Sistem otot dan rangka memiliki beberapa karakteristik seperti kontrakstibilitas, eksitabilitas, dan elastisitas. Otot dibedakan menjadi otot penggerak utama, antagonis, fiksasi, dan sinergis. Otot dapat mengalami kontraksi dan relaksasi karena interaksi protein aktin dan miosin. Beberapa faktor mempengaruhi kontraksi otot seperti intensitas stimulus dan panjang serabut. Kelainan pada otot antara lain hernia,
3. Karakteristik Sistem Otot
• Kontrakstibilitas. Kemampuan untuk memendek
• Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan
kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
• Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan
untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
• Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran
semula setelah berkontraksi atau meregang.
4. 1. Otot Penggerak Penggerak Utama
Utama
2. Otot Antagonis Antagonis
3. Otot fiksasi fiksasi
4. Otot Otot Sinergis Sinergis
Fungsi otot
5. Bagian-bagian otot
1. Sarkolema
membran yang melapisi suatu sel otot yang
fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
dimana miofibril dan miofilamen berada
3. Miofibril
serat-serat pada otot.
6. 4. Miofilamen
benang-benang/filamen halus yang berasal
dari miofibril.
Miofilamen terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot
polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot
jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
7. • Di dalam miofilamen terdapat protein kontraktil :
aktomiosin (aktin dan miosin)
tropopin dan tropomiosin.
• Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka
protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot
kita melakukan relaksasi (memanjang) maka
miosin yang sedang bekerja.
5. Mioglobin : pigmen otot yang berfungsi mengikat
oksigen
6. Tendon : urat otot, bagian ujung otot yang
mengecil
8. Otot berdasarkan persyarafannya :
• Volunter disarafi oleh saraf somatik dan
berada di bawah kontrol kesadaran
ex : otot rangka
• Involunter disarafi oleh sistem saraf
otonom dan tidak berada dibawah kontrol
kesadaran
ex : otot polos dan otot jantung
9. 1. Kepala
2. Leher
3. Anggota gerak atas
4. Anggota gerak bawah
Otot menurut letaknya
11. 2. Otot-otot di leher
No Bagian Otot Sub-bagian Fungsi
1 Otot leher depan M. Plastisma Depresei mandibular dan sudut
mulut
Sternokleidomastoideus Mengekstensi kepala, fleksi
leher, rotasi kepala
M. Digastrik Membuka mulut
M. Stilohiopideus Elevasi os ilehideum
Sternohideus Membantu lidah menelan
makanan
M. Skalenus Mengangkat kedua tulang iga
kranial ke sisi leher
14. 3. OTOT ALAT GERAK ATAS
OTOT
EKSTREMITAS
SUPERIOR
OTOT LENGAN
ATAS
OTOT LENGAN
BAWAH
15. • Sifat otot mampu berkontraksi
• Kontraksi dapat berlangsung bila ada rangsangan
(stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh
pengaruh lain.
• Kontraksi dapat terjadi karena adanya energi
kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot.
• Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis
protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi dari 2
protein tersebut menyebabkan terjadinya
kontraksi pada otot.
KONTRAKSI OTOT
16.
17.
18.
19. Kontraksi otot
• Pada saat istirahat, troponin berikatan dengan
aktin, tropomiosin menutupi tempat dimana
kepala miosin seharusnya mengikat aktin
• Adanya stimulus menmbulkan impuls di motor
neuron ujung akson melepaskan asetilkolin
potensial aksi menyebar ke seluruh
serabut otot retikulum sarkoplasma
melepas ion Ca muatan ion k Ca lebih tinggi
20. • Ion Ca diikat oleh troponin iktan troponin-
aktin terlepas tropomiosin bergeser
binding site aktin mnjd terbuka
• Di kpla myosin ATP d aktfkan oleh enzim ATP
ase mjd ADP + energi energi mengaktifkan
kpla myosin untuk mengikat aktin tarik
menarik antara aktin dan miosin kontraksi
otot
21. Relaksasi otot
• Ion Ca dipompakan ke dalam retikulum
sarkoplasma myosin ATP ase menjadi tidak
aktif Kepala myosin terlepas dari aktin
terbentuk kembali komplek troponin-
tropomiosin-aktin relaksasi otot
22.
23.
24. A. Faktor – faktor yang mempengaruhi kontraksi otot
• Intensitas stimulus
• Lemah kuatnya stimulus
• Besarnya beban yang diterima otot
• Panjang serabut pada awal kontraksi
• Panjang serabut pada awal relaksasi
24
25. B. Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai
berikut:
1. Otot sinergis, yaitu otot yang saling mendukung.
Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah (pronator) yang terdiri otot
pronator kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-sama
berkontraksi ke satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.
2. Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan.
Contoh:
• Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misal: mekanisme
kerja otot bisep dan trisep dapat membengkokkan dan meluruskan siku
• Abduktor (menjauhi badan)dan adduktor (mendekati badan) misal: gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
• Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas) misal, herak kepala menunduk
dan menengadah
26.
27. C. KELAINAN YANG TERJADI PADA OTOT RANGKA
1. Hernia : Suatu tonjolan dari alat-alat dalam melalui
tempat-tempat lemah pada dinding perut antara lain
canalis inguinalis atau umbilicus.
2. Myasthenia gravis : Suatu kelemahan otot-otot
skelet terutama di daerah muka, disebabkan serangan
autoimmune terhadap reseptor-reseptor asetilkolin
pada motor end-plate sehingga jumlah reseptor
berkurang dan otot menjadi lemah.
3. Spasme : Suatu kontraksi otot mendadak di luar
kehendak
4. Kram : Kontraksi otot yang tetanik terasa sakit dan
involunter
28. 1. Atrofi otot → penurunan fungsi otot karena otot
mengecil atau karena kehilangan kemampuan
berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot → diperkirakan merupakan penyakit
genetis dan bersifat kronis pada otot anak-anak.
3. Hipertrofi otot → kelainan otot yang menyebabkan
otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena
sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal → dinding otot abdominal sobek
dan menyebabkan usus melorot.
D. Kelainan-kelainan pada sistem otot Rangka
Editor's Notes
Organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak