Keputusan Kepala Sekolah SD Negeri 2 Srabah menetapkan kawasan dilarang merokok di lingkungan sekolah untuk menciptakan udara yang sehat dan mencegah bahaya rokok bagi kesehatan siswa dan seluruh warga sekolah. Kawasan tersebut mencakup tempat umum, tempat kerja, ruang belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, laboratorium, tempat ibadah, dan WC di lingkungan sekolah.
1. PEMEPEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SRABAH
Alamat: RT.07 RW. 03 Desa Srabah Kec. Bendungan-66351
KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SRABAH
NOMOR : 421.3/096/406.009.09.124/2022
TENTANG
KAWASAN DILARANG MEROKOK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SRABAH
Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat aditif yang bila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat baik selaku
perokok aktif maupun perokok pasif, oleh sebab itu diperlukan perlindungan
terhadap bahaya rokok bagi kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan;
b. bahwa untuk udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap orang, maka diperlukan
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk mencegah dampak
penggunaan rokok baik langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan,
guna terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal;
c. bahwa berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu melakukan pengaturan kawasan
dilarang merokok sebagai upaya menciptakan udara yang sehat dan bersih;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan
c, perlu menetapkan Keputusan Kepala Sekolah tentang Kawasan Dilarang
Merokok.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
8. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian
Urusan Pemerintah Bidang Kesehatan Kepala Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1990 tentang Pendidikan Luar Biasa;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
19. Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan;
20. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0408a/U/1984; Nomor
319/Menkes/SKB/VI/1984; Nomor 60 Tahun 1984 tanggal 3 September 1984;
2. Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2004 tentang Penyidik
Pegawai Negeri Sipil;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas-dinas Daerah Kabupaten Bulungan; Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SRABAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Srabah ini yang dimaksud dengan :
1. Sekolah adalah Sekolah Dasar Negeri 2 Srabah.
2. Perangkat Sekolah adalah Kepala Sekolah dan perangkat sekolah sebagai unsur
penyelenggara Satuan Pendidikan.
3. Kepala Sekolah adalah Kepala SD Negeri 2 Srabah.
4. Pimpinan atau Penanggungjawab adalah orang dan/atau badan hukum yang karena jabatanya
memimpin dan/atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha di tempat atau kawasan
yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang merokok baik milik pemerintah maupun swasta.
5. Masyarakat adalah orang perorangan dan/atau kelompok orang.
6. Pencemaran udara di ruang tertutup adalah pencemaran udara yang terjadi di dalam ruang
dan/atau angkutan umum akibat paparan sumber pencemaran yang memiliki dampak
kesehatan kepada manusia.
7. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang produktif secara sosial dan ekonomis.
8. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan
mungkin dapat dicapai pada suatu saat sesuai dengan kondisi dan situasi serta kemampuan
yang nyata dari setiap orang atau masyarakat dan harus selalu diusahakan peningkatannya
secara terus menerus.
9. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman atau bentuk lanilla yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tobacum,
nicotiana rustica dan spesies lanilla atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar dan zat
adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan.
10. Kawasan dilarang merokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk
merokok.
11. Tempat atau ruangan adalah bagian dari suatu bangunan gedung yang berfungsi sebagai
tempat melakukan kegiatan dan/atau usaha.
12. Ruang laboratorium, Perpustakaan, Ketrampilan, Kesenian adalah sarana yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan
bagi warga sekolah untuk memperoleh pengetuan maupun mempraktek teori-teori yang
sudah didapatkan di dalam kelas.
13. Tempat Kerja adalah ruang tertutup yang bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja
atau tempat yang sering dimasuki tenaga kerja dan tempat sumber-sumber bahaya termasuk
kawasan pabrik, perkantoran, ruang rapat, ruang sidang/seminar, dan sejenisnya.
14. Tempat proses belajar mengajar/kelas adalah tempat proses belajar mengajar atau
pendidikan dan pelatihan termasuk perpustakaan, ruang praktik atau laboratorium, musium,
dan sejenisnya.
15. Tempat pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan sekolah, seperti UKS, PMR.
16. Tempat Ibadah adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti mesjid
termasuk musola dan ruang agama.
17. Kantin adalah sarana yang diselenggarakan oleh Sekolah yang digunakan untuk kegiatan
makan dan minum di waktu jam-jam istirahat maupun jam di luar sekolah bagi warga
sekolah.
3. BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
Tujuan penetapan kawasan dilarang merokok adalah :
a. Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara merubah perilaku
masyarakat untuk hidup sehat;
b. Meningkatkan produktifitas kerja yang optimal;
c. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok;
d. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula;
e. Mewujudkan generasi muda yang sehat.
Pasal 3
Sasaran kawasan dilarang merokok meliputi : Tempat atau ruangan, tempat umum, tempat kerja,
tempat proses belajar mengajar/kelas, tempat pelayanan kesehatan, ruang laboratorium, tempat
ibadah, dan WC.
BAB III
PIMPINAN DAN ATAU PENANGGUNGJAWAB
Pasal 4
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat atau kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3, wajib menetapkan Kawasan Dilarang Merokok.
(2) Penetapan Kawasan Dilarang Merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara teknis
ditetapkan oleh pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat yang bersangkutan.
(3) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib
memasang larangan merokok di tempat yang dinyatakan ’’Kawasan Dilarang Merokok’’
Pasal 5
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus
memberi contoh dan teladan di tempat yang tanggung jawabnya di Kawasan Dilarang Merokok.
(2) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
memelihara dan meningkatkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.
(3) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat
menampilkan data dan informasi bahaya rokok kepada masyarakat di Kawasan Dilarang
Merokok.
BAB IV
KAWASAN DILARANG MEROKOK
Bagian Kesatu
Tempat Umum
Pasal 6
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat umum, wajib melarang kepada pengguna tempat
umum dan/atau pengunjung untuk tidak merokok di tempat umum.
(2) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan kepada pengguna
tempat umum dan/atau pengunjung apabila terbukti merokok di tempat umum.
(3) Pengguna tempat dan/atau pengunjung dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada
pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat umum apabila ada yang merokok di tempat
umum.
(4) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat umum wajib mengambil tindakan atas laporan
yang disampaikan oleh pengguna tempat dan/atau pengunjung sebagaimana dimaksud pada
ayat (3).
(5) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat umum, dapat menyediakan tempat khusus untuk
merokok sebagai Kawasan merokok.
Bagian Kedua
Tempat Kerja
Pasal 7
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat kerja, wajib melarang staf dan/atau pegawainya
untuk tidak merokok di tempat kerja.
4. (2) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat kerja, wajib menegur dan/atau memperingatkan
dan/atau mengambil tindakan apabila terbukti staf dan/ atau pegawainya merokok di tempat
kerja.
(3) Staf dan/atau pegawai dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan dan/atau
penanggungjawab tempat kerja, apabila ada yang merokok di tempat kerja.
(4) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat kerja, wajib mengambil tindakan atas laboran
yang disampaikan oleh staf dan/atau pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat kerja, dapat menyediakan tempat khusus untuk
merokok sebagai Kawasan merokok.
Bagian Ketiga
Tempat Proses Belajar Mengajar
Pasal 8
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat proses belajar mengajar, wajib melarang lepada
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya untuk
tidak merokok di tempat proses belajar mengajar.
(2) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat proses belajar mengajar wajib menegur dan/atau
memperingatkan dan/atau mengambil tindakan kepada peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan serta unsur sekolah lainnya apabila terbukti merokok di tempat proses belajar
mengajar.
(3) Peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh unsur sekolah lainnya dapat
memberikan teguran atau melaporkan kepada pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat
proses belajar mengajar apabila terbukti ada yang merokok di tempat proses belajar mengajar.
(4) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat proses belajar mengajar, wajib mengambil
tindakan atas laporan yang disampaikan oleh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
serta seluruh unsur sekolah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Bagian Keempat
Tempat Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
Pasal 9
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat pelayanan usaha kesehatan sekolah, wajib
melarang kepada setiap pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis untuk
tidak merokok di tempat pelayanan usaha kesehatan sekolah.
(2) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat pelayanan usaha kesehatan sekolah, wajib
menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan, apabila terbukti pasien
dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis merokok di tempat pelayanan usaha
kesehatan sekolah.
(3) Pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis dapat memberikan teguran atau
melaporkan kepada pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat pelayanan usaha kesehatan
sekolah, apabila ada yang merokok di tempat pelayanan usaha kesehatan sekolah.
