2. BAHAN KAJIAN
• LINI MASA PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
• KRANGKA DASAR KURIKULUM MERDEKA
• HAL-HAL YANG BERBEDA DENGAN KURIKULUM 2013
• PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PRINSIP ASESMEN KURIKULUM MERDEKA
• DIMENSI DAN ELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA
• ISI DOKUMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
• PENJABARAN CAPAIAN PEMBELAJARAN KE DALAM TUJUAN PEMBELAJARAN
• KARAKTERISTIK KURIKULUM MERDEKA PADA SETIAP JENJANG
• STRUKTUR KURIKULUM MERDEKA UNTU SEKOLAH DASAR (SD)
3. EPI
SODE 2
KAMPUS MERDEKA
EPI
SODE 3
PERUBAHAN MEKANI
SME BOS
EPI
SODE 1
MERDEKA BELAJAR
EPI
SODE 4
PROGRAM ORGANI
SASIPENGGERAK
EPI
SODE 7
PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK
EPI
SODE 8
SMK PUSATKEUNGGULAN
EPI
SODE 5
PROGRAM GURU PENGGERAK
EPI
SODE 6
TRANSFORMASIDANA PEMERI
NTAH
UNTUK PENDI
DI
KAN TI
NGGI
EPI
SODE 11
KAMPUS MERDEKA VOKASI
EPI
SODE 9
KI
P KULI
AH MERDEKA
EPISODE MERDEKABELAJAR HINGGASAAT INI
EPI
SODE 10
PERLUASAN PROGRAM BEASISWA LPDP
EPI
SODE 14
PERMENDI
KBUD PPKS
EPI
SODE 13
MERDEKA BERBUDAYA DENGAN KANAL
INDONESIANA
EPI
SODE 15
KURI
KULUM MERDEKA DAN
PLATFORM MERDEKA MENGAJAR
EPI
SODE 12
SEKOLAH AMAN BERBELANJA
4. Pemulihan
Pandemi
2020 - 2021
Pandemi
2021 - 2022
pembelajaran
2022 - 2024
2024
Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan
Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, kurikulum nasional
(Kur-2013 yang Kurikulum Prototipe di dan Kurikulum berdasarkan evaluasi
disederhanakan) SP dan SMK PK Prototipe sebagai opsi terhadap kurikulum
bagi semua satuan pada masa pemulihan
pendidikan pembelajaran
Kurikulum 2013
Pra pandemi
KURIKULUM PROTOTIPE DIBERIKAN SEBAGAI OPSI TAMBAHAN BAGI SATUAN PENDIDIKAN UNTUK
MELAKUKAN PEMULIHAN PEMBELAJARAN SELAMA 2022-2024.
KEBIJAKAN KURIKULUM NASIONAL AKAN DIKAJI ULANG PADA 2024 BERDASARKAN EVALUASI SELAMA
MASA PEMULIHAN PEMBELAJARAN.
4
6. TUJUAN UTAMA “KURIKULUM
MERDEKA”
1. Mewujudkan lulusan yang
memiliki Karakter Profil
“Pelajar Pancasila”
2. Menguatkan kompetensi
dasar “Literasi dan
Numerasi” utuk semua
mata pelajaran yang
mereka pelajari
DIMENSI PROFIL PELAJAR PANCASILA
7. BEBERAPA PERUBAHAN PEMENUHAN STANDAR ISI,
PROSES DAN PENILAIAN BERDASARKAN EPISODE 15
MERDEKA BELAJAR
Pemenuhan Standar Isi :
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BERUBAH MENJADI CAPAIAN
PEMBELAJARAN
Pemenuhan Standar Proses :
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI, BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK,
MENEKANKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK, RPP MENJADI
MODUL AJAR
Pemenuhan Standar Penilaian :
PENILAIAN HARUS MERUPAKAN BAGIAN DARI PEMBELAJARAN DIMANA
ASESMEN FORMATIF DAN DIAGNOSTIK HARUS MEMILIKI PORSI LEBIH BANYAK
DARI ASESMEN SUMATIF
8. ARAH
PENGEMBA
NGAN
KURIKULUM
Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan
kurikulum sebelumnya:
• Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi
kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
• Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum
dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin
dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi
tertentu.
• Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum
dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah,
lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.
8
9. PEMBELJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA MENDORONG :
1. Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, melalui pembelajaran
berdiferensiasi (teaching at right level).
2. Memberi ruang lebih luas pada pengembangan “Karakter dan Kompetensi Dasar”.
1
2
3
9
Kurikulum Merdeka memiliki karakteristik utama, mendukung pemulihan
pembelajaran melalui “Pembelajaran Berbasis Projek” untuk pengembangan
soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak
mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian;
nalar kritis; kreativitas).
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu
cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the
right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks
dan muatan lokal.
10. Langkah-Langkah Pembelajaran Project Based Learning
1. Mulai dengan sebuah pertanyaan. .
2. Membuat Perencanaan (design a plan for the
project). ...
3. Menyusun jadwal aktivitas . ...
4. Mengawasi proses pengerjaan proyek. ...
5. Memberikan penilaian terhadap produk yang
dihasilkan. ..
6. Melakukan Evaluasi.
Project Based Learning
sebagai sebuah pendekatan pengajaran yang dibangun
di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang
memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait
dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara
berkelompok. ( J. Stiver )
12. PENGEMBANGAN KARAKTER MELALUI PENUMBUHAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Dalam struktur kurikulum
prototipe, 20 - 30 persen
jam pelajaran digunakan
untuk pengembangan
karakter Profil Pelajar
Pancasila melalui
pembelajaran berbasis
projek.
Kurikulum 2013 sudah
menekankan pada
pengembangan
karakter, namun belum
memberi porsi khusus
dalam struktur
kurikulumnya.
Pembelajaran berbasis projek penting
untuk pengembangan karakter
karena:
a) memberi kesempatan untuk
belajar melalui pengalaman
(experiential learning)
b) Mengintegrasikan kompetensi
esensial yang dipelajari peserta
didik dari berbagai disiplin ilmu
c) struktur belajar yang fleksibel
12
13. MENDUKUNG VISI
PENDIDIKAN INDONESIA:
“
“
mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, bergotong royong,
dan berkebinekaan global
PELAJAR
PANCASILA
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Bergotong
Royong
Berkebinekaan
Global
CAPAIAN PENGUATAN KARAKTER
MELALUI PROJEK PPP
14. Ringkasan Dimensi dan Elemen
Profil Pelajar Pancasila
Beriman,
bertakwa
kepada Tuhan
YME, dan
berakhlak mulia
• Akhlak beragama
• Akhlak pribadi
• Akhlak kepada
manusia
• Akhlak kepada alam
• Akhlak bernegara
Berkebinekaan
global
• Mengenal dan
menghargai budaya
• Komunikasi dan
interaksi antar
budaya
• Refleksi dan
tanggung jawab
terhadap
pengalaman
kebinekaan
• Berkeadilan soial
Bergotong
royong
• Kolaborasi
• Kepedulian
• Berbagi
Mandiri
• Pemahaman diri
dan situasi
• Regulasi diri
Bernalar kritis
• Memperoleh dan
memproses
informasi dan
gagasan
• Menganalisis dan
mengevaluasi
penalaran
• Merefleksi dan
mengevaluasi
pemikirannya
sendiri
Kreatif
• Menghasilkan
gagasan yang
orisinal
• Menghasilkan karya
dan tindakan yang
orisinal
• Memiliki keluwesan
berpikir dalam
mencari alternatif
solusi
permasalahan
15. Budaya
Sekolah
Pola interaksi dan
komunikasi, serta
norma yang berlaku di
sekolah
Intrakurikuler
Muatan Pelajaran
Kegiatan/
pengalaman
belajar
Projek
Pembelajaran
berbasis projek yang
kontekstual dan
interaksi dengan
lingkungan sekitar
Ekstrakurikuler
Kegiatan untuk
mengembangkan
minat dan bakat
Pelajar
Indonesi a
Penerapan Profil Pelajar
Pancasila di sekolah
Profil Pelajar Pancasila adalah
karakter dan kemampuan yang
dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap
individu pelajar melalui budaya
sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler,
maupun ekstrakurikuler
16. PERAN GURU
• Perencana projek - Melakukan perencanaan projek,
penentuan alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan penilaian
projek.
• Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan
projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara
belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi
peserta didik.
• Pendamping - Membimbing peserta didik dalam
menjalankan projek, menemukan isu yang relevan,
mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang
berkelanjutan.
• Narasumber - Menyediakan informasi, pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan peserta didik dalam
melaksanakan projek.
• Supervisi dan konsultasi - Mengawasi dan mengarahkan
peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan saran
dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik,
melakukan asesmen performa peserta didik selama projek
berlangsung.
• Moderator - Memandu dan mengantarkan peserta didik
dalam diskusi.
17. CAPAIAN PEMBELAJARAN
DAN FASE USIA
ISI CAPAIAN PEMBELAJARAN
• RASIONAL
• TUJUAN MATA PELAJARAN
• KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN
• CAPAIAN PEMBELAJARAN SETIAP FASE
18. Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan
terpisah-pisah.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan
mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013
Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.
Menyimak
Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Membaca &
Memirsa
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Berbicara &
Mempresentasikan
Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.
Menulis
Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
18
19. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran:
Bahasa Indonesia
Fase A (Kelas 1 dan 2)
CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN ALTERNATIFALURNYA
19
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.
Menyimak
Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Membaca &
Memirsa
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Berbicara &
Mempresentasikan
Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.
Menulis
Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.
20. 1.1
Pelajar dapat menjelaskan dan mempraktikkan instruksi lisan yang diberikan guru terkait aktivitas pengelolaan diri: ciri fisik manusia,
fungsi anggota tubuh, dan merawat kebersihan tubuh dengan menggunakan kata – kata sendiri
1.2
Pelajar dapat memilih teks yang disukainya terkait topik menjaga kesehatan diri dan menentukan informasi penting dari teks audiovisual
dan teks aural (teks yang dibacakan) tersebut.
1.3
Pelajar dapat membuat simpulan sederhana dari teks naratif yang sesuai jenjangnya serta sesuai dengan minat Pelajar (beragam topik
yang dapat ditawarkan pada siswa adalah panca indera dan anggota tubuh, peran diri dan anggota keluarga dalam lingkungan
terdekat, benda hidup dan benda mati, cuaca dan siang malam dan perubahan waktu)
1.4
Pelajar dapat mengklasifikasi kosa kata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya melalui teks pendek (berupa
gambar, tulisan, slogan sederhana, dan/atau syair lagu)
1.5
Pelajar dapat merangkai suku kata (kombinasi kv dan kvk) menjadi kata yang sering ditemui. (kosa kata dan kata yang diambil
mengenai benda hidup dan benda mati di sekitar siswa)
1.6 Pelajar dapat menuliskan namanya sendiri dan mengungkapkan perkenalan diri serta keluarganya secara lisan dan tulis.
1.7
Pelajar dapat menceritakan ulang sebuah cerita atau pengalamannya sehari – hari disertai penggunaan waktu (nama hari dan bulan)
secara lisan atau tulis.
1.8
Pelajar dapat menggunakan kata tanya “apa” dan “mengapa” untuk memperjelas pemahaman terhadap penjelasan yang disampaikan
oleh guru, teman, dan orang dewasa di sekitarnya. (Topik yang disarankan adalah cuaca dan siang malam).
