SlideShare a Scribd company logo
Taenia Solium,Taeniasis and
Cysticercosis in Southeast
Asia
Am. J. Trop. Med. Hyg., 94(5), 2016, pp. 947–954
doi:10.4269/ajtmh.15-0684
Copyright © 2016 by The American Society of Tropical Medicine and Hygiene
dr.Hanna Efrida
Harahap
Review Article
MagisterKedokteranTropis
FakultasKedokteran
UniversitasSumateraUtara
• HospesdefinitifTaeniasoliumadalah
manusia
• Hospesperantaranya adalah babi.
• Manusia yang dihinggapi cacingdewasa
Taeniasolium,juga menjadi hospesperantara
cacingini.
• Namapenyakityang disebabkan olehcacing
dewasa adalah teanisis soliumdan
disebabkan stadium larvaadalah
sistiserkosis
Taenia
Solium
Cacing Dewasa Taenia solium
Kingdom Animalia
Philum Platyhelmintes
Kelas Cestoda
Ordo Chyclophellidea
Family Taeniidea
Genus Taenia
Spesies TaeniaSolium
Klasifikasi
• Berukuranpanjang2-4meter.bisahingga8meter.
• Bentuknyaseperti Taeniasaginata.
• Terdiridariskoleks,leherdanstrobillaygterdiridari800-1000ruasproglotid
• Memiliki4buahbatilhisapdgnrostelumygmengandung2barisberkaitkaitmasingmasingsebanyak25-30
buah
• Terdiridarirangkaianprogtolidygbelumdewasa(immature)dandewasa(mature)ygmengandung
telur(gravid)
• Jumlahfolikeltestisnyalebihsedikitdaripadataeniasaginatayaitu150-200buah.
• Terdapatgravid30.000-50.000padaruasruasprogtolid
MORFOLOGI
• Telur keluar melalui celahrobekan proglotid
• Telur tsbbilatermakan oleh babimaka telur masuk kedalam usus babilalu dicernadanembrio heksakan keluar
daritelur danmenembus dindingusus danmasuk kesaluran getahbening/darah
• Embrioheksakan kemudian ikut aliran darahdanmenyangkut dijaringan ototbabi
• Embrioheksakan berubahmenjadi acinggelembung(sistiserkus) babi.
• Banyak ditemukanpadaototlidah,punggungdanpundakbabi.
• Hospes perantara lainnyaselain babiadalah monyet,unta ,anjingbabihutan,domba ,dankucing.
• Bila manusia memakandagingbabiygbelum matang(stgahmatang)ygmngandungsistiserkus.maka cacing
gelembungakan masuk ke dalamusus manusia .dindingkistadi cerna,skoleks mengalamievaginasi lalu melekat
padadindngusus halus.dalam waktu 3bulancacingtsbberubahmenjadi dewasa
SIKLUSHIDUP
DiAsiaTenggara,T.SoliumTaeniasis/sistiserkosis dianggapsebagaisalahsatupenyakittropisutamayang
terabaikanyangmenimpawilayahtersebut.Selainitu,munculbuktilebihlanjutuntukmemahamidinamika
penularanpenyakitdanfaktorbudaya,politik,dansosial ekonomiyangmempengaruhikeberhasilanupaya
pengendaliandanpemberantasandiwilayahtersebut.
Abstract
• Taeniasis/sistiserkosis manusiaadalahpenyakitzoonosis yangdisebabkanolehcacingpitababiTaenia
solium.
• OrganisasiKesehatanDunia(WHO)menetapkantaeniasis/sistiserkosis sebagaisalahsatudari17penyakit
tropisterabaikan(NTD)yangmempengaruhiorang-orangtermiskindidunia.
• Taeniasis/sistiserkosis dengandemikiandapatdianggapsebagaipenyakityangmelanggengkankemiskinan
dengankonsekuensi ekonomiyangmerugikanbagipopulasiyangterkenadampak.
• Padatahun1992,InternationalTaskForceforDisease EradicationdariWHOmendeklarasikanT.solium
berpotensi diberantas
• DiAsiaTenggara,taeniasis/sistiserkosis cukupendemikdantelahdiidentifikasi sebagaisalahsatuNTDutama
yangmenimpawilayahtersebut
• Kesenjanganstatussosial ekonomi dankesehatanmasihadadibanyakdaerahterpencildibeberapanegara.
INTRODUCTI
ON
