SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
GRAMSCI : NEGARA DAN MASYARAKAT SIPIL 
A. Kritik Terhadap Marx. 
Gramsci mengritik ekonomisme Marx yang didasarkan pada materialisme sejarah. Menurut 
Gramsci, pembagian struktur kehidupan pada bangunan atas dan bangunan bawah 
mengakibatkan kegagalan Partai Sosialis Italia dalam mengobarkan semangat revolusi 1912- 
1920. Gambaran struktur Marx itu pula yang menyebabkan gerakan buruh melemah dan 
buruh tunduk pada struktur penindasan kapitalis dan fasisme. 
Gramsci menolak paham ekonomistis Marx. Bagi Gramsci, perubahan ke arah masyarakat 
sosialis bukan semata-mata bercorak ekonomistis, tetapi juga harus memperhatikan aspek 
sosial, budaya dan ideologi. Oleh karena itu, hegemoni menjadi tema sentral dalam pemikiran 
Gramsci sebagai upaya mewujudkan cita-cita masyarakat sosialis-nya. 
Gramsci juga menolak pemikiran Marx mengenai revolusi yang akan mengganti secara total 
negara dengan masyarakat tanpa kelas. Bagi Gramsci, perubahan ke arah sosialisme harus 
dilakukan dengan memanfaatkan jalur-jalur yang tersedia. Bertolak dari kondisi yang sudah 
ada itu, buruh membuat jaringan dan aliansi-aliansi baru dengan kelompok-kelompok sosial 
yang ada melalui hegemoni. 
B. Pemikiran Gramsci : Masyarakat Sipil 
Gramsci memasukkan masyarakat sipil dalam bangunan atas (super structure) Marx bersama 
dengan negara. Dalam masyarakat sipil, terjadi proses hegemoni oleh kelompok-kelompok 
dominan sedangkan negara melakukan dominasi langsung kepada masyarakat sipil melalui 
hukum dan masyarakat politik. Gramsci sendiri mengakui bahwa senyatanya masyarakat sipil 
telah terhegomi. Pengakuannya itu diungkapkan dengan mengatakan bahwa masyarakat sipil 
adalah etika atau moral. 
Gramsci membedakan masyarakat sipil dengan masyarakat politik. Masyarakat politik adalah 
aparat negara yang melaksanakan fungsi monopoli negara dengan koersi, yang di dalamnya 
meliputi tentara, polisi, lembaga hukum, penjara, semua departemen administrasi yang 
mengurusi pajak, keuangan, perdagangan dan sebagainya. Masyarakat sipil adalah wilayah 
dimana relasi antara kelompok tidak dilakukan dengan koersi. Maka Gramsci mengatakan
bahwa masyarakat sipil mencakup organisasi-organisasi privat seperti gereja, serikat dagang, 
sekolah, dan termasuk juga keluarga. Gramsci juga mengatakan bahwa organisasi-organisasi 
dalam masyarakat sipil mempunyai tujuan yang berbeda-beda seperti politik, ekonomi, olah 
raga, seni dan sebagainya namun mereka memiliki asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang 
diterima oleh masyarakat meskipun sering tidak kentara. 
Masyarakat sipil merupakan salah satu bagian dari masyarakat kapitalis. Gramsci 
mengatakan masyarakat kapitalis terdiri dari tiga jenis hubungan yaitu hubungan dasar antara 
pekerja dan pemodal, hubungan koersif yang menjadi watak negara, dan hubungan sosial 
lainnya yang membentuk masyarakat sipil. Maka bagi Gramsci, masyarakat sipil bukan 
negara karena negara bersifat koersif dan bukan produksi karena dalam produksi terjadi 
tindakan koersif pemilik modal kepada buruh. Ronnie D. Lipschutz merumuskannya dengan 
mengatakan “Gramsci placed civil society between state and market and outside of the 
private sphere of family and friendship.” 
Masyarakat sipil merupakan medan perjuangan politik. Oleh karena itu, dalam rangka 
pembentukan negara sosialis, Gramsci mengatakan perlunya kelompok buruh membangun 
hegemoni atas kelompok-kelompok lain dalam masyarakat sipil dengan sebuah ideologi baru 
yang mampu mewadahi kepentingan-kepentingan kelompok-kelompok lain dalam 
masyarakat sipil dan sekaligus mampu mewadahi kepentingan kelompok buruh. Dalam hal 
ini, kelompok buruh harus mampu mentransformasi ideologi-ideologi yang ada dengan tetap 
mempertahankan unsur-unsur penting dari masing-masing ideologi itu dan menyusunnya 
menjadi sebuah ideologi baru yang mencakup semua termasuk kepentingan kelompok buruh 
sendiri. 
Karena masyarakat sipil telah terhegemoni, maka kelompok buruh perlu melakukan kontra 
hegemoni. Dalam hal ini, kelompok buruh membangun hegemoni dengan melakukan “perang 
posisi” melawan hegemoni negara yang telah menjadi blok historis. Pada saatnya nanti ketika 
negara sosialis telah terbentuk, kelompok buruh harus tetap membangun hegemoni agar 
menjadi blok historis. 
Ketika kelompok buruh memperoleh kekuasaan negara, masyarakat sipil harus sudah maju. 
Kemajuan masyarakat sipil diukur dari kemampuan membangun hubungan secara otonom, 
kemampuan mengatur dirinya sendiri (self-governing) dan adanya disiplin diri masyarakat. 
Tanpa disertai dengan kemajuan masyarakat sipil, maka kelompok buruh akan tetap memiliki 
ketergantungan yang kuat terhadap negara atau tetap berada dalam periode statolatry. Oleh 
karena itu, periode statolatry harus terus menerus dikritik agar masyarakat sipil menjadi maju 
dimana terjadi perkembangan inisiatif individu dan kelompok.
C. Pemikiran Gramsci : Negara. 
Bagi Gramsci, negara adalah masyarakat politik dan masyarakat sipil. Negara memiliki alat-alat 
koersif yaitu lembaga-lembaga yang disebutnya sebagai masyarakat politik. Tetapi 
negara tidak semata-mata melakukan koersif saja tetapi negara juga melakukan apa yang ia 
sebut sebagai ‘peran edukatif dan formatif negara’ yaitu melakukan hegemoni. Masyarakat 
sipil merupakan masyarakat yang telah terhegemoni oleh negara sehingga memampukan 
negara menjadi blok historis berkat dukungan dari masyarakat sipil. Itulah sebabnya, ia 
mengatakan bahwa negara merupakan masyarakat politik dan masyarakat sipil. 
Pemikirannya mengenai negara sebagai masyarakat politik dan masyarakan sipil melahirkan 
gagasan mengenai negara integral. Pemahaman mengenai negara integral tidak bisa 
dilepaskan dari gagasannya mengenai sifat kekuasaan. Kekuasaan dipahami oleh Gramsci 
sebagai hubungan sosial. Hubungan sosial negara terjadi terhadap masyarakat politik dan 
juga terhadap masyarakat sipil. Jadi, di dalam masyarakat sipil disamping terdapat hubungan 
sosial di antara kelompok-kelompoknya sendiri juga terdapat hubungan sosial dengan negara. 
Gramsci memikirkan negara yang dicita-citakannya dalam gambaran Dewan Pabrik. Dewan 
pabrik ini merupakan hasil cetusan gagasannya mengenai perlunya transformasi komisi 
internal yang ia lontarkan saat ia duduk dalam kepengurusan komisi internal di Turin. Inti 
gagasannya mengenai transformasi itu adalah agar komisi internal sebagai organ kekuasaan 
proletarian menggantikan kelompok pemodal dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen 
dan administrasi sehingga komisi internal bisa menjadi sekolah politik dan administrasi bagi 
kaum pekerja. Gagasan itu diterima dengan cepat sehingga komisi internal berkembang 
menjadi dewan pabrik. Dalam dewan pabrik ini, pekerja dapat melakukan kontrol atas proses 
produksi, mengambil alih fungsi manajemen dan administrasi. Dengan demikian, bagi 
Gramsci, dewan pabrik membangun kesadaran politik akan negara demokrasi langsung yang 
dibangun atas partisipasi rakyatnya. Dengan menggambarkan dewan pabrik sebagai embrio 
negara, Gramsci mencita-citakan sebuah negara demokrasi langsung dimana kendali atas 
proses produksi berada di tangan kelompok buruh. 
KESIMPULAN 
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pemikiran mengenai negara dan masyarakat sipil 
mengalami pasang surut dalam perjalanan sejarah. Dalam pemikiran Hegel, masyarakat sipil 
adalah masyarakat yang hidupnya tidak dicampuri urusannya oleh negara. Hegel belum
memaksudkan masyarakat sipil seperti yang dikemukakan oleh Larry Diamond. Hegel masih 
mengartikan sebagai sebuah masyarakat biasa, komunitas yang terdiri dari individu-individu, 
yang kehidupannya tidak dicampuri oleh negara. Dalam kaitan ini, negara dipandang Hegel 
sebagai pengatur dan pemersatu dari masyarakat sipil melalui hukum, lembaga-lembaga 
peradilan dan lembaga kepolisian. Pemikiran Hegel ini diinterpretasikan oleh Marx dalam 
kerangka perjuangan kaum buruh. Masyarakat sipil dipandang sebagai kelompok yang 
teralieanasi sehingga masyarakat membutuhkan negara. Masyarakat sipil adalah masyarakat 
dimana terjadi penghisapan buruh oleh majikan. Negara juga dipandang sebagai alat di 
tangan kaum borjuis untuk mempertahankan kedudukannya. Maka Marx mencita-citakan 
sebuah masyarakat tanpa kelas sehingga individu-individu mendapatkan kebebasan dan 
bekerja seturut kodratnya sebagai manusia. Dalam kondisi seperti ini, negara mati dengan 
sendirinya. Perwujudan utopi itu dilakukan melalui revolusi yang akan menghapus 
kepemilikan alat produksi dari kaum borjuis. Gramsci menentang teori ekonomistis Marx ini 
dan mengatakan bahwa perubahan masyarakat sosialis harus bertolak dari kondisi yang ada. 