(4) Pimpinan atau penanggungjawab tempat pelayanan usaha kesehatan sekolah, wajib mengambil
tindakan atas laporan yang disampaikan oleh pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis
dan non medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Bagian Kelima
Ruang Laboratorium, Perpustakaan, Ketrampilan, Kesenian
Pasal 10
(1) Pimpinan dan/atau penanggunjawab ruang laboratorium, Perpustakaan, Ketrampilan, Kesenian
wajib melarang kepada pengguna dan/atau pengunjung untuk tidak merokok di ruang
laboratorium.
(2) Pimpinan dan/atau penanggungjawab ruang laboratorium, Perpustakaan, Ketrampilan,
Kesenian wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan, apabila
terbukti pengguna dan/atau pengunjung ada merokok di ruang laboratorium, Perpustakaan,
Ketrampilan, Kesenian.
(3) Pengguna dan/atau pengunjung ruang laboratorium, Perpustakaan, Ketrampilan, Kesenian,
dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan dan/atau penanggungjawab arena
kegiatan anak-anak, apabila ada yang merokok di ruang laboratorium, Perpustakaan,
Ketrampilan, Kesenian.
(4) Pimpinan dan/atau penanggungjawab ruang laboratorium, Perpustakaan, Ketrampilan,
Kesenian, wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh pengguna dan/atau
pengunjung sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
5. Bagian Keenam
Tempat Ibadah
Pasal 11
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat Ibadah, wajib melarang kepada masyarakat atau
jemaahnya untuk tidak merokok di tempat Ibadah.
(2) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat ibadah, wajib menegur dan/atau
memperingatkan dan/atau mengambil tindakan apabila terdapat masyarakat atau jemaahnya
merokok di tempat ibadah.
(3) Masyarakat atau jemaah berkewajiban menegur atau melaporkan kepada pimpinan dan/atau
penanggungjawab tempat ibadah apabila ada yang merokok di tempat ibadah.
(4) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat ibadah, wajib mengambil tindakan atas laporan
yang disampaikan oleh masyarakat atau jemaahnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Bagian Ketujuh
Kantin dan WC
Pasal 12
(1) Pengelola, Pembeli dan Pengguna wajib memelihara dan meningkatkan koalitas udara yang
sehat dan bersih, bebas dari asap atau bau rokok di dalam Kantin dan WC.
(2) Penandaan atau petunjuk berupa tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, di
tempat yang dinyatakan tidak boleh merokok adalah ’’KAWASAN DILARANG
MEROKOK’’, sesuai dengan contoh sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan
Kepala SD Negeri 2 Srabah ini.
(3) Penandaan atau petunjuk berupa tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, di
tempat khusus untuk merokok berupa ’’KAWASAN MEROKOK’’, sesuai dengan contoh
sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Kepala SD Negeri 2 Bunyu ini.
(4) Penandaan atau petunjuk berupa gambar dan/atau simbol sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, memberikan pengertian Kawasan Dilarang Merokok atau Kawasan merokok,
sesuai dengan contoh sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan SD Negeri 2
Srabah ini.
Pasal 13
Penandaan atau petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, meliputi :
a. Karakteristik dan latar belakang penandaan atau petunjuk terbuat dari bahan yang tidak silau
serta karateristik dari simbol harus kontras dengan latar belakangnya, dengan karakter
terang, di atas gelap atau sebaliknya.
b. Tinggi atau besar karakter huruf sesuai dengan jarak pandang dari tempat penandaan atau
petunjuk agar mudah terlihat dan di baca.
Pasal 14
Penempatan penandaan atau petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandangan tanpa panghalang.
b. Satu kesatuan sistem dengan lingkungan kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang
merokok.
c. Mendapat pencahayaan yan cukup termasu penambahan lampu pada kondisi gelap atau pada
malam hari.
d. Tidak mengganggu aktivitas lain atau mobilitas orang.
BAB V
TEMPAT KHUSUS/KAWASAN MEROKOK
Pasal 15
Tempat khusus atau Kawasan Merokok harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tempatnya terpisah secara fisik atau tidak bercampur dengan kawasan dilarang merokok.
b. Dilengkapi alat penghisap udara atau memiliki sistem sirkulasi udara.
c. Dilenglapi asbak atau tempat pembuangan puntung rokok.
d. Dapat dilengkapi dengan data dan informasi bahaya merokok bagi kesehatan.
