SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/338697872
ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr)
MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI MENUJU KOTA EKOLOGIS
Conference Paper · September 2019
CITATIONS
0
READS
115
8 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Research View project
Asramid Yasin
Universitas Haluoleo
8 PUBLICATIONS   1 CITATION   
SEE PROFILE
Ridwan Adi Surya
Universitas Haluoleo
14 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   
SEE PROFILE
La Ode Muhammad Erif
Universitas Haluoleo
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Asramid Yasin on 20 January 2020.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN
KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI
MENUJU KOTA EKOLOGIS
*1
La Ode Siwi, 2
Sahindomi Bana, 1
Asramid Yasin, 1
Ridwan Adi Surya, 3
Rosmawati,
1
La Ode Muhammad Erif, 4
Wa Ode Nurhayati
1
Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo, 93231
2
Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo, 93231
3
Jurusan Agribisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, 93231
4
Alumni Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo, 93231
*
Email: laodesiwi74@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam merkuri (Hg) dan
kromium (Cr) pada air laut dan sedimen di lingkungan perairan Teluk Kendari.
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan perairan Teluk Kendari. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September sampai November 2017 dengan menggunakan
metode AAS (Shimadzu Atomic Absorption/Flame Spectrophotometer Model AA-
6800). Variabel penelitian ini adalah suhu, pH, DO, logam berat merkuri dan
kromium. Hasil penelitian menunjukan bahwa perairan Teluk Kendari memiliki rata-
rata kandungan logam merkuri (Hg) pada air sebesar 0,0001 mg L-1
dan sedimen
memiliki rata-rata sebesar 0,0018 mg kg-1
. Sedangkan pada logam kromium (Cr) rata-
rata kandungan air sebesar 0,08151 mg L-1
dan sedimen sebesar 0,17384 mg kg-1
.
Berdasarkan pada standar baku mutu perairan, konsentrasi Hg pada air 0.001 mg L-1
pada sedimen 0,3 mg kg-1
, dan konsentrasi Cr pada air 0,005 mg L-1
pada sedimen
100 mg kg-1
. Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi Hg pada air dan sedimen di
perairan Teluk Kendari belum melampaui ambang batas yang ditentukan sedangkan
konsentrasi Cr di air telah melampaui ambang batas yang telah ditentukan, namun
konsentrasi Cr di sedimen belum melewati batas baku mutu yang telah ditentukan.
Kata Kunci : Kromium, Merkuri, Air, Sedimen, Teluk Kendari
ANALYSIS OF HEAVY METALS CONCENTRATION OF MERCURY (Hg)
AND CHROMIUM (Cr) TO SUPPORTS THE MANAGEMENT OF
KENDARI BAY TOWARDS AN ECOLOGICAL CITY
*1
La Ode Siwi, 2
Sahindomi Bana, 1
Asramid Yasin, 1
Ridwan Adi Surya, 3
Rosmawati,
1
La Ode Muhammad Erif and 4
Wa Ode Nurhayati
1
Departement of Environmental Science, Faculty of Forestry and Environmental Science Halu Oleo University, 93231
2
Departement of Forestry, Faculty of Forestry and Environmental Science Halu Oleo University, 93231
3
Departement of Fisheries Agribusiness, Faculty of Fisheries and Marine Science Halu Oleo University, 93231
4
Alumni of Departement of Environmental Science, Faculty of Forestry and Environmental Science Halu Oleo University,
93231
*
Email: laodesiwi74@yahoo.com
Abstract
This study aims to determine the concentration of mercury (Hg) and chromium (Cr)
in the sea water and sediment in the waters of the Gulf of Kendari. The research was
conducted in the waters of the Gulf of Kendari. The research was conducted from
September to November 2017 using AAS method (Shimadzu Atomic
Absorption/Flame Spectrophotometer Model AA-6800). The research variables are
temperature, pH, DO, heavy metals mercury and chromium. The results showed that
the waters of Kendari Bay has an average contentrations of mercury (Hg) in water of
0,0001 mg L-1
and sediment has an average of 0,0018 mg kg-1
. While on the metal
chromium (Cr) average water contentrations of 0,08151 mg L-1
and sediment at
0,17384 mg kg-1
. Based on water quality standards, the concentrations of Hg in water
0,001 mg L-1
at sediment 0,3 mg kg-1
and Cr concentrations in water of 0,005 mg L-1
in sediments 100 mg kg-1
. This shows that the concentration of mercury in water and
sediments in Kendari Bay waters have not exceeded the specified threshold whereas
concentration Cr in the water has exceeded a predetermined threshold, but the
concentration of Cr in sediments has not passed the quality standard limits specified.
Keywords: Chromium, Mercury, Water, Sediment, Kendari Bay
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diikuti perkembangan
industri memacu terjadinya pencemaran laut. Meningkatnya kegiatan industri
berpotensi pada penggunaan logam dan meningkatnya penimbunan logam di daerah
pesisir dan lautan. Aktivitas pelabuhan juga merupakan salah satu sumber
pencemaran logam berat di perairan laut. Pada air laut di lautan lepas kontaminasi
logam berat biasanya terjadi secara langsung dari atmosfir atau karena tumpahan
minyak dari kapal-kapal tanker yang melaluinya dan juga dari mineral-mineral yang
banyak terkandung di dalam laut itu sendiri (Arifin, 2012).
Teluk Kendari merupakan salah satu kawasan penting yang berdekatan
dengan pusat kegiatan masyarakat baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara
ekologis Teluk Kendari merupakan habitat biota laut dan secara ekonomis perairan
ini sebagai lahan kehidupan manusia yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas
Teluk Kendari dan sekitarnya. Teluk Kendari ditinjau dari fungsinya mempunyai arti
penting bagi pengembangan wilayah Kota Kendari. Wilayah pesisir Teluk Kendari
telah dikembangkan menjadi pintu gerbang dan jalur transportasi bagi mobilitas
manusia dan barang dari dan keluar wilayah kota Kendari sedangkan wilayah di
sekitar pantainya telah berkembang menjadi tempat pemukiman, perhotelan, industri,
usaha tambak, sarana rekreasi dan olahraga. Peningkatan aktivitas masyarakat di
sekitar Teluk Kendari, menjadikan beban pencemaran yang masuk ke Teluk Kendari
juga semakin meningkat. Selain itu, kebiasaan masyarakat kota Kendari yang sering
membuang sampah ke badan-badan air juga menambah parah tingkat pencemaran di
Teluk Kendari, mengingat Teluk Kendari merupakan muara dari sungai-sungai yang
mengalir di kota Kendari. Masuknya beban pencemaran di Teluk Kendari tentunya
sangat mempengaruhi kualitas lingkungan perairan. Bahan yang tidak bermanfaat
atau bahkan merugikan seperti logam berat juga akan terbawa ke laut apabila dibuang
dan masuk ke perairan sungai sehingga mengganggu ekosistem pada wilayah
tersebut.
Logam berat merkuri (Hg) dan kromium (Cr) merupakan logam berat yang
paling sering ditemukan sebagai bahan pencemar di wilayah perairan. Logam merkuri
dan kromium biasanya berasal dari buangan limbah pertanian dan industri (baterai,
cat, baja dan refraktori). Merkuri dan kromium termasuk logam beracun sehingga
keberadaannya dalam jumlah tertentu dalam tubuh manusia dapat menimbulkan efek
yang buruk bagi kesehatan.
Sampai saat ini, penelitian mengenai distribusi logam sedimen dan air laut di
lokasi ini masih langka. Dengan demikian, mengingat dampak negatif yang
disebabkan oleh Merkuri dan Kromium, maka menjadi sangat penting untuk
mengetahui keberadaan dan jumlah kandungan logam berat khususnya Merkuri dan
Kromium di Teluk Kendari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalalah sebagai berikut:
1. Berapakah konsentrasi logam merkuri dan kromium yang terkandung pada air
laut dan sedimen di lingkungan perairan Teluk Kendari?
2. Apakah konsentrasi logam merkuri dan kromium pada air dan sedimen di
lingkungan perairan Teluk Kendari telah melampaui baku mutu lingkungan
perairan?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konsentrasi logam merkuri dan kromium pada air laut dan sedimen di
lingkungan perairan Teluk Kendari.
2. Mengetahui distribusi logam berat merkuri (Hg) dan kromium (Cr) di Teluk
Kendari berdasarkan baku mutu lingkungan perairan.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai keberadaan logam berat merkuri dan kromium
di Teluk Kendari .
2. Memberikan informasi kepada masyarakat, pemerintah daerah tentang kualitas
lingkungan perairan dan menjadi tolak ukur terhadap efektifitas pengelolaan yang
telah dilakukan dalam mendukung pengelolaan Teluk Kendari menuju kota
ekologis.
3. Dapat menambah referensi dibidang ilmu pengetahuan serta terhadap ilmu
lingkungan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Teluk Kendari
