SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
• Pemerintah Pusat adalah Presiden RI
dibantu oleh Wapres dan Menteri (UUD 1945)
• Pemda adl penyel urpem oleh pemda dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi
seluasluasnya dlm sistem dan prinsip NKRI
sebagaimana dimaksud dLm UUD 1945.
2
• Urusan Pemerintahan adl kekuasaan
pemerintahan yg mjdi kewenangan Presiden
yg pelaksanaannya dilakukan o/ kementerian
negara dan penyelenggara Pemda utk
melindungi, melayani, memberdayakan, dan
menyejahterakan masyarakat.
• OtDa adl hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom utk mengatur dan mengurus
sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masy setempat dlm sistem NKRI.
3
• Desentralisasi adl penyerahan Urusan Pemerintahan o/
Pemerintah Pusat kpd daerah otonom berdasarkan
Asas Otonomi.
• Dekonsentrasi adl pelimpahan sebagian Urusan
Pemerintahan yg mjdi kewenangan Pem Pusat kpd
gubernur sbg wakil Pem Pus, kpd instansi vertikal di wil
tertentu,dan/atau kpd gubernur dan bupati/wali kota
sebagai penanggung jawab urusan Pem-um.
• Tugas Pembantuan adl penugasan dari Pem-Pus kepada
daerah otonom utk melaksnkan sbgian Ur-
Pemerintahan yg mjd kewenangan Pem-Pusat / dari
Pem-Da provinsi kpd Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian Ur-Pemerintahan yg mjd
kewenangan Daerah provinsi.
4
5
PEMBAGIAN URUSAN : (psl 15 UU 23/2014)
1. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah
Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Undang-Undang ini.
2. Urusan pemerintahan konkuren yang tidak tercantum dalam
Lampiran Undang-Undang ini menjadi kewenangan tiap tingkatan
atau susunan pemerintahan yang penentuannya menggunakan
prinsip dan kriteria pembagian urusan pemerintahan konkuren
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
3. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan peraturan presiden.
6
Pasal 20
(1) Urusan pemerintahan konkuren yang
menjadi kewenangan Daerah provinsi
diselenggarakan:
a. Sendiri oleh Daerah provinsi;
b.Dengan cara menugasi Daerahkab/kota
berdasarkan asas Tugas Pembantuan;
c. Dengan cara menugasi Desa.
(3) Urusan pemerintahan konkuren yg mjd
kewenangan Daerah kabupaten/kota
diselenggarakan sendiri oleh Daerah kab/kota
atau dpt ditugaskan sbagian pelaksanaannya
kepada Desa.
7
Pengertian
 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ( pasal1 ayat 2 )
 Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya
dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara
Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani,
memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat (ps 1
ayat 5 )
9
URUSAN P E M E R I N TA H A N K O N K U R E N
wajib Pilihan
a) pendidikan;
b) kesehatan;
c) pekerjaan umum
dan penataan
ruang;
d) perumahan
rakyat dan
kawasan
permukiman;
e) ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
masyarakat; dan
f) f. sosial.
Pelayanan
dasar
NON pelayanan dasar
1. Tenaga kerja
2. Pemberdayaan
keluarga dan
perlindungan anak
3. Pangan
4. Pertanahan
5. Lingkungan Hidup
6. Adminduk dan capil
7. Pemberdayaan
masyarakat dan
desa
8. Pengendalian
penduduk dan KB
9. Perhubungan
10.Komunikasi
dan
informatiaka
11.Koperasi ,UKM
12.Penanaman
modal
13.Kepemudaan
dan olahraga
14.Statistik
15.Persandian
16.Kebudayaan
17.Perpustakaan
18.Kearsipan
1.Kelautan dan
perikanan
2.Pariwisata
3.Pertanian
4.Kehutanan
5.Esdm
6.Perdagangan
7.Perindustrian
8.Tranmigrasi
Catt :
 BAPELUH DAN
PETERNAKAN
TIDAKMASUK KATEGORI
URUSAN PEMERINTAHAN
( MASUK DIPERTANIAN )
 BPPD DAN KESBANG
POL DI ATUR KUSUS (
KONDISI MASIH
SEPERTISEKARANG
32 urusan
11
12
Pasal 57
Penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi
dan kabupaten/kota terdiri atas kepala daerah
dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah.
13
(1) Setiap Daerah dipimpin oleh kepala Pemerintahan Daerah yang
disebut kepala daerah.
(2) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Daerah
provinsi disebut gubernur, untuk Daerah kabupaten disebut bupati,
dan untuk Daerah kota disebut wali kota.
Pasal 59
Pasal 63
(1) Kepala daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dapat
dibantu oleh wakil kepala daerah.
14
Pasal 65
(1) Kepala daerah mempunyai tugas:
a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadikewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
c. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama
DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
Pasal 65
d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda
tentang APBD, rancangan Perda tentangPerubahan
APBD,dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada
DPRDuntuk dibahas bersama;
e. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar
pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
f. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah;dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
15
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepala daerah berwenang:
a. mengajukan rancangan Perda;
b. menetapkan Perda yang telah mendapat
persetujuan bersama DPRD;
c. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;
d. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan
mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah
dan/atau masyarakat;
e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
16
Susunan dan Kedudukan DPRD
Pasal 147
DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik peserta
pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.
17
Pasal 148
(1) DPRD kabupaten/kota merupakan lembaga perwakilan rakyat Daerah
Kabupaten/kota yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah kabupaten/kota.
(2) Anggota DPRD kabupaten/kota adalah pejabat Daerah kabupaten/kota.
Pasal 149
(1) DPRD kabupaten/kota mempunyai fungsi:
a. pembentukan Perda Kabupaten/Kota;
b. anggaran; dan
c. pengawasan.
(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dijalankan dalam kerangka representasi
rakyat di Daerah kabupaten/kota.
(3)Dalam rangka melaksanakan fungsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD
kabupaten/kota menjaring aspirasi
masyarakat.
18
Pasal 150
Fungsi pembentukan Perda Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 ayat (1)
huruf a dilaksanakan dengan cara:
a. membahas bersama bupati/wali kota dan
menyetujui atau tidak menyetujui rancangan
Perda Kabupaten/Kota;
b. mengajukan usul rancangan Perda Kab/Kota;
c. menyusun program pembentukan Perda
Kabupaten/Kota bersama bupati/wali kota.
19
Pasal 151
(1) Program pembentukan Perda Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 150 huruf c
memuat daftar urutan dan prioritas rancangan Perda
Kabupaten/Kota yang akan dibuat dalam 1 (satu)
tahun anggaran.
(2) Dalam menetapkan program pembentukan Perda
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),DPRD kabupaten/kota melakukan koordinasi
dengan bupati/wali kota.
20
Pasal 152
(1) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
149 ayat (1) huruf b diwujudkan dalam bentuk
pembahasan untuk persetujuan bersama terhadap
Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang APBD
Kabupaten/Kota yang diajukan oleh bupati/wali kota.
(2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan cara:
a. membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh
bupati/wali kota berdasarkan RKPD;
b. membahas rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang
APBD kabupaten/kota;
c. membahas rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang
perubahan APBD kabupaten/kota; dan
d. membahas rancangan Perda Kab/Kota tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APPBD kab/kota.
21
Pasal 153
(1) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 ayat (1)
huruf c diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap:
a. pelaksanaan Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota;
b. pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang terkait
dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kab/kota; dan
c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan.
(2) Dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut
hasil pemeriksaan laporankeuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
sebagaimana dimaksud pada (1), DPRD kab/kota berhak Mndapatkan
lap hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan
(3) DPRD kabupaten/kota melakukan pembahasan terhadap laporan hasil
pemeriksaan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) DPRD kabupaten/kota dapat meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil
pemeriksaan laporan keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
22
Tugas dan Wewenang
Pasal 154
(1) DPRD kabupaten/kota mempunyai tugas dan wewenang:
a. membentuk Perda Kab/Kota bersama bupati/wali kota;
b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan Perda
mengenai APBD kabupaten/kota yang diajukan oleh bupati
/wali kota;
c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda
dan APBD kabupaten/kota;
d. memilih bupati/wali kota;
e. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupati/wali
kota kepada Menteri melalui gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat utk mendapatkan pengesahan
pengangkatan dan pemberhentian.
f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada PEMDA
kabupaten/kota terhadap rencana perjanjian International di
Daerah;
23
g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja
sama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota;
h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban
bupati/wali kota dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kabupaten/kota;
i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja
sama dengan Daerah lain atau dengan pihak
ketiga yang membebani masyarakat dan Daerah;
j. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur
dalam ketentuan peraturan perundangundangan.
24
Penataan kelembagaan
• Landasan filosofis :
Adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah ( wajib /pilihan )
Adanya kebutuhan daerah
Adanya karakteristik daerah
Adanya peraturan yang mengamanahkan pembentukan
• Landasan normatif :
• UU NO 23 2014
• PP Pengganti PP 18 tahun 2016
• Permendagri pedoman nomenklatur Organisasiperangkat
daerah belum terbit ( pengganti permendagri no 57 tahun 2007
tentang petunjuk teknis penataan organisasi daerah )
25
KONSEP PENGELOMPOKAN PERANGKAT
DAERAH
Secara teoritis pengelompokan perangkat
daerah terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu:
 kepala Daerah (strategic apex)
Penanggungjawab berhasil tidaknya organisasi
mencapai tugas pokoknya
 sekretaris Daerah (middle line)
membantu menterjemahkan kebijakan kebijakan top
manajemen untuk selanjutnya disampaikan kepada unit
pelaksana untuk ditindaklanjuti;
 dinas Daerah (operating core)
bagian dari organisasi yang berfungsi melaksanakan
tugas pokok organisasi yang berkaitan dengan
pelayanan langsung kepada masyarakat.
 Badan sebagai fungsi penunjang
(technostructure)
bagian dari organisasi yang berfungsi menganalisis
kebijakan-kebijakan pimpinan dengan mengeluarkan
berbagai pedoman-pedoman atau standardisasi-
standardisasi tertentu yang harus diperhatikan oleh
seluruh perangkat daerah
 staf pendukung (supporting staff).
bagian dari organisasi yang pada dasarnya ikut
memberi dukungan untuk tugas perangkat daerah
secara keseluruhan
 Dinas kusus
Perangkat Daerah Kab/Kota
a. sekretariat daerah;
b. sekretariat DPRD;
c. inspektorat;
d. dinas;
e. badan; dan
f. kecamatan
• UNTUK MELAKSANAKAN URUSAN , ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI
KATEGORIKAN TYPE A,B,C , SEDANGKAN KECAMATAN KATEGORI A DAN B.
• PERANGKAT KEWILAYAHAN DI SEBUT KECAMATAN
• URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI LAKSANAKAN OLEH KESBANG POL
• BPBD : MERUPAKAN PERANGKAT DAERAH YG PEMBENTUKANNYA TETAP
BERDASARKAN UU 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
DINAS
• Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah
• Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan atas:
a) dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang besar;
b) dinas tipe B yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang sedang;
dan
c) dinas tipe C yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang kecil.
• Kepala dinas mempunyai tugas membantu kepala daerah melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Kepala dinas
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah
melalui sekretaris Daerah.
PSL 217 -218
BADAN
1) Badan dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
meliputi:
a. perencanaan;
b. keuangan;
c. kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan;
d. penelitian dan pengembangan; dan
e. fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Badan sebagaimana dimaksud diklasifikasikan atas:
a) badan tipe A yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang besar;
b) badan tipe B yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang
Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang sedang; dan
c) badan tipe C yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi
penunjang Urusan Pemerintahandengan beban kerja yang kecil.
PSL 219-220
Pasal 224
(1) Kecamatan dipimpin o/ seorang kepala Kec
yg disebut camat yang berada di bawah
dan bertanggung jwb kepada bupati/wali
kota melalui SEKDA.
(2) Bupati/wali kota wajib mengangkat camat
dari PNS yang menguasai pengetahuan
teknis pemerintahan dan memenuhi
persyaratan kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
30
Pasal 225
(1) Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat (1) mempunyai tugas:
a. menyelenggarakan urusan pem -umum
b. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum;
d. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada;
e. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan
umum;
f. mengoordinasikan penyelenggaraan keg pemerintahan yang dilakukan
o/ Perangkat Daerah di Kecamatan;
g. membina dan mengawasi penyelenggaraan keg Desa dan/atau
kelurahan;
h. melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja
Perangkat Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
31
32
33
KELURAHAN
1) Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten/Kota berpedoman pada
peraturan pemerintah.
2) Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah
selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat.
3) Lurah diangkat oleh bupati/wali kota atas usul sekretaris daerah dari
pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
4) Lurah mempunyai tugas membantu camat dalam:
• a. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;
• b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
• c. melaksanakan pelayanan masyarakat;
• d. memelihara ketenteraman dan ketertiban umum;
• e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
• f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat; dan
• g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
34
PSL 229 /UU23 2016
KELURAHAN .....
1) Pemerintah Daerah kabupaten/kota mengalokasikan anggaran dalam
APBD kabupaten/kota untuk pembangunan sarana dan prasarana lokal
kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan.
2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan ke
dalam anggaran Kecamatan pada bagian anggaran kelurahan untuk
dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Penentuan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana lokal
kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui musyawarah pembangunan
kelurahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Untuk Daerah kota yang tidak memiliki Desa, alokasi anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 5 (lima) persen dari
APBD setelah dikurangi DAK.
5) Untuk Daerah kota yang memiliki Desa, alokasi anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6) Ketentuan mengenai tata cara pengalokasian, pemanfaatan,
pengelolaan dan pertanggungjawaban dana pembangunandan
pemberdayaan masyarakat di kelurahan serta penyelenggaraan
musyawarah pembangunan kelurahan diatur dalam peraturan
pemerintah.
PSL 230
K E D U D U K A N P E R A N G K A T D A E R A H
1. PERANGKAT DAERAH ADALAH PEMBANTU KEPALA
DAERAH SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOM UNTUK MELAKSANAKAN URUSAN
PEMERINTAHAN TERTENTU.
2. SETWAN ADALAH PEMBANTU TUGAS DAN FUNGSI
DPRD, NAMUN JUGA PEMBANTU KEPALA DAERAH
DALAM MENGADMINISTRASIKAN PENGELOLAAN
UNSUR DAN FUNGSI MANAJEMEN DAERAH DI DEWAN.
3. JIKA DIANALAOGIKAN, PERANGKAT DAERAH ADALAH
KEMENTERIANNYA DAERAH, DAN KEPALA PERANGKAT
DAERAH ADALAH MENTERINYA KEPALA DAERAH.
HAL HAL YANG MENJADI PERHATIAN
• Penataan Perangkat Daerah berdasar UU 23/2014 dipastikan
tidak untuk membesarkan Organisasi perangkat daerah
namun organisasi perangkat daerah di buat sesuai dengan
besaran urusan yg di jalankan dalam simulasi yang di adakan
di depdagridi harapkan perangkat daerah terjadi
perampingan , fokus dan perumpunan yang sejenis mampu
melaksanakan urusan yang menjadi wewenang daerah .
• Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
• Pengalokasian anggaran berdasar Urusan di PP 41 harus
segera di sesuaikan dengan PP18 tahun 2016 ( APBD tahun
2017 sudah menggunakan perangkat daerah berdasar PP
18 /2016 .
PERATURAN DAERAH TENTANG PERANGKAT DAERAH
Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan
dengan Perda.
Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku setelah
mendapat persetujuan dari Menteri bagi Perangkat Daerah
provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
bagi Perangkat Daerah kabupaten/kota.
Ketentuan mengenai kedudukan, susunan organisasi, tugas
dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan
dengan Perkada.
Draf PERDA tentang Perangkat Daerah sudah diserahkan ke
DPRD pada tanggal 12 Agustus 2016.
Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
Sekretaris Daerah kabupaten/kota
merupakan jabatan eselon IIa atau jabatan
pimpinan tinggi pratama.
Sekretaris DPRD kabupaten/kota,
merupakan jabatan eselon IIb atau jabatan
pimpinan tinggi pratama.
inspektur Daerah kabupaten/kota,
asisten sekretaris Daerah kabupaten/kota,
kepala dinas Daerah kabupaten/kota,
kepala badan Daerah kabupaten/kota, dan
staf ahli bupati/wali kota
Sekretaris inspektorat Daerah kabupaten/kota,
merupakan jabatan struktural eselon IIIa atau
jabatan administrator.
inspektur pembantu,
sekretaris dinas Daerah kabupaten/kota,
sekretaris badan Daerah kabupaten/kota,
kepala bagian, serta
camat
Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
Kepala bidang pada dinas dan badan serta
merupakan jabatan struktural eselon
IIIb atau jabatan administrator.
sekretaris kecamatan
Lurah,
merupakan jabatan eselon IVa atau
jabatan pengawas.
kepala subbagian pada sekretariat daerah,
sekretariat DPRD, inspektorat, dinas dan badan
Daerah kabupaten/kota,
kepala seksi pada dinas dan badan Daerah
kabupaten/kota,
kepala unit pelaksana teknis pada dinas dan badan
Daerah kabupaten/kota kelas A,
sekretaris kecamatan tipe B, serta
kepala seksi pada kecamatan
Kepala unit pelaksana teknis pada dinas dan badan
daerah kabupaten/kota kelas B,
Meruakan jabatan eselon IV b atau
jabatan pengawas
kepala subbagian pada unit pelaksana teknis dinas
dan badan kelas A,
kepala subbagian pada kecamatan,
sekretaris kelurahan dan kepala seksi pada
kelurahan
PELAYANAN PUBLIK
1. Pemerintah Daerah wajib membangun manajemen
pelayanan publik dengan mengacu pada asas-asas
pelayanan publik
2. Pemerintah Daerah wajib mengumumkan informasi
pelayanan publik ;
a) jenis pelayanan yang disediakan;
b) syarat, prosedur, biaya dan waktu;
c) hak dan kewajiban Pemerintah Daerah dan warga masyarakat; dan
d) satuan kerja atau unit kerja penanggungjawab penyelenggaraan pelayanan.
3. Kepala daerah yang tidak mengumumkan informasi tentang
pelayanan publik dikenai sanksi administratif berupa
teguran tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan oleh
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk bupati/wali
kota
4. Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan
pelayanan publik kepada Pemerintah Daerah, Ombudsman,
dan/atau DPRD
PSL 345 - 353
1. KUDIS : Kurang Disipilin
2. TBC : Tidak Bisa Komputer
3. ASAL : Asal Mengisi Absen
4. KRAM : Kurang Terampil
5. ASAM URAT : Asal Sampai Kantor Trus Tidur
6. GINJAL : Gaji Ingin Naik Tetapi Kerjanya
lambat
7. PUCAT : Pulang Cepat
8. MAGH : Makan Gaji Buta
42
APARAT PEMERINTAH TERMASUK APARAT DESA
TIDAK MELAKUKAN / MENGHINDARI SBB :
WABAH PENYAKIT APARAT TERKINI
1. KUDIS : Kurang Disipilin
2. TBC : Tidak Bisa Komputer
3. ASAL : Asal Mengisi Absen
4. KRAM : Kurang Terampil
5. ASAM URAT : Asal Sampai Kantor Trus Tidur
6. GINJAL : Gaji Ingin Naik Tetapi Kerjanya
lambat
7. PUCAT : Pulang Cepat
8. MAGH : Makan Gaji Buta
43
10 BUDAYA MALU APARATUR
AKU MALU JIKA.,.,.,.,.,.
1. Terlambat Masuk Kerja
2. Tidak Ikut Apel
3. Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan
4. Sering Ijin Tidak Masuk Kerja
5. Bekerja Tanpa Tujuan
6. Pulang Sebelum Waktunya
7. Sering Meninggalkan Meja Kerja Tanpa Alasan penting
8. Bekerja Tanpa Pertanggung Jawaban
9. Pekerjaan Terbengkalai
10. Berpakaian Sering Tidak Rapi dan Tanpa Atribut
44
APARAT AGAR MENGAMALKAN Nilai-Nilai
BUDAYA KERJA
1. Disiplin
2. Bertanggung Jawab
3. Cepat,Tanggap,Berinisiatif
4. Ahli diBidangnya
5. Mampu Bekerjasama
6. Efektif dan Berkomunikasi
7. Peka dan Peduli Untuk Kebaikan
8. Tidak Menyalahgunakan Jabatan
45
46

More Related Content

Similar to paparan Undang-undang 23.pptx

Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkapPp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkapBilly Buhaiba
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007Yusgo Telaumbanua
 
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPenataan Ruang
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxAnitaMusya
 
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanSupri yanto
 
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUsman Yasin
 
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Government Institution
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanJhon Blora
 
PERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanPERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanJhon Blora
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahPp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahAbdul Rohman
 
Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14purdiyanto -
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Sungonlegowo
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Winarto Winartoap
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)Suprijanto Rijadi
 

Similar to paparan Undang-undang 23.pptx (20)

Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkapPp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan   lengkap
Pp 38 2007 pembagian urusan pemerintahan lengkap
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
 
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang KelurahanPeraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
 
Pp19 2008
Pp19 2008Pp19 2008
Pp19 2008
 
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRDUU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
UU 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD
 
Pp no.73 th.2005
Pp no.73 th.2005Pp no.73 th.2005
Pp no.73 th.2005
 
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
 
PERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanPERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwan
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
 
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahPp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
 
Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14Naskah ruu md3 10 jul14
Naskah ruu md3 10 jul14
 
Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12Kabupaten gresik 2006-12
Kabupaten gresik 2006-12
 
Uu 32 2004
Uu 32 2004Uu 32 2004
Uu 32 2004
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
 
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)UU no 17 tahunn 2014 tentang  MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxMeilianiPuspitaSari
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 

paparan Undang-undang 23.pptx

  • 1. 1
  • 2. KETENTUAN UMUM Pasal 1 • Pemerintah Pusat adalah Presiden RI dibantu oleh Wapres dan Menteri (UUD 1945) • Pemda adl penyel urpem oleh pemda dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dlm sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dLm UUD 1945. 2
  • 3. • Urusan Pemerintahan adl kekuasaan pemerintahan yg mjdi kewenangan Presiden yg pelaksanaannya dilakukan o/ kementerian negara dan penyelenggara Pemda utk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. • OtDa adl hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom utk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masy setempat dlm sistem NKRI. 3
  • 4. • Desentralisasi adl penyerahan Urusan Pemerintahan o/ Pemerintah Pusat kpd daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. • Dekonsentrasi adl pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yg mjdi kewenangan Pem Pusat kpd gubernur sbg wakil Pem Pus, kpd instansi vertikal di wil tertentu,dan/atau kpd gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan Pem-um. • Tugas Pembantuan adl penugasan dari Pem-Pus kepada daerah otonom utk melaksnkan sbgian Ur- Pemerintahan yg mjd kewenangan Pem-Pusat / dari Pem-Da provinsi kpd Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Ur-Pemerintahan yg mjd kewenangan Daerah provinsi. 4
  • 5. 5
  • 6. PEMBAGIAN URUSAN : (psl 15 UU 23/2014) 1. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini. 2. Urusan pemerintahan konkuren yang tidak tercantum dalam Lampiran Undang-Undang ini menjadi kewenangan tiap tingkatan atau susunan pemerintahan yang penentuannya menggunakan prinsip dan kriteria pembagian urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 3. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan peraturan presiden. 6
  • 7. Pasal 20 (1) Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah provinsi diselenggarakan: a. Sendiri oleh Daerah provinsi; b.Dengan cara menugasi Daerahkab/kota berdasarkan asas Tugas Pembantuan; c. Dengan cara menugasi Desa. (3) Urusan pemerintahan konkuren yg mjd kewenangan Daerah kabupaten/kota diselenggarakan sendiri oleh Daerah kab/kota atau dpt ditugaskan sbagian pelaksanaannya kepada Desa. 7
  • 8. Pengertian  adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ( pasal1 ayat 2 )  Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat (ps 1 ayat 5 )
  • 9. 9
  • 10. URUSAN P E M E R I N TA H A N K O N K U R E N wajib Pilihan a) pendidikan; b) kesehatan; c) pekerjaan umum dan penataan ruang; d) perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e) ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan f) f. sosial. Pelayanan dasar NON pelayanan dasar 1. Tenaga kerja 2. Pemberdayaan keluarga dan perlindungan anak 3. Pangan 4. Pertanahan 5. Lingkungan Hidup 6. Adminduk dan capil 7. Pemberdayaan masyarakat dan desa 8. Pengendalian penduduk dan KB 9. Perhubungan 10.Komunikasi dan informatiaka 11.Koperasi ,UKM 12.Penanaman modal 13.Kepemudaan dan olahraga 14.Statistik 15.Persandian 16.Kebudayaan 17.Perpustakaan 18.Kearsipan 1.Kelautan dan perikanan 2.Pariwisata 3.Pertanian 4.Kehutanan 5.Esdm 6.Perdagangan 7.Perindustrian 8.Tranmigrasi Catt :  BAPELUH DAN PETERNAKAN TIDAKMASUK KATEGORI URUSAN PEMERINTAHAN ( MASUK DIPERTANIAN )  BPPD DAN KESBANG POL DI ATUR KUSUS ( KONDISI MASIH SEPERTISEKARANG 32 urusan
  • 11. 11
  • 12. 12
  • 13. Pasal 57 Penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi dan kabupaten/kota terdiri atas kepala daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah. 13 (1) Setiap Daerah dipimpin oleh kepala Pemerintahan Daerah yang disebut kepala daerah. (2) Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Daerah provinsi disebut gubernur, untuk Daerah kabupaten disebut bupati, dan untuk Daerah kota disebut wali kota. Pasal 59
  • 14. Pasal 63 (1) Kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dapat dibantu oleh wakil kepala daerah. 14 Pasal 65 (1) Kepala daerah mempunyai tugas: a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadikewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat; c. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
  • 15. Pasal 65 d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentangPerubahan APBD,dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRDuntuk dibahas bersama; e. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah;dan g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 15
  • 16. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala daerah berwenang: a. mengajukan rancangan Perda; b. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; c. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah; d. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat; e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 16
  • 17. Susunan dan Kedudukan DPRD Pasal 147 DPRD kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum. 17 Pasal 148 (1) DPRD kabupaten/kota merupakan lembaga perwakilan rakyat Daerah Kabupaten/kota yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah kabupaten/kota. (2) Anggota DPRD kabupaten/kota adalah pejabat Daerah kabupaten/kota.
  • 18. Pasal 149 (1) DPRD kabupaten/kota mempunyai fungsi: a. pembentukan Perda Kabupaten/Kota; b. anggaran; dan c. pengawasan. (2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di Daerah kabupaten/kota. (3)Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD kabupaten/kota menjaring aspirasi masyarakat. 18
  • 19. Pasal 150 Fungsi pembentukan Perda Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 ayat (1) huruf a dilaksanakan dengan cara: a. membahas bersama bupati/wali kota dan menyetujui atau tidak menyetujui rancangan Perda Kabupaten/Kota; b. mengajukan usul rancangan Perda Kab/Kota; c. menyusun program pembentukan Perda Kabupaten/Kota bersama bupati/wali kota. 19
  • 20. Pasal 151 (1) Program pembentukan Perda Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 150 huruf c memuat daftar urutan dan prioritas rancangan Perda Kabupaten/Kota yang akan dibuat dalam 1 (satu) tahun anggaran. (2) Dalam menetapkan program pembentukan Perda Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1),DPRD kabupaten/kota melakukan koordinasi dengan bupati/wali kota. 20
  • 21. Pasal 152 (1) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 ayat (1) huruf b diwujudkan dalam bentuk pembahasan untuk persetujuan bersama terhadap Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang APBD Kabupaten/Kota yang diajukan oleh bupati/wali kota. (2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara: a. membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh bupati/wali kota berdasarkan RKPD; b. membahas rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang APBD kabupaten/kota; c. membahas rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang perubahan APBD kabupaten/kota; dan d. membahas rancangan Perda Kab/Kota tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APPBD kab/kota. 21
  • 22. Pasal 153 (1) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149 ayat (1) huruf c diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap: a. pelaksanaan Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/wali kota; b. pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kab/kota; dan c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. (2) Dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporankeuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud pada (1), DPRD kab/kota berhak Mndapatkan lap hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (3) DPRD kabupaten/kota melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) DPRD kabupaten/kota dapat meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan laporan keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan. 22
  • 23. Tugas dan Wewenang Pasal 154 (1) DPRD kabupaten/kota mempunyai tugas dan wewenang: a. membentuk Perda Kab/Kota bersama bupati/wali kota; b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan Perda mengenai APBD kabupaten/kota yang diajukan oleh bupati /wali kota; c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan APBD kabupaten/kota; d. memilih bupati/wali kota; e. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupati/wali kota kepada Menteri melalui gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat utk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan pemberhentian. f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada PEMDA kabupaten/kota terhadap rencana perjanjian International di Daerah; 23
  • 24. g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota; h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati/wali kota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota; i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan Daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan Daerah; j. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan. 24
  • 25. Penataan kelembagaan • Landasan filosofis : Adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah ( wajib /pilihan ) Adanya kebutuhan daerah Adanya karakteristik daerah Adanya peraturan yang mengamanahkan pembentukan • Landasan normatif : • UU NO 23 2014 • PP Pengganti PP 18 tahun 2016 • Permendagri pedoman nomenklatur Organisasiperangkat daerah belum terbit ( pengganti permendagri no 57 tahun 2007 tentang petunjuk teknis penataan organisasi daerah ) 25
  • 26. KONSEP PENGELOMPOKAN PERANGKAT DAERAH Secara teoritis pengelompokan perangkat daerah terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu:  kepala Daerah (strategic apex) Penanggungjawab berhasil tidaknya organisasi mencapai tugas pokoknya  sekretaris Daerah (middle line) membantu menterjemahkan kebijakan kebijakan top manajemen untuk selanjutnya disampaikan kepada unit pelaksana untuk ditindaklanjuti;  dinas Daerah (operating core) bagian dari organisasi yang berfungsi melaksanakan tugas pokok organisasi yang berkaitan dengan pelayanan langsung kepada masyarakat.  Badan sebagai fungsi penunjang (technostructure) bagian dari organisasi yang berfungsi menganalisis kebijakan-kebijakan pimpinan dengan mengeluarkan berbagai pedoman-pedoman atau standardisasi- standardisasi tertentu yang harus diperhatikan oleh seluruh perangkat daerah  staf pendukung (supporting staff). bagian dari organisasi yang pada dasarnya ikut memberi dukungan untuk tugas perangkat daerah secara keseluruhan  Dinas kusus Perangkat Daerah Kab/Kota a. sekretariat daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas; e. badan; dan f. kecamatan
  • 27. • UNTUK MELAKSANAKAN URUSAN , ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI KATEGORIKAN TYPE A,B,C , SEDANGKAN KECAMATAN KATEGORI A DAN B. • PERANGKAT KEWILAYAHAN DI SEBUT KECAMATAN • URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI LAKSANAKAN OLEH KESBANG POL • BPBD : MERUPAKAN PERANGKAT DAERAH YG PEMBENTUKANNYA TETAP BERDASARKAN UU 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
  • 28. DINAS • Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah • Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan atas: a) dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang besar; b) dinas tipe B yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang sedang; dan c) dinas tipe C yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang kecil. • Kepala dinas mempunyai tugas membantu kepala daerah melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris Daerah. PSL 217 -218
  • 29. BADAN 1) Badan dibentuk untuk melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah meliputi: a. perencanaan; b. keuangan; c. kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; d. penelitian dan pengembangan; dan e. fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Badan sebagaimana dimaksud diklasifikasikan atas: a) badan tipe A yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang besar; b) badan tipe B yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan dengan beban kerja yang sedang; dan c) badan tipe C yang dibentuk untuk mewadahi pelaksanaan fungsi penunjang Urusan Pemerintahandengan beban kerja yang kecil. PSL 219-220
  • 30. Pasal 224 (1) Kecamatan dipimpin o/ seorang kepala Kec yg disebut camat yang berada di bawah dan bertanggung jwb kepada bupati/wali kota melalui SEKDA. (2) Bupati/wali kota wajib mengangkat camat dari PNS yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 30
  • 31. Pasal 225 (1) Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat (1) mempunyai tugas: a. menyelenggarakan urusan pem -umum b. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; c. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; d. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada; e. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum; f. mengoordinasikan penyelenggaraan keg pemerintahan yang dilakukan o/ Perangkat Daerah di Kecamatan; g. membina dan mengawasi penyelenggaraan keg Desa dan/atau kelurahan; h. melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan; dan i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 31
  • 32. 32
  • 33. 33
  • 34. KELURAHAN 1) Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan pemerintah. 2) Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat. 3) Lurah diangkat oleh bupati/wali kota atas usul sekretaris daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 4) Lurah mempunyai tugas membantu camat dalam: • a. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan; • b. melakukan pemberdayaan masyarakat; • c. melaksanakan pelayanan masyarakat; • d. memelihara ketenteraman dan ketertiban umum; • e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum; • f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat; dan • g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 34 PSL 229 /UU23 2016
  • 35. KELURAHAN ..... 1) Pemerintah Daerah kabupaten/kota mengalokasikan anggaran dalam APBD kabupaten/kota untuk pembangunan sarana dan prasarana lokal kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan. 2) Alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan ke dalam anggaran Kecamatan pada bagian anggaran kelurahan untuk dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 3) Penentuan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana lokal kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui musyawarah pembangunan kelurahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4) Untuk Daerah kota yang tidak memiliki Desa, alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 5 (lima) persen dari APBD setelah dikurangi DAK. 5) Untuk Daerah kota yang memiliki Desa, alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. 6) Ketentuan mengenai tata cara pengalokasian, pemanfaatan, pengelolaan dan pertanggungjawaban dana pembangunandan pemberdayaan masyarakat di kelurahan serta penyelenggaraan musyawarah pembangunan kelurahan diatur dalam peraturan pemerintah. PSL 230
  • 36. K E D U D U K A N P E R A N G K A T D A E R A H 1. PERANGKAT DAERAH ADALAH PEMBANTU KEPALA DAERAH SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN DAERAH OTONOM UNTUK MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN TERTENTU. 2. SETWAN ADALAH PEMBANTU TUGAS DAN FUNGSI DPRD, NAMUN JUGA PEMBANTU KEPALA DAERAH DALAM MENGADMINISTRASIKAN PENGELOLAAN UNSUR DAN FUNGSI MANAJEMEN DAERAH DI DEWAN. 3. JIKA DIANALAOGIKAN, PERANGKAT DAERAH ADALAH KEMENTERIANNYA DAERAH, DAN KEPALA PERANGKAT DAERAH ADALAH MENTERINYA KEPALA DAERAH.
  • 37. HAL HAL YANG MENJADI PERHATIAN • Penataan Perangkat Daerah berdasar UU 23/2014 dipastikan tidak untuk membesarkan Organisasi perangkat daerah namun organisasi perangkat daerah di buat sesuai dengan besaran urusan yg di jalankan dalam simulasi yang di adakan di depdagridi harapkan perangkat daerah terjadi perampingan , fokus dan perumpunan yang sejenis mampu melaksanakan urusan yang menjadi wewenang daerah . • Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku • Pengalokasian anggaran berdasar Urusan di PP 41 harus segera di sesuaikan dengan PP18 tahun 2016 ( APBD tahun 2017 sudah menggunakan perangkat daerah berdasar PP 18 /2016 .
  • 38. PERATURAN DAERAH TENTANG PERANGKAT DAERAH Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda. Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku setelah mendapat persetujuan dari Menteri bagi Perangkat Daerah provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah kabupaten/kota. Ketentuan mengenai kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perkada. Draf PERDA tentang Perangkat Daerah sudah diserahkan ke DPRD pada tanggal 12 Agustus 2016.
  • 39. Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Sekretaris Daerah kabupaten/kota merupakan jabatan eselon IIa atau jabatan pimpinan tinggi pratama. Sekretaris DPRD kabupaten/kota, merupakan jabatan eselon IIb atau jabatan pimpinan tinggi pratama. inspektur Daerah kabupaten/kota, asisten sekretaris Daerah kabupaten/kota, kepala dinas Daerah kabupaten/kota, kepala badan Daerah kabupaten/kota, dan staf ahli bupati/wali kota Sekretaris inspektorat Daerah kabupaten/kota, merupakan jabatan struktural eselon IIIa atau jabatan administrator. inspektur pembantu, sekretaris dinas Daerah kabupaten/kota, sekretaris badan Daerah kabupaten/kota, kepala bagian, serta camat
  • 40. Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Kepala bidang pada dinas dan badan serta merupakan jabatan struktural eselon IIIb atau jabatan administrator. sekretaris kecamatan Lurah, merupakan jabatan eselon IVa atau jabatan pengawas. kepala subbagian pada sekretariat daerah, sekretariat DPRD, inspektorat, dinas dan badan Daerah kabupaten/kota, kepala seksi pada dinas dan badan Daerah kabupaten/kota, kepala unit pelaksana teknis pada dinas dan badan Daerah kabupaten/kota kelas A, sekretaris kecamatan tipe B, serta kepala seksi pada kecamatan Kepala unit pelaksana teknis pada dinas dan badan daerah kabupaten/kota kelas B, Meruakan jabatan eselon IV b atau jabatan pengawas kepala subbagian pada unit pelaksana teknis dinas dan badan kelas A, kepala subbagian pada kecamatan, sekretaris kelurahan dan kepala seksi pada kelurahan
  • 41. PELAYANAN PUBLIK 1. Pemerintah Daerah wajib membangun manajemen pelayanan publik dengan mengacu pada asas-asas pelayanan publik 2. Pemerintah Daerah wajib mengumumkan informasi pelayanan publik ; a) jenis pelayanan yang disediakan; b) syarat, prosedur, biaya dan waktu; c) hak dan kewajiban Pemerintah Daerah dan warga masyarakat; dan d) satuan kerja atau unit kerja penanggungjawab penyelenggaraan pelayanan. 3. Kepala daerah yang tidak mengumumkan informasi tentang pelayanan publik dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk bupati/wali kota 4. Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan publik kepada Pemerintah Daerah, Ombudsman, dan/atau DPRD PSL 345 - 353
  • 42. 1. KUDIS : Kurang Disipilin 2. TBC : Tidak Bisa Komputer 3. ASAL : Asal Mengisi Absen 4. KRAM : Kurang Terampil 5. ASAM URAT : Asal Sampai Kantor Trus Tidur 6. GINJAL : Gaji Ingin Naik Tetapi Kerjanya lambat 7. PUCAT : Pulang Cepat 8. MAGH : Makan Gaji Buta 42 APARAT PEMERINTAH TERMASUK APARAT DESA TIDAK MELAKUKAN / MENGHINDARI SBB :
  • 43. WABAH PENYAKIT APARAT TERKINI 1. KUDIS : Kurang Disipilin 2. TBC : Tidak Bisa Komputer 3. ASAL : Asal Mengisi Absen 4. KRAM : Kurang Terampil 5. ASAM URAT : Asal Sampai Kantor Trus Tidur 6. GINJAL : Gaji Ingin Naik Tetapi Kerjanya lambat 7. PUCAT : Pulang Cepat 8. MAGH : Makan Gaji Buta 43
  • 44. 10 BUDAYA MALU APARATUR AKU MALU JIKA.,.,.,.,.,. 1. Terlambat Masuk Kerja 2. Tidak Ikut Apel 3. Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan 4. Sering Ijin Tidak Masuk Kerja 5. Bekerja Tanpa Tujuan 6. Pulang Sebelum Waktunya 7. Sering Meninggalkan Meja Kerja Tanpa Alasan penting 8. Bekerja Tanpa Pertanggung Jawaban 9. Pekerjaan Terbengkalai 10. Berpakaian Sering Tidak Rapi dan Tanpa Atribut 44
  • 45. APARAT AGAR MENGAMALKAN Nilai-Nilai BUDAYA KERJA 1. Disiplin 2. Bertanggung Jawab 3. Cepat,Tanggap,Berinisiatif 4. Ahli diBidangnya 5. Mampu Bekerjasama 6. Efektif dan Berkomunikasi 7. Peka dan Peduli Untuk Kebaikan 8. Tidak Menyalahgunakan Jabatan 45
  • 46. 46