4. Lokasi
Pemakaian
Obat Dalam (Per oral/ per enteral)
- Melalui saluran cerna
- Etiket putih
- Contoh : tablet, sirup
Obat Luar
-Tidak melalui saluran cerna
- Etiket biru
- Contoh : salep, suppositoria
6. Efek yang di
timbulkan
Lokal : efek obat hanya bekerja
setempat. Contoh : obat topical,
intranasal, uretral, vagina, rektal
Sistemik : obat beredar ke seluruh
tubuh melaui peredaran darah. Contoh
: Obat oral, rektal, ihalasi dan
parenteral
8. Asal mula
bahan baku
Modern
Berasal dari zat kimia/dari sintesis ramuan zat kimia
Jika tidak sesuai akan di tolak tubuh (ada efek
samping)
Tradisional
Berasal dari tumbuh-tumbuhan hewan dan mineral
yang digunakan berdasarkan pengalaman turun
temurun dari nenek moyang
Efek samping ada tetapi jarang
9. Jenis dalam
pelayanan
Sintetik
• Obat generic obat dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam farmakope Indonesia untuk
zat berkhasiat yang di kandungnya
• Obat Bernama Dagang obat menggunakan
nama milik produsen obat yang bersangkutan
Alami
• Jamu Empiric Based
• Obat herbal terstandar Scientific Based
• Fitofarmaka Clinical Based
11. Obat Bebas
danObat
BebasTerbatas
Boleh digunakan tanpa resep dokter Self
medication/swamedikasi
Termasuk daftarW (Warschuwing) atau OTC (OverThe Counter)
Dapat di peroleh di apotek, took obat dan lain-lain
- Paracetamol
- ferrosulfat
- Bromhexin
- CTM,
Theophylline
13. Obat Keras
Obat-obatan yang tidak digunakan untuk keperluanTeknik, yang mempunyai
khasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksikan dan lain-lain tubuh manusia,
baik dalam bungkusan/kemasan maupun tidak.
Daftar G (Govaarlijk)
Obat berkhasiat keras yang untuk memperoeh harus menggunakan resep dokter
Contoh : Infus Asering,Amoxicillin,Captopril
14. ObatWajibApotek
Obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker di apotek kepada pasien tanpa resep
dokter.
Tujuan :
- Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya guna mengatasi
masalah Kesehatan
- Meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
- Meningkatkan peran Apoteker di Apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi Informasi
dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat
SK Menkes No.347/Menkes/SK/VII/1990
15. ObatWajibApotek
Obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker di apotek kepada pasien tanpa
resep dokter.
Tujuan :
- Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya guna mengatasi
masalah Kesehatan
- Meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
- Meningkatkan peran Apoteker di Apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi
Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat
SK Menkes No.347/Menkes/SK/VII/1990
16. Narkotika
Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
UU Nomor 35Tahun 2009
17. Narkotika
Golongan I :Tanaman Papaver Somniferum L,TanamanGanja
Hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan
Golongan II : Fentanil, Petidin
Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, potensi
tinggi mengakibatkan ketergantunga
Golongan III : Kodein, campuran opium + bahan bukan narkotika
Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan, potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
18. Psikotropika
Zat atau obat baik alami maupun sintetis bukan narkotika, yang bereaksi psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan syraraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
UU nomor 5 tahun 1997
19. Cont..
Golongan I : DMA, MDMA, Meskalin
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Gologngan II : Amfetamin, Metakualon
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibtkan sindroma ketergantungan
Golongan III : Funotrazepam, Pentobarbital, dll
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibtkan sindroma ketergantungan
Golongan IV : Diazepam, Fenobarbital
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibtkan sindroma
ketergantungan
20. Referensi
Anief., M., 205, Farmasetika, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Kristina., S.A., Kapita Selekta Dispensing, Laboratorium
Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat Fakultas Farmasi
UGM,Yogyakarta
SK Menkes No 346/Menkes/SK/VII/1990
UU No 5 tahun 199 tentang Psikotropika
UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika