SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
1
DRAF SKRIPSI
Nama : Asni
NIM : 068.01.01.2009
Judul : Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan
Akhlakul Karimah Di SDN Nomor 231 Inpres Kapungrengan
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
A. Latar Belakang Masalah
Orang tua merupakan pendidik utama dan utama bagi anak-anak mereka,
maka dari orang tua sehingga anak menerima pelajaran (tuntunan). Orang tua atau
ibu dan ayah sangat memegang peranan yang paling penting dan amat
berpengaruh bagi pembentukan akhlak anak mulai dari sejak lahir, remaja dan
hingga ia beranjak dewasa. Islam memerintahkan bagi kepada orang tua betindak
sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin bagi keluarganya kewajiban untuk
memelihara keluarganya berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api
neraka. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. At-Tahrim: 6.






2


Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.1
Oleh karena itu, orang tua harus menanamkan akhlak yang baik kepada
anak-anaknya sebagai pondasi dalam pembentukan kepribadian berhasil
tidaknyaorang tua mendidik anaknya tergantung dari upaya pembinaan akhlak
yang diterapkan dari usia hingga remaja.
Berkaitan dengan pembahasan di atas, Drs. H.M. Arifin mengatakan:
“ keluarga tidak hanya sebagai persekutua hidup antara orang tua dan anak,
tetapi juga menjadi arena dimana anak mendapatkan pendidikan pertama
bagi rohani maupun jasmani. Pendidikan pertama ini sangat mempengaruhi
jalan anak dimasa depannya.”2
Pembinaan akhlak adalah sangat mutlak dibutuhkan bagi manusia pada
umumnya dan anak remaja pada khususnya, agar mampu dan berperan positif
bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat yang ada di sekililingnya serta bangsa
dan agamanya. Akhlak memang memegang peranan penting bagi kekuatan,
kesejahteraan hidup dan kehidupan manusia, begitu juga dengan pengaruh mental
itu sangat besar pengaruhnya dalam menentukan berbagai segi kehidupan. Oleh
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2010), h.
560
2M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 85.
3
sebab itu keterangan jiwa adalah modal utama yang harus dipenuhi oleh setiap
orang yang merindukan kebahagiaan hidup dan terlepas dari gejala-gejala dan
kelainan-kelainan yang disebut penyakit jiwa.
Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap keluarga. Sejak
fase pra nikah, islam telah memberikan pengarahan bagaimana seseorang harus
memilih pasangan hidupnya serta apa yang boleh dan tidak boleh di lakikan.
Islam juga mengatur bagaimana seseorang melangsungkan pernikahan hingga
bagaimana menjalani kehidupan berkeluarga. Semua itu sangat penting agar
tumbuh mawaddah wa rahma,3 atau dengan kata lain agar muncul keluarga
keluarga yang baik dan sukses dan dapat dipahami pula bahwa orang yang sehat
mentalnya dapat melakukan adaptasi dengan lingkungannya, dengan mudah dapat
menempatkan diri pada perubahan sosial dan dapat merasakan kepuasan karena
telah terpenuhi kebutuhannya.
Salah satu faktor yang paling utama yang mendasari keberhasilan dan
kegagalan masyarakat bangsa dan negara, kemenangan dan kekalahannya adalah
faktor moral, yang demikian nyata dan mencolok perannya sehingga tak seorang
pun dapat menyangkalnya. Sebagaimana kata seorang penyair mesir Syauki Bik
3Isham bin Muhammad Asy-Syarif, Keluarga Sehat Tampa Maksiat (Cet. I; Surakarta-
Jawa tengah, 2008), h. 5.
4
mengatakan “ Suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas akhlaknya jika
akhlak rusak, hancurlah bangsa tersebut”.4
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis sangat tertarik untuk
bisa mengetahui tentang Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap
Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar. Oleh karena itu, penulis mengemukakan
beberapa rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan dalam proposal ini
yaitu antara lain:
1. Bagaimana pembinaan Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar?
2. Bagaimana Akhlak Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar?
3. Bagaimana pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap Pembentukan Akhlakul
karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar?
C. Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang di atas, hipotesis atau dugaan sementara yang
diajukan dalam mengemukakan jawaban sementara terhadap permasalahan-
4http://blog.re.or.id/krisis-akhlak-ummat-islam.htm, diakses tgl 12 Desember 2012.
5
permasalahan yang telah dikemukakan, maka bagian ini penulis memberikan
jawaban sementara sebagai berikut :
1. Diduga bahwa kurangnya pembinaan Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
2. Diduga Akhlak Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar masih perlu dibina.
3. Diduga bahwa ada pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap Pembentukan
Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar.
D. Tujuan dan manfaat penelitian
Setiap kegiatan penelitian mutlak terdapat tujuan dan kegunaan yang ingin
dicapai, baik oleh diri peneliti sendiri mauapun terhadap pihak-pihak lain dengan
motivasi tertentu pula secara ilmiah maupun secara pralitis. Adapun tujuan dan
kegunaan penelitian dapat dicermati satu persatu sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui Bagaimana pembinaan Anak di SDN 231 Inpres
Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
b. Untuk mengetahui keadaan Akhlak Anak di SDN 231 Inpres
Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
6
c. Untuk mengetahui pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap
Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan ilmiah : sebagai wujud simbangsih penulis terhadap upaya
peningkatan perbendaraan karya-karya ilmiah dalam spesipikasi bidang
pengembangan intelektual dan spiritual, sehingga konsep-konsep yang
telah ada akan lebih detail dan komprehensip dengan adanya karya tulis
ini, baik eksitensinya sebagai pembanding, pelengkap, maupun
penambah kerangka berpikir pendidik dalam upaya pembentukan
kepribadian santri yang disosialisasikan oleh para pembaca. Khususnya
para pendidik dimasa yang akan datang.
b. Kegunaan praktis, dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan
dapat bermanfaat terhadap peningkatan mutu pendidikan utamanya
pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan proses pembelajaran
E. Definisi operasional
Judul Skripsi ini adalah “Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap
Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar”
7
Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari pembaca dalam
memahami maksud yang terkadung di dalam proposal skripsi ini, maka penulis
lebih dahulu menjelaskan istilah yang tercakup di dalamnya atau judul tersebut.
1. Mental anak
Mental anak diartikan semua unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap dan
perasaan yang dalam keseluruhan dan kebutuhannya akan menentukan corak
laku dalam menghdapi suatu hal yang mengenakkan perasaan, mengecewakan
atau menggemberikan atau sebaliknya.5
2. Akhlakul karimah
Akhlakul karimah secara bahasa dari kata bahasa Arab ‘khuluqun’ yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat dan hbungannya dengan
kata khalik yang artinya pencipta.6 Adapun akhlakul karimah artinya mulia.
Menurut Muhammad bin ‘Illaan Ash-Shadieqi Akhlak adalah suatu
pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik
dengan cara mudah (tampa dorongan dari orang lain).7
Menurut Ibrahim Anis Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik dan buruk tampa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.8 Jadi yang penulis maksud
dengan pembentukan akhlakul karimah adalah pembentukan akhlak atau sifat
5Zakariah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Agama dalam Pembinaan
Mental (Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 39
6A. Mustafa, Akhlak Tasawuf (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997)
7http://www.bloger.com/post-create.g?blogID diakses 12 Desember 2012
8A. Mustafa, lot.cit.
8
yang baik dan mulia pada jiwa seorang anak yang timbul di setiap kali
bertindak sesuai dengan tingkat pertumbuhannya.
F. Garis besar isi Skripsi
Untuk memperoleh gambaran, umum dari skripsi ini, penulis akan
mengemukakan secara ringkas tentang garis besar isi skripsi sebagai berikut:
Bab I, yaitu penedahuluan, dalam bab ini diuaraikan yang melatar
belakangi maslah yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi bahan
penelitian, Pengertian Judul dan Definisi Operasional, kemudian menetapkan
tujuan dan kegunaan penelitian, serta menyusun garis besar isi skripsi.
Bab II yaitu membahas mengenai tinjauan pustaka, dalam bab ini di
uraikan mengenai sekolah yang menguraikan tentang pengertian, funsi, peranan
sekolah terhadap pembinaan akhlak anak serta rumah tangga sebagai penunjang
pembentukan akhlakul karimah
Bab III, yaitu metodologi Penelitian, dalam bab ini di uraikan mengenai
populasi, presedur pengumpulan data, instrumen penelitian, pengolahan dan
analisis data.
G. Tinjauan Pustaka
A. Pembinaan Mental Anak
1. Pengertian pembinaan mental Anak
9
Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan ke- dan
akhiran-an yang berarti bangun/ bangunan. Dalam kamus besar bahasa
indonesia, pembinaan diartikan sebuah proses, perbuatan, cara membina,
pembaharuan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih
baik.9 Dalam artian secara praktis, pembinaan adalah suatu usaha dan upaya
yang dilakukan secara sadar terhadap nilai-nilai yang dilaksanakan oleh orang
tua. Seorang pendidik, atau tokoh masyarakat dengan metode tertentu baik
secara personal (perseorangan) maupun secara lembaga yang merasa punya
tanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan anak didik atau generasi
penerus bangsa dalam rangka menanamkan nilai-nilai dan dasar kepribadian
dan pengetahuan yang bersumber pada ajaran agama islam untuk dapat
diarahkan pada sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Sedangkan pengertian mental dalam kamus bahasa indoensia
diartikan dengan hal-hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang
bukan sifat, badan atau tenaga.10 Dalam ilmi psikitari atau psikoterapi, kata
mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian)
yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran,
emosi, sikap (antitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan
9DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 117.
10Ibid, h. 579
10
kebulatannya akan menentukan perasaan mengecewakan atau
menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.
Dalam hal ini John M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus
inggris indonesia menjelaskan pengertian kat mental sebagai “ sesuatu yang
berhubungan dengan jiwa baik kesehatan jiwa maupun penyakit jiwa.11
Mental merupakan suatu kesatuan yang utuh psikomatis, kesatuanjiwa dan
raga atau kesatuan jasmani dan rohani secara utuh, sehingga untuk terbentuk
kepribadian yang utuh secara terintegrasi dan menunjukkan adanya suatu
susunan yang hierarkis yang teratur dan kerja sama yang harmonis antara
fungsi-fungsi kejiwaan atau aspek-aspek rohani. Dalam kata lain mental juga
disebut sebagai roh yaitu kekuatan yang tidak terlihat dan tidak diketahui
materi dan cara kerjanya, ia adalah alat untuk mengadakan kontak dengan
Allah.
Jadi definisi pembinaan mental adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan secara sadar oleh orang-orang atau lembaga yang mempunyai
tujuan terhadap perkembangan seseorang untuk diarahkan pada sasaran yang
dituju, yang berhubungan dengan semua unsur jiwa atau emosi, fikiran, sikap
dan perasaan yang semuanya itu akan berpengaruh terhadap tingkah laku,
menurut perhitungan ahli jiwa, fase pertumbuhan yang dilalui oleh seseorang,
merupakan bagian dari pembinaan pribadinya.
11John M. Echols an Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1982),
h. 38-39.
11
Pembinaan mental harus diulang-ulang karena pengalaman-
pengalaman yang sedang dilalui dapat mempengaruhi dan merusak mental
yang telah terbina itu. Seandainya pembinaan mental yang ada pada seseorang
tidak terjadi pada umur pertumbuhan yang dilaluinya dan dia dewasa tampa
mengenal agama dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, maka ia akan
menjadi dewasa tampa kecenderungan mengenal nilai-nilai agama, bahkan ia
akan merasa kesukaran merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Ia akan
menjadi acuh tak acuh terhadap agama yang dianutnya. Orang-orang seperti
inilah, yang seringkali memandang agama dari segi-segi negatif dan
disangkanya menjadi penghalang kemajuan serta berat bagi pelaksanaannya.
Karena itu, maka pembinaan mental, bukanlah suatu proses yang
dapat terjadi dengan cepat dan dipaksakan, tetapi haruslah secara berangsur-
angsur wajar, sehat dan sesuai dengan pertumbuhan, kemampuan dan
keistemewaan umur yang sedang dilalui. Dalam surah al-Baqarah ayat 256,
Allah berfirman:







