Makalah ini membahas tentang perhitungan pendapatan nasional dengan menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan pembahasan yang mencakup sejarah, pengertian, konsep, faktor yang mempengaruhi, dan perhitungan pendapatan nasional dengan berbagai pendekatan.
1. 1
TUGAS MATA KULIAH
TEORI EKONOMI
DOSEN PENGASUH :
LIBRINA TRIA PUTRI,SE,MM
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
OLEH :
1. ANDITRIAPRIADI
2.RICO PERNANDO
SEKOLAH TINGKAT ILMU EKONOMI
BANGKINANG
JURUSAN AKUNTANSI
2015
2. 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 5
2.1 Sejaran Pendapatan Nasional................................................................. 6
2.2 Pengertian Pendapatan Nasional ........................................................... 7
2.3 Konsep Pendapatan Nasional ................................................................. 8
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional............................. 7
2.5 Perhitungan Pendapatan Negara ........................................................... 9
2.6 Pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional (Y) ................. 10
A. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y) ..................................... 11
1. Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Dua Sektor ...... 12
2. Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Tiga Sektor...... 13
3. Perhitungan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Empat Sektor.. 14
B. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K) ............................................. 15
1. Perhitungan Angka Pengganda Dengan Pendekatan Dua Sektor ........... 16
2. Perhitungan Angka Pengganda Dengan Pendekatan Tiga Sektor........... 17
3. Perhitungan Dengan Pendekatan Empat Sektor ....................................... 18
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
3. 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali,
didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen
serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini.
BANGKINANG , MEI 2015
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu indicator teleh terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah
nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentusebab,
besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam sebuah
perekonomian.
Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa
efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang, dan
kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Secara umum,
makin besar pendapatan nasional suatu Negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya
ekonominya.
Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang
produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu Negara. Alat ukur yang disepakati tentang
tingkat kemakmuran adalah output nasional perkapita.nilai output perkapita diperoleh
dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah penduduk pada tahun yang
bersangkutan. Jika angka output perkapita makin besar , tingkat kemakmuran dianggap
makin tinggi. Sementara itu alat ukur tentang produktivitas rata-rata adalah output pertenaga
kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi produktivitas tenaga kerja.
Yang ketiga, besarnya output nasional meripakan gambaran awal tentang masalah-
masalah structural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagian besar output
nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai
masalah dengan distribusi pendapatannya. Jika sebagin besar output nasional berasal dari
sector pertanian (ekstraktif), maka perekonomian tersebut berhadapan dengan masalah
ketimpangan struktur produksi. Dalam arti perekonomian harus segera memodernisasikan
diri, dengan memperkuat industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sector
pertanian yang dianggap sebagai sector ekonomi tradisional dengan sector industry yang
dianggap sebagai sector ekonomi modern.
Itulah sebabnya perhitungan pendapatan nasional, yang lebih dikenal sebagai
pendapatan nasional, merupakan pokok pembahasan awal dalam teori ekonomi makro. Tanpa
memiliki pemahaman yang benar tentang konsep pendapatan nasional, kita tidak akan
melakukan diskusi/pembahasan tentang model-modl ekonomi makro. Apalagi tentang
analisis kebijakanny. Istilah yang paling sering dipakai untuk pendapatan nasional adalah
5. 5
produk domestic bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP). Istilah tersebut merujuk
pada pengertian :
“nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah
perekonomian dalam satu periode (kurun waktu) dengan menggunakan factor-faktor
produksi yang berada (berlokasi) dalam perekonomian tersebut”
Tercakup dalam definisi diatas adalah :
1. Produk dan jasa akhir, dalam pengertian barang dan jasa yang dihitung dalam PDB
adalah barang dan jasa yang digunakan pemaki terakhir (untuk konsumsi).
2. Harga pasar, yang menunjukan bahwa nilai output nasional tersebut dihitung
berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang bersangkutan.
3. Factor-faktor produksi yang berlokasi di Negara yang bersangkutan, dalam arti
perhitungan PDB tidak mempertimbangkan asal factor produksi (milik perekonomian
atau milik asing) yang digunakan dalam menghasilkan output.
Mungkin yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara menghitungnya dan masalah –
masalah apa yang timbul dari cara penghitungan tersebut. Mengingat kegiatan yang dianalisis
dalam teori ekonomi makro lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan teori ekonomi
makro, maka ada dua langkah yang harus dilakukan sebelum mampu menghitung PDB.
Langkah pertama adalah pemahaman tentang siklus aliran pendapatan dan pengeluaran dalam
konteks makro. Langkah kedua adalah bagaimana (lewat pasar-pasar apa saja) para pelaku
ekonomi berinteraksi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini , yaitu :
1. Sejarah pendapatan nasional
2. Pengertian pendapatan nasional
3. Konsep pendapatan nasional
4. Factor yang mempengaruhi pendapatan nasional
5. Perhitungan pendapatan nasional
6. Pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional (y)
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini , yaitu :
6. 6
1. Untuk mengetahui Sejarah dari pendapatan nasional
2. Untuk mengetahui Pengertian dari pendapatan nasional
3. Untuk mengetahui Konsep-konsep apa saja yang terdapat dalam pendapatan nasional
4. Untuk mengetahui Factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pendapatan
nasional
5. Untuk mengetahui bagaimana cara Perhitungan pendapatan nasional
6. Untuk mengetahui Pendekatan-pendekatan apa saja yang termasuk dalam
perhitungan pendapatan nasional (y)
7. 7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejaran Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang
berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak
disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern,
konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut
mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto
(Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap
tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
2.2 Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanya selama satu tahun.
2.3 Konsep Pendapatan Nasional
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah
negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang
belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap
bersifat bruto/kotor.
ü Pertumbuhan GDP
Peningkatan/ pertumbuhan GDP à Tingkat pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan GDP, karena:
8. 8
1. Perubahan ketersediaan resources
2. Peningkatan produktifitasà efisiensi
penggunaan resources
ü Pengukuran GDP
Berdasarkan sirkulasi kegiatan ekonomi, GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara, yaitu sebagai:
1. Total nilai dari aliran produk akhir
2. Total biaya atau penghasilan input yang digunakan untuk memproduksi output
Karena profit merupakan konsep residu, maka kedua cara tersebut menghasilkan total GDP
yang sama.
Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di
luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negara tersebut.
Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering pula disebutreplacement). Replacement penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya
bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan
meskipun relatif kecil.
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakatsebagai pemilik faktor produksi. Besarnya
NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak
langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan
kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas
9. 9
jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang,
bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan
perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap
badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan),
dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI)
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-
barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari
keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai
tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan
penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional Jika terjadi
perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi
secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung
menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan
menambah pengangguran.
Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan
10. 10
(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara
konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah
laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran
agregat.
2.5 Perhitungan Pendapatan Negara
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa,
bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama
satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepadaperusahaan.
– Rumus Pendekatan pendapatan : Y = R + W + I + P
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang
dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris,ekstraktif, jasa, dan niaga selama
satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah
nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
– Rumus Pendekatan produksi : Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n
P = harga
Q = kuantitas
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi
(Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ()
11. 11
– Pendekatan Pengeluaran : Y = C + I + G + (X-M)
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
– Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp.
420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan
harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Pada hakekatnya sistem tersebut adalah suatu cara pengumpulan informasi mengenai
perhitungan:
1. Nilai barang-barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara.
2. Nilai berbagai jenis pengeluaran ke atas produk nasional yang diciptakan.
3. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan
untuk menciptakan produksi nasional tersebut.
Untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diciptakan oleh suatu perekonomian tiga cara
perhitungan dapat digunakan, yaitu:
1. Cara pengeluaran
Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan jumlah pengeluaran ke atas barang dan
jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut.
12. 12
2. Cara produksi atau cara produk neto
Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang
atau jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.
3. Cara pendapatan
Dalam perhitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan
nasional.
2.6 Pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional (Y)
Ada 3 pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional, yaitu:
1) Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah atau value added approach.
2) Pendekatan pendapatan atau income approach atau earning approach.
3) Pendekatan pengeluaran atau expenditure approach.
GNP (Gross National Product) atau PNB (Produk Nasional Bruto) didefinisikan sebagai nilai
pasar untuk semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama
satu tahun.
A. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)
1. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA
SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan
investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I
1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah
sebagai berikut.
Jawab:
13. 13
Y = a + I
1 – b
= 20 + 10
1– 0,75
= 30
0,25
= 120 milyar rupiah
2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA
SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi
(I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr).
Y = C + I + G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer
(Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai
berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G
1 – b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
1 – 0,75
= 149 milyar rupiah
3. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN
EMPAT SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X)
dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
14. 14
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr)
= 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1 – b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
1 – 0,75
= 153 milyar rupiah
B. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA (K)
Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat
menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara jelas
bagaimana menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan
lebih mudah dilakukan dengan menggunakan aljabar.
Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja
diakibatkan oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran
pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan
diterangkan dalam uraian berikut ini.
Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi,
pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan
nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini:
1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.
2. Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya
adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah
pajak proporsional, yaitu: T = tY.
3. Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal
adalah G.
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y = K . ∆I
Dimana K adalah angka pengganda.
15. 15
1. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA
SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan
investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
2. PERHITUNGAN ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA
SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer:
(Tr) = 5.
Ditanya:
1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah sebesar 2.
Jawab:
1. Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
1. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
2. Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
16. 16
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
3. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
3. PERHITUNGAN DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr)
= 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3.
Ditanya:
1. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
2. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
sebesar 2.
3. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
4. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah sebesar 2.
5. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan ekspor sebesar 2.
6. Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan impor sebesar 2.
Jawab:
1. Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
2. Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
3. Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
17. 17
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
5. Apabila terdapat tambahan ekspor
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
6. Apabila terdapat tambahan impor
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-4) . 2 = -8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah
18. 18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil penulisan makalah diatas maka dapat kita simpulkan bahwa :
Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu : pendekatan
pendpatan, pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran.
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh
faktor-faktor produksi, yaitu tenaga kerja, tanah, modal, dan skill
Pendekatan produksi dilakukan dengan menghitung jumlah barang dan jasa yang diproduksi
berdasarkan sektor lapangan usaha yang terdiri dari 9 sektor utama.
Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam
suatu Negara selama satu tahun. Dengan kata lain, pendapatan perkapita adalah nilai jumlah
barang dan jasa yang tersedia bagi setiap penduduk suatu Negara dalam satu tahun.