1. 9
Pelajar dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh teman, guru, dan orang dewasa di sekitarnya dengan suara
yang keras dan jelas namun santun. (Pertanyaan terkait dengan topik cuaca dan siang malam)
1.10 Pelajar dapat memberikan tanggapan atas komentar orang lain sesuai dengan konteksnya. (Tanggapan didasarkan pada topik cuaca dan
siang malam)
Alternatif 1. Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN DANALTERNATIFALURNYA
21. Alternatif 2. Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN DANALTERNATIFALURNYA
1.1.
Pelajar memahami dan dapat mempraktikkan instruksi lisan yang diberikan orang tua dan guru mengenai aktivitas yang berhubungan
dengan bantu diri (mandi, berganti pakaian, membersihkan diri, makan).
1.2.
Pelajar memahami makna aneka kata yang sering digunakan dalam keseharian pelajar: berhubungan dengan diri sendiri, rutinitas
harian di rumah, sekolah, dan tempat umum.
1.3. Pelajar memahami konteks dasar saat berbicara.
1.4. Pelajar memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks aural yang dibacakan guru dan orang tua sesuai
jenjangnya.
1.5. Pelajar mampu menanggapi aneka informasi yang mereka terima dengan reaksi yang tepat atau sesuai.
1.6. Pelajar menceritakan pengalaman pribadi sesuai konteks dengan runtut dan jelas.
1.7. Pelajar mengenal ke-26 alfabet dan dapat menuliskannya dengan tulisan tangan secara benar.
1.8. Pelajar mampu membedakan huruf dan bunyi huruf sehingga mampu menyalin kata yang dilihat dan didengar.
1.9. Pelajar dapat menyebutkan identitas dasar buku dan unsur intrinsik penokohan dari buku yang dibacakan.
1.10.
Pelajar dapat memaknai gambar atau ilustrasi dalam sebuah teks secara tepat; Memahami hubungan antara tulisan dengan
ilustrasi/gambar pada buku cerita atau teks non fiksi sederhana.
1.11. Pelajar menjelaskan kembali makna sebuah ilustrasi atau gambar dengan kalimat sendiri.
1.12. Pelajar mampu mengidentifikasi tulisannya sendiri kemudian memperbaiki kesalahan sederhana dalam tulisannya.
22. PAUD
Kegiatan bermain sebagai
proses belajar yang utama
Penguatan literasi dini
dan penanaman karakter
melalui kegiatan
bermain-belajar berbasis
buku bacaan anak
Fase Fondasi untuk
meningkatkan kesiapan
bersekolah
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan
profil Pelajar Pancasila
dilakukan melalui kegiatan
perayaan hari besar dan
perayaan tradisi lokal
Penguatan kompetensi yang
mendasar dan pemahaman
holistik:
• Untuk memahami
lingkungan sekitar, mata
pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai
mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS)
• Integrasi computational
thinking dalam mata
pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika,
dan IPAS
• Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan profil
Pelajar Pancasila dilakukan
minimal 2 kali dalam satu
tahun ajaran
Penyesuaian dengan
perkembangan teknologi
digital, mata pelajaran
Informatika menjadi mata
pelajaran wajib
Panduan untuk guru
Informatika disiapkan untuk
membantu guru-guru pemula,
sehingga guru mata pelajaran
tidak harus berlatar belakang
pendidikan informatika
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan profil
Pelajar Pancasila dilakukan
minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran
Program peminatan/
penjurusan tidak diberlakukan
Di kelas 10 pelajar
menyiapkan diri untuk
menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas 11. Mata
pelajaran yang dipelajari
serupa dengan di SMP
Di kelas 11 dan 12 pelajar
mengikuti mata pelajaran dari
Kelompok Mapel Wajib, dan
memilih mata pelajaran dari
kelompok MIPA, IPS, Bahasa,
dan Keterampilan Vokasi
sesuai minat, bakat, dan
aspirasinya
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan profil
Pelajar Pancasila dilakukan
minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran, dan pelajar
menulis esai ilmiah sebagai
syarat kelulusan
SD SMP SMA SMK
Dunia kerja dapat terlibat dalam
pengembangan pembelajaran
Struktur lebih sederhana dengan
dua kelompok mata pelajaran, yaitu
Umum dan Kejuruan. Persentase
kelompok kejuruan meningkat
dari 60% ke 70%
Penerapan pembelajaran berbasis
projek dengan mengintegrasikan
mata pelajaran terkait.
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
menjadi mata pelajaran wajib
minimal 6 bulan (1 semester).
Pelajar dapat memilih mata
pelajaran di luar program
keahliannya
Alokasi waktu khusus projek
penguatan profil pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja untuk
peningkatan soft skill (karakter dari
dunia kerja)
SLB
Capaian pembelajaran
pendidikan khusus dibuat
hanya untuk yang memiliki
hambatan intelektual
Untuk pelajar di SLB yang
tidak memiliki hambatan
intelektual, capaian
pembelajarannya sama
dengan sekolah reguler
yang sederajat, dengan
menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
Sama dengan pelajar di
sekolah reguler, pelajar di
SLB juga menerapkan
pembelajaran berbasis
projek untuk menguatkan
Pelajar Pancasila dengan
mengusung tema yang
sama dengan sekolah
reguler, dengan kedalaman
materi dan aktivitas sesuai
dengan karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB
KARAKTERISTIK KURIKULUM DI SETIAP JENJANG
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
24. Penentuan pendekatan
untuk
pengorganisasian
pembelajaran
merupakan wewenang
satuan pendidifian
Seluruh jenjang satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, unit inkuiri,
kolaborasi lintas mata pelajaran, ataupun paduannya sesuai
dengan peraturan menteri
● Pendekatan tematik tidak terbatas pada SD
● SD tidak harus menggunakan tematik. Namun tidak ada
larangan untuk satuan pendidikan yang mau tetap
menggunakan pendekatan ini
● Tidak harussatu pendekatan untuk seluruh mata
pelajaran, dapat dikombinasikan
● Keleluasaan kolaborasi antar mata pelajaran untuk
melakukan asesmen lintas matapelajaran
Mengintegrasikan pembelajaran dan/atau asesmen dapat:
❖ Mengurangi beban belajar siswa, karena asesmen yang
berorientasi pada kompetensi biasanya membutuhkan
lebih banyak usahasiswa (dan guru yang menilainya :))
❖ Pembelajaran dan asesmen yanglebih bermakna
25. Jam pelajaran (jp) diatur
oleh pusat pertahun,
bukan per minggu
Siswa tidak harus mempelajari hal yang sama setiap minggu
sepanjang tahun.
Target jp untuk satu tahun bisa dicapai kurang dari satu tahun.
Contoh skenario di SD:
● Mapel seni rupa dipelajari secara intensif dalam
semester ganjil dan asesmen sumatifnya berupa
pameran karya
● Di semester ganjil tersebut ada mata pelajaran lain yang
dikurangi jp-nya, yaitu mapel IPAS
● Di semester genap mapel seni rupa tersebut tidak
diajarkan, dan mapel IPAS akan dipelajari siswa secara
intensif seperti halnya seni di semester ganjil, dengan
asesmen sumatif pameran hasil penelitian siswa
26. Struktur kurikulum
terbagi menjadi dua
kegiatan utama, yaitu
kegiatan rutin di
kelas (intrakurikuler)
dan kegiatan projek
Jumlah jp tidak berubah dari Kurikulum 2013,namun sekitar 20-
30%dari jp/tahun dialokasikan untuk pembelajaran melalui projek
yang ditujukan untuk mencapai profil Pelajar Pancasila
Kegiatan projek penguatan profil Pelajar Pancasila tersebut tidak
berbasis mata pelajaran. Jam pelajaran untuk setiap mapel
dialihkan karena: 1) tidak ada penambahan jp untuk siswa (jp yang
ada saat ini sudah cukup panjang), dan 2) diasumsikan bahwa
kompetensi esensial*dari seluruh mata pelajaran akan dipelajari
juga melalui projek.
*Kompetensi esensial dikenal juga dengan generalcapabilities,transversalskills,
atau transferable skillsyang dipelajari melalui disiplin ilmu namuntidak melekat
pada suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan di berbagai konteks
termasuk kehidupan sehari-haridan dunia kerja
27. Projek penguatan
profil Pelajar
Pancasila adalah
kegiatan yang
flekisibel, tidak
rutin/terstruktur, dan
lebih berpusat pada
siswa
Fleksibel danberpusatpadasiswa
● Projek dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun sesuai jenjang,
jangka waktu masing-masingprojek tidak harus sama
● Tidak perlu adajadwal kegiatan belajar, karena siswa dapat
melakukan penelitian,pengerjaan karya,dsb. sesuai
kebutuhan mereka. Hal ini mendorong self-regulated
learning
Kontekstual
● Pemerintah Pusat hanya menentukan tema yang dapat
dipilih oleh satuan pendidikan
● Satuan pendidikan mengembangkan topik yang lebih
spesifik dari tema tersebut, sesuai dengan tahap capaian
pembelajaran siswa
Penjelasan tentangprojekuntukmenguatkan upayapencapaianprofilPelajar
Pancasilaakandisampaikandalamsesi terpisah
28. SD
Perubahan mata pelajaran.
Kurikulum 2013
IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-
sendiri
Pendekatan tematik
Arah perubahan pembelajaran
IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar
IPA dan IPS terpisah di jenjang SMP
Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran
(berbasis mata pelajaran, tematik, dsb.)
merupakan kewenangan satuan pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik
ataupun beralih ke pendekatan berbasis mata
pelajaran
29. Usulan:
IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
tersedia
Kemendikbud hanya mengatur total
jam pelajaran pertahun dan rentang
% alokasi waktu untuk projek per
tahun.
Contoh:
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
jam pelajaran per tahun dan 20-25%
dari jam pelajaran tersebut digunakan
untuk projek kokurikuler
**Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 1
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per Tahun Pe
r
Ming
gu
Kegiatan
reguler/ming
gu
(pembulatan)
Projek
(minimal 20%
dari total per
tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c)
Seni Teater, d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal**** 72 2 72 (2)
Total: 1080 30 828 (23) 252 1080
30. Usulan:
Seperti K13, JP untuk Bahasa Indonesia
dan Matematika bertambah dari kelas 1
IPAS belum diwajibkan di Kelas 2,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
tersedia
Kemendikbud hanya mengatur total jam
pelajaran pertahun dan rentang %
alokasi waktu untuk projek per tahun.
Contoh:
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
jam pelajaran per tahun dan 20-25% dari
jam pelajaran tersebut digunakan untuk
projek kokurikuler
**Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
***Pembelajaran reguler tidak penuh 36
minggu untuk memenuhi alokasi projek
Matematika: 34 minggu
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
Alokasi waktu mata
pelajaran SD Kelas 2
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 2)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per Tahun Per
Minggu
Kegiatan
reguler/ming
gu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Budi Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 (22%) 324
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c)
Seni Teater, d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal**** 72 2 72 (2)
Total: 1152 32 890 (25) 262 1152
31. **Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
***Pembelajaran reguler tidak penuh
36 minggu untuk memenuhi alokasi
projek
Bahasa Indonesia: 33 minggu
Matematika dan IPAS: 34 minggu
****opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
*****Jam pelajaran kelas 3 SD
mengalami peningkatan, mengikuti
struktur kelas 4 karena IPAS dimulai di
kelas 3
Alokasi waktu
mata pelajaran SD
Kelas 3
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 3)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per Tahun Per
Mingg
u
Kegiatan
reguler/ming
gu
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 6 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 10 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c)
Seni Teater, d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal**** 72 2 72 (2)****
Total: 1224***** 34 1006 (28) 290 1296*****
32. **Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Satuan Pendidikan
***Pembelajaran reguler tidak penuh
36 minggu untuk memenuhi alokasi
projek
Bahasa Indonesia: 33 minggu
Matematika dan IPAS: 34 minggu
****opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
Alokasi waktu
mata pelajaran SD
kls 4-6
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 4-6)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Per Tahun Per
Mingg
u
Kegiatan
reguler/mingg
u
(pembulatan)
Projek (minimal
20% dari total
per tahun)
TOTAL JP
PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan
Budi Pekerti*
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pendidikan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Budi Pekerti*
144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 7 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c)
Seni Teater, d) Seni Tari
144 4 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal**** 72 2 72 (2)****
Total: 1296 34 1006 (28) 290 1296
36. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran:
Bahasa Indonesia
Fase A (Kelas 1 dan 2)
CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN ALTERNATIFALURNYA
36
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai
kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.