Terjemahnya:
12
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat
Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.12
Para ahli dalam bidang perawatan jiwa, dalam masalah mental
telah membagi manusia kepada 2 (dua) golongan besar, yaitu (1) golongan
yang sehat mentalnya dan (2) golongan yang tidak sehat mentalnya.
a. Golongan yang sehat mentalnya
Kartini kartono mengemukakan bahwa orang yang memiliki
mental yang sehat adalah yang memiliki sifat-sifat yang khas antara lain:
mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien, memilliki tujuan
hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordinasi
antara segenap potensi degan usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan
integrasi kepribadian dan memiliki batin yang tenang. Di samping itu,
beliau juga mengatakan bahwa kesehatan mental tidak hanya terhindarnya
diri dari gangguan batin saja, tetapi juga posisi pribadinya seimbang dan
baik, selaras dengan dunia luar, dengan dirinya sendiri dan dengan
lingkungannya.
Menurut cendekiawan muslim lainnya bahwa: “kesehatan mental
merupakan suatu kondisi batin yang lsenantiasa berada dalam keadaan
12 Departemen Agama RI, op.cit, h. 42.
13
tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin
dapat dilakukan setiap saat.
b. Golongan yang kurang sehat mentalnya
Golongan yang kurang sehat adalah orang yang merasa terganggu
ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan
karena ketidak mampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup,
sehingga muncul konflikmental pada dirinya. Gejala-gejala umum yang
kurang sehat mentalnya, yang dapat dilihat dalam beberapa segi, antara
lain:
1) Perasaan
Orang yang kurang sehat mentalnya akan selalu merasa gelisah
karena kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya.
2) Pikiran
Orang yang kurang sehat mentalnya akan mempengaruhi
pikirannya, sehingga ia merasa kurang mampu melanjutkan sesuatu
yang telah direncanakan sebelumnya, seperti tidak dapat
berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu pekerjaan, pemalas, pelupa,
apatis dan sebagainya.
3) Kelakuan
Pada umumnya orang yang kurang sehat mentalnya akan tampak
pada kelakuan-kelakuannya yang tidak baik, seperti keras kepala, suka
14
berdusta, mencuri, menyeleweng, menyiksa orang lain, dan segala
yang bersifat negatif.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka dalam hal ini tentunya
pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan kepribadian secara keseluruhan.
Pembinaan mental secara efektif dilakukan dengan memperhatikan faktor
kejiwaan sasaran yang akan dibina. Pembinaan yang dilakukan meliputi
pembinaan moral, pembentukan sikap dan mental yang pada umumnya
dilakukan sejak anak masih kecil. Pembinaan mental merupakan salah satu
cara untuk membentuk akhlak manusia agar memilikipribadi yang bermoral,
berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, sehingga seseorang dapat terhindar
dari sifat tercela sebagai langkah penanggulangan terhadap timbilnya
kenakalan remaja.
Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya
terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Agar anak mempunyai kepribadian
yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji, semuanya
dapat diusahakan melaui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang
diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. Pembinaan mental/
jiwa merupakan tumpuan perhatian pertama dalam misi islam. Untuk
menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam telah mengajarkan bahwa
pembinaan jiwa harus lebih diutamakan dari pada pembinaan fisik atau
pembinaan pada aspek-aspek lain, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir
15
perbuatan-perbuatan yang baik yang pada gilirannya akan menghasilkan
kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh aspek kehidupan manusia lahir dan
batin.
Manusia yang dibina adalah makhluk yang mempunyai unsur-
unsur jasmani (mental) dan akal dan jiwa (immaterial).13 Pembinaan akalnya
menghasilkan keterampilan dan yang paling penting adalah pembinaan
jiwanya yang menghasilkan kesucian dan akhlak. Dengan demikian,
terciptalah manusia multidimensi dalam suatu keseimbangan.
Dengan demikian, pembinaan mental adalah usaha untuk
memperbaiki dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang
melalui bimbingan mental/ jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang
sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggungjawab dalam menjalani
kehidupannya.
Pembinaan mental sebagaimana disinggung di atas adalah semua
upaya yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur, terarah dan tujuannya
yang jelas pembinaan mental tersebut dilakukan dengan memberikan
pengarahan pengawasan kontrol.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa proses pembinaan mental
itu terjadi melalui dua kemungkinan:
13www.masbied.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental/diakses tanggal 12
desember 2012
16
a. Melalui proses pendidikan
1) Pendidikan dirumah tangga
a) Pendidikan rumah tangga hendaknya menananm jiwa taqwa,
harus dimulai sejak anak lahir.
b) Orang tua hendaknya dapatenjadi contoh yang baik dalam segala
aspek kehidupan bagi si anak
c) Orang tua harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya,
karena pendidikan yang diterima dari orang tualah yang akan
menjadi dasar dari pembinaan kepribadian anak.
d) Harus disadari bahwa pendidikan yang diterima oleh si anak
seharusnya sejalan antara rumah dan sekolah.
e) Cara menanamkan jiwa taqwa dan iman yang akan menjadi
pengendali dalam kehidupan si anak di kemudian hari, hendaklah
sesuai dengan perkembangan dan cita-cita khas usia anak.
2) Pendidikan sekolah
a) Hendaklah segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan
dan pengajaran dapat membawa anak-anak didik kepada
pembinaan mental yang sehat, moral yang tinggi dan
pengembangan bakat.
b) Pergaulan anak didik, hendak mendapat perhatian dan bimbingan
dari guru-guru supaya pendidikan itu betul-betul merupakan
pembinaan yang sehat bagi anak-anak.
17
3) Pendidikan dalam masyarakat
Supaya dihindarkan segala kemungkinan terjadinya tindakan-
tindakan atau perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran
agama dan pergaulan anak-anak.
b. Melalui proses pembinaan kembali
Yang dimaksud dengan proses pembinaan kembali adalah
memperbaiki mental yang telah rusak, atau pembinaan mental kembali
dengan cara yang berbeda dari pada yang pernah dilaluinya dulu.
2. Tujuan Pembinaan Mental
Jiwa atau mental manusia perlu dididik atau dibina guna
menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya. Dan ketika Allah Swt.
menciptakan manusia, 44 bersamanya Dia ciptakan kekuatan persiapan untuk
melakukan kebaikan atau keburukan. Dia juga menjadikan manusia mampu
untuk menggunakan anggota tubuh yang dikaruniakan-Nya, tampa ketentuan
arah jalan tertentu. Manusia diberi jalan yang dikehendaki-Nya Allah
berfirman dalam surat Asy Syams ayat 7-8:



Terjemahnya:
18
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.14
Melihat banyaknya permasalahan yang timbul, maka usaha
pembinaan mental melaui pendidikan adalah suatu cara yan efektif dalam
membentuk kepribadian remaja yang sesuai dengan ajaran islam, sehingga
terwujud prilaku yang baik.
Tujuan yang ingin dicapai adalah menguatkan dan mengontrol
kemauan, membina stabilitas emosional. Mengembangkan penalaran, sifat-
sifat dan sikap serta motivasinya. Tujuan tersebut sama dengan tujuan mental
yang tarining. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah, tidak dapat
dicapai dalam waktu singkat, harus dilaksanakan secara sistematis dalam
waktu yang cukup lama.
Mengingat sangat majemuknya tujuan yang akan dicapai, maka
perlu prosedur yang baik untuk pelaksanaanya. Adapun prosedur yang perlu
ditempuh yaitu:
Memahami keadaan dan perkembangan jiwa anak didik, untuk itu
menggunakan daftar pribadi yang dihimpung dalam bank data sejak anak
masuk lingkungan pembinaan.
14 Departemen Agama RI, op.cit, h. 595
19
Ciptakan kesediaan menerima pengaruh dari pendidik dan
pembina,karena proses pembinaan bukan sekedar transfer pengetahuan dan
keterampilan, tetapi meliputi juga pembinaan sikap dan kepribadian.
Menemukan cara berpikir positif (phosive thingking). Karena itu
akan menciptakan hal-hal yang sangat menguntungkan perkembangan pribadi,
dan menghindarkan dampak negatif yang dapat menjerumus terjadinya
internal konflik dalam diri anak didik yang bersangkutan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan mental Anak
Manusia di ciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling
sempurna, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tin ayat 4:


Terjemahnya:
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.15
Dalam kesempurnaan manusia tersebut, tidak lupuk juga
mengalami perubahan baik itu jasmani maupun rohani, lebih-lebih saat remaja
sudah terpengaruh oleh berbagai hal baik itu positif maupun negatif.
Sehubungan dengan ini Zakiah Daradjat menyatakan statemennya, yaitu:
15 Departemen Agama RI, op.cit, h. 597
20
“ kalau ingin membawa moral anak-anak sesuai dengan hakekat agama,
maka ke tiga pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat) harus bekerja
sama dan berjalan seirama, tidak bertentangan satu sama lain.16
Dengan demikian dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembinaan mental anak adalah:
a. Faktor Intern
Faktor interen merupakanfaktor yang terdapat dalam diri sendiri,
seperti ketidaksempurnaan jasmaniyah, sifat, watak, dan bakat yang
dimiikinya. Ketidaksempurnaan yang dimilii dapat menimbulkan
hambatan dan pergaulan seorang anak, misalnya saja seperti rendah diri,
iri hati dan kompensasi. Ketiga hal tersebut memerlukan perhatian dan
bimbingan, seperti kompensasi yang diarahkan dapat berubah positif
karena kekurangan pada dirinya dan dapat diimbangi dengan prestasi di
bidang lain. Akan tetapi jika tidak tersalur, rendah diripun dapat
menimbulkan ketakutan untuk bergaul dan iri hati dapat menimbulkan
dendam sedangkan kompensasi berupa pamer kekayaan dan
kesombongan.
b. Faktor Ekstren
Faktor ekstren merupakan faktor yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungan dimana seorang anak tumbuh dan dibesarkan. Yang termasuk
16 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 62
21
faktor ekstren ini adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman bergaul,
norma masyarakat dan lain-lain.
Sebenarnya ada faktor eksten ini merupakan inti atas berhasil
tidaknya pertumbuhan seorang anak, karena faktor ekstren ini hampir
semua problema dapat diatas. Dalam masalah pengaruh dari luar, agama
islam juga memberi petunjuk bahwa perkembangan seorang anakpun
dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekililingnya. Jadi walaupun anak
lahir dalam keadaan baik, bila tampa pengaruh yang baik pula
kemungkinan besar akan menjadi kurang baik. Dalam proses memilih
kawanpun oleh seorang anak dianjurkan memilih kawan yang baik dan
sholeh juga menjauhi orang-orang yang selalu berbuat dosa.
4. Urgensi Pembinaan Mental Anak
Pembinaan mental yang baik terdapat dalam agama terutama
agama Islam, karena agama islam telah mengantarkan pemeluknya kepada
kehidupan yang tenang, tentram dan bahagia baik lahir maupun batin.
Agama Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin telah memberikan
bimbingan, tuntunan yang menyeluruh sebagai landasan hidup manusia
sepanjang zaman. Agama mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan manusia sebab agama merupakan motivasi hidup dan
kehidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri
yang sangat penting. Oleh karena itu perlu diketahui, dipahami dan
diamalkanoleh manusia agar dapat menjadi dasar kepribadian sehingga ia
22
dapat menjadi manusia yang utuh. Agama mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia
dengan alam.
Oleh karena agama sebagai dasar dan tata nilai merupakan penentu
dalam perkembangan dan pembinaan rasa keagamaan. Salah satu cara
yang baik dan efektif adalah dengan memulai pendidikan agama karena
pendidikan agama merupakan bagian yang sangat penting, berkenaan
dengan aspek-aspek dan sikap serta nilai, antara lain akhlak dan
keagamaan. Dan untuk mengetahui bahwa ajaran Islam itu juga
mengandung pembinaan mental, maka dapat diketahui dari fungsi agama
dalam kehidupan manusia, adalah sebagai berikut:
a. Agama memberikan bimbingan hidup
Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak dengan
baik dapat menjadikan agama sebagai bagian dari unsur-unsur
kepribadiannya, maka akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam
menghadapi segala-keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan
yang timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian
dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang
secara otomatis dan mendalam. Tidak bisa kita pungkiri bahwa pada
masa anak menginjak usia remaja, banyak anak yang kurang bisa
membawa diri karena dalam pertumbuhannya terbentuk kepribadian
yang kurang baik, maka tidak menutup kemungkinan dalam
23
menghadapi dorongan-dorongan yang bersifar rohani maupun sosial
akan kurang wajar, penuh gejolak dan terkadang akan melanggar
peraturan dimana dia hidup. Dari itulah agama dapat memberikan
bimbingan hidup dari yang terkecil sampai pada yang sebesar-
besarnya, mulai dari hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan dengan
Allah, bahkan dengan alam semesta dan makhluk hidup yang lain. Jika
bimbingan-bimbingan tersebut dilaksanakan dengan betul-betul, mka
akan terjaminlah kebahagiaan dan ketentraman batin dalam hidup ini.
b. Agama menolong dalam menghadapi kesukaran
Kesukaran yang paling sering dihadapi orang adalah kekecewaan.
Kekecewaan sering dihadapi oleh kalangan anak yang menginjak usia
remaja akibat kegagalan yang mereka alami sehingga akan membawa
mereka kepada perasaan rendah diri, pesimis dan apatis dalam
hidupnya. Kekecewaan-kekecewaan yang dialaminya akan sangan
menggelisakan batinnya. Bagi remaja yang benar-benar telah
menjalankan agamanya, setiap kekecewaan yang menimpanya tidak
akan memikul jiwanya. Ia tidak akan putus asa, tetapi ia akan
menghadapinya dengan tenang. Dengan ketenangan itu, ia akan cepat
mengingat Allah, dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan
tenang.
Dari hal itu mereka mengambil hikmah, dan percaya bahwa dibalik
kesukaran yang dialaminya pasti ada kemudahan bagi dirinya.
24
c. Agama dapat menentramkan batin
Salah satu fungsi agama adalah dapat memberikan kepada
penganutnya kesan-kesan yang nyaman. Memang benar agama dapat
dijadikan sebagai obat kejiwaan dan ketentraman batin dan dapat juga
dijadikan sebagai pengendali sikap dan perbuatan. Bagi jiwa yang
sangat gelisah, agam akan memberi jalan dan siraman penenang hati.
Tidak sedikit kita mendengarkan orang yang kebingunan dalam
hidupnya.
Selama ia belum beragama dan setelah ia mulai mengenal dan
menjalankan agama, maka ketenangan jiwa akan datang. Kalau kita
berbicara tentang agama bagi remaja, sebenarnya akan lebih tampak
betapa gelisahnya mereka yang tidak perneh menerima didikan agama.
Karena pada usia ini merupakan usia dimana jiwa mengalami gejolak,
penuh dengan kegelisahan dan pertentangan batin. Maka agama bagi
remaja mempunyai fungsi penentraman dan penenang jiwa, di
samping itu juga sebagai pengendali moral. Apakah mereka
menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, gejolak tersebut akan
berubah menjadi ketentraman yang sebelumnya belum mereka
dapatkan.
B. Akhlakul Karimah
1. Pengertian Akhlakul Karimah
25
Akhlak adalah intisari yang bersemayam dalam hati dan tmpat
munculnya tindakan-tindakan sukarela, tindakan yang brnar atau salah.
Menurut tabiatnya, intisari tersebut siap menerima pengaruh pembinaan yang
baik atau salah kepadanya. Jika intisari tersebut dibina untuk memilih
keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan, dan benci keburukan
maka,muncullah perbuatan-perbuatan yang baik dengan mudah, itulah akhlak
yang baik misalnya akhlak lemah lembut, sabar, dermawan, berani, adil,
akhlak berbuat baik, sabar dan lain-lain.
Sebaliknya, jika intisari tersebut disia-siakan, tidak dibina dengan
dengan pembinaan yang propesional, bibit di dalamnya tidak dikembangkan,
dan dibinia dengan pembinaan yang buruk sehingga keburukan menjadi
sesuatu yang dicintainya, kebaikan menjadi sesuatu yang dibenci, dan
perkataan buruk keluar dari mulutnya deengan mudah, maka dikatakan akhlak
buruk, misalnya berkhianat, bohong, keluh kesah, rakus, jorok dan
sebagainya.17
Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan).
Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang artinya budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi
17Abu Bakar Jabir Al-Jazari, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim (Cet. I; Jakarta: Darul
Falah, 2000), h. 217
26
persesuaian dengan perkataan khlaqun yang berarti kejadian, serta erat
hubungannya dengan sang pencipta.
Sedangkan definisi akhlak menurut istilah para ahli diantaranya:
Prof. Dr. Ahmad Amin menyatakan: “Akhlak adalah segala
sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan.”18
Adapun menurut Muhammad bin Ali Asy-Syarif Al-Jurjani,
akhlak adalah istilah bagi suatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang
darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tampa perlu
berpikir dan merenung.19
Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
akhlakul karimah adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang
membawa nilai-nilai kepribadian yang baik dan mendatangkan manfaat bagi
orang-orang yang berinteraksi dengannya berupa rasa cinta, sayang dan
harmonis.
2. Urgensi Akhlakul Karimah
a. Mendapat ridho Allah
Orang yang mengharapkan segala perbuatan karena mengharapkan
ridho Allah berarti ia telah ikhlas atas segala amal perbuatannya. Ridho
Allah ini adalah yang melandasi ibadah seseorang. Allah berfirman dalam
Q.S. Al-Araf: 29
18Thoyib Sahputra dan Wahyudin, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas X
(Semarang: PT. Toha Putra, 2008), h. 54
19Ibid, h. 54
27





Terjemahnya:
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan
(katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang
dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-
Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan
(demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".20
b. Bentuk kepribadian muslim
Maksudnya ialah segala prilaku baik ucapan, perbuatan, pikiran
dan hatinya mencrminkan sikap ajaran Islam. Allah berfirman dalam Q.S.
Fushhilat: 33



Terjemahnya:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
"Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"21
c. Mewujudkan perbuatan yang mulia dan menghindari perbuatan yang
tercela
20Departemen Agama RI, op.cit, h. 225
21Ibid, h. 480
28
Dengan bimbingan hati yang diridhoi Allah dan keikhlasan, maka
akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara
kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela.22
3. Kalsifikasi Akhlakul Karimah
Ada beberapa akhlak dalam Islam yang hendaknya mendapat
perhatian agar seseorang dalam hidupnya merasakan keharmonisan,
kenyamanan dan kebahagiaan tampa batas di dunia dan di akhirat, akhlak
tersebut adalah:
a. Akhlak kepada Allah Swt
Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada sesembahan yang berhak di sembah selain Allah. Pengakuan
dan kesadaran ini akan mengantarkan manusia untuk tunduk dan patuh
terhadap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sehingga
seluruh hidupnya dipersembahkan kepada Allah dalam berbagai bentuk
ibadah dan pengabdian kepada-Nya.
b. Akhlak kepada orang lain
Titik tolak akhlak kepada Allah adalah bahwa manusia hidup
dalam sebuah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa
dan berbeda-beda bahasa dan budayanya, termasuk karakter dan sifatnya.
Keadaan ini akan membentuk atau membuatnya agar bersikap toleransi
22A. Zaenuddin, Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlak (Cet. I; bandung:
CV Pustaka Setia, 1420 H/ Mei 1999 M), h. 76.
29
dan akhlak mulia seperti ini diharapkan menciptakan kondisi masyarakat
yang rukun dan adamai antara orang yang satu dengan yang lain.
c. Akhlak terhadap diri sendiri
Selain akhlak kepada Allah dan orang lain, manusia harus
berakhlak kepada diri sendiri. Akhlak kepada diri sendiri dapat diartikan
sebagai sikap menghormati, menghargai, menyayangi, dan menjaga diri
sendiridengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya adalah ciptaan
dan amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-
baiknya. Berakhlak kepada diri sendiri merupakan bentuk ibadah yang
paling mudah karena dilakukan oleh diri sendiri dan manfaatnya dapat
secara langsung dirasakan oleh diri sendiri.23
H. Metodologi Penelitian
1. Metode Pelaksanaan Penelitian
Metode pelaksanaan penelitian menggunakan studi lapangan (field
research) dalam mengumpulkan, mengelola, menganalisis data dari tempat
penelitian yang ada untuk kemudian ditarik sebagai sebuah kesimpulan.
Dalam hal ini penelitian objek biasa disebut dengan istilah populasi.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang penting karena berhubungan dengan
penentuan sumber data yang akan diteliti melalui sample yang merupakan
23Tato Edidarmo, Mulyadi, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah kelas XI (Cet. I; Semarang:
PT. Toha Putra), h. 57.
30
bagian dari populasi dan hal tersebut mempunyai kedudukan yang sama
pentingnya dengan populasi.
Adapun yang menyangkut populasi dalam sample yaitu sebagai
berikut :
c. Populasi
Setiap penelitian pada dasarnya selalu berhadapan dengan
masalah sumber data yang sering disebut dengan populasi dan sampel
penelitian. Penentuan sumber data tersebut, tergantung pada masalah
yang diteliti, serta hipotesa yang akan diuji keberadaannya. Populasi yang
akan dihadapi mungkin pula tidak tergantung pada perumusan
penyelidikan.
Untuk memperjelas mengenai pengertian polpulasi, maka penulis
akan mengutip beberapa pendapat para ahli yaitu sebagai berikut :
“Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu
penelitian”24.
Menurut suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian.25 Apabila seseorang ingin melihat semua
24Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (cet.I; Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1992 ), h. 49
25Suharsimi Ari Kunto, Op.Cit, h. 102
31
elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitian yang
dilakukan adalah penelitian data. Pengertian populasi menurut Sutrisno
Hadi dijelaskan bahwa populasi adalah semua individu dan semua
kenyataan-kenyataan yang diperoleh lewat sampel26.
d. Sampel
Setelah penulis menentukan yang menjadi populasi dalam
penelitian ini, selanjutnya penulis menetapkan apakah mungkin dapat
meneliti seluruh elemen populasi ataukah hanya sebagian saja dari
populasi yang disebut sampel. Dalam suatu penelitian tidak selamanya
perlu meneliti elemen dalam populasi, karena disamping membutuhkan
biaya yang besar, waktu yang lama dan keterbatasan lainnya.dengan
demikian yang menjadi objek dalam penelitian adalah sampel yang
diambil sebagai wakil dari populasi yang dapat mewakili populasi
kekevalitan datanya. Olehnya itu seorang peneliti perlu barhati-hati
dalam penentuan sampel.
Dalam kaitannya dalam masalah diatas, maka berikut ini penulis
akan mengemukakan pengertian sampel menurut para ahli :
Menurut Suharsimi Arikunto yang dinamakan penelitian sampel
apabila kesimpulannya diangkat dari sampel dari yang berlaku untuk
26Sutrisno Hadi, Metodoligi Research, jilid I (Cet. XXII, Yogyakarta : Andi Offset, 1990 ),
h.70
32
populasi27. Selain itu, Hermawan Wasito juga memberikan pengertian
sampel yaitu sampel adalah sebahagian dari populasi yang menjadi
sumber data yang sebenarnya dalam penelitian artinya sampel adalah
sebagian dari populasi yang karakteristiknya dapat diselidiki28.
2. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di SDN 231 Inpres Kapunrengan
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
3. Metode Penelitian
Penggunaan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini lebih
disesuaikan dengan analisis keuangan dan kemempuan penelitian sendiri
tanpa maksud mengurangi prosedur yang berlaku. Metode yang digunakan
pada teknik pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan (libiraye search) yaitu teknik pengumpulan data
dengan jalan menekan buku-buku literature, artikel dan karya-karya ilmiah
lainnya yang dianggap memilki relevansi dengan pembahasan skripsi ini,
dengan cara :
27 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 103
28 Sutrisno Hadi, op.cit.,h.71
33
1) Kutipan langsung yaitu mengutip suatu pendapat sesuai dengan
kalimat aslinya langsung dari buku sumber tanpa ada perubahan
sedikit pun didalamnya (redaksi) maupun maknanya.
2) Kutipan tidak langsung yaitu penulis menggunakan ide dari suatu
pendapat kemudian penulis menuangkan dalam redaksi lain tanpa
mengurangi maknanya.
b. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara terjung langsung
kelapangan (lokasi) penelitian, dimana penulis langsung melakukan
penelitian pada objek yang akan diteliti.
Dalam penelitian lapangan penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data antara lain :
c. Observasi, yaitu mengamati objek yang akan diteliti yakni pada SDN 231
Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
1) Interview, adalah mengadakan proses Tanya jawab atau wawancara
dengan informasi yang dianggap perlu diambil keterangan mengenai
masalah-masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.
2) Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara
membuka dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang dianggap
perlu.
34
3) Angket, ialah daftar pertanyaan yang dikirimkan koresponden baik
secara langsung atau tidak langsung (melalui wawancara)29.
Metode ini dibuat dengan pertimbangan bahwa metode tersebut cocok
dan memudahkan untuk dilaksanakan dalam penelitian, serta tidak memakan
waktu dan tenaga yang terlalu banyak
4. Teknik pengumpulan Data
Dalam prosedur pengumpulan data ditempuh melalui tahap
pengelolaan data yaitu :
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan beberapa kegiatan yaitu studi
pustaka yang ada hubungannya dengan pembahasan judul nantinya yang
akan diteliti. Disamping itu penulis juga melakukan penjajakan dilokasi
yang hendak ditempati untuk mengumpulkan data lapangan
b. Tahap pengumpulan
Dalam tahap pengumpulan ada 2 cara yang dilakukan yaitu:
1) Metode library research
Yaitu metode pengumpulan data dengan jalanmembaca buku-buku,
majalah dan karangan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian yang akan dilaksanakan.
29Dr.Sugisno,Metode Penelitian Administrasi (Cet.VII;Bandung:CV.Alfabeta 2000), h. 60
35
2) Metode field research
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data dengan jalan
dengan mengadakan penelitian lokasi yang telah ditentukan, dalam hal
ini peneliti menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan
angket.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable, dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dan seluruh
responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan un tuk
menguji hipotesis yang telah diujikan30.
Untuk mengelola data menjadi susunan pembahasan, amka penulis
menganalisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif, dengan
menggunakan tabel presentase dengan rumus sebagai berikut :
P = F/N X 100 %
Keterangan :
P : Hasil atau skor yang diperoleh
F : Frekwensi dan jenis jawaban yang diberikan oleh
responden
30Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet-XV;
Bandung: Alfabeta,2007), h. 90
36
N : Jumlah siswa
100 % : Angka pembulat.31.
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Redaksi data yaitu penulis merangkum beberapa data dan keterangan
yang dianggap penting untuk dianalisa, kemudian dimasukkan kedalam
pembahasan.
b. Penyajian data yaitu penulis memperoleh data dan keterangan dari
objek yang bersangkutan, kemudian disajikan untuk dibahas guna
menemukan kebenaran-kebenaran yang hakiki.
c. Verifikasi data yaitu penulis membuktikan kebenaran data yang
diperoleh dengan tujuan menghindari adanya unsure subjektifitas yang
dapat mengurangi bobot kualitas penelitian, artinya data dan keterangan
yang diperoleh dapat diukur melalui responden yang benar-benar
sebagai pelaku atau sekurang-kurangnya memahami terhadap masalah
yang diajukan.
31Anas Sudjono, pengantar statistic pendidikan (Cet.X; Jakarta, Raja Grafindo
Persada,2000), h. 40.
37
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997).
Daradjat Zakariah, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Agama dalam Pembinaan
Mental (Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1982).
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2010).
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990).
Echols an Hassan Shadily John M., Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia,
1982).
Edidarmo Tato, Mulyadi, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah kelas XI (Cet. I;
Semarang: PT. Toha Putra).
Hadi Sutrisno, Metodoligi Research, jilid I (Cet. XXII, Yogyakarta : Andi Offset,
1990 ).
http://blog.re.or.id/krisis-akhlak-ummat-islam.htm,
http://www.bloger.com/post-create.g?blogID
38
Jabir Al-Jazari Abu Bakar, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim (Cet. I; Jakarta:
Darul Falah, 2000)
Muhammad Asy-Syarif Isham, Keluarga Sehat Tampa Maksiat (Cet. I; Surakarta-
Jawa tengah, 2008).
Mustafa. A, Akhlak Tasawuf (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997)
Sahputra Thoyib dan Wahyudin, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas X
(Semarang: PT. Toha Putra, 2008)
Sudjono Anas, pengantar statistic pendidikan (Cet.X; Jakarta, Raja Grafindo
Persada,2000).
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet-
XV; Bandung: Alfabeta,2007).
Sugisno, Metode Penelitian Administrasi (Cet.VII;Bandung:CV.Alfabeta 2000)
Warsito Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, (cet.I; Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 1992 ).
www.masbied.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental
Zaenuddin. A, Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlak (Cet. I;
bandung: CV Pustaka Setia, 1420 H/ Mei 1999 M)

More Related Content

What's hot

Pppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskini
Pppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskiniPppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskini
Pppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskiniPak Tih Sbk
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
RPP SKI KELAS VII
RPP SKI KELAS VIIRPP SKI KELAS VII
RPP SKI KELAS VIIcingmat
 
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1  tambahbaikDsp p islam tingkatan 1  tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaikNoor Aini Samsusah
 
Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1Amilinda Amsar
 
Silabus pai smp, 21 22 januari 2016
Silabus pai smp, 21 22 januari 2016Silabus pai smp, 21 22 januari 2016
Silabus pai smp, 21 22 januari 2016FaridAtoz
 
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAI
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAIKURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAI
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAIRitsa Faiza
 
Dsp pendidikan islam ting 1 pdf
Dsp pendidikan islam ting 1 pdfDsp pendidikan islam ting 1 pdf
Dsp pendidikan islam ting 1 pdfNoor Aini Samsusah
 
Silabus ski kls vii
Silabus ski kls viiSilabus ski kls vii
Silabus ski kls viidsitpemalang
 
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & II
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & IIPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & II
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & IIWidi Aulia
 
Kelas 07 smp_agama_islam_siswa
Kelas 07 smp_agama_islam_siswaKelas 07 smp_agama_islam_siswa
Kelas 07 smp_agama_islam_siswaNasroedin Najib
 
10 dsp p islam ting 2 6 feb 2013
10 dsp p islam ting 2   6 feb 201310 dsp p islam ting 2   6 feb 2013
10 dsp p islam ting 2 6 feb 2013Ct Hidayah
 
Buku alquran hadis MI kelas 4
Buku alquran hadis MI kelas 4Buku alquran hadis MI kelas 4
Buku alquran hadis MI kelas 4Dwi Rakhmawati
 
4 agama islam_buku_guru
4 agama islam_buku_guru4 agama islam_buku_guru
4 agama islam_buku_guruAmrizal Ahmad
 
Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)
Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)
Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)Nurliana Yasmin
 

What's hot (19)

Pppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskini
Pppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskiniPppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskini
Pppm pendidikan islam_tahun1 edisi kemaskini
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
 
RPP SKI KELAS VII
RPP SKI KELAS VIIRPP SKI KELAS VII
RPP SKI KELAS VII
 
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1  tambahbaikDsp p islam tingkatan 1  tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaik
 
K7 bs pai
K7 bs paiK7 bs pai
K7 bs pai
 
Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1
 
Silabus pai smp, 21 22 januari 2016
Silabus pai smp, 21 22 januari 2016Silabus pai smp, 21 22 januari 2016
Silabus pai smp, 21 22 januari 2016
 
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAI
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAIKURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAI
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 PAI
 
Dsp pendidikan islam ting 1 pdf
Dsp pendidikan islam ting 1 pdfDsp pendidikan islam ting 1 pdf
Dsp pendidikan islam ting 1 pdf
 
Guru PAI
Guru PAIGuru PAI
Guru PAI
 
Silabus ski kls vii
Silabus ski kls viiSilabus ski kls vii
Silabus ski kls vii
 
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & II
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & IIPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & II
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP kelas VII Semester I & II
 
Kelas 07 smp_agama_islam_siswa
Kelas 07 smp_agama_islam_siswaKelas 07 smp_agama_islam_siswa
Kelas 07 smp_agama_islam_siswa
 
Dsp ting 2
Dsp ting 2Dsp ting 2
Dsp ting 2
 
10 dsp p islam ting 2 6 feb 2013
10 dsp p islam ting 2   6 feb 201310 dsp p islam ting 2   6 feb 2013
10 dsp p islam ting 2 6 feb 2013
 
PHOTOTALK HAFIZ
PHOTOTALK HAFIZPHOTOTALK HAFIZ
PHOTOTALK HAFIZ
 
Buku alquran hadis MI kelas 4
Buku alquran hadis MI kelas 4Buku alquran hadis MI kelas 4
Buku alquran hadis MI kelas 4
 
4 agama islam_buku_guru
4 agama islam_buku_guru4 agama islam_buku_guru
4 agama islam_buku_guru
 
Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)
Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)
Lmcp1112 falafah pendidikan islam (Projek Akhir)
 

Similar to Pembinaan Akhlak

NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfNOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfizzah888925
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadisofhi12
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadisofhi12
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxAminuddinHarahap
 
Makalah character building
Makalah character buildingMakalah character building
Makalah character buildingrodo ezra
 
Contoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiContoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiimammuttaqin58
 
Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...
Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...
Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...afifiaruba
 
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaPengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaFataha Fatih
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word documentWannus Sastra
 
01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdf
01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdf01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdf
01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdfKhabiburRokhman1
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMArina_nurjanah96
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakterpuspa anggia
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Junaidi Rembang
 
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...Oyon08
 
Analisis Artikel Karina.docx
Analisis Artikel Karina.docxAnalisis Artikel Karina.docx
Analisis Artikel Karina.docxSeptian Adinata
 

Similar to Pembinaan Akhlak (20)

Tugas mandiri agama
Tugas mandiri agamaTugas mandiri agama
Tugas mandiri agama
 
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdfNOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
NOOR IZZAH (SINOPSIS 4 BUAH BUKU) 2021.pdf
 
tik herlinda
 tik herlinda tik herlinda
tik herlinda
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
 
Makalah character building
Makalah character buildingMakalah character building
Makalah character building
 
Contoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiContoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsi
 
Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...
Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...
Modul Ajar Modul projek - Bangunlah Jiwa dan Raganya - Tubuhku adalah bait Al...
 
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaPengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remaja
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdf
01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdf01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdf
01_BUKU_KURIKULUM_SEKOLAH_PENGGERAK_13_05_2021.pdf
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
 
Pendidikan Berkarakter
Pendidikan BerkarakterPendidikan Berkarakter
Pendidikan Berkarakter
 
PPT Gabungan Brsl kelas 9
PPT Gabungan Brsl kelas 9PPT Gabungan Brsl kelas 9
PPT Gabungan Brsl kelas 9
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013
 
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab I : Pendahu...
 
3.3. etos kerja kpmd
3.3. etos kerja kpmd3.3. etos kerja kpmd
3.3. etos kerja kpmd
 
Analisis Artikel Karina.docx
Analisis Artikel Karina.docxAnalisis Artikel Karina.docx
Analisis Artikel Karina.docx
 
Cara memahami ahlak
Cara memahami ahlakCara memahami ahlak
Cara memahami ahlak
 

Pembinaan Akhlak

  • 1. 1 DRAF SKRIPSI Nama : Asni NIM : 068.01.01.2009 Judul : Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Akhlakul Karimah Di SDN Nomor 231 Inpres Kapungrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. A. Latar Belakang Masalah Orang tua merupakan pendidik utama dan utama bagi anak-anak mereka, maka dari orang tua sehingga anak menerima pelajaran (tuntunan). Orang tua atau ibu dan ayah sangat memegang peranan yang paling penting dan amat berpengaruh bagi pembentukan akhlak anak mulai dari sejak lahir, remaja dan hingga ia beranjak dewasa. Islam memerintahkan bagi kepada orang tua betindak sebagai kepala rumah tangga dan pemimpin bagi keluarganya kewajiban untuk memelihara keluarganya berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api neraka. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. At-Tahrim: 6.      
  • 2. 2   Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.1 Oleh karena itu, orang tua harus menanamkan akhlak yang baik kepada anak-anaknya sebagai pondasi dalam pembentukan kepribadian berhasil tidaknyaorang tua mendidik anaknya tergantung dari upaya pembinaan akhlak yang diterapkan dari usia hingga remaja. Berkaitan dengan pembahasan di atas, Drs. H.M. Arifin mengatakan: “ keluarga tidak hanya sebagai persekutua hidup antara orang tua dan anak, tetapi juga menjadi arena dimana anak mendapatkan pendidikan pertama bagi rohani maupun jasmani. Pendidikan pertama ini sangat mempengaruhi jalan anak dimasa depannya.”2 Pembinaan akhlak adalah sangat mutlak dibutuhkan bagi manusia pada umumnya dan anak remaja pada khususnya, agar mampu dan berperan positif bagi dirinya, keluarganya dan masyarakat yang ada di sekililingnya serta bangsa dan agamanya. Akhlak memang memegang peranan penting bagi kekuatan, kesejahteraan hidup dan kehidupan manusia, begitu juga dengan pengaruh mental itu sangat besar pengaruhnya dalam menentukan berbagai segi kehidupan. Oleh 1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2010), h. 560 2M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 85.
  • 3. 3 sebab itu keterangan jiwa adalah modal utama yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang merindukan kebahagiaan hidup dan terlepas dari gejala-gejala dan kelainan-kelainan yang disebut penyakit jiwa. Islam memberikan perhatian yang sangat serius terhadap keluarga. Sejak fase pra nikah, islam telah memberikan pengarahan bagaimana seseorang harus memilih pasangan hidupnya serta apa yang boleh dan tidak boleh di lakikan. Islam juga mengatur bagaimana seseorang melangsungkan pernikahan hingga bagaimana menjalani kehidupan berkeluarga. Semua itu sangat penting agar tumbuh mawaddah wa rahma,3 atau dengan kata lain agar muncul keluarga keluarga yang baik dan sukses dan dapat dipahami pula bahwa orang yang sehat mentalnya dapat melakukan adaptasi dengan lingkungannya, dengan mudah dapat menempatkan diri pada perubahan sosial dan dapat merasakan kepuasan karena telah terpenuhi kebutuhannya. Salah satu faktor yang paling utama yang mendasari keberhasilan dan kegagalan masyarakat bangsa dan negara, kemenangan dan kekalahannya adalah faktor moral, yang demikian nyata dan mencolok perannya sehingga tak seorang pun dapat menyangkalnya. Sebagaimana kata seorang penyair mesir Syauki Bik 3Isham bin Muhammad Asy-Syarif, Keluarga Sehat Tampa Maksiat (Cet. I; Surakarta- Jawa tengah, 2008), h. 5.
  • 4. 4 mengatakan “ Suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas akhlaknya jika akhlak rusak, hancurlah bangsa tersebut”.4 B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis sangat tertarik untuk bisa mengetahui tentang Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. Oleh karena itu, penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah yang menjadi topik pembahasan dalam proposal ini yaitu antara lain: 1. Bagaimana pembinaan Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar? 2. Bagaimana Akhlak Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar? 3. Bagaimana pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar? C. Hipotesis Sesuai dengan latar belakang di atas, hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan dalam mengemukakan jawaban sementara terhadap permasalahan- 4http://blog.re.or.id/krisis-akhlak-ummat-islam.htm, diakses tgl 12 Desember 2012.
  • 5. 5 permasalahan yang telah dikemukakan, maka bagian ini penulis memberikan jawaban sementara sebagai berikut : 1. Diduga bahwa kurangnya pembinaan Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. 2. Diduga Akhlak Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar masih perlu dibina. 3. Diduga bahwa ada pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. D. Tujuan dan manfaat penelitian Setiap kegiatan penelitian mutlak terdapat tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai, baik oleh diri peneliti sendiri mauapun terhadap pihak-pihak lain dengan motivasi tertentu pula secara ilmiah maupun secara pralitis. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian dapat dicermati satu persatu sebagai berikut : 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui Bagaimana pembinaan Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. b. Untuk mengetahui keadaan Akhlak Anak di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
  • 6. 6 c. Untuk mengetahui pengaruh Pola Pembinaan Anak Terhadap Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan ilmiah : sebagai wujud simbangsih penulis terhadap upaya peningkatan perbendaraan karya-karya ilmiah dalam spesipikasi bidang pengembangan intelektual dan spiritual, sehingga konsep-konsep yang telah ada akan lebih detail dan komprehensip dengan adanya karya tulis ini, baik eksitensinya sebagai pembanding, pelengkap, maupun penambah kerangka berpikir pendidik dalam upaya pembentukan kepribadian santri yang disosialisasikan oleh para pembaca. Khususnya para pendidik dimasa yang akan datang. b. Kegunaan praktis, dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat terhadap peningkatan mutu pendidikan utamanya pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan proses pembelajaran E. Definisi operasional Judul Skripsi ini adalah “Pola Pembinaan Anak dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Akhlakul karimah di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar”
  • 7. 7 Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dari pembaca dalam memahami maksud yang terkadung di dalam proposal skripsi ini, maka penulis lebih dahulu menjelaskan istilah yang tercakup di dalamnya atau judul tersebut. 1. Mental anak Mental anak diartikan semua unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebutuhannya akan menentukan corak laku dalam menghdapi suatu hal yang mengenakkan perasaan, mengecewakan atau menggemberikan atau sebaliknya.5 2. Akhlakul karimah Akhlakul karimah secara bahasa dari kata bahasa Arab ‘khuluqun’ yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat dan hbungannya dengan kata khalik yang artinya pencipta.6 Adapun akhlakul karimah artinya mulia. Menurut Muhammad bin ‘Illaan Ash-Shadieqi Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik dengan cara mudah (tampa dorongan dari orang lain).7 Menurut Ibrahim Anis Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik dan buruk tampa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.8 Jadi yang penulis maksud dengan pembentukan akhlakul karimah adalah pembentukan akhlak atau sifat 5Zakariah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Agama dalam Pembinaan Mental (Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 39 6A. Mustafa, Akhlak Tasawuf (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997) 7http://www.bloger.com/post-create.g?blogID diakses 12 Desember 2012 8A. Mustafa, lot.cit.
  • 8. 8 yang baik dan mulia pada jiwa seorang anak yang timbul di setiap kali bertindak sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. F. Garis besar isi Skripsi Untuk memperoleh gambaran, umum dari skripsi ini, penulis akan mengemukakan secara ringkas tentang garis besar isi skripsi sebagai berikut: Bab I, yaitu penedahuluan, dalam bab ini diuaraikan yang melatar belakangi maslah yang akan dibahas, merumuskan masalah yang menjadi bahan penelitian, Pengertian Judul dan Definisi Operasional, kemudian menetapkan tujuan dan kegunaan penelitian, serta menyusun garis besar isi skripsi. Bab II yaitu membahas mengenai tinjauan pustaka, dalam bab ini di uraikan mengenai sekolah yang menguraikan tentang pengertian, funsi, peranan sekolah terhadap pembinaan akhlak anak serta rumah tangga sebagai penunjang pembentukan akhlakul karimah Bab III, yaitu metodologi Penelitian, dalam bab ini di uraikan mengenai populasi, presedur pengumpulan data, instrumen penelitian, pengolahan dan analisis data. G. Tinjauan Pustaka A. Pembinaan Mental Anak 1. Pengertian pembinaan mental Anak
  • 9. 9 Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan ke- dan akhiran-an yang berarti bangun/ bangunan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, pembinaan diartikan sebuah proses, perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.9 Dalam artian secara praktis, pembinaan adalah suatu usaha dan upaya yang dilakukan secara sadar terhadap nilai-nilai yang dilaksanakan oleh orang tua. Seorang pendidik, atau tokoh masyarakat dengan metode tertentu baik secara personal (perseorangan) maupun secara lembaga yang merasa punya tanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan anak didik atau generasi penerus bangsa dalam rangka menanamkan nilai-nilai dan dasar kepribadian dan pengetahuan yang bersumber pada ajaran agama islam untuk dapat diarahkan pada sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan pengertian mental dalam kamus bahasa indoensia diartikan dengan hal-hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang bukan sifat, badan atau tenaga.10 Dalam ilmi psikitari atau psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (antitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan 9DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 117. 10Ibid, h. 579
  • 10. 10 kebulatannya akan menentukan perasaan mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya. Dalam hal ini John M. Echols dan Hasan Shadily dalam kamus inggris indonesia menjelaskan pengertian kat mental sebagai “ sesuatu yang berhubungan dengan jiwa baik kesehatan jiwa maupun penyakit jiwa.11 Mental merupakan suatu kesatuan yang utuh psikomatis, kesatuanjiwa dan raga atau kesatuan jasmani dan rohani secara utuh, sehingga untuk terbentuk kepribadian yang utuh secara terintegrasi dan menunjukkan adanya suatu susunan yang hierarkis yang teratur dan kerja sama yang harmonis antara fungsi-fungsi kejiwaan atau aspek-aspek rohani. Dalam kata lain mental juga disebut sebagai roh yaitu kekuatan yang tidak terlihat dan tidak diketahui materi dan cara kerjanya, ia adalah alat untuk mengadakan kontak dengan Allah. Jadi definisi pembinaan mental adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sadar oleh orang-orang atau lembaga yang mempunyai tujuan terhadap perkembangan seseorang untuk diarahkan pada sasaran yang dituju, yang berhubungan dengan semua unsur jiwa atau emosi, fikiran, sikap dan perasaan yang semuanya itu akan berpengaruh terhadap tingkah laku, menurut perhitungan ahli jiwa, fase pertumbuhan yang dilalui oleh seseorang, merupakan bagian dari pembinaan pribadinya. 11John M. Echols an Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1982), h. 38-39.
  • 11. 11 Pembinaan mental harus diulang-ulang karena pengalaman- pengalaman yang sedang dilalui dapat mempengaruhi dan merusak mental yang telah terbina itu. Seandainya pembinaan mental yang ada pada seseorang tidak terjadi pada umur pertumbuhan yang dilaluinya dan dia dewasa tampa mengenal agama dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, maka ia akan menjadi dewasa tampa kecenderungan mengenal nilai-nilai agama, bahkan ia akan merasa kesukaran merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Ia akan menjadi acuh tak acuh terhadap agama yang dianutnya. Orang-orang seperti inilah, yang seringkali memandang agama dari segi-segi negatif dan disangkanya menjadi penghalang kemajuan serta berat bagi pelaksanaannya. Karena itu, maka pembinaan mental, bukanlah suatu proses yang dapat terjadi dengan cepat dan dipaksakan, tetapi haruslah secara berangsur- angsur wajar, sehat dan sesuai dengan pertumbuhan, kemampuan dan keistemewaan umur yang sedang dilalui. Dalam surah al-Baqarah ayat 256, Allah berfirman:        Terjemahnya:
  • 12. 12 Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.12 Para ahli dalam bidang perawatan jiwa, dalam masalah mental telah membagi manusia kepada 2 (dua) golongan besar, yaitu (1) golongan yang sehat mentalnya dan (2) golongan yang tidak sehat mentalnya. a. Golongan yang sehat mentalnya Kartini kartono mengemukakan bahwa orang yang memiliki mental yang sehat adalah yang memiliki sifat-sifat yang khas antara lain: mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien, memilliki tujuan hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordinasi antara segenap potensi degan usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan integrasi kepribadian dan memiliki batin yang tenang. Di samping itu, beliau juga mengatakan bahwa kesehatan mental tidak hanya terhindarnya diri dari gangguan batin saja, tetapi juga posisi pribadinya seimbang dan baik, selaras dengan dunia luar, dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya. Menurut cendekiawan muslim lainnya bahwa: “kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang lsenantiasa berada dalam keadaan 12 Departemen Agama RI, op.cit, h. 42.
