SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
EVALUASI ZAT GIZI:
ANALISIS PROTEIN
Emmy Kardinasari, M.Sc.
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Diploma-III Gizi
PENGERTIAN
• Protein merupakan makronutrien yang sangat esensial
untuk membangun otot.
• Protein merupakan polimer dari asam-asam amino.
• Protein banyak ditemukan dalam produk hewani dan
nabati.
• Peptida merupakan polimerisasi dari asam amino-
asam amino yang berbeda. Jadi, protein dapat
dikatakan sebagai suatu kopolimer.
STRUKTUR
• Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan peptida
antara asam amino dan penyusunnya, juga terjadi ikatan-
ikatan yang lain.
• Misalnya:
• Ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –
OH
• Serta ikatan disulfida -S-S- yang menyokong terjadinya ikatan
yang kompleks pada protein
• Ikatan ion pada protein juga terjadi jika di dalamnya terdapat
gugus ion logam dan ikatan koordinasi, misalnya ikatan
koordinasi antara ion Fe3+ dengan hemoglobin pada darah.
MACAM-MACAM STRUKTUR
PROTEIN
• Struktur primer merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam
amino-asam amino pembentuk protein tersebut.
• Struktur sekunder terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi
antara gugus-gugus amina dengan atom hidrogen pada rantai
samping asam amino, sehingga membentuk lipatan-lipatan,
misalnya membentuk α-heliks.
• Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu dengan
struktur sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion,
atau ikatan disulfida (-S-S-),misalnya terbentuk rantai dobell-
heliks.
• Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan beberapa
peptida sehingga membentuk suatu protein.Pada peristiwa ini,
kadang-kadang terselip molekul atau ion lain yang bukan
merupakan asam amino, misalnya pada hemoglobin, yang pada
proteinnya terselip ion Fe3+.
STRUKTUR PROTEIN
1. Struktur Primer
2. Struktur Sekunder
3. Struktur Tersier
4. Struktur Kuartener
SIFAT-SIFAT PROTEIN
• Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat
besar.
• Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan
penambahan asam atau basa.
• Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik
isoelektriknya, protein mengalami koagulasi sehingga dapat
dipisahkan dari pelarutnya.
• Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat
pemanasan. Pada denaturasi, protein mengalami kerusakan
mulai dari struktur tersier sampai struktur primernya.
JENIS-JENIS PROTEIN
a. Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk
kulit, tulang dan ikatan tisu.
b. Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan
daripada serangan penyakit.
c. Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.
d. Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
e. Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen
f. Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
g. Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.
h. Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.
PROTEIN KONJUGASI
• Glikoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan karbohidrat, terdapat
pada musin kelenjar ludah, hati dan tendon.
• Posfoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan fosfat yang mengandung
lesitin, terdapat pada susu atau kuning telur.
PROTEIN KONJUGASI
• Nukleoprotein, merupakan protein yang terikat pada asam nukleat, terdapat pada inti
sel dan kecambah biji-bijian.
• Lipoprotein, merupakan protein yang terikat pada lipid (lemak), misalnya serum darah,
kuning telur atau susu.
• Kromoprotein (metaloprotein), merupakan protein yang mengikat pigmen atau ion
logam, misalnya hemoglobin.
Contoh nucleoprotein SARS-COV2, protein yang berikatan dengan materi genetik virus:
FUNGSI PROTEIN
• Sebagai enzim. Enzim merupakan
biokatalis. Bagian utama molekul enzim
yang disebut apoenzim merupakan molekul
protein.
• Alat angkut (protein transport).
Hemoglobin merupakan protein yang
berperan mengangkut oksigen dalam
eritrosit, sedangkan mioglobin berperan
dalam pengangkutan ion besi di dalam
plasma darah yang selanjutnya dibawa ke
dalam hati.
• Pengatur gerakan (protein kontraktil).
Gerakan otot disebabkan oleh dua molekul
protein yang saling bergeseran.
• Penyusun jaringan (protein struktural).
Berfungsi sebagai pelindung jaringan
dibawahnya, misalnya keratin pada kulit dan
lipoprotein yang menyusun membran sel.
• Protein cadangan. Merupakan protein
yang berfungsi sebagai cadangan makanan,
misalnya kecambah dan ovalbumin.
• Antibodi (protein antibodi). Berperan
dalam melindungi tubuh dari
mikroorganisme patogen.
• Pengatur reaksi (protein pengatur).
Berfungsi sebagai pengatur reaksi di dalam
tubuh, misalnya insulin yang berperan
dalam mengubah glukosa menjadi glikogen.
• Pengendali pertumbuhan. Bekerja
sebagai penerima (reseptor) yang dapat
memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.
ANALISIS KUALITATIF
1. Pengendapan oleh garam, logam dan asam organik
a. Denaturasi adalah perubahan atau modifikasi terhadap
struktur sekunder, tersier, dan kuartener pada
molekulprotein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan-
ikatan kovalen
b. Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan
terjadi koagulasi.
c. Koagulasi adalah salah satu kerusakan protein
yangterjadi akibat pemanasan dan terjadi
penggumpalandan pengerasan pada protein karena
menyerap air padaproses tersebut
ANALISIS KUALITATIF
2. Uji Biuret Uji biuret :
untuk membuktikan
adanya molekul-molekul
protein
a. Ion Cu2+ (pereaksi biuret)
dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida
pada protein membentuk
senyawa kompleks berwarna
ungu atau violet
ANALISIS KUALITATIF
ANALISIS KUALITATIF
a. Reaksi Xantoprotein:
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam
larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah
nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini
positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan.
b. Reaksi Hopkins-Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan
pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini
dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah
dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan
perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein.
Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara
kedua lapisan tersebut
ANALISIS KUALITATIF
ANALISIS KUANTITATIF
a. Metode Kjeldahl
Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk
penetapan nitrogen total pada asam amino, protein,
dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel
didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan
katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan
amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan
kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara
kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan
secara titrasi.
PROSEDUR METODE KJELDAHL
a.Timbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl (kalau kandungan
protein tinggi, misal kedelai gunakan bahan kurang dari 1 g).
b. Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium sulfat dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat
pekat.
c. Panaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan
teruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan sudah menjadi jernih.Tambahkan pemanasan
kurang lebih 30 menit, matikan pemanasan dan biarkan sampai dingin.
d. Selanjutnya tambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air es
dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan akhirnya
tambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50 ml yang telah
didinginkan dalam lemari es.
e. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan labu Kjeldahl perlahan-
lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih.
f. Destilasi ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku asam klorida
0,1N sebanyak 50 ml dan indikator merah metil 0,1% b/v (dalam etanol 95%) sebanyak 5 tetes,
ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida 0,1N.
g. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml. Sisa larutan asam
klorida 0,1N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku natrium
hidroksida 0,1N.Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan dari merah
menjadi kuning. Lakukan titrasi blanko.
ANALISIS KUANTITATIF
Kadar =V NaOH blanko –V NaOH sampel x N NaOH x 14,008 x 100% x Fk
berat sampel (mg)
Keterangan : Fk : faktor koreksi, Fk N : 16
ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY
Prosedur:
Pembuatan reagen Lowry A : Merupakan larutan asam
fosfotungstat-asam fosfomolibdat dengan perbandingan
(1 : 1)
Pembuatan reagen Lowry B : Campurkan 2% natrium
karbonat dalam 100 ml natrium hidroksida 0,1N.
Tambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml tembaga (II)
sulfat 1% dan 1 ml kalium natrium tartrat 2%.
Penetapan Kadar
a. Pembuatan kurva baku Siapkan larutan bovin serum
albumin dengan konsentrasi 300 µg/ml (Li).
ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY
(2)
• Buat seri konsentrasi dalam tabung reaksi, misal dengan
komposisi berikut :
ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY
(3)
• Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml reagen
Lowry B dan biarkan selama 10 menit, kemudian tambahkan
1 ml reagen Lowry A. Kocok dan biarkan selama 20 menit.
Baca absorbansinya pada panjang gelombang 600 nm
tehadap blanko. (Sebagai blanko adalah tabung reaksi no.1
pada tabel di atas)
ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY
(4)
Penyiapan Sampel
• Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal
albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat
kristal (jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu
sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan).
Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm
selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang
merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan
dapar asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml.Ambil volume
tertentu dan lakukan penetapan selanjutnya seperti pada kurva
baku mulai dari penambahan 8 ml reagen Lowry A sampai
seterusnya.
PEMBACAAN HASIL UJI DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI
• Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan,
tirosin dan fenilalanin yang mempunyai gugus aromatik.
• Triptofan mempunyai absorbsi maksimum pada 280 nm, sedang
untuk tirosin mempunyai absorbsi maksimum pada 278 nm.
• Fenilalanin menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang
gelombang lebih pendek.
• Absorpsi sinar pada 280 nm dapat digunakan untuk estimasi
konsentrasi protein dalam larutan.
• Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya
asam nukleat dengan pengukuran absorpsi pada 260 nm.
• Pengukuran pada 260 nm untuk melihat kemungkinan
kontaminasi oleh asam nukleat. Rasio absorpsi 280/260
menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel.
ANALISIS KUANTITATIF: METODE
SPEKTROFOTOMETRI
THANK YOU

More Related Content

Similar to Week 8 - Analisis Protein.pdf

Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptAsam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptssuser9848b0
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptWan Na
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxSerlindaArjuni
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANWulan Marayani
 
Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)DaveWattimena
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINFadlian18
 
Laporan Biologi - enzim katalase
Laporan Biologi - enzim katalaseLaporan Biologi - enzim katalase
Laporan Biologi - enzim katalaseDayana Florencia
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia proteinAfan's BenWadd
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisParid Nurahman
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptsitimarfuah36
 
Mineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan NadyaMineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan Nadyapure chems
 

Similar to Week 8 - Analisis Protein.pdf (20)

Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptAsam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.ppt
 
Protein ppt
Protein pptProtein ppt
Protein ppt
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
 
protein KIMIA
protein KIMIA protein KIMIA
protein KIMIA
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
 
3 protein
3 protein3 protein
3 protein
 
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDANKIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
KIMIA PANGAN - PROTEIN/UNIVERSITAS PASUNDAN
 
protein
proteinprotein
protein
 
Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)Protein (kimia hasil pertanian)
Protein (kimia hasil pertanian)
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
 
Laporan Biologi - enzim katalase
Laporan Biologi - enzim katalaseLaporan Biologi - enzim katalase
Laporan Biologi - enzim katalase
 
uji protein
uji proteinuji protein
uji protein
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
 
Mineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan NadyaMineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan Nadya
 
Makalah protein plasma
Makalah protein plasmaMakalah protein plasma
Makalah protein plasma
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Week 8 - Analisis Protein.pdf

  • 1. EVALUASI ZAT GIZI: ANALISIS PROTEIN Emmy Kardinasari, M.Sc. Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang | Diploma-III Gizi
  • 2. PENGERTIAN • Protein merupakan makronutrien yang sangat esensial untuk membangun otot. • Protein merupakan polimer dari asam-asam amino. • Protein banyak ditemukan dalam produk hewani dan nabati. • Peptida merupakan polimerisasi dari asam amino- asam amino yang berbeda. Jadi, protein dapat dikatakan sebagai suatu kopolimer.
  • 3. STRUKTUR • Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan peptida antara asam amino dan penyusunnya, juga terjadi ikatan- ikatan yang lain. • Misalnya: • Ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus –NH dan gugus – OH • Serta ikatan disulfida -S-S- yang menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein • Ikatan ion pada protein juga terjadi jika di dalamnya terdapat gugus ion logam dan ikatan koordinasi, misalnya ikatan koordinasi antara ion Fe3+ dengan hemoglobin pada darah.
  • 4. MACAM-MACAM STRUKTUR PROTEIN • Struktur primer merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam amino-asam amino pembentuk protein tersebut. • Struktur sekunder terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-gugus amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino, sehingga membentuk lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-heliks. • Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfida (-S-S-),misalnya terbentuk rantai dobell- heliks. • Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan beberapa peptida sehingga membentuk suatu protein.Pada peristiwa ini, kadang-kadang terselip molekul atau ion lain yang bukan merupakan asam amino, misalnya pada hemoglobin, yang pada proteinnya terselip ion Fe3+.
  • 5. STRUKTUR PROTEIN 1. Struktur Primer 2. Struktur Sekunder 3. Struktur Tersier 4. Struktur Kuartener
  • 6. SIFAT-SIFAT PROTEIN • Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar. • Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa. • Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya, protein mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya. • Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai struktur primernya.
  • 7. JENIS-JENIS PROTEIN a. Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan ikatan tisu. b. Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan penyakit. c. Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita. d. Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan. e. Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen f. Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman. g. Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah. h. Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.
  • 8. PROTEIN KONJUGASI • Glikoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan karbohidrat, terdapat pada musin kelenjar ludah, hati dan tendon. • Posfoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan fosfat yang mengandung lesitin, terdapat pada susu atau kuning telur.
  • 9. PROTEIN KONJUGASI • Nukleoprotein, merupakan protein yang terikat pada asam nukleat, terdapat pada inti sel dan kecambah biji-bijian. • Lipoprotein, merupakan protein yang terikat pada lipid (lemak), misalnya serum darah, kuning telur atau susu. • Kromoprotein (metaloprotein), merupakan protein yang mengikat pigmen atau ion logam, misalnya hemoglobin. Contoh nucleoprotein SARS-COV2, protein yang berikatan dengan materi genetik virus:
  • 10. FUNGSI PROTEIN • Sebagai enzim. Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama molekul enzim yang disebut apoenzim merupakan molekul protein. • Alat angkut (protein transport). Hemoglobin merupakan protein yang berperan mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin berperan dalam pengangkutan ion besi di dalam plasma darah yang selanjutnya dibawa ke dalam hati. • Pengatur gerakan (protein kontraktil). Gerakan otot disebabkan oleh dua molekul protein yang saling bergeseran. • Penyusun jaringan (protein struktural). Berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawahnya, misalnya keratin pada kulit dan lipoprotein yang menyusun membran sel. • Protein cadangan. Merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan, misalnya kecambah dan ovalbumin. • Antibodi (protein antibodi). Berperan dalam melindungi tubuh dari mikroorganisme patogen. • Pengatur reaksi (protein pengatur). Berfungsi sebagai pengatur reaksi di dalam tubuh, misalnya insulin yang berperan dalam mengubah glukosa menjadi glikogen. • Pengendali pertumbuhan. Bekerja sebagai penerima (reseptor) yang dapat memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.
  • 11. ANALISIS KUALITATIF 1. Pengendapan oleh garam, logam dan asam organik a. Denaturasi adalah perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier, dan kuartener pada molekulprotein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan- ikatan kovalen b. Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi koagulasi. c. Koagulasi adalah salah satu kerusakan protein yangterjadi akibat pemanasan dan terjadi penggumpalandan pengerasan pada protein karena menyerap air padaproses tersebut
  • 12. ANALISIS KUALITATIF 2. Uji Biuret Uji biuret : untuk membuktikan adanya molekul-molekul protein a. Ion Cu2+ (pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida pada protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet
  • 14. ANALISIS KUALITATIF a. Reaksi Xantoprotein: Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan. b. Reaksi Hopkins-Cole Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut
  • 16. ANALISIS KUANTITATIF a. Metode Kjeldahl Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
  • 17. PROSEDUR METODE KJELDAHL a.Timbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl (kalau kandungan protein tinggi, misal kedelai gunakan bahan kurang dari 1 g). b. Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium sulfat dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat pekat. c. Panaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan teruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan sudah menjadi jernih.Tambahkan pemanasan kurang lebih 30 menit, matikan pemanasan dan biarkan sampai dingin. d. Selanjutnya tambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50 ml yang telah didinginkan dalam lemari es. e. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Panaskan labu Kjeldahl perlahan- lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih. f. Destilasi ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku asam klorida 0,1N sebanyak 50 ml dan indikator merah metil 0,1% b/v (dalam etanol 95%) sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida 0,1N. g. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml. Sisa larutan asam klorida 0,1N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku natrium hidroksida 0,1N.Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan dari merah menjadi kuning. Lakukan titrasi blanko.
  • 18.
  • 19. ANALISIS KUANTITATIF Kadar =V NaOH blanko –V NaOH sampel x N NaOH x 14,008 x 100% x Fk berat sampel (mg) Keterangan : Fk : faktor koreksi, Fk N : 16
  • 20. ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY Prosedur: Pembuatan reagen Lowry A : Merupakan larutan asam fosfotungstat-asam fosfomolibdat dengan perbandingan (1 : 1) Pembuatan reagen Lowry B : Campurkan 2% natrium karbonat dalam 100 ml natrium hidroksida 0,1N. Tambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml tembaga (II) sulfat 1% dan 1 ml kalium natrium tartrat 2%. Penetapan Kadar a. Pembuatan kurva baku Siapkan larutan bovin serum albumin dengan konsentrasi 300 µg/ml (Li).
  • 21. ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY (2) • Buat seri konsentrasi dalam tabung reaksi, misal dengan komposisi berikut :
  • 22. ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY (3) • Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 8 ml reagen Lowry B dan biarkan selama 10 menit, kemudian tambahkan 1 ml reagen Lowry A. Kocok dan biarkan selama 20 menit. Baca absorbansinya pada panjang gelombang 600 nm tehadap blanko. (Sebagai blanko adalah tabung reaksi no.1 pada tabel di atas)
  • 23. ANALISIS KUANTITATIF: LOWRY (4) Penyiapan Sampel • Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin, endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein yang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml.Ambil volume tertentu dan lakukan penetapan selanjutnya seperti pada kurva baku mulai dari penambahan 8 ml reagen Lowry A sampai seterusnya.
  • 24.
  • 25. PEMBACAAN HASIL UJI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI • Asam amino penyusun protein diantaranya adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin yang mempunyai gugus aromatik. • Triptofan mempunyai absorbsi maksimum pada 280 nm, sedang untuk tirosin mempunyai absorbsi maksimum pada 278 nm. • Fenilalanin menyerap sinar kurang kuat dan pada panjang gelombang lebih pendek. • Absorpsi sinar pada 280 nm dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi protein dalam larutan. • Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan adanya asam nukleat dengan pengukuran absorpsi pada 260 nm. • Pengukuran pada 260 nm untuk melihat kemungkinan kontaminasi oleh asam nukleat. Rasio absorpsi 280/260 menentukan faktor koreksi yang ada dalam suatu tabel.