SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PANAS BUMI SEBAGAI ENERGI BARU
TERBARUKAN DI INDONESIA
Muhammad Nur Fikri, Maulana Prihantoro
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tidar (UNTIDAR)
Jalan Kapten Suparman, No. 39 Magelang 56116
E-mail : mnurfikri.id@gmail.com, maulanaprihantoro88@gmail.com
Abstrak – Potensi panas bumi
Indonesia yang mencapai ±40% dari
cadangan dunia. Yaitu 29.215 MW atau setara
dengan 19,09 milyar barel minyak. Dari
potensi tersebut baru ±4% yang telah
dikembangkan dan dimanfaatkan terutama
untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Pembangunan pembangkit listrik
panas bumi yang sedang digiatkan merupakan
salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan
energi di Indonesia dan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap energi tak
terbaharukan.
Dengan pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi di beberapa
wilayah Indonesia untuk membantu
memenuhi kebutuhan beban saat ini. Selain
itu PLTP juga ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi yang rendah.
Kata Kunci : Panas Bumi, PLTP,
Energi Terbarukan
I. PENDAHULUAN
Fenomena krisis energi saat ini terjadi
di seluruh dunia, meliputi krisis energi
minyak bumi dan gas alam, bahan bakar fosil,
serta energi listrik. Pemenuhan energi listrik
di Indonesia menuju ambang kritis sejak
tahun 2004, dimana pertumbuhan
perekonomian mencapai lebih dari 5%, yang
mendorong kebutuhan akan energi listrik juga
semakin meningkat. Energi listrik merupakan
kebutuhan primer yang vital untuk
pembangunan ekonomi dan pembangunan
sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang
mencukupi, aman merupakan faktor penting
dalam rangka menggerakkan perekonomian
yang dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat.
Kebijakan pemanfaatan energi primer
setempat untuk pembangkit tenaga listrik
dapat terdiri dari fosil (migas) maupun non-
fosil (air, panas bumi, biomassa, angin, panas
dan cahaya matahari, arus dan gelombang
pasang surut laut, dan nuklir). Sumber–
sumber energi tersebut di atas, perlu
dioptimalkan berdasarkan kajian pemerintah
mengenai ”Skenario Energi Mix Nasional”
dalam jangka waktu tertentu (2008-2025),
yang mentargetkan peningkatan peran energi
panas bumi menjadi 5% pada tahun 2025.
Indonesia merupakan negara yang
banyak memiliki potensi Panas Bumi atau
energi terbarukan, sedangkan minyak bumi
potensinya sangat terbatas dan gas bumi
walaupun potensinya besar, tetapi dalam
pemanfaatannya memerlukan penanganan
khusus. Kondisi ini menyebabkan Panas
Bumi akan dapat menjadi sumberdaya energi
terbarukan dalam penyediaan energi di
Indonesia, terutama sebagai bahan bakar
dalam pembangkit listrik di masa mendatang.
II. TEORI PENUNJANG
2.1 Panas Bumi
Secara singkat panas bumi
didefinisikan sebagai panas yang berasal
dari dalam bumi. Sedangkan energi panas
bumi adalah energi yang ditimbulkan
oleh panas tersebut. Panas bumi
menghasilkan energi yang bersih (dari
polusi) dan berkesinambungan atau
dapat diperbarui. Sumberdaya energi
panas bumi dapat ditemukan pada air dan
batuan panas di dekat permukaan bumi
sampai beberapa kilometer di bawah
permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi
sampai pada sumber panas yang ekstrim
dari batuan yang mencair atau magma.
Untuk menangkap panas bumi tersebut
harus dilakukan pemboran sumur seperti
yang dilakukan pada sumur produksi
minyakbumi. Sumu tersebut menangkap
air tanah yang terpanaskan, kemudian
uap dan air panas dipisahkan. Uap air
panas dibersihkan dan dialirkan untuk
memutar turbin. Air panas yang telah
dipisahkan dimasukkan kembali ke
dalam reservoir melalui sumur injeksi
yang dapat membantu untuk
menimbulkan lagi sumber uap.
Listrik tenaga panas bumi adalah
listrik yang dihasilkan dari panas bumi.
Panas bumi dapat menghasilkan listrik
yang reliabel dan hampir tidak
mengeluarkan gas rumah kaca. Panas
bumi sebagaimana didefinisikan dalam
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003
tentang Panas bumi, adalah sumber
energi panas yang terkandung di dalam
air panas, uap air dan batuan bersama
mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem panas
bumi dan untuk pemanfaatannya
diperlukan proses penambangan. Panas
bumi mengalir secara kontinyu dari
dalam bumi menuju ke permukaan yang
manifestasinya dapat berupa: gunung
berapi, mata air panas, dan geyser.
2.2 Energi Panas Bumi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi menggunakan uap dari sumber
panas bumi sebagai sumber energi
primernya. Sedangkan energi panas bumi
mempuntai beberapa macam jenis, sesuai
dengan kondisi geologi daerah tersebut.
Energi panas bumi teriri dari 3 macam
yaitu
1) Energi Panas Bumi Uap Basah
2) Energi Panas Bumi Air Panas
3) Energi Panas Bumi Batuan Panas
2.3 Proses Terjadinya Energi Listrik
Sebagian besar pembangkit listrik
menggunakan uap. Uap dipakai untuk
memutar turbin yang kemudian
mengaktifkan generator untuk
menghasilkan listrik. Banyak
pembangkit listrik masih menggunakan
bahan bakar fosil untuk mendidihkan air
guna menghasilkan uap. Pembangkit
Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP)
pada prinsipnya sama seperti Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya saja
pada PLTU, uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler, sedangkan pada
