B. Empat aspek perkembangan kognitif
1. Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf;
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya;
Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
3. Interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial,
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
4. Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri (ekuilibrasi), mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik
tahap perkembangan kognitif
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek itu ada bila ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghiang dari pandangannya, asal perpindahanya terlihat. Akhir dari tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dikatakan matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek fisik ke dalam symbol-simbol, misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang, dll.
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat objek-ojek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini anak masih berada pada tahap pra operasional belum memahami konsep kekekalan (conservation), yaitu kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dll. Selain dari itu, cirri-ciri anak pada tahap ini belum memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara bersamaan.
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
3. Menurut Drever (2004) kognitif adalah istilah umum yang
mencakup segala hal dalam proses pembelajaran dan adaptasi
pada anak di dalam lingkungannya. Proses pembelajaran yang
dilalui oleh seorang anak meliputi proses pemahaman, imajinasi,
penangkapan makna, penilaian, dan penalaran.
Kognitif adalah bagaimana seorang anak mampu beradaptasi dan
mempelajari suatu objek serta kejadian-kejadian yang ada di
sekitarnya.
4. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan
pula pengaruh lingkungan semata, Melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Jean Peaget
mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam
pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu
pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi). Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif
sebagai skemata (Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat
mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena
bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Piaget memakai istilah scheme dengan istilah struktur.
Scheme adalah polatingkah laku yang dapat diulang . Scheme berhubungan dengan :
1. Refleks-refleks pembawaan: misalnya bernapas, makan, minum.
2. Scheme mental ; misalnya scheme of classification, scheme of operation. (polatingkah laku
yang masih sukar diamati seperti sikap, pola tingkah laku yang dapatdiamati).
Kepribadian Koognitif Jean Piegat
6. Kematangan
01
sebagai hasil perkembangan susunan
syaraf
yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme
dengan dunianya
04
02
03 Ekuilibrasi
Interaksi sosial
Pengalaman
yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh
dalam hubungannya dengan lingkungan
sosia
yaitu adanya kemampuan atau sistem
mengatur dalam diri organisme agar dia
selalu mempau mempertahankan
keseimbangan dan penyesuaian diri
terhadap lingkungannya
ASPEK PERKEMBANGAN KOOGNITIF
7. 1. Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi
kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan
kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
2. Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak
memperolehmanfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan
membukakemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan
membatasisecara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan
kecepatanyang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan
kegiatan belajarsendiri.
3. Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik
dapatmemacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
Faktor yang Berpengaruh dalam
Perkembangan Koognitif
8. 1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun
3.Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Tahap-Tahap Perkembangan Koognitif
Akreditasi Sekolah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah, dan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan.
Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan dalam bentuk yang diterbitkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan profesional.
Kelayakan program dan/atau satuan pendidikan mengacu pada SNP. SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, SNP harus dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah.