SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Kesantunan
Berbahasa
BAMBANG LUKITO – DIAN NOVIANA – LILIS ANISAH
KESANTUNAN BERBAHASA
Bahasa mewujudkan
hubungan kemanusiaan yang
berharmoni dalam masyarakat
Bahasa seseorang
menunjukkan
personalitynya
Orang Melayu
memandang tinggi
terhadap Bahasa
Bahasa Menunjukkan Bangsa
2 3
1
Kesantunan Berbahasa
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Markhamah dkk,
2009: 117), santun bermakna (1) halus budi bahasanya, baik tingkah
lakunya, sabar, tenang, dan sopan, (2) penuh rasa belas kasihan, suka
menolong.
 Leech (dalam Nurdaniah, 2014: 8) menyatakan bahwa kesantunan
adalah ujaran yang membuat orang lain dapat menerima dan tidak
menyakiti perasaannya.
 Selanjutnya Richards (dalam Prayitno, 2011: 37) mengartikan
kesantunan adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial di
antara penutur dan hubungan peran mereka di dalam suatu
masyarakat. Rahardi (2009: 26) menjelaskan kesantunan sebuah
tuturan sesungguhnya juga dapat dilihat dari banyak sedikitnya tuturan
itu memberikan pilihan kepada mitra tutur.
Kesantunan Berbahasa
Berdasarkan pemaparan oleh para ahli di atas, kesantunan
berbahasa adalah pengungkapan pikiran dan perasaan dengan
halus, baik dan sopan dalam interaksi komunikasi verbal.
Kesantunan berbahasa mencerminkan budi halus dan pekerti
luhur seseorang dengan tidak menyakiti perasaan dan
memberikan pilihan kepada orang lain. Pemberian pilihan kepada
orang lain agar tidak terkesan memaksa atau angkuh sehingga
tujuan interaksi tercapai secara efektif dan hubungan mereka
menjadi harmonis.
Bentuk kesantunan Berbahasa
Baik atau buruknya bahasa dan perilaku seseorang akan dilihat dari kesantunan pemakaian
bahasa. Pemakaian bahasa oleh penutur agar terdengar santun menurut Pranowo (2012: 6-
8) perlu menggunakan 6 bentuk sebagai berikut:
1. Penggunaan bentuk tuturan langsung dengan penanda kesantunan dan tuturan
tidak langsung
contoh berikut dapat memperjelas pemakaian ungkapan penanda kesantunan.
(1) “Tutup jendela dekat tempat tidur itu!”
(2) “Silakan tutup jendela dekat tempat tidur itu!”
Pada tuturan (1) terdengar kurang santun karena penutur menggunakan tuturan langsung yang
menyatakan maksud menyuruh, agar sang mitra tutur memberikan tanggapan berupa tindakan menutup
jendela yang ada di dekat tempat tidur. Tuturan (2) juga menggunakan tuturan langsung dengan maksud
menyuruh, namun terdengar lebih santun dari tuturan (1) karena menambahkan kata “silakan”. Dengan
digunakannya penanda kesantunan silakan, tuturan langsung yang awalnya bermaksud menyuruh dan
terdengar sedikit kasar akan memiliki makna persilaan dan terdengar lebih halus.
2. Pemakaian bahasa dengan kata-kata kias
Penutur memakai tuturan dengan kata-kata kias terdengar santun daripada tuturan dengan
kata-kata lugas.
Berikut contoh tuturan yang dapat memperjelas pernyataan di atas.
(3) “Jika tidak sependapat dengan orang lain, orang Batak selalu mengungkapkan
perasaannya dengan kasar.”
(4) “Jika tidak sependapat dengan orang lain, orang Batak lebih suka terbuka dan terus
terang.”
Pada tuturan (4) terdengar lebih santun daripada tuturan (3) karena menggunakan ungkapan
bermakna kias “lebih suka terbuka dan terus terang”.
Sebaliknya, tuturan (3) menggunakan kata lugas “kasar” yang bermakna denotatif buruk.
3. Pemakaian ungkapan dengan gaya bahasa penghalus
Penutur memakai tuturan dengan gaya bahasa penghalus terdengar santun daripada tuturan
dengan ungkapan biasa.
Gaya bahasa tidak hanya membuat pemakaian bahasa lebih efektif namun juga membuat
tuturan menjadi indah dan budi bahasa menjadi halus (Pranowo, 2012: 18).
Gaya bahasa penghalus yang digunakan untuk membuat tuturan terdengar santun di
antaranya:
 Perumpamaan
Perumpamaan adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua
hal yang berlainan, tetapi dianggap sama. Penanda majas ini menggunakan kata-kata
“seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, bagai, bagaikan, serupa” (Pranowo, 2012: 19).
 Eufimisme
Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa kasar,
menghina, merugikan, dan tidak menyenangkan (Tarigan, 2013: 125-126). Pemakaian gaya
bahasa ini agar penutur tidak menyinggung perasaan mitra tutur.
4. Tuturan dengan maksud yang berbeda
Penutur mengatakan tuturan yang berbeda dengan yang dimaksudkan terdengar santun
daripada maksud tuturan yang sama dengan apa yang dituturkan.
Berikut contoh tuturan yang dapat memperjelas pernyataan di atas.
(9) “Kemarin tidak kuliah katanya sakit, kok keluyuran sampai Sekaten kamu.”
(10) “Kemarin tidak kuliah katanya sakit, apa di Sekaten ada dokter buka praktik, Tik?”
Pada tuturan (10) terdengar lebih santun daripada tuturan (9) karena tuturan yang dikatakan
berupa pertanyaan tetapi bermaksud menyindir jadi terdengar lebih santun. Sebaliknya,
tuturan (9) terdengar kurang santun karena tuturan yang dikatakan berupa pernyataan teguran
dengan yang dimaksudkan sama yaitu menegur sehingga mempermalukan mitra tutur.
5. Pemakaian tuturan secara implisit
Tuturan yang dikatakan secara implisit (tersirat) terdengar santun daripada tuturan yang
dikatakan secara eksplisit (jelas).
Berikut contoh tuturan yang dapat memperjelas pernyataan di atas.
(11) “Katanya parpol besar, kalah strategi dalam merebut kursi presiden ataukah memang
memilih menjadi oposan?”
(12) “Setiap parpol pasti ingin memenangkan pilpres, meskipun ada pula parpol yang hobinya
menjadi oposan.”
Pada tuturan (12) terdengar lebih santun daripada tuturan (11) karena tuturan yang dikatakan
berupa pernyataan sindiran secara implisit (tersirat). Sebaliknya, tuturan (11) terdengar kurang
santun karena tuturan yang dikatakan terlalu terbuka/jelas mengenai kondisi parpol besar
yang kalah dalam pemilihan presiden.
Maksim Kedermawanan Maksim Penghargaan
Prinsip Kesantunan Berbahasa
Maksim Kebijaksanaan
Maksim
Kesederhanaan
Maksim Pemufakatan Maksim Kesimpatisan
1 2
4 5 6
3
Maksim Kebijaksanaan
1
Rahardi (2005: 60) mengungkapkan bahwa maksim kebijaksanaan
dalam kegiatan bertutur mengacu pada prinsip untuk mengurangi
kerugian pada pihak lain dan memaksimalkan keuntungan bagi
pihak lain. Para peserta pertuturan dapat dikatakan sebagai orang
santun apabila ia berpedoman pada maksim kebijaksanaan dan
melaksanakannya dalam kegiatan bertutur.
Maksim Kedermawanan
2
Maksim kedermawanan adalah prinsip untuk selalu menunjukkan
penghormatan kepada orang lain. Penghormatan yang dilakukan
dengan cara mengurangi keuntungan bagi diri sendiri dan
menambahkan beban pada diri sendiri.
Maksim Penghargaan
3
Maksim penghargaan adalah prinsip untuk selalu berusaha
menunjukkan penghargaan kepada orang lain berupa pujian dan
rasa hormat. Setiap peserta tutur dituntut untuk mengurangi
cacian pada orang lain dan menambahkan pujian bagi orang lain.
Para peserta tutur dianggap santun apabila dalam bertutur tidak
mengandung ejekan, cacian, dan kata-kata yang merendahkan
orang lain
Maksim Kesederhanaan
4
Maksim kesederhanaan adalah prinsip untuk peserta tutur agar
selalu menunjukkan sikap rendah hati dan sederhana kepada
orang lain. Sikap tersebut ditunjukkan dengan cara mengurangi
pujian terhadap dirinya dan menambahkan cacian bagi diri sendiri.
Kesederhanaan dan kerendahan hati sering digunakan sebagai
indikator penilaian kesantunan seseorang terutama dalam
masyarakat budaya Indonesia.
Maksim Pemufakatan
5
maksim permufakatan adalah prinsip untuk menjalin sikap
kecocokan atau kemufakatan antar peserta tutur. Penutur
memaksimalkan persesuaian atau kesetujuan antara dirinya dengan
mitra tutur. Penutur juga berusaha untuk mengurangi
ketidaksesuaian atau ketidaksetujuan antara dirinya dengan mitra
tutur. Apabila dalam kegiatan bertutur terdapat kecocokan atau
kemufakatan antara penutur dengan mitra tutur, maka dapat
dikatakan mereka telah bersikap santun
Maksim Kesimpatisan
6
Maksim kesimpatisan sebagai prinsip untuk para peserta tutur agar selalu
berusaha memaksimalkan sikap simpati kepada mitra tutur. Penutur juga
diharapkan untuk mengurangi sikap antipati antara dirinya dengan orang
lain. Sikap antipati kepada lawan tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak
santun. Bentuk sikap simpati kepada mitra tutur yang memperoleh
kebahagiaan dapat ditunjukkan dengan memberikan ucapan selamat dan
gerakan seperti senyuman atau anggukan. Namun bila mitra tutur mendapat
kesulitan atau musibah, penutur diharapkan untuk menyampaikan rasa duka
atau ucapan bela sungkawa sebagai bentuk simpati.
Ciri Kesantunan
sebuah Tuturan
Chaer (2010: 56-57) memberikan ciri kesantunan
sebuah tuturan sebagai berikut.
1) Semakin panjang tuturan seseorang semakin
besar pula keinginan orang itu untuk bersikap
santun kepada lawan tuturnya.
2) Tuturan yang diutarakan secara tidak langsung,
lebih santun dibandingkan dengan tuturan yang
diutarakan secara langsung.
3) Memerintah dengan kalimat berita atau kalimat
tanya dipandang lebih santun dibandingkan
dengan kalimat perintah (imperatif).
Ciri Tuturan yang
baik
Zamzani, dkk. (2010: 20) merumuskan
beberapa ciri tuturan yang baik berdasarkan
prinsip kesantunan Leech, yakni sebagai
berikut.:
 Tuturan yang menguntungkan orang lain
 Tuturan yang meminimalkan keuntungan
bagi diri sendiri.
 Tuturan yang menghormati orang lain
 Tuturan yang merendahkan hati sendiri
 Tuturan yang memaksimalkan
kecocokan tuturan dengan orang lain
 Tuturan yang memaksimalkan rasa
simpati pada orang lain
Indikator Kesantunan Berbahasa
Pesan yang disampaikan
Situasinya Mitra Tuturnya
Tujuan yangh hendak
dicapai
01
03
02
04
Perhatikan Perhatikan
Perhatikan Perhatikan
Indikator Kesantunan Berbahasa
Pesan yang disampaikan
Cara penyampaian Norma yang berlaku
dalam masyarakat
Relevansi tuturannya
05
07
06
08
Perhatikan Perhatikan
Perhatikan Perhatikan
Indikator Kesantunan Berbahasa
Pujian untuk diri sendiri
Martabat/perasaan mitra
tutur
Konfrontasi dengan
mitra tutur
Keuntungan bagi mitra
tutur
09
11
10
12
Jagalah Hindari
Hindari Berikan
Indikator Kesantunan Berbahasa
Hal-hal yang membuat
mitra tutur senang
Pujian pada mitra tutur Rasa simpati pada mitra
tutur
Kesepahaman dengan
mitra tutur
13
15
14
16
Berikan Ungkapkan
Ungkapkan Buatlah
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!

More Related Content

What's hot

Kumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia Unsur
Kumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia UnsurKumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia Unsur
Kumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia UnsurThoyib Antarnusa
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional iwan setiawan
 
Ikatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikIkatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikNurulita Rahayu
 
Bahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelBahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelNesha Mutiara
 
Muted Group Theory
Muted Group TheoryMuted Group Theory
Muted Group Theorymankoma2012
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication Ratih Aini
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimatIbnu Khoiry
 
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIATATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIAA-ttiitudEd Kuu
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis MajasKhoirun Nif'an
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiaNUR DIANA
 
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII AKimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII AAditya Hidayatullah
 
Kimia Unsur Golongan VIIIA Gas mulia
Kimia Unsur Golongan VIIIA Gas muliaKimia Unsur Golongan VIIIA Gas mulia
Kimia Unsur Golongan VIIIA Gas muliaFajrul Mutaqin
 

What's hot (20)

Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Kumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia Unsur
Kumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia UnsurKumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia Unsur
Kumpulan Soal Kimia Kelas XII - Kimia Unsur
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional
 
Ikatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikIkatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionik
 
Kimia unsur ppt
Kimia unsur pptKimia unsur ppt
Kimia unsur ppt
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Perbedaan EYD dengan EBI
Perbedaan EYD dengan EBIPerbedaan EYD dengan EBI
Perbedaan EYD dengan EBI
 
Bahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : ArtikelBahasa Indonesia : Artikel
Bahasa Indonesia : Artikel
 
Muted Group Theory
Muted Group TheoryMuted Group Theory
Muted Group Theory
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 
Ppt teks negosiasi
Ppt teks negosiasiPpt teks negosiasi
Ppt teks negosiasi
 
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIATATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
 
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
63 majas Ringkasan Jenis-jenis Majas
 
Singkatan dan Akronim
Singkatan dan AkronimSingkatan dan Akronim
Singkatan dan Akronim
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII AKimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
Kimia Unsur : Gas Mulia - Golongan VIII A
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Kimia Unsur Golongan VIIIA Gas mulia
Kimia Unsur Golongan VIIIA Gas muliaKimia Unsur Golongan VIIIA Gas mulia
Kimia Unsur Golongan VIIIA Gas mulia
 

Similar to KESANTUNAN BERBAHASA.pptx

BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisMuhammad Haris
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIALtfltf
 
Teknik Komunikasi Efektif.pptx
Teknik Komunikasi Efektif.pptxTeknik Komunikasi Efektif.pptx
Teknik Komunikasi Efektif.pptxNorishShofi
 
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilakuMakalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilakuveni zaki
 
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.pptTEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.pptAinunShodiq
 
HAKEKAT BERBICARA.pptx
HAKEKAT BERBICARA.pptxHAKEKAT BERBICARA.pptx
HAKEKAT BERBICARA.pptxAbiMantara
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaashrinmasyhudi
 
Bab 2 kesantunan berbahasa
Bab 2   kesantunan berbahasaBab 2   kesantunan berbahasa
Bab 2 kesantunan berbahasaDemolish Wolf
 
SASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYASASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYAMomee Rain
 
ppt kelompok 6 meteri diksi.pptx
ppt kelompok 6 meteri diksi.pptxppt kelompok 6 meteri diksi.pptx
ppt kelompok 6 meteri diksi.pptxReviRianti1
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi DiksiAry Hidayat
 

Similar to KESANTUNAN BERBAHASA.pptx (20)

Ekspresi diri
Ekspresi diriEkspresi diri
Ekspresi diri
 
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi BisnisBAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
BAB 13 Menggayakan Pesan - Etika dan Komunikasi Bisnis
 
Bahan bmm 3111
Bahan bmm 3111Bahan bmm 3111
Bahan bmm 3111
 
Maksim2
Maksim2Maksim2
Maksim2
 
DIKSI KELOMPOK 5.pptx
DIKSI KELOMPOK 5.pptxDIKSI KELOMPOK 5.pptx
DIKSI KELOMPOK 5.pptx
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIA
 
Teknik Komunikasi Efektif.pptx
Teknik Komunikasi Efektif.pptxTeknik Komunikasi Efektif.pptx
Teknik Komunikasi Efektif.pptx
 
Kesantunan berbahasa (1)
Kesantunan berbahasa (1)Kesantunan berbahasa (1)
Kesantunan berbahasa (1)
 
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilakuMakalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku
Makalah kesantunan #kebiasaan sebagai pembentuk perilaku
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.pptTEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
 
HAKEKAT BERBICARA.pptx
HAKEKAT BERBICARA.pptxHAKEKAT BERBICARA.pptx
HAKEKAT BERBICARA.pptx
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Bab 2 kesantunan berbahasa
Bab 2   kesantunan berbahasaBab 2   kesantunan berbahasa
Bab 2 kesantunan berbahasa
 
SASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYASASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYA
 
ppt kelompok 6 meteri diksi.pptx
ppt kelompok 6 meteri diksi.pptxppt kelompok 6 meteri diksi.pptx
ppt kelompok 6 meteri diksi.pptx
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi Diksi
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Recently uploaded (20)

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

KESANTUNAN BERBAHASA.pptx

  • 1. Kesantunan Berbahasa BAMBANG LUKITO – DIAN NOVIANA – LILIS ANISAH
  • 2. KESANTUNAN BERBAHASA Bahasa mewujudkan hubungan kemanusiaan yang berharmoni dalam masyarakat Bahasa seseorang menunjukkan personalitynya Orang Melayu memandang tinggi terhadap Bahasa Bahasa Menunjukkan Bangsa 2 3 1
  • 3. Kesantunan Berbahasa  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Markhamah dkk, 2009: 117), santun bermakna (1) halus budi bahasanya, baik tingkah lakunya, sabar, tenang, dan sopan, (2) penuh rasa belas kasihan, suka menolong.  Leech (dalam Nurdaniah, 2014: 8) menyatakan bahwa kesantunan adalah ujaran yang membuat orang lain dapat menerima dan tidak menyakiti perasaannya.  Selanjutnya Richards (dalam Prayitno, 2011: 37) mengartikan kesantunan adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial di antara penutur dan hubungan peran mereka di dalam suatu masyarakat. Rahardi (2009: 26) menjelaskan kesantunan sebuah tuturan sesungguhnya juga dapat dilihat dari banyak sedikitnya tuturan itu memberikan pilihan kepada mitra tutur.
  • 4. Kesantunan Berbahasa Berdasarkan pemaparan oleh para ahli di atas, kesantunan berbahasa adalah pengungkapan pikiran dan perasaan dengan halus, baik dan sopan dalam interaksi komunikasi verbal. Kesantunan berbahasa mencerminkan budi halus dan pekerti luhur seseorang dengan tidak menyakiti perasaan dan memberikan pilihan kepada orang lain. Pemberian pilihan kepada orang lain agar tidak terkesan memaksa atau angkuh sehingga tujuan interaksi tercapai secara efektif dan hubungan mereka menjadi harmonis.
  • 5. Bentuk kesantunan Berbahasa Baik atau buruknya bahasa dan perilaku seseorang akan dilihat dari kesantunan pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa oleh penutur agar terdengar santun menurut Pranowo (2012: 6- 8) perlu menggunakan 6 bentuk sebagai berikut: 1. Penggunaan bentuk tuturan langsung dengan penanda kesantunan dan tuturan tidak langsung contoh berikut dapat memperjelas pemakaian ungkapan penanda kesantunan. (1) “Tutup jendela dekat tempat tidur itu!” (2) “Silakan tutup jendela dekat tempat tidur itu!” Pada tuturan (1) terdengar kurang santun karena penutur menggunakan tuturan langsung yang menyatakan maksud menyuruh, agar sang mitra tutur memberikan tanggapan berupa tindakan menutup jendela yang ada di dekat tempat tidur. Tuturan (2) juga menggunakan tuturan langsung dengan maksud menyuruh, namun terdengar lebih santun dari tuturan (1) karena menambahkan kata “silakan”. Dengan digunakannya penanda kesantunan silakan, tuturan langsung yang awalnya bermaksud menyuruh dan terdengar sedikit kasar akan memiliki makna persilaan dan terdengar lebih halus.
  • 6. 2. Pemakaian bahasa dengan kata-kata kias Penutur memakai tuturan dengan kata-kata kias terdengar santun daripada tuturan dengan kata-kata lugas. Berikut contoh tuturan yang dapat memperjelas pernyataan di atas. (3) “Jika tidak sependapat dengan orang lain, orang Batak selalu mengungkapkan perasaannya dengan kasar.” (4) “Jika tidak sependapat dengan orang lain, orang Batak lebih suka terbuka dan terus terang.” Pada tuturan (4) terdengar lebih santun daripada tuturan (3) karena menggunakan ungkapan bermakna kias “lebih suka terbuka dan terus terang”. Sebaliknya, tuturan (3) menggunakan kata lugas “kasar” yang bermakna denotatif buruk.
  • 7. 3. Pemakaian ungkapan dengan gaya bahasa penghalus Penutur memakai tuturan dengan gaya bahasa penghalus terdengar santun daripada tuturan dengan ungkapan biasa. Gaya bahasa tidak hanya membuat pemakaian bahasa lebih efektif namun juga membuat tuturan menjadi indah dan budi bahasa menjadi halus (Pranowo, 2012: 18). Gaya bahasa penghalus yang digunakan untuk membuat tuturan terdengar santun di antaranya:  Perumpamaan Perumpamaan adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hal yang berlainan, tetapi dianggap sama. Penanda majas ini menggunakan kata-kata “seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, bagai, bagaikan, serupa” (Pranowo, 2012: 19).  Eufimisme Eufemisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa kasar, menghina, merugikan, dan tidak menyenangkan (Tarigan, 2013: 125-126). Pemakaian gaya bahasa ini agar penutur tidak menyinggung perasaan mitra tutur.
  • 8. 4. Tuturan dengan maksud yang berbeda Penutur mengatakan tuturan yang berbeda dengan yang dimaksudkan terdengar santun daripada maksud tuturan yang sama dengan apa yang dituturkan. Berikut contoh tuturan yang dapat memperjelas pernyataan di atas. (9) “Kemarin tidak kuliah katanya sakit, kok keluyuran sampai Sekaten kamu.” (10) “Kemarin tidak kuliah katanya sakit, apa di Sekaten ada dokter buka praktik, Tik?” Pada tuturan (10) terdengar lebih santun daripada tuturan (9) karena tuturan yang dikatakan berupa pertanyaan tetapi bermaksud menyindir jadi terdengar lebih santun. Sebaliknya, tuturan (9) terdengar kurang santun karena tuturan yang dikatakan berupa pernyataan teguran dengan yang dimaksudkan sama yaitu menegur sehingga mempermalukan mitra tutur.
  • 9. 5. Pemakaian tuturan secara implisit Tuturan yang dikatakan secara implisit (tersirat) terdengar santun daripada tuturan yang dikatakan secara eksplisit (jelas). Berikut contoh tuturan yang dapat memperjelas pernyataan di atas. (11) “Katanya parpol besar, kalah strategi dalam merebut kursi presiden ataukah memang memilih menjadi oposan?” (12) “Setiap parpol pasti ingin memenangkan pilpres, meskipun ada pula parpol yang hobinya menjadi oposan.” Pada tuturan (12) terdengar lebih santun daripada tuturan (11) karena tuturan yang dikatakan berupa pernyataan sindiran secara implisit (tersirat). Sebaliknya, tuturan (11) terdengar kurang santun karena tuturan yang dikatakan terlalu terbuka/jelas mengenai kondisi parpol besar yang kalah dalam pemilihan presiden.
  • 10. Maksim Kedermawanan Maksim Penghargaan Prinsip Kesantunan Berbahasa Maksim Kebijaksanaan Maksim Kesederhanaan Maksim Pemufakatan Maksim Kesimpatisan 1 2 4 5 6 3
  • 11. Maksim Kebijaksanaan 1 Rahardi (2005: 60) mengungkapkan bahwa maksim kebijaksanaan dalam kegiatan bertutur mengacu pada prinsip untuk mengurangi kerugian pada pihak lain dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain. Para peserta pertuturan dapat dikatakan sebagai orang santun apabila ia berpedoman pada maksim kebijaksanaan dan melaksanakannya dalam kegiatan bertutur.
  • 12. Maksim Kedermawanan 2 Maksim kedermawanan adalah prinsip untuk selalu menunjukkan penghormatan kepada orang lain. Penghormatan yang dilakukan dengan cara mengurangi keuntungan bagi diri sendiri dan menambahkan beban pada diri sendiri.
  • 13. Maksim Penghargaan 3 Maksim penghargaan adalah prinsip untuk selalu berusaha menunjukkan penghargaan kepada orang lain berupa pujian dan rasa hormat. Setiap peserta tutur dituntut untuk mengurangi cacian pada orang lain dan menambahkan pujian bagi orang lain. Para peserta tutur dianggap santun apabila dalam bertutur tidak mengandung ejekan, cacian, dan kata-kata yang merendahkan orang lain
  • 14. Maksim Kesederhanaan 4 Maksim kesederhanaan adalah prinsip untuk peserta tutur agar selalu menunjukkan sikap rendah hati dan sederhana kepada orang lain. Sikap tersebut ditunjukkan dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya dan menambahkan cacian bagi diri sendiri. Kesederhanaan dan kerendahan hati sering digunakan sebagai indikator penilaian kesantunan seseorang terutama dalam masyarakat budaya Indonesia.
  • 15. Maksim Pemufakatan 5 maksim permufakatan adalah prinsip untuk menjalin sikap kecocokan atau kemufakatan antar peserta tutur. Penutur memaksimalkan persesuaian atau kesetujuan antara dirinya dengan mitra tutur. Penutur juga berusaha untuk mengurangi ketidaksesuaian atau ketidaksetujuan antara dirinya dengan mitra tutur. Apabila dalam kegiatan bertutur terdapat kecocokan atau kemufakatan antara penutur dengan mitra tutur, maka dapat dikatakan mereka telah bersikap santun
  • 16. Maksim Kesimpatisan 6 Maksim kesimpatisan sebagai prinsip untuk para peserta tutur agar selalu berusaha memaksimalkan sikap simpati kepada mitra tutur. Penutur juga diharapkan untuk mengurangi sikap antipati antara dirinya dengan orang lain. Sikap antipati kepada lawan tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun. Bentuk sikap simpati kepada mitra tutur yang memperoleh kebahagiaan dapat ditunjukkan dengan memberikan ucapan selamat dan gerakan seperti senyuman atau anggukan. Namun bila mitra tutur mendapat kesulitan atau musibah, penutur diharapkan untuk menyampaikan rasa duka atau ucapan bela sungkawa sebagai bentuk simpati.
  • 17. Ciri Kesantunan sebuah Tuturan Chaer (2010: 56-57) memberikan ciri kesantunan sebuah tuturan sebagai berikut. 1) Semakin panjang tuturan seseorang semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap santun kepada lawan tuturnya. 2) Tuturan yang diutarakan secara tidak langsung, lebih santun dibandingkan dengan tuturan yang diutarakan secara langsung. 3) Memerintah dengan kalimat berita atau kalimat tanya dipandang lebih santun dibandingkan dengan kalimat perintah (imperatif).
  • 18. Ciri Tuturan yang baik Zamzani, dkk. (2010: 20) merumuskan beberapa ciri tuturan yang baik berdasarkan prinsip kesantunan Leech, yakni sebagai berikut.:  Tuturan yang menguntungkan orang lain  Tuturan yang meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri.  Tuturan yang menghormati orang lain  Tuturan yang merendahkan hati sendiri  Tuturan yang memaksimalkan kecocokan tuturan dengan orang lain  Tuturan yang memaksimalkan rasa simpati pada orang lain
  • 19. Indikator Kesantunan Berbahasa Pesan yang disampaikan Situasinya Mitra Tuturnya Tujuan yangh hendak dicapai 01 03 02 04 Perhatikan Perhatikan Perhatikan Perhatikan
  • 20. Indikator Kesantunan Berbahasa Pesan yang disampaikan Cara penyampaian Norma yang berlaku dalam masyarakat Relevansi tuturannya 05 07 06 08 Perhatikan Perhatikan Perhatikan Perhatikan
  • 21. Indikator Kesantunan Berbahasa Pujian untuk diri sendiri Martabat/perasaan mitra tutur Konfrontasi dengan mitra tutur Keuntungan bagi mitra tutur 09 11 10 12 Jagalah Hindari Hindari Berikan
  • 22. Indikator Kesantunan Berbahasa Hal-hal yang membuat mitra tutur senang Pujian pada mitra tutur Rasa simpati pada mitra tutur Kesepahaman dengan mitra tutur 13 15 14 16 Berikan Ungkapkan Ungkapkan Buatlah
  • 23. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Thanks!