2. Tetapi dia tertikam oleh
karena pemberontakan
kita, dia diremukkan
oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang
mendatangkan
keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya
kita menjadi sembuh
YESAYA 53:5
5. Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan
bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh
YESAYA 53:5
6. Aku memberi punggungku
kepada orang-orang yang
memukul aku, dan pipiku
kepada orang-orang yang
mencabut janggutku. Aku tidak
menyembuyikan mukaku ketika
aku dinodai dan diludahi.
YESAYA 50:6
7. Ia dihina (ay.2-3)
Ia menderita
(ay.4-6)
Ia dihukum dan
mati (ay.7-9)
Ia dimuliakan
(ay.10-13)
9. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah
mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
13. MAKNA DARI
CAMBUKAN YANG
YESUS ALAMI?
"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran
yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh." (Yesaya 53:5).
14.
15. Kristus bukannya tidak peka
terhadap hinaan atau celaan. Ia
merasakan semua dengan
segala kepahitannya. Ia
merasakan jauh lebih dalam dan
benar-benar mengetahui
daripada penderitaan yang
dapat kita rasakan, karena
sifatnya lebih mulia, murni, dan
suci daripada manusia berdosa
yang untuknya Ia rela menderita.
16. Ia adalah yang mulia di sorga, Ia setara dengan
Bapa, Ia adalah panglima dari para malaikat,
namun Ia mati untuk manusia, kematian yang
diatas segalanya, ditutupi dengan hinaan dan
celaan. Oh, semoga orang-orang yang tinggi hati
menyadari hal ini. Oh, semoga mereka memahami
makna dari penebusan dan berusaha mempelajari
kelembutan dan kerendahan hati-Nya
17. Oh, semoga orang-orang yang tinggi hati
menyadari hal ini. Oh, semoga mereka memahami
makna dari penebusan dan berusaha mempelajari
kelembutan dan kerendahan hati-Nya
Editor's Notes
Out of the box thinking adalah bentuk pemikiran di mana Kita menyelesaikan masalah dengan mencari metode baru ketimbang menggunakan solusi yang umum digunakan.
Seseorang yang tidak bersalah dipukuli dan diludahi mukanya tetapi tidak ia tidak sedikitpun mengeluh atau membela diri!
Apakah yang akan anda lakukan jika anda tahu bahwa ini terjadi karena kesalahan anda?
YESUS menderita dan mati agar kita dapat memiliki hidup. Ia Yang Maha Benar menyerahkan diri-Nya bagi orang-orang berdosa. Nabi evangelis — Yesaya — menubuatkan hal ini dengan keakuratan yang luar biasa.
Saat kita merasa direndahkan atau diejek, kita merasa terhina. Pada saat-saat seperti itu, wajar jika kita marah terhadap orang yang secara tidak adil telah menyinggung kita.
YESUS, Seseorang yang paling berkuasa, pernah menanggung ejekan dan cemoohan tanpa membela diri atau menjadi marah sedikitpun (Matius 26: 67-68).
YESUS tidak ingin turun dari salib untuk menghentikan ejekan dan penghinaan terhadap diri-Nya (Matius 27: 38-44). Mengapa?
ALLAH mengaruniakan kita seorang Anak, Raja Damai (Yesaya 9:6). Namun, mereka berperang melawan-Nya. Ia diadili tanpa alasan, Ia dihukum seperti penjahat — meskipun Ia tidak pernah berdosa —, dan Ia dianiaya (Yesaya 53:7-9).
Siapakah musuh-Nya? Siapa yang melakukan ini? Jawaban atas pertanyaan ini jelas dan menyakitkan: KITA SEMUA YANG MELAKUKANNYA (Yesaya 53:6).
Karena kasih-Nya, Ia memilih untuk menderita, dan Ia memilih untuk menderita supaya mencapai yang tidak terjangkau, dan yang tidak terjangkau itu adalah kita sendiri!
“Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.” (Yesaya 53:10)
Setiap pelanggaran (dosa) terhadap ALLAH dan orang lain harus ditebus. Jika diperlukan, si korban harus diberi ganti rugi. Bagaimanapun, suatu korban harus dipersembahkan. Hewan yang tidak bersalah harus mati menggantikan si pelaku.
Yesus adalah “Anak Domba Allah” (Yohanes 1:29). Ia mengorbankan diri-Nya untuk menebus kita dari dosa. Ia mati agar kita dapat bebas dari kematian kekal.
Kebangkitan-Nya menjamin kebangkitan kita sendiri. Kita adalah “keturunan,” “kesusahan jiwa-Nya.” Percayalah akan pekabaran ini, dan pengorbanan tertinggi Yesus akan setimpal. Ia akan merasa puas saat melihat kita memasuki gerbang Yerusalem Baru.
"Dalam tradisi Romawi ada dua jenis hukuman cambuk, yaitu untuk yang orang Romawi dan untuk orang-orang yang bukan Romawi, termasuk juga orang Yahudi,“
Untuk hukuman bagi orang Romawi mereka biasanya menggunakan tongkat kayu atau ranting-ranting. Sedangkan untuk orang non-Romawi mereka menggunakan cambuk yang pegangannya dari kayu atau besi dengan ujung-ujungnya ada tali yang terbuat dari kulit atau tali dari kulit kayu yang dipilin. Pada ujung tali-tali itu ada bulatan besi atau timah bergerigi atau juga tulang domba yang ditajamkan. Cambuk yang pakai besi atau tulang yang tajam inilah yang digunakan untuk mencambuk Yesus.
Ada yang berasumsi Yesus dicambuk sebanyak 39 kali, sebab itulah yang dialami oleh Rasul Paulus (2 Korintus 11:24). Namun Paulus menuliskan bahwa ia disesah oleh orang Yahudi, dan tradisi Yahudi menyatakan bahwa hukuman lebih dari 40 kali cambukan itu merendahkan orang sebangsanya (Ulangan 25:3), itu sebabnya Paulus tidak pernah dicambuk lebih dari 40 kali.
Namun Yesus dihukum bukan oleh orang Yahudi, tapi oleh orang Romawi. Mereka tidak mengikuti aturan Yahudi, dan cara penyiksaan mereka lebih brutal. Menurut Truthmagazine.com, hukuman cambuk bagi orang Romawi adalah hukuman berat, penjahat bisa mengalami kematian hanya karena hukuman ini. Hukuman ini tidak hanya bertujuan untuk membuat rasa sakit, tapi juga mempermalukan karena mereka dipukuli seperti hewan yang bodoh, mereka dihina dan dilecehkan sambil dipukuli.
Hukuman cambuk jenis ini hanya diberlakukan pada para budak dan juga mereka yang bukan warga negara Roma. Orang yang dicambuk akan diikat pada tiang dengan badah menunduk dan tanpa pakaian. Eksekutor ada dua orang prajurit yang memukul secara bergantian. Setiap cambukan bukan hanya melukai kulit, namun hingga mencabik daging dan merusak pembuluh darah. Salah satu penyebab kematian para penjahat yang dicambuk adalah pendarahan tersebut.
Makna dari cambukan yang Yesus alami
Pendarahan yang hebat dan luka-luka dipunggungnya, itulah yang menyebabkan Yesus tidak sanggup lagi memikul kayu salib menuju Bukit Golgota. Yesus benar-benar menggenapi nubuatan Nabi Yesaya melalui setiap cambukan yang Ia alami seperti ada tertulis, "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:5).