7. Syok adalah memburuknya perfusi pada organ-organ
vital/jaringan akibat hipoksia jaringan
DO2 dan demand O2 tidak seimbang
Metabolisme anaerob ggn distribusi darah
tingkat
mikroseluler
Kematian
11. • Cardiac Output = CO = volume darah yang
dipompa jantung satu menit
• Stroke Volume = SV = volume darah yang
dipompa jantung 1 x
• Heart rate = HR = denyut jantung per menit
CO = HR x SV
Fisiologis.........
12. • CO = HR x SV
• 5000 = 60 x 85
– bila SV turun, maka HR harus naik untuk kompensasi (1)
• 5000 = 100 x 50
– HR bisa naik 3x
– SV hanya bisa naik 20-30% Progresif (2)
(Bila Tidak ditangani) Anoksia jaringan Kerusakan Sel
meluas Ireversible (3)
Contoh kompensasi : pada keadaan hipovolemia (perdarahan,dehidrasi)
nadi meningkat untuk mempertahankan cardiac output
Patofisiologi...............
13. Hypovolemic: kehilangan
volume darah
Cardiogenic: gangguan
miokard
Obstructive: gangguan
aliran darah masuk dan keluar
jantung
Distributive: gangguan
distribusi darah di perifer
Shoemaker,1992
15. Cardiac Output
Venous Return
Perfusion
A V
VR turun, CO turun
CO = frek naik x Stroke Volume turun
Shock hypovolemic =
masalah pada volume darah
VR CO
perdarahan
4800 = 60 x 80 cc
4800 = 120 x 40 cc
16. Cardiac Output
Venous Return
Perfusion
A V
VR turun (congestion) CO ikut turun
CO = frek naik x Stroke Volume turun
Shock obstructive =
masalah pada aliran darah
VR CO
17. Eddy Rahardjo/FKUnAir 17
Pneumotoraks tension
Udara masuk rongga pleura dan tidak bisa keluar lagi
Setiap nafas akan memasukkan tambahan udara lagi
Tekanan rongga dada mediastinum tergeser, VR dan CO
Terjadi distres nafas dan hipoksia
18. Pasien sudah diberi RL cukup tetapi masih shock:
Obstructive Shock? (pneumothorax, tamponade jantung)
20. Cardiac Output
Venous Return
Perfusion
A V
VR normal > CO turun (congestion)
CO = frek naik x Stroke Volume turun
Shock cardiogenic =
masalah pada jantung
infarct, myocarditis, Hypertensive Heart Disease dll
VR CO
21. Infark miokard
◦ infark luas, otot sehat tinggal sedikit, kontraksi tidak
sinkron
Miokarditis
◦ kontraksi lemah walau jantung membesar (dilatasi)
Gagal jantung akut
◦ kontraksi melemah walau jantung membesar (dilatasi)
Aritmia cepat (tachyarrhythmia)
◦ pengisian jantung terlalu sedikit (tidak cukup waktu)
Aritmia lambat (bradyarrhythmia)
◦ output terlalu sedikit (terlalu lambat denyutnya)
22. Treat arrhythmias
Diastolic dysfunction may
require increased filling
pressures
Vasodilators if not
hypotensive
Inotrope administration
23. Vasopressor agent needed if
hypotension present to raise
aortic diastolic pressure
Consultation for mechanical
assist device
Preload and afterload
reduction to improve
hypoxemia if blood pressure
adequate
24. Cardiac Output
Venous Return
Perfusion
A V
VR turun CO ikut turun
CO = frek naik x Stroke Volume turun
Shock distributive =
masalah mal-distribusi aliran darah
sepsis dll
VR CO
Vaso
dilatasi
Shunting or pooling
25. Sepsis
◦ shunting
darah by-pass a-v
jaringan tidak terima O2
◦ cap. Leak
hipovolemia
intravaskuler
◦ kontraksi turun
= gagal jantung
Anafilaksis
◦ pooling darah di
perifer karena
vasodilatasi hebat
◦ VR turun CO turun
◦ bila tensi turun
hebat, perfusi
koroner turun,
jantung iskemia akut
cardiac arrest
26. Pasien sudah diberi RL cukup tetapi tensi masih 80/60, nadi 72,
fikirkan Neurogenic shock / Spinal shock (cedera tulang leher)
27. 27
Shock resulting from inadequate peripheral
resistance due to widespread vasodilation
Common causes
◦ Spinal cord injury
◦ Central nervous system injuries
No sympathetic response
32. 32
GANGGUAN PERFUSI PERIFER
• Raba telapak tangan (Perfusi)
– Hangat, Kering, Merah : NORMAL
– Dingin, Basah, Pucat : SHOCK
• Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan
(Cappilary Refill Time/ Waktu pengisian kapiler)
– Merah kembali < 2 detik : NORMAL
– Merah kembali > 2 detik : SHOCK
– Bandingkan dengan tangan pemeriksa
36. Otak dan Jantung
Otak dan Jantung
Kulit, otot, ginjal, viscera
normal
Kulit, otot, ginjal, viscera
ischemia
metab anaerobik / asidosis asam laktat
NORMAL
SHOCK
Selective
vasoconstriction
37. * GINJAL
◦ oliguria terjadi pada loss 15-20% EBV
◦ anuria pada > 30% EBV
* KORONER
◦ perubahan segmen ST (elevasi atau
depresi)
* OTAK
◦ gangguan kesadaran / coma atau gelisah
pada loss > 30% EBV
39. Pengelolaan Fungsi Sirkulasi
•Bebaskan jalan napas dan beri oksigen
•Posisi shock, papan alas tungkai
• Hentikan perdarahan, bebat tekan
• Pasang infus :
• Jarum, infus set, cairan
• Tiang infus, plester
50. 50
Estimated Blood Loss - EBL
Jumlah darah yang hilang : Dapat ditaksir dengan melihat tanda klinis
yang ada ( dengan TRAUMA STATUS )
51. 51
• Posisi shock
• Pasang infus besar x 2
• Ambil sampel darah
– u/ darah donor dan periksa Hb
• Hentikan perdarahan
• Beri infus cairan, 1000 ml
(20-40 cc/kgBB cepat
Airway ……Okay?
Breathing …Okay?
+
53. 53
• Tekan sumber perdarahan
• Tekankan jari pada arteria
proksimal dari luka
• Bebat tekan pada seluruh
ekstremitas yang luka
• Pasang tampon subfasia
(gauze pack)
• Hindari tourniquet
(tourniquet = usaha terakhir)
54. 54
Perdarahan 20 cc / menit = 1200 cc / jam
Gunakan sarung tangan / lapis plastik
Menghentikan perdarahan
prioritas utama
57. Fr. Femur tertutup 1.5-2 liter
Fr.Tibia tertutup 0.5 liter
Fr. Pelvis 3 liter
Hemothorax 2 liter
Fr. Iga (tiap satu) 150 ml
Luka sekepal tangan 500 ml
Bekuan darah sekepal 500 ml
58. HIPOVOLEMIA
-DEHIDRASI
(% x BB)
-PERDARAHAN
(% x EBV)
-LUKA BAKAR
(luasxBBx4)
+ SHOCK
ATASI SHOCK
GROJOK 20-40 CC/KG
10-20 MENIT (DEWASA)
30-60 MENIT (ANAK)
MASIH SHOCK ?
YA TIDAK
GROJOK LAGI
MEMBAIK
- SISA DEFISIT
-MAINTENANCE
DWS (40cc/kg//hr)
Holiday Segar:ANAK: 10kg I (100cc/kg/hr), 10kg II (50cc/kg/hr); 10kg III (20cc/kg/hr)
62. 62
• Jalur sementara, setelah berhasil infus vena maka
intra-osseus dicabut
• Infusi cairan dan obat-obat boleh masuk
• Yang tidak boleh masuk lewat intra-osseus
– Natrium bicarbonat
– Transfusi ?
64. Cairan Koloid
Koloid Waktu paruh Intra Vaskuler Kekurangan
Dextran 40 3,5-4,5 jam Gagal ginjal, reaksi
anafilaktik , Gangguan
pembekuan darah (bila
pemberian >20 ml/kg/hari)
Dextran 70 6-8 jam sda
Gelofusine 2,5 jam Reaksi anafilaktik , Payah
ginjal & gangguan
pembekuan darah tidak
dijumpai
Hydroxyethyl starch (HES
6%)
3-24 jam gangguan sistim koagulasi
(bila dosis >20
mL/kgBB/hari, reaksi
anafilaktik jarang
65. Terapi Larutan Kristaloid
Keuntungan :
1. Murah dan mudah diberikan terhadap kekurangan
cairan extracellular
2. Tidak ada peningkatan morbiditas dan mortalitas
pada pemberian shock hypovolemik dan gangguan
fungsi paru atau organ lainnya
3. Mempertahankan fungsi ginjal
4. Mempertahankan efisiensi myocardial
• Non allergenik dan efek samping minimal
66. Kerugian :
1. Perlu volume lebih besar dibandingkan koloid
2. Menurunkan kadar serum protein
3. RL : rebound metabolik alkalosis di hepar
4. Menurunkan tekanan osmotik koloid
5. Menurunkan hematokrit : 60% Normal Saline yang
diberikan utk pengganti shock secara bolus
67. Terapi Larutan Koloid
Keuntungan :
1. Meningkatkan total protein dan albumin serum
2. Meningkatkan tekanan koloid osmotik
3. Kemampuan lebih besar meningkatkan volume plasma
4. Insiden edema paru lebih rendah
68. Kerugian :
1. Lebih mahal
2. Albumin dapat meningkatkan CVP, PCWP dan mengganggu
oksigenasi
3. Memperpanjang gangguan fungsi ginjal
4. Menurunkan kadar ion calsium bebas dan efek inotropik
5. Dapat terjadi reaksi allergi-anafilaktik
69. 69
Derajat Dehidrasi
Kriteria Pierce
Gejala ringan sedang berat
Defisit (3-5%BB) (6-8%BB) ( > 10%BB)
Turgor berkurang menurun sangat menurun
Lidah normal lunak kecil keriput
Mata normal cowong sangat cowong
Ubun-ubun normal cekung sangat cekung
Rasa haus + ++ +++
Nadi kecil lemah sangat kecil
Tensi tak terukur
Urine pekat anuria
Derajat Dehidrasi insterstitiil Sign
Kriteria Pierce plasma sign
Gejala ringan sedang berat
Defisit (3-5%BB) (6-8%BB) ( > 10%BB)
Turgor berkurang menurun sangat menurun
Lidah normal lunak kecil keriput
Mata normal cowong sangat cowong
Ubun-ubun normal cekung sangat cekung
Rasa haus + ++ +++
Nadi kecil lemah sangat kecil
ttb
Tensi tak terukur
Urine pekat anuria
70. TRAUMA STATUS dari Giesecke (1991)
dan ACS (1993)
TERAPI CAIRAN
Haemorrhage severity according to
ACS/ATLS classification *) Class I
(<15%)
Class II
(15-30%)
Class III
(30-40%)
Class IV
(>40%)
Blood loss (ml) <750 750 – 1,500 1,500 – 2,000 >2,000
Pulse rate (per minute) <100 >100 >120 >140
Blood pressure Normal Normal Decreased Decreased
Pulse pressure (mm Hg) Normal Decreased Decreased Decreased
Respiratory rate (per minute) 14 – 20 20 – 30 30 – 40 >40
Urine output (ml/hour) >30 20 – 30 5 – 15 Negligible
Central nervous system (mental
status)
Slightly
anxious
Mildly
anxious
Anxious
confused
Lethargic
American College of Surgeons ATLS Classification of Hemorrhage Severity (8) *) Values are estimated for a 70-kg adult. Table reprinted
with permission from the American College of Surgeons ACS/ATLS, American College of Surgeons/Advanced Trauma Life Support.
71. 71
Kepala dan leher 9 %
Ekstremitas atas 9 % x 2
Tubuh depan 18 %
Punggung 18 %
Ekstremitas bawah
- depan 18%
- belakang 18%
Perineum 1 %
9
36
1
TOTAL : 11 x 9 % = 99 % + 1 % : 100 %