Tiga cara Khilafah mengendalikan harga menurut artikel ini adalah:
1. Menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan, bukan dengan mematok harga.
2. Menambah pasokan barang jika penawaran berkurang akibat krisis produksi.
3. Menindak pelaku penimbunan barang agar barangnya dijual di pasar.
1. 12/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Cara Khilafah Mengendalikan Harga
HOME TENTANG KAMI FAQ
Search.. Cari
Cara Khilafah Mengendalikan Harga
December 11th, 2014 by kafi
Oleh: Hafidz Abdurrahman
Harga adalah hasil pertukaran antara uang dengan barang. Secara alami, harga ini
ditentukan oleh supplay and demand (penawaran dan permintaan). Karena itu, jika barang
yang ditawarkan jumlahnya melimpah, sedangkan permintaannya sedikit, maka harga akan
turun. Jika barang yang ditawarkan jumlahnya sedikit, sedangkan permintaannya besar,
maka harga akan naik.
Dengan demikian, harga akan mengikuti hukum pasar. Karena, hukum pasar tersebut
ditentukan oleh faktor supplay and demand, maka untuk menjaga stabilitas harga di pasar,
faktor yang harus diperhatikan oleh negara adalah faktor supplay and demand ini.
Keseimbangan antara supplay and demand harus selalu diperhatikan oleh negara,
sehingga harga tersebut benarbenar
stabil.
Mematok Harga dan Inflasi
Ketika harga barang naik, orang berpikir sederhana, agar tidak naik, maka pemerintah
harus turun tangan, mematok harga. Pandangan ini sepintas benar, meski faktanya tidak.
Dengan mematok harga, memang harga bisa stabil pada waktu tertentu, tetapi cara ini
justru menyebabkan terjadinya inflasi. Karena, diakui atau tidak, pematokan harga ini
mengurangi daya beli mata uang.
Karena itu, Islam mengharamkan negara untuk mematok harga. Harga, justru oleh Islam
dibiarkan mengikuti mekanisme pasar, supplay and demand. Ketika zaman Nabi, saat
harga barangbarang
naik, para sahabat datang kepada Nabi SAW meminta agar hargaharga
tersebut dipatok, supaya bisa terjangkau. Tetapi, permintaan tersebut ditolak oleh
Nabi, seraya bersabda, “Allahlah
yang Dzat Maha Mencipta, Menggenggam, Melapangkan
rezeki, Memberi Rezeki, dan Mematok harga.” (HR Ahmad dari Anas). Dengan begitu, Nabi
tidak mau mematok harga, justru dibiarkan mengikuti mekanisme supplay and demand di
2. 12/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Cara Khilafah Mengendalikan Harga
pasar.
Ketika Nabi mengembalikan kepada mekanisme pasar, bukan berarti negara kemudian
sama sekali tidak melakukan intervensi. Tentu tidak. Hanya saja, tentu intervensinya bukan
dengan mematok harga, namun dengan cara lain. Cara, yang tidak merusak persaingan di
pasar.
Intervensi
Jika kenaikan harga barang itu terjadi, karena faktor supplay yang kurang, sementara
demandnya
besar, maka agar harga barang tersebut bisa turun dan normal, negara bisa
melakukan intervensi pasar dengan menambah supplay barang. Cara ini jelas tidak
merusak pasar. Justru sebaliknya, menjadikan pasar tetap selalu dalam kondisi stabil.
Kondisi ini bisa terjadi, karena boleh jadi di suatu wilayah telah mengalami krisis, bisa
karena faktor kekeringan atau penyakit, yang mengakibatkan produksi barangnya
berkurang. Akibatnya, supplay barangbarang
di wilayah tersebut berkurang.
Untuk mengatasi hal ini, negara bisa menyuplai wilayah tersebut dengan barangbarang
yang dibutuhkan dari wilayah lain. Kebijakan seperti ini pernah dilakukan oleh Umar, ketika
wilayah Syam mengalami wabah penyakit, sehingga produksinya berkurang, lalu kebutuhan
barang di wilayah tersebut disuplai dari Irak.
Jika kenaikan barang tersebut terjadi, karena supplay yang kurang, akibat terjadinya aksi
penimbunan (ihtikar) barang oleh para pedagang, maka negara juga harus melakukan
intervensi dengan menjatuhkan sanksi kepada pelaku penimbunan barang. Sanksi dalam
bentuk ta’zir, sekaligus kewajiban untuk menjual barang yang ditimbunnya ke pasar.
Dengan begitu, supplay barang tersebut akan normal kembali.
Jika kenaikan barang tersebut terjadi, bukan karena faktor supplay and demand, tetapi
karena penipuan harga (ghaban fakhisy) terhadap pembeli atau penjual yang samasama
tidak mengetahui harga pasar, maka pelakunya juga bisa dikenai sanksi ta’zir, disertai
dengan hak khiyar kepada korban. Korban bisa membatalkan transaksi jualbelinya,
bisa
juga dilanjutkan.
Inflasi Nol
Inflasi terkait dengan daya beli mata uang, baik terhadap barang maupun jasa. Inflasi
terjadi, bisa karena faktor mata uangnya, yang memang nilainya bisa berubah. Jika
perubahan nilai mata uang tersebut karena nilai intrinsiknya, maka untuk menjaga stabilitas
mata uang, sehingga inflasinya nol, tak ada cara lain, kecuali dengan menggunakan standar
mata uang emas dan perak.
Inflasi juga bisa terjadi, karena uang yang ada dianggap tidak cukup untuk melakukan
transaksi, akibat nilai nominalnya berkurang. Kondisi ini bisa diselesaikan, dengan
diberlakukannya kebijakan larangan mematok harga dan jasa. Dengan begitu, uang yang
tersedia akan selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa.
3. 12/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Cara Khilafah Mengendalikan Harga
Ketika harga barang dan jasa tersebut naik, misalnya, sementara daya beli masyarakat
rendah, dengan sendirinya demandnya
berkurang. Jika demandnya
berkurang, maka
harga barang dan jasa tersebut, dengan sendirinya akan turun. Begitu seterusnya, hingga
akhirnya mata uang yang tersedia selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan barang dan
jasa.
Kebijakan mencetak uang, ketika daya beli masyarakat rendah, karena jumlah uang yang
beredar di tengah masyarakat sedikit, bukan meningkatkan daya beli masyarakat, justru
mengakibatkan terjadinya inflasi. Karena jumlah mata yang banyak beredar di tengah
masyarakat, ditambah dengan mata uang yang sudah ada sebelumnya, akan semakin
menambah jumlah mata uang. Jika jumlah mata uang bertambah, otomatis akan terjadi
inflasi. Karena, itu artinya, nilai mata uang tersebut turun.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka kebijakan negara Khilafah untuk mengendalikan stabilitas
harga dilakukan dengan cara yang dibenarkan oleh syariat Islam, yaitu:
1. Menjaga supplay and demand di pasar agar tetap seimbang. Bukan dengan
mematok harga barang dan jasa.
2. Jika supplay barang dan jasa berkurang, maka yang mengakibatkan harga dan
upah naik, karena demandnya
besar, maka ketersediaan barang dan jasa
tersebut bisa diseimbangkan kembali oleh negara dengan menyuplai barang dan
jasa dari wilayah lain.
3. Jika berkurangnya supplay barang karena penimbunan, maka negara bisa
menjatuhi sanksi ta’zir, sekaligus kewajiban melepaskan barang pemiliknya ke
pasar.
4. Jika kenaikan harga tersebut terjadi karena penipuan, maka negara bisa
menjatuhi sanksi ta’zir, sekaligus hak khiyar, antara membatalkan atau
melanjutkan akad.
5. Jika kenaikan harga terjadi karena faktor inflasi, maka negara juga berkewajiban
untuk menjaga mata uangnya, dengan standar emas dan perak. Termasuk tidak
menambah jumlahnya, sehingga menyebabkan jatuhnya nilai nominal mata uang
yang ada.
Ini langkahlangkah
yang bisa dilakukan oleh negara Khilafah, dalam mengendalikan harga
barang dan jasa.
Baca juga :
1. Cara Khilafah Menyejahterakan Rakyatnya
2. Arim: “Pemerintah hanya Pikirkan Cara Naikkan Harga Elpiji”
3. Cara Khilafah Menyelesaikan Perbudakan Modern
4. Cara Khilafah Mengatur Impor Daging
5. Dolar Naik, Harga Mencekik
4. 12/12/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Cara Khilafah Mengendalikan Harga
Leave a comment
Name (required)
Mail (required, but not published)
Website
http://
Comment
Submit comment
9 − 7 =
HEADLINE DALAM NEGERI LUAR NEGERI KANTOR JUBIR EDITORIAL ANALISIS TSAQOFAH
AGENDA DAKWAH NAFSIYAH MUSLIMAH FOTO VIDEO EKONOMI SYARIAH KHILAFAH
HIZBUT TAHRIR AL WAIE AL ISLAM SOAL JAWAB
DEKSTOP VERSION | ANDROID LAUNCHER
Kantor Pusat Hizbut Tahrir Indonesia:
Crown Palace A25
Jl Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12390
Telp/Fax: (6221)
83787370 / 83787372
Email: info@hizbuttahrir.
or.id