SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
LOGO
www.themegallery.com
ANALISIS DISKRIMINAN
Eko Ganiarto
1
Sumber: Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Materi Pembahasan
Pengertian Analisis Diskriminan
1
Analisis Diskriminan Dua Faktor
2
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
3
2 Eko Ganiarto
Pengertian
Analisis diskriminan:
 Suatu teknik statistik yang digunakan untuk
memprediksi probabilitas objek-objek yang terdiri
dari dua atau lebih kategori yang benar-benar
berbeda yang terdapat dalam satu variabel
dependen (terikat) didasarkan pada beberapa
variabel independen (bebas)
Ciri khusus:
 Variabel dependen: tipe kategorik/nominal/ordinal
 Variabel independen: tipe rasio/interval
3 Eko Ganiarto
1
Mengetahui
apakah ada
perbedaan yang
jelas/nyata
antar kelompok
atau grup pada
variabel
dependen.
2
Jika ada
perbedaan,
variabel
independen
mana yang
membuat
perbedaan
tersebut?
3
Membuat fungsi
atau model
diskriminan.
4
Melakukan
klasifikasi
terhadap obyek,
apakah masuk
ke dalam grup/
kelompok 1
atau grup/
kelompok 2
atau lainnya.
Tujuan
4 Eko Ganiarto
Proses Dasar
Memisah
variabel:
-Dependen
-Independen
1
Menentukan
metode untuk
membuat
fungsi
diskriminan:
1. Simul-
taneous
2. Step-wise
2
Uji
signifikansi
fungsi
diskriminan
mengguna-
kan: Wilk’s
Lambda,
F-test , dll.
3
Uji ketepatan
klasifikasi
fungsi
diskriminan,
termasuk
ketepatan
klasifikasi
secara
individual dg
Casewise
Diagnostics
4
Interpretasi
terhadap
fungsi
diskriminan
5
Uji validasi
fungsi
diskriminan
6
5 Eko Ganiarto
Jumlah dan Jenis Sampel
 Secara pasti  tidak ada jumlah yang ideal
 Pedoman umum:
 Untuk setiap variabel independen sebaiknya
ada 5 – 20 data (sampel). Jika ada enam
variabel independen, maka seharusnya
minimal ada 6 x 5 = 30 sampel
 Sebaiknya digunakan 2 jenis sampel:
1. Analysis sample  digunakan utk membuat
fungsi diskriminan
2. Holdout sample (split sample)  digunakan
untuk menguji hasil diskriminan
6 Eko Ganiarto
Jumlah dan Jenis Sampel
 Jika ada 70 sampel:
 35 sampel  analysis sample  hasil 1
 35 sampel  holdout sample  hasil 2
Kemudian hasil 1 dan hasil 2 dibandingkan,
apakah ada perbedaan atau tidak?
Bila hasilnya hampir sama besar  valid
7 Eko Ganiarto
Asumsi Analisis Diskriminan
1. Variabel independen  distribusi normal
Jika tidak normal  masalah dalam ketepatan fungsi
(model) diskriminan  alternatif solusi : gunakan
analisis regresi logistik
2. Tidak ada korelasi antar variabel independen (tidak
terjadi multikolinearitas)
3. Tidak ada data yang ekstrim (outlier)
4. Matriks kovarians dari semua variabel independen
harus sama (equal)  varians sama
8 Eko Ganiarto
Model
Y = X1 + X2 + X3 + ...+ Xn
Non metrik Metrik
Data kategorik/
nominal/ordinal
Data interval/rasio
Misal:
1 = Golongan miskin
2 = Golongan menengah
3 = Golongan kaya
9 Eko Ganiarto
Model
D = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ...+ bnXn
D = Nilai (skor) diskriminan dari responden
D adalah variabel dependen (terikat/tak bebas)
b0 = Konstanta
b1...bn = Koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel
X1...Xn = Variabel independen (bebas)
10 Eko Ganiarto
Contoh Penggunaan Analisis Diskriminan
1. Bagaimana mengetahui pelanggan yang loyal dapat
dibedakan dengan yang tidak loyal berdasarkan karakteristik
demografinya?
2. Apakah ada perbedaan antara pelanggan pasar modern dan
pasar tradisional? Kalau ada, variabel apa saja yang bisa
membedakan/mendiskriminasi secara signifikan?
3. Seorang analis kredit sebuah bank ingin mengetahui apakah
calon debitur merupakan nasabah yang jujur atau tidak
berdasarkan data/catatan pribadi dari nasabah tersebut.
4. Seorang dokter bisa menggunakan data tekanan darah,
berat badan, kolesterol dll, untuk membedakan pasien yang
kemungkinan besar akan terkena serangan jantung dan
yang tidak.
11 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
I. Uji Variabel
 Akan dibuat model seperti regresi, 1 variabel dependen
dan 2 atau lebih variabel independen
 Prinsip  membuat model yang bisa secara jelas
menunjukkan perbedaan (diskriminasi) antar isi variabel
dependen.
 Langkah pertama adalah menguji apakah semua
variabel independen berbeda secara nyata berdasar
variabel dependen
12 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
Kasus 1
Sebuah perusahaan air mineral mengumpulkan data
sekelompok konsumen (75 orang) dengan variabel sbb.:
 Tipe konsumen  variabel dependen
Kode 0 = SEDIKIT (sedikit minum air mineral)
Kode 1 = BANYAK (banyak minum air mineral)
 Usia konsumen (tahun)
 Berat badan konsumen (kg)
 Tinggi badan konsumen (cm)
 Pendapatan konsumen (Rp ribu/bulan)
 Jam kerja konsumen dlm sehari (jam)
 Kegiatan olah raga konsumen dlm sehari (jam)
13 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
1. Menilai Variabel yang Layak untuk Dianalisis
Langkah-langkah:
1. Buka file diskriminan.sav
2. Menu  Analyze  Classify  Discriminant ...
 Masukkan variabel minum ke bagian GROUPING VARIABLE
 Buka icon DEFINE RANGE ..., masukkan :
• Angka 0 pada Minimum
• Angka 1 pada Maximum
 Tekan tombol CONTINUE
 Masukkan variabel usia, berat, tinggi, income, jamkerja dan
olahraga ke kotak INDEPENDENT.
 Klik icon STATISTICS; pada bagian DESCRIPTIVES, aktifkan
pilihan Univariate ANOVAs dan Box’s M. Abaikan bagian lain dan
klik CONTINUE utk kembali ke kotak dialog utama
14 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
 Abaikan bagian lain dan tekan OK untuk proses uji variabel 
Output disimpan pada file DISKRIMINAN UJI VARIABEL.spv
TIDAK SEMUA BAGIAN OUTPUT DITAMPILKAN, HANYA BAGIAN
OUTPUT YANG RELEVAN SAJA YANG AKAN DIBAHAS.
Tdk berbeda nyata
Signifikan/berbeda
nyata
Signifikan/Berbeda
nyata
15 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
Analisis:
 Tabel Test of Equality of Group Means adalah hasil pengujian utk setiap
variabel bebas yang ada.
 Keputusan diambil dengan 2 cara:
1. Dengan angka Wilk’s Lambda; berkisar 0 – 1.
Jika mendekati 0  rata-rata antar grup cenderung berbeda
Jika mendekati 1  rata-rata antar grup cenderung sama
Dari tabel terlihat semua variabel  mendekati 1  sulit ditentukan
secara pasti  perlu bantuan uji F (ANOVA)
2. Dengan F-test (ANOVA)  lihat angka Sig.
Jika Sig. > 0.05  tidak ada perbedaan antar grup
Jika Sig. < 0.05  ada perbedaan antar grup
Variabel Jamkerja  Sig. = 0.783 > 0.05  tdk memengaruhi
banyak sedikitnya konsumsi air mineral.
16 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
 Dari 6 variabel, ada 5 variabel yang berbeda secara signifikan untuk dua
grup diskriminan, yaitu variabel USIA, BERAT, TINGGI, INCOME dan
OLAHRAGA  Sedikit atau banyaknya konsumsi seseorang akan air
mineral dipengaruhi oleh usia, berat dan tinggi badan, tingkat
penghasilan dan kegiatan olahraganya.
2. Uji Kesamaan Covarian Matrices  Box’s M
Sig. > 0.05  group covariance
matrices adalah sama
17 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
Uji Kesamaan Covarian Matrices  Log Determinants
Angka-angka ini tdk
berbeda banyak, artinya
group covariance matrices
adalah relatif sama
18 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
II. Melakukan Analisis Diskriminan – Proses Diskriminan
Dari uji variabel diketahui ada 5 variabel lolos uji, yaitu USIA, BERAT,
TINGGI, INCOME dan OLAHRAGA. Langkah selanjutnya adalah
membuat model diskriminan dua faktor untuk kasus tersebut.
Langkah-langkah:
1. Buka file diskriminan.sav
2. Menu  Analyze  Classify  Discriminant ...
 Masukkan variabel minum ke bagian GROUPING VARIABLE
 Buka icon DEFINE RANGE ..., masukkan :
• Angka 0 pada Minimum
• Angka 1 pada Maximum
 Tekan tombol CONTINUE
19 Eko Ganiarto
 Masukkan variabel usia, berat, tinggi, income, jamkerja dan
olahraga ke kotak INDEPENDENT.
 Klik icon STATISTICS; pada bagian DESCRIPTIVES, aktifkan
pilihan Means.
 Pada bagian FUNCTION COEFFICIENTS, aktifkan pilihan
Fisher’s dan Unstandardized.
 Abaikan bagian lain, lalu klik CONTINUE utk kembali ke kotak
dialog utama
 Pada kotak DISCRIMINANT, klik Use stepwise method  icon
METHOD akan terbuka  klik icon METHOD.
• Pada bagian METHOD  pilih Mahalanobis distance
• Pada bagian CRITERIA  pilih Use Probability of F, namun
jangan mengubah isi yang sudah ada
 Abaikan bagian lain, klik CONTINUE
 Klik icon CLASSIFY:
Analisis Diskriminan Dua Faktor
20 Eko Ganiarto
• Pada bagian DISPLAY, aktifkan pilihan Casewise results 
utk membandingkan kasus awal dengan model diskriminan
• Pada bagian DISPLAY, aktifkan juga pilihan Leave-one-out-
classification  utk menampilkan data yang cocok dengan
hasil proses diskriminan dan mana yg tdk cocok.
 Abaikan bagian lain, klik CONTINUE.
 Klik OK untuk proses data.
III. Analisis Output Diskriminan
Output disimpan dalam file DISKRIMINAN 2 FAKTOR
Analisis Diskriminan Dua Faktor
21 Eko Ganiarto
Tabel GROUP STATISTICS  berisi data statistik (deskriptif) yang
utama, yaitu rata-rata dan standar deviasi dari kedua grup konsumen.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
22 Eko Ganiarto
Tabel ini menyajikan variabel mana saja dari lima variabel input yang
bisa dimasukkan dalam persamaan diskriminan
Analisis Diskriminan Dua Faktor
23 Eko Ganiarto
Signifikan
Tabel ini hanya perincian dari proses stepwise pada tabel Variable
Entered/Removed.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
24 Eko Ganiarto
Tabel ini hanya perincian dari proses stepwise  variabel yang tersisa (pada
step terakhir) adalah variabel yang tidak dianalisis lebih lanjut.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
25 Eko Ganiarto
Tabel ini pada prinsipnya menunjukkan varians total dalam discriminant
scores yang tdk bisa dijelaskan oleh perbedaan di antara grup-grup
yang ada.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
26 Eko Ganiarto
Terjadi penurunan nilai Lambda : dari 89,4%
menjadi 76,3%  penurunan dalam varians total
dalam discriminant score yg tdk bisa dijelaskan
oleh perbedaan di antara grup-grup yang ada 
baik
Tabel di atas mengukur keeratan hubungan antara discriminant score dengan
grup.
Tabel Wilk’s Lambda di atas menyatakan angka akhir dari Wilk’s Lambda 
sama dengan angka terakhir step 3 pada tabel Wilk’s Lambda sebelumnya.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
27 Eko Ganiarto
Cukup tinggi
(skala 0 – 1)
Tabel ini menjelaskan korelasi antara variabel independen dengan fungsi
diskriminan yang terbentuk.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
28 Eko Ganiarto
Tabel ini menunjukkan koefisien persamaan/fungsi diskriminan.
z Score = 7,884 + 0,064 BERAT – 0,093 TINGGI + 0,006 INCOME
Analisis Diskriminan Dua Faktor
29 Eko Ganiarto
Tabel ini menunjukkan perbedaan centroid (group means) antara dua
grup.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
30 Eko Ganiarto
Tabel di atas memperlihatkan komposisi ke-75 responden  37 responden di
grup banyak dan 38 responden di grup sedikit.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
31 Eko Ganiarto
1. Mereka yang minum air mineral SEDIKIT:
SCORE = -297,882 + 0,035 BERAT + 3,587 TINGGI + 0,036 INCOME
2. Mereka yang minum air mineral BANYAK:
SCORE = -306,557 - 0,035 BERAT + 3,690 TINGGI + 0,030 INCOME
Analisis Diskriminan Dua Faktor
Tabel ini mempelihatkan fungsi diskriminan dari Fisher yang membuat
semacam persamaan regresi dengan pembagian berdasarkan kode grup.
32 Eko Ganiarto
Tabel ini (diperlihatkan sebagian) pada prinsipnya ingin menguji apakah model
diskriminan yang terbentuk akan mengelompokkan dengan tepat seorang
responden pada kategori minum BANYAK atau SEDIKIT.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
33 Eko Ganiarto
 Untuk aplikasi pada perhitungan score pada tabel Casewise Statistics
digunakan fungsi Unstandardized:
zScore = 7,884 + 0,064 BERAT – 0,093 TINGGI + 0,006 INCOME
 Contoh:
Responden 1, Rusdi, kategori minum SEDIKIT:
Berat = 65 kg; Tinggi = 154 cm; Income = Rp 680.000/bulan
Maka perhitungan score untuk Rusdi adalah:
z Score = 7,884 + (0,064*65) - (0,093*154) + (0,006*680) = 1,802
Bandingkan hasil tsb. dgn output SPSS pada tabel Casewise
Statistics kolom terakhir (Discriminant Scores), yang hasilnya 1,571.
Perbedaan angka tersebut karena adanya pembulatan  seharusnya
hasilnya mendekati/hampir sama dengan 1,571 (score 1,802 terlalu
besar karena ada pembulatan).
Analisis Diskriminan Dua Faktor
34 Eko Ganiarto
 Hasil score tersebut selanjutnya dibandingkan dengan cut off score
(nilai batas/nilai kritis), untuk mengetahui apakah case (responden)
masuk ke grup SEDIKIT atau ke grup BANYAK.
Pembuatan Cut off Score (nilai batas) - ZCU
 Lihat tabel Prior Probabilities for Groups  responden SEDIKIT = 38
orang dan responden BANYAK = 37 orang.
ZCU = NA.ZB + NB.ZA
NA + NB
Zcu = Angka kritis, sebagai cut off score
NA = Jumlah sampel di grup A (SEDIKIT)
NB = Jumlah sampel di grup B (BANYAK)
ZA = Angka centroid pada grup A
ZB = Angka centroid pada grup B
Analisis Diskriminan Dua Faktor
35 Eko Ganiarto
 Perhitungan:
ZCU = NA.ZB + NB.ZA
NA + NB
= 38.(-0,557)+37.(0,542)
38 + 37
= - 0,01483  praktis sama dengan nol (0)
 Penggunaan angka ZCU (Discriminating Z Score):
 Angka skor kasus > ZCU  masuk ke grup SEDIKIT (kode 0)
 Angka skor kasus < ZCU  masuk ke grup BANYAK (kode 1)
 Lihat kembali tabel Casewise Statistics
Analisis Diskriminan Dua Faktor
36 Eko Ganiarto
Bandingkan dengan angka Zcu (= 0),
Jika > Zcu  masuk ke grup SEDIKIT
Jika < Zcu  masuk ke grup BANYAK
37 Eko Ganiarto
Data awal
menyatakan case 1
dikategorikan sbg
grup 0 (SEDIKIT)
Hasil perhitungan
score case 1
diprediksi masuk ke
grup 0  sama
dengan aktual 
fungsi diskriminan
MAMPU mengka-
tegorikan case 1
dengan tepat
Hasil prediksi (1)
tdk sama dengan
aktual (0)  fungsi
diskriminan TIDAK
mampu mengkate-
gorikan case 7 dgn
tepat (tanda **)
Kemungkinan case 1
tepat diklasifikasikan
ke grup 0 adalah 85%
Kemungkinan case 1 tidak
tepat diklasifikasikan ke
grup 0 adalah 15%
38 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Dua Faktor
Tabel ini memperlihatkan seberapa jauh klasifikasi sudah tepat  ((27+24)/75) =
68 %  ketepatannya tergolong tinggi.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
Disarankan gunakan
metode ini untuk mengu-
rangi bias pada proses
klasifikasi  hasilnya
ternyata juga sama yaitu
68 % tepat.
39 Eko Ganiarto
 Setelah terbukti bahwa fungsi diskriminan mempunyai ketepatan
prediksi yang tinggi, maka fungsi diskriminan tersebut bisa
digunakan untuk memprediksi sebuah kasus, apakah akan
diklasifikasikan ke tipe SEDIKIT minum air mineral atau ke tipe
BANYAK minum air mineral.
 Contoh Kegunaan:
Jika seorang konsumen bernama Budi, dgn berat badan 70 kg,
tinggi 175 cm, dan mempunyai income Rp 1.000.000,-/bulan 
maka nilai z score-nya:
zScore = 7,884+(0,064*70) – (0,093*175) + (0,006*1.000)
= 2,409
Karena 2,409 > 0 (angka kritis kasus ini)  masuk grup 0 (SEDIKIT)
Jadi, Budi termasuk tipe konsumen yang sedikit minum air mineral.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
40 Eko Ganiarto
KESIMPULAN:
1. Ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang banyak minum
air mineral dengan mereka yang sedikit meminumnya. Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis Wilk’s Lambda.
2. Variabel yang membuat perilaku konsumsi air mineral mereka
berbeda adalah BERAT BADAN, TINGGI BADAN, dan INCOME.
Hal ini dapat dilihat pada step analisis awal, baik pada bagian
Variable in Analysis maupun Variable Not in Analysis.
3. Model/fungsi diskriminan untuk kasus ini adalah:
zScore = 7,884 + 0,064 BERAT – 0,093 TINGGI + 0,006 INCOME
4. Model diskriminan di atas mempunyai ketepatan mengklasifikasi
kasus sebesar 68%. Karena di atas 50% ketepatan model sudah
dianggap tinggi, maka model di atas bisa digunakan untuk
mengklasifikasikan sebuah kasus pada tipe minum tertentu.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
41 Eko Ganiarto
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
Kasus 2
Data sama dengan kasus sebelumnya, namun variabel dependennya
menjadi 3:
 Tipe konsumen  variabel dependen
Kode 0 = SEDIKIT (sedikit minum air mineral)
Kode 1 = SEDANG (sedang minum air mineral)
Kode 2 = BANYAK (banyak minum air mineral)
 Usia konsumen (tahun)
 Berat badan konsumen (kg)
 Tinggi badan konsumen (cm)
 Pendapatan konsumen (Rp ribu/bulan)
 Jam kerja konsumen dlm sehari (jam)
 Kegiatan olah raga konsumen dlm sehari (jam)
42 Eko Ganiarto
Tujuan analisis diskriminan pada kasus 2 adalah:
1. Mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara ketiga
tipe responden tersebut? Atau ingin mengetahui apakah mereka
yang tergolong minum sedikit air mineral mempunyai perbedaan
(dalam usia, berat badan, tinggi badan, income, jam kerja dan
waktu berolahraga) dengan mereka yang termasuk peminum
sedang dan banyak?
2. Mengetahui variabel apa saja yang membuat perilaku konsumsi air
mineral mereka berbeda?
3. Membuat model/fungsi diskriminan, untuk menentukan apakah
seseorang termasuk ke dalam tipe peminum sedikit, sedang atau
banyak.
4. Menguji apakah fungsi diskriminan di atas mempunyai tingkat
ketepatan yang cukup tinggi.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
43 Eko Ganiarto
Penyelesaian:
I. Proses Analisis Diskriminan
Langkah-langkah:
1. Buka file diskriminan 3 faktor.sav
2. Menu  Analyze  Classify  Discriminant ...
 Masukkan variabel minum ke bagian GROUPING VARIABLE
 Buka icon DEFINE RANGE ..., masukkan :
• Angka 0 pada Minimum
• Angka 2 pada Maximum
 Tekan tombol CONTINUE
 Masukkan variabel usia, berat, tinggi, income, jamkerja dan olahraga
ke kotak INDEPENDENT.
 Klik icon STATISTICS; pada bagian DESCRIPTIVES, aktifkan pilihan
Univariate ANOVAs
 Pada bagian FUNCTION COEFFICIENTS, aktifkan hanya
Unstandardized
 CONTINUE utk kembali ke kotak dialog utama
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
44 Eko Ganiarto
Langkah-langkah (lanjutan):
3. Pada bagian tengah kotak dialog utama, klik pilihan Use stepwise method,
lalu icon METHOD akan aktif. Klik METHOD:
 Pilih Mahalanobis distance.
 Pada bagian CRITERIA, pilih Use Probability of F, namun jangan
mengubah isi yang sudah ada (default)
 Pada bagian DISPLAY, aktifkan kotak F for pairwise distances  untuk
mengetahui kelompok/grup mana yang paling berbeda (paling jauh
jaraknya) dan mana yang paling dekat dengan kelompok lainnya.
 Abaikan bagian lain, tekan CONTINUE untuk kembali ke kotak dialog
utama.
4. Klik icon CLASSIFY;
– Pada bagian DISPLAY, aktifkan pilihan Casewise results
– Aktifkan juga pilihan Leave-one-out-classification
– Pada bagian PLOTS, aktifkan Territorial map
Abaikan yang lain, klik CONTINUE
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
45 Eko Ganiarto
Langkah-langkah (lanjutan):
5. Klik icon SAVE  berfungsi untuk menyimpan hasil proses analisis
diskriminan dalam bentuk variabel baru di DATA EDITOR.
 Aktifkan pilihan Prediction group membership dan Discriminant scores.
 Abaikan bagian lain, tekan CONTINUE untuk kembali ke kotak dialog
utama.
6. Klik OK untuk proses data.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
46 Eko Ganiarto
II. Output dan Analisis
Ada 2 jenis output:
1. Output berupa data file baru (tipe sav) yang berisi data semula
dengan tambahan tiga variabel (kolom) baru hasil proses
diskriminan  dapat dilihat pada file diskriminan 3 faktor
hasil.sav
2. Output dengan ekstensi spo, yang bisa disimpan dengan nama
diskriminan 3 faktor.spv
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
47 Eko Ganiarto
1. Uji Variabel
 Tabel di atas berfungsi untuk menguji apakah ada perbedaan yang
signifikan antar grup untuk tiap variabel.
 Dari enam variabel independen, hanya tiga variabel yang berbeda secara
signifikan untuk 3 grup, yaitu USIA, BERAT dan OLAHRAGA  artinya
perilaku minum air mineral dipengaruhi oleh usia, berat badan dan waktu
yang yang digunakan untuk aktivitas olahraga
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
48 Eko Ganiarto
2. Variabel yang Membentuk Fungsi Diskriminan
 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya 2 variabel yang akan
digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan, yaitu variabel USIA dan
BERAT.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
49 Eko Ganiarto
3. Proses Pemasukan Variabel Dilihat dari Angka Wilk’s Lambda
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
Signifikan, karena < 0,05  artinya
kedua variabel (USIA dan BERAT)
memang berbeda untuk ketiga tipe
konsumen.
Varians yang tidak bisa dijelaskan
oleh perbedaan antar grup turun
dari 90,4% menjadi 78,9 %  BAIK
50 Eko Ganiarto
4. Analisis Perbedaan Antar-Grup Konsumen
 Pada step 2 (proses akhir), jarak antara grup SEDIKIT dan grup BANYAK adalah yg terbesar
(8,697)  artinya bahwa konsumen di grup SEDIKIT paling berbeda profilnya (usia dan berat
badannya) dibanding dengan konsumen yang BANYAK minumnya.
 Sedangkan jarak terkecil adalah antara grup SEDANG dan grup BANYAK (0,929)  artinya
usia dan berat badan konsumen yang konsumsi air mineralnya sedang mempunyai
perbedaan yang kecil dengan mereka yang konsumsinya banyak.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
51 Eko Ganiarto
5. Uji Perbedaan Antar Grup Konsumen
 Karena ada 3 grup, maka akan terbentuk 2 fungsi diskriminan:
- Fungsi diskriminan 1  utk memilih mana yang masuk grup SEDIKIT atau SEDANG
- Fungsi diskriminan 2  utk memilih mana yang masuk grup SEDANG atau BANYAK
 Angka Canonical Correlation  mengukur keeratan hubungan antara discriminant
score dengan grup = 0,458  keeratan hubungan cukup tinggi pada fungsi pertama.
 Walaupun angka canonical correlation untuk fungsi kedua rendah (lemah = 0,03), tapi
kedua fungsi tetap digunakan untuk interpretasi selanjutnya.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
52 Eko Ganiarto
 Dari tabel di atas, dilakukan uji hipotesis:
- Test of Function(s) 1 through 2
Ho : Tidak ada beda rata-rata (centroid) dari kedua fungsi diskriminan
H1 : Ada beda rata-rata (centroid) dari kedua fungsi diskriminan
- Lihat kolom Sig.  Sig. = 0,002 < 0,05  tolak Ho  ada beda centroid antar dua
fungsi diskriminan  perilaku minum ketiga tipe konsumen memang berbeda.
- Lihat baris 2 (Test of Function(s) 2)  hanya menguji fungsi diskriminan kedua
(antara mereka yang tipe minumnya SEDANG dengan yang tipe minumnya
BANYAK).
- Lihat angka Sig. = 0,799 > 0,05  tdk signifikan  tdk ada perbedaan profil (usia
dan berat) antara tipe minum SEDANG dan BANYAK.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
53 Eko Ganiarto
6. Penamaan Fungsi Diskriminan 1 dan 2
 Tabel Structure Matrix menjelaskan korelasi antara variabel independen dengan dua
fungsi diskriminan yang terbentuk (Fungsi 1 dan 2).
 Variabel dengan tanda huruf b  tdk diikutkan dalam fungsi diskriminan
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
Korelasi BERAT dg Fungsi 1 > dg Fungsi 2  BERAT
masuk ke fungsi diskriminan 1
Korelasi USIA dg Fungsi 2 > dg Fungsi 1  USIA
masuk ke fungsi diskriminan 2
54 Eko Ganiarto
7. Membuat Fungsi Diskriminan 1 dan 2
Tabel di atas digunakan untuk membuat fungsi diskriminan 1 dan 2.
Fungsi Diskriminan 1: Z Score_1 = -7,169 + 0,093 USIA + 0,079 BERAT
 utk memilah konsumen dg tipe SEDIKIT atau SEDANG
Fungsi Diskriminan 2: Z Score_2 = -0,516 + 0,129 USIA – 0,064 BERAT
 utk memilah konsumen dg tipe SEDANG atau BANYAK
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
55 Eko Ganiarto
8. Penggunaan Fungsi Diskriminan
Misal: Rusdi (konsumen) dengan data: Usia = 40 thn dan Berat = 65 kg, maka:
Z Score_1 = -7,169 + (0,093*40) + (0,079*65) = 1,686 atau 1,648 (output SPSS)
Z Score_2 = -0,516 + (0,129*40) – (0,064*65) = 0,484 atau 0,480 (output SPSS)
 Perbedaan nilai di atas karena adanya pembulatan
 Dengan nilai Zscore_1 = 1,648 dan Zscore_2 = 0,480, di manakah “tempat”
Rusdi ? Atau di tipe apakah Rusdi dimasukkan (SEDIKIT, SEDANG atau
BANYAK)?
 Untuk menjawab pertanyaan tersebut  digunakan bantuan “TERRITORIAL
MAP”
Territorial Map pada dasarnya memetakan (mapping) batas-batas setiap kode
berdasarkan sumbu X (fungsi diskriminan 1) dan sumbu Y (fungsi diskriminan
2). Dengan melihat koordinat sebuah kasus  dapat dilihat dengan mudah di
teritori (daerah) mana kasus itu berada.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
56 Eko Ganiarto
9. Mengetahui Centroid (Rata-rata Tiap Grup) dengan Tabel dan Grafik
 Centroid  nilai rata-rata fungsi Z score dari tiap objek yang ada pada
grup. Dalam kasus ini, ada 3 grup  ada 3 centroid, masing-masing untuk
grup SEDIKIT, grup SEDANG dan grup BANYAK.
 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa centroid untuk grup SEDIKIT adalah
0,622 pada function 1 (fungsi diskriminan 1) dan -0,012 pada function 2
(fungsi diskriminan 2). Demikian seterusnya untuk tipe lainnya (SEDANG
dan BANYAK).
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
57 Eko Ganiarto
Contoh Penggunaan
Territorial Map
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
Centroid
SEDIKIT
Centroid
SEDANG
Centroid
BANYAK
Untuk kasus Rusdi:
Koordinatnya:
(1.648, 0.48), maka ia
ada di daerah SEDIKIT,
artinya Rusdi termasuk
tipe yang minum
SEDIKIT air mineral.
58 Eko Ganiarto
10. Komposisi Anggota Grup
 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa anggota grup SEDIKIT = 28 orang,
grup SEDANG = 26 orang dan grup BANYAK = 21 orang
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
59 Eko Ganiarto
11. Menilai Kelayakan Fungsi Diskriminan
 Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 54,7% data telah terklasifikasi dengan
benar. Dari hasil validasi silang menunjukkan angka 49,3%. Kedua angka
tersebut ada di sekitar 50%  fungsi diskriminan yang dibentuk sudah layak
untuk membedakan ketiga tipe konsumen.
Analisis Diskriminan Tiga Faktor
60 Eko Ganiarto
KESIMPULAN:
1. Ada perbedaan yang signifikan antara konsumen yang sedikit
minum air mineral dengan konsumen yang sedang dan banyak
meminumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Wilk’s
Lambda.
2. Variabel yang membuat perilaku konsumsi air mineral mereka
berbeda adalah USIA dan BERAT BADAN.
3. Ada 2 model/fungsi diskriminan yang dibentuk:
zScore_1 = -7,169 + 0,093 USIA + 0,079 BERAT
zScore_2 = -0,516 + 0,129 USIA – 0,064 BERAT
4. Karena hasil validasi sekitar 50%, maka fungsi diskriminan yang
terbentuk dianggap tepat untuk menggolongkan konsumen
berdasar usia dan berat badannya, ke dalam grup SEDIKIT,
SEDANG atau BANYAK.
Analisis Diskriminan Dua Faktor
61 Eko Ganiarto
LOGO
www.themegallery.com

More Related Content

What's hot

(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt
(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt
(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt
OciCi
 
Bab v-kuartil-desil-dan-persentil
Bab v-kuartil-desil-dan-persentilBab v-kuartil-desil-dan-persentil
Bab v-kuartil-desil-dan-persentil
Ir. Zakaria, M.M
 
Analisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_bergandaAnalisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_berganda
Ula Hijrah
 

What's hot (20)

PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
 
(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt
(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt
(#2) Pengantar Analisis Regresi Sederhana.ppt
 
PPT SPSS-Statistika
PPT SPSS-StatistikaPPT SPSS-Statistika
PPT SPSS-Statistika
 
Bab v-kuartil-desil-dan-persentil
Bab v-kuartil-desil-dan-persentilBab v-kuartil-desil-dan-persentil
Bab v-kuartil-desil-dan-persentil
 
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVAStatistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
Statistik Industri - Faktorial ANOVA - ANOVA dua arah - two way ANOVA
 
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
 
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadratUji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadrat
 
Ukuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.pptUkuran penyebaran.ppt
Ukuran penyebaran.ppt
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi bergandaPpt ekonometrika analisis regresi berganda
Ppt ekonometrika analisis regresi berganda
 
uji linieritas
uji linieritasuji linieritas
uji linieritas
 
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptSTATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
 
Analisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_bergandaAnalisis regresi linear_berganda
Analisis regresi linear_berganda
 
Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)Analisis Korelasi Kanonik (1)
Analisis Korelasi Kanonik (1)
 
Bab 2 revisi
Bab 2 revisiBab 2 revisi
Bab 2 revisi
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
 
Pembahasan Anova
Pembahasan AnovaPembahasan Anova
Pembahasan Anova
 
APG Pertemuan 7 : Manova (2)
APG Pertemuan 7 : Manova (2)APG Pertemuan 7 : Manova (2)
APG Pertemuan 7 : Manova (2)
 

Similar to 4_Analisis Diskriminan.ppt

Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah Assagaf
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
Aminullah Assagaf
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
Aminullah Assagaf
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
AminullahAssagaf3
 
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah Assagaf
 
Analisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdf
Analisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdfAnalisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdf
Analisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdf
211202207456
 
Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013
Viryano Xls
 

Similar to 4_Analisis Diskriminan.ppt (20)

Analisis Multivariat_Diskriminan.ppt
Analisis Multivariat_Diskriminan.pptAnalisis Multivariat_Diskriminan.ppt
Analisis Multivariat_Diskriminan.ppt
 
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
Aminullah assagaf model multiple discriminant analysis (mda) 19 feb 2021
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
38 model multiple discriminant analysis (mda)
38  model multiple discriminant analysis (mda)38  model multiple discriminant analysis (mda)
38 model multiple discriminant analysis (mda)
 
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
Aminullah assagaf p34 multivariate data analysis_19 feb 2021
 
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
14&# *analisis diskriminan udayana f.pdf
 
Modul diskriminan
Modul diskriminanModul diskriminan
Modul diskriminan
 
Metode statistik multivariat
Metode statistik multivariatMetode statistik multivariat
Metode statistik multivariat
 
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaanCara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
Cara menentukan faktor determinan tingkat kesukaan
 
Narasi
NarasiNarasi
Narasi
 
Note spss research project
Note spss research projectNote spss research project
Note spss research project
 
Modul spss non par utk psikologi
Modul spss non par utk psikologiModul spss non par utk psikologi
Modul spss non par utk psikologi
 
Statistika i (2)
Statistika i (2)Statistika i (2)
Statistika i (2)
 
Analisis multivariat
Analisis multivariatAnalisis multivariat
Analisis multivariat
 
analisis regresi moderasi kelompok 1.pptx
analisis regresi moderasi kelompok 1.pptxanalisis regresi moderasi kelompok 1.pptx
analisis regresi moderasi kelompok 1.pptx
 
Pengantar spss
Pengantar spssPengantar spss
Pengantar spss
 
Analisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdf
Analisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdfAnalisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdf
Analisis Kuantitatif#1_Pengenalan SPSS.pdf
 
Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013Modul spss-statistik-2013
Modul spss-statistik-2013
 
Materi_SPSS.ppt
Materi_SPSS.pptMateri_SPSS.ppt
Materi_SPSS.ppt
 

Recently uploaded

Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
firbadian97
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
mumtaza6
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Obat Telat Bulan Di Bandung
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 

Recently uploaded (11)

Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
 
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangWA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 

4_Analisis Diskriminan.ppt

  • 1. LOGO www.themegallery.com ANALISIS DISKRIMINAN Eko Ganiarto 1 Sumber: Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
  • 2. Materi Pembahasan Pengertian Analisis Diskriminan 1 Analisis Diskriminan Dua Faktor 2 Analisis Diskriminan Tiga Faktor 3 2 Eko Ganiarto
  • 3. Pengertian Analisis diskriminan:  Suatu teknik statistik yang digunakan untuk memprediksi probabilitas objek-objek yang terdiri dari dua atau lebih kategori yang benar-benar berbeda yang terdapat dalam satu variabel dependen (terikat) didasarkan pada beberapa variabel independen (bebas) Ciri khusus:  Variabel dependen: tipe kategorik/nominal/ordinal  Variabel independen: tipe rasio/interval 3 Eko Ganiarto
  • 4. 1 Mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas/nyata antar kelompok atau grup pada variabel dependen. 2 Jika ada perbedaan, variabel independen mana yang membuat perbedaan tersebut? 3 Membuat fungsi atau model diskriminan. 4 Melakukan klasifikasi terhadap obyek, apakah masuk ke dalam grup/ kelompok 1 atau grup/ kelompok 2 atau lainnya. Tujuan 4 Eko Ganiarto
  • 5. Proses Dasar Memisah variabel: -Dependen -Independen 1 Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan: 1. Simul- taneous 2. Step-wise 2 Uji signifikansi fungsi diskriminan mengguna- kan: Wilk’s Lambda, F-test , dll. 3 Uji ketepatan klasifikasi fungsi diskriminan, termasuk ketepatan klasifikasi secara individual dg Casewise Diagnostics 4 Interpretasi terhadap fungsi diskriminan 5 Uji validasi fungsi diskriminan 6 5 Eko Ganiarto
  • 6. Jumlah dan Jenis Sampel  Secara pasti  tidak ada jumlah yang ideal  Pedoman umum:  Untuk setiap variabel independen sebaiknya ada 5 – 20 data (sampel). Jika ada enam variabel independen, maka seharusnya minimal ada 6 x 5 = 30 sampel  Sebaiknya digunakan 2 jenis sampel: 1. Analysis sample  digunakan utk membuat fungsi diskriminan 2. Holdout sample (split sample)  digunakan untuk menguji hasil diskriminan 6 Eko Ganiarto
  • 7. Jumlah dan Jenis Sampel  Jika ada 70 sampel:  35 sampel  analysis sample  hasil 1  35 sampel  holdout sample  hasil 2 Kemudian hasil 1 dan hasil 2 dibandingkan, apakah ada perbedaan atau tidak? Bila hasilnya hampir sama besar  valid 7 Eko Ganiarto
  • 8. Asumsi Analisis Diskriminan 1. Variabel independen  distribusi normal Jika tidak normal  masalah dalam ketepatan fungsi (model) diskriminan  alternatif solusi : gunakan analisis regresi logistik 2. Tidak ada korelasi antar variabel independen (tidak terjadi multikolinearitas) 3. Tidak ada data yang ekstrim (outlier) 4. Matriks kovarians dari semua variabel independen harus sama (equal)  varians sama 8 Eko Ganiarto
  • 9. Model Y = X1 + X2 + X3 + ...+ Xn Non metrik Metrik Data kategorik/ nominal/ordinal Data interval/rasio Misal: 1 = Golongan miskin 2 = Golongan menengah 3 = Golongan kaya 9 Eko Ganiarto
  • 10. Model D = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ...+ bnXn D = Nilai (skor) diskriminan dari responden D adalah variabel dependen (terikat/tak bebas) b0 = Konstanta b1...bn = Koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel X1...Xn = Variabel independen (bebas) 10 Eko Ganiarto
  • 11. Contoh Penggunaan Analisis Diskriminan 1. Bagaimana mengetahui pelanggan yang loyal dapat dibedakan dengan yang tidak loyal berdasarkan karakteristik demografinya? 2. Apakah ada perbedaan antara pelanggan pasar modern dan pasar tradisional? Kalau ada, variabel apa saja yang bisa membedakan/mendiskriminasi secara signifikan? 3. Seorang analis kredit sebuah bank ingin mengetahui apakah calon debitur merupakan nasabah yang jujur atau tidak berdasarkan data/catatan pribadi dari nasabah tersebut. 4. Seorang dokter bisa menggunakan data tekanan darah, berat badan, kolesterol dll, untuk membedakan pasien yang kemungkinan besar akan terkena serangan jantung dan yang tidak. 11 Eko Ganiarto
  • 12. Analisis Diskriminan Dua Faktor I. Uji Variabel  Akan dibuat model seperti regresi, 1 variabel dependen dan 2 atau lebih variabel independen  Prinsip  membuat model yang bisa secara jelas menunjukkan perbedaan (diskriminasi) antar isi variabel dependen.  Langkah pertama adalah menguji apakah semua variabel independen berbeda secara nyata berdasar variabel dependen 12 Eko Ganiarto
  • 13. Analisis Diskriminan Dua Faktor Kasus 1 Sebuah perusahaan air mineral mengumpulkan data sekelompok konsumen (75 orang) dengan variabel sbb.:  Tipe konsumen  variabel dependen Kode 0 = SEDIKIT (sedikit minum air mineral) Kode 1 = BANYAK (banyak minum air mineral)  Usia konsumen (tahun)  Berat badan konsumen (kg)  Tinggi badan konsumen (cm)  Pendapatan konsumen (Rp ribu/bulan)  Jam kerja konsumen dlm sehari (jam)  Kegiatan olah raga konsumen dlm sehari (jam) 13 Eko Ganiarto
  • 14. Analisis Diskriminan Dua Faktor 1. Menilai Variabel yang Layak untuk Dianalisis Langkah-langkah: 1. Buka file diskriminan.sav 2. Menu  Analyze  Classify  Discriminant ...  Masukkan variabel minum ke bagian GROUPING VARIABLE  Buka icon DEFINE RANGE ..., masukkan : • Angka 0 pada Minimum • Angka 1 pada Maximum  Tekan tombol CONTINUE  Masukkan variabel usia, berat, tinggi, income, jamkerja dan olahraga ke kotak INDEPENDENT.  Klik icon STATISTICS; pada bagian DESCRIPTIVES, aktifkan pilihan Univariate ANOVAs dan Box’s M. Abaikan bagian lain dan klik CONTINUE utk kembali ke kotak dialog utama 14 Eko Ganiarto
  • 15. Analisis Diskriminan Dua Faktor  Abaikan bagian lain dan tekan OK untuk proses uji variabel  Output disimpan pada file DISKRIMINAN UJI VARIABEL.spv TIDAK SEMUA BAGIAN OUTPUT DITAMPILKAN, HANYA BAGIAN OUTPUT YANG RELEVAN SAJA YANG AKAN DIBAHAS. Tdk berbeda nyata Signifikan/berbeda nyata Signifikan/Berbeda nyata 15 Eko Ganiarto
  • 16. Analisis Diskriminan Dua Faktor Analisis:  Tabel Test of Equality of Group Means adalah hasil pengujian utk setiap variabel bebas yang ada.  Keputusan diambil dengan 2 cara: 1. Dengan angka Wilk’s Lambda; berkisar 0 – 1. Jika mendekati 0  rata-rata antar grup cenderung berbeda Jika mendekati 1  rata-rata antar grup cenderung sama Dari tabel terlihat semua variabel  mendekati 1  sulit ditentukan secara pasti  perlu bantuan uji F (ANOVA) 2. Dengan F-test (ANOVA)  lihat angka Sig. Jika Sig. > 0.05  tidak ada perbedaan antar grup Jika Sig. < 0.05  ada perbedaan antar grup Variabel Jamkerja  Sig. = 0.783 > 0.05  tdk memengaruhi banyak sedikitnya konsumsi air mineral. 16 Eko Ganiarto
  • 17. Analisis Diskriminan Dua Faktor  Dari 6 variabel, ada 5 variabel yang berbeda secara signifikan untuk dua grup diskriminan, yaitu variabel USIA, BERAT, TINGGI, INCOME dan OLAHRAGA  Sedikit atau banyaknya konsumsi seseorang akan air mineral dipengaruhi oleh usia, berat dan tinggi badan, tingkat penghasilan dan kegiatan olahraganya. 2. Uji Kesamaan Covarian Matrices  Box’s M Sig. > 0.05  group covariance matrices adalah sama 17 Eko Ganiarto
  • 18. Analisis Diskriminan Dua Faktor Uji Kesamaan Covarian Matrices  Log Determinants Angka-angka ini tdk berbeda banyak, artinya group covariance matrices adalah relatif sama 18 Eko Ganiarto
  • 19. Analisis Diskriminan Dua Faktor II. Melakukan Analisis Diskriminan – Proses Diskriminan Dari uji variabel diketahui ada 5 variabel lolos uji, yaitu USIA, BERAT, TINGGI, INCOME dan OLAHRAGA. Langkah selanjutnya adalah membuat model diskriminan dua faktor untuk kasus tersebut. Langkah-langkah: 1. Buka file diskriminan.sav 2. Menu  Analyze  Classify  Discriminant ...  Masukkan variabel minum ke bagian GROUPING VARIABLE  Buka icon DEFINE RANGE ..., masukkan : • Angka 0 pada Minimum • Angka 1 pada Maximum  Tekan tombol CONTINUE 19 Eko Ganiarto
  • 20.  Masukkan variabel usia, berat, tinggi, income, jamkerja dan olahraga ke kotak INDEPENDENT.  Klik icon STATISTICS; pada bagian DESCRIPTIVES, aktifkan pilihan Means.  Pada bagian FUNCTION COEFFICIENTS, aktifkan pilihan Fisher’s dan Unstandardized.  Abaikan bagian lain, lalu klik CONTINUE utk kembali ke kotak dialog utama  Pada kotak DISCRIMINANT, klik Use stepwise method  icon METHOD akan terbuka  klik icon METHOD. • Pada bagian METHOD  pilih Mahalanobis distance • Pada bagian CRITERIA  pilih Use Probability of F, namun jangan mengubah isi yang sudah ada  Abaikan bagian lain, klik CONTINUE  Klik icon CLASSIFY: Analisis Diskriminan Dua Faktor 20 Eko Ganiarto
  • 21. • Pada bagian DISPLAY, aktifkan pilihan Casewise results  utk membandingkan kasus awal dengan model diskriminan • Pada bagian DISPLAY, aktifkan juga pilihan Leave-one-out- classification  utk menampilkan data yang cocok dengan hasil proses diskriminan dan mana yg tdk cocok.  Abaikan bagian lain, klik CONTINUE.  Klik OK untuk proses data. III. Analisis Output Diskriminan Output disimpan dalam file DISKRIMINAN 2 FAKTOR Analisis Diskriminan Dua Faktor 21 Eko Ganiarto
  • 22. Tabel GROUP STATISTICS  berisi data statistik (deskriptif) yang utama, yaitu rata-rata dan standar deviasi dari kedua grup konsumen. Analisis Diskriminan Dua Faktor 22 Eko Ganiarto
  • 23. Tabel ini menyajikan variabel mana saja dari lima variabel input yang bisa dimasukkan dalam persamaan diskriminan Analisis Diskriminan Dua Faktor 23 Eko Ganiarto Signifikan
  • 24. Tabel ini hanya perincian dari proses stepwise pada tabel Variable Entered/Removed. Analisis Diskriminan Dua Faktor 24 Eko Ganiarto
  • 25. Tabel ini hanya perincian dari proses stepwise  variabel yang tersisa (pada step terakhir) adalah variabel yang tidak dianalisis lebih lanjut. Analisis Diskriminan Dua Faktor 25 Eko Ganiarto
  • 26. Tabel ini pada prinsipnya menunjukkan varians total dalam discriminant scores yang tdk bisa dijelaskan oleh perbedaan di antara grup-grup yang ada. Analisis Diskriminan Dua Faktor 26 Eko Ganiarto Terjadi penurunan nilai Lambda : dari 89,4% menjadi 76,3%  penurunan dalam varians total dalam discriminant score yg tdk bisa dijelaskan oleh perbedaan di antara grup-grup yang ada  baik
  • 27. Tabel di atas mengukur keeratan hubungan antara discriminant score dengan grup. Tabel Wilk’s Lambda di atas menyatakan angka akhir dari Wilk’s Lambda  sama dengan angka terakhir step 3 pada tabel Wilk’s Lambda sebelumnya. Analisis Diskriminan Dua Faktor 27 Eko Ganiarto Cukup tinggi (skala 0 – 1)
  • 28. Tabel ini menjelaskan korelasi antara variabel independen dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Analisis Diskriminan Dua Faktor 28 Eko Ganiarto
  • 29. Tabel ini menunjukkan koefisien persamaan/fungsi diskriminan. z Score = 7,884 + 0,064 BERAT – 0,093 TINGGI + 0,006 INCOME Analisis Diskriminan Dua Faktor 29 Eko Ganiarto
  • 30. Tabel ini menunjukkan perbedaan centroid (group means) antara dua grup. Analisis Diskriminan Dua Faktor 30 Eko Ganiarto
  • 31. Tabel di atas memperlihatkan komposisi ke-75 responden  37 responden di grup banyak dan 38 responden di grup sedikit. Analisis Diskriminan Dua Faktor 31 Eko Ganiarto
  • 32. 1. Mereka yang minum air mineral SEDIKIT: SCORE = -297,882 + 0,035 BERAT + 3,587 TINGGI + 0,036 INCOME 2. Mereka yang minum air mineral BANYAK: SCORE = -306,557 - 0,035 BERAT + 3,690 TINGGI + 0,030 INCOME Analisis Diskriminan Dua Faktor Tabel ini mempelihatkan fungsi diskriminan dari Fisher yang membuat semacam persamaan regresi dengan pembagian berdasarkan kode grup. 32 Eko Ganiarto
  • 33. Tabel ini (diperlihatkan sebagian) pada prinsipnya ingin menguji apakah model diskriminan yang terbentuk akan mengelompokkan dengan tepat seorang responden pada kategori minum BANYAK atau SEDIKIT. Analisis Diskriminan Dua Faktor 33 Eko Ganiarto
  • 34.  Untuk aplikasi pada perhitungan score pada tabel Casewise Statistics digunakan fungsi Unstandardized: zScore = 7,884 + 0,064 BERAT – 0,093 TINGGI + 0,006 INCOME  Contoh: Responden 1, Rusdi, kategori minum SEDIKIT: Berat = 65 kg; Tinggi = 154 cm; Income = Rp 680.000/bulan Maka perhitungan score untuk Rusdi adalah: z Score = 7,884 + (0,064*65) - (0,093*154) + (0,006*680) = 1,802 Bandingkan hasil tsb. dgn output SPSS pada tabel Casewise Statistics kolom terakhir (Discriminant Scores), yang hasilnya 1,571. Perbedaan angka tersebut karena adanya pembulatan  seharusnya hasilnya mendekati/hampir sama dengan 1,571 (score 1,802 terlalu besar karena ada pembulatan). Analisis Diskriminan Dua Faktor 34 Eko Ganiarto
  • 35.  Hasil score tersebut selanjutnya dibandingkan dengan cut off score (nilai batas/nilai kritis), untuk mengetahui apakah case (responden) masuk ke grup SEDIKIT atau ke grup BANYAK. Pembuatan Cut off Score (nilai batas) - ZCU  Lihat tabel Prior Probabilities for Groups  responden SEDIKIT = 38 orang dan responden BANYAK = 37 orang. ZCU = NA.ZB + NB.ZA NA + NB Zcu = Angka kritis, sebagai cut off score NA = Jumlah sampel di grup A (SEDIKIT) NB = Jumlah sampel di grup B (BANYAK) ZA = Angka centroid pada grup A ZB = Angka centroid pada grup B Analisis Diskriminan Dua Faktor 35 Eko Ganiarto
  • 36.  Perhitungan: ZCU = NA.ZB + NB.ZA NA + NB = 38.(-0,557)+37.(0,542) 38 + 37 = - 0,01483  praktis sama dengan nol (0)  Penggunaan angka ZCU (Discriminating Z Score):  Angka skor kasus > ZCU  masuk ke grup SEDIKIT (kode 0)  Angka skor kasus < ZCU  masuk ke grup BANYAK (kode 1)  Lihat kembali tabel Casewise Statistics Analisis Diskriminan Dua Faktor 36 Eko Ganiarto
  • 37. Bandingkan dengan angka Zcu (= 0), Jika > Zcu  masuk ke grup SEDIKIT Jika < Zcu  masuk ke grup BANYAK 37 Eko Ganiarto
  • 38. Data awal menyatakan case 1 dikategorikan sbg grup 0 (SEDIKIT) Hasil perhitungan score case 1 diprediksi masuk ke grup 0  sama dengan aktual  fungsi diskriminan MAMPU mengka- tegorikan case 1 dengan tepat Hasil prediksi (1) tdk sama dengan aktual (0)  fungsi diskriminan TIDAK mampu mengkate- gorikan case 7 dgn tepat (tanda **) Kemungkinan case 1 tepat diklasifikasikan ke grup 0 adalah 85% Kemungkinan case 1 tidak tepat diklasifikasikan ke grup 0 adalah 15% 38 Eko Ganiarto Analisis Diskriminan Dua Faktor
  • 39. Tabel ini memperlihatkan seberapa jauh klasifikasi sudah tepat  ((27+24)/75) = 68 %  ketepatannya tergolong tinggi. Analisis Diskriminan Dua Faktor Disarankan gunakan metode ini untuk mengu- rangi bias pada proses klasifikasi  hasilnya ternyata juga sama yaitu 68 % tepat. 39 Eko Ganiarto
  • 40.  Setelah terbukti bahwa fungsi diskriminan mempunyai ketepatan prediksi yang tinggi, maka fungsi diskriminan tersebut bisa digunakan untuk memprediksi sebuah kasus, apakah akan diklasifikasikan ke tipe SEDIKIT minum air mineral atau ke tipe BANYAK minum air mineral.  Contoh Kegunaan: Jika seorang konsumen bernama Budi, dgn berat badan 70 kg, tinggi 175 cm, dan mempunyai income Rp 1.000.000,-/bulan  maka nilai z score-nya: zScore = 7,884+(0,064*70) – (0,093*175) + (0,006*1.000) = 2,409 Karena 2,409 > 0 (angka kritis kasus ini)  masuk grup 0 (SEDIKIT) Jadi, Budi termasuk tipe konsumen yang sedikit minum air mineral. Analisis Diskriminan Dua Faktor 40 Eko Ganiarto
  • 41. KESIMPULAN: 1. Ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang banyak minum air mineral dengan mereka yang sedikit meminumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Wilk’s Lambda. 2. Variabel yang membuat perilaku konsumsi air mineral mereka berbeda adalah BERAT BADAN, TINGGI BADAN, dan INCOME. Hal ini dapat dilihat pada step analisis awal, baik pada bagian Variable in Analysis maupun Variable Not in Analysis. 3. Model/fungsi diskriminan untuk kasus ini adalah: zScore = 7,884 + 0,064 BERAT – 0,093 TINGGI + 0,006 INCOME 4. Model diskriminan di atas mempunyai ketepatan mengklasifikasi kasus sebesar 68%. Karena di atas 50% ketepatan model sudah dianggap tinggi, maka model di atas bisa digunakan untuk mengklasifikasikan sebuah kasus pada tipe minum tertentu. Analisis Diskriminan Dua Faktor 41 Eko Ganiarto
  • 42. Analisis Diskriminan Tiga Faktor Kasus 2 Data sama dengan kasus sebelumnya, namun variabel dependennya menjadi 3:  Tipe konsumen  variabel dependen Kode 0 = SEDIKIT (sedikit minum air mineral) Kode 1 = SEDANG (sedang minum air mineral) Kode 2 = BANYAK (banyak minum air mineral)  Usia konsumen (tahun)  Berat badan konsumen (kg)  Tinggi badan konsumen (cm)  Pendapatan konsumen (Rp ribu/bulan)  Jam kerja konsumen dlm sehari (jam)  Kegiatan olah raga konsumen dlm sehari (jam) 42 Eko Ganiarto
  • 43. Tujuan analisis diskriminan pada kasus 2 adalah: 1. Mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara ketiga tipe responden tersebut? Atau ingin mengetahui apakah mereka yang tergolong minum sedikit air mineral mempunyai perbedaan (dalam usia, berat badan, tinggi badan, income, jam kerja dan waktu berolahraga) dengan mereka yang termasuk peminum sedang dan banyak? 2. Mengetahui variabel apa saja yang membuat perilaku konsumsi air mineral mereka berbeda? 3. Membuat model/fungsi diskriminan, untuk menentukan apakah seseorang termasuk ke dalam tipe peminum sedikit, sedang atau banyak. 4. Menguji apakah fungsi diskriminan di atas mempunyai tingkat ketepatan yang cukup tinggi. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 43 Eko Ganiarto
  • 44. Penyelesaian: I. Proses Analisis Diskriminan Langkah-langkah: 1. Buka file diskriminan 3 faktor.sav 2. Menu  Analyze  Classify  Discriminant ...  Masukkan variabel minum ke bagian GROUPING VARIABLE  Buka icon DEFINE RANGE ..., masukkan : • Angka 0 pada Minimum • Angka 2 pada Maximum  Tekan tombol CONTINUE  Masukkan variabel usia, berat, tinggi, income, jamkerja dan olahraga ke kotak INDEPENDENT.  Klik icon STATISTICS; pada bagian DESCRIPTIVES, aktifkan pilihan Univariate ANOVAs  Pada bagian FUNCTION COEFFICIENTS, aktifkan hanya Unstandardized  CONTINUE utk kembali ke kotak dialog utama Analisis Diskriminan Tiga Faktor 44 Eko Ganiarto
  • 45. Langkah-langkah (lanjutan): 3. Pada bagian tengah kotak dialog utama, klik pilihan Use stepwise method, lalu icon METHOD akan aktif. Klik METHOD:  Pilih Mahalanobis distance.  Pada bagian CRITERIA, pilih Use Probability of F, namun jangan mengubah isi yang sudah ada (default)  Pada bagian DISPLAY, aktifkan kotak F for pairwise distances  untuk mengetahui kelompok/grup mana yang paling berbeda (paling jauh jaraknya) dan mana yang paling dekat dengan kelompok lainnya.  Abaikan bagian lain, tekan CONTINUE untuk kembali ke kotak dialog utama. 4. Klik icon CLASSIFY; – Pada bagian DISPLAY, aktifkan pilihan Casewise results – Aktifkan juga pilihan Leave-one-out-classification – Pada bagian PLOTS, aktifkan Territorial map Abaikan yang lain, klik CONTINUE Analisis Diskriminan Tiga Faktor 45 Eko Ganiarto
  • 46. Langkah-langkah (lanjutan): 5. Klik icon SAVE  berfungsi untuk menyimpan hasil proses analisis diskriminan dalam bentuk variabel baru di DATA EDITOR.  Aktifkan pilihan Prediction group membership dan Discriminant scores.  Abaikan bagian lain, tekan CONTINUE untuk kembali ke kotak dialog utama. 6. Klik OK untuk proses data. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 46 Eko Ganiarto
  • 47. II. Output dan Analisis Ada 2 jenis output: 1. Output berupa data file baru (tipe sav) yang berisi data semula dengan tambahan tiga variabel (kolom) baru hasil proses diskriminan  dapat dilihat pada file diskriminan 3 faktor hasil.sav 2. Output dengan ekstensi spo, yang bisa disimpan dengan nama diskriminan 3 faktor.spv Analisis Diskriminan Tiga Faktor 47 Eko Ganiarto
  • 48. 1. Uji Variabel  Tabel di atas berfungsi untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antar grup untuk tiap variabel.  Dari enam variabel independen, hanya tiga variabel yang berbeda secara signifikan untuk 3 grup, yaitu USIA, BERAT dan OLAHRAGA  artinya perilaku minum air mineral dipengaruhi oleh usia, berat badan dan waktu yang yang digunakan untuk aktivitas olahraga Analisis Diskriminan Tiga Faktor 48 Eko Ganiarto
  • 49. 2. Variabel yang Membentuk Fungsi Diskriminan  Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hanya 2 variabel yang akan digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan, yaitu variabel USIA dan BERAT. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 49 Eko Ganiarto
  • 50. 3. Proses Pemasukan Variabel Dilihat dari Angka Wilk’s Lambda Analisis Diskriminan Tiga Faktor Signifikan, karena < 0,05  artinya kedua variabel (USIA dan BERAT) memang berbeda untuk ketiga tipe konsumen. Varians yang tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan antar grup turun dari 90,4% menjadi 78,9 %  BAIK 50 Eko Ganiarto
  • 51. 4. Analisis Perbedaan Antar-Grup Konsumen  Pada step 2 (proses akhir), jarak antara grup SEDIKIT dan grup BANYAK adalah yg terbesar (8,697)  artinya bahwa konsumen di grup SEDIKIT paling berbeda profilnya (usia dan berat badannya) dibanding dengan konsumen yang BANYAK minumnya.  Sedangkan jarak terkecil adalah antara grup SEDANG dan grup BANYAK (0,929)  artinya usia dan berat badan konsumen yang konsumsi air mineralnya sedang mempunyai perbedaan yang kecil dengan mereka yang konsumsinya banyak. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 51 Eko Ganiarto
  • 52. 5. Uji Perbedaan Antar Grup Konsumen  Karena ada 3 grup, maka akan terbentuk 2 fungsi diskriminan: - Fungsi diskriminan 1  utk memilih mana yang masuk grup SEDIKIT atau SEDANG - Fungsi diskriminan 2  utk memilih mana yang masuk grup SEDANG atau BANYAK  Angka Canonical Correlation  mengukur keeratan hubungan antara discriminant score dengan grup = 0,458  keeratan hubungan cukup tinggi pada fungsi pertama.  Walaupun angka canonical correlation untuk fungsi kedua rendah (lemah = 0,03), tapi kedua fungsi tetap digunakan untuk interpretasi selanjutnya. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 52 Eko Ganiarto
  • 53.  Dari tabel di atas, dilakukan uji hipotesis: - Test of Function(s) 1 through 2 Ho : Tidak ada beda rata-rata (centroid) dari kedua fungsi diskriminan H1 : Ada beda rata-rata (centroid) dari kedua fungsi diskriminan - Lihat kolom Sig.  Sig. = 0,002 < 0,05  tolak Ho  ada beda centroid antar dua fungsi diskriminan  perilaku minum ketiga tipe konsumen memang berbeda. - Lihat baris 2 (Test of Function(s) 2)  hanya menguji fungsi diskriminan kedua (antara mereka yang tipe minumnya SEDANG dengan yang tipe minumnya BANYAK). - Lihat angka Sig. = 0,799 > 0,05  tdk signifikan  tdk ada perbedaan profil (usia dan berat) antara tipe minum SEDANG dan BANYAK. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 53 Eko Ganiarto
  • 54. 6. Penamaan Fungsi Diskriminan 1 dan 2  Tabel Structure Matrix menjelaskan korelasi antara variabel independen dengan dua fungsi diskriminan yang terbentuk (Fungsi 1 dan 2).  Variabel dengan tanda huruf b  tdk diikutkan dalam fungsi diskriminan Analisis Diskriminan Tiga Faktor Korelasi BERAT dg Fungsi 1 > dg Fungsi 2  BERAT masuk ke fungsi diskriminan 1 Korelasi USIA dg Fungsi 2 > dg Fungsi 1  USIA masuk ke fungsi diskriminan 2 54 Eko Ganiarto
  • 55. 7. Membuat Fungsi Diskriminan 1 dan 2 Tabel di atas digunakan untuk membuat fungsi diskriminan 1 dan 2. Fungsi Diskriminan 1: Z Score_1 = -7,169 + 0,093 USIA + 0,079 BERAT  utk memilah konsumen dg tipe SEDIKIT atau SEDANG Fungsi Diskriminan 2: Z Score_2 = -0,516 + 0,129 USIA – 0,064 BERAT  utk memilah konsumen dg tipe SEDANG atau BANYAK Analisis Diskriminan Tiga Faktor 55 Eko Ganiarto
  • 56. 8. Penggunaan Fungsi Diskriminan Misal: Rusdi (konsumen) dengan data: Usia = 40 thn dan Berat = 65 kg, maka: Z Score_1 = -7,169 + (0,093*40) + (0,079*65) = 1,686 atau 1,648 (output SPSS) Z Score_2 = -0,516 + (0,129*40) – (0,064*65) = 0,484 atau 0,480 (output SPSS)  Perbedaan nilai di atas karena adanya pembulatan  Dengan nilai Zscore_1 = 1,648 dan Zscore_2 = 0,480, di manakah “tempat” Rusdi ? Atau di tipe apakah Rusdi dimasukkan (SEDIKIT, SEDANG atau BANYAK)?  Untuk menjawab pertanyaan tersebut  digunakan bantuan “TERRITORIAL MAP” Territorial Map pada dasarnya memetakan (mapping) batas-batas setiap kode berdasarkan sumbu X (fungsi diskriminan 1) dan sumbu Y (fungsi diskriminan 2). Dengan melihat koordinat sebuah kasus  dapat dilihat dengan mudah di teritori (daerah) mana kasus itu berada. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 56 Eko Ganiarto
  • 57. 9. Mengetahui Centroid (Rata-rata Tiap Grup) dengan Tabel dan Grafik  Centroid  nilai rata-rata fungsi Z score dari tiap objek yang ada pada grup. Dalam kasus ini, ada 3 grup  ada 3 centroid, masing-masing untuk grup SEDIKIT, grup SEDANG dan grup BANYAK.  Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa centroid untuk grup SEDIKIT adalah 0,622 pada function 1 (fungsi diskriminan 1) dan -0,012 pada function 2 (fungsi diskriminan 2). Demikian seterusnya untuk tipe lainnya (SEDANG dan BANYAK). Analisis Diskriminan Tiga Faktor 57 Eko Ganiarto
  • 58. Contoh Penggunaan Territorial Map Analisis Diskriminan Tiga Faktor Centroid SEDIKIT Centroid SEDANG Centroid BANYAK Untuk kasus Rusdi: Koordinatnya: (1.648, 0.48), maka ia ada di daerah SEDIKIT, artinya Rusdi termasuk tipe yang minum SEDIKIT air mineral. 58 Eko Ganiarto
  • 59. 10. Komposisi Anggota Grup  Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa anggota grup SEDIKIT = 28 orang, grup SEDANG = 26 orang dan grup BANYAK = 21 orang Analisis Diskriminan Tiga Faktor 59 Eko Ganiarto
  • 60. 11. Menilai Kelayakan Fungsi Diskriminan  Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 54,7% data telah terklasifikasi dengan benar. Dari hasil validasi silang menunjukkan angka 49,3%. Kedua angka tersebut ada di sekitar 50%  fungsi diskriminan yang dibentuk sudah layak untuk membedakan ketiga tipe konsumen. Analisis Diskriminan Tiga Faktor 60 Eko Ganiarto
  • 61. KESIMPULAN: 1. Ada perbedaan yang signifikan antara konsumen yang sedikit minum air mineral dengan konsumen yang sedang dan banyak meminumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Wilk’s Lambda. 2. Variabel yang membuat perilaku konsumsi air mineral mereka berbeda adalah USIA dan BERAT BADAN. 3. Ada 2 model/fungsi diskriminan yang dibentuk: zScore_1 = -7,169 + 0,093 USIA + 0,079 BERAT zScore_2 = -0,516 + 0,129 USIA – 0,064 BERAT 4. Karena hasil validasi sekitar 50%, maka fungsi diskriminan yang terbentuk dianggap tepat untuk menggolongkan konsumen berdasar usia dan berat badannya, ke dalam grup SEDIKIT, SEDANG atau BANYAK. Analisis Diskriminan Dua Faktor 61 Eko Ganiarto