Tiga kalimat:
Artikel ini membahas taeniasis dan sistiserkosis yang disebabkan oleh cacing pita Taenia solium di Asia Tenggara. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena faktor budaya dan sanitasi yang kurang memadai di wilayah tersebut. Studi epidemiologi dan pengembangan metode diagnostik yang lebih baik diperlukan untuk mengendalikan penularan penyakit ini.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengapa daging babi dilarang dalam agama Islam. Beberapa alasan yang disebutkan antara lain karena daging babi mengandung berbagai jenis parasit dan bakteri penyakit, seperti cacing pita, serta dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung. Daging babi juga memiliki kandungan lemak dan kolesterol tinggi yang berbahaya bagi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang parasit, termasuk definisi, jenis, lingkungan, mekanisme masuk, dan pencegahan parasit. Jenis-jenis parasit dibedakan berdasarkan cara hidup, jumlah sel, dan kebutuhan akan inangnya. Dokumen ini juga menjelaskan siklus hidup beberapa parasit tertentu dan cara mencegah serta mengobati infeksi parasit.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengapa daging babi dilarang dalam agama Islam. Beberapa alasan yang disebutkan antara lain karena daging babi mengandung berbagai jenis parasit dan bakteri penyakit, seperti cacing pita, serta dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung. Daging babi juga memiliki kandungan lemak dan kolesterol tinggi yang berbahaya bagi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang parasit, termasuk definisi, jenis, lingkungan, mekanisme masuk, dan pencegahan parasit. Jenis-jenis parasit dibedakan berdasarkan cara hidup, jumlah sel, dan kebutuhan akan inangnya. Dokumen ini juga menjelaskan siklus hidup beberapa parasit tertentu dan cara mencegah serta mengobati infeksi parasit.
Dokumen tersebut membahas tentang Trematoda Paru bernama Paragonimus westermani. Cacing ini termasuk kelas Trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan, menyebabkan penyakit Paragonimiasis. Spesies P. westermani merupakan agen penyebab utama infeksi ini.
Dokumen tersebut membahas tentang parasitologi, termasuk istilah-istilah yang digunakan dalam parasitologi seperti parasitisme, hospes, vektor, zoonosis, serta menjelaskan morfologi dan daur hidup beberapa jenis nematoda (cacing) yang menginfeksi manusia seperti Ascaris lumbricoides, cacing tambang, Enterobius vermicularis, serta Trichuris trichura.
Cacingan adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh beberapa jenis cacing seperti Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Penyakit ini menular melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi telur cacing. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi cacingan, cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan, serta cara alami mengobati cacingan menggunakan bahan-bahan seperti wortel, kelapa, dan daun pepaya.
Trematoda usus adalah cacing parasit yang memiliki habitat di usus manusia dan hewan. Terdapat beberapa jenis trematoda usus yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, diantaranya Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai, Echinostoma ilocanum, dan Troglotrema salmincola. Semua trematoda usus memiliki siklus hidup yang melibatkan hospes perantara berupa siput atau ikan sebelum mencapai
Modul ini membahas parasitologi khususnya tentang helmintiasis. Terdapat penjelasan tentang pengertian helmintologi, klasifikasi cacing, gangguan yang ditimbulkan nematoda (cacing bulat) seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma braziliense, dan Trichuris trichiura, serta gangguan yang ditimbulkan trematoda dan cestoda (cacing pipih). Modul ini bertujuan memberikan pemahaman tentang klasifikasi, siklus hidup, infeksi dan pence
Modul ini membahas parasitologi khususnya tentang helmintiasis. Terdapat penjelasan tentang pengertian helmintologi, klasifikasi cacing ke dalam nematoda dan platyhelminthes, gangguan yang ditimbulkan oleh nematoda seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma sp., dan Trichuris trichiura, serta gambaran umum tentang siklus hidup, gejala, diagnosis, dan pencegahannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai empat jenis nematoda parasit manusia yaitu Loa loa, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ascaris lumbricoides. Ketiga nematoda tersebut memiliki siklus hidup yang melibatkan manusia sebagai inang definitif dan tanah atau vektor sebagai inang perantara, serta dapat menyebabkan penyakit seperti loaiasis, trikhuriasis, necatoriasis, dan askariasis.
Dokumen tersebut membahas tentang empat jenis nematoda usus, yaitu:
1. Trichinella spiralis atau cacing gelang, yang menyebabkan trikinosis.
2. Enterobius vermicularis atau cacing pin, yang menyebabkan enterobiasis.
3. Strongyloides stercoralis atau cacing benang, yang menyebabkan strongyloidiasis.
4. Larva migrans kulit, yang disebabkan oleh invasi larva cacing tambang ke kulit.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...winaldy21
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Tifus atau Typhus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan dan gejala seperti demam, sakit perut, mual dan muntah.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa topik parasitologi veteriner, termasuk endoparasit seperti Balantidium coli, Entamoeba histolytica, Babesia sp, serta hubungan ekologi antara parasit dan inangnya seperti mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai toksoplasmosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan melalui konsumsi daging mentah atau tanah yang terkontaminasi oleh oosista yang dikeluarkan kucing. Gejala klinisnya tidak spesifik dan sering menyerupai penyakit lain. Diagnosis melibatkan tes serologi dan PCR, sedangkan pencegahannya meliputi memasak daging hing
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan genetik. Perilaku memiliki pengaruh besar terhadap status kesehatan individu dan kelompok. Pendidikan kesehatan penting untuk merubah perilaku, meskipun perubahan perilaku dipengaruhi faktor-faktor lain."
More Related Content
Similar to Taenia Solium,Taeniasis and Cysticercosis in Southeast NEW.pptx
Dokumen tersebut membahas tentang Trematoda Paru bernama Paragonimus westermani. Cacing ini termasuk kelas Trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan, menyebabkan penyakit Paragonimiasis. Spesies P. westermani merupakan agen penyebab utama infeksi ini.
Dokumen tersebut membahas tentang parasitologi, termasuk istilah-istilah yang digunakan dalam parasitologi seperti parasitisme, hospes, vektor, zoonosis, serta menjelaskan morfologi dan daur hidup beberapa jenis nematoda (cacing) yang menginfeksi manusia seperti Ascaris lumbricoides, cacing tambang, Enterobius vermicularis, serta Trichuris trichura.
Cacingan adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh beberapa jenis cacing seperti Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Penyakit ini menular melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi telur cacing. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi cacingan, cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan, serta cara alami mengobati cacingan menggunakan bahan-bahan seperti wortel, kelapa, dan daun pepaya.
Trematoda usus adalah cacing parasit yang memiliki habitat di usus manusia dan hewan. Terdapat beberapa jenis trematoda usus yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, diantaranya Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai, Echinostoma ilocanum, dan Troglotrema salmincola. Semua trematoda usus memiliki siklus hidup yang melibatkan hospes perantara berupa siput atau ikan sebelum mencapai
Modul ini membahas parasitologi khususnya tentang helmintiasis. Terdapat penjelasan tentang pengertian helmintologi, klasifikasi cacing, gangguan yang ditimbulkan nematoda (cacing bulat) seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma braziliense, dan Trichuris trichiura, serta gangguan yang ditimbulkan trematoda dan cestoda (cacing pipih). Modul ini bertujuan memberikan pemahaman tentang klasifikasi, siklus hidup, infeksi dan pence
Modul ini membahas parasitologi khususnya tentang helmintiasis. Terdapat penjelasan tentang pengertian helmintologi, klasifikasi cacing ke dalam nematoda dan platyhelminthes, gangguan yang ditimbulkan oleh nematoda seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma sp., dan Trichuris trichiura, serta gambaran umum tentang siklus hidup, gejala, diagnosis, dan pencegahannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai empat jenis nematoda parasit manusia yaitu Loa loa, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ascaris lumbricoides. Ketiga nematoda tersebut memiliki siklus hidup yang melibatkan manusia sebagai inang definitif dan tanah atau vektor sebagai inang perantara, serta dapat menyebabkan penyakit seperti loaiasis, trikhuriasis, necatoriasis, dan askariasis.
Dokumen tersebut membahas tentang empat jenis nematoda usus, yaitu:
1. Trichinella spiralis atau cacing gelang, yang menyebabkan trikinosis.
2. Enterobius vermicularis atau cacing pin, yang menyebabkan enterobiasis.
3. Strongyloides stercoralis atau cacing benang, yang menyebabkan strongyloidiasis.
4. Larva migrans kulit, yang disebabkan oleh invasi larva cacing tambang ke kulit.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Konsep dan teori penyebab terjadinya penyakit typus di desa pesayangan martap...winaldy21
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Tifus atau Typhus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan dan gejala seperti demam, sakit perut, mual dan muntah.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa topik parasitologi veteriner, termasuk endoparasit seperti Balantidium coli, Entamoeba histolytica, Babesia sp, serta hubungan ekologi antara parasit dan inangnya seperti mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai toksoplasmosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan melalui konsumsi daging mentah atau tanah yang terkontaminasi oleh oosista yang dikeluarkan kucing. Gejala klinisnya tidak spesifik dan sering menyerupai penyakit lain. Diagnosis melibatkan tes serologi dan PCR, sedangkan pencegahannya meliputi memasak daging hing
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan genetik. Perilaku memiliki pengaruh besar terhadap status kesehatan individu dan kelompok. Pendidikan kesehatan penting untuk merubah perilaku, meskipun perubahan perilaku dipengaruhi faktor-faktor lain."
Dokumen tersebut membahas tentang vektor penyakit dan pengendaliannya di lokasi pengungsian. Tiga vektor utama yang perlu mendapat perhatian yaitu nyamuk, tikus, dan lalat. Upaya pengendaliannya meliputi pengelolaan lingkungan, pengendalian kimiawi dengan insektisida, serta surveilans terhadap kondisi lingkungan dan kepadatan vektor.
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan genetik. Perilaku memiliki pengaruh besar terhadap status kesehatan individu dan kelompok. Pendidikan kesehatan penting untuk merubah perilaku, meskipun faktor lain juga berperan dalam perubahan perilaku."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. • HospesdefinitifTaeniasoliumadalah
manusia
• Hospesperantaranya adalah babi.
• Manusia yang dihinggapi cacingdewasa
Taeniasolium,juga menjadi hospesperantara
cacingini.
• Namapenyakityang disebabkan olehcacing
dewasa adalah teanisis soliumdan
disebabkan stadium larvaadalah
sistiserkosis
Taenia
Solium
Cacing Dewasa Taenia solium
5. • Telur keluar melalui celahrobekan proglotid
• Telur tsbbilatermakan oleh babimaka telur masuk kedalam usus babilalu dicernadanembrio heksakan keluar
daritelur danmenembus dindingusus danmasuk kesaluran getahbening/darah
• Embrioheksakan kemudian ikut aliran darahdanmenyangkut dijaringan ototbabi
• Embrioheksakan berubahmenjadi acinggelembung(sistiserkus) babi.
• Banyak ditemukanpadaototlidah,punggungdanpundakbabi.
• Hospes perantara lainnyaselain babiadalah monyet,unta ,anjingbabihutan,domba ,dankucing.
• Bila manusia memakandagingbabiygbelum matang(stgahmatang)ygmngandungsistiserkus.maka cacing
gelembungakan masuk ke dalamusus manusia .dindingkistadi cerna,skoleks mengalamievaginasi lalu melekat
padadindngusus halus.dalam waktu 3bulancacingtsbberubahmenjadi dewasa
SIKLUSHIDUP
12. • Dengan pengecualiannegara-negaraIslamsepertiIndonesiadanMalaysia,produksibabi
adalahpusatbagibanyakkomunitaspedesaandiAsiaTenggara.
• Dagingbabiadalahsumberutamaproteinsertapendapatankeluarga,dengan78%babidi
Lautdiproduksidibawahpetanikeciltanamancampuran-ternak.
• Selamabeberapadekadeterakhir,permintaanregionaluntukproduksibabijuga
meningkatsecarasignifikan.
• Wilayah SEAjugamenampungsalahsatukonsentrasibabibebastertinggididunia,dan
merekabersifatcoprophagic,memakankotoranmanusiayangmungkinmengandungT.
Risk Factors for
Transmission
13. • Ini termasukpraktik kebersihandansanitasiyangburuk sepertibuang airbesar
sembarangan,kurangnya perangkat keras kesehatansepertijamban yangberfungsi, kurangnya
akseskeair bersih,kurangnya pendidikandasardanpengetahuan tentangpenularan
penyakit,memberimakankotoran manusia kepada babi, pengorbanan leluhur dan konsumsidaging
babimentah,dankurangnya daging praktikinspeksi dirumahjagal
• Selain itu, kontakrumahtanggadapatmemperoleh infeksi melalui kontak langsungatautidak
langsungdengankotoran pembawa,danpengelompokan kasus neurocysticercosis disekitar
pembawatelahdiidentifikasi lebih lanjut.
• Adajuga laporan yangmenunjukkanhubunganantara sistiserkosis danpenggunaankotoran
manusia dan"air limbah" untukpemupukantanaman
14. • SEAjugaendemikpadaspesies Taenialainnya,yaituTaeniasaginatadanTaeniaasiatica,keduanyadapat
menyebabkantaeniasis manusiatanpasistiserkosis.
• Bebantaeniasis manusiaolehspesies ini bagaimanapundapatdiabaikan. Meskipunkontroversi masihada
tentangapakahT.asiaticadapatmengakibatkansistiserkosis manusia,mengingatbahwaiaberbagisiklus
hidupyangmiripdenganT.soliumpadababisebagaiinangperantaradanjugamenyebabkancysticercihati;
buktisejauhinitidakmeyakinkan
• TransmisiT.saginataterjadimelaluimakandagingsapimentah,sedangkanT.asiaticadiperoleh melalui
konsumsijeroanbabimentah,tetapibukandaging.
Co-endemicity
and
Polyparasitism
15. • Cacing pita anjing, Taenia hydatigena,di sisilain tidak diketahui menyebabkanpenyakitmanusia
tetapibabi dapat berfungsi sebagai inangperantara.
• Menariknya, semuaspesiesTaenia berpotensi mempengaruhidinamika transmisiT. solium melalui
mekanismecrowding yangbergantung pada kepadatankompetitif di ususpada manusia dan
hewan.
• Selain itu, poliparasitisme adalah normadi SEA denganbeberapa infeksi protozoa dancacing
lainnya sepertiEntamoeba, cacinghati ,cacing tambang,Ascaris,Trichuris, Schistosoma, dan
Trichinella menyebabkantingginya bebanpenyakitmanusiadanberbagifaktor risiko penularan
yangserupa,sepertikebersihanyangburuk,sanitasi, danpraktik peternakan.
16. • Penemuanyanglebih baru disajikan sebagai gantinya.
• Data epidemiologi tersebutpentingdalam menganalisis informasi penting tentangpenularan
penyakitdanfaktor risiko lainyang relevan, danolehkarena itudapatdigunakanuntuk merancang
program pengendalian yangefektif.
• Namun,kehati-hatian harusdilakukan dalam menafsirkan dataini karena beberapa
keterbatasan,yaitu,ukuransampelyangkecil, kurangnya metodologi studiyangkuat,kurangnya
keterwakilan nasional atau regional, kurangnya dataklinis terutama dalam kaitannya dengan
kejang, metodediagnostik laboratorium yangbervariasi, ketergantunganyangbesarpadadata
serologis, danketerbatasan intrinsik tesdiagnostik.
Epidemiolo
gy
20. • Kehadiran antibodi menunjukkaninfeksimasalalu atau sekarang,oleh karena itubiasanya melebih-
lebihkan prevalensi sebenarnya,sedangkankeberadaanantigen yangberedar menunjukkan cysticerci
yanglayak pada inang manusia danbiasanya mencerminkanbebanpenyakitaktif
• Selain itu, alat diagnostik seperticoprology, coproantigen ELISA, danmetode molekuler sangatbervariasi
dalam kinerjanya dalam mengidentifikasi kasus taeniasis.
• Metode coproantigen biasanyahanya spesifik untuk tingkat genus,meskipun uji spesifik spesiesuntuk
T. solium telah dikembangkan.
• Namun,metodemolekuler dapatmencapaiidentifikasi spesiestetapitidak tersediasecaraluas.
• Selain itu, prevalensi T. Penyakitsolium pada babi juga perlu dipertimbangkan untuk membangun
program pengendalian danpemberantasanyangefektif. Prevalensi ditentukanoleh metode inspeksi
daging dan investigasiimunologis, masing-masingdenganketerbatasannya
sendiri. Namun,epidemiologi pada babi tidak dibahas lebih lanjut dalam ulasanini.
27. Pengobatanmanusiadengantaeniasis/sistiserkosis*
Identifikasi infeksi/pembawa melalui tindakan pengawasanaktif/pasif
Perawatan individu
Pemberianobat massal(misalnya, praziquantel, niclosamide, atau
albendazole)
Pencegahaninfeksi manusia
o Langkah-langkahkebersihantangandanmakanan
o Praktikdanperaturanpemeriksaandagingyangketat
o Memasakdagingbabisecukupnya
o Perubahanpraktikbudayadanagamapadakonsumsidagingbabimentah