PLTP uap berasal dari reservoir panas
bumi. Pembangkit yang digunakan untuk
merubah panas bumi menjadi tenaga
listrik secara umum mempunyai
komponen yang sama dengan power
plant lain yang bukan berbasis panas
bumi, yaitu terdiri dari generator, turbin
sebagai penggerak generator, heat
exchanger, chiller, pompa, dan
sebagainya. Ada tiga macam teknologi
pembangkit listrik tenaga panas bumi
yaitu dry steam, flash steam, dan binary
cycle.
2.3.1 Dry Steam Power Plants
PLTP sistem dry steam mengambil
sumber uap panas dari bawah
permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida
yang dikeluarkan melalui sumur produksi
berupa fasa uap. Uap tersebut yang
langsung dimanfaatkan untuk memutar
turbin dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi
energi gerak yang akan memutar
generator untuk menghasilkan energi
listrik. Sisa panas yang datang dari
production well dialirkan kembali ke
dalam reservoir melalui injection well.
2.3.2 Flash Steam Power Plants
GAMBAR 1. Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi
Panas bumi yang berupa fluida
misalnya air panas alam (hot spring) di
atas suhu 1750 C dapat digunakan
sebagai sumber pembangkit Flash Steam
Power Plants. Fluida panas tersebut
dialir-kan kedalam tangki flash yang
tekanannya lebih rendah sehingga terjadi
uap panas secara cepat. Uap panas yang
disebut dengan flash inilah yang
menggerakkan turbin untuk meng-
aktifkan generator yang kemudian
menghasilkan listrik. Sisa panas yang
tidak terpakai masuk kembali ke
reservoir melalui injection well.
2.3.3 Binary Cycle Power Plants
Pada BCPP air panas atau uap
panas yang berasal dari sumur produksi
(production well) tidak pernah
menyentuh turbin. Air panas bumi
digunakan untuk memanaskan apa yang
disebut dengan fluida kerja pada heat
exchanger. Fluida kerja kemudian
menjadi panas dan menghasilkan uap
berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat
exchanger tadi lalu dialirkan untuk
memutar turbin dan selanjutnya
menggerakkan generator untuk
menghasilkan sumber daya listrik. Uap
panas yang dihasilkan di heat exchanger
inilah yang disebut sebagai secondary
(binary) fluid. Sisa panas yang tidak
terpakai masuk kembali ke reservoir
melalui injection well. Binary Cycle
Power Plants ini sebetulnya merupakan
sistem tertutup. Jadi tidak ada yang
dilepas ke atmosfer.
III. METODE PENELITIAN
Dalam tulisan ini pengumpulan data
berbasis studi literature dengan
mengumpulkan data-data serta informasi
sekunder. Metode ini dilakukan dengan
menelaah secara sistematis informasi tertulis
seperti artikel, buku, dokumen,jurnal, surat
kabar, dan berbagai informasi pada media
cetak maupun elektronik.
Analisis data dilakukan secara
deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif
merupakan cara penulis dalam mengkaji
permasalahan dengan menggambarkan,
menjelaskan dan memaparkan suatu
fenomena, gejala, peristiwa maupun
kejadian yang terjadi melalui pengolahan
data sekunder. Sedangkan metode kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari objek dapat
diamati [1].
IV. HASIL
4.1 Ketersediaan Sumber Daya
Indonesia memiliki banyak potensi
energi panas bumi, yang tersebar di 285 titik
di seluruh wilayah, potensi tersebut
menghasilkan lebih dari 29.000 MW. Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai negara yang
mempunyai potensi energi panas bumi
terbesar di dunia dengan potensi lebih dari
40 % cadangan panas bumi dunia. Hanya
saja dari total potensi tersebut, Indonesia
baru memanfaatkan kurang dari 5 % saja.
Total kapasitas terpasang energi panas bumi
pada tahun 2012 adalah 1.226 MW [2]. Data
potensi panas bumi yang lebih lengkap
tersaji dalam Tabel 1.
TABEL 1. Potensi Panas Bumi di Indonesia
No Lokasi
Sumber Daya Cadangan
Total
Spekulasi Hipotetik Terduga Mungkin Terbukti
1
2
3
4
5
6
7
Sumatra
Jawa
Bali-Nusa
Sulawesi
Maluku
Kalimantan
Papua
4.059
1.710
410
145
1.287
545
75
2.543
1.826
359
139
97
-
6.254
3.708
983
-
1.285
409
-
15
658
-
150
-
-
380
1.815
15
78
-
-
13.521
9.717
1.767
145
2.939
1.051
75
Total 8.231 4.964 12.639 823 2.288 29.215
Sumber : Survey Geologi (ESDM), 2011 [3]
GAMBAR 2. Road Map Pengembangan Panas Bumi 2006-2025
4.2 Keamanan untuk pasokan energi
Perlunya Indonesia untuk mengurangi
ketergantungan terhadap minyak dan beralih
pada sumber energi alternatif adalah untuk
mengamankan ketahanan energi nasional
yang berkelanjutan di masa mendatang.
Indonesia dapat menjadi net-energy importir
pada tahun 2019, apabila energi dikelola
secara businessas-usual artinya tidak
dikelola dengan mengedepankan prinsip-
prinsip konservasi energi. Bahan Bakar
Minyak (BBM) adalah energi tak terbarukan
yang suatu saat akan habis. Untuk
mengimbangi tingkat konsumsi energi di
Indonesia dan memenuhi kebutuhan energy
masyarakat maka pemanfaatan energi baru
terbarukan harus dimaksimalkan [4].
Saat ini pemerintah sedang berusaha
untuk melakukan pengembangan energi
yang berprinsip energi hijau, terutama panas
bumi. Keputusan Presiden Nomor 5/2006
tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)
menargetkan bahwa pada tahun 2025 listrik
yang berasal dari energi panas bumi harus
mencapai 9500 MW atau berkontribusi 5%
dari total konsumsi energi nasional seperti
yang terlihat dalam Gambar 2.
Sementara itu untuk mendukung
