8. Terpujilah Allah, Bapa
Tuhan kita Yesus
Kristus, Bapa yang
penuh belas kasihan
dan Allah sumber
segala penghiburan,
—2 Korintus 1:3-4
Creative producer CV Be creative
9. 2 Korintus 1:3-4
yang menghibur kami dalam segala
penderitaan kami, sehingga kami
sanggup menghibur mereka, yang
berada dalam bermacam-macam
penderitaan dengan penghiburan yang
kami terima sendiri dari Allah.
14. 2 Korintus 1:5
Sebab sama seperti kami mendapat
bagian berlimpah-limpah dalam
kesengsaraan Kristus, demikian pula
oleh Kristus kami menerima
penghiburan berlimpah-limpah
15. “ Anak Allah menderita
sampai mati bukan
supaya manusia tidak
menderita tetapi supaya
penderitaan-penderitaan
manusia itu menjadi
seperti penderitaan-
penderitaannya Dia.”
16. Semakin besar kesengsaaan
kita, semakin besar
pemahaman kita tentang
betapa besarnya harga yang
dibayar oleh Kristus untuk
mendapatkan kita
Ketika kita tahu bahwa penderitaan kita itu memiliki tujuan yang baik maka di tengah situasi yang buruk maka apapun yang kita hadapi saat ini adalah bukan sesuatu yang tidak ada artinya namun memiliki arti untuk kita.
Tidak ada usaha, air mata atau penderitaan kita yang terbuang sia-sia sebab kita tahu itu ada tujuannya. Ini berbeda ketika tidak memahami apa tujuan dibalik penderitaan kita maka situasi yang buruk akan tetap berhenti menjadi situasi yang buruk.
Namun kalau kita mengerti bahwa ada maksud Tuhan dibalik penderitaan maka itu akan membuat kita memiliki pengharapan sebab setiap kali kita menjalaninya maka berarti kita semakin dekat dengan tujuan itu.
Dan pada akhirnya kita akan berhenti di akhir perjalanan serta melihat ke belakang dan bersukacita serta tidak ada satupun yang kita tangisi lagi.
Tetapi banyak orang yang tidak memahami bagaimana cara menghadapi penderitaan. Ketika ada pertanyaaan yaitu ditengah penderitaan apakah yang paling kita harapkan? Biasanya jawabannya adalah kalau orang sakit maka yang diharapkan adalah kesembuhan, kalau miskin maka yang diharapkan adalah kaya, dan sebagainya.
Atau dengan kata lain kalau ada masalah maka yang kita inginkan adalah masalah itu diambil dan selesai. Seringkali kita menjadi orang Kristen yang tidak paham dengan apa yang kita butuhkan bahkan melihat yang baik ditengah situasi yang buruk kita tidak bisa.
Jadi yang kita butuhkan kita dalam menghadapi masalah bukanlah kelepasan dari masalah namun yang kita butuhkan adalah penghiburan, bukan perubahan keadaan tetapi kekuatan didalam penderitaan itu. Sehingga disituasi yang buruk maka kita bisa keluar menjadi pribadi yang lebih baik.
Dalam 2 Korintus 1: 3 – 11 maka kita temukan bahwa Rasul Paulus banyak berbicara tentang penderitaan dan penghiburan dari Allah. Pada Jemaat Korintus terjadi banyak masalah dan salah satunya adalah rasul-rasul palsu yang mencoba mengambil keuntungan dari pelayanan Paulus.
Memang Paulus adalah rasul yang merintis jemaat Korintus namun hubungan Paulus dengan beberapa jemaat tidak pernah baik. Ada jemaat Korintus yang meragukan kerasulan Paulus dan juga didorong oleh para rasul palsu yang mempertanyakan kalau Paulus itu adalah Rasul maka mengapa pelayanannya banyak sekali mengalami hambatan dan mengalami penderitaan dalam hidupnya.
Pertanyaan yang sama juga sering ditanyakan oleh orang Kristen jaman ini yaitu mengapa orang yang benar dan sungguh-sungguh dalam Tuhan masih mengalami penderitaan.
Demikian juga Paulus dituduh sebagai Rasul yang tidak benar sebab menurut mereka Rasul yang benar seharusnya hidupnya lancar-lancar saja, pelayanannya semakin berkembang dan hidupnya tidak bermasalah.
Sebab itu Paulus ingin menjelaskan bahwa orang itu dikenan Allah atau tidak bukan dari jumlah penderitaannya namun dari jumlah penghiburan yang diterima dari Tuhan.
Rasul Paulus memulai suratnya dengan ucapan syukur dimana itu adalah hal yang biasa dalam surat-surat jaman itu.
Namun yang berbeda disini adalah cara mengucap syukurnya. Apa yang kita temukan dalam bagian ini memberitahu kita tentang apa yang akan dibahas dalam seluruh suratnya.
Dan yang menarik adalah Paulus menyebut Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan.
Kata “belas kasihan” di ayat ini berasal dari kata oiktirmos dimana kata ini sebenarnya jarang muncul di Perjanjian Baru. Dan kalau kata ini muncul maka ini berkaitan dengan orang yang sedang memberikan kebaikannya kepada pihak lain yang sebenarnya berdosa atau bersalah ((Rm. 12:1; Ibr. 10:28)
Jadi Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh belas kasihan. Dia melihat dosa kita, kelemahan kita namun itu tidak membatalkan relasi kita dengan Dia bahwa Dia adalah Bapa dan kita adalah anak-anakNya.
Tidak ada satupun yang kita lakukan yang membatalkan apa yang Allah telah lakukan bagi kita. Kalau dahulu kita adalah musuhnya maka Dia mengejar kita begitu rupa untuk mendapatkan kita, sehingga kalau dari musuh sekarang kita menjadi anak-anakNya maka kita tidak menjadi musuhNya lagi.
Dan Dia bukan hanya Allah yang penuh belas kasih namun juga Allah sumber penghiburan.
Dan kata penghiburan (paraklēsis) disini adalah kata yang muncul berkali-kali dalam Alkitab yang memiliki arti nasihat, dorongan, pembelaan, penghiburan . Namun kalau ditinjau dari asal katanya (etimologi) maka sebenarnya memiliki arti penyertaan.
Jadi Allah menyertai kita dimanapun berada bisa dalam bentuk teguran, nasihat, dorongan, pembelaan.
Namun dalam konteks ayat diatas maka bentuk penyertaan Tuhan dalam bentuk penghiburan. Namun penghiburan dari Allah itu bentuknya tidak selalu seperti yang kita mau.
Inilah penghiburan yang besar bagi kita yaitu ketika kita menderita maka Allah selalu melengkapinya dengan penghiburan-penghiburan.
Bagaimana kita dapat mengenal Allah yang menghibur kalau kita tidak mengijinkan Allah untuk memberikan penderitaan.
Bagaimana Allah akan memberikan penghiburan yang berlimpah-limpah kalau kita hanya mau menerima penderitaan yang kecil.
Jadi Allah akan memberikan penghiburan secara berlimpah saat kita mau menerima penderitaan yang berlimpah adalah hal yang adil.
Seringkali kita membutuhkan banyak penderitaan supaya kita menyadari betapa banyaknya penderitaan Kristus bagi kita.
Saat harga diri kita dihempaskan maka kita harus ingat bahwa Kristus juga tidak dihargai.
Ketika kita membutuhkan pertolongan namun tidak satu orangpun mau menolong kita bahkan semua meninggalkan kita sendirian maka Kristus juga pernah ditinggal sendirian saat membutuhkan pertolongan.
Saat kita merasa dilecehkan banyak orang karena kegagalan kita maka di atas kayu salib Yesus juga pernah dilecehkan dan ditelanjangi di depan banyak orang.
Apapun yang kita alami akan membuat kita semakin sadar bahwa sebesar itulah Allah mengasihi kita.
Semakin besar penderitaan kita maka kita dibuat Tuhan untuk semakin mengerti betapa besarnya penderitaan yang Dia bayar untuk kita.
Ketika kita melihat salib Kristus maka kita tahu bahwa kita tidak sendirian.
Ketika kita melihat kubur kosong maka kita tahu bahwa kita pasti menang.
Mungkin saat ini kita sedang dalam keadaan yang terpuruk maka pandanglah kayu salib, sebab disana Tuhan menawarkan kebersamaan dan mengatakan bahwa kita tidak sendirian tetapi Tuhan itu bersama kita serta berdiri ditempat dimana kita berada.
Dan saat kita merasa tidak mampu lagi dengan penderitaan kita maka lihatlah kubur yang kosong sebab disitu Tuhan memberikan pengharapan dan kemenangan.