Kawasan Teluk Kendari merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh kota
Kendari dan provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki karakteristik yang unik.
Salah satu keunikan yang menonjol dan menjadikan kawasan ini berbeda dengan
kawasan lain adalah kondisi fisik kawasan ini yang menyerupai suatu estuaria.
Kondisi ini sewajarnya membawa konsekuensi pada perencanaan kawasan Teluk
Kendari yang relatif berbeda dengan perencanaan kawasan lain di kota Kendari.
Selain keunikan kondisi geografis tersebut, kawsan Teluk Kendari merupakan pintu
gerbang kota Kendari maupun provinsi Sulawesi Tenggara dari arah laut.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam konteks pengembangan Teluk
Kendari saat ini adalah makin menurunnya kualitas lingkungan di kawasan tersebut.
Teluk Kendari merupakan muara dari sekitar 13 sungai yang berada di kota Kendari
dan sekitarnya. Hulu sungai tersebut pada umumnya berada di Kabupaten lain, seperti
Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe. Teluk Kendari merupakan
outlet dari daerah aliran sungai (DAS) Wanggu, yang merupakan salah satu DAS
yang cukup besar di provinsi Sulawesi Tenggara. Beberapa persoalan yang dihadapi
kawasan Teluk Kendari antara lain:
1. Pendangkalan Teluk Kendari akibat sedimentasi sungai.
2. Kualitas air di Teluk Kendari yang semakin buruk dengan adanya sedimentasi dan
pencemaran limbah rumah tangga dan kapal.
3. Penataan kawasan Teluk Kendari yang masih semrawut akibat kurang teraturnya
pembangunan fisik di wilayah daratnya cenderung mengarah pada kekumuhan.
4. Semakin berkurangnya hutan mangrove (Apriyanto, 2007 dalam Fanihu, 2014).
Beban pencemaran yang masuk ke Teluk Kendari terus mengalami
peningkatan seiring dengan semakin pesatnya perkembangan kota Kendari. Teluk
Kendari didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama
pemanfaatan sumber hayati ikan dan kerang, dilain pihak aktivitas manusia dalam
upaya pemanfaatan sumber daya tersebut telah menimbulkan dampak negatif yaitu
pencemaran logam berat yang masuk ke Teluk Kendari juga semakin meningkat
(Amriani, et al., 2011 dalam Fanihu, 2014).
B. Pencemaran Laut
Pencemaran laut didefinisikan sebagai dampak negatif (pengaruh
membahayakan) bagi kehidupan biota, sumberdaya, kenyamanan ekosistem laut serta
kesehatan manusia, dan nilai guna ekosistem laut, baik disebabkan secara langsung
maupun tidak langsung oleh pembuangan limbah kedalam laut yang berasal dari
kegiatan manusia. Pencemaran laut terjadi karena laut menerima zat-zat pencemar
baik yang merupakan zat padat maupun cair terutama yang dibawa oleh sungai
sebagai tempat yang paling mudah membuang limbah yang akhirnya bermuara di
laut. Banyaknya zat pencemar yang masuk ke laut telah melampaui daya dukungnya
sehingga laut menjadi sangat kotor dan tercemar (Macfarlane, et al., 2000 dalam
Deri, et al., 2013).
C. Pencemaran Logam Berat
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk
asal ke keadaan yang lebih buruk. Pergeseran dari bentuk tatanan dari kondisi asal
pada kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai masukan dari bahan-bahan
pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya bersifat racun (toksik)
yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksitas atau daya racun dari polutan itulah
yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran (Palar, 2004 dalam Fanihu,
2014).
Bahan pencemar (polutan) adalah material atau energi yang dibuang ke
lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan abiotik maupun biotik
(Quano, 1993). Berdasarkan sumber, pencemaran dapat dibagi menjadi dua kelompok
(Soegiarto, 1976), yakni:
1. Dari laut misalnya tumpahan minyak dari sumbernya langsung maupun hasil
pembuangan kegiatan pertambangan di laut, sampah dan air ballast dari kapal
tangker.
2. Kegiatan darat melalui udara dan terbawa oleh air sungai yang akhirnya bermuara
kelaut.
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua
kelompok. Kelompok pertama adalah logam berat esensial, dimana keberadaannya
dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup namun dalam jumlah
yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun, contohnya: zink (Zn), tembaga (Cu),
besi (Fe), kobalt (Co), mangan (Mn), nikel (Ni) dan sebagainya. Sedangkan
kelompok kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, dan dimana
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat
bersifat racun, seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), timbal (Pb), kromium (Cr) dan
lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia
tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh (Yudo, 2006).
Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam
berat tidak dapat dihancurkan (non degradable) oleh organisme hidup di lingkungan
dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk
senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan
kombinasi (Djuangsih., et al., 1982 dalam Rochyatun dan Rozak, 2007).
Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat, dapat
mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Makin tinggi
kandungan logam dalam perairan akan semakin tinggi pula kandungan logam berat
yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut (Rai et al., 1980 dalam Rochyatun
dan Rozak, 2007).
Logam berat yang terdapat di perairan Teluk Kendari dapat berasal dari
limbah domestik, industri, perikanan, pertanian, dan kegiatan transportasi laut serta
berasal dari aktivitas perkotaan lainnya yang semakin meningkat di sekitar perairan
tersebut. Logam berat yang ada dalam badan perairan akan mengalami proses
pengendapan dan terakumulasi dalam sedimen, kemudian terakumulasi dalam tubuh
biota laut yang ada dalam perairan baik melalui insan maupun rantai makanan dan
akhirnya akan sampai pada manusia. Fenomena ini dikenal sebagai bioakumulasi atau
biomagnifikasi (Amriani et al., 2011 dalam Fanihu, 2014).
D. Karakteristik Parameter Pencemaran
1. Parameter Fisika
Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya panas yang
terkandung dalam suatu benda. Secara alamiah sumber utama panas dalam air laut
adalah pancaran dari matahari. Setiap detik matahari memancarkan energi sebesar
1026 kalori dan setiap tempat di bumi yang tegak lurus ke matahari akan menerima
energi sebanyak 0,033 kalori/detik. Pancaran energi matahari akan sampai kebatas
atas atmosfir bumi rata-rata sekitar 2 kalori/cm2
/menit. Pancaran energi ini juga
sampai ke permukaan air laut dan diserap oleh massa air. Kisaran suhu pada daerah
tropis relatif stabil karena pancaran cahaya matahari lebih banyak mengenai daerah
ekuator daripada daerah kutub (Riyanto, 2015).
2. Parameter Kimia
- Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen
dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat
keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral,
pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi
perairan bersifat basa (Dwitawati et al., 2015).
- Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen adalah gas yang tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam
air. Untuk mempertahankan hidupnya, hewan dan tumbuhan yang hidup di dalam air
tergantung pada oksigen yang terlarut ini. Kadar oksigen terlarut ini dijadikan ukuran
untuk menentukan kualitas air. Kehidupan air dapat bertahan jika terdapat oksigen
terlarut minimal sebanyak 5 ppm (5 part per million atau 5 mg oksigen untuk setiap
liter air).
E. Logam Berat Merkuri (Hg)
1. Sifat dan Karakteristik Merkuri (Hg)
Senyawa merkuri ion organik (Hg2+
) berbentuk garam merkuri dan bubuk
yang umumnya berwarna putih atau kristal, kecuali merkuri sulfida yang berwarna
merah. Senyawa merkuri ion organik biasa digunakan pada fungisida, antiseptik atau
disenfektan. Selain itu bisa digunakan pula pada beberapa krim pencerah kulit serta
beberapa obat-obat tradisional (EPA, 2013).
2. Pencemaran Merkuri (Hg)
Sumber merkuri (Hg) di Teluk Kendari berasal dari pencucian emas,
pestisida, kosmetik yang berbahan dasar merkuri, penambalan gigi palsu dalam
bentuk amalgama (berisi 50% merkuri, 30% perak, 9% timah, 6% tembaga dan
sejumlah seng), obat merah (berisi jumlah kecil merkuri, 2%) toko obat, sebagai
bahan pengawet untuk beberapa resep obat, merkuri sulfida adalah salah satu
pewarna merah yang digunakan dalam celupan tato. Pada dasarnya merkuri
digunakan pada industri khlor, amalgam, industri cat, industri kertas, pertanian, alat-
alat laboratorium, komponen listrik, baterai ekstrasi emas dan perak, gigi palsu,
senyawa anti karat, fotografi dan elektronik.