• Penekanankhususdiberikan padapublikasidalam5tahunterakhir, karenatinjauankomprehensifolehWillinghamdanyang
lainnyasebelumnyatelahmerangkumdataepidemiologishingga 2010.
• Metodepencarianmengidentifikasi28studi epidemiologidandelapanpublikasitentanglangkah-langkahpengendalianyang
relevandenganwilayahSEA.
Literature
Search
Methods
Life
Cycle .
.
• Gambar1: menunjukkansiklushidupdantransmisiT. solium.
• Cacingpitadewasamenyelesaikantahapkehidupanseksualsikluspadamanusiasebagaiinangdefinitif
• Babiberfungsisebagaiinangperantaradimanametacestodes (tahaplarva)bertahanhidupdiototdan
jaringanlainsebagaicysticerci.Namun,T. Soliumtidakdapatmatanghinggatahapdewasapadababiuntuk
menyelesaikansiklusreproduksi.
• SementarababimemperolehT. soliumdarimenelan telurTaenia yangada dalamkotoranmanusia,manusia
memperolehinfeksi langsungdarimakancysticerciyanglayak hadirdalamdagingbabimentahataumelalui
konsumsimakananyangterkontaminasiatauairyangmengandungteluratauproglottid.
• Tidakadareservoir disatwaliar;namun,anjingdapatterinfeksi T. kistasoliumdanmungkinjugaberperan
dalampenularandidaerahdimanadaginganjingdikonsumsi.
• Padamanusia,T.soliumdapatbermanifestasi sebagaioperasi usustanpagejalaataubergejalaminimal
dan/atausebagaiinfeksi cysticerci,terutamadisubkutan,otot,mata,danjaringansaraf.
• Orangdengancysticercisubkutandanototbiasanyatidakmenunjukkangejala,tetapidapatberfungsi
sebagaipetunjukuntukmendiagnosiskeberadaanpenyakitdimasyarakat.
• Keterlibatanjaringansarafmenimbulkanneurocysticercosis.
• Bebanutamapenyakitmanusiadiberikanolehkematiandankecacatanakibatneurocysticercosis.
• Selaingejalaneurologis, neurocysticercosisdapatberkontribusipadaketidakmampuanbelajarmasakanak-
kanak,kehilanganfungsionaldarikelemahanmotorikyangdihasilkan,defisit sensorik ataunyeri
kronis,demensiaonset dini,manifestasineuropsikiatri,danstigmatisasisosial,sehinggamenyebabkan
penurunanproduktivitasmanusiadankerugianekonomi.
• Beberapakasustenggelamdanlukabakaryangtidakdisengajajugatelahdikaitkandengankejangepilepsy.
Clinical Disease
• Dengan pengecualiannegara-negaraIslamsepertiIndonesiadanMalaysia,produksibabi
adalahpusatbagibanyakkomunitaspedesaandiAsiaTenggara.
• Dagingbabiadalahsumberutamaproteinsertapendapatankeluarga,dengan78%babidi
Lautdiproduksidibawahpetanikeciltanamancampuran-ternak.
• Selamabeberapadekadeterakhir,permintaanregionaluntukproduksibabijuga
meningkatsecarasignifikan.
• Wilayah SEAjugamenampungsalahsatukonsentrasibabibebastertinggididunia,dan
merekabersifatcoprophagic,memakankotoranmanusiayangmungkinmengandungT.
Risk Factors for
Transmission
• Ini termasukpraktik kebersihandansanitasiyangburuk sepertibuang airbesar
sembarangan,kurangnya perangkat keras kesehatansepertijamban yangberfungsi, kurangnya
akseskeair bersih,kurangnya pendidikandasardanpengetahuan tentangpenularan
penyakit,memberimakankotoran manusia kepada babi, pengorbanan leluhur dan konsumsidaging
babimentah,dankurangnya daging praktikinspeksi dirumahjagal
• Selain itu, kontakrumahtanggadapatmemperoleh infeksi melalui kontak langsungatautidak
langsungdengankotoran pembawa,danpengelompokan kasus neurocysticercosis disekitar
pembawatelahdiidentifikasi lebih lanjut.
• Adajuga laporan yangmenunjukkanhubunganantara sistiserkosis danpenggunaankotoran
manusia dan"air limbah" untukpemupukantanaman
• SEAjugaendemikpadaspesies Taenialainnya,yaituTaeniasaginatadanTaeniaasiatica,keduanyadapat
menyebabkantaeniasis manusiatanpasistiserkosis.
• Bebantaeniasis manusiaolehspesies ini bagaimanapundapatdiabaikan. Meskipunkontroversi masihada
tentangapakahT.asiaticadapatmengakibatkansistiserkosis manusia,mengingatbahwaiaberbagisiklus
hidupyangmiripdenganT.soliumpadababisebagaiinangperantaradanjugamenyebabkancysticercihati;
buktisejauhinitidakmeyakinkan
• TransmisiT.saginataterjadimelaluimakandagingsapimentah,sedangkanT.asiaticadiperoleh melalui
konsumsijeroanbabimentah,tetapibukandaging.
Co-endemicity
and
Polyparasitism
• Cacing pita anjing, Taenia hydatigena,di sisilain tidak diketahui menyebabkanpenyakitmanusia
tetapibabi dapat berfungsi sebagai inangperantara.
• Menariknya, semuaspesiesTaenia berpotensi mempengaruhidinamika transmisiT. solium melalui
mekanismecrowding yangbergantung pada kepadatankompetitif di ususpada manusia dan
hewan.
• Selain itu, poliparasitisme adalah normadi SEA denganbeberapa infeksi protozoa dancacing
lainnya sepertiEntamoeba, cacinghati ,cacing tambang,Ascaris,Trichuris, Schistosoma, dan
Trichinella menyebabkantingginya bebanpenyakitmanusiadanberbagifaktor risiko penularan
yangserupa,sepertikebersihanyangburuk,sanitasi, danpraktik peternakan.
• Penemuanyanglebih baru disajikan sebagai gantinya.
• Data epidemiologi tersebutpentingdalam menganalisis informasi penting tentangpenularan
penyakitdanfaktor risiko lainyang relevan, danolehkarena itudapatdigunakanuntuk merancang
program pengendalian yangefektif.
• Namun,kehati-hatian harusdilakukan dalam menafsirkan dataini karena beberapa
keterbatasan,yaitu,ukuransampelyangkecil, kurangnya metodologi studiyangkuat,kurangnya
keterwakilan nasional atau regional, kurangnya dataklinis terutama dalam kaitannya dengan
kejang, metodediagnostik laboratorium yangbervariasi, ketergantunganyangbesarpadadata
serologis, danketerbatasan intrinsik tesdiagnostik.
Epidemiolo
gy
• Beberapatantanganpertama-tamaharusdiakuidalammendiagnosiskasusdanolehkarena
itumenentukanepidemiologiyangakuratdaritaeniasis/sistiserkosismanusiadiSEA.
• Secaraumum, gejalaklinistaeniasis/sistiserkosistidakdidefinisikandenganbaikdan
perilakumencarikesehatanmasyarakatsebagianbesartidakdiketahui.Kurangnya
pendidikandanstigmatisasisosialjugadapatmenyebabkankurangnyapelaporangejala.
Selainitu,modalitaspencitraanyangtepatseperticomputedtomographytidaktersediadi
banyakdaerahpedesaandiSEA
• Namun, metodeklinisinitidakmemilikisensitivitasdanspesifisitas.
Diagnostic Methods and
Impact on Epidemiology
Metodediagnostikuntukstudiepidemiologitaeniasis/ sistiserkosismanusia
KLINIS
Sejarahkejang
Sejarahperjalananproglottiddalamtinja
Palpasiuntukcysticercisubkutandanotot
Neuroimaging(misalnya,computed
tomography)
Aspirasikistayangdipanduultrasound
Pemeriksaantinja(misalnyapengusirandenganpengobatan
antihelminthicmeningkatkansensitivitas)
Coprology:mikroskopuntuktelurTaeniadanproglottid*
ELISAKoproantigen
TeknikhibridisasiDNAuntukdeteksitelur
Teknikreaksiberantaipolimerase
• Serologis
• EITB(deteksiantibodi)bercakimunoelektrotransfer terkaitenzim
• ELISAmendeteksiantigenmetacestode(Ag-ELISA) ujiimunosorben terkait
enzim.
• Kehadiran antibodi menunjukkaninfeksimasalalu atau sekarang,oleh karena itubiasanya melebih-