Perubahan harus dilakukan oleh kelompok buruh melalui hegemoni dalam masyarakat sipil. 
Masyarakat sipil dalam pemikiran Gramsci sudah mulai dipikirkan adanya organisasi-organisasi 
atau kelompok-kelompok yang otonom. Meskipun organisasi-organisasi itu saling 
membangun hegemoni sendiri, negara juga tidak ketinggalan membangun hegemoni di antara 
kelompok-kelompok itu. Negara disamping memiliki kekuatan untuk membangun hegemoni 
masyarakat sipil, juga memiliki masyarakat politik sebagai alat koersif negara. 
Sumbangan pemikiran yang penting bagi perkembangan demokrasi dari ketiga pemikiran itu 
adalah bahwa kehidupan masyarakat sipil harus menjadi wilayah kebebasan (Hegel) sehingga 
akan menjadi medan kehidupan yang manusiawi (Marx). Dengan kebebasan itu, organisasi-organisasi 
kemasyarakatan akan tumbuh memperkuat demokrasi (Gramsci). Mereka mampu 
bersikap kritis terhadap negara (Gramsci) sehingga memungkinkan terciptanya kehidupan 
yang lebih baik dengan dilandasi pada rationalitas dan kebebasan manusia (Hegel). Negara 
dalam hal ini harus terus menerus menyandarkan diri dalam rasionalitasnya (Hegel) agar 
tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan berupa penyalahgunaan lembaga-lembaga koersifnya 
(Hegel, Marx, Gramsci) maupun penyalahgunaan kemampuan hegemoniknya melalui 
struktur hukum, ideologi atau pendidikan (Hegel, Marx, Gramsci). 
Demikianlah pemaparan atas pemikiran Hegel, Marx dan Gramsci. Semoga bermanfaat bagi 
wacana kita dalam memperkembangkan demokrasi di Indonesia. 
Daftar Pustaka 
Anafansyev, V. Marxist Philosophy A Popular Outline. trans. by Leo Lempert. Rev.Ed. 
Moscow : Progress Publishers, 1965 
Calabrese, Andrew. “The Promise of Civil Society : A Global Movement for Communication 
Rights.” Continuum : Journal of Media and Cultures Studies 3 (September 2005), 317-329.
Hegel’s Philosophy of Right. Transl. T.M. Knox. Reprint. London : Oxford University Press, 
1981. 
Iskandar, Deddy. “Mengenal dan Mengritik Gramsci.” Pemikiran-pemikiran Revolusioner. 
Ed. Saiful Arif. Malang : Averroes Press, 2001 
Lipschutz, Ronnie D. “Power, Politics and Global Civil Society.” Millenium: Journal of 
International Studies 33 (3:2005) 
McLellan, David. “Marx, Engels and Lenin on Party and State.” The Withering Away of 
State?Party State under Communism, ed. Leslie Holmes. London : SAGE Publications Ltd, 
1981. 
McClelland, J.S. History of Western Political Thought. London : Routledge, 1996. 
Muukkonen, Martti. “Civil Society.” Makalah dalam Annual Meeting of Finish Sociologist, 
Turku, 24 – 25 Maret 2000. 
Nina, Daniel. “Beyond The Frontier : Civil Society Revisited.” Transformation 17 (1992), 
61-73. 
Suseno, Franz Magnis. Etika Politik Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. 
Jakarta:Gramedia, 1991 
Suseno, Franz Magnis. Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan 
Revisionisme. Jakarta : Gramedia, 1999. 
Shils, Edward. “The Virtue of Civility,” Selected Essay on Liberalism, Tradition and Civil 
Society. Ed. Steven Grosby. Indiana Polis : Liberty Fund, 1997.
Simon, Roger. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. terj. Kamdani et al. Yogyakarta : Insist, 
2000. 
Stumpf, Samuel Enoch. Philosophy History and Problems. Fifth edition. New York : 
McGraw Hill Inc, 1994. 
Martti Muukkonen, “Civil Society” (Makalah dalam Annual Meeting of Finish Sociologist, 
Turku, 24-25 Maret 2000). 
Samuel Enoch Stumpt, Philosophy History and Problems (New York :1994), hal. 337. 
Ibid 
J.S. McClelland, A History of Western Political Thought (Fifth Ed.: London, 1996), hal. 531. 
Bdk. Hegel’s Philosophy of Right, transl. T.M. Knox (Reprint: London, 1981) No.255 dan 
No. 238 
Ibid. No.189 – 195. Lihat juga Andrew Calabrese, “The Promise of Civil Society: A Global 
Movement for Comunication Rights,” Continuum : Journal of Media dan Cultural Studies, 3 
(September 2004), hal. 319. 
Ibid. No.243. 
Ibid. No. 202. 
Ibid. No. 203. 
Ibid. No.204. 
Ibid. No.205. 
Samuel Enoch Stumpf, Op.Cit., hal.338. 
Hegel’s Philosophy of Right No. 245 
Lih. Ibid. No.246-248 
Lih. Samuel Enoch Stumpf, Op.Cit, hal. 338. Lihat juga Franz Magnis-Suseno, Etika Politik 
Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern (Jakarta:1991), hal. 247-250 
Lih. Hegel’s Philosophy of Right No. 272 
Lih. Ibid No.302 
Lih. J.S. McClelland, Op.Cit, hal. 532-533

