Dokumen tersebut membahas tentang struktur modal perusahaan dan pendekatan-pendekatan dalam menentukan struktur modal yang optimal. Diuraikan pula pengertian struktur modal menurut para ahli dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam teori struktur modal.
1. KELOMPOK 10
BAB 15
TEORI DAN KEBIJAKSANAAN STRUKTUR
MODAL
-CH
AN
DRA
D
W
I PRASETYA(31115083)
-DEN
I KU
SW
O
RO
(31116019)
-ISM
AW
ATI(31116079)
2. PENGERTIAN STRUKTUR MODAL MENURUT PARA AHLI
Pengertian struktur modal
menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010; 240) menyatakan :
“Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka
panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri”.
Sedangkan menurut Kamaludin (2011:306) menyatakan
“Struktur modal atau capital structure adalah kombinasi atau bauran sumber
pembiayaan jangka panjang”.
Begitupula menurut Bambang Riyanto (2008:296)
“Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
(jangka panjang) dengan modal sendiri”.Struktur modal merupakan cermin
dari kebijakan perusahaan dalam menentukan “jenis” securities yang
ditentukan.
disimpulkan bahwa struktur modal merupakan bauran atau perbandingan
antara modal asing dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk
membiayai aktivanya.
3.
4. Selain notasi tersebut ada juga asumsi asumsi yang tidak dijumpai dalam
kenyataan asumsi ini diberikan agar mempermudah teori pembahasan
struktur modal asumsi- asumsi tersebut antara lain :
Keuntungan yang diperoleh perusahaan dianggap konstan, artinya
perusahaan tidak mengadakan perubahan terhadap investasinya.
Seluruh keuntungan yang diperoleh merupakan hak pemegang saham
sehingga akan dibagikan semuanya kepada para pemegang saham.
Hutang yang digunakan bersifat permanen, dengan arti bahwa bila ada
hutang yang jatuh tempo harus di roll over atau segera diganti dengan
hutang baru.
Perusahaan dapat mengubah struktur modalnya secara langsung,
misalnya mengubah obligasi menjadi saham dan sebaliknya saham menjadi
obligasi dengan mudah dan tidak ada biaya transaksi
5. Pendekatan Tradisional
Pada pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubahan struktur modal
yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui
penggunaan financial leverage(hutang dibagi modal sendiri atau B/S).
Dengan menggunakan pendekatan tradisional, bisa diperoleh struktur modal
yang optimal yaitu struktur modal yang memberikan biaya modal
keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham yang
tertinggi.Hal ini disebabkan karena berubahnya tingkat kapitalisasi
perusahaan.
6. PENDEKATAN MODIGLIANI DAN MILLER (MM APPROACH)
MODIGLIANI DAN MILLER BERPENDAPAT BAHWA PEMBAGIAN STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN ANTARA HUTANG DAN MODAL SENDIRI SELALU TERDAPAT
PERLINDUNGAN ATAS NILAI INVESTASI. YAITU KARENA NILAI INVESTASI TOTAL
PERUSAHAAN TERGANTUNG DARI KEUNTUNGAN DAN RESIKO, SEHINGGA NILAI
PERUSAHAAN TIDAK BERUBAH WALAUPUN STRUKTUR MODALNYA BERUBAH. ASUMSI-
ASUMSI YANG DIGUNAKAN MM ADALAH :
PASAR MODAL ADALAH SEMPURNA, DAN INVESTOR BERTINDAK RASIONAL.
NILAI YANG DIHARAPKAN DARI DISTRIBUSI PROBABILITAS SEMUA INVESTOR
SAMA.
PERUSAHAAN MEMPUNYAI RISIKO USAHA YANG SAMA.
TIDAK ADA PAJAK.
TEORI MM DENGAN PAJAK
TEORI MM TANPA PAJAK DIANGGAP TIDAK REALISTIS DAN KEMUDIAN MM
MEMASUKKAN FAKTOR PAJAK KE DALAM TEORINYA. PAJAK DIBAYARKAN KEPADA
PEMERINTAH, YANG BERARTI MERUPAKAN ALIRAN KAS KELUAR. HUTANG BISA
DIGUNAKAN UNTUK MENGHEMAT PAJAK, KARENA BUNGA BISA DIPAKAI SEBAGAI
PENGURANG PAJAK.
7. Misalkan PT.ABC mempunyai 100% modal sendiri, dan diharapkan memperoleh laba
bersih setiap tahunnya sebesar Rp.10 juta. Kalau tingkat keuntungan yang disyaratkan
oleh pemilik modal sendiri (= ke
) adalah 20%, maka nilai perusahaan dan biaya modal
perusahaan bisa dihitung sebagai berikut. Biaya modal perusahaan juga bisa dihitung
dengan rumus =
ke
= 10 juta/50 juta = 0,20
O Laba bersih operasi Rp. 10 juta
F Bunga
E Laba tersedia untuk poemilik saham Rp.10 juta
ke Biaya modal sendiri 0,2
S Nilai modal sendiri Rp.50 juta
B Nilai pasar hutang
V Nilai perusahaan Rp.50 juta
ko Biaya modal perusahaan =
0,20 (50/50) + 0(0/50) 0,2
8. misalkan PT.ABC akan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang. atau tingkat
keuntungannya yang diminta oleh kreditor, misalnya 60%. Untuk menggunakan hutang tersebut
perusahaan harus membayar bunga setiap tahunya sebesar Rp.4 juta. Dengan menggunakan
hutang perusahaan menjadi lebih berisiko, dan karenanya biaya modal sendiri naik menjadi lebih
berisiko, dan karenanya biaya modal sendiri naik menjadi, misalnya, 22%. Kalau laba operasi
bersih tidak berubah, maka nilai perusahaan akan nampak sebagai berikut.
O Laba operasi bersih Rp.10,00 juta
F Bunga Rp. 4,00 juta
E Laba tersedia untuk pemegang saham Rp. 6,00 juta
ke Biaya modal sendiri 0,22
S Nilai modal sendiri Rp. 27,27 juta
B Nilai hutang (4 juta/0,16) Rp. 25,00 juta
V Nilai perusahaan Rp. 52,27 juta
ko Biaya modal perusahaan
=0,22(27,27)+0,16(25/52,27)= 0,191
Jadi keadaan perusahaan menjadi lebih baik setelah perusahaan menggunakan hutang kerena nilai perusahaan meningkat
(atau biaya modal perusahaan menurun). Kalau misalkan sebelum perusahaan menggunakan hutang perusahaan
mempunyai jumlah lembar saham sebanyak 1.000 lembar, maka harga sahamnya adalah Rp.50.000 per lembar. Setelah
perusahaan mengganti sebagian saham dengan hutang (yang diganti adalah sebesar Rp.25 juta atau 500 lembar saham),
maka nialai shamnya naik menjadi Rp.27,27 juta/saham = Rp.54.540