Perekonomian dan persaingan bisnis yang ketat memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerja agar tujuan tercapai. Perusahaan harus memiliki kinerja baik dalam manajemen, keuangan, dan aspek lain. Perusahaan go public bertujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Penggunaan modal yang tepat penting dalam mendukung kelangsungan perusahaan. Koperasi cenderung menggunakan
1. Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin ketat
sehingga mengharuskan para pelaku usaha berusaha keras meningkatkan kinerja
perusahaan agar tujuan dapat tercapai.Perusahaan yang mampu bertahan dalam
ketatnya dunia bisnis harus memiliki kinerja yang baik, baik dalam segi manajemen,
keuangan, dan lainnya. Perusahaan yang telah go public bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan pemilik atau pemegang saham (shareholder) melalui peningkatan nilai
perusahaan. Dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, para pemilik atau
pemegang saham menunjuk seorang profesional untuk bekerja atas nama pemegang
saham dengan harapan bahwa para manajer tersebut dapat meningkatkan profitabilitas
dan nilai perusahaan.
Penggunaan dana yang tepat sangat berperan penting dalam menunjang kelangsungan
perusahaan dalam mencapai tujuan. Dalam memenuhi kebutuhan dana yang
dibutuhkan untuk menunjang kelancaran aktivititas perusahaan, maka terdapat
berbagai alternatif yang dapat ditempuh dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan
yaitu dengan sumber dana eksternal yang meliputi hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang dan sumber dana internal yaitu modal sendiri.
Menurut Sari (2014) modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
lamanya.Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha
adalah tidak adanya beban biaya bunga maupun biaya administrasi, tidak tergantung
pada pihak lain, tanpa memerlukan persyaratan yang rumit, serta tidak ada keharusan
dalam pengembalian modal, namun penggunaan modal sendiri jumlahnya sangat
terbatas. Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya
dengan hanya menggunakan sumber dana internal, namun karena adanya peningkatan
operasional yang mengakibatkan kebutuhan dana semakin besar, maka untuk
memenuhi kebutuhan dananya perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari luar
perusahaan berupa hutang untuk kegiatan investasi perusahaan.
2. Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang maka dari itu, salah satu
bentuk perusahaan yang lebih cenderung untuk menggunakan modal sendiri adalah
Koperasi. Koperasi dikatakan sehat apabila setiap tahun dapat menyelenggarakan
Rapat Anggota Tahunan (RAT). Suatu koperasi tidak bisa menyelenggarakan RAT
maka perlu dipertanyakan kesehatan keuangannya. Menurut Undang-undang Nomor
12 Tahun 1967 : “Koperasi merupakan perkumpulan dari orang-orang yang mempunyai
kepentingan yang sama, bukan merupakan kumpulan modal”. Sedangkan Undang-
Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian : “Koperasi
Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar azas kekeluargaan”. Jika kita telah
mengerti mengenai pengertian Koperasi menurut undang-undang di atas, terkesan
bahwa kedudukan modal dalam koperasi tidak terlalu dipentingkan, padahal koperasi
merupakan salah satu bentuk kegiatan usaha yang berbasis kerakyatan. Sebagai
badan usaha, koperasi sebenarnya membutuhkan dana untuk menunjang kegiatan
ekonominya, karena biar bagaimanapun untuk dapat bersaing dalam persaingan bisnis,
koperasi membutuh dukungan modal yang besar untuk kelacaran aktivitas ekonominya
seperti peningkatan pelayanan khususnya terhadap anggota, pengembangan usaha
koperasi, dan lain-lain. Sebagai badan usaha yang berbasis kerakyatan, maka sumber
utama modal koperasi adalah berasal dari anggota yaitu simpanan pokok dan
simpanan wajib, dana hibah atau modal sumbangan, dan cadangan. Sedangkan
sumber tambahan berasal dari modal pinjaman dan modal penyertaan (Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992).
Mengingat pentingnya modal sendiri bagi koperasi, maka pada umumnya koperasi
selalu berusaha untuk meningkatkan jumlah anggotanya, karena semakin banyak
anggota koperasi tersebut maka jumlah modal sendiri yang berhasil dihimpun oleh
koperasi akan semakin meningkat pula. Demikian juga halnya dengan koperasi kredit
atau koperasi simpan pinjam.