More Related Content

What's hot (12)

Sosialisme
SosialismeSosialisme
Sosialisme
 
Ideologi sosialisme
Ideologi sosialismeIdeologi sosialisme
Ideologi sosialisme
 
Sosialisme
SosialismeSosialisme
Sosialisme
 
manifestasi politik dalam undang – undang koperasi
manifestasi politik dalam undang – undang koperasimanifestasi politik dalam undang – undang koperasi
manifestasi politik dalam undang – undang koperasi
 
Teori Dasar Marx
Teori Dasar MarxTeori Dasar Marx
Teori Dasar Marx
 
Bab vi nilai filosofis sila iv
Bab vi nilai filosofis sila ivBab vi nilai filosofis sila iv
Bab vi nilai filosofis sila iv
 
Karl Marx
Karl MarxKarl Marx
Karl Marx
 
Auguste comte
Auguste comteAuguste comte
Auguste comte
 
Santri dan marxisme
Santri dan marxismeSantri dan marxisme
Santri dan marxisme
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
Bab 3: Teori Kajian Sosial
Bab 3: Teori Kajian SosialBab 3: Teori Kajian Sosial
Bab 3: Teori Kajian Sosial
 
Komunisme
KomunismeKomunisme
Komunisme
 

Viewers also liked

ระบบปฏิบัติการ
ระบบปฏิบัติการระบบปฏิบัติการ
ระบบปฏิบัติการNaluemonPcy
 
A91 dgi abstract
A91 dgi abstractA91 dgi abstract
A91 dgi abstractAsha Syra
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศNaluemonPcy
 
Dear grandma dee
Dear grandma deeDear grandma dee
Dear grandma deetgo1976
 
หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์
หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์
หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์NaluemonPcy
 
ระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเต
ระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเตระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเต
ระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเตNaluemonPcy
 
Music magazine evaluation
Music magazine evaluationMusic magazine evaluation
Music magazine evaluationjoshware
 
E-learning Presentation Venice, Italy 2008
E-learning Presentation Venice, Italy 2008E-learning Presentation Venice, Italy 2008
E-learning Presentation Venice, Italy 2008Lisa St. Louis
 
อิรเตอร์เน็ต
อิรเตอร์เน็ตอิรเตอร์เน็ต
อิรเตอร์เน็ตNaluemonPcy
 
Guide du référencement naturel - Copyright Google
Guide du référencement naturel - Copyright GoogleGuide du référencement naturel - Copyright Google
Guide du référencement naturel - Copyright GoogleGuillaume Bertil
 
ข้อมูลและสารสนเทศ
ข้อมูลและสารสนเทศข้อมูลและสารสนเทศ
ข้อมูลและสารสนเทศNaluemonPcy
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศNaluemonPcy
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลNaluemonPcy
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศNaluemonPcy
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลNaluemonPcy
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลNaluemonPcy
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศNaluemonPcy
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลNaluemonPcy
 

Viewers also liked (20)

