SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
1
1
 Membahas tentang konsep biakan murni dan pertumbuhan 
mikroba
 SUB POKOK BAHASAN
1. ISOLASI MIKROBA
2. PERTUMBUHAN MIKROBA
2
2
 Tujuan isolasi
 Pengertian, prinsip dan hasil
 Prosedur kerja isolasi
 Memelihara biakan murni
3
Di alam berbagai jenismikroba hidup ‘bersama’ 
dalam komunitas– jarang sekali suatu jenis mikroba
hidupsendirian, tetapi selalu hidupdalam
campuran populasi
untuk dapat mempelajari mikroba khususnya dalam
laboratorium, diperlukan suatu biakan mikroba
yang dibutuhkan tanpa kontaminasi dari mikroba
lain ‐ biakan murni
3
Cara untuk memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, dan menumbuhkannya dalam suatu
medium buatan
Prinsip: memisahkan satu jenis mikroba dari
komunitasnya, yang terdiri dari campuran bermacam‐
macam mikroba
Hasil: kultur murni atau biakan murni
Biakan murni adalah kumpulan individu mikroba yang 
berasal dari pembiakan suatu individu (sel) dengan 
jenis (gen) dan karakter yang sama.
Secara prinsip metode ini dimulai dengan
menyiapkan medium pertumbuhan berupa 
lempeng agar pada Petri dish
Sebelum di tanam pada lempeng agar populasi sel
mikroba dijarangkan (misalnya dengan teknik
pengenceran sedemikian rupa), sehingga individu 
sel mikroba dapat tumbuh menjadi koloni terpisah 
satu dengan lainnya.
Memilih koloni‐koloni yang terpisah untuk 
dipindahkan ke medium pertumbuhan yang baru.
4
Sampel yang terdiri atas berbagai campuran
sel mikroba
Sel-sel dijarangkan melalui pengenceran
atau penebaran pada medium agar
Inkubasi
Sel berkembang biak menjadi banyak sel
Mikroba menjadi dapat dilihat dengan mata
telanjang dalam bentuk koloni yang dapat
dipisahkan I dipindahkan ke medium baru
1. Pengambilan sampel
2. Pengenceran
3. Penanaman
4. Pemisahan
5. Identifikasi
6. Kultivasi
5
 Komunitas mikroba dapat ditemukan di berbagai habitat: 
tanah, air, udara bahkan pada atau dalam tubuh mahluk
hidup yang lain 
 Sumber: berbagai bahan (padat atau cair): tanah, air, 
tanaman atau pangan
 Diambil secukupnya dan ditempatkan dalam wadah yang 
sudah disterilisasi
 Diberi label yang jelas dan keterangan tentang tempat, 
waktu, sumber dan keterangan lainnya
 Disimpan dalam kontainer khusus yang meminimalisasi
kegiatan lanjut dari mikroba di dalam bahan sampel
 Teknik serial dilutions (pengenceran berseri atau
bertingkat)
 Diperlukan untuk memperjarangjumlah individu
(sel, spora, organ lainnya) dari mikroba dalam
bahan yang akan ditanam
 Dasar melakukan pengenceran adalahmenurunkan
kerapatan sel mikroba sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung
6
11
 Isolation techniques include:
1. pour plate technique
2. streak plate technique
3. spread plate technique
7
 Cara ini tidak menggunakanlempeng agar 
tetapi membiarkanmedia agar tetap cair yaitu
pada suhu 45oC sebelum digunakan
 Secara aseptik suspensi inokulum hasil
pengenceran diteteskan ke dalam petri
kosong, diikuti penuangan media agar cair
yang sudah disiapkan, dicampur merata
dengan cara memutar petri secara mendatar
sampai media agar mengeras, dan selanjutnya
diinkubasikan
8
 Tujuan utamadari penggoresan ini adalah untuk
mendapatkankoloni‐koloni bakteri yang terpisah‐pisah
dengan baik
 Dengan jarumOse diambil inokulum kemudian digoreskan
berulang pada permukaanlempeng agar dalam cawan petri
