Tanggal 12 Rabiul Awal memperingati tiga peristiwa penting terkait kehidupan Nabi Muhammad saw: kelahirannya, pendirian negara Islam pertama setelah hijrahnya ke Madinah, dan pendirian khilafah Rasyidah setelah wafatnya Nabi saw dan pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Peringatan maulid Nabi saw harus mengingatkan kita untuk meneladani sikap dan dakwah beliau serta menerapkan syariah Islam secar
1. 08/01/14
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Renungan Maulid: Meneladani Rasulullah saw, Menerapkan Syariah, Menegakkan Khilafah Rasyidah
Renungan Maulid: Meneladani Rasulullah saw, Menerapkan
Syariah, Menegakkan Khilafah Rasyidah
January 8th, 2014 by kafi
Al-Islam edisi 688, 8 Rabiul Awwal 1435-10 Januari 2014
Peringatan maulid tanggal 12 Rabiul Awwal biasanya hanya diidentikkan dengan peringatan
kelahiran Nabi Muhammad saw. Padahal jika didalami perjalanan kehidupan Rasulullah saw dan
sahabat, tanggal tersebut merupakan tanggal tiga peristiwa besar terkait kehidupan Nabi saw,
risalah dan dakwah beliau. Tanggal tersebut merupakan maulid Nabi saw, sekaligus maulid Daulah
Islamiyah pertama dan maulid Khilafah Rasyidah pertama. Ketiganya merupakan satu kesatuan
rangkaian perjalanan kehidupan Nabi saw, dakwah dan risalah Beliau.
Maulid Nabi saw
Nabi SAW dilahirkan hari Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah (Ibnul Qayyim, Zadul Maad,
I/28). Kelahiran beliau itulah yang diperingati. Yang diperingati adalah kelahiran orang yang diberi
nama Muhammad yang kelak diangkat oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul utusan-Nya.
Kepadanya Allah turunkan wahyu dan risalah agar dia sampaikan kepada seluruh umat manusia.
Peringatan maulid Nabi saw tidak bisa dilepaskan dari kedudukan beliau sebagai rasul utusan
Allah; dan tidak boleh dilepaskan dari risalah yang beliau bawa dan dakwahkan. Peringatan maulid
Nabi saw haruslah mengandung perenungan tentang sikap kita terhadap Nabi saw, dakwah beliau
dan risalah yang beliau bawa, dan bagaimana kita menerjemahkan semua itu dalam kehidupan.
Dalam konteks ini, satu hal penting tidak boleh dilupakan. Yaitu bahwa beliau bukan hanya memiliki
satu kedudukan sebagai Nabi saja. Tetapi, beliau menduduki dua kedudukan sekaligus: pertama,
sebagai nabi dan rasul, dankedua, sebagai penguasa yakni kepala negara. Hal itu bisa dibuktikan
dengan nash al-Quran.
Sebagai Nabi dan Rasul, tugas beliau hanyalah menyampaikan risalah. Allah SWT berfirman:
ُُ َُُ لِن ﱠﯾﺗََ ٰ ُوﻟﻧﺎ ا
َطﯾﻌوا ََطﯾﻌوا اﻟرﺳوَﺈ َوُم ﱠﻣﺎ َﻰ رﺳَْﺑﻼ ْﻣﺑﯾن
ﻟ
ﻟ
ﺗْ ِ ﻋ
ِ ا
َ
ِ
َ
ِو أ ُ ﱠ و أ ُ ﱠ َ ﻓ َ ﻟْ ﻓﺈﻧ َﻠ َ ِ َ غ ا
“Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya
kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (risalah Allah) dengan terang.” (TQS atTaghabun [64]: 12)
Disamping itu, Nabi saw juga diperintahkan Allah untuk memutuskan perkara di antara manusia.
Allah berfirman:
َﺎُمَﮭِﻣَﻧزل ُ وﻻِ ﻊْو اُمَﻣﺎ ﺟﺎ ءك َْﺣق
ّ ِ َ ْ ْﻧ ﺑ َ ا َﱠﺑ َھ َ ھ ﻋ
ﺗﺗ
ﺑﯾ
َ
ِ ﻓ ﺣﻛَُ مَ ﺎ أ َﱠَ َْ أَ ءْ ﱠَ َ ﻣن اﻟ
m.hizbut-tahrir.or.id/2014/01/08/renungan-maulid-meneladani-rasulullah-saw-menerapkan-syariah-menegakkan-khilafah-rasyidah/
1/5
2. 08/01/14
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Renungan Maulid: Meneladani Rasulullah saw, Menerapkan Syariah, Menegakkan Khilafah Rasyidah
“Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu.” (TQS al-Maidah [5]: 48)
Perintah yang sama juga dinyatakan oleh Allah dalam ayat-ayat lainnya. Itu juga merupakan perintah
kepada umat Islam untuk memutuskan perkara di tengah manusia, apa saja perkara itu, menurut
apa yang telah diturunkan oleh Allah, yaitu menurut syariah Islam. Sekaligus merupakan perintah
untuk menerapkan hukum-hukum syariah secara total dalam seluruh perkara di tengah masyarakat.
Perintah kepada Nabi saw tersebut merupakan perintah kepada umatnya selama tidak ada dalil
yang mengkhususkan hanya untuk beliau. Dalam hal ini tidak ada dalil yang mengkhususkannya.
Maka hal itu juga menjadi perintah bagi seluruh kaum Muslim untuk memutuskan segala perkara
yang terjadi, hanya dengan syariah Islam.
Maulid Daulah Islamiyah Pertama
Bulan Rabiul Awal adalah bulan Nabi saw berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Beliau mulai berhijrah
meninggalkan Gua Tsur malam Senin tanggal 1 Rabi’ul Awal 1 H (16 September 622 M). Nabi saw.
sampai di Quba’ hari Senin, 8 Rabiul Awal 1 H (23 September 622 M), lalu berdiam di sana empat
hari (Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis). Lalu Nabi saw. memasuki Madinah hari Jumat 12 Rabiul
Awal 1 H (27 September 622 M). (Shafiyurrahman Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (terj.), hal. 232233; Ahmad Ratib Armusy,Qiyadatur Rasul, hal. 40).
Hijrah beliau lakukan setelah beliau dibaiat oleh 75 orang perwakilan kaum Anshar dari suku Aus
dan Khazraj dalam peristiwa Baiat Aqabah II. Baiat Aqabah II ini merupakan akad penyerahan
kekuasaan dari suku Aus dan Khazraj kepada Nabi saw. Itu merupakan akad pengangkatan Nabi
saw sebagai kepala negara dan akad pendirian Daulah Islamiyah. (Al-Marakbi, Al-Khilafah AlIslamiyah Bayna Nuzhum Al-Hukm Al-Muashirah, hal. 16). Maka secara hukum (de jure) Daulah
Islamiyah pertama terbentuk pada saat itu.
Namun kepemimpinan Nabi saw sebagai penguasa dan kepala negara itu secara riil (de facto)
baru terwujud ketika beliau tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal 1 H. Maka tanggal itu bisa
dinyatakan sebagai maulid Daulah Islamiyah pertama.
Begitu tiba di Madinah, Nabi Faw. langsung melengkapi pilar negara, dengan melebur kaum
Muhajirin dengan Anshar dengan jalan mempersaudarakan mereka atas dasar akidah Islamiyah.
Berikutnya beliau membangun masjid Nabawi sebagai sentral kehidupan masyarakat sekaligus
tempat beliau menjalankan berbagai aktivitas termasuk pemerintahan. Lalu beliau menyusun
Piagam Madinah yang oleh para sejarahwan dinilai sebagai konstitusi modern pertama. Hal yang
menonjol di dalamnya adalah akidah Islam dijadikan sebagai dasar penyelenggaraan negara, dan
syariah Islam sebagai hukum untuk mengatur segala urusan dan interaksi di masyarakat yang
majemuk dari sisi etnis, dan agama, yang juga mencakup orang-orang non muslim baik orang
m.hizbut-tahrir.or.id/2014/01/08/renungan-maulid-meneladani-rasulullah-saw-menerapkan-syariah-menegakkan-khilafah-rasyidah/
2/5
3. 08/01/14
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Renungan Maulid: Meneladani Rasulullah saw, Menerapkan Syariah, Menegakkan Khilafah Rasyidah
musyrik, Nashrani dan Yahudi.
Berikutnya, Beliau mengangkat para pejabat negara, wali, ‘amil, para panglma dan komandan,
para qadhi dan aparatur lainnya. Nabi saw mengirimkan berbagai ekspedisi militer dan memimpin
langsung sejumlah perang di antaranya. Beliau mengirimkan utusan kepada para raja, pemimpin
dan kaisar, disamping juga menerima delegasi dari mereka. Nabi saw. memutuskan perkara dan
perselisihan yang diadukan kepada beliau. Beliau menjalankan hukum-hukum perekonomian,
membagi zakat, menentukan kharaj, mengatur kepemilikan umum dan sebagainya. Ringkasnya,
disamping menyampaikan risalah, Nabi saw. juga memimpin negara dan mengimplementasikan
hukum-hukum syariah islam dalam segala aspek kehidupan. Hal itu terus beliau lakukan hingga
beliau wafat. Semua itu merupakan teladan yang harus kita teladani dan bagian dari risalah Islam
yang harus kita jalankan dan lanjutkan.
Tugas kenabian sudah berakhir dengan wafatnya Nabi SAW. Namun tugas kepemimpinan negara
dan menerapkan syariah Islamiyah tidak berakhir, tetapi dilanjutkan oleh khalifah-khalifah sebagai
kepala negara Khilafah sepeninggal Nabi SAW. Sabda Nabi Muhammad SAW:
ُ ﺳﺗ
»ﻛَُِْْل ُ ُﮭْ َﺎ ء.ﱠﻣﺎ َِﻲ َ ِﻲ. وُ ِﻲْدي. و ُون َﺎ َُر
َﺎﻧت ْ إﺳر اَ ﺗْ ُ ْﺑﯾ ُﻠ َﻠ َﺑ َﻔَﺑ ِﻧ َ ﱠ ِ َْ ﺧﻠُ ْﺛ
ﻓﺗﻛ
ﻛ ھ ﻧ َﻠ ﮫ ﻧ َ إ ﻻ ﻧ ﺑ
ﺳ َﻧ
ﻷ
ﺋ
ﺑ
ََُ َﻧو ِْﯾَﺳوُ م اُِ َ َك ﱞ ﺧُ ﱞ ﱠﮫ َﺑ َﻌَْ َﻛُ َﻔ ء
“Dahulu Bani Israil diatur urusannya oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, dia
digantikan nabi lainnya. Dan sesungguhnya tak ada lagi nabi sesudahku, yang ada adalah para
khalifah dan jumlah mereka akan banyak…” (HR Muslim).
Maulid Khilafah Rasyidah
Nabi saw. wafat hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. (Ibnu Katsir,As-Sirah AnNabawiyah, IV/507). Nabi saw. wafat pada waktu Dhuha hari Senin itu. Lalu sebagian sahabat
menyibukkan diri untuk memilih pengganti Nabi sebagai kepala negara. Pemakaman jenazah Nabi
saw pun ditunda dan para sahabat semuanya menyetujui hal itu dan tidak ada seorang pun yang
mengingkarinya. Pada hari Senin itu pula, Abu Bakar ash-Shiddiq dipilih lalu dibaiat dengan baiat
in’iqad sebagai khalifah. Esoknya pada hari Selasa, Abu Bakar ash-Shiddiq dibaiat oleh kaum
muslimin di masjid dengan baiat tha’at. Setelah sempurna semua itu, Abu Bakar ash-Shiddiq
memimpin prosesi pemakaman jenazah Rasul saw yang mulia pada pertengahan malam pada
malam Rabu.
Jadi tanggal 12 Rabiul Awal menjadi tanggal wafatnya Nabi saw. Sekaligus menjadi tanggal maulid
Khilafah Rasyidah dengan pimpinan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq untuk melanjutkan penerapan
Syariah Islam dan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia yang sebelumnya dilakukan dan
dipimpin oleh Nabi saw. Khilafah Rasyidah itu pada hakikatnya adalah kelanjutan dan untuk
melanjutkan daulah islamiyah dan segala aktivitasnya yang dirintis dan didirikan oleh Nabi saw.
Eksistensi Khilafah Rasyidah itu dijaga betul oleh para sahabat. Khilafah Rasyidah itu adalah
bagian dari sunnah Khulafa`ur Rasyidin yang diperintahkan Nabi agar kita genggam erat. Nabi saw
berpesan kepada kita:
m.hizbut-tahrir.or.id/2014/01/08/renungan-maulid-meneladani-rasulullah-saw-menerapkan-syariah-menegakkan-khilafah-rasyidah/
3/5
4. 08/01/14
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Renungan Maulid: Meneladani Rasulullah saw, Menerapkan Syariah, Menegakkan Khilafah Rasyidah
ُ ﺳ
ﻋﻠ
ّ ﻓ ﺳ
ِﯾ
َْ ُﻧ ُﻧ ﻟﺧﻠﻔ
ﻓﻌﻠﯾ ﺳ
«… » …َُِ ِﻲ و ِْ َﺎء اﻟر اﺷَْﻣﮭْنَﻣ ِْﮭﺎ َﺿو ا ْﮭﺎ ﱠو اﺟذ
ِ َ ََِ ْ َْﻛم ﺑﱠﺗ َﱠﺔ اَِ ﱠ ْن اﻟْ دَ َ ُو اَ وﻋ
ِ
ِِ دﯾ َ ِﯾ َﺗ ﱠﻛ ﺑ َ ﱡ َﯾ ﺑﺎﻟﻧ
“…Maka kalian wajib berpegang kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang
mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah itu erat-erat dengan gigi
geraham. …” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibn Majah dan Tirmidzi )
Wahai Kaum Muslimin
Ketiga peristiwa itu (maulid Nabi saw, maulid Daulah Islamiyah pertama dan maulid Khilafah
Rasyidah) tidak bisa dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dari rangkaian perjalanan
kehidupan Nabi saw., risalah dan dakwah beliau. Ketiganya harus dipahami, direnungkan dan
diambil pelajaran untuk diterjemahkan dalam sikap dan aktivitas saat ini dalam rangka meneladani
Nabi saw.; menjaga, memelihara dan melanjutkan sunnah beliau; menerapkan Islam dan syariahnya
yang beliau bawa; dan melanjutkan dakwah beliau dan mengemban risalah beliau, risalah Islam ke
seluruh dunia. Hal itu harus diwujudkan dalam bentuk terlibat aktif dalam perjuangan untuk
mewujudkan penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh dan perjuangan untuk
menegakkan Khilafah Rasyidah kedua yang mengikuti manhaj kenabian. Dan itulah sesungguhnya
yang diperintahkan Rasul kepada kita umat Islam.
َ ِﱠذ ُﺧُون ﻋ َﻣرَنَِﮭم ََوَِﮭمَ ٌِﯾم
ْ أ ِ ﺗ ﯾْْﻧﺔْ ﯾ ُ ﻋذ َﻟ
ﺑ
ﺑ ﻓﺗ
َﻠ ﺣذ اﻟَ َ ﺎﻟ
ْﻓ
ٌْﯾَرِ ﯾن ﯾِﻔََن ِ ه أ ُﺻٌُِ أُﺻﯾْ َ اب أ
ْ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih.” (TQS an-Nur [24]: 63)
Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []
Komentar Al Islam:
Lembaga Survei Cirus Surveyors Group mengukur seberapa besar tingkat kepercayaan publik
terhadap partai politik. Hasilnya, hanya tersisa 9,4% responden yang masih percaya kepada
parpol. “Sebanyak 9,4% responden masih percaya dengan kinerja partai politik, sebanyak 39,2%
kurang percaya, 40% tidak percaya, dan 11,4% tidak tahu,” kata Direktur Riset Cirus Surveyors
Group Kadek Dwita Apriyani. (Detik.com, 5/1/2014).
1. Wajar saja, sebab parpol peserta pemilu yang ada tidak memperjuangkan kepentingan
rakyat; kader hampir semua parpol bahkan parpolnya sendiri terlibat korupsi; dan wakil
rakyat dan eksekutif yang nota bene semuanya berasal dari parpol, membuat berbagai
UU, yang ketika diterapkan justru menindas rakyat.
2. Sumber pangkalnya adalah dijadikannya ideologi sekuler kapitalisme dan demokrasi
sebagai pegangan berpolitik.
3. Hanya jika ideologi Islam dijadikan pegangan berpolitik dan bernegara, maka politik,
politisi dan parpol benar-benar membawa kebaikan bagi umat.
m.hizbut-tahrir.or.id/2014/01/08/renungan-maulid-meneladani-rasulullah-saw-menerapkan-syariah-menegakkan-khilafah-rasyidah/
4/5
5. 08/01/14
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Renungan Maulid: Meneladani Rasulullah saw, Menerapkan Syariah, Menegakkan Khilafah Rasyidah
Baca juga :
1. MENEGAKKAN SYARIAH DAN KHILAFAH: BUKTI NYATA MENELADANI
KEPEMIMPINAN NABI SAW.
2. Tabligh Akbar Maulid: Muslimah Jember Berjuang Menegakkan Khilafah
3. Meneladani Nabi dengan Menegakkan Syariat dan Khilafah
4. Meneladani Kepemimpinan Rasulullah saw.
5. Workshop Syariah dan Khilafah Bersama Alim Ulama Berjuang Menegakkan Syariah dan
Khilafah se-Kabupaten dan Kota Tangerang
m.hizbut-tahrir.or.id/2014/01/08/renungan-maulid-meneladani-rasulullah-saw-menerapkan-syariah-menegakkan-khilafah-rasyidah/
5/5