3. Perilaku manusia kini sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Keberagaman bentuk perilaku seseorang, besar kecilnya
di pengaruhi oleh lingkungan di sekitar, karena pada umumnya
masyarakat sebagai agen sekunder pembentuk kepribadian memiliki
kontribusi yang besar dalam membentuk perilaku seseorang di
masyarakat.
Perilaku yang dihasilkan tersebut dapat berupa perilaku
yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maupun perilaku
yang menyimpang dari nilai dan norma, sesuai dengan pengaruh
yang diterima individu tersebut. Dalam berperilaku, manusia atau
yang termasuk di dalam masyarakat memiliki batasan-batasan
dalam melakukan segala sesuatu. Dibutuhkan pengendalian sosial
dalam mengatur segala sesuatu yang terjadi di masyarakat.
6. Pengendalian sosial atau kontrolisasi sosial adalah
suatu konfigurasi untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat
untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan
nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian
sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan
anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang.
7. 1. Soerjono Soekanto
Pengendalian sosial adalah terjadinya proses yang bertujuan mengajak,
memaksa dan membimbing masyarakat untuk memenuhi aturan yang
berlaku, baik yang dilakukan secara direncanakan ataupun tidak
direncanakan.
2. Joseph S. Roucek
Pengendalian sosial tidak hanya fokus pada segala prosesnya saja, tetapi
banyak pandangan yang bersifat mendidik, mengajak hingga memaksa
masyarakat untuk tunduk pada nilai sosial yang berlaku.
3. Schaefer
Pengendalian sosial bisa terjadi pada siapa saja, tanpa terkecuali. Semua
level masyarakat butuh pengendalian sosial. Termasuk di semua institusi
sosial, keluarga.
8.
9. 1. Hukuman
Jadi jenis pengendalian sosial berbentuk hukuman ini dapat digunakan untuk hal
positif dan negative, tergantung dari konteks yang digunakan ingin
menggunakan cara seperti apa. Misal untuk hal positif, jika berhasil menahan
tidak melakukan tindakan melanggar hukum, maka akan mendapatkan hadiah.
Bisa juga kasusnya di balik, ketika ketahuan melanggar hukum atau norma
sosial, maka akan mendapatkan hukuman atau sanksi sosial.
2. Pendidikan
Pengendalian sosial berbentuk pendidikan sebagai salah satu cara pengendalian
sosial yang dilakukan secara sadar, dan dilakukan lewat jalur pendidikan.
Setidaknya dengan belajar dan memperbanyak ilmu pengetahuan di dunia
pendidikan, akan memberikan wawasan, sudut pandang dan penalaran yang
lebih baik, terkait mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh
dilakukan.
10. 3. Agama
Orang yang memiliki pemahaman agama yang baik, mampu menekan dan
meminimalisir pelanggaran norma dan aturan masyarakat. Alasannya
sederhana, karena segala yang dilarang jika dilanggar akan mendapat dosa.
Ajaran-ajaran agama seperti inilah sangat efektif sebagai pengendali sosial atas
dasar rasa takut kepada Sang Pencipta.
4. Ostrasisme
Jenis pengendalian sosial yang selanjutnya adalah ostrasisme, atau yang biasa
kita dengar dengan pengucilan. Pengucilan ini akan diperoleh bagi mereka yang
melanggar norma sosial ataupun aturan masyarakat. Bentuk pengucilan
memang bentuknya beragam dan dipengaruhi oleh banyak hal. Intinya korban
yang dikucilkan berarti sedang mendapat hukuman sanksi sosial.
5. Teguran
Teguran umumnya dilontarkan pada mereka orang yang melanggar aturan yang
sudah dilakukan berkali-kali, ataupun yang baru dilanggar sekali. Teguran itu
sendiri pun bermacam-macam bentuknya. Ada teguran tertulis, teguran tidak
tertulis, dan teguran langsung ataupun teguran tidak langsung. Tujuan diberinya
teguran agar menjadi pribadi yang lebih baik.
11. 6. Cemoohan
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kamu pernah mendapatkan cemoohan atau
mungkin yang memberikan cemoohan pada orang lain karena sudah melanggar
standar batas norma yang berlaku. Bentuk cemoohan tidak melulu dilakukan
secara frontal di depan orangnya langsung loh. Tetapi juga berupa hinaan dan
sindiran juga termasuk dalam cemoohan.
7. Intimidasi
Intimidasi adalah pengendalian sosial yang digunakan untuk mengancam
seseorang yang dianggap melanggar norma sosial atau hukum yang berlaku.
Cara kerja intimidasi dilakukan dengan cara menekan, mengancam
dan menakut-nakuti
12.
13. - Preventif
Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan sebelum terjadi pelanggaran.
- Represif
Represif adalah usaha yang dilakukan setelah pelanggaran terjadi yang ditunjukkan
untuk memulihkan keadaan ke situasi semula.
- Gabungan
Perpaduan antara kedua sifat pengendalian sosial yang ditunjukkan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan sekaligus memulihkan kembali keadaan
semula.
14.
15. 1. Pengendalian Sosial Persuasif
Cara pertama yang digunakan untuk melakukan pengendalian sosial adalah
menggunakan cara persuasif. Dimana dengan menggunakan cara ini, tidak adanya
kekerasan terhadap pelaku penyimpangan sosial namun cara yang digunakan
adalah menasehati, memberikan himbauan serat membimbing agar tidak
melakukan perilaku penyimpangan di kemudian hari. Cara persuasif biasanya
dilakukan di dalam lingkungan masyarakat melalui bentuk lisan atau simbolik
yang berbentuk spanduk, poster, maupun iklan layanan masyarakat yang
disebarkan ke anggota masyarakat.
16. 2. Pengendalian Sosial Koersif
Cara kedua yang digunakan untuk melakukan pengendalian sosial adalah
menggunakan cara koersif. Dimana dengan menggunakan cara ini, terjadinya
sebuah paksaan maupun kekerasan kepada pelaku penyimpangan sosial baik
dalam bentuk fisik maupun psikis. Hal ini seringkali dilakukan oleh pihak yang
berwenang ketika sudah tidak memiliki cara lain untuk menyadarkan pelaku
tersebut.
Namun, dengan menggunakan cara ini seringkali menimbulkan konsekuensi
seperti reaksi negatif dari pihak lain. Salah satu contohnya yang dapat kita lihat
adalah, pengusiran dan penertiban pedagang kaki lima atau PKL yang berjualan di
jalan raya dimana seringkali membuat jalanan menjadi sempit dan menimbulkan
kemacetan. Oleh sebab itu, seringkali polisi yang berpatroli memperingati mereka
untuk berpindah, namun tetap tidak dipedulikan hingga akhirnya menggunakan
cara koersif ini.
17. 3. Sosialisi
Cara ketiga yang digunakan untuk melakukan pengendalian sosial adalah
menggunakan cara sosialisasi. Dimana dengan menggunakan cara ini, anggota
masyarakat diajarkan untuk menciptakan sebuah kebiasaan serta menanamkan
dalam diri mengenai nilai dan norma yang berlaku pada sebuah lingkungan
masyarakat. Cara ini dilakukan melalui sosialisasi terhadap masyarakat sekitar,
dengan melakukan pengenalan mengenai norma dan nilai yang ada serta
pengaplikasiannya kepada sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari di
tengah masyarakat.
4. Penekanan Sosial
Cara keempat yang digunakan melakukan pengendalian sosial adalah melalui
penekanan sosial. Dimana dengan menggunakan cara ini, diharapkan mampu
mengendalikan tingkah laku setiap anggota lingkungan yang ada di dalamnya.
Dengan melakukan ini diharapkan sebuah lingkungan masyarakat, dapat
menanamkan dalam diri nilai serta norma yang ada pada setiap individunya agar
dapat hidup berdampingan dengan baik.
18. 5. Pengendalian sosial Preventif
yaitu pencegahan sebelum terjadi penyimpangan terhadap norma-norma dan
nilai-nilai masyarakat. Contoh, orang tua yang melarang anaknya bergaul dengan
teman-teman yang suka berjudi. Hal ini bertujuan supaya anaknya tidak menjadi
tukang judi nantinya.
6. Pengendalian sosial Represif
yaitu upaya pemulihan keadaan sesudah terjadi penyimpangan nilai dan norma
masyarakat. Contoh, seseorang yang ingkar janji diadukan ke pengadilan,
sehingga hakim menjatuhkan hukuman dengan membayar hutang dan denda.
19.
20. 1. Menjaga ketertiban sosial
Bila nilai serta norma sosial tersebut dijalankan oleh semua anggota masyarakat,
akan tercipta dan terpelihara ketertiban sosial di dalam masyarakat.
2. Mencegah terjadinya penyimpangan nilai dan norma sosial
Dengan adanya pengendalian sosial di dalam masyarakat, seseorang atau kelompok
akan mulai berpikir bahayanya jika melakukan hal-hal yang menyimpang dari
norma dan nilai sosial.
3. Mengembangkan budaya malu
Harga diri seseorang dapat turun dan merasa malu jika melakukan kesalahan atau
melanggar nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
21. 4. Menciptakan dan menegakkan hukum
Pengendalian sosial memiliki tujuan untuk bisa mencapai keserasian antara
stabilitas dan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Atau dapat dikatakan
untuk bisa mencapai kondisi damai dengan keserasian di antara keadilan dan
kepastian.
5. Pelaku penyimpangan sosial mematuhi aturan yang berlaku
Dengan adanya pengendalian sosial di dalam lingkungan masyarakat, tentu saja
diharapkan agar masyarakat mampu untuk menjalankan seluruh nilai serta norma
sosial yang ada di dalam masyarakat, baik itu secara tertulis atau tidak tertulis.
6. Terciptanya keserasian dan kenyamanan di dalam masyarakat
Seperti penjelasan sebelumnya, adanya pengendalian sosial dapat bertujuan untuk
menciptakan keserasian serta kenyamanan di dalam lingkungan masyarakat.
7. Menciptakan kondisi masyarakat yang tenteram
Pengendalian sosial mampu untuk menciptakan kondisi masyarakat yang tenteram
dan damai jika pengendalian sosial tersebut memang benar-benar dijalankan oleh
anggota masyarakat.