3. Efek Merkuri Bagi Kesehatan
Efek merkuri jika telah berada dalam tubuh adalah berkaitan dengan sistem
syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metil merkuri lebih
berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam bentuk ini
dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri baik yang
berbentuk logam, garam, maupun metil merkuri dapat merusak secara permanen otak,
ginjal maupun janin. Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tumor,
pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya ingat.
F. Logam Kromium
1. Sifat dan Karakteristik Kromium (Cr)
Kromium bernomor atom 24, berat atom 51,996, titik cair 1875˚C, titik
didih 2665˚C, dan massa jenis 7,19 g/ml. Kromium merupakan logam yang keras,
tahan panas, elektropositif, dan merupakan penghantar panas yang baik. Di alam
unsur ini tidak ada dalam bentuk logam murni. Sumber alami kromium sangat sedikit,
yaitu batuan chromite (FeCr2O4) dan chromic oxide (Cr2O3). Di perairan alami
kromium jarang ditemukan dan biasanya dalam bentuk kromium trivalent (Cr3+
) dan
kromium hexavalent (Cr6+
).
2. Pencemaran Kromium (Cr)
Adanya kromium pada limbah cair menandakan telah terjadinya pencemaran
dari limbah industri, karena senyawa kromium murni tidak pernah terdapat di alam.
Apabila senyawa kromium terdapat dalam jumlah besar, maka dapat menimbulkan
keracunan akut dengan gejala mual, sakit perut, kurang kencing, dan koma. Apabila
kontak dengan kulit maka dapat menyebabkan dermatitis dan kanker.
Biasanya senyawa kimia yang sangat beracun bagi organisme hidup adalah
senyawa yang mempunyai bahan aktif dari logam berat. Sebagai logam Cr termaksud
logam yang mempunyai daya racun tinggi. Daya racun yang dimiliki Cr ditentukan
oleh valensi ion-ionya. Ion kromium (VI) merupakan logam Cr yang paling banyak
dipelajari sifat racunya, bila dibandingkan dengan ion-ion Cr2+
dan Cr3+
. Sifat racun
yang dibawah oleh logam ini juga dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut
dan keracunan kronis (Mihora, 2015).
3. Efek Kromium Bagi Kesehatan
Dengan terjadinya pencemaran lingkungan, kadar unsur kromium yang masuk
ke dalam tubuh manusia dapat meningkat melebihi kadar normal (kadar normal: 0,05
mg/kg berat badan), baik melalui makanan maupun air minum, mencerna makanan
yang mengandung kadar kromium tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan,
berupa sakit lambung, muntah, dan pendarahan, luka pada lambung, konvulsi,
kerusakan ginjal, dan hepar, bahkan dapat menyebabkan kematian (Widowati, 2008).
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Teluk Kendari, Kota Kendari. Preparasi dan
analisis sampel dilakukan di Laboratorium Forensik, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2017.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling air, sampling
sedimen, kertas label, kertas whatman, kantong sampel, aquades, HNO3, H2SO4, dan
H2O2. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, pompa vakum,
corong pemisah polytelin, labu takar, botol sampel, labu semprot, labu ekstrasi,
plastik sampel, GPS, ice box, oven, erlenmeyer, core campler water, core sampler
sedimen, water quality checker, atomic absorption spectrophotometer varian spectro
AA-20 Plus dan lampu katoda (Hg dan Cr).
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah di titik-titik tertentu dalam lingkup
wilayah administrasi Teluk Kendari yaitu muara sungai, tengah teluk dan mulut teluk
kota Kendari Sulawesi Tenggara. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu sedimen
dan air yang didapatkan di Teluk Kendari pada titik-titik penelitian yang telah
ditentukan. Jumlah titik pengambilan sampel sebanyak 10 titik yaitu sekitaran
pelabuhan nusantara, Kendari beach, jembatan tipulu, kawasan mangrove (belakang
TWT), jembatan di depan jamsostek kemaraya, hutan mangrove Lahundape,
jembatan triping, jembatan dekat rumah makan empang, belakang pasar Anduonohu
dan di bawah jembatan kuning. Masing-masing titik pengambilan sampel akan
diambil sampel untuk air dan sedimen.
D. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari observasi langsung di lokasi
penelitian dalam mendukung penelitian.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi/lembaga terkait
dan/atau pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan dan tujuan penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang diambil dari kegiatan penelitian lapangan dan laboratorium serta
kajian pustaka. Data sekunder akan sangat membantu dalam mengetahui kondisi
daerah yang akan diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan cara pengamatan
dan penelitian langsung pada lokasi yang akan diteliti. Data yang dikumpulkan dari
metode pengamatan langsung adalah data fakta yang berkaitan dengan kondisi yang
ada di loksi.
1. Metode dokumentasi: data yang dikumpulkan diperoleh dari dokumen dokumen
yang ada dari instasi atau lembaga yang ada. Data yang diperoleh dari metode ini
kondisi yang ada di lapangan.
2. Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama pengambilan
sampel.
3. Menemukan titik pengambilan dan jumlah sampel.
F. Prosedur Penelitian
1. Survei Awal Lapangan
Persiapan survei awal meliputi:
a) Lokasi sampling akan ditentukan setelah melihat langsung kondisi di lapangan.
Penentuan lokasi sampling akan didasarkan pada titik-titik masuknya buangan
limbah baik yang bersal dari industri maupun rumah tangga termaksud aliran air
yang berpotensi membawa sampah dan sedimen ke Teluk Kendari.
b) Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan sebelum
pengambilan sampel.
2. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel air dan sedimen di Teluk Kendari dilakukan dengan
menggunakan Core Sampler Water untuk sampel air dan Core Sampler Sedimen
untuk sampel sedimen. Untuk sampel air, dilakukan pengambilan berdasarkan
kedalaman, yakni di bagian permukaan (atas), bagian tengah dan dasar perairan
(komposit). Sampel air dan sedimen dimasukan ke dalam wadah sampel yang telah
diberi label sesuai dengan titik lokasi.
3. Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia
Parameter-parameter yang diukur langsung di lapangan adalah pH, temperatur
dan DO dengan menggunakan alat Water Quality Checker, sedangkan pengukuran
kandungan logam merkuri dan kromium dilakukan di Laboratorium dengan
menggunakan instrumen AAS.
4. Preparasi Sampel Air dan Sedimen
Sebelum dianalis menggunakan AAS, sampel air dan sedimen perlu di
preparasi. Preparasi sampel air dilakukan dengan metode pemekatan dengan
menggunakan asam nitrat pekat (HNO3) sampai pHnya 2. Sedangkan untuk sampel
sedimen dipreparasi dengan cara dikeringkan dan diabukan. Kemudian dilarutkan
dengan larutan asam (campuran H2SO4 dan H2O2).
5. Pengukuran Kadar Merkuri dan Kromium Menggunakan Metode AAS
Analisis kandungan logam berat merkuri dan kromium dilakukan dengan
menggunakan metode AAS. Prinsip kerja AAS adalah penguapan larutan sampel,
yang kemudian logam di dalamnya diubah menjadi bebas. Atom tersebut
mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda yang
mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian
diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya. Panjang
gelombang yang digunakan untuk merkuri dan kromium masing-masing adalah 253,6
nm dan 357,9 nm. Penggunaan AAS karena dipilih karena sifatnya yang fleksibel,
dapat digunakan untuk beragam jenis logam dengan tingkat ketelitian yang cukup
tinggi.
6. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu antara lain meliputi
logam berat merkuri dan kromium suhu, pH air, dan DO.
7. Analisis Data
Untuk melihat kondisi pencemaran logam berat pada air di perairan Teluk
Kendari maka hasil analisis logam berat merkuri dan kromium dibandingkan dengan
baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Hasil analisis logam berat merkuri dan
kromium dalam sedimen dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh
(IADC/CEDA, 1997).
Tabel 1.Standar Baku Mutu Air Laut untuk Perairan Biota Laut
Parameter Satuan Baku mutu
Fisika
Suhu 0
C Alami 3(C)
Kimia
Merkuri (Hg) Mg/l 0,001
Kromium (Cr) Mg/l 0,005
pH - 7-8,5 (d)
Oksigen terlarut (DO) Mg/l >5
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004
Tabel 2. Baku Mutu Kosentrasi Logam Berat dalam Sedimen
Logam berat IADC/CEDA Tahun 1997
Merkuri (Hg) 0,3
Kromium (Cr) 100
Sumber: IADC/CEDA Tahun 1997
8. Definisi Operasional
Untuk menghidari adanya kekeliruan, maka dijelaskan beberapa definisi
operasional yaitu sebagai berikut:
a) Teluk Kendari merupakan salah satu kawasan penting yang berdekatan dengan
pusat kegiatan masyarakat baik secara ekologis maupun ekonomis.
b) Kualitas air adalah kondisi kulitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003).
c) Logam berat merupakan unsur logam yang mempunyai densitas Iebih besar dari 5
gr/cm3
.
d) Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam hidup oleh kegiatan manusia, sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
e) Merkuri (Hg) merupakan salah satu logam berat yang berbahaya dan dapat terjadi
secara alamiah di lingkungan, sebagai hasil dari perombakan mineral di alam
melalui proses cuaca/iklim, dari angin dan air.
f) Kromium merupakan logam yang keras, tahan panas, elektropositif, dan
merupakan penghantar panas yang baik.
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Letak, Luas dan Batas Wilayah
Teluk Kendari merupakan salah satu bentuk perairan estuari yang terletak di
tengah kota Kendari, Sulawesi Tenggara secara geografis kota Kendari terletak di
bagian selatan garis khatulistiwa yaitu antara 30
54’40” dan 40
5’05” Lintang Selatan
(LS) dan membentang dari barat ke timur diantara 1220
26’ 33” dan 1220
29’ 14”
Bujur Timur (BT) dengan luas 18,75 km (BPS, 2017).
Berdasarkan data BPS kota Kendari dalam Angka (2017), batas wilayah kota
Kendari adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Kendari
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan
B. Topografi
Topografi wilayah Teluk Kendari pada dasarnya antara datar dan berbukit,
daerah datarnya hanya terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari kecamatan
Kendari yang terletak di sebelah utara teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan
(pegunungan nipa-nipa) dengan ketinggian mencapai 495 meter dari garis pantai,
topografi melandai kearah selatan dengan tingkat kemiringan antara 5%-30%.
Sedangkan utuk bagian barat (Kecamatan Mandonga) selatan kota (Kecamatan
Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke
arah Teluk Kendari (BPS, 2017).
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di perairan Teluk Kendari
menunjukan bahwa pada masing-masing parameter suhu, pH, DO serta kandungan
logam berat merkuri dan kromium pada setiap stasiun menunjukan adanya perbedaan
yang signifikan untuk setiap stasiun. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Pengamatan Parameter Fisik dan Kimia pada Setiap Stasiun di Perairan
Teluk Kendari
No Stasiun Suhu (o
C) pH DO (mg/L)
1. Jembatan Kuning 28 7,01 0,45
2. Pelabuhan Nusantara 28,9 7,44 1,30
3. Kendari Beach 30,9 7,30 2,53
4. Jembatan Tipulu 29,3 7,60 2,70
5. Kawasan Manggrove (belakang TWT) 29,6 7,36 6,21
6. Jamsostek Kemaraya 30,4 7,07 10,98
7. Hutan Manggrove Lahundape 30,7 7,15 4,28
8. Jembatan Triping 28,9 6,79 4,16
9. Jembatan Dekat Rumah Makan Empang 29,3 7,46 5,19
10. Belakang Pasar Andonohu 30,1 7,70 6,90
Rerata 29,61 7,3 4,47
Baku Mutu 28-30 7-8,5 >5
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA, 2017
Laut merupakan tempat bermuaranya sungai, baik sungai besar maupun
sungai kecil. Dengan demikian, laut akan menjadi tempat berkumpulnya zat-zat
pencemar yang terbawa oleh aliran sungai. Dari sekian banyak limbah yang ada di
laut, limbah logam berat merupakan limbah yang paling berbahaya karena
menimbulkan efek racun bagi manusia (Boran dan Altinok, 2010). Pencemaran
logam berat yang masuk ke lingkungan perairan sungai akan terlarut dalam air dan
akan terakumulasi dalam sedimen dan dapat bertambah sejalan dengan berjalannya
waktu, tergantung pada kondisi lingkungan perairan tersebut (Wulan, et al., 2013).
Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari
pertanian, industri dan kegiatan rumah tangga akan menghasilkan limbah yang
memberi sumbangan pada penurunan kualitas air. Perairan Teluk Kendari tentunya
memungkinkan mendapat pengaruh negatif dari aktivitas manusia di daratan karena
kota Kendari banyak dilalui sungai-sungai yang sebagian besar diantaranya (80%)
bermuara di perairan Teluk Kendari. Hasil penelitian yang telah dilakukan di perairan
Teluk Kendari mengenai konsentrasi logam berat merkuri dan kromium nampak
berbeda jauh. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5
berikut.
Tabel 4. Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) pada Air dan Sedimen di Perairan
Teluk Kendari
Kandungan Logam Berat Hg
No Stasiun
Air
(mg L-1
)
Sedimen (mg kg-1
)
1. Jembatan Kuning 0,0001 0,0015
2. Pelabuhan Nusantara 0,0001 0,0015
3. Kendari Beach 0,0001 0,0009
4. Jembatan Tipulu 0,0001 0,0021
5. Kawasan Mangrove (TWT) 0,0001 0,0021
6. Jamsostek Kemaraya 0,0001 0,0021
7. Hutan Mangrove Lahundape 0,0001 0,0015
8. Jembatan Triping 0,0001 0,0027
9. Jembatan Dekat Rumah Makan Empang 0,0001 0,0015
10. Pasar Andonohu 0,0001 0,0015
Rata-rata 0,0001 0,0018
Baku Mutu 0,001 0,3
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA, 2017
Tabel 5. Konsentrasi Logam Berat Kromium (Cr) pada Air dan Sedimen di Perairan
Teluk Kendari
Kandungan Logam Berat Cr
No Stasiun
Air
(mg L-1
)
Sedimen (mg kg-1
)
1. Jembatan Kuning 0,0768 0,1462
2. Pelabuhan Nusantara 0,0846 0,1154
3. Kendari Beach 0,0769 0,1231
4. Jembatan Tipulu 0,0846 0,1615
5. Kawasan Mangrove (TWT) 0,0769 0,1615
6. Jamsostek Kemaraya 0,0846 0,1077
7. Hutan Mangrove Lahundape 0,0846 0,3385
8. Jembatan Triping 0,0846 0,1615
9. Jembatan Dekat Rumah Makan Empang 0,0846 0,1692
10. Pasar Andonohu 0,0769 0,2538
Rata-rata 0,08151 0,17384
Baku Mutu 0,005 100
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA, 2017
Pemanfaatan wilayah pesisir untuk kegiatan bidang perikanan, baik perikanan
tangkap maupun budidaya, pemukiman, transportasi laut, industrialisasi dan
pertambangan menunjukkan peningkatan yang tinggi. Tingginya aktivitas perairan di
Teluk Kendari dapat mengalirkan berbagai macam limbah yang dapat menimbulkan
pencemaran, antara lain pencemaran oleh logam berat.
B. Pembahasan
Perairan Teluk Kendari pada lokasi ini memiliki luas sebesar 267,37 km2
yang
dibagi menjadi 10 stasiun dan mengukur 4 parameter yaitu suhu, pH, DO serta
kandungan logam berat merkuri dan kromium dengan masing-masing lokasi yang
berbeda. Kondisi parameter lingkungan di perairan Teluk Kendari mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil pengamatan uji kualitas air secara fisik dan kimia dapat
diketahui bahwa pada masing-masing stasiun suhu dan pH relatif hampir sama
sedangkan pada DO memiliki nilai yang berbeda-beda. Data pengamatan hasil
analisis dideskripsikan sebagai berikut:
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
organisme di lautan, karena suhu sangat mempengaruhi baik aktivitas metabolisme
maupun perkembangan dari organisme organisme laut. Berdasarkan hasil pengukuran
pada setiap stasiun, suhu air laut berkisar antara 28 0
C - 30,9 0
C dengan rata-rata suhu
29,61 0
C.
Suhu di perairan Teluk Kendari berkisar 28-30,9 o
C dengan rerata 29,61 o
C,
dimana suhu terendah terukur di stasiun 1 yaitu 28 o
C dan suhu tertinggi terukur di
stasiun 3 yaitu 30,9 o
C. Variasi suhu ini terjadi karena pengukuran suhu dilakukan
pada waktu siang hari sehingga ada pengaruh dari penyinaran matahari. Perbedaan
suhu biasanya disebabkan oleh kondisi atmosfir, cuaca dan intensitas matahari yang
masuk ke laut. Sorensen (1991) dalam Fauziah (2012) menyatakan bahwa
peningkatan suhu perairan cenderung menaikan akumulasi dan toksisitas logam berat,
hal ini terjadi karena meningkatnya laju metabolisme dari organisme air. Kenaikan
suhu tidak hanya akan meningkatkan metabolisme perairan, namun juga dapat
meningkatkan toksisitas logam berat di perairan (Sarjono, 2009).
Perubahan suhu biasanya dapat mempengaruhi proses fisik, kimia dan biologi
dalam air. Secara biologi, setiap organisme air memiliki kisaran toleransi suhu
tertentu bagi kebutuhan hidup masing-masing, misalnya untuk pertumbuhan. Selain
itu peningkatan suhu juga akan memengaruhi aktivitas metabolisme, respirasi, reaksi
kimia dan lain-lain. Oleh karena itu representasi nilai suhu suatu perairan menjadi
penting untuk dikaji sebagai informasi data penelitian kualitas lingkungan (selanno,
2009). Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa suhu perairan sesuai dengan
kondisi kondisi lingkungan secara alami.
2. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen
dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat
keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral,
pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi
perairan bersifat basa (Effendi, 2003). Kondisi perairan yang bersifat sangat asam
atau basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme, karena akan
mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Batas toleransi
organisme terhadap pH bervariasi dan pada umumnya sebagian besar organisme
akuatik sensitif terhadap perubahan pH.
Berdasarkan hasil pengukuran, nilai pH di perairan Teluk Kendari berada
pada kisaran 6,79-7,70 dengan rerata 7,3, nilai pH terendah terukur di stasiun 8 yakni
6,79 dan tertinggi terukur di stasiun 10 yakni 7,70. Derajat keasaman (pH) sebagai
indikator kondisi alkalis air, juga penting di dalam proses-proses kimia perairan,
seperti proses nitrifikasi. Tinggi rendahnya nilai pH pada suatu perairan dipengaruhi
banyaknya logam berat yang masuk dalam perairan. Pada pH rendah logam
umumnya berada dalam bentuk kation bebas sedangkan pada pH tinggi logam Hg dan
Cr cenderung mengendap sebagai hidroksida tidak larut, oksida, karbonat atau fosfat
(Mamboya, 2007).
3. Oksigen Terlarut (DO)
Perairan Teluk Kendari berada pada Teluk yang semi terbuka, sehingga
karakteristik perairan ini secara kimia akan sangat ditentukan oleh faktor-faktor fisik
perairan ini. Diketahui bahwa konsentrasi oksigen terlarut di dalam perairan
umumnya bersumber baik dari difusi udara maupun dari hasil fotosintesis
microalgae. Hasil penelitian menunjukan oksigen terlarut dalam perairan berkisar
antara 0,45 mg L-1
- 10,98 mg L-1
dengan rata-rata sebesar 4,47 mg L-1
.
Kadar oksigen terlarut di perairan Teluk Kendari berkisar antara 0,45 - 10,98
mg/L dengan rerata 4,46 mg/L, dengan nilai DO tertinggi terukur di stasiun 6 yakni
10,98 mg/L dan terendah terukur di stasiun 1 yakni 0,45 mg/L. Perbedaan nilai pH
ini disebabkan banyaknya limbah rumah tangga yang masuk ke perairan dan
tingginya aktivitas pelayaran di Teluk Kendari. Banyaknya limbah yang masuk ke
perairan Teluk Kendari menyebabkan jumlah oksigen terlarut semakin berkurang
karena digunakan oleh mikroorganisme untuk menguraikan limbah. Peristiwa ini
tentunya dapat berpengaruh terhadap fungsi biologis sehingga dapat menimbulkan
lambatnya pertumbuhan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Fungsi oksigen
selain untuk pernapasan organisme juga untuk mengoksidasi bahan organik yang ada
di dasar sedimen. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam jumlah yang sedang akan
menurunkan kegiatan fisiologis makhluk hidup dalam air diantaranya terjadi
penurunan pada nafsu makan, pertumbuhan dan kecepatan berenang ikan. Kadar
oksigen terlarut di perairan ini mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya
kedalaman, namun ada juga beberapa diantaranya peningkatan kadar oksigen terlarut
dengan bertambahnya kedalaman.
4. Kandungan Logam Berat (Hg dan Cr) pada Air Laut dan Sedimen di
Perairan Teluk Kendari
Perairan pesisir merupakan salah satu tipe perairan yang rentan terhadap
bahaya pencemaran, karena perairan ini merupakan tempat bermuaranya sungai dan
tempat berkumpulnya zat-zat pencemar yang terbawa oleh aliran sungai. Dari sekian
banyak limbah yang ada di laut, limbah logam berat merupakan limbah yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. Logam berat yang ada pada perairan, suatu saat
akan turun dan mengendap pada dasar perairan, membentuk sedimentasi dan hal ini
akan menyebapkan biota laut yang mencari makan di dasar perairan akan memiliki
peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat tersebut.
Peningkatan kadar logam berat pada air laut akan mengakibatkan logam berat
yang semula dibutuhkan untuk proses metabolisme berubah menjadi racun bagi
organisme laut. Kadar logam berat yang terlarut dalam air laut sangat tergantung pada
keadaan perairan tersebut. Semakin banyak aktivitas manusia baik di darat maupun di
pantai akan mempertinggi keberadaan logam berat dalam air laut (Amin et al., 2011).
Masuknya kandungan logam berat ke dalam tatanan suatu lingkungan
diakibatkan oleh adanya aktivitas manusia seperti buangan industri yang mengandung
logam berat. Logam berat selanjutnya akan terabsorpsi masuk ke dalam tanah
sehingga akan terjadi penumpukan jika buangan industri atau limbah terus menerus
dibuang langsung ke tanah (Sudarwin, 2008).
Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup, walaupun
beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Jika keadaan ini berlangsung
terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia (Supriyanto, 2007). Logam berat yang ada di
perairan dapat masuk dalam sedimen dengan cara absorpsi. Adanya logam berat yang
terendap dalam sedimen akan memberikan dampak negatif bagi organisme yang
hidup di dasar sungai seperti kerang dan udang dan apabila dikonsumsi dapat
berbahaya bagi kesehatan (Palar, 2008). Hasil pengukuran kadar logam berat merkuri
(Hg) pada sedimen dan air di sepuluh stasiun disajikan pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Hasil Pengukuran Kadar Logam Berat Merkuri (Hg) pada Sedimen dan
Air di 10 Stasiun
Rendahnya kandungan merkuri (Hg) di perairan disebabkan adanya
pergantian musim, yaitu musim penghujan dimana air hujan akan melarutkan logam
merkuri (Hg) yang berada di perairan. Dalam air, merkuri sering terdapat dalam
bentuk Hg2+
dan CH3Hg+
. Namun, apabila dibandingkan dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Linda (2014) di perairan Teluk Kendari jauh lebih
tinggi yaitu sebesar 0,0048 mg L-1
-0,0051 mg L-1
. Hal ini dikarenakan perbedaan
tempat pengambilan sampel, serta banyaknya penggunaan senyawa merkuri yang
digunakan dibidang pertanian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1, bahwa kandungan
logam berat merkuri di sedimen Teluk Kendari bervariasi antara 0,0009 mg kg-1
hingga 0,0027 mg kg-1
dengan rata-rata 0,0018 mg kg-1
. Dari 10 stasiun di atas
stasiun 8 memiliki nilai kandungan merkuri di sedimen paling tinggi dibandingkan
dengan stasiun lainnya, karena banyaknya limbah rumah tangga yang ada di badan air
dan di dasar perairan serta rendahnya kandungan merkuri di sedimen karena
lingkungan perairan dapat memperbaiki kondisinya baik pada air maupun di sedimen.
Kondisi lingkungan pada tempat pengambilan sampel di setiap lokasi terdapat
banyaknya sampah-sampah di badan-badan air dan di sedimen, hal ini disebabkan
kebiasaan masyarakat kota Kendari yang membuang sampah disembarang tempat
atau di badan-badan air mengakibatkan pencemaran di Teluk Kendari semakin parah
mengingat Teluk Kendari merupakan semua muara aliran air yang mengalir di Kota
Kendari. Beban pencemaran yang masuk di Teluk Kendari tentunya akan
mempengaruhi kualitas lingkungan perairan. Kualitas lingkungan perairan sangat
penting karena berkaitan dengan biota yang hidup didalamnya.
Konsentrasi logam berat kromium di perairan Teluk Kendari menunjukkan
hasil yang bervariasi yakni 0,0768 mg L-1
- 0,0846 mg L-1
dengan rata-rata 0,08151
mg L-1
. Kandungan Cr tertinggi ditemukan pada stasiun 2, 4, 6, 7, 8, dan 9. Hal ini
disebabkan adanya pembuangan limbah. Taftazani (2007) menyatakan bahwa
sumber-sumber logam berat kromium pada perairan yang berkaitan dengan aktivitas
manusia dapat berupa limbah industri sampai limbah rumah tangga, salah satunya
terdapat dalam formula deterjen. Rendahnya kandungan kromium di perairan terdapat
pada stasiun 1, 3, 5, dan 10 yakni sebesar 0,0768 mg L-1
hal ini diduga disebabkan
oleh adanya ekosistem mangrove dan pergerakan air laut yang dinamis yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor fisika seperti angin, arus, gelombang dan pasang
surut sehingga terjadi pengenceran yang terus menerus. Dimana mangrove mampu
menyerap pencemar logam berat dari perairan yang sudah tercemar. Dengan
demikian tumbuhan mangrove dapat dijadikan tanaman fitoremediasi terhadap
pencemaran logam berat di perairan Indonesia. Hasil pengukuran kandungan logam
berat kromium (Cr) di perairan dan sedimen di 10 stasiun dapat dilihat pada Gambar
2 berikut.
Gambar 2. Hasil Pengukuran Kadar Logam Berat Kromium (Cr) pada Sedimen dan
Air di 10 Stasiun
Logam berat kromium dalam suatu perairan berasal dari alam dalam jumlah
yang sangat kecil seperti proses pelapukan batuan dan run-off dari daratan, namun
logam berat kromium dapat meningkat dengan jumlah yang besar akibat oleh
kegiatan manusia seperti kegiatan industri, limbah rumah tangga dan kegiatan lainnya
memalui limbah yang masuk ke dalam perairan. Logam berat yang masuk dalam
lingkungan sebagian akan terserap masuk ke dalam tanah (sedimen) dan sebagian
akan masuk dalam sistem aliran sungai yang selanjutnya akan terbawa ke laut. Logam
berat yang masuk dalam ekosistem laut akan mengendap ke dasar perairan dan
terserap dalam sedimen (Jaibet, 2007).
Pada Gambar 2 menunjukan bahwa kandungan logam berat kromium yang
terlarut dalam sedimen berkisar 0,1077 mg kg-1
- 0,3385 mg kg-1
dengan rata-rata
sebesar 0,17384 mg kg-1
. Tingginya kandungan kromium di sedimen pada stasiun 7
diduga disebabkan oleh sifat akumulatif dengan jangka waktu yang lama dan terus
menerus pada sedimen yang mempunyai sifat relatif menetap, tidak bergerak pada
daerah estuaria di lokasi penelitian, dimana sumber dari kromium yaitu buangan
limbah rumah tangga, penyamaan kulit dan penggunaan cat. Rendahnya kandungan
kromium di sedimen pada stasiun 6 diduga disebabkan kromium memang sudah
cukup banyak terakumulasi di perairan.
Kondisi lingkungan di tempat pengambilan sampel di setiap lokasi terdapat
banyaknya sampah-sampah di badan-badan air dan di sedimen, hal ini disebabkan
kebiasaan masyarakat kota Kendari yang membuang sampah disembarang tempat
atau di badan-badan air mengakibatkan pencemaran di Teluk Kendari semakin parah
mengingat Teluk Kendari merupakan semua muara aliran air yang mengalir di kota
Kendari. Beban pencemaran yang masuk di Teluk Kendari tentunya akan
mempengaruhi kualitas lingkungan perairan. Kualitas lingkungan perairan sangat
penting karena berkaitan dengan biota yang hidup di dalamnya.
Perbedaan pencemaran konsentrasi logam berat antara air laut dan sedimen
terlihat pada gambar di atas, hal tersebut menunjukan terjadinya akumulasi logam
dalam sedimen sehingga terjadi penumpukan di dasar perairan dikarenakan sifat
logam berat yang akan mengalami pengendapan atau sedimentasi. Logam berat yang
terdapat di air laut masih bergerak bebas akibat arus, pasang surut dan gelombang
sehingga terjadinya pengenceran. Logam berat yang masuk keperairan air laut akan
diserap partikel yang tersuspensi yang mengakibatkan kandungan logam berat dalam
sedimen umumya lebih tinggi dibandingkan pada air laut.
Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat pencemaran di perairan pesisir
Teluk Kendari dapat dilakukan dengan penanaman vegetasi mangrove. Vegetasi
mangrove merupakan satu-satunya tipe vegetasi yang dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik di kawasan pesisir yang merupakan daerah peralihan antara ekosistem
darat dan laut. Vegetasi mangrove mempunyai kemampuan khusus untuk beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar
garam yang tinggi, kondisi tanah yang kurang stabil dan kondisi lingkungan yang
tercemar.
Vegetasi mangrove secara tidak langsung juga sangat berperan dalam
mengurangi konsentrasi logam berat dalam perairan. Tumbuhan mangrove
mempunyai kapasitas sebagai pendukung kehidupan mikro organisme pengurai
limbah. Keberadaan vegetasi mangrove pada perairan yang tercemar dapat
memperluas area tempat mikro organisme pengurai limbah tersebut melekat untuk
tumbuh dan berkembang. Sedangkan akar mangrove akan mengeluarkan oksigen
sehingga akan terbentuk zona rizosfer yang kaya oksigen. Dengan semakin
banyaknya vegetasi mangrove yang hidup pada perairan yang tercemar, akan semakin
banyak mikro organisme pengurai yang hidup, berkembang dan melekat pada
jaringan vegetasi mangrove tersebut. Banyaknya mikroorganisme pengurai limbah
yang hidup dalam perairan mangrove akan meningkatkan kinerja pembersihan bahan
pencemar secara menyeluruh, dikarenakan organisme mikro tersebut mencerna bahan
pencemar dalam rangka memperoleh energi. Mekanisme inilah yang menyebabkan
konsentrasi bahan pencemar dalam perairan mangrove akan berkurang (Kusumastuti,
2009).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Konsentrasi logam berat merkuri pada air laut 0,0001 mg L-1
dan di sedimen
0,0018 mg kg-1
sedangkan kandungan logam kromium di air laut 0,08151 mg L-1
dan di sedimen 0,17384 mg kg-1
.
2. Konsentrasi logam berat merkuri masih memenuhi baku mutu perairan baik di air
maupun di sedimen, namun kandungan logam berat kromium di air telah
melewati baku mutu perairan berdasarkan Kepmen LH No. 51 Tahun 2004
sedangkan di sedimen belum melewati baku mutu IADC/CEDA Tahun 1997.
B. Saran
Saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu mengingat kandungan logam
berat kromium di air telah melewati baku mutu maka perlu adanya penelitian lanjutan
mengenai keberadaan kromium terhadap biota laut untuk keamanan konsumsi produk
perikanan atau perairan serta saran kepada pemerintah daerah agar Teluk Kendari
dikelola secara rasional dan ramah lingkungan serta meminimalkan terjadinya
pencemaran logam berat agar kota Kendari dapat menjadi kota layak ekologis.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, B., Evy Afriyani dan Mikel A.S., 2011. Distribusi Spasial Logam Pb dan
Cupada Sedimen dan Air Laut Permukaan di Perairan Tanjung Buton
Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Teknobiologi Vol 2 No 1 Hal 1-8.
Arifin, B. 2012. Analisis Kandungan Logam Berat Logam Cd, Cu, Cr, dan Pb dalam
Air Laut di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Jurnal Teknik
Lingkungan. Universitas Andalas. 9 (2) : 139-145.
Boran M & Altinok I. 2010. A Review of Heavy Metals in Water, Sediment and
Living Organisms in the Black Sea. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic
Sciences 10 : 565-572.
Deri, Emiyarti, dan Afu, L., 2013. Kadar logam Berat Timbal (Pb) pada akar
Manggrov eAvicena marina di perairan Teluk Kendari. jurnal Mina Laut
Indonesia, Vol 1 (1); 38-48. Universitas Halu Oleo: Kendari.
Dwitawati, D. A., Sulistyarsi, A., dan Widiyanto, J. 2015. Biomonitoring Kualitas Air
Sungai Gandongan Dengan Biondikator Makroinvertebrata Rata Sebagai Bahan
Petunjuk Praktikum Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkngan SMP Kelas
VII. Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madium. Jurnal
Florea, 2 (1) :41-46.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Environmental Protection Agency. 2007. Merkuri Compounds. Sumber:
http//www.epa.gov//ttnatw01/hlthef/mercury html. Diudah pada tanggal 31 mei
2013.
Fanihusiti L.C., 2014. Distribusi Logam Berat Merkuri Hg Pada Air, Sedimen Dan
Biota Di Perairan Teluk Kendari. [Skripsi]. Unuversitas Halu Oleo. Kendari.
IACD/CEDA. ,1997, Conventions, Codes, and Conditions : Marine Disporsal.
Environmental Aspects of Dredging.
Kusumastuti, W. 2009. Evaluasi lahan basah bervegetasi mangrove dalam
mengurangi pencemaran lingkungan : Studi kasus di Desa Kepetingan
Kabupaten Sidoarjo. [Tesis]. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak
diterbitkan).
KMNLH, Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara
Kependudukan Lingkungan Hidup 2004. Keputusan Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Kep-51/MNLH/2004. Sekretariat
Negara, Jakarta.
Mamboya, F.A. 2007. Heavy Metal Contamination and Toxicity. Stockholm
University.
Minohara Al, H., 2015. Studi Adsorpsi Logam Cr ( VI) Menggunakan Polieugenol
Sebagai Adsorben. [Skripsi]. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Palar, H. 1994. Pencemarandan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
________. 2008. Pencemarandan Toksikologi Logam Berat. Pernerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Riyanto S. 2015. Kajian potensi suhu air laut perairan pulau tarakan dan bunyu
sebagai sumber energi terbarukan. Jurnal sain dan teknologi. Vol 10 No 1 Hal
82.
Rochyatun, E dan Rozak, A. 2007. Jurnal Pemantauan Kadar Logam Berat Dalam
Sedimen di PerairanTeluk Jakarta. Kelompok Penelitian Pencemaran Laut.
Bidang Dinamika Laut. Pusat Penelitian Oseanografi. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta. Vol 11. No.1: 28-36.
Soegiarto, A. 1976. Sumber-sumber pencemaran. Seminar pencemaran laut. LON-
LIPI ISOI. Jakarta.
Sudarwin. “Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb dan Cd) pada Sedimen
Aliran Sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang
Semarang”.[ Tesis]. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro,
2008.
Widowati, W., dkk., (2008). EfekToksik Logam. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Wulan SP, Thamrin & Amin B. (2013). Konsentrasi, Distribusi dan Korelasi Logam
Berat Pb, Cr dan Zn pada Air dan Sedimen di Perairan Sungai Siak sekitar
Dermaga PT. Indah Kiat Pulp and Paper Perawang-Provinsi Riau. Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau.
Yudo, S. 2006. Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai DKI Jakarta.
Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol2 : 1.
Quano.1993. Training Manual On Assessment Of The Quality And Tipe Of Land
Bassed Pollution Discharges Into The Marine And Coastal Environment.
UNEP. Bangkok.
View publication statsView publication stats
ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI MENUJU KOTA EKOLOGIS