lebihkan prevalensi sebenarnya,sedangkankeberadaanantigen yangberedar menunjukkan cysticerci
yanglayak pada inang manusia danbiasanya mencerminkanbebanpenyakitaktif
• Selain itu, alat diagnostik seperticoprology, coproantigen ELISA, danmetode molekuler sangatbervariasi
dalam kinerjanya dalam mengidentifikasi kasus taeniasis.
• Metode coproantigen biasanyahanya spesifik untuk tingkat genus,meskipun uji spesifik spesiesuntuk
T. solium telah dikembangkan.
• Namun,metodemolekuler dapatmencapaiidentifikasi spesiestetapitidak tersediasecaraluas.
• Selain itu, prevalensi T. Penyakitsolium pada babi juga perlu dipertimbangkan untuk membangun
program pengendalian danpemberantasanyangefektif. Prevalensi ditentukanoleh metode inspeksi
daging dan investigasiimunologis, masing-masingdenganketerbatasannya
sendiri. Namun,epidemiologi pada babi tidak dibahas lebih lanjut dalam ulasanini.
 PublikasiterbaruolehCoral-Almeidadanlainnyamenganalisisstudiepidemiologiyanghanya
menggunakanmetodeEITBatauAg-ELISA yangdirekomendasikanWHOdanmenemukanbahwa
seroprevalensiT.antibodisoliumdiAsiadiperkirakansebesar15,7%. Namun, hanyasatu
penelitiandariBali,Indonesia,yangmewakiliwilayahSEAdengan perkiraanprevalensi
12,6% .Sejakpenelitianasliini,prevalensiT. infeksisoliumdiBalitampaknyasedangmenurun.
 Disisilain,analisispenelitianmenggunakan metodeAg-ELISA memperkirakanprevalensi
keseluruhan3,9% dariT. soliumsistiserkosisdiAsia. Hanyaempatstudidariduanegaradi
kawasanAsiaTenggarayangterwakilidalamanalisisini.
Prevalence of Taeniasis and
Cysticercosis in SEA
• MeskipunsebagianbesarmerupakannegaraIslamdengansedikitkonsumsidagingbabi,areataeniasismanusia
yangterdefinisi denganbaikhadirdiIndonesia,terutamadikalanganetnisdanagamaminoritas.
• Informasitersebutsebelumnyatelahditinjausecaraekstensif melaluiupayapengendaliankolaboratifantara
KementerianKesehatan IndonesiadanAsahikawaMedicalCollegeofJapan.
• Singkatnya,T.soliumtelahdilaporkanterutamadariPapuadanBali,T.saginatadariBali,danT.asiaticadariPulau
SamosirdiSumaterabagianutara. Meskipunadaupayapengendalian,Papuamasihdianggapsebagaidaerah
endemiktinggidenganprevalensiTyangdilaporkan.
• Melaluiprogrampendidikankesehatan,prevalensi T.soliumdiBalitelahmenurunmenjadihampir0%sejak
2002,kecualidiGianyardankabupatenKarangasem.56,62
• DiLaoPDR,surveinasionalbaru-baruiniterhadap>55.000orangyangmenggunakanmetodecoprology
menunjukkanbahwatelurTaeniaterdapatpada1,5%peserta.
• Sebuahstudibaru-baruinipada513pasienVietnamdenganepilepsijugamenemukanbahwaAg-ELISApositif
pada9%.
• SebagainegaraIslam,prevalensi taeniasis/sistiserkosis diMalaysiamungkinrendah,tetapimiripdengan
Indonesia,kantongendemisitas mungkinadadidaerah-daerahtertentudimanakomunitasminoritasnon-
Muslimtinggal. Denganurbanisasi,Singapurahanyamengalamikasusneurocysticercosis impor,sebagian
besarpadapekerjamigrandarinegara-negaratetanggadiSEA
Penularansoliumdarimanusiakebabidenganmenyediakanjambandanairbersihuntuk
mencegah buangairbesarsembarangan,.
Memastikanpraktikpeternakanyanghigienisdanjugauntukmenghentikanpenularandari
babikembalikemanusiamelaluitindakansanitasihewansepertipengaturanpraktik
pemeriksaandagingdantidakmakandagingbabimentah.
Agarprogrampengendalianmenjadiefektifdanberkelanjutan,kombinasiintervensi
sederhanayanghematbiayasecarabersamaanmenargetkanbabidanmanusiaperlu
dilakukan.
Control Strategies and
Challenges
Keterlibatanpemangkukepentingandariberbagaisektorterkaitdanpihakyang
berkepentingan,termasukdokterhewan,lingkungan, danpekerjamedis,harus
dipromosikansejakawaluntukmembantumemastikankeberhasilan.
Dengankatalain,pendekatanOneHealthyangterintegrasidiperlukandengankomitmen
politikdankolaborasilintassektoralditingkatlokal,nasional,daninternasional.
Sebuahstudibaru-baruinimencarisemualiteraturyangditerbitkandanmenganalisis
efektivitasstrategikontrolberbasismasyarakat,menggunakansatuataukombinasidari
beberapaintervensiyangmenggunakandesainpradanpasca-intervensi.
Pencegahandanpengobataninfeksibabi:
 Fasilitaspengelolaanbabiyangtepat:tidakadababiyangbebasataumengais
 Tidakmemberimakankotoranmanusiaatau pakanyangterkontaminasifekularkebabi.
 Vaksinasibabi
 Pemberianobatmassal(misalnya,praziquantel,niclosamide,atauoxfendazole)
 Penyediaanperangkatkeraskesehatan:berfungsinyatoiletdanaksesairbersihdidesa-desa,pemeliharaan
berkelanjutanfasilitasini
 Tidakadabuangairbesarsembaranganolehmanusia
 Pendidikankesehatandanlangkah-langkahmobilisasisosial untukperubahandalampraktikkebersihandan
sanitasi
Pengobatanmanusiadengantaeniasis/sistiserkosis*
Identifikasi infeksi/pembawa melalui tindakan pengawasanaktif/pasif
Perawatan individu
Pemberianobat massal(misalnya, praziquantel, niclosamide, atau
albendazole)
Pencegahaninfeksi manusia
o Langkah-langkahkebersihantangandanmakanan
o Praktikdanperaturanpemeriksaandagingyangketat
o Memasakdagingbabisecukupnya
o Perubahanpraktikbudayadanagamapadakonsumsidagingbabimentah
• Dengankriteriakelayakanbiologisdanteknisuntukpemberantasansuatupenyakit,T.solium
taeniasis/sistiserkosis masihjauhdarimencapaipemberantasanregionaldiAsiaTenggaraatau
pemberantasanglobal.
• Namundemikian,diAsiaTenggara,Indonesia telahmemberikancontohyangbercita-citatinggidengan
menunjukkanbahwapemberantasandapatdicapai,sepertiyangditunjukkanolehpenurunanyangsignifikan
dalamprevalensitaeniasis/sistiserkosis diBaliselamaduadekadeterakhirprevalensisistiserkosis
menurundari13%padatahun1991menjadi0%padatahun2014kecualiuntukduakabupatenmelaluilangkah-
langkahkesehatanmasyarakatyangberkelanjutantermasukkomitmenpolitik,kolaborasinasionaldan
internasional,pengawasanberkelanjutan,pendidikankesehatan,danperubahandalampraktikpeternakan
daninspeksidaging,semuanyatanpaperlumenggunakanstrategivaksinasiataupemberianobatmassal
yangmahal
Eradication
• MeskipunBalimasihbergelutdenganT.saginatataeniasis,situasisaatinipadaT. Infeksi
soliumterlihatmenjanjikan,danhanyawaktuyangakanmemberitahuapakah
pemberantasanpenyakititumungkinterjadi.
• Banyakfaktoryangmasihperlusegeradibenahiagarstrategipengendalianberhasildilaksanakan.
• Initermasukpembentukansistemdiagnostikdanpengawasanyanglebihbaik,mengamankan
komitmenpolitik,alokasidana,membinakemitraankolaboratif,mengidentifikasijuaralokaluntuk
menerapkanlangkah-langkahmobilisasisosial,danyangterpenting,meningkatkankebutuhan
perawatankesehatandasardaribanyakkomunitasmiskindiAsiaTenggara.
• Buktiyangberkembangmenunjukkanbahwakontroldaneliminasitaeniasis/sistiserkosisdari
wilayahSEA tetapmenjadikemungkinan dimasamendatang.
.
Conclusions
Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx

More Related Content

Similar to Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx

Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
Apridinata
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
evazulioktavia1998
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
Poltekes TNI AU
 
Tifoid
TifoidTifoid
MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN
TioSaniaSchwester
 
Trematoda usus
Trematoda ususTrematoda usus
Trematoda usus
Dendhy Nugraha
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
pjj_kemenkes
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
pjj_kemenkes
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
feni gita safitri
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
HeppySetyaprima3
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
Widdya Anggraini
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
siska fiany
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliMita Yurike
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliMita Yurike
 
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
AkbarJuliansyah4
 
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
winaldy21
 
Print full
Print fullPrint full
Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus
Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus
Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus
LamuryInyo
 

Similar to Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx (20)

Trematoda paru
Trematoda paruTrematoda paru
Trematoda paru
 
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICAENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptxEva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Keb., M.Tr.Keb_PPT Parasitologi.pptx
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN MATERI TENTANG KECACINGAN
MATERI TENTANG KECACINGAN
 
Trematoda usus
Trematoda ususTrematoda usus
Trematoda usus
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptxKuliah 2 Parasitologi.pptx
Kuliah 2 Parasitologi.pptx
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
Parasitologi_Parasitologi _Parasitologi_
 
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...
 
Ppt parasit iv
Ppt parasit ivPpt parasit iv
Ppt parasit iv
 
Print full
Print fullPrint full
Print full
 
Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus
Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus
Prinsip pengendalian Pijal dan Tikus
 

More from HannaHarahap

TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
HannaHarahap
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
HannaHarahap
 
VEKTOR & KESEHATAN .pptx
VEKTOR & KESEHATAN .pptxVEKTOR & KESEHATAN .pptx
VEKTOR & KESEHATAN .pptx
HannaHarahap
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
HannaHarahap
 
Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx
Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptxTaenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx
Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx
HannaHarahap
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
HannaHarahap
 

More from HannaHarahap (6)

TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
 
VEKTOR & KESEHATAN .pptx
VEKTOR & KESEHATAN .pptxVEKTOR & KESEHATAN .pptx
VEKTOR & KESEHATAN .pptx
 
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptxTOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
TOXOPLASMA GONDII NEW.pptx
 
Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx
Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptxTaenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx
Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx
 
PERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptxPERILAKU KESEHATAN .pptx
PERILAKU KESEHATAN .pptx
 

Recently uploaded

v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 

Recently uploaded (20)

v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 

Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx