SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
FENOMENA KARIR DAN BURNOUT
PADA DEWASA AWAL DALAM
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN SEPANJANG
HAYAT
Definisi Burnout
 Pemahaman awal mengenai burnout dikemukakan
oleh Freudenberger, menurutnya burnout adalah
suatu kondisi kelelahan yang terjadi karena
seseorang bekerja terlalu intens tanpa
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pribadinya
(Freudenberger dalam Farber,1991:6). Sedangkan
Pines dan Aroson mendefinisikan burnout sebagai
suatu keadaan kelelahan secara fisik, emosi dan
mental yang disebabkan keterlibatan dalam jangka
waktu yang panjang pada situasi yang secara
emosional penuh dengan tuntutan. (Pines &
Aroson, dalam Cooper et al,1996:314).
 a. Kelelahan emosional. Kelelahan emosional
terjadi ketika individu merasa terkuras secara
emosional karena banyaknya tuntutan
pekerjaan. Pada dimensi ini, akan muncul
perasaan frustasi, putus asa, sedih, tidak
berdaya, tertekan, apatis terhadap pekerjaan
dan merasa terbelenggu oleh tugas-tugas
dalam pekerjaan sehingga seseorang merasa
tidak mampu memberikan pelayanan secara
psikologis. Selain itu mereka mudah
tersinggung dan mudah marah tanpa alasan
yang jelas (Maslach dalam Sutjipto, 2001 ).
 b. Depersonalisasi. Depersonalisasi, menurut Maslach (dalam Sutjipto, 2001) merupakan
perkembangan dari dimensi kelelahan emosional. Depersonalisasi adalah coping (proses
mengatasi ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu) yang dilakukan
individu untuk mengatasi kelelahan emosional. Perilaku tersebut adalah suatu upaya untuk
melindungi diri dari tuntutan emosional yang berlebihan dengan memperlakukan siswa
sebagai objek. Gambaran dari depersonalisasi adalah adanya sikap negatif, kasar, menjaga
jarak dengan penerima layanan, menjauhnya seseorang dari lingkungan sosial, dan
cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta orangorang di sekitarnya. Sikap lainnya
yang muncul adalah kehilangan idealisme, mengurangi kontak dengan klien, berhubungan
seperlunya saja, berpendapat negative dan bersikap sinis terhadap klien. Secara konkret
seseorang yang sedang depersonalisasi cenderung meremehkan, memperolok, tidak peduli
dengan orang lain yang dilayani, dan bersikap kasar.
 c. Reduced Personal Accomplishment. Adapun reduced personal accomplisment ditandai
dengan adanya perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan bahkan
kehidupan, serta merasa bahwa ia belum pernah melakukan sesuatu yang
bermanfaat (Pines dan Aronson dalam Sutjipto,2001). Hal ini mengacu pada
penilaian yang rendah terhadap kompetensi diri dan pencapaian keberhasilan diri
dalam pekerjaan. Maslach (dalam Sutjipto, 2001) menyatakan reduced personal
accomplishment disebabkan oleh perasaan bersalah telah melakukan klien secara
negatif. Seseorang merasa bahwa dirinya telah berubah menjadi orang yang
berkualitas buruk terhadap klien, misalnya tidak memperhatikan kebutuhan
mereka. Padahal seorang pemberi layanan dituntut untuk selalu memiliki perilaku
yang positif, misalnya penyabar, penuh perhatian, hangat, humoris, dan yang
paling penting adalah mempunyai rasa empati.
Dewasa Awal
 Dariyo (2003) mengatakan bahwa secara
umum mereka yang tergolong dewasa awal
(young adulthood) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Sebagai seorang
individu yang sudah tergolong dewasa,
peran dan tanggung jawabnya tentu
semakin bertambah besar. Ia tidak lagi
harus bergantung secara ekonomis,
sosiologis maupun psikologis pada
orangtuanya.
 Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya
burnout. Di USA burnout paling sering terjadi pada
karyawan yang muda dengan usia dibawah 30 tahun
atau 40 tahun, yang mempunyai pengalaman
pekerjaan yang secara relatif sedikit (Byrne dalam
Cooper et al 1996). Hal ini wajar, sebab para pekerja
pemberi pelayanan di usia muda dipenuhi dengan
harapan yang tidak realistik, jika dibandingkan
dengan mereka yang berusia lebih tua. Seiring
dengan pertambahan usia pada umumnya individu.
menjadi lebih matang, lebih stabil, lebih teguh
sehingga memiliki pandangan yang lebih realistis.
BURNOUT PADA DEWASA AWAL
Pada guru laki-laki dengan rentang usia 30
tahun sampai 39 tahun, yang mengajar di
SMP atau SMA menyatakan menyesal dengan
keputusannya berkarir sebagai guru. Fakta
menunjukkan bahwa faktor usia menjadi latar
belakang yang diprediksi menyebabkan level
burnout pada guru (Farber,1991).
LANJUTAN
Perawat dewasa muda berusia 22-30 tahun
yang bertugas di ruang rawat inap merasakan
lebih banyak burnout pada kategori rendah.
Hal ini besar kemungkinan disebabkan karena
perawat dewasa muda secara fisik sedang
mencapai puncak kesehatan atau berada
dalam kondisi fisik yang prima, kemudian
sedikit menurun
LANJUTAN
 Pada perawat dewasa muda yang berusia 31-40 tahun di
ruang rawat jalan yang merasakan lebih banyak burnout
dengan kategori tinggi. Hal ini besar kemungkinan
dikarenakan mereka setiap hari harus melayani pasien yang
berbeda-beda karakter dan penyakit. Menurut wawancara
peneliti dengan salah seorang perawat mengaku bahwa ia
harus menangani pasien yang banyak sedangkan tenaga
perawatnya kurang atau ada perawat yang tidak hadir karena
cuti/sakit dan juga karena sudah cukup lama menjadi
seorang perawat terkadang iapun merasakan bosan dan jenuh
dengan rutinitas yang monoton setiap hari. Hal itu senada
dengan yang dinyatakan oleh beberapa responden yang
menyatakan bahwa mereka merasa jenuh karena rutinitas
ditempat kerja sangat membosankan, sehingga membuat
mereka tidak semangat melayani pasien dan menjadi malas
masuk kerja karena jam kerja yang sangat padat
LANJUTAN

TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
mncgita
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
Munna Hab
 
POWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA
POWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJAPOWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA
POWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA
maesaroh_rahmawati
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping
suher lambang
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
Naeya Hasbi
 

What's hot (20)

Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
 
PPT MENGELOLA EMOSI.pptx
PPT MENGELOLA EMOSI.pptxPPT MENGELOLA EMOSI.pptx
PPT MENGELOLA EMOSI.pptx
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Ppt melani klien
Ppt melani klienPpt melani klien
Ppt melani klien
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Terapi gestalt
Terapi gestaltTerapi gestalt
Terapi gestalt
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Psikologi cinta
Psikologi cintaPsikologi cinta
Psikologi cinta
 
Pemahaman diri
Pemahaman diriPemahaman diri
Pemahaman diri
 
Materi 14 Konsep Diri.pptx
Materi 14 Konsep Diri.pptxMateri 14 Konsep Diri.pptx
Materi 14 Konsep Diri.pptx
 
POWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA
POWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJAPOWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA
POWER POINT PEMAHAMAN DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA
 
Tes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitifTes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitif
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
KESULITAN BELAJAR
KESULITAN BELAJARKESULITAN BELAJAR
KESULITAN BELAJAR
 
Psikologi Emosi
Psikologi EmosiPsikologi Emosi
Psikologi Emosi
 
Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping
 
Kognisi sosial
Kognisi sosialKognisi sosial
Kognisi sosial
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 

Similar to fenomena karir dan burn out pada dewasa awal dalam perspektif psikologi perkembangan

Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Kaze Va
 
53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf
53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf
53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf
RecruitmentEblie
 

Similar to fenomena karir dan burn out pada dewasa awal dalam perspektif psikologi perkembangan (20)

Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
 
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 5B JIWA.docx
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 5B JIWA.docxLAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 5B JIWA.docx
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 5B JIWA.docx
 
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
 
EMOSI DAN SUASANA HATI_KELOMPOK 4_DINI_DENI.pptx
EMOSI DAN SUASANA HATI_KELOMPOK 4_DINI_DENI.pptxEMOSI DAN SUASANA HATI_KELOMPOK 4_DINI_DENI.pptx
EMOSI DAN SUASANA HATI_KELOMPOK 4_DINI_DENI.pptx
 
Materi_burnout.pptx
Materi_burnout.pptxMateri_burnout.pptx
Materi_burnout.pptx
 
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptxISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
 
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNAAskep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)
 
Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)
 
Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)
 
Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)
 
Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)
 
Depresi
DepresiDepresi
Depresi
 
Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA
Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA
Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA
 
53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf
53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf
53-Article Text-98-1-10-20200123 (2).pdf
 
Tugas jiwaku mimi
Tugas jiwaku mimiTugas jiwaku mimi
Tugas jiwaku mimi
 
1
11
1
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 

More from FahrulRosyid1

More from FahrulRosyid1 (20)

TES PAULI
TES PAULITES PAULI
TES PAULI
 
Kewirausahaan 2
Kewirausahaan 2Kewirausahaan 2
Kewirausahaan 2
 
teknik presentasi
teknik presentasiteknik presentasi
teknik presentasi
 
analisis item
analisis itemanalisis item
analisis item
 
Metode penelitian kualitatif observasi wawancara
Metode penelitian kualitatif observasi wawancaraMetode penelitian kualitatif observasi wawancara
Metode penelitian kualitatif observasi wawancara
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
 
reliabilitas dan validitas with spss
reliabilitas dan  validitas with spss reliabilitas dan  validitas with spss
reliabilitas dan validitas with spss
 
Test reliability
Test reliabilityTest reliability
Test reliability
 
Item analysis
Item analysis Item analysis
Item analysis
 
Test construction
Test construction Test construction
Test construction
 
Basic statistics for psychometrics
Basic statistics for psychometrics Basic statistics for psychometrics
Basic statistics for psychometrics
 
1 konsep pengukuran
1 konsep pengukuran 1 konsep pengukuran
1 konsep pengukuran
 
Desain eksperimen 1 2 kelompok
Desain eksperimen 1  2 kelompok Desain eksperimen 1  2 kelompok
Desain eksperimen 1 2 kelompok
 
Desain eksperimen 1
Desain eksperimen 1  Desain eksperimen 1
Desain eksperimen 1
 
Prinsip dasar eksperimen
Prinsip dasar eksperimen Prinsip dasar eksperimen
Prinsip dasar eksperimen
 
Checking assumption of normality
Checking assumption of normality Checking assumption of normality
Checking assumption of normality
 
Developing an instrument
Developing an instrument Developing an instrument
Developing an instrument
 
Level of measurement
Level of measurement Level of measurement
Level of measurement
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Finding a research idea
Finding a research idea Finding a research idea
Finding a research idea
 

Recently uploaded

Recently uploaded (10)

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 

fenomena karir dan burn out pada dewasa awal dalam perspektif psikologi perkembangan

  • 1. FENOMENA KARIR DAN BURNOUT PADA DEWASA AWAL DALAM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN SEPANJANG HAYAT
  • 2. Definisi Burnout  Pemahaman awal mengenai burnout dikemukakan oleh Freudenberger, menurutnya burnout adalah suatu kondisi kelelahan yang terjadi karena seseorang bekerja terlalu intens tanpa memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pribadinya (Freudenberger dalam Farber,1991:6). Sedangkan Pines dan Aroson mendefinisikan burnout sebagai suatu keadaan kelelahan secara fisik, emosi dan mental yang disebabkan keterlibatan dalam jangka waktu yang panjang pada situasi yang secara emosional penuh dengan tuntutan. (Pines & Aroson, dalam Cooper et al,1996:314).
  • 3.  a. Kelelahan emosional. Kelelahan emosional terjadi ketika individu merasa terkuras secara emosional karena banyaknya tuntutan pekerjaan. Pada dimensi ini, akan muncul perasaan frustasi, putus asa, sedih, tidak berdaya, tertekan, apatis terhadap pekerjaan dan merasa terbelenggu oleh tugas-tugas dalam pekerjaan sehingga seseorang merasa tidak mampu memberikan pelayanan secara psikologis. Selain itu mereka mudah tersinggung dan mudah marah tanpa alasan yang jelas (Maslach dalam Sutjipto, 2001 ).
  • 4.  b. Depersonalisasi. Depersonalisasi, menurut Maslach (dalam Sutjipto, 2001) merupakan perkembangan dari dimensi kelelahan emosional. Depersonalisasi adalah coping (proses mengatasi ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu) yang dilakukan individu untuk mengatasi kelelahan emosional. Perilaku tersebut adalah suatu upaya untuk melindungi diri dari tuntutan emosional yang berlebihan dengan memperlakukan siswa sebagai objek. Gambaran dari depersonalisasi adalah adanya sikap negatif, kasar, menjaga jarak dengan penerima layanan, menjauhnya seseorang dari lingkungan sosial, dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan serta orangorang di sekitarnya. Sikap lainnya yang muncul adalah kehilangan idealisme, mengurangi kontak dengan klien, berhubungan seperlunya saja, berpendapat negative dan bersikap sinis terhadap klien. Secara konkret seseorang yang sedang depersonalisasi cenderung meremehkan, memperolok, tidak peduli dengan orang lain yang dilayani, dan bersikap kasar.
  • 5.  c. Reduced Personal Accomplishment. Adapun reduced personal accomplisment ditandai dengan adanya perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan bahkan kehidupan, serta merasa bahwa ia belum pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat (Pines dan Aronson dalam Sutjipto,2001). Hal ini mengacu pada penilaian yang rendah terhadap kompetensi diri dan pencapaian keberhasilan diri dalam pekerjaan. Maslach (dalam Sutjipto, 2001) menyatakan reduced personal accomplishment disebabkan oleh perasaan bersalah telah melakukan klien secara negatif. Seseorang merasa bahwa dirinya telah berubah menjadi orang yang berkualitas buruk terhadap klien, misalnya tidak memperhatikan kebutuhan mereka. Padahal seorang pemberi layanan dituntut untuk selalu memiliki perilaku yang positif, misalnya penyabar, penuh perhatian, hangat, humoris, dan yang paling penting adalah mempunyai rasa empati.
  • 6. Dewasa Awal  Dariyo (2003) mengatakan bahwa secara umum mereka yang tergolong dewasa awal (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu semakin bertambah besar. Ia tidak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orangtuanya.
  • 7.  Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya burnout. Di USA burnout paling sering terjadi pada karyawan yang muda dengan usia dibawah 30 tahun atau 40 tahun, yang mempunyai pengalaman pekerjaan yang secara relatif sedikit (Byrne dalam Cooper et al 1996). Hal ini wajar, sebab para pekerja pemberi pelayanan di usia muda dipenuhi dengan harapan yang tidak realistik, jika dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih tua. Seiring dengan pertambahan usia pada umumnya individu. menjadi lebih matang, lebih stabil, lebih teguh sehingga memiliki pandangan yang lebih realistis. BURNOUT PADA DEWASA AWAL
  • 8. Pada guru laki-laki dengan rentang usia 30 tahun sampai 39 tahun, yang mengajar di SMP atau SMA menyatakan menyesal dengan keputusannya berkarir sebagai guru. Fakta menunjukkan bahwa faktor usia menjadi latar belakang yang diprediksi menyebabkan level burnout pada guru (Farber,1991). LANJUTAN
  • 9. Perawat dewasa muda berusia 22-30 tahun yang bertugas di ruang rawat inap merasakan lebih banyak burnout pada kategori rendah. Hal ini besar kemungkinan disebabkan karena perawat dewasa muda secara fisik sedang mencapai puncak kesehatan atau berada dalam kondisi fisik yang prima, kemudian sedikit menurun LANJUTAN
  • 10.  Pada perawat dewasa muda yang berusia 31-40 tahun di ruang rawat jalan yang merasakan lebih banyak burnout dengan kategori tinggi. Hal ini besar kemungkinan dikarenakan mereka setiap hari harus melayani pasien yang berbeda-beda karakter dan penyakit. Menurut wawancara peneliti dengan salah seorang perawat mengaku bahwa ia harus menangani pasien yang banyak sedangkan tenaga perawatnya kurang atau ada perawat yang tidak hadir karena cuti/sakit dan juga karena sudah cukup lama menjadi seorang perawat terkadang iapun merasakan bosan dan jenuh dengan rutinitas yang monoton setiap hari. Hal itu senada dengan yang dinyatakan oleh beberapa responden yang menyatakan bahwa mereka merasa jenuh karena rutinitas ditempat kerja sangat membosankan, sehingga membuat mereka tidak semangat melayani pasien dan menjadi malas masuk kerja karena jam kerja yang sangat padat LANJUTAN