Balantidiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli, protozoa parasit yang hidup di usus besar babi dan manusia. Balantidium coli memiliki dua tahapan hidup yaitu trofozoit dan kista, dengan habitatnya di usus besar. Siklus hidupnya meliputi tahapan trofozoit yang berkembang biak di usus besar, kemudian menjadi kista yang dapat menularkan penyakit apabila tertelan oleh inang bar
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli. Balantidium coli merupakan suatu protozoa yang masuk dalamfilum
Ciliophora, klas Kinetofragminophorea, ordo Trichostomatida, famili Balantidiae. Memiliki dua stadiumyaitu trofozoit dan kista. Merupakan protozoa besar,
habitatnya pada usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia.
Balantidium coli merupakan satu-satunya Ciliata parasitize diketahui manusia. Ciliates mewakili filumprotozoa yang ditandai, setidaknya satu
tahap pengembangan, oleh organel ciliary sederhana atau senyawa pada permukaan membran mereka yang digunakan untuk bergerak. Ciliates memiliki 2 inti
(satu macronucleus dan satu mikronukleus) dan berkembang biak dengan pembelahan biner melintang, konjugasi, autogamy, dan cytogamy.
Balantidium coli memiliki 2 vakuola kontraktil. Meskipun vakuola kontraktil yang umumuntuk ciliates, mereka jarang terjadi di protozoa parasi t,
yang menunjukkan bahwa Balantidiumcoli memiliki kapasitas osmoregulatory unik.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Balantidium Coli
2. Untuk mengetahui penyebaran Balantidium Coli
3. Untuk mengetahui taksonomi Balantidium Coli
4. Untuk mengetahui morfologi Balantidium Coli
5. Untuk mengetahui habitat Balantidium Coli
6. Untuk mengetahui siklus hidup Balantidium Coli
7. Untuk mengetahui penyebab penyakit Balantidium Coli
8. Untuk mengetahui pencegahan penyakit Balantidium Coli
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pertama yang mempelajari Balantidiasis pada manusia dilakukan oleh
Cassagrandi dan Barnagallo pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil
menemukan pembuat infeksi dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan.
Yang pertama kasus dari Balantidiasis di Filipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilaporkan pada 1904. Saat ini, Balantidium coli
didistribusikan di seluruh dunia, namun kurang dari 1% dari populasi manusia yang terinfeksi. Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi manusia
lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia. Ini termasuk tempat-tempat seperti Filipina, sebagaimana disebutkan
sebelumnya, tetapi juga termasuk negara-negara seperti Bolivia dan Papua Nugini. Tetapi babi tidak satu-satunya hewandimana parasit ditemukan.
Jepang dalam sebuah kajian yang menganalisis fecal sampel di 56 spesies berhubung dgn Hewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya
dalam semua Babi liar diuji (dengan boars liar dan babi yang dianggap spesies yang sama), itu juga ditemukan dalamlima jenis spesies non manusia: simpanse
(Pan troglodytes), Hylobates lar, Squirrelmonkey (Saimiri sciurea), Kudus yakis (Comopithecus hamadryas), dan Jepang macaque (Macaca fuscata). Dalam
studi lainnyaBalantidiumcoli juga ditemukan di spesies dari pesanan Rodentia dan Carnivora.
B. Penyebaran
Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia frekuensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada b abi (63-91%)
menurut Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidiumcoli, yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan Balantidiumsuiis
yang tidak dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan meningkat pada manusia yang
sering berhubungan dengan babi seperti peternak babi, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi memiliki
sanitasi yang buruk, dan tempat-tempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit jiwa, asrama ,dll.
Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan
kultur yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien di RS Jiwa di Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada
masyarakat yang memelihara babi.
C. Taksonomi
Class : Ciliata
Ordo : Mastigophorasida
Family : Balantidiidae
Genus : Balantidium
Spesies : B. Coli
2. Kingdom : Chromalveolata
Domain : Eukarya
D. Morfologi
Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia).
Bagian anterior terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian poster ior memiliki anus
(cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada
cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithro sit, dll) dan vakuole kontraktil (cv)
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul, terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil.
Tropozoit hidup dalammukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekumbagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia.
Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di lu ar badan adalah bentuk infektif.
Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.
E. Habitat
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen,
menimbulkan balantidiasis atauciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di dalam usus besar
manusia, babi dan kera. B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu stadiumtropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama,
hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya E.histolitica.
F. Siklus Hidup
Balantidiumcoli seperti yang terlihat di sebuah gunung basah dari contoh kotoran.Organisme yang dikelilingi oleh bulu mata.
Stadiumkista dan tropozoit dapat berlangsung di dalamsatu jenis hospes. Hospes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil.
Jika kista infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan
memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.
Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalamproses penularan balantidiasis. Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan
dan air. Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus besar Tropozoit dalamlumen usus besar binatang dan manusia,
dimana memperbanyak diri dengan cara pembelahan binary fission. Tropozoit menjadi kista infektif. Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan
berkembang, beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri. Kista matang keluar bersama tinja.
G. Penyebab Penyakit
Mukosa dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak diri. Invasi berhasil dengan bantuan fermen -fermen sitolitik dan
penerobosan secara mekanik. Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang kemudian pecah menjadi ulkus yang lonjong dan tidak
teratur dengan pinggiran merah yang menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai pada ulkus y ang jelas. Masing-masing
tukak mungkin terpisah dengan mukosa yang normal atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus yang saling berhubungan.
Pada semua kasus berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus dan terdapat gangren. Sediaan histologik menunjukkan daera h-daerah
hemoragik, infiltrasi sel bulat, abses, ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu yang menyolok kecuali bil a ada infeksi bakteri
yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi pada infeksi yang kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas. Mukosa mengalami peradangan merata dan mungkin
terdapat daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut mungkin terdapat tinja
yang encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kronis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi oleh konstipasi,
nyeri pada colon, anemi dan cachexia.
Banyak infeksi berjalan tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi dan reaksi terhadap terapi. Prognosis baik pada infeksi tanpa
gejala dan pada infeksi kronis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang kecil dan kegagalan untuk menimbulkan infeksi secara
eksperimen, menunjukkan kekebalan bawaan yang tinggi pada manusia.
H. Pencegahan
Memerlukan langkah-langkah pencegahan efektifkebersihan pribadi dan masyarakat. Beberapa pengamanan khusus meliputi:
Pemurnian dari air minum.
Penanganan makanan yang tepat.
Memperhatikan pembuangan kotoran manusia.
Pemantauan kontak dari pasien balantidiasis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidiumcoli, dapat didiagnosa dengan menemukan parasit dalamtinja. Balantidiasis
ini kebanyakan bersifat asimptomatis, dapat diobati dengan di-iodohidroksikuinolon, karbarson, klortetrasiklin.
B. Saran
Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya agar terhindar dari segala sumber penyakit, karena lebih
mencegah daripada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA
http://balantadiumcoli.blogspot.com
http://therealvika.blogspot.com/2012/04/balantidiasis-cilliata-dan.html
http://pur07.wordpress.com/2009/06/29/balantidium
http://www.slideshare.net/.../balantidium-coli-16258941
Reaksi:
“ Balantidium Coli ”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Balantidium Coli”.Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang penulis harapkan. Untuk itu,penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
4. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan penulis memohon kritik dan saran yangmembangun demi perbaikan di masa depan.
Makassar, 15 April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1
B. Tujuan................................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 2
A. Sejarah Balantidium Coli.................................................................................................... 2
B. Penyebaran Balantidium Coli.......................................................................................... 3
C. Taksonomi Balantidium Coli............................................................................................ 3
D. Morfologi Balantidium Coli.............................................................................................. 3
E. Habitat Balantidium Coli.................................................................................................... 4
F. Siklus hidup Balantidium Coli......................................................................................... 4
G. Penyebab penyakit Balantidium Coli.......................................................................... 5
H. Pencegahan .............................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................................................................ 7
A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 7
B. Saran...................................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli. Balantidium coli merupakan suatu protozoa yang masuk dalamfilum
Ciliophora, klas Kinetofragminophorea, ordo Trichostomatida, famili Balantidiae. Memiliki dua stadiumyaitu trofozoit dan kista. Merupakan protozoa besar,
habitatnya pada usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia.
Balantidium coli merupakan satu-satunya Ciliata parasitize diketahui manusia. Ciliates mewakili filum protozoa yang ditandai, setidaknya satu
tahap pengembangan, oleh organel ciliary sederhana atau senyawa pada permukaan membran mereka yang digunakan untuk bergerak. Ciliates memiliki 2 inti
(satu macronucleus dan satu mikronukleus) dan berkembang biak dengan pembelahan biner melintang, konjugasi, autogamy, dan cytogamy.
Balantidium coli memiliki 2 vakuola kontraktil. Meskipun vakuola kontraktil yang umumuntuk ciliates, mereka jarang terjadi di protozoa parasi t,
yang menunjukkan bahwa Balantidiumcoli memiliki kapasitas osmoregulatory unik.
5. B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Balantidium Coli
2. Untuk mengetahui penyebaran Balantidium Coli
3. Untuk mengetahui taksonomi Balantidium Coli
4. Untuk mengetahui morfologi Balantidium Coli
5. Untuk mengetahui habitat Balantidium Coli
6. Untuk mengetahui siklus hidup Balantidium Coli
7. Untuk mengetahui penyebab penyakit Balantidium Coli
8. Untuk mengetahui pencegahan penyakit Balantidium Coli
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pertama yang mempelajari Balantidiasis pada manusia dilakukan oleh
Cassagrandi dan Barnagallo pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil
menemukan pembuat infeksi dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan.
Yang pertama kasus dari Balantidiasis di Filipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilaporkan pada 1904. Saat ini, Balantidium coli
didistribusikan di seluruh dunia, namun kurang dari 1% dari populasi manusia yang terinfeksi. Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi manusia
lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia. Ini termasuk tempat-tempat seperti Filipina, sebagaimana disebutkan
sebelumnya, tetapi juga termasuk negara-negara seperti Bolivia dan Papua Nugini. Tetapi babi tidak satu-satunya hewandimana parasit ditemukan.
Jepang dalam sebuah kajian yang menganalisis fecal sampel di 56 spesies berhubung dgn Hewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya
dalam semua Babi liar diuji (dengan boars liar dan babi yang dianggap spesies yang sama), itu juga ditemukan dalamlima jenis spesies non manusia: simpanse
(Pan troglodytes), Hylobates lar, Squirrelmonkey (Saimiri sciurea), Kudus yakis (Comopithecus hamadryas), dan Jepang macaque (Macaca fuscata). Dalam
studi lainnyaBalantidiumcoli juga ditemukan di spesies dari pesanan Rodentia dan Carnivora.
B. Penyebaran
Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia frekuensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada b abi (63-91%)
menurut Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidiumcoli, yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan Balantidiu msuiis
yang tidak dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan meningkat pada manusia yang
sering berhubungan dengan babi seperti peternak babi, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi memiliki
sanitasi yang buruk, dan tempat-tempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit jiwa, asrama ,dll.
Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan
kultur yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien di RS Jiwa di Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada
masyarakat yang memelihara babi.
C. Taksonomi
Class : Ciliata
Ordo : Mastigophorasida
Family : Balantidiidae
Genus : Balantidium
Spesies : B. Coli
Kingdom : Chromalveolata
Domain : Eukarya
D. Morfologi
Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia).
Bagian anterior terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian poster ior memiliki anus
(cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada
cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithrosit, dll) dan v akuole kontraktil (cv)
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul, terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil.
Tropozoit hidup dalammukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekumbagian termi nal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia.
Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di lu ar badan adalah bentuk infektif.
Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.
6. E. Habitat
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen,
menimbulkan balantidiasis atauciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di dalam usus besar
manusia, babi dan kera. B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu stadiumtropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama,
hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya E.histolitica.
F. Siklus Hidup
Balantidiumcoli seperti yang terlihat di sebuah gunung basah dari contoh kotoran.Organisme yang dikelilingi oleh bulu mata.
Stadiumkista dan tropozoit dapat berlangsung di dalamsatu jenis hospes. Hospes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil.
Jika kista infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan
memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.
Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalamproses penularan balantidiasis. Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan
dan air. Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus besar Tropozoit dalamlumen usus besar binatang dan manusia,
dimana memperbanyak diri dengan cara pembelahan binary fission. Tropozoit menjadi kista infektif. Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan
berkembang, beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri. Kista matang keluar bersama tinja.
G. Penyebab Penyakit
Mukosa dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak diri. Invasi berhasil dengan bantuan fermen -fermen sitolitik dan
penerobosan secara mekanik. Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang kemudian pecah menjadi ulk us yang lonjong dan tidak
teratur dengan pinggiran merah yang menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai pada ulkus y ang jelas. Masing-masing
tukak mungkin terpisah dengan mukosa yang normal atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus yang saling berhubungan.
Pada semua kasus berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus dan terdapat gangren. Sediaan histologik menunjukkan daera h-daerah
hemoragik, infiltrasi sel bulat, abses, ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu yang menyolok kecuali bila ada infeksi bakteri
yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi pada infeksi yang kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas. Mukosa mengalami peradangan merata dan mungkin
terdapat daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut mungkin terdapat tinja
yang encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kronis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi oleh konstipasi,
nyeri pada colon, anemi dan cachexia.
Banyak infeksi berjalan tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi dan reaksi terhadap terapi. Prognosis baik pada infeksi tanpa
gejala dan pada infeksi kronis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang kecil dan kegagalan untuk menimbulkan infeksi secara
eksperimen, menunjukkan kekebalan bawaan yang tinggi pada manusia.
H. Pencegahan
Memerlukan langkah-langkah pencegahan efektifkebersihan pribadi dan masyarakat. Beberapa pengamanan khusus meliputi:
Pemurnian dari air minum.
Penanganan makanan yang tepat.
Memperhatikan pembuangan kotoran manusia.
Pemantauan kontak dari pasien balantidiasis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidiumcoli, dapat didiagnosa dengan menemukan parasit dalamtinja. Balantidiasis
ini kebanyakan bersifat asimptomatis, dapat diobati dengan di-iodohidroksikuinolon, karbarson, klortetrasiklin.
B. Saran
Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya agar terhindar dari segala sumber penyakit, karena lebih
mencegah daripada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA