Disertasi ini mengembangkan model pembelajaran interaksi sosial terpadu dengan modifikasi tingkah laku (ISOMOKAKU) untuk meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa SMP di Kabupaten Sukoharjo. Model ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku. Model ini akan diuji efektivitasnya melalui penelitian tindakan kelas
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
FIX SAJIAN PPT SINGKAT SEMHAS.pptx
1. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKSI
SOSIAL TERPADU DENGAN MODIFIKASI TINGKAH LAKU
(ISOMOKAKU) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR PPKn SISWA SMP KABUPATEN SUKOHARJO
3. Karena saat ini guru menerapkan model
pembelajaran konvensional maka perlu
dilakukan pengembangan model pembelajaran
yang innovatif, kreatif, dan adaptif
Perlu dilakukan pengembangan
model pembelajaran
Disertasi ini mengembangkan model pembelajaran interaksi sosial
terpadu dengan modifikasi tingkah laku untuk meningkatkan prestasi
belajar PPKn siswa SMP Kabupaten Sukoharjo
Model pembelajaran isomokaku lebih innovatif, kreatif dan adaptif
Penyampaian pesan lebih jelas, mudah dipahami dan daya serap
siswa dapat optimal
4. Pendapat saya
Berdasarkan fakta dilapangan serta
pandangan pemikiran para pakar dalam
kaitannya membuat paradigma baru
pendidikan melalui proses revolusi
pembelajaran menghadapi abad xxi yang
ditandai dengan maju, canggih, dan
modernya sarana komunikasi dan informasi.
Maka pembaharuan model pembelajaran
merupakan langkah yang tepat dalam upaya
meningkatkan Prestasi Belajar PPKn SMP
Di kabupaten sukoharjo
5. Pokok-Pokok Permasalahan
1.Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran PPKn
untuk pencapaian prestasi belajar PPKn siswa SMP
Kabupaten Sukoharjo saat ini ?
2.Bagaimanakah mengembangkan model
pembelajaran Interaksi sosial terpadu dengan
modifikasi tingkah laku (isomokaku) sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa SMP
Kabupaten Sukoharjo ke depan ?
3.Bagaimanakah keefektifan penggunaan model
pembelajaran Interaksi sosial terpadu dengan
modifikasi tingkah laku (isomokaku) untuk
meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa SMP
Kabupaten Sukoharjo ?
6. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan kebutuhan pengembangan model
pembelajaran PPKn untuk meningkatkan prestasi
belajar PPKn SMP Kabupaten Sukoharjo saat ini
2. Mendeskripsikan langkah-langkah mengembangkan
model pembelajaran Interaksi sosial terpadu dengan
modifikasi tingkah laku(isomokaku ) untuk
meningkatkan prestasi belajar PPKn dalam
pembelajaran PPKn SMP Kabupaten Sukoharjo
3. Mendeskripsikan keefektifan pengembangan model
pembelajaran Interaksi sosial terpadu dengan
modifikasi tingkah laku(isomokaku) untuk meningkatkan
prestasi belajar PPKn SMP Kabupaten Sukoharjo
7. BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
Pemahaman Konsep-Konsep dasar tentang:
Pengembangan Model Pembelajaran, Model
Pembelajaran Isomokaku Pembelajaran PPKn,
teori-teori Belajar .
8. INPUT
INPUT
(Permasalahan)
1. Timpangnnya pelaksanaan
pembelajaran yang
menguatkan ranah
pengetahuan
(kognitif/knowing), sikap
(afektif/feeling), dan
perilaku(psikomotor/action)
peserta didik
1. Bahan ajar yang kurang
komprehesif
.
Pemilihan model, metode, Media &
Evaluasi Kurang kurang tepat & Akurat
Proses /Solusi
1. Penerapan model
isomokaku yang
menguatkan
peserta didik
pada ranah
pengetahuan,
sikap dan
keterampilan
2. Penyusunan
bahan ajar yang
komprehenasif
berbasis
isomokaku
Pelaksanaan Pembelajaran PPKn yang innovatif, kreatif dan adaptif dengan
menerapkan model pembelajaran isomokaku
Out put/luaran
1. Terbentuknya sosok
peserta didik memiliki
prestasi belajar PPKn
yang baik sebagai
bekal dalam hidup
berbangsa dan
berengara
2. Tersusunnya bahan ajar
ajar yang
komprehensif berbasis
Isomokaku
Out comes/
Dampaknya
Jadi guru yang
profesional,
nara sumber
serta teladan
Pelaksanaan Pembelajaran PPKn dengan Menerapkan Model pembelajaran Isomokaku
9. Penelitian Yang Relevan
Dalam proposal desertasi ini ada 53
penelitian yang relevan yang dimuat
dalam jornal internasional dan nasional
hasil penelitian yang dilakukan para
pakar
Materi dalam jornal tersebut terkait
dengan: model pembelajaran,
pembelajaran PPKn, dan Prestasi
Belajar
10. Yang saya dilakukan untuk penelitian
yang relevan
1. Mengambil hasil penelitian
2. Menganalisis hasil penelitian untuk dicari:
kesamaan dan perbedaannya
3. Mensinergiskan kontribusi hasil penelitian
yang relevan dengan judul desertasi
11. BAGAN MODEL HIPOTETIK
ORIENTA
SI MODEL
Interasi sosial
Modifikasi tingkah laku
Konvensional model
Prestasi belajar tidak
optimal;
Dikembangkan interaksi
sosial terpadu dengan
modifikasi tingkah laku
Pendukung Model
1. Kurikulum 2013
2. Teori belajar
Humanisme
3. Teori belajar
bhavioristik
4. Teori belajar sosial
5. Teori belajar
konstruktivisme
Pelaksanaan model
1. Perangkat
pembelajaran
2. KBM
3. Tujuan
pembelajaran
Isomokaku sebagai
paradigma baru model
4 D
1. Define
2. Design
3. Develop
4. Dissiminatt
1. Studi Pendahuluan
2. Pengembangan Model
3. Uji keefektifan
SINTAK
Tahap
Persiapan
Tahap Inti
Tahap
Penutup
SUKMADINATA
Produk
Buku Pedoman Guru
Buku Pegangan Siswa
Implementasi isomokaku, buku
modul PPKn siswa kelas VII
12. KERANGKA BERPIKIR
PEMBELAJARAN ppkN
& pROBLEMATIKANYA
Kurikulum PPKn
2013 &
Pembelajaran
Isomokaku
Desain Perencanaan
Desain Pelaksanaan
Desain evaluasi
Interaksi sosial terpadu
dengan modifikasi
tingkah laku
Buku panduan guru,
buku panduan siswa
berbasis isomokaku
Civic
Knowledge
Civic
Disposition
Civic Skill
Instrukcsional effect
Naturant effect
Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
14. JENIS PENELITIAN (R &D)
Subjek & Objek
Guru & Siswa SMP
Kelas VII
Pengembangan model
pembelajaran dan
prestasi belajar PPKn
Metode pengumpulan
data
Tes, Dokumentasi,
observasi, wawancara,
dan angket
Instrumen Penelitian
Daftar list dokumen,
pedoman observasi,
pedoman wawancara
pedoman angket,
item-item soal tes
Uji validitas data :
1. Uji persyaratan, uji validitas, uji
reliabilitas, daya beda dan tingkat
kesukaran
Tehnik analisis penelitian
Uji t-test
Tempat & Waktu Penelitian
Tempat Penelitian: SMP N 1
Kartasura, SMP N 2 Kartasura,
SMP N 3 Kartasura, SMP N 2
Bendosari & SMP N 1 Nguter
Waktu penelitian: Pebruari sd
April 2022
Populasi: seluruh siswa kelas VII
di SMP N 1 Kartasura, SMP N 2
Kartasura, SMP N 3 Kartasura,
SMP N 2 Bendosari & SMP N 1
Nguter
Sampel : sebagian siswa kelas
VII di SMP N 1 Kartasura, SMP
N 2 Kartasura, SMP N 3
Kartasura, SMP N 2 Bendosari &
SMP N 1 Nguter secara acak
15. Prosedur Penelitian
Pengembangan
Model pengembangan Borg & Gall (1989:791-795)
menentukan 10 langkah berurutan (prosedural)
dalam penelitian dan pengembangan sebagai
berikut :
1) Research and information collecting (penelitian
dan pengumpulan data), dilakukan melalui studi
awal dengan pengumpulan informasi pada kondisi
konstektual dimana penelitian akan dilakukan,
review litelatur, observasi lapangan, kelas,
laboratorium.
2) Planning (perencanaan), menentukan tujuan,
identifikasi keterampilan, menentukan mata
pelajaran yang akan diberikan.
16. 3) Develop preliminary form of product
(pengembangan draft produk), mengembangkan
produk awal menyiapkan bahan pelajaran, metode
pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
4) Preliminary testing (uji coba lapangan awal),
memvalidasi model (produk) awal yang dihasilkan
pada tahap 3.
5) Main product revision (merevisi hasil uji coba),
melakukan revisi produk berdasarkan masukan
pada testing awal. Melakukan interview, observasi,
dan angket terhadap subyek 6-2 orang.
17. 6) Main field testing (uji coba lapangan), melakukan uji
coba lapangan melibatkan 30-80 orang sebagai responden
pengguna produk, melakukan data kuantitatif.
7) Operational product revision (penyempurnaan produk
hasil uji coba lapangan), merevisi produk berdasarkan
masukan pada uji coba lapangan.
8) Operational field testing(uji pelaksanaan lapangan),
melakukan uji coba lapangan melibatkan 90-200
responden (pengguna produk), mengumpulkan data
kuantitatif.
18. 9) Final product revision (penyempurnaan
produk akhir), merevisi produk berdasarkan
masukan uji coba lapangan operasional
(operational field testing)hingga dihasilkan
produk akhir.
10) Dissemination and implementation
(diseminasi dan implementasi), membuat
laporan produk akhir dan dipresentasikan
melalui seminar hasil penelitian.
19. Menurut Sukmadinata (2010) dijelaskan bahwa:
”Jika kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti
dengan benar, maka dapat menghasilkan suatu produk
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan”. Langkah-
langkah tersebut bukanlah hal baku yang harus diikuti, langkah
yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.
Pada penelitian ini 10 langkah menurut Cycle Borg dan Gall.
Disederhanakan oleh Sukmadinata(2010) menjadi tiga tahap,
yaitu
Tahap- 1: studi pendahuluan atau (1) research and information
collecting.
Tahap-3: validasi model meliputi tiga kegiatan: (8) operational
field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and
implementation. Pengelompokan menjadi tiga tahap ini hanya
untuk memudahkan dalam proses penelitian, sama sekali tidak
mengurangi makna masing-masing langkah yang sebenarnya.
21. Prosedur Penelitian
1. Tahap Pendahuluan
Dilakukan riset awal
Dilakukan analisis kebutuhan
Dilakukan Kajian Pustaka
Produk Yang Akan Dikembangkan
22. Untuk Mengetahui progres pada
studi pendahuluan
1. Dilakukan dengan uji skala terbatas, yaitu 1 SMP
Di SMP Negeri 1 Kartasura
2. Uji ini dilakukan untuk mengetahui:
a. Suasana pembelajaran di kelas dan hasil
belajar PPKn siswa : pre tes (sebelum
digunakan model Isomokaku ) dan Post
Tes ( setelah dilakukan penggunaan
model Isomokaku
b. Untuk mengetahui perbedaan mean antara
skor pre tes (sebelum ada prlakuan) dan skor
post tes (setelah ada perlakuan)
23. Langkah berikutnya
Dilakukan uji skala diperluas, dengan
menggunakan 3 sekolah yaitu:
1. SMP Negeri 1 Kartasura , diambil secara
acak 1 kelas
2. SMP Negeri 2 Kartasura, diambil 1kelas
secara acak
3. SMP Negeri 3 Kartasura, diambil secara
acak 1 kelas
24. Perlakukan terhadap 3 SMP Dalam
Uji Skala Luas
1. Tiap SMP dicari hasil belajar pre tes (
sebelum digunakan model pembelajaran
Isomokaku ), dan hasil belajar post tes(
setelah digunakan model pembelajaran
Isomokaku ),
2. Dihitung rata-rata hasil belajarnya
(Meannya)
3. Di hitung dengan menggunakan t-tes
25. Selanjutnya dilakukan uji
eksperimen
Pada uji eksperimen ini digunakan 5 sekolah
sebagai berikut:
1. SMP yang mewakili wilayah barat , SMP
yang mewakili wilayah tengah dan SMP
yang mewakili wilayah Timur, status sekolah
semua sekolah negeri, Status gurunya sudah
bersertifikasi, Usianya gurunya dibawah 40
tahun, jumlah sampel 80 siswa kelas VII
26. Tahap pengembangan Model
1. Pengembangan Rancangan Pembuatan
Produk
- Pembuatan Rancangan Produk
- Validasi Rancangan Produk
- Revisi Rancangan Produk
2. Pembuatan Prototipe Produk
3. Uji Coba Produk
28. KEGIATAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ISOMOKAKU 4 D
Tahap 1: Define Pendefinisian
Tahap 2: Design
Perancangan
Tahap 3: Develop Pengembangan
Langkah-langkah model pembelajaran
isomokaku
1. Langkah-langkah model pembelajaran
isomokaku
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
3. Memilih materi pembelajaran
4. Memilih metode dan media, serta bahan ajar
yang bervariasi
5. Menyusun jadwal
6. Pemberian pre tes
7. Menerapkan model pembelajaran isomokaku
untuk meningkatkan prestasi belajar PPKn
materi norma dan keadilan
8. Pemberian post tes
9. Perbaikan model sesuai saran dan masukan
praktisi/guru pngguna model
Disseminate
Penyebaran
Bupati, DPRD, Kepala
dinas Pendidikan
Penjelasan model
pembelajaran
isomokaku
Perancangan Model pembelajaran isomokaku
1. Penerapan Teori belajar
2. Interaksi komponen dan prinsip pembelajaran
3. Sistem penunjang
4. Dampak pembelajaran, peningkatan prestasi
belajar PPKn
5. Dampak pengiring, proses pembelajaran
PPKn yang lebih bermutu
FEED BACH
29. Kolaborasi dengan Sukmadinata
Studi Pendahuluan
Pengembangan Model
Uji Keefektifan
1. Analisis Kebutuhan
dengan obserwasi
lapangan
2. Kajian literatur
Langkah-langkahnya
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Inti
3. Tahap penutup
1. Skaka terbatas
2. Skala Diperluas
3. Uji Eksperimen
31. Desekripsi hasil Penelitian
Hasil Studi Pendahuluan
Menjawab permasalahan desertasi nomor 1 yang berbunyi:
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran PPKn untuk
pencapaian prestasi hasil belajar siswa SMP Kabupaten
Sukoharjo saat ini ?
Melalui : analisis kebutuhan
Observasi Lapangan
Kajian Literatur
Pandangan para ahli/pakar
Menjadi dasar dilakukannya pengembangan model
32. GAMBAR RINGKASAN STUDI PENDAHULUAN
INPUT PROSES OUTPUT
1. Menjawab pertanyaan
pertama disertasi
2. Subjek penelitiannya Guru
PPKn & siswa SMP Kelas
VII
3. Objek penelitiannya
pengembangan model
pembelajaran & Prestasi
hasil belajar PPKn
4. Metode pengumpulan data:
Tes, observasi, wawancara,
angket & Dokumentasi
5. Instrumennya: item-item soal
tes, pedoman observasi,
pedoman wawancara,
pedoman angket dan daftar
list dokumen
1. Diketahui pembelajaran
dilakukan secara konvensional
2. Diketahui juga skor siswa
benyak dibawah KKM,
1. Dilakukan
pengamatan
langsung di
ruang kelas
2. Diketahui
suasana
pembelajaran
3. Diketahui hasil
pre & post tes
Rekomendasi
Perlu dilakukan
pengembangan model
pemeblajaran yang
inovatif, kreatif, dan adaptif
untuk meningkat prestasi
belajar PPKn
FEED BACH
33. Hasil angket studi pendahuluan
Peranan Mata
Pelajaran PPKn
:
1. 37 Sekolahan
sangat setuju
2. 11 Sekolahan Setuju
3. 3 sekolahan tidak
setuju
4. 1 sekolahan sangat
tidak setuju
Kurangnya optimal
pencapaian prestasi
belajar
1. 45 Sekolahan
sangat setuju
2. 4 Sekolahan
Setuju
3. 2 sekolahan tidak
setuju
4. 1 sekolahan
sangat tidak setuju
Latar belakang guru
PPKn
1. 32 Sekolahan
sangat setuju
2. 5 Sekolahan
Setuju
3. 8 sekolahan
tidak
setuju
4. 7 sekolahan
sangat tidak
setuju
Perlunya
pengembangan
model
1. 46 Sekolahan
sangat setuju
2. 4 Sekolahan
Setuju
3. 1 sekolahan
tidak setuju
4. 1 sekolahan
sangat tidak
setuju
34. Hasil Pengembangan Model Pembelajaran Isomokaku
Menjawab pertanyaan disertasi ke dua, yang berbunyi:
Bagaimanakah mengembangkan model pembelajaran Interaksi sosial terpadu
dengan modifikasi tingkah laku (isomokaku) sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar PPKn siswa SMP Kabupaten Sukoharjo ke depan ?
Kegiatan pengembangan model
pembelajaran isomokaku
Langkah-langkah model pembelajaran
isomokaku
35. KEGIATAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ISOMOKAKU 4 D
Tahap 1: Define Pendefinisian
Tahap 2: Design
Perancangan
Tahap 3: Develop Pengembangan
Langkah-langkah model pembelajaran
isomokaku
1. Langkah-langkah model pembelajaran
isomokaku
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
3. Memilih materi pembelajaran
4. Memilih metode dan media, serta bahan ajar
yang bervariasi
5. Menyusun jadwal
6. Pemberian pre tes
7. Menerapkan model pembelajaran isomokaku
untuk meningkatkan prestasi belajar PPKn
materi norma dan keadilan
8. Pemberian post tes
9. Perbaikan model sesuai saran dan masukan
praktisi/guru pngguna model
Disseminate
Penyebaran
Bupati, DPRD, Kepala
dinas Pendidikan
Penjelasan model
pembelajaran
isomokaku
Perancangan Model pembelajaran isomokaku
1. Penerapan Teori belajar
2. Interaksi komponen dan prinsip pembelajaran
3. Sistem penunjang
4. Dampak pembelajaran, peningkatan prestasi
belajar PPKn
5. Dampak pengiring, proses pembelajaran
PPKn yang lebih bermutu
FEED BACH
36. LANGKAH-LANGKAH
MODEL PEMBELAJARAN ISOMOKAKU
Tahap
Persiapan
Tata kelola
kelas
Tahap Inti
Penerapan model
Tahap Penutup
Siimpulan
Refleksi
Post tes
Pesan-pesan
moral
Doa pulang
Kegiatan guru dalam melaksanakan model isomokaku untuk Peningkatan
Prestasi Belajar PPKn
37. Tingkat Validitas Model Pembelajaran Isomokaku
Hasil Uji Tingkat Validitas
Model Isomokaku oleh Para
Ahli dan Pengguna
Penilaian Ahli Materi Pembelajaran
Oleh Para Ahli dan Praktisi
Hasil penilaian ahli model
pembelajaran seperti pada tabel 15 ,
memberikan informasi bahwa rata-rata
penilaian ahli model pembelajaran 1, 2
dan 3 sebesar 53,29. Berdasarkan
kategori dan kriteria uji ahli seperti
yang telah diuraikan , maka angka ini
menunjukkan kategori sangat layak.
Sehingga desain produk sangat layak
untuk diujicobakan di lapangan.
Rata-rata penilaian ahli model
pembelajaran 1, 2 dan 3 sebesar
62,33.
Berdasarkan kategori dan kriteria uji
ahli , maka angka ini menunjukkan
kategori sangat layak. Sehingga materi
pembelajaran PPKn SMP Kelas VII
materi norma dan keadilan sangat
layak untuk diujicobakan di lapangan.
Revisi Produk Model
Pembelajaran Isomokaku
38. Uji Model pembelajaran isomokaku melalui Ujicoba Lapangan Terbatas dan diperluas
Menggunakan Desain “One Groups Pretest-Posttest Design”,
Uji Persyaratan
Uji normalitas
1. Uji terbatas dilakukan pada
SMP N 1 Kartasura
sebanyak 16 siswa.
2. uji diperluas dilakukan di
SMP N 1 Kartasura
sebanyak 16 siswa dari
kelas yang berbeda, SMPN
2 Kartasura sebanyak 17
siswa dan SMP N 3
Kartasura sebanyak 19
siswa, total sampel untuk uji
coba diperluas adalah 48
siswa.
3. uji normalitas Skala
Terbatas diperoleh p > 0,05
maka kelompok pre tes
dan kelompok post tes
memiliki distribusi normal.
4. uji normalitas Skala
diperluas diperoleh p >
0,05 maka kelompok pre
tes dan kelompok post tes
memiliki distribusi normal.
Uji Validitas
Soal yang tidak valid
adalah soal no: 3,8,24,28,
karena signya > 0,05, soal
yang tidak valid tidak
digunakan sehingga soal
yang digunakan untuk
disertasi ada 25 soal.
Uji Reliabilitas
Nilai cronbach’s alpha =
0,951 maka reliabilitas soal
termasuk dalam kategori
sangat tinggi.
Daya Beda
soal nomor 30 ditolak
karena rhitung < 0,00.
Indeks Kesukaran
Soal Nomor 3, 8,
24, 28 dan 30 tidak
dipakai
39. Pengujian Model Pembelajaran isomokaku
Deskripsi Prestasi Belajar PPKn
Siswa Kelas VII Pre dan Post test
Uji skala terbatas, uji skala
diperluas dan uji keefektifan
Hasil uji terbatas
Dengan sampel 16 siswa
Untuk uji t-tes untuk
kelompok pre dan post
test, Pvalue < 0.000 maka
terdapat perbedaan yang
signifikan model
pembelajaran yang
konvensional dengan
model pembelajaran
Isomokaku.
Hasil uji diperluas
Dengan sampel 48
siswaUntuk uji t-tes untuk
kelompok pre dan post
test, Pvalue < 0.000 maka
ada perbedaan yang
signifikan antara model
pembelajaran yang
konvensional dengan
model pembelajaran
Isomokaku.
Hasil uji keefektifan
Dengan sampel 80 siswa
kelompok pre dan post
test, Pvalue < 0.000 maka
ada perbedaan yang
signifikan antara model
pembelajaran yang
konvensional dengan
model pembelajaran
Isomokaku
40. Uji hipotesis
Ho : yang menyatakan tidak ada
perbedaan antara model
pembelajaran konvensional
(ceramah) dengan model
pembelajaran Isomokaku ditolak
Ha: yang menyatakan ada
perbedaan antara model
pembelajaran konvensional
(ceramah) dengan model
pembelajaran Isomokaku
diterima
Intinya: penerapan Model pembelajaran isomokaku dapat
meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa SMP Kabupaten
Sukoharjo
41. Pembahasan hasil penelitian
Membahas masalah disertasi ketPertama : Studi Pendahuluan
Hasil Penelitian Pendahuluan
1. Furqon Hidayatullah (akhir November ,2021) upaya untuk menciptakan proses pembelajaran yang
professional harus dilakukan revolusi pembelajaran. Selanjutnya dijelaskan revolusi pembelajaran
bermakna bahwa pembelajaran berpusat pada siswa atau student center learning. Guru memandang
siswa sebagai objek sekaligus sebagai subjek pembelajaran , guru memberdayakan siswa dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
2. lanjut Furqon menegaskan “setiap orang adalah seorang guru dan sekaligus murid (anak mengambil
alih posisi menentukan dalam revolusi komunikasi”, yang ditandai dengan: banyak orang belajar
semakin efektif apabila suasana menyenangkan.
3. Pandangan ini dibenarkan oleh Mulyoto (awal Desember, 2021) menurutnya revolusi pembelajaran itu
ditandai terciptanya pembelajaran yang menarik dan menantang, gaya mengajar guru tidak monoton,
metode dan media bervariasi sehingga daya serap siswa tinggi.
4. Asrowi (Desember, 2021) lebih mempertegas lagi bahwa revolusi pembelajaran harus ditandai : siswa
tidak cepat bosan, siswa bergairah, siswa banyak bertanya, guru innovative, kreatif dan adaptif,
pembelajaran kontekstual bukan tekstual.
5. Asrowi (2020) pada naskah pidato pengukuhan guru besar ke 64 FKIP, 26 Pebruari 2020) yang
berjudul Konseling Spiritual Sebagai Alternatif Penguatan Karakter Era 5.0 di Bidang Pendidikan
menegaskan bahwa mutu pembelajaran harus diimbangi dengan konseling spiritual. Dengan konseling
spiritual maka proses pembelajaran tercipta dalam suasana yang damai, yang nyaman dan kondosif,
hal ini yang diperlukan sekaligus dalam membantu meningkatkan prestasi belajar dan membangun
karakter generasi era.5,0.
6. tahapan learning revolution ada 6 tehnik antara lain : Ciptakan “kondisi” yang benar, Presentasi yang
benar, Pikirkan, Ekspresikan (acticte to draw out), Praktikan, dan Tinjau, evaluasi dan rayakan.
7. saya sependapat dengan pandangan Furqon Hidayatullah, Mulyoto, Asrowi, & Gunarhadi yang
pertama dan utama dilakukan guru adalah memperbaiki model pembelajaran melalui revolusi
pembelajaran
42. Pembahasan hasil penelitian
Membahas masalah disertasi kedua: Pengembangan model
Hasil Pengembangan Model
1. Sunardi (2012), Hibah bersaing DIPA BLU UNS, mengemukakan pengembangan model bisa
dimaknai sebagai usaha memperluas dalam membawakan sebuah situasi ataupun keadaan
dengan cara bertingkat pada kondisi yang lebih lengkap lebih sempurna ataupun kondisi yang
lebih baik.
2. Design pengembangan yang digunakan adalah 4D, Define Thiagarajan, Semmel, & Semmel
(1974) : (Pendefinisian). , Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate
(Penyebaran).
3. Ada 3 tahap:
4. Tahap persiapan
5. Tahap Inti,
6. Tahap penutup
43. Pembahasan hasil penelitian
Membahas masalah disertasi ketiga : Uji keefektifan
Hasil Uji Keefektifan
Setelah dilakukan pengujian dengan rumus t-test diperoleh hasil p = 0,000
< = 0,05 maka H0 ditolak, kesimpulannya: Ada perbedaan nilai pre-test
dan post-test artinya bahwa skor siswa sebelum diberikan perlakuan yaitu
pre tes lebih rendah dibandingkan dengan skor siswa setelah diberikan
perlakuan yaitu post tes, sehingga model pembelajaran isomokaku dapat
digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa SMP Kelas VII
materi norma dan keadilan di Kabupaten Sukoharjo.
44. Model Akhir Pengembangan model pembelajaran
Konsep dasar model
isomokaku
Karakteristiknya
Kekuatannya
Kelemahannya
Orientasi
Komponen
model
Desain
Constructing criterion
Referenced test,
Media selection,
Format selection,
Initial design
Fokus
Sintaks.
Prinsip Reaksi.
Sistem Sosial.
Sistem Pendukung.
application context
Buku panduan guru & Buku
panduan siswa
Revisi Produk
Uji Coba & Revisi Produk
Validasi Produk
Uji Kelayakan rancangan profuk
Development
Uji coba rancangan produk (terbatas,
diperluas, dan keefektifan
DIFINE
Deskripsikan syarat-syarat model
Analisis kebutuhan
Kajian literatur
Anggota DPRD Kab.
Sukoharjo/Pembuat kebijakan publik Dissimination /Persebaran
validation testing, packaging, diffusion
adoption.
Kepala Dinas pendidikan
Kab. Sukoharjo /Pengguna
46. Kesimpulan
Pembelajaran PPKn di
SMP Kabupaten
Sukoharjo saat ini
dilaksanakan kurang
optimal sehingga daya
serap siswa kurang
optimal, indikatornya
banyak siswa yang
skornya dibawah KKM.
Maka perlu dilakukan
penegmbangan model
pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi
belajar PPKn siswa
SMP Kabupaten
sukoharjo
1. Pengembangan model
pembelajaran
pembelajaran dilakukan
karena tidak ada satu
model yang paling hebat,
jitu, baik, cocok untuk
digunakan menyampaikan
bahan pelajaran. Setiap
model memiliki kekuatan
dan kelemahan.
Karenanya perlu dilakukan
pengembangan model
secara terpadu sehingga
kelemahan model satu
dapat dilengkapi model
yang lainnya
2. Model yang dikembangkan
adalah model isomokaku
dengan menggunakan
desain 4D ( define, design,
develop, dan dissiminnat
3. Dengan langkah-
langkahnya tahap
persiapan, tahap inti dan
tahap penutup
Hasil uji keefektifan
Setelah dilakukan
pengujian dengan rumus t-
test diperoleh hasil p =
0,000 < = 0,05 maka H0
ditolak dan Ha diterima
Penerapan model
pembelajaran isomokaku
dapat digunakan untuk
meningkatkan prestasi
belajar PPKn siswa SMP
Kelas VII materi norma dan
keadilan di Kabupaten
Sukoharjo.
47. Implikasi
Dilakukan sosialisasi penggunaannya kepada semua
guru PPKn khususnya baik di SD, SMP, SMA dan SMK,
juga dapat disosialisasikan pula pada semua guru mata
pelajaran di semua jenjang pendidikan.
Temuan ini perlu diapresiasi sebagai model
pembelajaran baru dan bisa menjadi alternative
bagi semua guru untuk menggunakannya dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswanya.
Perlu dilakukan diklat cara menggunakan model
pembelajaran isomokaku secara intensif dan
berkesinambungan untuk semua guru agar dalam
penerapannya dapat berdaya guna dan berhasil guna
Perlu adanya kebijakan dari pemangku kebijakan public
di kabupaten sukoharjo bekerja sama dengan kepala
dinas kabupaten sukoharjo untuk penyebarluasan
temuan ini sehingga dapat memperkaya wawasan
pengetahuan, pengalaman para guru dalam
menerapkan model pembelajaran ini.
48. Rekomendasi
Kepada Guru, dan Dosen
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran
Model pengembangan
pembelajaran isomokaku
sebagai salah satu
pengembangan keilmuan
pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan. dan
model pembelajaran isomokaku
ini bisa menjadi konsep baru,
untuk perkembangan keilmuan
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang selama
ini dibutuhkan dinamika subtansi
keilmuan.
Kepada Pemerintah dan
stakeholders
sebagai bahan masukan
bagi pemerintah, dan
khususnya dunia
pendidikan, dan Sebagai
bahan supervisi bagi
kepala sekolah, wakasek
kurikulum maupun ketua
MGMP PPKn untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran PPKn
Kepada para peneliti sejenis
untuk penelitian berikutnya
Penelitian sejenis yang
dapat dilakukan pada
penelitian berikutnya dapat
mengembangkan
kreativitasnya untuk
memperluas pada cakupan
subjek penelitian, misalnya
untuk SD,SMA,SMK dan
perguruan tinggi yang
disesuaikan dengan tingkat
pencapaian kompetensi
lulusan