pemanfaatan energi panas bumi, pemerintah
memalui program percepatan 10.000 MW
Tahap II menargetkan pembangunan
pembangkit listrik panas bumi sebesar 4.925
MW hingga tahun 2014 dengan rincian
pengembangan lapangan yang ada dan sudah
berproduksi 465 MW, pengembangan
lapangan yang ada tetapi belum berproduksi
1535 MW dan wilayah kerja panas bumi
baru 2925 MW [2]. Kondisi perkembangan
pembangunan pembangkit listrik panas
bumi dari tahun 2010 sampai dengan
proyeksi tahun 2015 tersaji dalam Tabel 2.
4.3 Efisiensi Energi
Hingga saat ini, konsumsi energi primer
per kapita di Indonesia sebenarnya masih
tergolong rendah bila dibandingkan dengan
negara-negara lainnya khususnya negara
maju dan negara-negara ASEAN seperti
Singapura, Malaysia dan Thailand. Meskipun
demikian, pertumbuhannya menunjukkan
tren meningkat, dari 3,25 SBM/kapita pada
tahun 2000 menjadi 4,73 pada tahun 2010
(tanpa biomasa) seperti yang terlihat dalam
Gambar 3.
TABEL 2. Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi (2010-2015)
2015)
Pembangunan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PembangunanEnergi Panas Bumi
Kapasitas Penambahan 37 115 3 375 1.797
Kapasitas Terpasang 1.189 1.226 1.341 1.344 1.719 3.516
GAMBAR 3. Konsumsi Energi Primer Per
Kapita dan Intensitas Energi Primer (Tanpa
Biomasa)
Gambar 3 diatas memperlihatkan
bahwa intensitas energi Indonesia
menunjukkan adanya penurunan dari tahun
2000 hingga 2008 dan kembali naik hingga
tahun 2010. Hal tersebut mengindikasikan
pemanfaatan energi di Indonesia belum
produktif. Elastisitas energi merupakan
rasio antara laju pertumbuhan konsumsi
energi (final atau primer, tanpa biomasa) dan
laju pertumbuhan ekonomi (PDB). Semakin
besar elastisitas energi menunjukkan bahwa
negara tersebut boros dalam penggunaan
energi, dan semakin kecil elastisitas energi
berarti negara tersebut semakin efisien.
memanfaatkan energinya. Elastisitas energi
primer Indonesia berfluktuasi dari kurang
dari satu (kadang minus) hingga lebih dari
satu seperti yang terlihat dalam Gambar 4 di
bawah ini :
GAMBAR 4. Elastisitas Energi Primer
(Tanpa Biomasa)
Tentu saja, nilai lebih dari satu berarti
laju pertumbuhan energi lebih cepat daripada
laju pertumbuhan PDB. Pada tahun 2009 dan
2010, nilai elastisitas energi Indonesia jauh
diatas angka satu dengan tren meningkat [5].
Salah satu sumber inefisiensi utama
PLN beberapa tahun terakhir ini pemakaian
minyak yang terlalu banyak pada pemakaian
fuel-mix untuk produksi listrik. Dalam tahun
2008 komposisi produksi kWh berdasarkan
bahan bakar adalah BBM 36%, batubara 35%,
gas alam 17%, panas bumi 3% dan tenaga air
9%. Kemudian PLN dalam RUPTL 2011 -
2020 segera memperbaiki perencanaan
komposisi fuel mix tersebut dengan target
yang diperlihatkan pada Gambar 5
GAMBAR 5. Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2020 berdasarkan Jenis Bahan
Bakar (%)
Pembangkit yang akan dibangun antara
lain adalah proyek percepatan 10.000 MW
yang akan menurunkan konsumsi BBM
secara signifikan dan karenanya akan
menurunkan biaya produksi tenaga listrik.
Indikator efisiensi tenaga listrik juga
bias dilihat dari besarnya susut jaringan.
Efisiensi susut jaringan dilakukan dengan
mengurangi energi listrik yang hilang selama
proses pendistribusian dari pembangkit
sampai ke konsumen. Data Statistik
Ketenagalistrikan pada tahun 2012
menjelaskan susut jaringan transmisi PLN
pada tahun 2011 adalah sebesar 16.671 GWh
yang terdiri dari susut transmisi sebesar 3.996
GWh dan susut distribusi sebesar 12.675
GWh. Dibandingkan dengan produksi netto
sebesar 177.256 GWh maka susut jaringan
transmisi adalah 2,25 % dan susut distribusi
7,34 %. Adapun data susut tenaga listrik PLN
untuk 7 tahun terakhir mulai dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2011 bisa dilihat dalam
Tabel 3 berikut ini :
TABEL 3. Prosentase Susut Tenaga Listrik
PLN
Tahun Transmisi Distribusi Total
2004 2,33 8,96 11,29
2005 2,27 9,28 11,55
2006 2,26 9,18 11,44
2007 2,24 8,84 11,08
2008 2,17 8,29 10,46
2009 2,18 7,93 10,11
2010 2,25 7,64 9,89
2011 2,25 7,34 9,59
Sumber : Statistik Ketenagalistrikan, 2012
[3]
Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) adalah salah satu pembangkit
tenaga listrik yang ramah lingkungan.
Sistem PLTP adalah sistem pembangkit
tertutup yang tidak memiliki limbah
buangan seperti limbah yang timbul pada
pembangkit dengan bahan bakar batubara,
gas ataupun bahan bakar minyak. Kegiatan
PLTP tidak menggunakan lahan yang terlalu
besar sehingga tidak akan terlalu banyak
melakukan penebangan terhadap pohon
yang ada. Dengan adanya PLTP pada sebuah
kawasan tertentu maka kelestarian air di
kawasan tersebut akan selalu terjaga karena
PLTP sangat membutuhkan air tanah untuk
menghasilkan uap panas.
Diantara pembangkit lainnya, PLTP
merupakan pembangkit dengan potensial
besar yang memiliki sistem pembangkit
ramah lingkungan. Akan tetapi jika
dikaitkan dengan penerapan UndangUndang
Kehutanan, banyak permasalahan yang
timbul dalam kegiatan usaha PLTP.
Regulasi yang memasukkan pemanfaatan
panas bumi dalam kelompok pertambangan
akan membatasi pemanfaatan potensi panas
bumi yang kebanyakan terdapat di kawasan
hutan lindung [6].
TABEL 4. Daftar Proyek PLN yang Dikembangkan Melalui Mekanisme CDM dan VCM
V. KESIMPULAN
Pemanfaatan energi terbarukan
menjadi sangat penting dilakukan karena hal
ini terkait dengan tuntutan global. Energi
terbarukan memiliki dampak yang baik bagi
ekonomi dan lingkungan. Energi panas bumi
merupakan energi terbarukan yang ramah
lingkungan sehingga pemanfaatannya bisa
berkelanjutan. Indonesia mempunyai 40%
potensi cadangan energi panas bumi di
dunia. Hal ini dapat berpotensi besar untuk
memanfaatkan panas bumi sebagai bahan
bakar pembangkit tenaga listrik pengganti
energi fosil. Dalam artikel ini, disebutkan
bahwa terdapat indikator-indikator terkait
dengan pembangunan energi terbarukan
yang berkelanjutan yang dikeluarkan oleh
IAEA. Kerangka dari IAEA tersebut bisa
diaplikasikan untuk mengidentifikasi
indikator yang relevan untuk negara-negara
di ASEAN termasuk Indonesia. Berdasarkan
beberapa indikator tersebut, pembangunan
panas bumi yang berkelanjutan di Indonesia
difokuskan pada halhal berikut ini :
a. Efisiensi energi
Kebijakan pemerintah untuk
melakukan efisiensi dengan konservasi
dan diversifikasi energi diharapkan
mampu meningkatkan efisiensi energi
baik dari sisi pasokan dan pemanfaatan di
semua sektor serta dapat meningkatkan
pangsa energi terbarukan dalam bauran
energi nasional.
b. Elektrifikasi
Potensi panas bumi di Indonesia
yang begitu besar bisa menjadi solusi
peningkatan rasio elektrifikasi jika
dimanfaatkan secara optimal.
c. Dukungan terhadap Energi Terbarukan
Banyaknya kebijakan yang
mendukung kegiatan pengembangan
energi terbarukan termasuk panas bumi
diharapkan dapat menjadikan panas bumi
sebagai sumber energi pengganti bahan
bakar tenaga listrik bukan hanya sumber
energi yang bersifat komplementer.
d. Kemanan pasokan
Melalui Kebijakan Energi Nasional yang
dituangkan dalam Perpres No. 5 Tahun
2006 bertujuan untuk mewujudkan
ketahanan dan kemandirian energi guna
mendukung pembangunan nasional yang
berkelanjutan. Salah satu sasaran yang
diharapkan dengan adanya kebijakan
tersebut adalah terwujudnya energi
(primer) mix yang optimal pada tahun
2025 dengan porsi panas bumi menjadi
lebih dari 5%. Sehingga dominasi minyak
pada bauran energi nasional nantinya
dapat digantikan dengan energi panas
bumi yang berkelanjutan.
e. Perubahan Iklim
Pemakaian lahan dalam kegiatan
eksplorasi panas bumi tidak terlalu besar.
Pengelolaan panas bumi bukanlah
merupakan kegiatan penambangan dan
pemanfaaatan lahan untuk eksploitasi
sehingga tidak bertentangan dengan UU
Kehutanan. Meskipun biaya produksi
panas bumi cukup besar akan tetapi emisi
yang dihasilkan dari PLTP lebih rendah
daripada emisi yang dihasilkan dari
pembangkit listrik batu bara. Jika
dikaitkan dengan konsep CDM, harga
energi panas bumi menjadi lebih
kompetitif dibandingkan dengan harga
energi konvensional lainnya.
Terkait dengan banyaknya resiko
yang timbul, dalam pengembangan energi
panas bumi diperlukan program yang tepat
dan terencana serta sumber pendanaan yang
jelas. Pengembangan energi panas bumi
yang berkelanjutan belum bisa berjalan jika
tidak didukung dari berbagai pihak. Seluruh
pemangku kepentingan baik dari
pemerintah, pemerintah, swasta, akademisi,
lembaga penelitian, lembaga swadaya
masyarakat maupun dari pihak lainnya harus
bekerja sama melakukan upaya agar
Kebijakan Energi Nasional bisa tercapai.
Referensi
[1] L. J. Moleong, Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000.
[2] A. e. a. Yunan, "Sustainable
Development Model of Geothermal
Energy : A Case Study at Darajat
Geothermal Power Plant," Natural
Sciences, vol. 3 No. 7, 2013.
[3] D. J. K. K. E. d. S. D. Mineral,
Statistik Ketenagalistrikan 2011,
Jakarta: DJLPE, 2012.
[4] K. E. d. S. D. M. R. I. ESDM,
Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional 2012-2031, Jakarta:
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2012.
[5] B. B. T. E. B. P. d. P. T. B2TE BPPT,
Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas
Energi, Jakarta: BPPT, 2012.
[6] E. Marliska, "PLTP (Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi) di
Indonesia," Buletin DJLPE
Kementerian Energi DAN Sumber
Daya Mineral, 2011. [Online].
Available:
http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/
news/mbl_detail.php?news_id=3205.
[Accessed 26 Desember 2017].
[7] I. M. Djiteng, Pembangkitan Energi
Listrik, Jakarta: Erlangga, 2005.
[8] R. Wahyuningsih, Potensi dan
Wilayah Kerja Pertambangan Panas
Bumi di Indonesia, Jakarta: Kolokium
Hasil Lapangan Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
2005.
[9] L. J. Dwiatmanto, "PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
(PLTP) DAN KENDALA
PEMBANGUNANNYA," Orbith,
vol. 11 No. 1, pp. 60-67, Maret 2015.
[10] R. M. d. D. Ichsani, "Re-Design dan
Modifikasi Generator Cooler Heat
Exchanger Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP) untuk
Meningkatkan Performasi," POMITS,
vol. 2 No. 3, pp. B-409-B-413, 2013.
[11] B. P. Indra, "STUDI
PEMBANGUNAN PEMBANGKIT
LISTRIK IPP - PLT PANAS BUMI
BEDUGUL 10 MW KECAMATAN
BATURITI KABUPATEN
TABANAN BALI PADA PROYEK
PERCEPATAN 10.000 MW PADA
TAHUN 2018," POMITS.
[12] F. Nafiri, "STUDI PENGARUH
PEMBANGUNAN PLTP
BATURADEN 220 MW DI
GUNUNG SLAMET TERHADAP
TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA
TENGAH," POMITS.
[13] A. E. FANDARI, "Pengembangan
Energi Panas Bumi yang
Berkelanjutan," Semesta Teknika, vol.
17 No. 1, pp. 68-82, Mei 2014.

