Ringkasan dokumen tersebut adalah evaluasi capaian kinerja program gizi tahun 2020 yang menunjukkan bahwa beberapa indikator sudah mendekati atau mencapai target nasional namun masih ada yang belum tercapai. Laporan rutin dari provinsi berbeda dengan laporan sistem informasi gizi terpadu yang perlu divalidasi, dan belum semua data masuk ke sistem elektronik. Perlu penyamaan definisi operasional hingga tingkat puskesmas.
WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
#2 EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM GIZI TAHUN 2020.pptx
1. EVALUASI CAPAIAN KINERJA
PROGRAM GIZI TAHUN 2020
Direktorat Gizi Masyarakat
Disampaikan pada:
Diseminasi Hasil Surveilans Gizi
Selasa, 15 Desember 2020
9. Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu 2018 - 2020
1. Persentase Anemia Ibu hamil dan Ibu Hamil KEK sudah tercapai jauh dari yang ditargetkan Denominator? Seluruh
ibu hamil atau yang hanya diperiksa Hb
2. Persentase Ibu Hamil KEK yang mendapat makanan tambahan sudah cukup baik
3. Persentase Ibu Hamil mendapat TTD min 90 tablet masih rendah
4. Persentase Ibu Nifas mendapat Vit A masih rendah
Sumber: laporan Dinkes Provinsi
10. Indikator Pelayanan Kesehatan Balita 2018 - 2020
1. Persentase Bayi mendapat IMD masih rendah
2. Persentase BBLR sudah tercapai jauh dari yang ditargetkan
3. Persentase Balita mendapat makanan tambahan perlu di ditingkatkan
4. Persentase D/S dan N/D perlu ditingkatkan sedangkan K/S sudah cukup baik
5. Persentase Bayi mendapat ASI Ekslusif dan Bayi <6 bulan mendapat ASI Ekslusif sdh
mencapai target Sumber: laporan Dinkes Provinsi
11. Indikator Pelayanan Kesehatan Balita 2018 - 2020
1. Belum semua provinsi melaporkan kasus balita gizi buruk
2. Tahun 2020 terlihat adanya peningkatan kasus penemuan kasus lebih baik
3. Pelaporan kasus balita gizi buruk tahun 2020 berdasarkan kelompok umur dengan jenis perawatan yang sesuai
berdasarkan pedoman, sehingga masih banyak provinsi yang belum dapat mengidentifikasi berdasarkan kelompok
umur dan jenis perawatannya (rawat inap atau rawat jalan)
KASUS BALITA GIZI BURUK 2018 - 2020
Kasus Balita Gizi Buruk Tahun 2020
Berdasarkan Kelompok Umur
Sumber: laporan Dinkes Provinsi
12. Indikator Pelayanan Kesehatan Balita 2018 - 2020
1. Persentase pemberian vitamin A baik merah maupun biru pada tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya
2. Cakupan provinsi melapor di tahun 2020 lebih banyak (33 provinsi) dibandingkan tahun sebelumnya
Sumber: laporan Dinkes Provinsi
Target 2020: 86%
BALITA MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A
13. Remaja Putri Mendapat TTD Rumah tangga mengonsumsi Garam
Beriodium
1. Persentase remaja putri yang mendapat TTD belum mencapai target
2. Cakupan provinsi melapor rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium berasal
dari 25 provinsi dan sudah mencapai target
Sumber: laporan Dinkes Provinsi
Indikator Pelayanan Kesehatan Remaja dan Keluarga 2018 - 2020
Target 2020: 50% Target 2020: 82%
16. Perbandingan Cakupan Indikator RPJMN RENSTRA
Berdasarkan Laporan Rutin SIGIZI dengan Laporan EPPGBM dan Laporan Provinsi
NO Indikator RPJMN RENSTRA
laporan rutin
SIGIZI
laporan ePPGBM
SIGIZI
1 Persentase Stunting
Jumlah diukur 14.204.414 10.714.756
Jumlah Balita Stunting 1.452.395 1.263.986
Persentase 10,2 11,8
2 Persentase Wasting
Jumlah diukur 14.110.108 10.735.747
Jumlah Balita Wasting 558.137 582.768
Persentase 4,0 5,4
3
Persentase Ibu Hamil
KEK
Jumlah Ibu Hamil Periksa
LiLA sampai bulan ini 7.991.135 2.095.282
Jumlah Ibu Hamil KEK
sampai bulan ini 606.012 261.480
Persentase 7,6 12,5
4
Persentase Bayi < 6
bulan mendapat ASI
Ekslusif
Jumlah bayi di recall 3.565.037 2.706.556
Jumlah bayi mendapat
ASI 3.625.952 1.635.298
Persentase 101,7 60,4
NO Indikator RPJMN RENSTRA
laporan rutin
SIGIZI
laporan Provinsi
Angka mendekati
Laporan rutin SIGIZI lebih
tinggi mungkin disebabkan
belum seluruh sasarn di entry
kedalam ePPGBM
Angka Berbeda
Perlu di validasi
17. Kesimpulan
1. Beberapa indikator sudah mendekati bahkan mencapai target nasional,
namun masih ada beberapa indikator yang belum tercapai;
2. Masih ada Provinsi yang belum mengirimkan atau mengisi laporan
kinerjanya;
3. Perbedaan antara laporan rutin yang dikirim Provinsi dengan Laporan
rutin dari SIGIZI Terpadu perlu dilakukan validasi;
4. Belum semua catatan dan pelaporan manual, terinput ke dalam
ePPGBM sehingga hasil rekap dari Laporan Rutin SIGIZI Terpadu masih
terdapat perbedaan dengan data individu di ePPGBM.
5. Perlu penyamaan persepsi Definisi Operasional hingga tingkat
Puskesmas.