Menyimak
Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Membaca &
Memirsa
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Berbicara &
Mempresentasikan
Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.
Menulis
Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.
37. 1.1
Pelajar dapat menjelaskan dan mempraktikkan instruksi lisan yang diberikan guru terkait aktivitas pengelolaan diri: ciri fisik manusia,
fungsi anggota tubuh, dan merawat kebersihan tubuh dengan menggunakan kata – kata sendiri
1.2
Pelajar dapat memilih teks yang disukainya terkait topik menjaga kesehatan diri dan menentukan informasi penting dari teks audiovisual
dan teks aural (teks yang dibacakan) tersebut.
1.3
Pelajar dapat membuat simpulan sederhana dari teks naratif yang sesuai jenjangnya serta sesuai dengan minat Pelajar (beragam topik
yang dapat ditawarkan pada siswa adalah panca indera dan anggota tubuh, peran diri dan anggota keluarga dalam lingkungan
terdekat, benda hidup dan benda mati, cuaca dan siang malam dan perubahan waktu)
1.4
Pelajar dapat mengklasifikasi kosa kata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya melalui teks pendek (berupa
gambar, tulisan, slogan sederhana, dan/atau syair lagu)
1.5
Pelajar dapat merangkai suku kata (kombinasi kv dan kvk) menjadi kata yang sering ditemui. (kosa kata dan kata yang diambil
mengenai benda hidup dan benda mati di sekitar siswa)
1.6 Pelajar dapat menuliskan namanya sendiri dan mengungkapkan perkenalan diri serta keluarganya secara lisan dan tulis.
1.7
Pelajar dapat menceritakan ulang sebuah cerita atau pengalamannya sehari – hari disertai penggunaan waktu (nama hari dan bulan)
secara lisan atau tulis.
1.8
Pelajar dapat menggunakan kata tanya “apa” dan “mengapa” untuk memperjelas pemahaman terhadap penjelasan yang disampaikan
oleh guru, teman, dan orang dewasa di sekitarnya. (Topik yang disarankan adalah cuaca dan siang malam).
1. 9
Pelajar dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh teman, guru, dan orang dewasa di sekitarnya dengan suara
yang keras dan jelas namun santun. (Pertanyaan terkait dengan topik cuaca dan siang malam)
1.10 Pelajar dapat memberikan tanggapan atas komentar orang lain sesuai dengan konteksnya. (Tanggapan didasarkan pada topik cuaca dan
siang malam)
Alternatif 1. Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN DANALTERNATIFALURNYA
38.
39.
40.
41.
42. Ketika melakukan pembelajaran sesuai tahap capaian
dan karakteristik peserta didik, tidak berarti pendidik
harus menyusun beberapa modul ajar atau RPP untuk
Mengakomodasi kebutuhan belajar yang berbeda,
pendidik cukup menyusun satu modul ajar atau RPP
dengan kegiatan pembelajaran yang dilengkapi
petunjuk penyesuaian terhadap tahap capaian dan
karakteristik peserta didik
43.
44.
45.
46. Implikasi Perubahan dan Mitigasinya
Kapasitas Guru dan Sekolah untuk
Menerjemahkan menjadi
Kurikulum Sekolah
dan Pembelajaran
03
● Diberikan pelatihan dan pendampingan kepada
komite pembelajaran (Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas
● Menyediakan platform teknologi untuk guru
belajar dan berbagi
Linieritas Mata Pelajaran
02
● Disusun linieritas mata pelajaran yang selaras
dengan struktur kurikulum prototipe, misal untuk
mata pelajaran informatika dapat diampu oleh
guru yang mempunyai latar belakang informatika
atau MIPA
Jam Mengajar
dan Tunjangan Profesi Guru
01
● Jam mengajar mapel-mapel kelompok umum
alokasi beban mengajarnya tetap
● Diberikan beban tambahan mengajar bagi guru
yang beban mengajarnya kurang, seperti menjadi
koordinator projek penguatan profil Pelajar
Pancasila
46
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 46
47. 1. Rute Adopsi Kurikulum Prototipe Secara Bertahap Memfasilitasi satuan pendidikan mengenali kesiapannya
sebagai dasar menentukan pilihan implementasi kurikulum prototipe serta memberikan umpan balik berkala
(3 bulanan) untuk memetakan kebutuhan penyesuaian dukungan implementasi kurikulum prototipe dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
2. Menyediakan Asesmen & Perangkat Ajar (High Tech)Menyediakan beragam pilihan asesmen dan perangkat
ajar (buku teks, modul ajar, contoh projek, contoh kurikulum) dalam bentuk digital yang dapat digunakan
satuan pendidikan dalam melakukan pembelajaran berdasarkan kurikulum prototipe.
3. Menyediakan Pelatihan Mandiri & Sumber Belajar Guru (High Tech)
Melakukan pelatihan mandiri kurikulum prototipe yang dapat diakses secara daring oleh guru dan tenaga
kependidikan untuk memudahkan adopsi kurikulum prototipe disertai sumber belajar dalam bentuk video,
podcast, atau ebook yang bisa diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk).
4. Menyediakan Narasumber Kurikulum Prototipe (High Touch)
Menyediakan narasumber kurikulum prototipe dari Sekolah Penggerak/SMK PK yang telah
mengimplementasikan kurikulum prototipe. Pengimbasan bisa dilakukan dalam bentuk webinar atau
pertemuan luring yang diadakan pemerintah daerah atau satuan pendidikan.
5. Memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar (High Touch)
Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan Guru Penggerak maupun diinisiasi Pengawas Sekolah sebagai
wadah saling berbagi praktik baik adopsi kurikulum prototipe di internal satuan pendidikan maupun lintas
satuan pendidikan.
47
Strategi Implementasi Kurikulum Prototipe
48. Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Prototipe
Pilihan 3: Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua dengan
kompleksitas sederhana: satuan pendidikan menerapkan perangkat ajar yang
telah disediakan pada PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 2: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas
sederhana: satuan pendidikan menerapkan perangkat ajar yang telah disediakan
pada PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Pilihan 1: Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas
sedang: satuan pendidikan mengembangkan kurikulum operasional sekolah
sesuai konteks lingkungan belajar setempat pada PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Prototipe yang mengukur
kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang paling sesuai kesiapan
satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi kurikulum prototipe.
49. Asesmen
● analisa diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat
● sesuai dengan level kemampuan murid
Aplikasi teknologi sedang dikembangkan untuk membantu guru memahami
dan menerapkan Kurikulum Merdeka
Perangkat Ajar
● berbagai referensi perangkat ajar yang berkualitas
● berpihak pada peserta didik
Pelatihan Mandiri
● Materi pelatihan berkualitas yang bisa diakses kapanpun
● Contoh modul seperti Merdeka Belajar, Profil Pelajar Pancasila
dan Penyesuaian pembelajaran dengan kebutuhan dan
karakterisk murid