More Related Content

What's hot (20)

materi sumber energi fisika SMA
materi sumber energi fisika SMAmateri sumber energi fisika SMA
materi sumber energi fisika SMA
 
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
 
Konversi energi
Konversi energiKonversi energi
Konversi energi
 
Makalah angin
Makalah anginMakalah angin
Makalah angin
 
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi DuniaMajalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
 
Ilmu alamiah dasar bab 6.
Ilmu alamiah dasar bab 6.Ilmu alamiah dasar bab 6.
Ilmu alamiah dasar bab 6.
 
Sumber energi
Sumber energiSumber energi
Sumber energi
 
Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi
 
Ilmu alamiah dasar bab 7
Ilmu alamiah dasar bab 7Ilmu alamiah dasar bab 7
Ilmu alamiah dasar bab 7
 
Materi sumber energi
Materi sumber energiMateri sumber energi
Materi sumber energi
 
Sumberdaya energi
Sumberdaya  energiSumberdaya  energi
Sumberdaya energi
 
Sumber energi
Sumber energiSumber energi
Sumber energi
 
Olinesia webinar series Geothermal Overview
Olinesia webinar series Geothermal Overview Olinesia webinar series Geothermal Overview
Olinesia webinar series Geothermal Overview
 
fisika sumber daya energi
fisika sumber daya energifisika sumber daya energi
fisika sumber daya energi
 
Sde tm2ab
Sde tm2abSde tm2ab
Sde tm2ab
 
Energi Terbarukan
Energi TerbarukanEnergi Terbarukan
Energi Terbarukan
 
Sde tm9-indo
Sde tm9-indoSde tm9-indo
Sde tm9-indo
 
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
 
Makalah osn pertamina
Makalah osn pertaminaMakalah osn pertamina
Makalah osn pertamina
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 

Similar to Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan di indonesia

Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi GeothermalPaper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal'Oke Aflatun'
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi1st Bali Property
 
tenaga panas bumi
tenaga panas bumitenaga panas bumi
tenaga panas bumiafinnafia
 
Energy Alternatif Geothermal
Energy Alternatif GeothermalEnergy Alternatif Geothermal
Energy Alternatif GeothermalHermawan Hermawan
 
Makalah softskill pk
Makalah softskill pkMakalah softskill pk
Makalah softskill pkvjdwi13
 
Slide bhgian 8 mapan
Slide bhgian 8 mapanSlide bhgian 8 mapan
Slide bhgian 8 mapaneffaraihani
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi1st Bali Property
 
Liwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptx
Liwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptxLiwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptx
Liwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptxLiwangUlamaUtama
 
Topik khusus Tenaga
Topik khusus TenagaTopik khusus Tenaga
Topik khusus Tenaganuna2014
 
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptxRenewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptxMekarMeina
 
A153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharui
A153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharuiA153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharui
A153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharuiSITIZALEHAMOHDRIDHUA
 
Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8Crysis Cool
 
KEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptxKEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptxLeeIchsan
 
Sumber daya energi.pptx
Sumber daya energi.pptx Sumber daya energi.pptx
Sumber daya energi.pptx IntanRattedatu
 
Presentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptx
Presentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptxPresentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptx
Presentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptxRithiaDamarratih1
 

Similar to Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan di indonesia (20)

Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi GeothermalPaper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi
 
Pltpb
PltpbPltpb
Pltpb
 
tenaga panas bumi
tenaga panas bumitenaga panas bumi
tenaga panas bumi
 
Energy Alternatif Geothermal
Energy Alternatif GeothermalEnergy Alternatif Geothermal
Energy Alternatif Geothermal
 
Makalah softskill pk
Makalah softskill pkMakalah softskill pk
Makalah softskill pk
 
Slide bhgian 8 mapan
Slide bhgian 8 mapanSlide bhgian 8 mapan
Slide bhgian 8 mapan
 
Energi panas bumi
Energi panas bumiEnergi panas bumi
Energi panas bumi
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi
 
Liwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptx
Liwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptxLiwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptx
Liwang Ulama Utama - PPT Makalah EBT.pptx
 
PLTU
PLTU PLTU
PLTU
 
Topik khusus Tenaga
Topik khusus TenagaTopik khusus Tenaga
Topik khusus Tenaga
 
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptxRenewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptx
 
A153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharui
A153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharuiA153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharui
A153578 bahagian 8 tenaga yang boleh diperbaharui
 
Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8
 
Pltbs chapter ii
Pltbs chapter iiPltbs chapter ii
Pltbs chapter ii
 
KEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptxKEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptx
 
Sumber daya energi.pptx
Sumber daya energi.pptx Sumber daya energi.pptx
Sumber daya energi.pptx
 
Presentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptx
Presentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptxPresentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptx
Presentasi Fisika Kelompok 1 Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan.pptx
 
Ppt diva prakarya
Ppt diva prakaryaPpt diva prakarya
Ppt diva prakarya
 

More from Muhammad Nur Fikri

Bab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakanBab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakanMuhammad Nur Fikri
 
Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik
Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik
Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik Muhammad Nur Fikri
 
Audit energi gedung fakultas teknik e01
Audit energi gedung fakultas teknik e01Audit energi gedung fakultas teknik e01
Audit energi gedung fakultas teknik e01Muhammad Nur Fikri
 
Dampak negatif pembangkit listrik tenaga angin (bayu)
Dampak negatif  pembangkit listrik tenaga angin (bayu)Dampak negatif  pembangkit listrik tenaga angin (bayu)
Dampak negatif pembangkit listrik tenaga angin (bayu)Muhammad Nur Fikri
 
explanation text hidrology cycle (rain)
explanation text hidrology cycle (rain)explanation text hidrology cycle (rain)
explanation text hidrology cycle (rain)Muhammad Nur Fikri
 
Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...
Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...
Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...Muhammad Nur Fikri
 

More from Muhammad Nur Fikri (16)

Bab 3 hukum_gauss_baru
Bab 3 hukum_gauss_baruBab 3 hukum_gauss_baru
Bab 3 hukum_gauss_baru
 
Bab 2 medan listrik
Bab 2 medan listrikBab 2 medan listrik
Bab 2 medan listrik
 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
 
Kendali cerdas
Kendali cerdasKendali cerdas
Kendali cerdas
 
Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
 
Bab 05 pengambilan risiko
Bab 05 pengambilan risikoBab 05 pengambilan risiko
Bab 05 pengambilan risiko
 
Bab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakanBab 04 berorientasi pada tindakan
Bab 04 berorientasi pada tindakan
 
Bab 03 berpikir kreatif
Bab 03 berpikir kreatifBab 03 berpikir kreatif
Bab 03 berpikir kreatif
 
Bab 02 berpikir perubahan
Bab 02 berpikir perubahanBab 02 berpikir perubahan
Bab 02 berpikir perubahan
 
Bab 01 menjadi wirausaha
Bab 01 menjadi wirausahaBab 01 menjadi wirausaha
Bab 01 menjadi wirausaha
 
Steam power plant
Steam power plantSteam power plant
Steam power plant
 
Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik
Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik
Evaluasi IKE listrik melalui audit awal energi listrik
 
Audit energi gedung fakultas teknik e01
Audit energi gedung fakultas teknik e01Audit energi gedung fakultas teknik e01
Audit energi gedung fakultas teknik e01
 
Dampak negatif pembangkit listrik tenaga angin (bayu)
Dampak negatif  pembangkit listrik tenaga angin (bayu)Dampak negatif  pembangkit listrik tenaga angin (bayu)
Dampak negatif pembangkit listrik tenaga angin (bayu)
 
explanation text hidrology cycle (rain)
explanation text hidrology cycle (rain)explanation text hidrology cycle (rain)
explanation text hidrology cycle (rain)
 
Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...
Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...
Letter,advertisment,news item, report,recount,anouncement,explanation,exposit...
 