6. BAB VI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 16
(1) Peran serta masyarakat dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, badan hukum atau badan
usaha, dan lembaga atau organisasi yang diselenggarakan oleh masyarakat.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu :
a. Melakukan pengawasan pelaksanaan Peraturan Kepala SD Negeri 2 Srabah ini.
b. Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan data dan/atau informasi
dampak rokok bagi kesehatan.
Pasal 17
(1) Setiap warga masyarakat berkewajiban ikut serta memberikan bimbingan dan penyuluhan
dampak rokok bagi kesehatan kepada keluarganya dan/atau lingkunganya.
(2) Setiap warga masyarakat dan warga sekolah berkewajiban memelihara dan meningkatkan
kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 18
Kepala Sekolah, Guru dan Wali Kelas merupakan perangkat sekolah yang berkewajiban untuk
melakukan pembinaan dalam hal :
a. Menyelenggarakan kawasan dilarang merokok di setiap tempat yang ditetapkan sebagai
kawasan dilarang merokok.
b. Mengusahakan agar masyarakat terhindar dari penyakit akibat pengguna rokok.
c.
Pasal 19
(1) Pembinaan pelaksanaan kawasan dilarang merokok dalam rangka pengembangan kemampuan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
(2) Pembinaan pelaksanaan Kawasan dilarang merokok dilaksanakan perangkat sekolah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 sesuai bidang tugasnya dan/atau wewenangnya di
bawah koordinasi Kepala Sekolah.
Pasal 20
Pembinaan pelaksanaan di kawasan dilarang merokok, berupa :
a. Bimbingan dan/atau penyuluhan;
b. Pemberdayaan masyarakat; dan
c. Menyiapkan petunjuk teknis.
Pasal 21
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, dapat dilakukan oleh :
a. Masing-masing Pimpinan/Penanggung Jawab masing-masing sesuai bidangnya dengan
melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan dalam rangka pembinaan pelaksanaan
kawasan dilarang merokok.
b. Bekerja sama dengan masyarakat dan/atau badan/atau lembaga atau organisasi
kemasyarakatan.
c. Kepala Sekolah dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang telah
berjasa dalam rangka memotivasi membantu pelaksanaan kawasan dilarang merokok.
(2) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 22
Sekolah bersama-sama masyarakat dan/atau badan/atau lembaga dan/atau organisasi
kemasyarakatan, melakukan pengawasan pelaksanaan kawasan dilarang merokok.
Pasal 23
7. (1) Pengawasan yang dilakukan Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dilakukan oleh
Kepala Sekolah, Guru dan Wali Kelas serta perangkat sekolah yang lain sesuai dengan tugas
dan fungsi masing-masing.
(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dilaporkan oleh masing-masing
instansi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing kepada Kepala Sekolah setiap 3 Bulan
sekali atau sesuai dengan kebutuhan.
(3) Apabila dari hasil pengawasan terdapat atau diduga terjadi pelanggaran ketentuan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Kepala SD Negeri 2 Srabah ini, Kepala Sekolah dapat mengambil
tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
SANKSI
Pasal 24
(1) Pimpinan dan/atau penanggungjawab tempat yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang
merokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, apabila terbukti membiarkan orang merokok
di kawasan dilarang merokok, dapat dikenakan sanksi administrasi berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan; dan
c. Pencabutan izin.
(2) Setiap orang yang terbukti merokok di kawasan dilarang merokok, dapat dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Kepala SMP Negeri 2 Srabahini sepanjang mengenai
tehnis pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Keputusan Kepala SD Negeri 2 Srabah dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 26
Peraturan Kepala SD Negeri 2 Srabah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Bendungan
pada tanggal 25 Agustus 2022
BAGAS SUBIYANTORO, S.Pd.
NIP. 198104062005011009
Tembusan kepada Yth :
1. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek
3. Kepala Bapedalda Kabupaten Trenggalek
4. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Trenggalek
5. Kepala Puskesmas Bendungan Kab. Trenggalek.
6. Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar DIKPORA Kabupaten Bulungan.
7. Korwilcam Bid. Pendidikan Kec. Bendungan
8. Arsip