3. Titik Tolak Islam atas Ilmu
Dalam ilmu pengetahuan secara umum
ataupun ilmu sain-tek secara khusus, Islam
bertitik tolak pada dua hal:
1. Menjadikan aqidah Islamiyah sebagai
paradigma ilmu sain-tek.
2. Menjadikan syariah Islamiyah yang
terlahir dari aqidah Islam, sebagai standar
pemanfaatan ilmu sain-tek.
4. Paradigma Islam & Ilmu
Yahya Fraghal (1990) mengklasifikasikan tiga
paradigma yang menghubungkan antara
agama dan ilmu pengetahuan:
1) paradagima sekuler
2) paradigma sosialis
3) paradigma Islam
5. 1) paradagima sekuler
yaitu paradigma yang memandang agama dan
ilmu sain-tek adalah terpisah satu sama lain.
Agama dan iptek sama sekali terpisah baik
secara ontologis (berkaitan dengan pengertian
atau hakikat sesuatu hal), epistemologis
(berkaitan dengan cara memperoleh
pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan
dengan cara menerapkan pengetahuan).
6. 2) paradigma sosialis
yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang
menafikan eksistensi agama sama sekali.
Agama dianggap tidak ada, oleh karena itu,
tidak ada hubungan dan kaitan apa pun
dengan ilmu sain-tek. Ilmu tersebut bisa
berjalan secara independen dan lepas secara
total dari agama. Paradigma ini lebih ekstrem
daripada paradigma sekuler. Agama
dipandang secara ateistik, yaitu dianggap
tidak ada (in-exist).
7. 3) paradigma Islam
yaitu paradigma yang memandang bahwa
agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.
Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu
pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud
dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan
al-Hadits menjadi qa’idah fikriyah (landasan
pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya
dibangun seluruh bangunan pemikiran dan
ilmu pengetahuan manusia.
8. Memegang Teguh Paradigma
Islam
Paradigma Islam inilah yang seharus
dipegang teguh dalam berpijak, menapaki dan
mengembangkan ilmu-ilmu sain-tek itu. Aqidah
Islam harus dijadikan basis segala konsep dan
aplikasi sain-tek. Patut disayangkan, apa bila
kita lihat Indonesia bahkan dunia hari ini,
pandangan hidup, gaya hidup, termasuk
dalam konsep ilmu pengetahuan masih
bertentangan dengan Islam dalam beberapa
hal.
9. Filter Syariat Islam atas Ilmu
Apabila kita cermati, saat ini sepertinya
standar pragmatisme/utilitarianisme sepertinya
lebih mendominasi, dibandingkan standar
syariah Islam dalam pemanfaatan ilmu sain-
tek itu. Jangan apriori terlebih dahulu
dengan kata syariat Islam. Bagaimanapun
ketika kita ber-Islam, sudah barang tentu
harus tunduk pada ketentuan hokum Islam
yang mengatur halal dan haram. Maksud poin
ini yakni, dalam memanfaatkan sain-tek
sebagai ilmu, hendaknya memperhatikan
apakah ilmu yang kita pelajari ini
melanggar ketentuan Islam atau tidak.
10. Periodesasi Intelektual Islam
Secara historis tradisi intelektual dalam Islam
dimulai dari pemahaman (tafaqquh) terhadap
Al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw., secara berturut-turut dari
periode pertama (Makkah awal, Makkah
akhir dan periode Madinah), periode kedua
dan periode ketiga.
11. PERIODE PERTAMA
Periode pertama, lahirnya pandangan hidup
Islam dapat digambarkan dari kronologi
turunnya wahyu dan penjelasan Nabi tentang
wahyu itu. Sebab, pandangan hidup Islam
bermula dari peranan sentral Nabi yang
menyampaikan dan menjelaskan wahyu.
Terdiri dari periode Makkah awal dan Makkah
akhir.
12. Makkah Awal
85 dari 114 surat dalam al-Qur’an turun di
Makkah
Pada periode awal wahyu yang diturunkan
umumnya mengandung konsep-konsep
tentang Tuhan dan keimanan kepadaNya, hari
kebangkitan, penciptaan, akherat, surga dan
neraka, hari pembalasan, baik dan buruk, dan
lain sebagainya yang kesemuanya itu
merupakan elemen penting dalam struktur
worldview Islam.
13. Makkah Akhir
Pada periode akhir Makkah, wahyu memperkenalkan
konsep-konsep yang lebih luas dan abstrak, seperti
konsep ‘ilm, nubuwwah, din, ibadah dan lain-lain.
Dua periode Makkah ini penting bukan hanya karena
dua pertiga dari al-Qur’an diturunkan disini, akan
tetapi kandungan wahyu dan penjelasan Nabi serta
partisipasi masyarakat Muslim dalam memahami
wahyu itu telah menjadikan struktur konsep tentang
dunia (world-structure) menjadi jelas. Karena sebelum
Islam datang struktur konsep tentang dunia telah
dimiliki oleh pandangan hidup masyarakat pra-Islam
(Jahiliyyah), maka struktur konsep tentang dunia
yang dibawa Islam menggantikan struktur konsep
yang ada sebelumnya.
14. Periode Madinah
Pada periode Madinah, wahyu yang diturunkan lebih
banyak mengandung tema-tema umum yang
merupakan penyempurnaan ritual peribadatan, rukun
Islam, sistim hukum yang mengatur hubungan
individu, keluarga dan masyarakat; termasuk hukum-
hukum tentang jihad, pernikahan, waris, hubungan
Muslim dengan ummat beragama lain, dan
sebagainya. Secara umum dapat dikatakan sebagai
tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan
komunitas Muslim.
Meskipun begitu, tema-tema ini tidak terlepas dari
tema-tema wahyu yang diturunkan sebelumnya di
Makkah, dan bahkan tema-tema wahyu di Makkah
masih terus didiskusikan.
15. Periode Makkah – Periode
Madinah
periode Makkah
menekankan pada beberapa
prinsip dasar aqidah atau
teologi yang bersifat
metafisis, yang intinya
adalah konsep Tuhan
periode Madinah
mengembangkan prinsip-prinsip
itu ke dalam konsep-konsep yang
secara sosial lebih aplikatif
16. PERIODE KEDUA
Periode kedua timbul dari kesadaran bahwa wahyu
yang turun dan dijelaskan Nabi itu telah
mengandung struktur fundamental scientific
worldview, seperti struktur tentang kehidupan (life-
structure), struktur tentang dunia, tentang ilmu
pengetahuan, tentang etika dan tentang manusia,
yang kesemuanya itu sangat potensial bagi timbulnya
kegiatan keilmuan. Istilah-istilah konseptual seperti
ilm, iman, usul, kalam, nazar, wujud, tafsir, ta'wil, fiqh,
khalq, halal, haram, iradah dan lain-lain telah
memadahi untuk dianggap sebagai kerangka awal
konsep keilmuan (pre-scientific conceptual scheme),
yang juga berarti lahirnya elemen-elemen
epistemologis yang mendasar dalam pandangan
hidup Islam.
17. PERIODE KETIGA
Periode ketiga adalah lahirnya tradisi keilmuan dalam Islam.
Periode ini memerlukan penjelasan yang lebih panjang dan
detail. Seperti diketahui tradisi keilmuan dalam Islam adalah
merupakan konsekuensi logis dari adanya struktur
pengetahuan dalam pandangan hidup Islam.
Karena tradisi memerlukan adanya keterlibatan masyarakat,
maka Prof. Alparslan mencanangkan bahwa untuk
menggambarkan tradisi keilmuan Islam, pertama-tama perlu
ditunjukkan wujudnya komunitas ilmuwan dan proses
kelahirannya pada awal abad pertama dalam Islam.
Kemudian menunjukkan adanya kerangka konsep keilmuan
Islam (Islamic scientific conceptual scheme) yang merupakan
framework yang berperan aktif dalam tradisi keilmuan itu
18. Persiapan Tugas Pekan Depan
Membentuk kelompok masing-masing 5 orang
Carilah bidang pekerjaan dalam bidang
Pariwisata yang akan diobservasi terkait
pengalaman agama dalam kehidupan sehari-
hari pada saat bekerja.