  • 13. 13 tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan setiap saat. b. Golongan yang kurang sehat mentalnya Golongan yang kurang sehat adalah orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan karena ketidak mampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflikmental pada dirinya. Gejala-gejala umum yang kurang sehat mentalnya, yang dapat dilihat dalam beberapa segi, antara lain: 1) Perasaan Orang yang kurang sehat mentalnya akan selalu merasa gelisah karena kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. 2) Pikiran Orang yang kurang sehat mentalnya akan mempengaruhi pikirannya, sehingga ia merasa kurang mampu melanjutkan sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya, seperti tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu pekerjaan, pemalas, pelupa, apatis dan sebagainya. 3) Kelakuan Pada umumnya orang yang kurang sehat mentalnya akan tampak pada kelakuan-kelakuannya yang tidak baik, seperti keras kepala, suka
  • 14. 14 berdusta, mencuri, menyeleweng, menyiksa orang lain, dan segala yang bersifat negatif. Dari penjelasan tersebut di atas, maka dalam hal ini tentunya pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan kepribadian secara keseluruhan. Pembinaan mental secara efektif dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Pembinaan yang dilakukan meliputi pembinaan moral, pembentukan sikap dan mental yang pada umumnya dilakukan sejak anak masih kecil. Pembinaan mental merupakan salah satu cara untuk membentuk akhlak manusia agar memilikipribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, sehingga seseorang dapat terhindar dari sifat tercela sebagai langkah penanggulangan terhadap timbilnya kenakalan remaja. Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Agar anak mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji, semuanya dapat diusahakan melaui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. Pembinaan mental/ jiwa merupakan tumpuan perhatian pertama dalam misi islam. Untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam telah mengajarkan bahwa pembinaan jiwa harus lebih diutamakan dari pada pembinaan fisik atau pembinaan pada aspek-aspek lain, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir
  • 15. 15 perbuatan-perbuatan yang baik yang pada gilirannya akan menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh aspek kehidupan manusia lahir dan batin. Manusia yang dibina adalah makhluk yang mempunyai unsur- unsur jasmani (mental) dan akal dan jiwa (immaterial).13 Pembinaan akalnya menghasilkan keterampilan dan yang paling penting adalah pembinaan jiwanya yang menghasilkan kesucian dan akhlak. Dengan demikian, terciptalah manusia multidimensi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian, pembinaan mental adalah usaha untuk memperbaiki dan memperbaharui suatu tindakan atau tingkah laku seseorang melalui bimbingan mental/ jiwanya sehingga memiliki kepribadian yang sehat, akhlak yang terpuji dan bertanggungjawab dalam menjalani kehidupannya. Pembinaan mental sebagaimana disinggung di atas adalah semua upaya yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur, terarah dan tujuannya yang jelas pembinaan mental tersebut dilakukan dengan memberikan pengarahan pengawasan kontrol. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa proses pembinaan mental itu terjadi melalui dua kemungkinan: 13www.masbied.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental/diakses tanggal 12 desember 2012
  • 16. 16 a. Melalui proses pendidikan 1) Pendidikan dirumah tangga a) Pendidikan rumah tangga hendaknya menananm jiwa taqwa, harus dimulai sejak anak lahir. b) Orang tua hendaknya dapatenjadi contoh yang baik dalam segala aspek kehidupan bagi si anak c) Orang tua harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya, karena pendidikan yang diterima dari orang tualah yang akan menjadi dasar dari pembinaan kepribadian anak. d) Harus disadari bahwa pendidikan yang diterima oleh si anak seharusnya sejalan antara rumah dan sekolah. e) Cara menanamkan jiwa taqwa dan iman yang akan menjadi pengendali dalam kehidupan si anak di kemudian hari, hendaklah sesuai dengan perkembangan dan cita-cita khas usia anak. 2) Pendidikan sekolah a) Hendaklah segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran dapat membawa anak-anak didik kepada pembinaan mental yang sehat, moral yang tinggi dan pengembangan bakat. b) Pergaulan anak didik, hendak mendapat perhatian dan bimbingan dari guru-guru supaya pendidikan itu betul-betul merupakan pembinaan yang sehat bagi anak-anak.
  • 17. 17 3) Pendidikan dalam masyarakat Supaya dihindarkan segala kemungkinan terjadinya tindakan- tindakan atau perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama dan pergaulan anak-anak. b. Melalui proses pembinaan kembali Yang dimaksud dengan proses pembinaan kembali adalah memperbaiki mental yang telah rusak, atau pembinaan mental kembali dengan cara yang berbeda dari pada yang pernah dilaluinya dulu. 2. Tujuan Pembinaan Mental Jiwa atau mental manusia perlu dididik atau dibina guna menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya. Dan ketika Allah Swt. menciptakan manusia, 44 bersamanya Dia ciptakan kekuatan persiapan untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Dia juga menjadikan manusia mampu untuk menggunakan anggota tubuh yang dikaruniakan-Nya, tampa ketentuan arah jalan tertentu. Manusia diberi jalan yang dikehendaki-Nya Allah berfirman dalam surat Asy Syams ayat 7-8:    Terjemahnya:
  • 18. 18 Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.14 Melihat banyaknya permasalahan yang timbul, maka usaha pembinaan mental melaui pendidikan adalah suatu cara yan efektif dalam membentuk kepribadian remaja yang sesuai dengan ajaran islam, sehingga terwujud prilaku yang baik. Tujuan yang ingin dicapai adalah menguatkan dan mengontrol kemauan, membina stabilitas emosional. Mengembangkan penalaran, sifat- sifat dan sikap serta motivasinya. Tujuan tersebut sama dengan tujuan mental yang tarining. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah, tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, harus dilaksanakan secara sistematis dalam waktu yang cukup lama. Mengingat sangat majemuknya tujuan yang akan dicapai, maka perlu prosedur yang baik untuk pelaksanaanya. Adapun prosedur yang perlu ditempuh yaitu: Memahami keadaan dan perkembangan jiwa anak didik, untuk itu menggunakan daftar pribadi yang dihimpung dalam bank data sejak anak masuk lingkungan pembinaan. 14 Departemen Agama RI, op.cit, h. 595
  • 19. 19 Ciptakan kesediaan menerima pengaruh dari pendidik dan pembina,karena proses pembinaan bukan sekedar transfer pengetahuan dan keterampilan, tetapi meliputi juga pembinaan sikap dan kepribadian. Menemukan cara berpikir positif (phosive thingking). Karena itu akan menciptakan hal-hal yang sangat menguntungkan perkembangan pribadi, dan menghindarkan dampak negatif yang dapat menjerumus terjadinya internal konflik dalam diri anak didik yang bersangkutan. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan mental Anak Manusia di ciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tin ayat 4:   Terjemahnya: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.15 Dalam kesempurnaan manusia tersebut, tidak lupuk juga mengalami perubahan baik itu jasmani maupun rohani, lebih-lebih saat remaja sudah terpengaruh oleh berbagai hal baik itu positif maupun negatif. Sehubungan dengan ini Zakiah Daradjat menyatakan statemennya, yaitu: 15 Departemen Agama RI, op.cit, h. 597
  • 20. 20 “ kalau ingin membawa moral anak-anak sesuai dengan hakekat agama, maka ke tiga pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat) harus bekerja sama dan berjalan seirama, tidak bertentangan satu sama lain.16 Dengan demikian dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan mental anak adalah: a. Faktor Intern Faktor interen merupakanfaktor yang terdapat dalam diri sendiri, seperti ketidaksempurnaan jasmaniyah, sifat, watak, dan bakat yang dimiikinya. Ketidaksempurnaan yang dimilii dapat menimbulkan hambatan dan pergaulan seorang anak, misalnya saja seperti rendah diri, iri hati dan kompensasi. Ketiga hal tersebut memerlukan perhatian dan bimbingan, seperti kompensasi yang diarahkan dapat berubah positif karena kekurangan pada dirinya dan dapat diimbangi dengan prestasi di bidang lain. Akan tetapi jika tidak tersalur, rendah diripun dapat menimbulkan ketakutan untuk bergaul dan iri hati dapat menimbulkan dendam sedangkan kompensasi berupa pamer kekayaan dan kesombongan. b. Faktor Ekstren Faktor ekstren merupakan faktor yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dimana seorang anak tumbuh dan dibesarkan. Yang termasuk 16 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 62
  • 21. 21 faktor ekstren ini adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman bergaul, norma masyarakat dan lain-lain. Sebenarnya ada faktor eksten ini merupakan inti atas berhasil tidaknya pertumbuhan seorang anak, karena faktor ekstren ini hampir semua problema dapat diatas. Dalam masalah pengaruh dari luar, agama islam juga memberi petunjuk bahwa perkembangan seorang anakpun dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekililingnya. Jadi walaupun anak lahir dalam keadaan baik, bila tampa pengaruh yang baik pula kemungkinan besar akan menjadi kurang baik. Dalam proses memilih kawanpun oleh seorang anak dianjurkan memilih kawan yang baik dan sholeh juga menjauhi orang-orang yang selalu berbuat dosa. 4. Urgensi Pembinaan Mental Anak Pembinaan mental yang baik terdapat dalam agama terutama agama Islam, karena agama islam telah mengantarkan pemeluknya kepada kehidupan yang tenang, tentram dan bahagia baik lahir maupun batin. Agama Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin telah memberikan bimbingan, tuntunan yang menyeluruh sebagai landasan hidup manusia sepanjang zaman. Agama mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia sebab agama merupakan motivasi hidup dan kehidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri yang sangat penting. Oleh karena itu perlu diketahui, dipahami dan diamalkanoleh manusia agar dapat menjadi dasar kepribadian sehingga ia
  • 22. 22 dapat menjadi manusia yang utuh. Agama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam. Oleh karena agama sebagai dasar dan tata nilai merupakan penentu dalam perkembangan dan pembinaan rasa keagamaan. Salah satu cara yang baik dan efektif adalah dengan memulai pendidikan agama karena pendidikan agama merupakan bagian yang sangat penting, berkenaan dengan aspek-aspek dan sikap serta nilai, antara lain akhlak dan keagamaan. Dan untuk mengetahui bahwa ajaran Islam itu juga mengandung pembinaan mental, maka dapat diketahui dari fungsi agama dalam kehidupan manusia, adalah sebagai berikut: a. Agama memberikan bimbingan hidup Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak dengan baik dapat menjadikan agama sebagai bagian dari unsur-unsur kepribadiannya, maka akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala-keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis dan mendalam. Tidak bisa kita pungkiri bahwa pada masa anak menginjak usia remaja, banyak anak yang kurang bisa membawa diri karena dalam pertumbuhannya terbentuk kepribadian yang kurang baik, maka tidak menutup kemungkinan dalam
  • 23. 23 menghadapi dorongan-dorongan yang bersifar rohani maupun sosial akan kurang wajar, penuh gejolak dan terkadang akan melanggar peraturan dimana dia hidup. Dari itulah agama dapat memberikan bimbingan hidup dari yang terkecil sampai pada yang sebesar- besarnya, mulai dari hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan dengan Allah, bahkan dengan alam semesta dan makhluk hidup yang lain. Jika bimbingan-bimbingan tersebut dilaksanakan dengan betul-betul, mka akan terjaminlah kebahagiaan dan ketentraman batin dalam hidup ini. b. Agama menolong dalam menghadapi kesukaran Kesukaran yang paling sering dihadapi orang adalah kekecewaan. Kekecewaan sering dihadapi oleh kalangan anak yang menginjak usia remaja akibat kegagalan yang mereka alami sehingga akan membawa mereka kepada perasaan rendah diri, pesimis dan apatis dalam hidupnya. Kekecewaan-kekecewaan yang dialaminya akan sangan menggelisakan batinnya. Bagi remaja yang benar-benar telah menjalankan agamanya, setiap kekecewaan yang menimpanya tidak akan memikul jiwanya. Ia tidak akan putus asa, tetapi ia akan menghadapinya dengan tenang. Dengan ketenangan itu, ia akan cepat mengingat Allah, dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan tenang. Dari hal itu mereka mengambil hikmah, dan percaya bahwa dibalik kesukaran yang dialaminya pasti ada kemudahan bagi dirinya.
  • 24. 24 c. Agama dapat menentramkan batin Salah satu fungsi agama adalah dapat memberikan kepada penganutnya kesan-kesan yang nyaman. Memang benar agama dapat dijadikan sebagai obat kejiwaan dan ketentraman batin dan dapat juga dijadikan sebagai pengendali sikap dan perbuatan. Bagi jiwa yang sangat gelisah, agam akan memberi jalan dan siraman penenang hati. Tidak sedikit kita mendengarkan orang yang kebingunan dalam hidupnya. Selama ia belum beragama dan setelah ia mulai mengenal dan menjalankan agama, maka ketenangan jiwa akan datang. Kalau kita berbicara tentang agama bagi remaja, sebenarnya akan lebih tampak betapa gelisahnya mereka yang tidak perneh menerima didikan agama. Karena pada usia ini merupakan usia dimana jiwa mengalami gejolak, penuh dengan kegelisahan dan pertentangan batin. Maka agama bagi remaja mempunyai fungsi penentraman dan penenang jiwa, di samping itu juga sebagai pengendali moral. Apakah mereka menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, gejolak tersebut akan berubah menjadi ketentraman yang sebelumnya belum mereka dapatkan. B. Akhlakul Karimah 1. Pengertian Akhlakul Karimah
  • 25. 25 Akhlak adalah intisari yang bersemayam dalam hati dan tmpat munculnya tindakan-tindakan sukarela, tindakan yang brnar atau salah. Menurut tabiatnya, intisari tersebut siap menerima pengaruh pembinaan yang baik atau salah kepadanya. Jika intisari tersebut dibina untuk memilih keutamaan, kebenaran, cinta kebaikan, cinta keindahan, dan benci keburukan maka,muncullah perbuatan-perbuatan yang baik dengan mudah, itulah akhlak yang baik misalnya akhlak lemah lembut, sabar, dermawan, berani, adil, akhlak berbuat baik, sabar dan lain-lain. Sebaliknya, jika intisari tersebut disia-siakan, tidak dibina dengan dengan pembinaan yang propesional, bibit di dalamnya tidak dikembangkan, dan dibinia dengan pembinaan yang buruk sehingga keburukan menjadi sesuatu yang dicintainya, kebaikan menjadi sesuatu yang dibenci, dan perkataan buruk keluar dari mulutnya deengan mudah, maka dikatakan akhlak buruk, misalnya berkhianat, bohong, keluh kesah, rakus, jorok dan sebagainya.17 Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi 17Abu Bakar Jabir Al-Jazari, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim (Cet. I; Jakarta: Darul Falah, 2000), h. 217
  • 26. 26 persesuaian dengan perkataan khlaqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan sang pencipta. Sedangkan definisi akhlak menurut istilah para ahli diantaranya: Prof. Dr. Ahmad Amin menyatakan: “Akhlak adalah segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan.”18 Adapun menurut Muhammad bin Ali Asy-Syarif Al-Jurjani, akhlak adalah istilah bagi suatu sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tampa perlu berpikir dan merenung.19 Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa akhlakul karimah adalah sifat yang melekat pada diri seseorang yang membawa nilai-nilai kepribadian yang baik dan mendatangkan manfaat bagi orang-orang yang berinteraksi dengannya berupa rasa cinta, sayang dan harmonis. 2. Urgensi Akhlakul Karimah a. Mendapat ridho Allah Orang yang mengharapkan segala perbuatan karena mengharapkan ridho Allah berarti ia telah ikhlas atas segala amal perbuatannya. Ridho Allah ini adalah yang melandasi ibadah seseorang. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Araf: 29 18Thoyib Sahputra dan Wahyudin, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas X (Semarang: PT. Toha Putra, 2008), h. 54 19Ibid, h. 54
  • 27. 27      Terjemahnya: Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada- Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".20 b. Bentuk kepribadian muslim Maksudnya ialah segala prilaku baik ucapan, perbuatan, pikiran dan hatinya mencrminkan sikap ajaran Islam. Allah berfirman dalam Q.S. Fushhilat: 33    Terjemahnya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"21 c. Mewujudkan perbuatan yang mulia dan menghindari perbuatan yang tercela 20Departemen Agama RI, op.cit, h. 225 21Ibid, h. 480
  • 28. 28 Dengan bimbingan hati yang diridhoi Allah dan keikhlasan, maka akan terwujud perbuatan-perbuatan yang terpuji, yang seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat serta terhindar dari perbuatan tercela.22 3. Kalsifikasi Akhlakul Karimah Ada beberapa akhlak dalam Islam yang hendaknya mendapat perhatian agar seseorang dalam hidupnya merasakan keharmonisan, kenyamanan dan kebahagiaan tampa batas di dunia dan di akhirat, akhlak tersebut adalah: a. Akhlak kepada Allah Swt Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada sesembahan yang berhak di sembah selain Allah. Pengakuan dan kesadaran ini akan mengantarkan manusia untuk tunduk dan patuh terhadap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sehingga seluruh hidupnya dipersembahkan kepada Allah dalam berbagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada-Nya. b. Akhlak kepada orang lain Titik tolak akhlak kepada Allah adalah bahwa manusia hidup dalam sebuah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan berbeda-beda bahasa dan budayanya, termasuk karakter dan sifatnya. Keadaan ini akan membentuk atau membuatnya agar bersikap toleransi 22A. Zaenuddin, Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlak (Cet. I; bandung: CV Pustaka Setia, 1420 H/ Mei 1999 M), h. 76.
  • 29. 29 dan akhlak mulia seperti ini diharapkan menciptakan kondisi masyarakat yang rukun dan adamai antara orang yang satu dengan yang lain. c. Akhlak terhadap diri sendiri Selain akhlak kepada Allah dan orang lain, manusia harus berakhlak kepada diri sendiri. Akhlak kepada diri sendiri dapat diartikan sebagai sikap menghormati, menghargai, menyayangi, dan menjaga diri sendiridengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya adalah ciptaan dan amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik- baiknya. Berakhlak kepada diri sendiri merupakan bentuk ibadah yang paling mudah karena dilakukan oleh diri sendiri dan manfaatnya dapat secara langsung dirasakan oleh diri sendiri.23 H. Metodologi Penelitian 1. Metode Pelaksanaan Penelitian Metode pelaksanaan penelitian menggunakan studi lapangan (field research) dalam mengumpulkan, mengelola, menganalisis data dari tempat penelitian yang ada untuk kemudian ditarik sebagai sebuah kesimpulan. Dalam hal ini penelitian objek biasa disebut dengan istilah populasi. Hal tersebut merupakan sesuatu yang penting karena berhubungan dengan penentuan sumber data yang akan diteliti melalui sample yang merupakan 23Tato Edidarmo, Mulyadi, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah kelas XI (Cet. I; Semarang: PT. Toha Putra), h. 57.
  • 30. 30 bagian dari populasi dan hal tersebut mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan populasi. Adapun yang menyangkut populasi dalam sample yaitu sebagai berikut : c. Populasi Setiap penelitian pada dasarnya selalu berhadapan dengan masalah sumber data yang sering disebut dengan populasi dan sampel penelitian. Penentuan sumber data tersebut, tergantung pada masalah yang diteliti, serta hipotesa yang akan diuji keberadaannya. Populasi yang akan dihadapi mungkin pula tidak tergantung pada perumusan penyelidikan. Untuk memperjelas mengenai pengertian polpulasi, maka penulis akan mengutip beberapa pendapat para ahli yaitu sebagai berikut : “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”24. Menurut suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian.25 Apabila seseorang ingin melihat semua 24Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (cet.I; Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992 ), h. 49 25Suharsimi Ari Kunto, Op.Cit, h. 102
  • 31. 31 elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitian yang dilakukan adalah penelitian data. Pengertian populasi menurut Sutrisno Hadi dijelaskan bahwa populasi adalah semua individu dan semua kenyataan-kenyataan yang diperoleh lewat sampel26. d. Sampel Setelah penulis menentukan yang menjadi populasi dalam penelitian ini, selanjutnya penulis menetapkan apakah mungkin dapat meneliti seluruh elemen populasi ataukah hanya sebagian saja dari populasi yang disebut sampel. Dalam suatu penelitian tidak selamanya perlu meneliti elemen dalam populasi, karena disamping membutuhkan biaya yang besar, waktu yang lama dan keterbatasan lainnya.dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian adalah sampel yang diambil sebagai wakil dari populasi yang dapat mewakili populasi kekevalitan datanya. Olehnya itu seorang peneliti perlu barhati-hati dalam penentuan sampel. Dalam kaitannya dalam masalah diatas, maka berikut ini penulis akan mengemukakan pengertian sampel menurut para ahli : Menurut Suharsimi Arikunto yang dinamakan penelitian sampel apabila kesimpulannya diangkat dari sampel dari yang berlaku untuk 26Sutrisno Hadi, Metodoligi Research, jilid I (Cet. XXII, Yogyakarta : Andi Offset, 1990 ), h.70
  • 32. 32 populasi27. Selain itu, Hermawan Wasito juga memberikan pengertian sampel yaitu sampel adalah sebahagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam penelitian artinya sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya dapat diselidiki28. 2. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. 3. Metode Penelitian Penggunaan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini lebih disesuaikan dengan analisis keuangan dan kemempuan penelitian sendiri tanpa maksud mengurangi prosedur yang berlaku. Metode yang digunakan pada teknik pengumpulan data ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan (libiraye search) yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan menekan buku-buku literature, artikel dan karya-karya ilmiah lainnya yang dianggap memilki relevansi dengan pembahasan skripsi ini, dengan cara : 27 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 103 28 Sutrisno Hadi, op.cit.,h.71
  • 33. 33 1) Kutipan langsung yaitu mengutip suatu pendapat sesuai dengan kalimat aslinya langsung dari buku sumber tanpa ada perubahan sedikit pun didalamnya (redaksi) maupun maknanya. 2) Kutipan tidak langsung yaitu penulis menggunakan ide dari suatu pendapat kemudian penulis menuangkan dalam redaksi lain tanpa mengurangi maknanya. b. Penelitian lapangan (field research) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara terjung langsung kelapangan (lokasi) penelitian, dimana penulis langsung melakukan penelitian pada objek yang akan diteliti. Dalam penelitian lapangan penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain : c. Observasi, yaitu mengamati objek yang akan diteliti yakni pada SDN 231 Inpres Kapunrengan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. 1) Interview, adalah mengadakan proses Tanya jawab atau wawancara dengan informasi yang dianggap perlu diambil keterangan mengenai masalah-masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. 2) Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara membuka dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang dianggap perlu.
  • 34. 34 3) Angket, ialah daftar pertanyaan yang dikirimkan koresponden baik secara langsung atau tidak langsung (melalui wawancara)29. Metode ini dibuat dengan pertimbangan bahwa metode tersebut cocok dan memudahkan untuk dilaksanakan dalam penelitian, serta tidak memakan waktu dan tenaga yang terlalu banyak 4. Teknik pengumpulan Data Dalam prosedur pengumpulan data ditempuh melalui tahap pengelolaan data yaitu : a. Tahap persiapan Tahap persiapan dilakukan dengan beberapa kegiatan yaitu studi pustaka yang ada hubungannya dengan pembahasan judul nantinya yang akan diteliti. Disamping itu penulis juga melakukan penjajakan dilokasi yang hendak ditempati untuk mengumpulkan data lapangan b. Tahap pengumpulan Dalam tahap pengumpulan ada 2 cara yang dilakukan yaitu: 1) Metode library research Yaitu metode pengumpulan data dengan jalanmembaca buku-buku, majalah dan karangan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian yang akan dilaksanakan. 29Dr.Sugisno,Metode Penelitian Administrasi (Cet.VII;Bandung:CV.Alfabeta 2000), h. 60
  • 35. 35 2) Metode field research Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data dengan jalan dengan mengadakan penelitian lokasi yang telah ditentukan, dalam hal ini peneliti menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. 5. Teknik Analisis Data Analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable, dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dan seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan un tuk menguji hipotesis yang telah diujikan30. Untuk mengelola data menjadi susunan pembahasan, amka penulis menganalisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan tabel presentase dengan rumus sebagai berikut : P = F/N X 100 % Keterangan : P : Hasil atau skor yang diperoleh F : Frekwensi dan jenis jawaban yang diberikan oleh responden 30Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet-XV; Bandung: Alfabeta,2007), h. 90
  • 36. 36 N : Jumlah siswa 100 % : Angka pembulat.31. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Redaksi data yaitu penulis merangkum beberapa data dan keterangan yang dianggap penting untuk dianalisa, kemudian dimasukkan kedalam pembahasan. b. Penyajian data yaitu penulis memperoleh data dan keterangan dari objek yang bersangkutan, kemudian disajikan untuk dibahas guna menemukan kebenaran-kebenaran yang hakiki. c. Verifikasi data yaitu penulis membuktikan kebenaran data yang diperoleh dengan tujuan menghindari adanya unsure subjektifitas yang dapat mengurangi bobot kualitas penelitian, artinya data dan keterangan yang diperoleh dapat diukur melalui responden yang benar-benar sebagai pelaku atau sekurang-kurangnya memahami terhadap masalah yang diajukan. 31Anas Sudjono, pengantar statistic pendidikan (Cet.X; Jakarta, Raja Grafindo Persada,2000), h. 40.
  • 37. 37 DAFTAR PUSTAKA Arifin. M, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997). Daradjat Zakariah, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Agama dalam Pembinaan Mental (Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1982). Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2010). DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990). Echols an Hassan Shadily John M., Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1982). Edidarmo Tato, Mulyadi, Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah kelas XI (Cet. I; Semarang: PT. Toha Putra). Hadi Sutrisno, Metodoligi Research, jilid I (Cet. XXII, Yogyakarta : Andi Offset, 1990 ). http://blog.re.or.id/krisis-akhlak-ummat-islam.htm, http://www.bloger.com/post-create.g?blogID
  • 38. 38 Jabir Al-Jazari Abu Bakar, Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim (Cet. I; Jakarta: Darul Falah, 2000) Muhammad Asy-Syarif Isham, Keluarga Sehat Tampa Maksiat (Cet. I; Surakarta- Jawa tengah, 2008). Mustafa. A, Akhlak Tasawuf (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997) Sahputra Thoyib dan Wahyudin, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas X (Semarang: PT. Toha Putra, 2008) Sudjono Anas, pengantar statistic pendidikan (Cet.X; Jakarta, Raja Grafindo Persada,2000). Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet- XV; Bandung: Alfabeta,2007). Sugisno, Metode Penelitian Administrasi (Cet.VII;Bandung:CV.Alfabeta 2000) Warsito Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, (cet.I; Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992 ). www.masbied.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental Zaenuddin. A, Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 Muamalah dan Akhlak (Cet. I; bandung: CV Pustaka Setia, 1420 H/ Mei 1999 M)