Recently uploaded

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASMuhammadFiqi8
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf114210034
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierbudi194705
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompeteIwanBasinu1
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 

Recently uploaded (20)

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 

Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan di indonesia

  • 1. POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SEBAGAI ENERGI BARU TERBARUKAN DI INDONESIA Muhammad Nur Fikri, Maulana Prihantoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tidar (UNTIDAR) Jalan Kapten Suparman, No. 39 Magelang 56116 E-mail : mnurfikri.id@gmail.com, maulanaprihantoro88@gmail.com Abstrak – Potensi panas bumi Indonesia yang mencapai ±40% dari cadangan dunia. Yaitu 29.215 MW atau setara dengan 19,09 milyar barel minyak. Dari potensi tersebut baru ±4% yang telah dikembangkan dan dimanfaatkan terutama untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pembangunan pembangkit listrik panas bumi yang sedang digiatkan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan energi di Indonesia dan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi tak terbaharukan. Dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di beberapa wilayah Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan beban saat ini. Selain itu PLTP juga ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang rendah. Kata Kunci : Panas Bumi, PLTP, Energi Terbarukan I. PENDAHULUAN Fenomena krisis energi saat ini terjadi di seluruh dunia, meliputi krisis energi minyak bumi dan gas alam, bahan bakar fosil, serta energi listrik. Pemenuhan energi listrik di Indonesia menuju ambang kritis sejak tahun 2004, dimana pertumbuhan perekonomian mencapai lebih dari 5%, yang mendorong kebutuhan akan energi listrik juga semakin meningkat. Energi listrik merupakan kebutuhan primer yang vital untuk pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang mencukupi, aman merupakan faktor penting dalam rangka menggerakkan perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Kebijakan pemanfaatan energi primer setempat untuk pembangkit tenaga listrik dapat terdiri dari fosil (migas) maupun non- fosil (air, panas bumi, biomassa, angin, panas dan cahaya matahari, arus dan gelombang pasang surut laut, dan nuklir). Sumber– sumber energi tersebut di atas, perlu dioptimalkan berdasarkan kajian pemerintah mengenai ”Skenario Energi Mix Nasional” dalam jangka waktu tertentu (2008-2025), yang mentargetkan peningkatan peran energi panas bumi menjadi 5% pada tahun 2025. Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki potensi Panas Bumi atau energi terbarukan, sedangkan minyak bumi potensinya sangat terbatas dan gas bumi walaupun potensinya besar, tetapi dalam pemanfaatannya memerlukan penanganan khusus. Kondisi ini menyebabkan Panas Bumi akan dapat menjadi sumberdaya energi terbarukan dalam penyediaan energi di Indonesia, terutama sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik di masa mendatang. II. TEORI PENUNJANG 2.1 Panas Bumi Secara singkat panas bumi didefinisikan sebagai panas yang berasal dari dalam bumi. Sedangkan energi panas bumi adalah energi yang ditimbulkan oleh panas tersebut. Panas bumi menghasilkan energi yang bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumberdaya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa kilometer di bawah permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi
  • 2. sampai pada sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma. Untuk menangkap panas bumi tersebut harus dilakukan pemboran sumur seperti yang dilakukan pada sumur produksi minyakbumi. Sumu tersebut menangkap air tanah yang terpanaskan, kemudian uap dan air panas dipisahkan. Uap air panas dibersihkan dan dialirkan untuk memutar turbin. Air panas yang telah dipisahkan dimasukkan kembali ke dalam reservoir melalui sumur injeksi yang dapat membantu untuk menimbulkan lagi sumber uap. Listrik tenaga panas bumi adalah listrik yang dihasilkan dari panas bumi. Panas bumi dapat menghasilkan listrik yang reliabel dan hampir tidak mengeluarkan gas rumah kaca. Panas bumi sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas bumi, adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir secara kontinyu dari dalam bumi menuju ke permukaan yang manifestasinya dapat berupa: gunung berapi, mata air panas, dan geyser. 2.2 Energi Panas Bumi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi menggunakan uap dari sumber panas bumi sebagai sumber energi primernya. Sedangkan energi panas bumi mempuntai beberapa macam jenis, sesuai dengan kondisi geologi daerah tersebut. Energi panas bumi teriri dari 3 macam yaitu 1) Energi Panas Bumi Uap Basah 2) Energi Panas Bumi Air Panas 3) Energi Panas Bumi Batuan Panas 2.3 Proses Terjadinya Energi Listrik Sebagian besar pembangkit listrik menggunakan uap. Uap dipakai untuk memutar turbin yang kemudian mengaktifkan generator untuk menghasilkan listrik. Banyak pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil untuk mendidihkan air guna menghasilkan uap. Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya saja pada PLTU, uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Pembangkit yang digunakan untuk merubah panas bumi menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plant lain yang bukan berbasis panas bumi, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Ada tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. 2.3.1 Dry Steam Power Plants PLTP sistem dry steam mengambil sumber uap panas dari bawah permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur produksi berupa fasa uap. Uap tersebut yang langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. 2.3.2 Flash Steam Power Plants GAMBAR 1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
  • 3. Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk meng- aktifkan generator yang kemudian menghasilkan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai masuk kembali ke reservoir melalui injection well. 2.3.3 Binary Cycle Power Plants Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan fluida kerja pada heat exchanger. Fluida kerja kemudian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Sisa panas yang tidak terpakai masuk kembali ke reservoir melalui injection well. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer. III. METODE PENELITIAN Dalam tulisan ini pengumpulan data berbasis studi literature dengan mengumpulkan data-data serta informasi sekunder. Metode ini dilakukan dengan menelaah secara sistematis informasi tertulis seperti artikel, buku, dokumen,jurnal, surat kabar, dan berbagai informasi pada media cetak maupun elektronik. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif merupakan cara penulis dalam mengkaji permasalahan dengan menggambarkan, menjelaskan dan memaparkan suatu fenomena, gejala, peristiwa maupun kejadian yang terjadi melalui pengolahan data sekunder. Sedangkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari objek dapat diamati [1]. IV. HASIL 4.1 Ketersediaan Sumber Daya Indonesia memiliki banyak potensi energi panas bumi, yang tersebar di 285 titik di seluruh wilayah, potensi tersebut menghasilkan lebih dari 29.000 MW. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai potensi energi panas bumi terbesar di dunia dengan potensi lebih dari 40 % cadangan panas bumi dunia. Hanya saja dari total potensi tersebut, Indonesia baru memanfaatkan kurang dari 5 % saja. Total kapasitas terpasang energi panas bumi pada tahun 2012 adalah 1.226 MW [2]. Data potensi panas bumi yang lebih lengkap tersaji dalam Tabel 1. TABEL 1. Potensi Panas Bumi di Indonesia No Lokasi Sumber Daya Cadangan Total Spekulasi Hipotetik Terduga Mungkin Terbukti 1 2 3 4 5 6 7 Sumatra Jawa Bali-Nusa Sulawesi Maluku Kalimantan Papua 4.059 1.710 410 145 1.287 545 75 2.543 1.826 359 139 97 - 6.254 3.708 983 - 1.285 409 - 15 658 - 150 - - 380 1.815 15 78 - - 13.521 9.717 1.767 145 2.939 1.051 75 Total 8.231 4.964 12.639 823 2.288 29.215 Sumber : Survey Geologi (ESDM), 2011 [3]
  • 4. GAMBAR 2. Road Map Pengembangan Panas Bumi 2006-2025 4.2 Keamanan untuk pasokan energi Perlunya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan beralih pada sumber energi alternatif adalah untuk mengamankan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan di masa mendatang. Indonesia dapat menjadi net-energy importir pada tahun 2019, apabila energi dikelola secara businessas-usual artinya tidak dikelola dengan mengedepankan prinsip- prinsip konservasi energi. Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah energi tak terbarukan yang suatu saat akan habis. Untuk mengimbangi tingkat konsumsi energi di Indonesia dan memenuhi kebutuhan energy masyarakat maka pemanfaatan energi baru terbarukan harus dimaksimalkan [4]. Saat ini pemerintah sedang berusaha untuk melakukan pengembangan energi yang berprinsip energi hijau, terutama panas bumi. Keputusan Presiden Nomor 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) menargetkan bahwa pada tahun 2025 listrik yang berasal dari energi panas bumi harus mencapai 9500 MW atau berkontribusi 5% dari total konsumsi energi nasional seperti yang terlihat dalam Gambar 2. Sementara itu untuk mendukung pemanfaatan energi panas bumi, pemerintah memalui program percepatan 10.000 MW Tahap II menargetkan pembangunan pembangkit listrik panas bumi sebesar 4.925 MW hingga tahun 2014 dengan rincian pengembangan lapangan yang ada dan sudah berproduksi 465 MW, pengembangan lapangan yang ada tetapi belum berproduksi 1535 MW dan wilayah kerja panas bumi baru 2925 MW [2]. Kondisi perkembangan pembangunan pembangkit listrik panas bumi dari tahun 2010 sampai dengan proyeksi tahun 2015 tersaji dalam Tabel 2. 4.3 Efisiensi Energi Hingga saat ini, konsumsi energi primer per kapita di Indonesia sebenarnya masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya khususnya negara maju dan negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Meskipun demikian, pertumbuhannya menunjukkan tren meningkat, dari 3,25 SBM/kapita pada tahun 2000 menjadi 4,73 pada tahun 2010 (tanpa biomasa) seperti yang terlihat dalam Gambar 3. TABEL 2. Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi (2010-2015) 2015) Pembangunan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PembangunanEnergi Panas Bumi Kapasitas Penambahan 37 115 3 375 1.797 Kapasitas Terpasang 1.189 1.226 1.341 1.344 1.719 3.516
  • 5. GAMBAR 3. Konsumsi Energi Primer Per Kapita dan Intensitas Energi Primer (Tanpa Biomasa) Gambar 3 diatas memperlihatkan bahwa intensitas energi Indonesia menunjukkan adanya penurunan dari tahun 2000 hingga 2008 dan kembali naik hingga tahun 2010. Hal tersebut mengindikasikan pemanfaatan energi di Indonesia belum produktif. Elastisitas energi merupakan rasio antara laju pertumbuhan konsumsi energi (final atau primer, tanpa biomasa) dan laju pertumbuhan ekonomi (PDB). Semakin besar elastisitas energi menunjukkan bahwa negara tersebut boros dalam penggunaan energi, dan semakin kecil elastisitas energi berarti negara tersebut semakin efisien. memanfaatkan energinya. Elastisitas energi primer Indonesia berfluktuasi dari kurang dari satu (kadang minus) hingga lebih dari satu seperti yang terlihat dalam Gambar 4 di bawah ini : GAMBAR 4. Elastisitas Energi Primer (Tanpa Biomasa) Tentu saja, nilai lebih dari satu berarti laju pertumbuhan energi lebih cepat daripada laju pertumbuhan PDB. Pada tahun 2009 dan 2010, nilai elastisitas energi Indonesia jauh diatas angka satu dengan tren meningkat [5]. Salah satu sumber inefisiensi utama PLN beberapa tahun terakhir ini pemakaian minyak yang terlalu banyak pada pemakaian fuel-mix untuk produksi listrik. Dalam tahun 2008 komposisi produksi kWh berdasarkan bahan bakar adalah BBM 36%, batubara 35%, gas alam 17%, panas bumi 3% dan tenaga air 9%. Kemudian PLN dalam RUPTL 2011 - 2020 segera memperbaiki perencanaan komposisi fuel mix tersebut dengan target yang diperlihatkan pada Gambar 5 GAMBAR 5. Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2020 berdasarkan Jenis Bahan Bakar (%) Pembangkit yang akan dibangun antara lain adalah proyek percepatan 10.000 MW yang akan menurunkan konsumsi BBM secara signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi tenaga listrik. Indikator efisiensi tenaga listrik juga bias dilihat dari besarnya susut jaringan.