dengan berbagai arah/cara. 
 Dengan penggoresan yang sempurnaakan dihasilkan koloni
yang terpisah‐pisah
9
 Setetes inokulum diletakkan di permukaanlempeng agar 
dalam cawan petri, dan
 dengan menggunakanbatang kaca yang bengkok (trigaldsky) 
dan steril disebarkan merata di permukaanmedium 
 diinkubasikan
10
 Setelah masa inkubasi (2‐3 hari) banyak koloni
yang tumbuh, ada yang berhimpitan ada yang 
terpisah‐pisah
 Dengan loop atau jarum ent ambil satu koloni
yang terpisah dan encerkan dalam tabung
berisi air steril, campur secara merata, 
kemudian ditanam kembali dalam medium 
yang baru
 Langkah ini diulang dua atau tiga kali sampai
didapatkan biakan yang murni
 Amati sifat dan karakteristik koloni dan sel biakan murni, 
CATAT dengan TELITI
 Bandingkan dengan ciri‐ciri mikroba yang terdapat pada 
BUKU PEDOMAN BAKU
 Beri label nama dan keterangan lain yang diperlukan.
 Biakan murni sudah dapat dipergunakan bagi pekerjaan 
lanjutannya.
11
21
 Setelah tahap identifikasi akan diperoleh –
BIAKAN INDUK (PRIMARY CULTURE)
1. DISIMPAN
2. DIGUNAKAN
 Jika dipergunakan untuk keperluan kajian dan
lainnya, dari biakan induk diturunkan –
BIAKAN  TURUNAN (SUB‐CULTURE)
22
12
 Tujuan kultivasi atau pembiakan yang utama adalah
memperbanyak inokulum.
 Kultivasi dilakukandengan cara memidahkan
sedikit inokulumyang berasal dari biakan induk ke
dalam medium tumbuhsteril (padat atau cair) yang 
ditempatkan pada suatu wadah misalnya cawan‐
Petri, botol, tabung reaksi atau lainnya, yang 
disesuaikan dengan tujuan pembiakan. 
23
1. Simpan pada suhu rendah – mengurangi aktifitas 
metabolisme
2. Liofilisasi
o Dibekukan secara cepat – pada media susu kering + CO2 – ampul –
simpan pada suhu rendah
3. Diremajakan secara reguler
24
13
1. Arti pertumbuhan
2. Kurva pertumbuhan
3. Waktu generasi
4. Mengukur pertumbuhan
5. Sistem penumbuhan mikroba
25
 Pertumbuahan secara umum dapat didefinisikan sebagai
pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. 
 Tumbuh ‐ bertambahnya ukuran (size): panjang, luas, volume, berat
maupun kandungan bahan tertentu pada suatu individu, 
 Kembang ‐ bertambahnya kuantitas: jumlahatau kerapatan sel atau
individu dalampopulasi
26
14
1. berdimensisatu, misalnya: pertambahan panjang, diameter, jari‐jari, dan
jumlah sel. 
2. berdimensi dua, misalnya: pertambahanluas, 
3. berdimensi tiga, misalnya: pertambahan volume, berat segar, berat kering. 
Pertumbuhan juga meliputi:
1. Pertambahan komponen seluler, 
misalnya: RNA, DNA, dan protein dan
2. Peningkatan kegiatan metabolismesecaralangsung, misalnya: 
kebutuhanO2, CO2, dan lainnya. 
27
 Pada organisme uniseluler ‐‐ pertambahan jumlah 
sel, yang juga berarti pertambahan jumlah 
organisme yang membentuk koloni atau suatu 
biakan 
 Pada organisme multiseluler ‐‐ peningkatan jumlah 
sel per organisme, dimana ukuran organisme 
menjadi lebih besar, panjang atau berat 
15
 Pertumbuhan mahluk hidup dapat juga ditinjau dari dua sudut 
yaitu
1. Pertumbuhan individu diartikan sebagai penambahan sel 
serta bagian sel lainnya. 
2. Pertumbuhan kelompok merupakan akibat pertumbuhan 
individu misalnya dari satu sel menjadi dua sel.
Akibat meningkatnya ukuran atau massa sel 
menyebabkan jaringan/organ membesar
 Individu sel atau jaringan tumbuh dari kecil 
besar, namun tetap ‘satu’ individu
 Contoh: pertumbuhan sel – koloni jamur
▪ Spora buluh kecambah hifa: 
pertumbuhan ujung – bercabang‐cabang 
miselia koloni sporulasi
30
16
1. Pada jamur yang multiseluler, terdapat
pertumbuhan yang menambah ukuran massa,
volume tubuh atau jumlah komponen sel-
pembelahan filamentus.
2.Pembelahan atau pertumbuhan filamentus–
PERTUMBUHAN UJUNG - TERJADI PADA
sel tubulus, yaitu pada UJUNG HIFA
hasil pembelahan tidak terpisah melainkan
tetap menjadi bagian utuh dari organ itu
Akibat bertambahnya jumlah sel – individu ‐
perkembangan populasi
 Satu sel tumbuh (sampai ukuran tertentu) – membelah –
membelah ‐‐‐ membentuk koloni: dengan jumlah individu 
sel yang berlipat
 Contoh: bakteri dan khamir
Sel tumbuh dan kemudian membelah ‘biner’
▪ 1 2 4 8 16 32 64 ……… Dst
▪ 20
21 22 23 24 25 26
32
17
PEMBELAHAN SEL – Reproduksi Sel Uniseluler
1. Terdapat 2 jenis pembelahan sel yaitu pembelahan 
biner dan pertunasan (budding). 
2. Pembelahan biner adalah pembelahan yang 
menghasilkan 2 sel sama besar, 
3. Pertunasan adalah pembelahan yang menghasilkan 
2 sel yang tidak sama besar (sel yang besar disebut 
induk dan sel yang kecil disebut anak). 
 Bakteri, khamir atau mikroba uniseluler 
lainnya
1. Ditumbuhkan dalam suatu medium yang 
terbatas sampai waktu tertentu (kultur sistem 
tertutup)
2. Jumlah sel diukur secara reguler
3. Hasil pengukuran digambar sebagai grafik 
hubungan waktu dengan populasi sel
4. Diperoleh – kurva pertumbuhan
34
18
36
19
37
1. Fase lamban – Lag Phase (a)
 Tidak/belum ada pertumbuhan
 Ukuran sel bertambah
Berapa lama?
 Kondisi sel saat ditanam/diinokulasikan
 Lingkungan medium sebelumnya
 Jumlah sel hidup
38
20
2. Fase logaritmik – Exponential Phase (b,c)
o Jumlah sel meningkat cepat – hasil pembelahanbiner
o Waktu generasi pendek
o Aktivitas metabolismekonstan
o Keadaan pertumbuhan seimbang
3. Fase tetap – Static / Stationary Phase (d,e)
 Kecepatan tumbuh mendekali nol
 Jumlah sel tetap, seimbangantara yang baru dan yang 
mati
 Akibat: kompetisi – nutrien terbatas
39
4. Fase kematian – Lethal Phase (f)
 Jumlah sel hidup sangat menurun, sel mati 
meningkat cepat‐ exponential
 Penyebab:
▪ Nutrien habis
▪ Senyawa toksik – hasil metabolisme bertambah 
banyak
▪ Enzim otolitik – bunuh diri (?)
40
21
41
1. Faktor internal – species
 Sifat toleransiterhadap lingkungan baru
 Kebutuhan nutrisi
 Daya reproduksi
2. Faktor eksternal
 Lingkunganfisik dan kimia
 Komposisinutrisi medium
 Faktor biotik
 Kompetisi inter dan intra‐species
42
22
 Waktu yang dibutuhkan untuk sel membelah
diri, atau populasi bertambah – dua kali lipat
– doubling time
 Berbeda antar species mikroba
• Escherichia coli – 17 menit
• Bacillus megaterium– 35 menit
• Rhizobium meliloti– 108 menit
• Saccharomycescerevisiae – 2 jam
• Treponema pallidum – 34 jam
43
 Dari hasil pembelahan sel secara biner:
• 1 sel menjadi 2 sel
• 2 sel menjadi 4 sel 21 menjadi 22 atau 2x2
• 4 sel menjadi 8 sel 22
menjadi 2
3
atau 2x2x2
 Dari hal tersebut dapat dirumuskan menjadi:
44
N: jumlah sel akhir, 
N0: jumlah sel awal, 
n: jumlah generasi
N = N0 2n
23
• pada generasike‐1  N1 = N0 x 21
• pada generasike‐2  N2 = N0 x 22
• pada generasike‐3  N3 = N0 x 23
• …………………………….
• pada generasike‐n  N  = N0 x 2n
log N = log N0 + n log 2
 n log 2 = log N – log No
WaktuGenerasi  G
t= waktu pemeliharaan
45
0.301
)
N
Log
-
N
(Log
n
2
Log
)
N
Log
-
N
(Log
n
0
0


0
N
Log
-
N
Log
x t
0.301
G
n
t
G


 JAMUR – koloni
1. Diameter
2. Bobot biomas
3. Analisiskimia
1) Khitin
2) Asam lemak
3) CO2
4) nitrogen
46
24
A. TOTAL SEL
1. Mikroskopik – acara praktikum
1) Cara BREED
2) Cara PETROFF‐HAUSER
 Haemositometer
2. Turbidimeter – sel dalam suspensi
1) Kalorimeter
2) Spektrofotometer
3) Nefalometer
B. SEL HIDUP – diencerkan – ditumbuhkan
1. Plate count
2. Filtration
3. Most Probable Number (MPN)
47
Breed’s Method
Contoh:
1. Larutan susu yang mengandungbakteri
2. Ambil secara aseptik 0.1 ml 
3. contoh disebar di daerah slide (gelas benda) ‐ 1 cm2. –
kering‐anginkan
4. Staining – preparat diberikancat bakteri – proses
5. Amati di bawah mikroskopperbesarankuat
6. Hitung jumlahbakteri yang teramati
7. Ekstrapolasikanuntuk menghitungjumlah total bakteri
dalam bahan
48
25
Petroff‐Hauser Chamber Slide
50
26
 Dasarnya: semakin turbid (keruh) semakin banyak sel
 Terhitung juga sel yang mati.
 Perhitungan berdasarkan % transmisi cahaya yang
menembus, contoh melalui photoelectric cells.
 Juga tertulis dalam bentuk ekspresi logaritme absorbansi
(optical density atau OD).
 Sewaktu sel dalam fase pertumbuhan logaritme, plot
absorbansi menunjukkan garis lurus.
 Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah sel disebut
SPEKTROFOTOMETER atau KOLORIMETER, 
NEFALOMETER.
51
a.  No turbidity = < 107 cells/ml
b.  Slight = 107 – 108 cells/ml
c.  High = 108 – 109 cells/ml
d.  Very High = > 109 cells/ml
27
 Suatu metode statistikauntuk menghitung jumlah sel dari 
suatu contoh.
 Dasarnya: semakin besar jumlah sel semakin sering
pengenceran diperlukan untuk menurunkan densitas sampai 
tidak lebih daripada 1 sel untuk setiap contoh yang diukur.
 Butuh beberapa tabung dengan mediayang diperlukan
 Dihitung jumlah tabung yang menunjukkan adanya 
pertumbuhan, kemudian dicocokkan dengan tabel yang 
tersedia.
 MPN hanya menyatakan 95% kemungkinan bahwa populasi 
terletak pada kisaran tertentu.
53
 Filtrasi digunakan untuk sterilisasi bahan tidak tahan panas, seperti 
beberapa media kultur, enzim, vaksin, dan larutan antibiotik.
 Saat ini filter membran terdiri dari bahan ester selulosa atau polimer 
plastik.
 Ukuran lubang filter dari 0.22‐0.45 μm ditujukan untuk menyaring 
bakteri; dan 0.01 μm ditujukan untuk menyaring virus, bahkan untuk 
beberapa protein besar.
54
28
 SISTEM TERTUTUP
 Suplai media terbatas dan hanya dilakukan sekali 
saja
 Contoh: menumbuhkan pada cawan petri
 SISTEM TERBUKA – SINAMBUNG
 Suplai media dilakukan secara terus menerus. 
 Wadah dilengkapi dengan sistem pemasukan dan 
pengeluaran
55

More Related Content

Similar to ISOLASI DAN PERTUMBUHAN MIKROBA

Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Makalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanMakalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanandreanapulu
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismeKalisthiana Yi Ku
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Shella Sagita
 
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptxPPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptxgalleryserangga
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringanbesse fatimah
 
Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan besse fatimah
 
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.nenghana208
 
Kultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaKultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaShella Sagita
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanLeoni11
 
Pertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewan
Pertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewanPertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewan
Pertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewanAhmad Nawawi, S.Kom
 
KULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGANKULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGANMarioWeken
 
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfKULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfDebbyUstari1
 
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhanMakalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhangis nargis
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriPharmacist
 

Similar to ISOLASI DAN PERTUMBUHAN MIKROBA (20)

Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Makalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanMakalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringan
 
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
 
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
Kultur jaringan by~~ Shella_Lala~~
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptxPPT  pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
PPT pengertian dan pemanfaatan Kultur Jaringan.pptx
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
 
Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur Jaringan
 
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
Pembiakan & pertumbuhan mikroorganisme. Point2nya saja.
 
Kultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_LalaKultur jaringan bv Shella_Lala
Kultur jaringan bv Shella_Lala
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Pertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewan
Pertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewanPertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewan
Pertemuan 4 Sistem reproduksi pada hewan
 
KULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGANKULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGAN
 
Kultur jaringan1
Kultur jaringan1Kultur jaringan1
Kultur jaringan1
 
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfKULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
 
virus dan bakteri.pptx
virus dan bakteri.pptxvirus dan bakteri.pptx
virus dan bakteri.pptx
 
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhanMakalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhan
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteri
 

More from Wan Na

PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxWan Na
 
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdfMATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdfWan Na
 
quiz mikro.docx
quiz mikro.docxquiz mikro.docx
quiz mikro.docxWan Na
 
Kajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdfKajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdfWan Na
 
Stat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdfStat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdfWan Na
 
BIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdfBIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdfWan Na
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.pptPengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.pptWan Na
 
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptxKasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptxWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfWan Na
 
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptxWan Na
 
HO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdfHO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdfWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfWan Na
 
Virus.pdf
Virus.pdfVirus.pdf
Virus.pdfWan Na
 
Materi3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdfMateri3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdfWan Na
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdfWan Na
 
FLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdfFLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdfWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdfBAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdfWan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfWan Na
 
TERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdfTERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdfWan Na
 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfWan Na
 

More from Wan Na (20)

PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
 
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdfMATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
MATERI 3 Teori-Teori Asal Mula Negara.pdf
 
quiz mikro.docx
quiz mikro.docxquiz mikro.docx
quiz mikro.docx
 
Kajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdfKajian teoritis BAB 2.pdf
Kajian teoritis BAB 2.pdf
 
Stat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdfStat Terori Peluang.pdf
Stat Terori Peluang.pdf
 
BIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdfBIG BOOK FISIKA.pdf
BIG BOOK FISIKA.pdf
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.pptPengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
Pengaruh kemajuan iptek terhadap nkri.ppt
 
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptxKasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
Kasus kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.pptx
 
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-3 Virus.pdf
 
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
1_ PEND_ARTI DAN LINGKUP TP (2).pptx
 
HO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdfHO-Fungi.pdf
HO-Fungi.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-2 Fungi.pdf
 
Virus.pdf
Virus.pdfVirus.pdf
Virus.pdf
 
Materi3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdfMateri3-Bakteri (1).pdf
Materi3-Bakteri (1).pdf
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
FLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdfFLUIDA_STATIS.pdf
FLUIDA_STATIS.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdfBAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
BAHAN BACAAN BAB 2 - Perkembangan Mikrobiologi (1).pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdfBAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
BAHAN BACAAN BAB 3-1- Bakteri.pdf
 
TERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdfTERMODINAMIKA.pdf
TERMODINAMIKA.pdf
 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdf
 

Recently uploaded

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

ISOLASI DAN PERTUMBUHAN MIKROBA

  • 2. 2  Tujuan isolasi  Pengertian, prinsip dan hasil  Prosedur kerja isolasi  Memelihara biakan murni 3 Di alam berbagai jenismikroba hidup ‘bersama’  dalam komunitas– jarang sekali suatu jenis mikroba hidupsendirian, tetapi selalu hidupdalam campuran populasi untuk dapat mempelajari mikroba khususnya dalam laboratorium, diperlukan suatu biakan mikroba yang dibutuhkan tanpa kontaminasi dari mikroba lain ‐ biakan murni
  • 3. 3 Cara untuk memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan Prinsip: memisahkan satu jenis mikroba dari komunitasnya, yang terdiri dari campuran bermacam‐ macam mikroba Hasil: kultur murni atau biakan murni Biakan murni adalah kumpulan individu mikroba yang  berasal dari pembiakan suatu individu (sel) dengan  jenis (gen) dan karakter yang sama. Secara prinsip metode ini dimulai dengan menyiapkan medium pertumbuhan berupa  lempeng agar pada Petri dish Sebelum di tanam pada lempeng agar populasi sel mikroba dijarangkan (misalnya dengan teknik pengenceran sedemikian rupa), sehingga individu  sel mikroba dapat tumbuh menjadi koloni terpisah  satu dengan lainnya. Memilih koloni‐koloni yang terpisah untuk  dipindahkan ke medium pertumbuhan yang baru.
  • 4. 4 Sampel yang terdiri atas berbagai campuran sel mikroba Sel-sel dijarangkan melalui pengenceran atau penebaran pada medium agar Inkubasi Sel berkembang biak menjadi banyak sel Mikroba menjadi dapat dilihat dengan mata telanjang dalam bentuk koloni yang dapat dipisahkan I dipindahkan ke medium baru 1. Pengambilan sampel 2. Pengenceran 3. Penanaman 4. Pemisahan 5. Identifikasi 6. Kultivasi
  • 5. 5  Komunitas mikroba dapat ditemukan di berbagai habitat:  tanah, air, udara bahkan pada atau dalam tubuh mahluk hidup yang lain   Sumber: berbagai bahan (padat atau cair): tanah, air,  tanaman atau pangan  Diambil secukupnya dan ditempatkan dalam wadah yang  sudah disterilisasi  Diberi label yang jelas dan keterangan tentang tempat,  waktu, sumber dan keterangan lainnya  Disimpan dalam kontainer khusus yang meminimalisasi kegiatan lanjut dari mikroba di dalam bahan sampel  Teknik serial dilutions (pengenceran berseri atau bertingkat)  Diperlukan untuk memperjarangjumlah individu (sel, spora, organ lainnya) dari mikroba dalam bahan yang akan ditanam  Dasar melakukan pengenceran adalahmenurunkan kerapatan sel mikroba sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung
  • 6. 6 11  Isolation techniques include: 1. pour plate technique 2. streak plate technique 3. spread plate technique
  • 7. 7  Cara ini tidak menggunakanlempeng agar  tetapi membiarkanmedia agar tetap cair yaitu pada suhu 45oC sebelum digunakan  Secara aseptik suspensi inokulum hasil pengenceran diteteskan ke dalam petri kosong, diikuti penuangan media agar cair yang sudah disiapkan, dicampur merata dengan cara memutar petri secara mendatar sampai media agar mengeras, dan selanjutnya diinkubasikan
  • 8. 8  Tujuan utamadari penggoresan ini adalah untuk mendapatkankoloni‐koloni bakteri yang terpisah‐pisah dengan baik  Dengan jarumOse diambil inokulum kemudian digoreskan berulang pada permukaanlempeng agar dalam cawan petri dengan berbagai arah/cara.   Dengan penggoresan yang sempurnaakan dihasilkan koloni yang terpisah‐pisah
  • 9. 9  Setetes inokulum diletakkan di permukaanlempeng agar  dalam cawan petri, dan  dengan menggunakanbatang kaca yang bengkok (trigaldsky)  dan steril disebarkan merata di permukaanmedium   diinkubasikan
  • 10. 10  Setelah masa inkubasi (2‐3 hari) banyak koloni yang tumbuh, ada yang berhimpitan ada yang  terpisah‐pisah  Dengan loop atau jarum ent ambil satu koloni yang terpisah dan encerkan dalam tabung berisi air steril, campur secara merata,  kemudian ditanam kembali dalam medium  yang baru  Langkah ini diulang dua atau tiga kali sampai didapatkan biakan yang murni  Amati sifat dan karakteristik koloni dan sel biakan murni,  CATAT dengan TELITI  Bandingkan dengan ciri‐ciri mikroba yang terdapat pada  BUKU PEDOMAN BAKU  Beri label nama dan keterangan lain yang diperlukan.  Biakan murni sudah dapat dipergunakan bagi pekerjaan  lanjutannya.
  • 11. 11 21  Setelah tahap identifikasi akan diperoleh – BIAKAN INDUK (PRIMARY CULTURE) 1. DISIMPAN 2. DIGUNAKAN  Jika dipergunakan untuk keperluan kajian dan lainnya, dari biakan induk diturunkan – BIAKAN  TURUNAN (SUB‐CULTURE) 22
  • 12. 12  Tujuan kultivasi atau pembiakan yang utama adalah memperbanyak inokulum.  Kultivasi dilakukandengan cara memidahkan sedikit inokulumyang berasal dari biakan induk ke dalam medium tumbuhsteril (padat atau cair) yang  ditempatkan pada suatu wadah misalnya cawan‐ Petri, botol, tabung reaksi atau lainnya, yang  disesuaikan dengan tujuan pembiakan.  23 1. Simpan pada suhu rendah – mengurangi aktifitas  metabolisme 2. Liofilisasi o Dibekukan secara cepat – pada media susu kering + CO2 – ampul – simpan pada suhu rendah 3. Diremajakan secara reguler 24
  • 13. 13 1. Arti pertumbuhan 2. Kurva pertumbuhan 3. Waktu generasi 4. Mengukur pertumbuhan 5. Sistem penumbuhan mikroba 25  Pertumbuahan secara umum dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup.   Tumbuh ‐ bertambahnya ukuran (size): panjang, luas, volume, berat maupun kandungan bahan tertentu pada suatu individu,   Kembang ‐ bertambahnya kuantitas: jumlahatau kerapatan sel atau individu dalampopulasi 26
  • 14. 14 1. berdimensisatu, misalnya: pertambahan panjang, diameter, jari‐jari, dan jumlah sel.  2. berdimensi dua, misalnya: pertambahanluas,  3. berdimensi tiga, misalnya: pertambahan volume, berat segar, berat kering.  Pertumbuhan juga meliputi: 1. Pertambahan komponen seluler,  misalnya: RNA, DNA, dan protein dan 2. Peningkatan kegiatan metabolismesecaralangsung, misalnya:  kebutuhanO2, CO2, dan lainnya.  27  Pada organisme uniseluler ‐‐ pertambahan jumlah  sel, yang juga berarti pertambahan jumlah  organisme yang membentuk koloni atau suatu  biakan   Pada organisme multiseluler ‐‐ peningkatan jumlah  sel per organisme, dimana ukuran organisme  menjadi lebih besar, panjang atau berat 
  • 15. 15  Pertumbuhan mahluk hidup dapat juga ditinjau dari dua sudut  yaitu 1. Pertumbuhan individu diartikan sebagai penambahan sel  serta bagian sel lainnya.  2. Pertumbuhan kelompok merupakan akibat pertumbuhan  individu misalnya dari satu sel menjadi dua sel. Akibat meningkatnya ukuran atau massa sel  menyebabkan jaringan/organ membesar  Individu sel atau jaringan tumbuh dari kecil  besar, namun tetap ‘satu’ individu  Contoh: pertumbuhan sel – koloni jamur ▪ Spora buluh kecambah hifa:  pertumbuhan ujung – bercabang‐cabang  miselia koloni sporulasi 30
  • 16. 16 1. Pada jamur yang multiseluler, terdapat pertumbuhan yang menambah ukuran massa, volume tubuh atau jumlah komponen sel- pembelahan filamentus. 2.Pembelahan atau pertumbuhan filamentus– PERTUMBUHAN UJUNG - TERJADI PADA sel tubulus, yaitu pada UJUNG HIFA hasil pembelahan tidak terpisah melainkan tetap menjadi bagian utuh dari organ itu Akibat bertambahnya jumlah sel – individu ‐ perkembangan populasi  Satu sel tumbuh (sampai ukuran tertentu) – membelah – membelah ‐‐‐ membentuk koloni: dengan jumlah individu  sel yang berlipat  Contoh: bakteri dan khamir Sel tumbuh dan kemudian membelah ‘biner’ ▪ 1 2 4 8 16 32 64 ……… Dst ▪ 20 21 22 23 24 25 26 32
  • 17. 17 PEMBELAHAN SEL – Reproduksi Sel Uniseluler 1. Terdapat 2 jenis pembelahan sel yaitu pembelahan  biner dan pertunasan (budding).  2. Pembelahan biner adalah pembelahan yang  menghasilkan 2 sel sama besar,  3. Pertunasan adalah pembelahan yang menghasilkan  2 sel yang tidak sama besar (sel yang besar disebut  induk dan sel yang kecil disebut anak).   Bakteri, khamir atau mikroba uniseluler  lainnya 1. Ditumbuhkan dalam suatu medium yang  terbatas sampai waktu tertentu (kultur sistem  tertutup) 2. Jumlah sel diukur secara reguler 3. Hasil pengukuran digambar sebagai grafik  hubungan waktu dengan populasi sel 4. Diperoleh – kurva pertumbuhan 34
  • 18. 18 36
  • 19. 19 37 1. Fase lamban – Lag Phase (a)  Tidak/belum ada pertumbuhan  Ukuran sel bertambah Berapa lama?  Kondisi sel saat ditanam/diinokulasikan  Lingkungan medium sebelumnya  Jumlah sel hidup 38