Partadiredja (1995:2) menjelaskan bahwa ”Koperasi merupakan salah satu badan
usaha yang sekaligus merupakan pranata ekonomi Indonesia yang umumnya didirikan
3. dengan harapan dapat mengatasi persoalan anggotanya. Khusus dalam bidang usaha,
karena koperasi merupakan suatu badan usaha yang sedikit banyak berkecimpung
dalam lapangan ekonomi maka dalam mencari pemecahan suatu persoalan
manajemen akan dibutuhkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip ekonomi”. Dalam
menyelenggarakan usaha sebagai organisasi ekonomi, koperasi memerlukan adanya
modal. Peranan modal didalam operasional koperasi mempunyai konstribusi yang
sangat penting karena tanpa modal yang cukup maka usaha koperasi tidak akan
berjalan lancar. Schwiedland dalam Pieter Lienenpun (2002) memberikan pengertian
”Modal dalam arti luas dimana modal itu meliputi dalam bentuk uang maupun bentuk
barang”. Sedangkan menurut Hadiwidajaja (2001:7) menjelaskan bahwa ”dalam
pembagiannya modal usaha koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan
hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggotanya, koperasi lain, bank
dan lembaga keuangan lainya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainya”. Modal
koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman, sehingga koperasi harus dapat
memanfaatkan modalnya dengan sebaik-baiknya yang artinya dalam pengelolaan
modal tersebut koperasi harus memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk
pemenuhan kebutuhan anggotanya. Dalam pengelolaan modal atau keuangan, maka
pihak koperasi harus mampu mengalokasikan sumber daya keuangan yang dimilikinya
secara efisien untuk meningkatkan laba atau yang sering disebut Sisa Hasil Usaha
(SHU). Jadi setiap modal koperasi yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan koperasi
harus diarahkan untuk memperoleh laba, terutama modal pinjaman harus
diperhitungkan dengan benar antara beban bunga yang harus dibayar dengan
perolehan keuntungan dari pinjaman tersebut. Pemanfaatan modal sendiri dan modal
pinjaman salah satunya yaitu pembiayaan operasional usaha untuk memperoleh profit
(keuntungan). Hal ini dapat dilihat secara langsung dalam laporan keuangan koperasi.
Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan pada saat
tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya.
Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media untuk
mengkomunikasikan performance keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai laporan keuangan diharapkan dapat
4. digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi koperasi diperlukan beberapa tolak ukur,
salah satunya yaitu analisis rasio keuangan yang menghubungkan data-data keuangan
yang satu dengan lainnya. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis
prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan
yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan kondisi keuangan atau prestasi koperasi
di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukkan peluang dan risiko yang akan terjadi. Makna dan kegunaan
rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung
kepada dan untuk apa suatu analisis dilakukan serta dalam konteks apa analisis
tersebut diaplikasikan. Rasio yang digunakan pada dasarnya adalah untuk mempelajari
bagian relatif antara modal pinjaman yang diberikan kreditor dan modal sendiri dari
pemegang saham. Rasio yang digunakan untuk mengukur profit yang diperoleh dari
modal- modal yang digunakan dalam koperasi disebut rasio rentabilitas. Munawir
(1993) menjelaskan bahwa ”besar kecilnya nilai rentabilitas tergantung dari keuntungan
yang diperoleh dan modal yang dimiliki dalam menjalankan usaha koperasi”.
Amidipradja (2005:117) menyatakan bahwa ”perolehan nilai rentabilitas, besarnya
modal sendiri sangat berpengaruh terhadap besarnya keuntungan yang akan diperoleh
dengan semakin besar keuntungan yang diperoleh maka didapat nilai rentabilitas
semakin besar”. Dengan memanfaatkan modal sendiri secara baik dalam menjalankan
usaha koperasi berarti keuntungan yang diperoleh koperasi cenderung meningkat,
dikarenakan dengan penggunaan modal sendiri tidak terdapat beban bunga yang harus
ditanggung seperti halnya dalam modal pinjaman. Dengan diperoleh keuntungan
setelah pajak yang tinggi maka nilai rentabilitas yang dihasilkan juga semakin tinggi, ini
menunjukkan bahwa koperasi semakin efektif dalam memanfaatkan modal untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Ang dalam Lienenpun (2002) menjelaskan
bahwa ”semakin tinggi rentabilitas maka kinerja perusahaan semakin efektif”. Tetapi
dalam pengamatan Lienenpun (2002) yang dituliskan dalam Jurnal Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Maluku di kota Ambon koperasi diklasifikasikan
menurut kemandirianya, terlihat hasil perolehan rata-rata sisa hasil usaha KUD mandiri
sebesar 94,40%, sedangkan KUD calon mandiri sebesar 83,79 %. Pada sisi lain modal
5. sendiri yang digunakan dalam usaha KUD mandiri sebesar 30,4%, dan KUD calon
mandiri sebesar 36,96%. Indikasi yang diperoleh dari kondisi seperti ini bahwa dalam
penggunaan modal sendiri yang besar tidak selalu menjamin akan perolehan
keutungan atau sisa hasil usaha yang besar. Kabupaten Blora terdapat koperasi yang
beranggotakan beberapa masyarakat yang menjalankan aneka usaha dalam suatu
lingkungan sesuai dengan keperluan masyarakat dan lingkungan, koperasi ini disebut
dengan Koperasi Serba Usaha (KSU). Kabupaten Blora mempunyai 50 Koperasi yang
tersebar di berbagai kecamatan, umumnya koperasi ini beranggotakan penduduk desa
yang mempunyai kepentingan sama. Koperasi Serba Usaha ini menjalankan berbagai
macam usaha untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dari kebutuhan primer, simpan-
pinjam, kebutuhan pertanian, dan lain-lain. Dengan melihat banyaknya usaha yang
dijalankan oleh Koperasi Serba Usaha, maka koperasi tersebut membutuhkan banyak
modal untuk menjalankan usahanya. Dengan adanya modal yang tinggi diharapkan
pencapaian laba (profit) tinggi serta dicapainya tingkat rentabilitas yang efisien.
Umumya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba
yang besar saja belum merupakan ukuran telah bekerja secara efisien dalam
menggunakan modal (Riyanto, 1995 :37).
Berdasarkan uraian tersebut, maka diadakan penelitian tentang ”PENGARUH MODAL
SENDIRI TERHADAP KEUNTUNGAN PADA KOPERASI SEHATI”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Analisa Modal Sendiri
2. Analisa Keuntungan
3. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Keuntungan
6. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini
adalah :
1. Memberikan bukti empiris mengenai analisa modal sendiri
2. Memberikan bukti empiris mengenai analisa keuntungan
3. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh modal sendiri terhadap keuntungan
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi bidang akademik, penelitian ini dapat berkontribusi terhadap pengembangan
literature penelitian terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi modal sendiri pada
koperasi.
2. Bagi koperasi, penelitian ini dapat memberikan saran terkait pengambilan keputusan
pendanaan yang baik dengan melihat beberapa faktor yang berkaitan agar diperoleh
keputusan yang efektif terkait struktur modal sehingga dapat memaksimalkan nilai
saha.
3.Bagi investor dan kreditor, penelitian ini bermanfaat sebagai dasar pertimbangan
untuk berinvestasi ataupun memberikan kredit terhadap perusahaan atau suatu badan
usaha yang memiliki prospek yang baik.
7. Sistematika Penulisan
Sistematika dibuat untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai struktur
penulisan yang terdiri atas lima bab. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori yang menjadi landasan dalam penulisan, konsep
yang terkait dengan variabel penelitian, beberapa penelitian dengan tema serupa yang
telah dilakukan sebelumnya, kerangka pemikiran, dan hipotesis dari penelitian.
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bab ini berisi variabel penelitian yang digunakan, definisi operasional dari masing-
masing variabel, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data penelitian,
metode pengumpulan data yang digunakan, serta metode analisis untuk melakukan
penelitian
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan gambaran mengenai deskripsi objek penelitian, pembahasan hasil
analisis, dan interpretasi data hasil penelitian yang telah dilakukan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi dan berisi kesimpulan hasil
analisis, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.