Dokumen tersebut membahas tantangan pemerintah Indonesia dalam menghadapi globalisasi dan regionalisasi di kawasan Asia, terutama di bidang ekonomi. Pemerintah perlu meningkatkan daya saing ekonomi, ekspor, UMKM, dan infrastruktur untuk menghadapi persaingan global. Kerja sama bilateral dengan negara seperti Korea Selatan dalam bidang ekonomi dan kesehatan juga penting selama pandemi Covid-19.
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
GLOBALISASI REGIONAL
1. Tantangan Pemerintah Dalam
Menghadapi Globalisasi di
Kawasan Regional Asia di Bidang
Ekonomi
Kelompok 5
Juandi Permana : 41718011
Haifa Dini : 41718012
Hilmi Ramdani : 41718021
Yusuf Ramadhan : 41718022
2. GLOBALISASI
Globalisasi adalah proses interaksi dan integrasi antara lapisan
masyarakat, perusahaan, dan negara-negara di seluruh dunia. Sebagai
sebuah fenomena yang kompleks dan multidimensional, globalisasi
dianggap sebuah ekspansi kapitalis yang bertujuan untuk
mengintegrasikan ekonomi local dan nasional kedalam ekonomi global
yang minim regulasi.
Globalisasi pada dasarnya merupakan proses ekonomi yang
meliputi interaksi dan integrasi aspek kebudayaan dan social dari suatu
masyarakat. Meskipun begitu, konflik dan diplomasi juga memegang
peranan penting dalam sejarah globalisasi.
3. Regionalisasi
Regionalisasi atau Pusat pertumbuhan merupakan
proses penentuan suatu wilayah berdasarkan kriteria
kualitas dan kuantitas melalui penggabungan atau
penggolongan beberapa wilayah. Perwilayahan juga
terdiri atas wilayah formal dan fungsional. Pewilayahan
formal dapat ditentukan dari batas-batas di permukaan
bumi untuk tujuan tertentu berdasarkan beberapa kriteria
seperti administrasi, fisik, sosial, dan ekonomi. Sementara
perwilayahan fungsional ditentukan berdasarkan
hubungan titik-titik pertumbuhan di suatu wilayah
dengan pusat.
4. Pendahuluan
Pada saat ini masalah globalisasi dan regionalisasi mendapat
sorotan yang sangat tajam di Indonesia dan di negara-negara
berkembang pada umumnya karena kemungkinan datangnya
pesaing-pesaing dari luar negeri yang akan beroperasi di
Indonesia, yang pasti jauh lebih kuat, sehingga dikhawatirkan
akan mempunyai dampak negatif terhadap seluruh bidang
ekonomi dan akhirnya merusak terhadap persatuan dan
kesatuan bangsa.
Di bidang ekonomi, terdapat kecendrungan bahwa kawasan
Asia Pasifik akan merupakan kawasan yang sangat penting
dan hal ini akan mengakibatkan terjadinya benturan
kepentingan antara negara-negara maju yang akan
mengusahakan pelaksanaan kepentingan nasionalnya.
5. Ancaman Globalisasi dan Regionalisasi bagi
Indonesia
Di bidang ekonomi, dengan memperhatikan kesepakatan-
kesepakatan WTO, GATT, AFTA, dan APEC. yang mengatur
masalah-masalah yang berkaitan dengan globalisasi, perlu
diperhitungkan dan diusahakan penanggulangan kemungkinan
kemungkinan ancamana-ancaman, agar Indonesia tidak tergilas
oleh arus globalisasi dan regionalisasi.
Kemungkinan ancaman-ancaman tersebut berupa
membanjirnya barang-barang produksi luar negeri yang lebih
kompetitif yang dapat mengakibatkan lumpuhnya industri
dalam negeri, adanya dominasi asing di bidang jasa, makin
membesarnya kesenjangan ekonomi, perubahan sifat konsumsi
masyarakat Indonesia yang cendrung bersifat konsumeristis,
fungsi negara berkembang yang hanya akan menjadi obyek dari
negara-negara maju karena besarnya perbedaan tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lain.
6. Strategi Indonesia Menghadapi
Globalisasi Bidang Ekonomi
Beberapa aspek yang harus diperkuat adalah dibidang ekonomi, yaitu
antara lain:
1. Peningkatan Daya Saing Ekonomi
Pengembangan industri nasional yang berfokus pada pengembangan
industri prioritas dalam rangka memenuhi pasar ASEAN;
pengembangan industri dalam rangka mengamankan pasar dalam
negeri. Selanjutnya, pengambangan industri kecil menengah;
pengembangan SDM dan penelitian; dan penerapan Standar Nasional
Indonesia (SNI).
2. Peningkatan Laju Ekspor
Indonesia harus bekerja ekstra keras menjadi pelaku perdagangan.
Produk-produk yang dihasilkan perusahaan baik kategori besar atau
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) harus mampu berdaya
saing. Oleh sebab itu kualitas produk dan jasa harus dinomorsatukan
agar bisa diterima di pasar global.
7. Lanjutan
3. Pemberdayaan UMKM
Mendorong pemerintah untuk terus memberdayakan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). Pemberdayaan UMKM di tengah arus
globalisasi dan tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu
mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk
dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta
perluasan area pemasaran.
4. Perbaikan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan
vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur
juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan
infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi.