ระบบปฏิบัติการ
ระบบปฏิบัติการระบบปฏิบัติการ
ระบบปฏิบัติการ
 
Singer class powerpoint
Singer class powerpointSinger class powerpoint
Singer class powerpoint
 
A91 dgi abstract
A91 dgi abstractA91 dgi abstract
A91 dgi abstract
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
 
Pdhpe powerpoint
Pdhpe powerpointPdhpe powerpoint
Pdhpe powerpoint
 
Dear grandma dee
Dear grandma deeDear grandma dee
Dear grandma dee
 
หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์
หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์
หน่วยประมวลผลของเครื่องคอมพิวเตอร์
 
ระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเต
ระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเตระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเต
ระบบปฎิบัติการและเครือข่ายคอมพิวเต
 
Music magazine evaluation
Music magazine evaluationMusic magazine evaluation
Music magazine evaluation
 
E-learning Presentation Venice, Italy 2008
E-learning Presentation Venice, Italy 2008E-learning Presentation Venice, Italy 2008
E-learning Presentation Venice, Italy 2008
 
อิรเตอร์เน็ต
อิรเตอร์เน็ตอิรเตอร์เน็ต
อิรเตอร์เน็ต
 
Guide du référencement naturel - Copyright Google
Guide du référencement naturel - Copyright GoogleGuide du référencement naturel - Copyright Google
Guide du référencement naturel - Copyright Google
 
ข้อมูลและสารสนเทศ
ข้อมูลและสารสนเทศข้อมูลและสารสนเทศ
ข้อมูลและสารสนเทศ
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
 
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศเทคโนโลยีสาระสนเทศ
เทคโนโลยีสาระสนเทศ
 
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ลประวัตตัวเอง เปิ้ล
ประวัตตัวเอง เปิ้ล
 

Similar to Gramsci

Dominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptx
Dominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptxDominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptx
Dominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptxsandinugraha24
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiJan Purba
 
88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalisme88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalismeMuhammad Junaidi
 
Tugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madaniTugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madaniBilhad Hard
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptChandraSetyawan10
 
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8Enchink Qw
 
Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamwasunu
 
Birokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politikBirokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politikYasirecin Yasir
 
4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jkt4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jktindera_sari
 
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDemokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDavid Jones
 
Tulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat MadaniTulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat MadaniYusni Sinaga
 
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMasyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMawarPutri10
 

Similar to Gramsci (20)

Dominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptx
Dominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptxDominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptx
Dominasi_dan_Hegemoni_dalam_Pemikiran_Antonio_Gramsci.pptx
 
Demokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modernDemokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modern
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisi
 
materi poin 3.docx
materi poin 3.docxmateri poin 3.docx
materi poin 3.docx
 
88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalisme88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalisme
 
Tugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madaniTugas konsep masyarakat madani
Tugas konsep masyarakat madani
 
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).pptMasyarakat Madani (Materi 3).ppt
Masyarakat Madani (Materi 3).ppt
 
Eko
EkoEko
Eko
 
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
 
Prinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islamPrinsip ekonomi islam
Prinsip ekonomi islam
 
Public sphere
Public spherePublic sphere
Public sphere
 
Demokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAMDemokrasi dan HAM
Demokrasi dan HAM
 
Birokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politikBirokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politik
 
Karl marx
Karl marxKarl marx
Karl marx
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 
4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jkt4 teori-pers dki jkt
4 teori-pers dki jkt
 
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunisDemokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
Demokrasi pancasila perpaduan antara liberal dan komunis
 
Tulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat MadaniTulisan2 Masyarakat Madani
Tulisan2 Masyarakat Madani
 
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptxMasyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
Masyarakat Madani- Carissa Ekka Cantika- 20190530084.pptx
 
Masyarakat sipil
Masyarakat sipilMasyarakat sipil
Masyarakat sipil
 

Gramsci

  • 1. GRAMSCI : NEGARA DAN MASYARAKAT SIPIL A. Kritik Terhadap Marx. Gramsci mengritik ekonomisme Marx yang didasarkan pada materialisme sejarah. Menurut Gramsci, pembagian struktur kehidupan pada bangunan atas dan bangunan bawah mengakibatkan kegagalan Partai Sosialis Italia dalam mengobarkan semangat revolusi 1912- 1920. Gambaran struktur Marx itu pula yang menyebabkan gerakan buruh melemah dan buruh tunduk pada struktur penindasan kapitalis dan fasisme. Gramsci menolak paham ekonomistis Marx. Bagi Gramsci, perubahan ke arah masyarakat sosialis bukan semata-mata bercorak ekonomistis, tetapi juga harus memperhatikan aspek sosial, budaya dan ideologi. Oleh karena itu, hegemoni menjadi tema sentral dalam pemikiran Gramsci sebagai upaya mewujudkan cita-cita masyarakat sosialis-nya. Gramsci juga menolak pemikiran Marx mengenai revolusi yang akan mengganti secara total negara dengan masyarakat tanpa kelas. Bagi Gramsci, perubahan ke arah sosialisme harus dilakukan dengan memanfaatkan jalur-jalur yang tersedia. Bertolak dari kondisi yang sudah ada itu, buruh membuat jaringan dan aliansi-aliansi baru dengan kelompok-kelompok sosial yang ada melalui hegemoni. B. Pemikiran Gramsci : Masyarakat Sipil Gramsci memasukkan masyarakat sipil dalam bangunan atas (super structure) Marx bersama dengan negara. Dalam masyarakat sipil, terjadi proses hegemoni oleh kelompok-kelompok dominan sedangkan negara melakukan dominasi langsung kepada masyarakat sipil melalui hukum dan masyarakat politik. Gramsci sendiri mengakui bahwa senyatanya masyarakat sipil telah terhegomi. Pengakuannya itu diungkapkan dengan mengatakan bahwa masyarakat sipil adalah etika atau moral. Gramsci membedakan masyarakat sipil dengan masyarakat politik. Masyarakat politik adalah aparat negara yang melaksanakan fungsi monopoli negara dengan koersi, yang di dalamnya meliputi tentara, polisi, lembaga hukum, penjara, semua departemen administrasi yang mengurusi pajak, keuangan, perdagangan dan sebagainya. Masyarakat sipil adalah wilayah dimana relasi antara kelompok tidak dilakukan dengan koersi. Maka Gramsci mengatakan
  • 2. bahwa masyarakat sipil mencakup organisasi-organisasi privat seperti gereja, serikat dagang, sekolah, dan termasuk juga keluarga. Gramsci juga mengatakan bahwa organisasi-organisasi dalam masyarakat sipil mempunyai tujuan yang berbeda-beda seperti politik, ekonomi, olah raga, seni dan sebagainya namun mereka memiliki asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat meskipun sering tidak kentara. Masyarakat sipil merupakan salah satu bagian dari masyarakat kapitalis. Gramsci mengatakan masyarakat kapitalis terdiri dari tiga jenis hubungan yaitu hubungan dasar antara pekerja dan pemodal, hubungan koersif yang menjadi watak negara, dan hubungan sosial lainnya yang membentuk masyarakat sipil. Maka bagi Gramsci, masyarakat sipil bukan negara karena negara bersifat koersif dan bukan produksi karena dalam produksi terjadi tindakan koersif pemilik modal kepada buruh. Ronnie D. Lipschutz merumuskannya dengan mengatakan “Gramsci placed civil society between state and market and outside of the private sphere of family and friendship.” Masyarakat sipil merupakan medan perjuangan politik. Oleh karena itu, dalam rangka pembentukan negara sosialis, Gramsci mengatakan perlunya kelompok buruh membangun hegemoni atas kelompok-kelompok lain dalam masyarakat sipil dengan sebuah ideologi baru yang mampu mewadahi kepentingan-kepentingan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat sipil dan sekaligus mampu mewadahi kepentingan kelompok buruh. Dalam hal ini, kelompok buruh harus mampu mentransformasi ideologi-ideologi yang ada dengan tetap mempertahankan unsur-unsur penting dari masing-masing ideologi itu dan menyusunnya menjadi sebuah ideologi baru yang mencakup semua termasuk kepentingan kelompok buruh sendiri. Karena masyarakat sipil telah terhegemoni, maka kelompok buruh perlu melakukan kontra hegemoni. Dalam hal ini, kelompok buruh membangun hegemoni dengan melakukan “perang posisi” melawan hegemoni negara yang telah menjadi blok historis. Pada saatnya nanti ketika negara sosialis telah terbentuk, kelompok buruh harus tetap membangun hegemoni agar menjadi blok historis. Ketika kelompok buruh memperoleh kekuasaan negara, masyarakat sipil harus sudah maju. Kemajuan masyarakat sipil diukur dari kemampuan membangun hubungan secara otonom, kemampuan mengatur dirinya sendiri (self-governing) dan adanya disiplin diri masyarakat. Tanpa disertai dengan kemajuan masyarakat sipil, maka kelompok buruh akan tetap memiliki ketergantungan yang kuat terhadap negara atau tetap berada dalam periode statolatry. Oleh karena itu, periode statolatry harus terus menerus dikritik agar masyarakat sipil menjadi maju dimana terjadi perkembangan inisiatif individu dan kelompok.
  • 3. C. Pemikiran Gramsci : Negara. Bagi Gramsci, negara adalah masyarakat politik dan masyarakat sipil. Negara memiliki alat-alat koersif yaitu lembaga-lembaga yang disebutnya sebagai masyarakat politik. Tetapi negara tidak semata-mata melakukan koersif saja tetapi negara juga melakukan apa yang ia sebut sebagai ‘peran edukatif dan formatif negara’ yaitu melakukan hegemoni. Masyarakat sipil merupakan masyarakat yang telah terhegemoni oleh negara sehingga memampukan negara menjadi blok historis berkat dukungan dari masyarakat sipil. Itulah sebabnya, ia mengatakan bahwa negara merupakan masyarakat politik dan masyarakat sipil. Pemikirannya mengenai negara sebagai masyarakat politik dan masyarakan sipil melahirkan gagasan mengenai negara integral. Pemahaman mengenai negara integral tidak bisa dilepaskan dari gagasannya mengenai sifat kekuasaan. Kekuasaan dipahami oleh Gramsci sebagai hubungan sosial. Hubungan sosial negara terjadi terhadap masyarakat politik dan juga terhadap masyarakat sipil. Jadi, di dalam masyarakat sipil disamping terdapat hubungan sosial di antara kelompok-kelompoknya sendiri juga terdapat hubungan sosial dengan negara. Gramsci memikirkan negara yang dicita-citakannya dalam gambaran Dewan Pabrik. Dewan pabrik ini merupakan hasil cetusan gagasannya mengenai perlunya transformasi komisi internal yang ia lontarkan saat ia duduk dalam kepengurusan komisi internal di Turin. Inti gagasannya mengenai transformasi itu adalah agar komisi internal sebagai organ kekuasaan proletarian menggantikan kelompok pemodal dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen dan administrasi sehingga komisi internal bisa menjadi sekolah politik dan administrasi bagi kaum pekerja. Gagasan itu diterima dengan cepat sehingga komisi internal berkembang menjadi dewan pabrik. Dalam dewan pabrik ini, pekerja dapat melakukan kontrol atas proses produksi, mengambil alih fungsi manajemen dan administrasi. Dengan demikian, bagi Gramsci, dewan pabrik membangun kesadaran politik akan negara demokrasi langsung yang dibangun atas partisipasi rakyatnya. Dengan menggambarkan dewan pabrik sebagai embrio negara, Gramsci mencita-citakan sebuah negara demokrasi langsung dimana kendali atas proses produksi berada di tangan kelompok buruh. KESIMPULAN Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pemikiran mengenai negara dan masyarakat sipil mengalami pasang surut dalam perjalanan sejarah. Dalam pemikiran Hegel, masyarakat sipil adalah masyarakat yang hidupnya tidak dicampuri urusannya oleh negara. Hegel belum
  • 4. memaksudkan masyarakat sipil seperti yang dikemukakan oleh Larry Diamond. Hegel masih mengartikan sebagai sebuah masyarakat biasa, komunitas yang terdiri dari individu-individu, yang kehidupannya tidak dicampuri oleh negara. Dalam kaitan ini, negara dipandang Hegel sebagai pengatur dan pemersatu dari masyarakat sipil melalui hukum, lembaga-lembaga peradilan dan lembaga kepolisian. Pemikiran Hegel ini diinterpretasikan oleh Marx dalam kerangka perjuangan kaum buruh. Masyarakat sipil dipandang sebagai kelompok yang teralieanasi sehingga masyarakat membutuhkan negara. Masyarakat sipil adalah masyarakat dimana terjadi penghisapan buruh oleh majikan. Negara juga dipandang sebagai alat di tangan kaum borjuis untuk mempertahankan kedudukannya. Maka Marx mencita-citakan sebuah masyarakat tanpa kelas sehingga individu-individu mendapatkan kebebasan dan bekerja seturut kodratnya sebagai manusia. Dalam kondisi seperti ini, negara mati dengan sendirinya. Perwujudan utopi itu dilakukan melalui revolusi yang akan menghapus kepemilikan alat produksi dari kaum borjuis. Gramsci menentang teori ekonomistis Marx ini dan mengatakan bahwa perubahan masyarakat sosialis harus bertolak dari kondisi yang ada. Perubahan harus dilakukan oleh kelompok buruh melalui hegemoni dalam masyarakat sipil. Masyarakat sipil dalam pemikiran Gramsci sudah mulai dipikirkan adanya organisasi-organisasi atau kelompok-kelompok yang otonom. Meskipun organisasi-organisasi itu saling membangun hegemoni sendiri, negara juga tidak ketinggalan membangun hegemoni di antara kelompok-kelompok itu. Negara disamping memiliki kekuatan untuk membangun hegemoni masyarakat sipil, juga memiliki masyarakat politik sebagai alat koersif negara. Sumbangan pemikiran yang penting bagi perkembangan demokrasi dari ketiga pemikiran itu adalah bahwa kehidupan masyarakat sipil harus menjadi wilayah kebebasan (Hegel) sehingga akan menjadi medan kehidupan yang manusiawi (Marx). Dengan kebebasan itu, organisasi-organisasi kemasyarakatan akan tumbuh memperkuat demokrasi (Gramsci). Mereka mampu bersikap kritis terhadap negara (Gramsci) sehingga memungkinkan terciptanya kehidupan yang lebih baik dengan dilandasi pada rationalitas dan kebebasan manusia (Hegel). Negara dalam hal ini harus terus menerus menyandarkan diri dalam rasionalitasnya (Hegel) agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan berupa penyalahgunaan lembaga-lembaga koersifnya (Hegel, Marx, Gramsci) maupun penyalahgunaan kemampuan hegemoniknya melalui struktur hukum, ideologi atau pendidikan (Hegel, Marx, Gramsci). Demikianlah pemaparan atas pemikiran Hegel, Marx dan Gramsci. Semoga bermanfaat bagi wacana kita dalam memperkembangkan demokrasi di Indonesia. Daftar Pustaka Anafansyev, V. Marxist Philosophy A Popular Outline. trans. by Leo Lempert. Rev.Ed. Moscow : Progress Publishers, 1965 Calabrese, Andrew. “The Promise of Civil Society : A Global Movement for Communication Rights.” Continuum : Journal of Media and Cultures Studies 3 (September 2005), 317-329.
  • 5. Hegel’s Philosophy of Right. Transl. T.M. Knox. Reprint. London : Oxford University Press, 1981. Iskandar, Deddy. “Mengenal dan Mengritik Gramsci.” Pemikiran-pemikiran Revolusioner. Ed. Saiful Arif. Malang : Averroes Press, 2001 Lipschutz, Ronnie D. “Power, Politics and Global Civil Society.” Millenium: Journal of International Studies 33 (3:2005) McLellan, David. “Marx, Engels and Lenin on Party and State.” The Withering Away of State?Party State under Communism, ed. Leslie Holmes. London : SAGE Publications Ltd, 1981. McClelland, J.S. History of Western Political Thought. London : Routledge, 1996. Muukkonen, Martti. “Civil Society.” Makalah dalam Annual Meeting of Finish Sociologist, Turku, 24 – 25 Maret 2000. Nina, Daniel. “Beyond The Frontier : Civil Society Revisited.” Transformation 17 (1992), 61-73. Suseno, Franz Magnis. Etika Politik Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta:Gramedia, 1991 Suseno, Franz Magnis. Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta : Gramedia, 1999. Shils, Edward. “The Virtue of Civility,” Selected Essay on Liberalism, Tradition and Civil Society. Ed. Steven Grosby. Indiana Polis : Liberty Fund, 1997.
  • 6. Simon, Roger. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. terj. Kamdani et al. Yogyakarta : Insist, 2000. Stumpf, Samuel Enoch. Philosophy History and Problems. Fifth edition. New York : McGraw Hill Inc, 1994. Martti Muukkonen, “Civil Society” (Makalah dalam Annual Meeting of Finish Sociologist, Turku, 24-25 Maret 2000). Samuel Enoch Stumpt, Philosophy History and Problems (New York :1994), hal. 337. Ibid J.S. McClelland, A History of Western Political Thought (Fifth Ed.: London, 1996), hal. 531. Bdk. Hegel’s Philosophy of Right, transl. T.M. Knox (Reprint: London, 1981) No.255 dan No. 238 Ibid. No.189 – 195. Lihat juga Andrew Calabrese, “The Promise of Civil Society: A Global Movement for Comunication Rights,” Continuum : Journal of Media dan Cultural Studies, 3 (September 2004), hal. 319. Ibid. No.243. Ibid. No. 202. Ibid. No. 203. Ibid. No.204. Ibid. No.205. Samuel Enoch Stumpf, Op.Cit., hal.338. Hegel’s Philosophy of Right No. 245 Lih. Ibid. No.246-248 Lih. Samuel Enoch Stumpf, Op.Cit, hal. 338. Lihat juga Franz Magnis-Suseno, Etika Politik Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern (Jakarta:1991), hal. 247-250 Lih. Hegel’s Philosophy of Right No. 272 Lih. Ibid No.302 Lih. J.S. McClelland, Op.Cit, hal. 532-533