2. Pengertian
Sampah
Segala aktivitas yang
kita lakukan sehari-hari
menghasilkan sampah.
Sampah adalah semua
limbah/ sisa yang
dihasilkan dari aktivitas
manusia dan binatang,
biasanya dibuang
karena dianggap tidak
berguna/ bermanfaat
lagi.
Jika tidak dikelola
dengan baik, sampah
dapat menjadi masalah.
3. KLASIFIKASI SAMPAH
Secara umum, sampah domestik (rumah
tangga) dikelompokkan menjadi dua, sampah
organik dan anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang mudah
membusuk, seperti sisa makanan, sayuran
daun-daun kering dan sebagainya.
Sampah anorganik adalah sampah yang
tidak mudah membusuk seperti plastik,
wadah pembungkus makanan , botol, kaleng,
besi dan sebagainya.
5. Sebagian besar sampah di Indonesia adalah
sampah organik, presentasenya sekitar 60-
70% dari total timbulan sampah.
Karena sifatnya yang mudah membusuk dan
terurai, sampah organik dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk kompos.
6. Kompos
Kompos adalah pupuk organik sebagai
hasil dari proses biologi oleh aktivitas
mikroorganisme dalam menguraikan
/dekomposisi bahan organik menjadi
humus.
Berdasarkan proses terjadinya, kompos
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
kompos alami dan kompos buatan
7. Kompos Alami
Kompos alami adalah kompos yang dalam proses
pembuatannya berjalan dengan sendirinya, dengan
sedikit atau tanpa campur tangan manusia.
Manusia hanya membantu mengumpulkan bahan,
menyusun bahan, untuk selanjutnya proses
composting / pengomposan berjalan dengan
sendirinya.
Waktu pembuatan relatif lama, mencapai 3-4 bulan,
bahkan bisa mencapai 6 bulan atau lebih.
8. Kompos Buatan
Kompos buatan adalah kompos yang dalam proses
pembuatannya sejak dari penyiapan bahan (pengadaan
bahan dan pemilihan bahan), pencampuran bahan,
pengaturan temperatur dan proses lainnya, semua
dilakukan dibawah pengawasan manusia.
Proses pembuatan kompos yang dibuat dengan campur
tangan manusia biasanya dibantu dengan penambahan
aktivator pengurai bahan baku kompos Starter,
misalnya Stardec, EM4 atau MOL
Pembuatan kompos dengan bantuan starter
berlangsung lebih cepat, dari semula 3-4 bulan dapat
dipercepat hingga 3-4 minggu.
9. Pada dasarnya semua bahan organik dapat dikompos,
tapi ada beberapa bahan yang kurang baik apabila
dikompos,
Bahan yang dapat dikompos:
- Sisa sayur baru;
- Sisa sayur basi (dicuci dulu, peras dan buang airnya);
- Sisa nasi, ayam, kulit telur;
- Sampah buah yang lunak (kulit jeruk, apel, dsb);
- Daun, dicacah/ dipotong supaya lebih cepat terurai
Bahan yang tidak dapat dikompos:
- Sisa makanan mengandung protein, seperti daging, ikan,
udang, susu, santan dsb (dapat menimbulkan lalat dan belatung)
- Biji buah yang utuh atau keras seperti salak, kelengkeng, asam,
alpukat dan sejenisnya
- Buah utuh yang tidak dimakan karena busuk dan berair
10. TEMPAT PENGOMPOSAN (SKALA RUMAH TANGGA)
• Gentong Tanah
Liat
• Drum Plastik
• Keranjang
Takakura
• Lubang Biopori
11. Tahap Pengomposan (Sampah
Dapur)
Pemilahan
Sampah organik dan anorganik hendaknya dipisah sejak
awal, kemudian sampah organik yang dapat dikompos
dipotong/ dicacah sehingga lebih cepat terurai
Pencampuran
wadah pengomposan diisi terlebih dahulu dengan kompos
lama, kurang lebih 1/3 bagian; kompos lama nantinya
berfungsi sebagai starter.
Masukkan sampah dapur dapat dimasukkan setiap hari.
Aduk dan balik sampai tertutup kompos lama
jika terlalu basah dapat ditambah sekam atau serbuk
gergajian
jika timbul panas, berarti proses pengomposan sedang
berlangsung.
setelah wadah penuh, kompos lama (1/3 bagian bawah)
dapat digunakan sebagai kompos, sisanya dilanjutkan proses
pengomposan.
12. Tahap Pengomposan (Sampah
Daun)
Pemilahan
- Pisahkan sampah organik (daun, rumput) dari sampah anorganik
(plastik, kaleng); sampah organik dapat dicacah kecil-kecil
Pencampuran
- Campur sampah coklat, sampah hijau dan kompos lama dengan
perbandingan 1: 2 : 1; jika sampah hijau kurang dapat ditambah
kotoran ternak
- Siram air sampai lembap
- Masukkan ke dalam wadah pengomposan lalu tutup
- Proses pengomposan berjalan jika mulai hari kedua timbul panas
Pembalikan
- Pembalikan dapat dilakukan seminggu sekali, sehingga terjadi
sirkulasi udara
- Jika terlalu kering, dapat diperciki air untuk menjaga kelembaban
Pematangan
- Setelah pengomposan berjalan, setelah 4 minggu suhu akan mulai
menurun; pembalikan terus dilakukan sampai 2 minggu berikutnya.
13. Suhu dan kelembaban perlu dikontrol, sehingga
pengomposan dapat berlangsung lebih optimal.
Lakukan pengomposan di tempat teduh, hindarkan dari
panas dan hujan.
Semakin kecil pencacahan bahan, pengomposan akan
berlangsung lebih cepat
Penambahan aktivator (EM4, Stardec, Mol dsb) dapat
mempercepat penguraian sampah
Setelah kompos jadi, sebaiknya dilakukan pengayakan
untuk memisahkan bahan yang belum terurai sempurna.
Bahan ini dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk
pengomposan selanjutnya.
14. Tidak terlihat bahan aslinya, tetapi sudah
menjadi butiran seperti tanah
Tidak berbau sampah atau busuk, tetapi
berbau tanah
Warna kehitaman atau coklat kehitaman
Suhu sama dengan suhu tanah
15. Manfaat Kompos
Mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke TPA
Memperbaiki struktur tanah (lebih gembur) dan
meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah
Membuat rasa buah-buahan dan sayuran menjadi
lebih enak, harum dan lebih sehat
Meningkatkan pendapatan masyarakat (apabila
dijual atau dipakai sebagai pupuk tanaman)