POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
Analisis Pasar Kerja
1. Konsep Dasar &
Analisis Pasar Kerja
Oleh Kel 5:
-Dina Septi
-Jodianto Pasaribu
-May Rifani
-Sisilia Gultom
2. Pasar kerja adalah suatu pasar yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan
kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi
pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang
membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dapat memberikan jalan keluar bagi
perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari
kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini.
3. A. Konsep-konsep Dasar di Pasar Kerja
Penduduk
15 Tahun
Ke Atas
Angkatan
Kerja
(Bekerja +
Menganggur
Bekerja
Pencari
Kerja
Baru
Pensiun
Putus Asa
Bukan
Angkat
-an
Kerja
Sekolah
Ibu Rumah
Tangga
Pensiun/
Cacat
Berhe
nti/Di
pecat
•Pengangkat
an Baru
•Pemanggila
n Kembali
Tidak
Bekerja
Menurut Simanjuntak (2000), pelaku-pelaku yang berkiprah di
pasar kerja adalah :
•pengusaha/produsen/pihak manajemen suatu organisasi yang
membutuhkan tenaga kerja,
•pencari kerja, dan
•perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi
pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan.
Gambar 4.2 Kurva Permintaan dan
Penawaran Tenaga Kerja pada Tingkat Upah
Tertentu.
4. B. Bentuk-bentuk Pasar Kerja
Pasar Kerja Intern dan
Ekstern.
Pasar kerja dapat diklasifikasi menjadi
pasar kerja intern dan ekstern; pasar kerja
utama dan biasa; serta pasar kerja terdidik
dan tidak terdidik.
Pasar kerja utama dan
biasa
Pasar Tenaga Kerja
Terdidik dan Tidak
Terdidik
5. C. Kegiatan Informasi Pasar Kerja
Apabila informasi pasar kerja
tersedia secara lengkap, maka
akan dapat dipergunakan untuk
berbagai tujuan antara lain:
1) untuk pemenuhan antar kerja, yaitu mempertemukan
pencari kerja dengan lowongan kerja, baik secara lokal,
antar daerah, maupun antar negara, yang dikenal dengan
employment service;
2) untuk menyusun perluasan program dan proyek
perluasan kesempatan kerja dalam rangka usaha
penyerapan tenaga penganggur dan setengah
pengangguran;
3) sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan
rencana pembangunan termasuk program
ketenagakerjaan baik sektoral, lokal, regional,
maupun nasional, serta
4) sebagai bahan penyusunan rencana pendidikan
formal dan pendidikan non formal, dalam hal ini
pelatihan.
6. D. Dinamika Tenaga Kerja
A.) Penawaran Tenaga Kerja di Suatu
Daerah
B.) Permintaan Tenaga Kerja di Suatu Daerah.
C.) Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja.
7. A.) Penawaran Tenaga Kerja di Suatu Daerah
Penawaran di suatu daerah tertentu,
yang merupakan penjumlahan penawaran
tenaga kerja seluruh keluarga yang ada di
daerah yang bersangkutan, penting untuk
diketahui. Untuk menyederhanakan
pembahasan, diumpamakan bahwa di
suatu daerah terdapat tiga keluarga A, B,
dan C, masing-masing dengan kurva
penawaran Sa, Sb , dan Sc (lihat gambar
4.4) dengan demikian jumlah penawaran
tenaga kerja secara keseluruhan, sebut
saja St, adalah penjumlahan penawaran
tenaga dari ketiga keluarga tersebut (Lihat
Gamabar 4.5).
8. B.) Permintaan Tenaga Kerja di Suatu Daerah.
Permintaan tenaga kerja merupakan
fungsi tingkat upah (sama halnya dengan
penawaran tenaga kerja). Artinya,
semakin tinggi tingkat upah, semakin
kecil jumlah permintaan tenaga kerja
yang dilakukan oleh pengusaha/pihak
organisasi. Gambaran secara rinci tentang
kondisi ini disajikan pada Gambar 4.6
dan Gambar 4.7. Garis-garis D1, D2 dan
D3 adalah tiga kurva permintaan yang
berbeda sesuai dengan skala perusahaan,
jenis perusahaan, dan tingkat teknologi
yang digunakan.
9. C.) Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja.
Pada penjelasan tentang penawaran dan
permintaan tenaga kerja dapat disimpulkan
bahwa : 1) penawaran merupakan fungsi
tingkat upah; 2) penawaran tenaga kerja di
suatu daerah merupakan penjumlahan
penawaran seluruh keluarga yang ada di
daerah tersebut (St); 3) permintaan tenaga
kerja merupakan fungsi tingkat upah; 4)
jumlah permintaan tenaga kerja di suatu
daerah merupakan jumlah permintaan tenaga
kerja seluruh pengusaha yang ada di daerah
yang bersangkutan (Dt). Selanjutnya, jumlah
penawaran tenaga kerja (St) dan permintaan
tenaga kerja (Dt) kembali menentukan tingkat
upah dan jumlah penempatan untuk periode
berikutnya.
Gambar 4.8 Penawaran dan Permintaan
Tenaga Kerja Satu Daerah/Negara
10. Dengan adanya pembahasan mengenai Konsep Dasar dan
Analisis Pasar Kerja, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
•Pasar kerja adalah aktivitas dari pelaku-pelaku yang bertujuan
mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja. Aktivitas
dalam pasar kerja secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu
aktivitas permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja.
Aktivitas permintaan tenaga kerja dilakukan oleh
pengusaha/produsen/pihak manajemen organisasi yang membutuhkan
tenaga kerja. Sementara itu, aktivitas penawaran tenaga kerja
dilakukan oleh angkatan kerja yang mencari pekerjaan.
•Pasar kerja dapat diklasifikasi menjadi pasar kerja intern dan
ekstern; pasar kerja utama dan biasa; serta pasar kerja terdidik dan
tidak terdidik. pengisian lowongan jabatan yang ada dalam
perusahaan disebut pasar kerja intern dan pengisian lowongan dengan
cara menarik calon karyawan dari luar perusahaan melalui kegiatan
seleksi disebut pasar kerja ekstern. Pasar kerja utama disebut juga
pasar kerja primer (primary labor market) dan pasar kerja biasa
disebut pasar kerja sekunder (secondary labor market). Produktivitas
tenaga kerja terdidik pada umumnya lebih tinggi dibandingkan
dengan tidak terdidik, sehingga akan membawa konsekuensi upah
yang lebih tinggi.
•Dalam pertemuan antara pencari dan pemberi kerja baik melalui
perantara kerja maupun tidak, akan terdapat informasi yang disebut
dengan informasi pasar kerja (IPK). Apabila informasi pasar kerja
tersedia secara lengkap, maka akan dapat dipergunakan untuk
berbagai tujuan antara lain 1) untuk pemenuhan antar kerja; 2) untuk
menyusun perluasan program dan proyek perluasan kesempatan
kerja; 3) sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan rencana
pembangunan; serta 4) sebagai bahan penyusunan rencana
pendidikan formal dan pendidikan non formal.
Kesimpulan