  • 20. 20 2. Fase logaritmik – Exponential Phase (b,c) o Jumlah sel meningkat cepat – hasil pembelahanbiner o Waktu generasi pendek o Aktivitas metabolismekonstan o Keadaan pertumbuhan seimbang 3. Fase tetap – Static / Stationary Phase (d,e)  Kecepatan tumbuh mendekali nol  Jumlah sel tetap, seimbangantara yang baru dan yang  mati  Akibat: kompetisi – nutrien terbatas 39 4. Fase kematian – Lethal Phase (f)  Jumlah sel hidup sangat menurun, sel mati  meningkat cepat‐ exponential  Penyebab: ▪ Nutrien habis ▪ Senyawa toksik – hasil metabolisme bertambah  banyak ▪ Enzim otolitik – bunuh diri (?) 40
  • 21. 21 41 1. Faktor internal – species  Sifat toleransiterhadap lingkungan baru  Kebutuhan nutrisi  Daya reproduksi 2. Faktor eksternal  Lingkunganfisik dan kimia  Komposisinutrisi medium  Faktor biotik  Kompetisi inter dan intra‐species 42
  • 22. 22  Waktu yang dibutuhkan untuk sel membelah diri, atau populasi bertambah – dua kali lipat – doubling time  Berbeda antar species mikroba • Escherichia coli – 17 menit • Bacillus megaterium– 35 menit • Rhizobium meliloti– 108 menit • Saccharomycescerevisiae – 2 jam • Treponema pallidum – 34 jam 43  Dari hasil pembelahan sel secara biner: • 1 sel menjadi 2 sel • 2 sel menjadi 4 sel 21 menjadi 22 atau 2x2 • 4 sel menjadi 8 sel 22 menjadi 2 3 atau 2x2x2  Dari hal tersebut dapat dirumuskan menjadi: 44 N: jumlah sel akhir,  N0: jumlah sel awal,  n: jumlah generasi N = N0 2n
  • 23. 23 • pada generasike‐1  N1 = N0 x 21 • pada generasike‐2  N2 = N0 x 22 • pada generasike‐3  N3 = N0 x 23 • ……………………………. • pada generasike‐n  N  = N0 x 2n log N = log N0 + n log 2  n log 2 = log N – log No WaktuGenerasi  G t= waktu pemeliharaan 45 0.301 ) N Log - N (Log n 2 Log ) N Log - N (Log n 0 0   0 N Log - N Log x t 0.301 G n t G    JAMUR – koloni 1. Diameter 2. Bobot biomas 3. Analisiskimia 1) Khitin 2) Asam lemak 3) CO2 4) nitrogen 46
  • 24. 24 A. TOTAL SEL 1. Mikroskopik – acara praktikum 1) Cara BREED 2) Cara PETROFF‐HAUSER  Haemositometer 2. Turbidimeter – sel dalam suspensi 1) Kalorimeter 2) Spektrofotometer 3) Nefalometer B. SEL HIDUP – diencerkan – ditumbuhkan 1. Plate count 2. Filtration 3. Most Probable Number (MPN) 47 Breed’s Method Contoh: 1. Larutan susu yang mengandungbakteri 2. Ambil secara aseptik 0.1 ml  3. contoh disebar di daerah slide (gelas benda) ‐ 1 cm2. – kering‐anginkan 4. Staining – preparat diberikancat bakteri – proses 5. Amati di bawah mikroskopperbesarankuat 6. Hitung jumlahbakteri yang teramati 7. Ekstrapolasikanuntuk menghitungjumlah total bakteri dalam bahan 48
  • 26. 26  Dasarnya: semakin turbid (keruh) semakin banyak sel  Terhitung juga sel yang mati.  Perhitungan berdasarkan % transmisi cahaya yang menembus, contoh melalui photoelectric cells.  Juga tertulis dalam bentuk ekspresi logaritme absorbansi (optical density atau OD).  Sewaktu sel dalam fase pertumbuhan logaritme, plot absorbansi menunjukkan garis lurus.  Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah sel disebut SPEKTROFOTOMETER atau KOLORIMETER,  NEFALOMETER. 51 a.  No turbidity = < 107 cells/ml b.  Slight = 107 – 108 cells/ml c.  High = 108 – 109 cells/ml d.  Very High = > 109 cells/ml
  • 27. 27  Suatu metode statistikauntuk menghitung jumlah sel dari  suatu contoh.  Dasarnya: semakin besar jumlah sel semakin sering pengenceran diperlukan untuk menurunkan densitas sampai  tidak lebih daripada 1 sel untuk setiap contoh yang diukur.  Butuh beberapa tabung dengan mediayang diperlukan  Dihitung jumlah tabung yang menunjukkan adanya  pertumbuhan, kemudian dicocokkan dengan tabel yang  tersedia.  MPN hanya menyatakan 95% kemungkinan bahwa populasi  terletak pada kisaran tertentu. 53  Filtrasi digunakan untuk sterilisasi bahan tidak tahan panas, seperti  beberapa media kultur, enzim, vaksin, dan larutan antibiotik.  Saat ini filter membran terdiri dari bahan ester selulosa atau polimer  plastik.  Ukuran lubang filter dari 0.22‐0.45 μm ditujukan untuk menyaring  bakteri; dan 0.01 μm ditujukan untuk menyaring virus, bahkan untuk  beberapa protein besar. 54
  • 28. 28  SISTEM TERTUTUP  Suplai media terbatas dan hanya dilakukan sekali  saja  Contoh: menumbuhkan pada cawan petri  SISTEM TERBUKA – SINAMBUNG  Suplai media dilakukan secara terus menerus.   Wadah dilengkapi dengan sistem pemasukan dan  pengeluaran 55