sama
dengan sekolah reguler yang
sederajat, dengan
menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
Sama dengan pelajar di
sekolah reguler, pelajar di SLB
juga menerapkan
pembelajaran berbasis
projek untuk menguatkan
Pelajar Pancasila dengan
mengusung tema yang sama
dengan sekolah reguler,
dengan kedalaman materi dan
aktivitas sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan
pelajar di SLB