  • 6. Efisiensi susut jaringan dilakukan dengan mengurangi energi listrik yang hilang selama proses pendistribusian dari pembangkit sampai ke konsumen. Data Statistik Ketenagalistrikan pada tahun 2012 menjelaskan susut jaringan transmisi PLN pada tahun 2011 adalah sebesar 16.671 GWh yang terdiri dari susut transmisi sebesar 3.996 GWh dan susut distribusi sebesar 12.675 GWh. Dibandingkan dengan produksi netto sebesar 177.256 GWh maka susut jaringan transmisi adalah 2,25 % dan susut distribusi 7,34 %. Adapun data susut tenaga listrik PLN untuk 7 tahun terakhir mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 bisa dilihat dalam Tabel 3 berikut ini : TABEL 3. Prosentase Susut Tenaga Listrik PLN Tahun Transmisi Distribusi Total 2004 2,33 8,96 11,29 2005 2,27 9,28 11,55 2006 2,26 9,18 11,44 2007 2,24 8,84 11,08 2008 2,17 8,29 10,46 2009 2,18 7,93 10,11 2010 2,25 7,64 9,89 2011 2,25 7,34 9,59 Sumber : Statistik Ketenagalistrikan, 2012 [3] Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah salah satu pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan. Sistem PLTP adalah sistem pembangkit tertutup yang tidak memiliki limbah buangan seperti limbah yang timbul pada pembangkit dengan bahan bakar batubara, gas ataupun bahan bakar minyak. Kegiatan PLTP tidak menggunakan lahan yang terlalu besar sehingga tidak akan terlalu banyak melakukan penebangan terhadap pohon yang ada. Dengan adanya PLTP pada sebuah kawasan tertentu maka kelestarian air di kawasan tersebut akan selalu terjaga karena PLTP sangat membutuhkan air tanah untuk menghasilkan uap panas. Diantara pembangkit lainnya, PLTP merupakan pembangkit dengan potensial besar yang memiliki sistem pembangkit ramah lingkungan. Akan tetapi jika dikaitkan dengan penerapan UndangUndang Kehutanan, banyak permasalahan yang timbul dalam kegiatan usaha PLTP. Regulasi yang memasukkan pemanfaatan panas bumi dalam kelompok pertambangan akan membatasi pemanfaatan potensi panas bumi yang kebanyakan terdapat di kawasan hutan lindung [6]. TABEL 4. Daftar Proyek PLN yang Dikembangkan Melalui Mekanisme CDM dan VCM
  • 7. V. KESIMPULAN Pemanfaatan energi terbarukan menjadi sangat penting dilakukan karena hal ini terkait dengan tuntutan global. Energi terbarukan memiliki dampak yang baik bagi ekonomi dan lingkungan. Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan sehingga pemanfaatannya bisa berkelanjutan. Indonesia mempunyai 40% potensi cadangan energi panas bumi di dunia. Hal ini dapat berpotensi besar untuk memanfaatkan panas bumi sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik pengganti energi fosil. Dalam artikel ini, disebutkan bahwa terdapat indikator-indikator terkait dengan pembangunan energi terbarukan yang berkelanjutan yang dikeluarkan oleh IAEA. Kerangka dari IAEA tersebut bisa diaplikasikan untuk mengidentifikasi indikator yang relevan untuk negara-negara di ASEAN termasuk Indonesia. Berdasarkan beberapa indikator tersebut, pembangunan panas bumi yang berkelanjutan di Indonesia difokuskan pada halhal berikut ini : a. Efisiensi energi Kebijakan pemerintah untuk melakukan efisiensi dengan konservasi dan diversifikasi energi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi energi baik dari sisi pasokan dan pemanfaatan di semua sektor serta dapat meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional. b. Elektrifikasi Potensi panas bumi di Indonesia yang begitu besar bisa menjadi solusi peningkatan rasio elektrifikasi jika dimanfaatkan secara optimal. c. Dukungan terhadap Energi Terbarukan Banyaknya kebijakan yang mendukung kegiatan pengembangan energi terbarukan termasuk panas bumi diharapkan dapat menjadikan panas bumi sebagai sumber energi pengganti bahan bakar tenaga listrik bukan hanya sumber energi yang bersifat komplementer. d. Kemanan pasokan Melalui Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 bertujuan untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi guna mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Salah satu sasaran yang diharapkan dengan adanya kebijakan tersebut adalah terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun 2025 dengan porsi panas bumi menjadi lebih dari 5%. Sehingga dominasi minyak pada bauran energi nasional nantinya dapat digantikan dengan energi panas bumi yang berkelanjutan. e. Perubahan Iklim Pemakaian lahan dalam kegiatan eksplorasi panas bumi tidak terlalu besar. Pengelolaan panas bumi bukanlah merupakan kegiatan penambangan dan pemanfaaatan lahan untuk eksploitasi sehingga tidak bertentangan dengan UU Kehutanan. Meskipun biaya produksi panas bumi cukup besar akan tetapi emisi yang dihasilkan dari PLTP lebih rendah daripada emisi yang dihasilkan dari pembangkit listrik batu bara. Jika dikaitkan dengan konsep CDM, harga energi panas bumi menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan harga energi konvensional lainnya. Terkait dengan banyaknya resiko yang timbul, dalam pengembangan energi panas bumi diperlukan program yang tepat dan terencana serta sumber pendanaan yang jelas. Pengembangan energi panas bumi yang berkelanjutan belum bisa berjalan jika tidak didukung dari berbagai pihak. Seluruh pemangku kepentingan baik dari pemerintah, pemerintah, swasta, akademisi, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat maupun dari pihak lainnya harus
  • 8. bekerja sama melakukan upaya agar Kebijakan Energi Nasional bisa tercapai. Referensi [1] L. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. [2] A. e. a. Yunan, "Sustainable Development Model of Geothermal Energy : A Case Study at Darajat Geothermal Power Plant," Natural Sciences, vol. 3 No. 7, 2013. [3] D. J. K. K. E. d. S. D. Mineral, Statistik Ketenagalistrikan 2011, Jakarta: DJLPE, 2012. [4] K. E. d. S. D. M. R. I. ESDM, Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2012-2031, Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012. [5] B. B. T. E. B. P. d. P. T. B2TE BPPT, Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi, Jakarta: BPPT, 2012. [6] E. Marliska, "PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Indonesia," Buletin DJLPE Kementerian Energi DAN Sumber Daya Mineral, 2011. [Online]. Available: http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/ news/mbl_detail.php?news_id=3205. [Accessed 26 Desember 2017]. [7] I. M. Djiteng, Pembangkitan Energi Listrik, Jakarta: Erlangga, 2005. [8] R. Wahyuningsih, Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Indonesia, Jakarta: Kolokium Hasil Lapangan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, 2005. [9] L. J. Dwiatmanto, "PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) DAN KENDALA PEMBANGUNANNYA," Orbith, vol. 11 No. 1, pp. 60-67, Maret 2015. [10] R. M. d. D. Ichsani, "Re-Design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) untuk Meningkatkan Performasi," POMITS, vol. 2 No. 3, pp. B-409-B-413, 2013. [11] B. P. Indra, "STUDI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK IPP - PLT PANAS BUMI BEDUGUL 10 MW KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN BALI PADA PROYEK PERCEPATAN 10.000 MW PADA TAHUN 2018," POMITS. [12] F. Nafiri, "STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP BATURADEN 220 MW DI GUNUNG SLAMET TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA TENGAH," POMITS. [13] A. E. FANDARI, "Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan," Semesta Teknika, vol. 17 No. 1, pp. 68-82, Mei 2014.