2. – UNICEF for every child
• Lebih dari 5 juta anak balita masih meninggal setiap tahun –
Pneumonia menyumbang 20% dari kematian ini
• 84% kematian akibat pneumonia terjadi hanya di 30 negara –
sebagian besar di sub-Sahara Afrika dan Asia
• Tiga perempat dari semua kematian pneumonia anak terjadi
pada tahun pertama kehidupan
• Pneumonia adalah tanda ketimpangan
3. – UNICEF for every child
3
19.000an anak
Indonesia meninggal
karena Pneumonia
4. – UNICEF for every child
Meskipun menjadi pembunuh utama anak-anak, pneumonia menerima bantuan
pembangunan yang jauh lebih sedikit daripada malaria dan HIV/AIDS
Dari total US $105,7 miliar yang dihabiskan untuk ketiga penyakit ini pada tahun
2017, HIV/AIDS menerima 76%, malaria 18% dan pneumonia hanya 6%
4
5. – UNICEF for every child
• Lebih dari separuh uang disalukan ke Sub Saharan Afrika (SSA), 27% masuk ke Asia Selatan dan Tengah..
• Dalam beberapa tahun terakhir, Asia Selatan dan Tengah menerima proporsi yang lebih besar (37%),
sementara SSA masih menerima 55%, hanya menyisakan 8% untuk seluruh dunia.
• Pada tahun 2017, 95% pendanaan pneumonia (USD 636 juta) dihabiskan untuk vaksin, khususnya PCV
• Dari 5% sisanya (USD 34,2 juta), lebih dari setengahnya digunakan untuk penelitian dan pengembangan,
sedikit lebih dari sepertiga untuk program
5
Community-
based
management
17%
Diagnosis-based
intervention
1%
Indoor pollution
1%
Information
provision
3%
Multiple areas of
focus
9%
Research &
development
(R&D)
35%
Treatment-based
intervention
30%
Unspecified or
other
4%
6. – UNICEF for every child
Mengapa anak-anak terus meninggal karena
pneumonia?
7. – UNICEF for every child
Goals di 2025
• Menurunkan kematian akibat Pneumonia
pada balita menjadi <3 per 1000 kelahiran
hidup;
• Menurunkan kematian akibat Diare pada balita
menjadi <1 per 1000 kelahiran hidup;
• Menurunkan kejadian Pneumonia berat
hingga 75% pada balita dibandingkan tahun
2010;
• Menurunkan kejadian Diare berat hingga 75%
pada balita dibandingkan tahun 2010;
• Menurunkan hingga 40% jumlah balita yang
mengalami stunting secara global dibandingkan
tahun 2010
7
Sumber: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/79200/9789241505239_eng.pdf?sequence=1
8. – UNICEF for every child
8
Area-area penting dalam mengatasi Pneumonia
9. – UNICEF for every child
Cakupan Global Intervensi Kunci
9
Source: Jennifer Requejo et al. BMJ 2020;368:bmj.l6915
10. – UNICEF for every child
Introduksi PCV secara global
10
❑ Sebanyak 149 negara sudah melaksanakan introduksi imunisasi PCV (77%)
❑ Indonesia tercatat sebagai negara yang sudah melaksanakan indroduksi imunisasi PCV
11. – UNICEF for every child
11
Manajemen anak sakit
12. – UNICEF for every child
12
MTBS (bayi muda s/d usia 2 bulan)
13. – UNICEF for every child
13
MTBS ( 2 bulan – 5 tahun)
14. – UNICEF for every child
Status Indonesia saat ini sehubungan dengan intervensi
yang efektif
14
• 14% in the poorest
• 11% in the richest
• 43% in the poorest
• 23% in the richest
• 43% in the poorest
• 46% in the richest
• 46% in Aceh, 82% in
Jateng
• 67% among the
poorest and 82%
among the richest
• 82% in Rural, 95%
in Urban
• 65% in Rural, 80%
in Urban
• 55% in Rural, 72%
in Urban
• 17% in Rural, 4% in
Urban
• 111, 69, 43, 11
ug/m3 in Medan,
Surabaya,
Jakarta &
Pekanbaru
15. Primary Health Care
to end Pneumonia deaths!
• Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah cara
yang paling efisien dan efektif untuk mencapai
kesehatan untuk semua, yang merupakan tujuan
global dari cakupan kesehatan universal.
• Berpijak pada tiga pilar, ini memberikan
pendekatan komprehensif untuk memberikan
perawatan preventif, protektif dan kuratif untuk
pneumonia.
- Pelayanan kesehatan terpadu,
- Kebijakan dan tindakan multisektoral, dan
- Pemberdayaan individu/orang dan masyarakat
16. “Pneumonia wheel”
Ada perbedaan mencolok dalam cakupan intervensi yang
efektif, mortalitas dan faktor risiko pneumonia antara 30
negara dengan mortalitas pneumonia tinggi, negara
berpenghasilan rendah dan menengah lainnya, dan negara
berpenghasilan tinggi.
Mengarahkan sumber daya, domestik dan
internasional, dan meningkatkan kepemimpinan,
termasuk di antara masyarakat, untuk perawatan
kesehatan primer inklusif akan berkontribusi pada
pengurangan yang bermakna dalam jumlah anak yang
sakit dan meninggal akibat pneumonia. Layanan
kesehatan harus gratis pada titik penggunaan,
dilengkapi dan didanai oleh pajak yang adil, untuk
negara-negara termiskin, dengan bantuan donor.