3. CIRI-CIRI CILIATA
Memiliki Silia sebagai alat
gerak.
Bereproduksi secara seksual
dan aseksual.
Heterotrof, ciliata memakan
bakteri,alga, atau protozoa
kecil lainnya.
Umumnya berukuran
mikroskopis, namun ada juga
spesies yang berukuran 3 mm
sehingga dapat dilihat dengan
mata telanjang
Hidup secara parasit, simbiosis
dan ada juga yang hidup bebas
di alam
Sisa pencernaan diekskresi
secara eksosinotis yang
dilakukan oleh vakuola
kontraktil melalui lubang
anus.
Memiliki bentuk tubuh
tetap dan dua macam inti
sel, yaitu poliploid
makronukleus dan
mikronukleus.
Cara bernafas dilakukan
seperti halnya filum
Sacrodina Flagellata.
5. Apa itu Balantidiasis ?
• Balantidiasis merupakan penyakit yang
disebabkan Balantidium coli yang
merupakan protozoa usus manusia yang
terbesar dan satu-satunya golongan ciliata
manusia yang patogen.
• Penyakit zoonosis yang sumber utamanya
adalah babi sebagai reservoir host yang
hidup di dalam usus besar manusia, babi dan
kera.
6. Cassagrandi dan
Barnagallo pada 1896.
Kasus pertama dari
Balantidiasis di Filipina,
di mana yang paling
umum, dilaporkan pada
tahun 1904
Ditemukan di seluruh
dunia yang beriklim
subtropik dan tropik,
tetapi frekuensinya
rendah. Di Indonesia
parasit ini jarang di
temukan pada manusia.
7. Balantidium coli
Jenis ciliata yang terbesar
dalam usus terbesar dan
satu-satunya golongan ciliata
manusia yang patogen
dengan menimbulkan
balantidiasis atau ciliata
dysentri
Ciliata jenisi ini dapat
dijumpai di daerah tropis
dan sub-tropis.
8.
9.
10.
11. Epidemiologi
Babi bukan satu-satunya hewan dimana parasit
ditemukan. Dalam analisis fecal sampel di 56
spesies berhubung dengan hewan mamalia juga
ditemukan dalam lima jenis spesies:
Simpanse (Pan troglodytes)
Hylobates lar
Squirrelmonkey (Saimiri sciurea)
Kudus yakis (Comopithecus hamadryas)
Jepang macaque (Macaca fuscata)
12. Patogenesis
Balantidium coli menimbulkan gastroenteritis
yang disebut balantidiasis, ditandai dengan gejala
nyeri abdomen dan diare yang berdarah, mirip
dengan infeksi oleh entamoeba histolytica.
Pada infeksi berat dapat timbul abses dan ulkus
di mukosa dan sub mukosa ulkus besar dengan
gambaran seperti disentri amoeba. Infeksi kronis
dapat timbul tanpa terlihat gejala. Komplikasi
ekstraintestinal bisa terjadi di hati, paru dan
organ lainnya, tetapi hal ini jarang terjadi.
13. Gejala klinis
Diare ( darah dan
berlendir )
Mual dan muntah
Nyeri perut
Nafsu makan
berkurang
Sakit kepala
Badan lesu
Berat badan turun
14. Pencegahan
Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene
perorangan.
Lindungi tempat penampungan/ sumber air untuk
masyarakat dari kontaminasi kotoran babi.
Penanganan makanan yang tepat.
Memperhatikan pembuangan
kotoran manusia.
Kurangi kontak dengan babi
dan kotorannya.
15. Pengobatan
Idiodohydroxyquin, yang bekerja membunuh
amoeba didalam lumen usus halus. Dosis 600
mg diberikan per oral 3x sehari selama 20
hari.
Tetracycline, penggunaan tetrasiklin akan
menghambat sintesis protein parasit.
Flagyl, sebagai anti protozoa dan anti bakteri.
Dengan dosis 500 mg 3x sehari selama 20
hari diberikan per oral.
Metronidazole, dengan dosis 750 mg,
diberikan 3x sehari selama 5 hari.
16. Pengawasan Terhadap
Penderita dan Pengendalian
• instansi kesehatan setempat setiap
kejadian Balantidiasis yang terjadi guna
mencegah wabah.
• Disenfeksi serentak dengan cara
pembuangan kotoran yang saniter dan
sehat.
• Investasi kontak dan sumber infeksi :
pemeriksaan mikroskopis tinja dari
anggota rumah tangga dan kontak yang
dicurigai.