Dokumen tersebut membahas tentang komposting sebagai cara untuk mengelola sampah organik sebesar 50% dari total sampah. Komposting dilakukan dengan berbagai metode seperti keranjang Takakura, komposter drum, dan biopori untuk mengurai sampah organik menjadi pupuk alami. Komposting merupakan penerapan prinsip 3R untuk mengurangi sampah yang dibuang.
3. < 50 % Sampah organis Sampah Non organis
Bisa dikompos% PERSOALAN SAMPAH
HINGGA 70 Hingga 20 %
BISA DISELESAIKANBisa didaur ulang
OLEH KITA
4. PRINSIP 3 R
Terjebak dalam pemahaman
1. REDUCE
sempit RECYCLE tanpa upaya
kuat melakukan upaya
pencegahan (preventif) untuk
2. REUSE
mengurangi (REDUCE)
3. RECYCLE
5. Prinsip 3R + K
Reduce Reuse
KOMPOSTING
Recycle +K
6. MENGELOLA 50 %
(Sampah Organik)
MENGKOMPOS:
“ Dari alam kembali ke alam ”
11. Keunikan Takakura
Jumlah pengurai > jumlah sampah (minimal 2/3
wadah) ‘kesejahteraan’ mikroorganisme tidak mudah
terganggu oleh sampah
Sehingga…
• Cepat mengurai sampah organis: 1 kg sampah perhari (baru
penuh setelah 2 - 3 bulan)
• Kemungkinan bau sangat kecil
bisa ditaruh dalam ruangan
• Kinerja bagus walau wadah kecil:
bisa panas
12. Kenapa lebih baik panas?
Dua kelompok mikroorganisme aerob:
• Suka hidup di suhu biasa (pengkomposan dingin)
• Suka hidup di suhu panas (pengkomposan panas)
bekerja lebih cepat
Aerob = butuh oksigen perlu ada penahan
panas tapi udara masih bisa keluar masuk
13. Cara terbaik menggunakan
Takakura
Perlakukan sebagai tempat sampah organis
bukan Produsen kompos
– Bukan “kapan panen kompos?”
– Jangan tunggu kapan penuhnya
tapi nikmati layanan gratisnya
– Anggap kompos sebagai bonus
14. Cara merawat Takakura
Tidak harus rutin
Dirawat khusus jika:
• Volume sampah tidak berkurang
• Bau
• Terlalu basah atau terlalu kering
• Tinggi kompos kurang dari 1/2 bagian
15. Cara membuat starter Takakura
4 takaran
Menggumpal & lembab,
tidak meneteskan air
1 takaran
1 takaran
4 hingga 7 hari
28. “Dua puluh tahun dari sekarang, kita
akan lebih menyesali hal-hal yang
tidak kita lakukan Dibandingkan yang
telah kita lakukan.”
(David Mc Taggard, Pendiri Greenpeace)