8. Proyeksi Ekonomi Regional Asia
Pertumbuhan ekonomi regional di negara-negara berkembang Asia akan
menurun tajam pada 2020 karena efek pandemi virus corona (Covid-19),
Tanpa memasukkan ekonomi industri baru (Hong Kong, Cina, Korea,
Singapura dan Taipei, Cina), negara-negara berkembang Asia bisa tumbuh
2,4 persen pada tahun ini. Nilai tersebut menurun signifikan dibandingkan
proyeksi ADB semula, 5,7 persen.
Situasi global masih tidak pasti. Evolusi pandemi global merupakan hal yang
tidak terprediksi, begitupun pada prospek ekonomi global dan regional.
Dengan kondisi tersebut, Sawada menjelaskan, dibutuhkan upaya yang kuat
dan terkoordinasi untuk mengendalikan pandemi Covid-19 serta
meminimalkan dampak ekonominya. Khususnya terhadap kelompok yang
paling rentan.
Dampaknya, permintaan global melemah sehingga menyebabkan seluruh
subregional Asia yang sedang berkembang mengalami perlambatan
pertumbuhan. Kondisi ini diperparah dengan upaya banyak negara
melakukan kebijakan pencegahan dan penanganan wabah yang
membutuhkan dukungan fiskal secara kuat.
9. Upaya Pemerintah Indonesia Selamatkan Krisis Ekonomi Akibat
Pandemi Covid-19
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan,
Hidayat Amir, mengatakan untuk mengatasi persoalan tersebut memang harus dilakukan secara
serius. Sebab, wabah ini telah mengganggu seluruh sektor baik kesehatan, kondisi sosial ekonomi,
dan dunia usaha.
Dia menjelaskan ada beberapa langkah-langkah sudah dilakukan pemerintah untuk
memperkecil dampak pada ketiga sektor tersebut. Di bidang kesehatan misalnya, pemerintah
sudah memberikan dukungan peralatan bagi tenaga medis, pembuatan RS darurat hingga
mengupayakan RS rujukan untuk pasien Covid-19.
Adapun beberapa jaring pengaman sosial yang sudah dilakukan adalah peningkatan dan
perluasan PKH, peningkatan dan perluasan kartu sembako, penambahan dan fleksibilitas kartu
prakerja, hingga bantuan langsung tunai yang bersifat lainnya.
Berbagai program pemulihan untuk dunia usaha juga terus dilakukan pemerintah agar
mereka tetap bertahan. Pemerintah menyiapkan dukungan bagi dunia usaha melalui koordinasi
erat dengan BI dengan OJK dengan perbankan nasional, untuk bagaimana sektor bisnis, sektor
usaha, sektor riil tetap bisa bertahan walaupun tidak melakukan aktivitas ekonomi.
10. Indonesia Perkuat Kerja Sama Bilateral dengan Korsel Bidang Ekonom
Disaat Pandemi Covid-19
Selama ini kedua negara mempunyai hubungan bilateral yang cukup baik,
khususnya dalam bidang investasi (bisnis), perdagangan (ekspor-impor),
dan pariwisata. Total perdagangan antar dua negara Asia ini sebesar
US$1.311 juta pada Januari 2020. Indonesia menjadi pemasok bahan
mentah dan energi untuk industri Korsel. Pemerintah Korsel yang telah
memutuskan memberi bantuan dalam bentuk in-kind kepada Pemerintah
Indonesia senilai US$500 ribu guna mendukung upaya Indonesia
memerangi wabah Covid-1.
Bantuan kepada Indonesia terdiri dari Covid-19 test kits dan rechargeable
battery power sprayers. Saat ini 300 sprayers sudah siap dikirim ke
Indonesia. Sementara, untuk pengiriman Covid-19 test kit masih
dipersiapkan teknisnya. Pihak yang ditunjuk Kementerian Luar Negeri
Korsel untuk pelaksanaan teknis pengiriman bantuan tersebut adalah
Korea International Cooperation Agency (KOICA). Sementara, sebagai
bagian dari sektor swasta Korsel, LG Group akan menyumbang 50 ribu
Covid-19 diagnostic kit (tipe RT-PCR), kemudian Hyundai Motor juga
menyumbang 40 ribu APD, kepada Indonesia.
11. Pada sisi lain, kondisi pandemi seperti saat ini mendorong
pemerintah setiap negara untuk melakukan langkah pengamanan
terhadap keuangan global melalui skema pertukaran mata uang
(currency swap). Maka itu, Menko Perekonomian Indonesia dan
Mendag Korsel pun mengapresiasi penandatanganan Bilateral
Currency Swap Arrangement (BCSA) antara Bank Indonesia dan Bank
of Korea pada 5 Maret 2020 lalu. Plafonnya senilai KRW10,7 triliun
atau Rp115 triliun.
Indonesia mendorong skema keuangan lain yakni Local Currency
Settlement with Appointed Cross Currency Dealer (LCS ACCD). Hal
ini adalah penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara
yang dilakukan dalam mata uang masing-masing, di mana
penyelesaian transaksinya dilakukan dalam yurisdiksi wilayah
masing-masing.
Skema ini mengharuskan penunjukkan Appointed Cross Currency
Dealers, yaitu bank untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui
pembukaan rekening mata uang negara mitra di negaranya. LCS
ACCD dilakukan untuk mendorong penggunaan mata uang lokal
secara lebih luas dalam penyelesaian perdagangan, sehingga
mengurangi tekanan Dolar AS terhadap mata uang lokal.