More Related Content

Similar to ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI MENUJU KOTA EKOLOGIS

Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Da'imatus Sholichah
 
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
Repository Ipb
 
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
DasaptaErwinIrawan
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
Mustain Adinugroho
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
Dewi Abiz
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Ahdiat Celebes
 

Similar to ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI MENUJU KOTA EKOLOGIS (20)

Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
 
1439 2913-1-km
1439 2913-1-km1439 2913-1-km
1439 2913-1-km
 
Kupang
KupangKupang
Kupang
 
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELIISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
 
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
 
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
 
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
 
Marchim yaminrifaldi
Marchim yaminrifaldiMarchim yaminrifaldi
Marchim yaminrifaldi
 
seminar proposal analisis risiko lingkungan
seminar proposal analisis risiko lingkunganseminar proposal analisis risiko lingkungan
seminar proposal analisis risiko lingkungan
 
Live ur life makalah polusi air
Live ur life  makalah polusi airLive ur life  makalah polusi air
Live ur life makalah polusi air
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawar
 
Kelompok 2 air
Kelompok 2 airKelompok 2 air
Kelompok 2 air
 
148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas148026773 pertambangan-emas
148026773 pertambangan-emas
 
Gas hidrat
Gas hidratGas hidrat
Gas hidrat
 
10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air10 sumberdaya-alam-air
10 sumberdaya-alam-air
 
09 e02375
09 e0237509 e02375
09 e02375
 
Jurnal logam berat
Jurnal logam beratJurnal logam berat
Jurnal logam berat
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
 

More from Asramid Yasin

ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...
Asramid Yasin
 
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...
Asramid Yasin
 
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...
Asramid Yasin
 
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
Asramid Yasin
 
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...
Asramid Yasin
 
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...
Asramid Yasin
 
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHED
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHEDA MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHED
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHED
Asramid Yasin
 
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
Asramid Yasin
 

More from Asramid Yasin (15)

ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...
 
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) MANGOLO DI K...
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) MANGOLO DI K...PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) MANGOLO DI K...
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) MANGOLO DI K...
 
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...
 
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...
 
WATER QUALITY IN THIRTY FRESHWATER SPRINGS AND TWENTY FOUR BRACKISH SPRINGS I...
WATER QUALITY IN THIRTY FRESHWATER SPRINGS AND TWENTY FOUR BRACKISH SPRINGS I...WATER QUALITY IN THIRTY FRESHWATER SPRINGS AND TWENTY FOUR BRACKISH SPRINGS I...
WATER QUALITY IN THIRTY FRESHWATER SPRINGS AND TWENTY FOUR BRACKISH SPRINGS I...
 
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...
 
KESEHATAN LINGKUNGAN BENCANA DAN TANGGAP DARURAT
KESEHATAN LINGKUNGAN BENCANA DAN TANGGAP DARURATKESEHATAN LINGKUNGAN BENCANA DAN TANGGAP DARURAT
KESEHATAN LINGKUNGAN BENCANA DAN TANGGAP DARURAT
 
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...
 
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTANPENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK PENYEDIAAN AIR BAKU BERKELANJUTAN
 
THE LIVE WITH NATURE HARMONIOUSLY BASED ON PEOPLE'S LOCUS OF CONTROL AND NATU...
THE LIVE WITH NATURE HARMONIOUSLY BASED ON PEOPLE'S LOCUS OF CONTROL AND NATU...THE LIVE WITH NATURE HARMONIOUSLY BASED ON PEOPLE'S LOCUS OF CONTROL AND NATU...
THE LIVE WITH NATURE HARMONIOUSLY BASED ON PEOPLE'S LOCUS OF CONTROL AND NATU...
 
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...
 
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHED
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHEDA MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHED
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHED
 
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...
 
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
 
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI ERA ABAD 21
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI ERA ABAD 21PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI ERA ABAD 21
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI ERA ABAD 21
 

ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI MENUJU KOTA EKOLOGIS

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/338697872 ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI MENUJU KOTA EKOLOGIS Conference Paper · September 2019 CITATIONS 0 READS 115 8 authors, including: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Research View project Asramid Yasin Universitas Haluoleo 8 PUBLICATIONS   1 CITATION    SEE PROFILE Ridwan Adi Surya Universitas Haluoleo 14 PUBLICATIONS   6 CITATIONS    SEE PROFILE La Ode Muhammad Erif Universitas Haluoleo 3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Asramid Yasin on 20 January 2020. The user has requested enhancement of the downloaded file.
  • 5. ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENGELOLAAN TELUK KENDARI MENUJU KOTA EKOLOGIS *1 La Ode Siwi, 2 Sahindomi Bana, 1 Asramid Yasin, 1 Ridwan Adi Surya, 3 Rosmawati, 1 La Ode Muhammad Erif, 4 Wa Ode Nurhayati 1 Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo, 93231 2 Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo, 93231 3 Jurusan Agribisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, 93231 4 Alumni Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo, 93231 * Email: laodesiwi74@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam merkuri (Hg) dan kromium (Cr) pada air laut dan sedimen di lingkungan perairan Teluk Kendari. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan perairan Teluk Kendari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2017 dengan menggunakan metode AAS (Shimadzu Atomic Absorption/Flame Spectrophotometer Model AA- 6800). Variabel penelitian ini adalah suhu, pH, DO, logam berat merkuri dan kromium. Hasil penelitian menunjukan bahwa perairan Teluk Kendari memiliki rata- rata kandungan logam merkuri (Hg) pada air sebesar 0,0001 mg L-1 dan sedimen memiliki rata-rata sebesar 0,0018 mg kg-1 . Sedangkan pada logam kromium (Cr) rata- rata kandungan air sebesar 0,08151 mg L-1 dan sedimen sebesar 0,17384 mg kg-1 . Berdasarkan pada standar baku mutu perairan, konsentrasi Hg pada air 0.001 mg L-1 pada sedimen 0,3 mg kg-1 , dan konsentrasi Cr pada air 0,005 mg L-1 pada sedimen 100 mg kg-1 . Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi Hg pada air dan sedimen di perairan Teluk Kendari belum melampaui ambang batas yang ditentukan sedangkan konsentrasi Cr di air telah melampaui ambang batas yang telah ditentukan, namun konsentrasi Cr di sedimen belum melewati batas baku mutu yang telah ditentukan. Kata Kunci : Kromium, Merkuri, Air, Sedimen, Teluk Kendari
  • 6. ANALYSIS OF HEAVY METALS CONCENTRATION OF MERCURY (Hg) AND CHROMIUM (Cr) TO SUPPORTS THE MANAGEMENT OF KENDARI BAY TOWARDS AN ECOLOGICAL CITY *1 La Ode Siwi, 2 Sahindomi Bana, 1 Asramid Yasin, 1 Ridwan Adi Surya, 3 Rosmawati, 1 La Ode Muhammad Erif and 4 Wa Ode Nurhayati 1 Departement of Environmental Science, Faculty of Forestry and Environmental Science Halu Oleo University, 93231 2 Departement of Forestry, Faculty of Forestry and Environmental Science Halu Oleo University, 93231 3 Departement of Fisheries Agribusiness, Faculty of Fisheries and Marine Science Halu Oleo University, 93231 4 Alumni of Departement of Environmental Science, Faculty of Forestry and Environmental Science Halu Oleo University, 93231 * Email: laodesiwi74@yahoo.com Abstract This study aims to determine the concentration of mercury (Hg) and chromium (Cr) in the sea water and sediment in the waters of the Gulf of Kendari. The research was conducted in the waters of the Gulf of Kendari. The research was conducted from September to November 2017 using AAS method (Shimadzu Atomic Absorption/Flame Spectrophotometer Model AA-6800). The research variables are temperature, pH, DO, heavy metals mercury and chromium. The results showed that the waters of Kendari Bay has an average contentrations of mercury (Hg) in water of 0,0001 mg L-1 and sediment has an average of 0,0018 mg kg-1 . While on the metal chromium (Cr) average water contentrations of 0,08151 mg L-1 and sediment at 0,17384 mg kg-1 . Based on water quality standards, the concentrations of Hg in water 0,001 mg L-1 at sediment 0,3 mg kg-1 and Cr concentrations in water of 0,005 mg L-1 in sediments 100 mg kg-1 . This shows that the concentration of mercury in water and sediments in Kendari Bay waters have not exceeded the specified threshold whereas concentration Cr in the water has exceeded a predetermined threshold, but the concentration of Cr in sediments has not passed the quality standard limits specified. Keywords: Chromium, Mercury, Water, Sediment, Kendari Bay
  • 7. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diikuti perkembangan industri memacu terjadinya pencemaran laut. Meningkatnya kegiatan industri berpotensi pada penggunaan logam dan meningkatnya penimbunan logam di daerah pesisir dan lautan. Aktivitas pelabuhan juga merupakan salah satu sumber pencemaran logam berat di perairan laut. Pada air laut di lautan lepas kontaminasi logam berat biasanya terjadi secara langsung dari atmosfir atau karena tumpahan minyak dari kapal-kapal tanker yang melaluinya dan juga dari mineral-mineral yang banyak terkandung di dalam laut itu sendiri (Arifin, 2012). Teluk Kendari merupakan salah satu kawasan penting yang berdekatan dengan pusat kegiatan masyarakat baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis Teluk Kendari merupakan habitat biota laut dan secara ekonomis perairan ini sebagai lahan kehidupan manusia yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas Teluk Kendari dan sekitarnya. Teluk Kendari ditinjau dari fungsinya mempunyai arti penting bagi pengembangan wilayah Kota Kendari. Wilayah pesisir Teluk Kendari telah dikembangkan menjadi pintu gerbang dan jalur transportasi bagi mobilitas manusia dan barang dari dan keluar wilayah kota Kendari sedangkan wilayah di sekitar pantainya telah berkembang menjadi tempat pemukiman, perhotelan, industri, usaha tambak, sarana rekreasi dan olahraga. Peningkatan aktivitas masyarakat di sekitar Teluk Kendari, menjadikan beban pencemaran yang masuk ke Teluk Kendari juga semakin meningkat. Selain itu, kebiasaan masyarakat kota Kendari yang sering membuang sampah ke badan-badan air juga menambah parah tingkat pencemaran di Teluk Kendari, mengingat Teluk Kendari merupakan muara dari sungai-sungai yang mengalir di kota Kendari. Masuknya beban pencemaran di Teluk Kendari tentunya sangat mempengaruhi kualitas lingkungan perairan. Bahan yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan seperti logam berat juga akan terbawa ke laut apabila dibuang dan masuk ke perairan sungai sehingga mengganggu ekosistem pada wilayah tersebut. Logam berat merkuri (Hg) dan kromium (Cr) merupakan logam berat yang paling sering ditemukan sebagai bahan pencemar di wilayah perairan. Logam merkuri dan kromium biasanya berasal dari buangan limbah pertanian dan industri (baterai, cat, baja dan refraktori). Merkuri dan kromium termasuk logam beracun sehingga keberadaannya dalam jumlah tertentu dalam tubuh manusia dapat menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan.
  • 8. Sampai saat ini, penelitian mengenai distribusi logam sedimen dan air laut di lokasi ini masih langka. Dengan demikian, mengingat dampak negatif yang disebabkan oleh Merkuri dan Kromium, maka menjadi sangat penting untuk mengetahui keberadaan dan jumlah kandungan logam berat khususnya Merkuri dan Kromium di Teluk Kendari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalalah sebagai berikut: 1. Berapakah konsentrasi logam merkuri dan kromium yang terkandung pada air laut dan sedimen di lingkungan perairan Teluk Kendari? 2. Apakah konsentrasi logam merkuri dan kromium pada air dan sedimen di lingkungan perairan Teluk Kendari telah melampaui baku mutu lingkungan perairan? C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui konsentrasi logam merkuri dan kromium pada air laut dan sedimen di lingkungan perairan Teluk Kendari. 2. Mengetahui distribusi logam berat merkuri (Hg) dan kromium (Cr) di Teluk Kendari berdasarkan baku mutu lingkungan perairan. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi mengenai keberadaan logam berat merkuri dan kromium di Teluk Kendari . 2. Memberikan informasi kepada masyarakat, pemerintah daerah tentang kualitas lingkungan perairan dan menjadi tolak ukur terhadap efektifitas pengelolaan yang telah dilakukan dalam mendukung pengelolaan Teluk Kendari menuju kota ekologis. 3. Dapat menambah referensi dibidang ilmu pengetahuan serta terhadap ilmu lingkungan.
  • 9. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Teluk Kendari Kawasan Teluk Kendari merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh kota Kendari dan provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki karakteristik yang unik. Salah satu keunikan yang menonjol dan menjadikan kawasan ini berbeda dengan kawasan lain adalah kondisi fisik kawasan ini yang menyerupai suatu estuaria. Kondisi ini sewajarnya membawa konsekuensi pada perencanaan kawasan Teluk Kendari yang relatif berbeda dengan perencanaan kawasan lain di kota Kendari. Selain keunikan kondisi geografis tersebut, kawsan Teluk Kendari merupakan pintu gerbang kota Kendari maupun provinsi Sulawesi Tenggara dari arah laut. Permasalahan utama yang dihadapi dalam konteks pengembangan Teluk Kendari saat ini adalah makin menurunnya kualitas lingkungan di kawasan tersebut. Teluk Kendari merupakan muara dari sekitar 13 sungai yang berada di kota Kendari dan sekitarnya. Hulu sungai tersebut pada umumnya berada di Kabupaten lain, seperti Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe. Teluk Kendari merupakan outlet dari daerah aliran sungai (DAS) Wanggu, yang merupakan salah satu DAS yang cukup besar di provinsi Sulawesi Tenggara. Beberapa persoalan yang dihadapi kawasan Teluk Kendari antara lain: 1. Pendangkalan Teluk Kendari akibat sedimentasi sungai. 2. Kualitas air di Teluk Kendari yang semakin buruk dengan adanya sedimentasi dan pencemaran limbah rumah tangga dan kapal. 3. Penataan kawasan Teluk Kendari yang masih semrawut akibat kurang teraturnya pembangunan fisik di wilayah daratnya cenderung mengarah pada kekumuhan. 4. Semakin berkurangnya hutan mangrove (Apriyanto, 2007 dalam Fanihu, 2014). Beban pencemaran yang masuk ke Teluk Kendari terus mengalami peningkatan seiring dengan semakin pesatnya perkembangan kota Kendari. Teluk Kendari didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama pemanfaatan sumber hayati ikan dan kerang, dilain pihak aktivitas manusia dalam upaya pemanfaatan sumber daya tersebut telah menimbulkan dampak negatif yaitu pencemaran logam berat yang masuk ke Teluk Kendari juga semakin meningkat (Amriani, et al., 2011 dalam Fanihu, 2014). B. Pencemaran Laut Pencemaran laut didefinisikan sebagai dampak negatif (pengaruh membahayakan) bagi kehidupan biota, sumberdaya, kenyamanan ekosistem laut serta kesehatan manusia, dan nilai guna ekosistem laut, baik disebabkan secara langsung
  • 10. maupun tidak langsung oleh pembuangan limbah kedalam laut yang berasal dari kegiatan manusia. Pencemaran laut terjadi karena laut menerima zat-zat pencemar baik yang merupakan zat padat maupun cair terutama yang dibawa oleh sungai sebagai tempat yang paling mudah membuang limbah yang akhirnya bermuara di laut. Banyaknya zat pencemar yang masuk ke laut telah melampaui daya dukungnya sehingga laut menjadi sangat kotor dan tercemar (Macfarlane, et al., 2000 dalam Deri, et al., 2013). C. Pencemaran Logam Berat Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal ke keadaan yang lebih buruk. Pergeseran dari bentuk tatanan dari kondisi asal pada kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan tersebut pada umumnya bersifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksitas atau daya racun dari polutan itulah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran (Palar, 2004 dalam Fanihu, 2014). Bahan pencemar (polutan) adalah material atau energi yang dibuang ke lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan abiotik maupun biotik (Quano, 1993). Berdasarkan sumber, pencemaran dapat dibagi menjadi dua kelompok (Soegiarto, 1976), yakni: 1. Dari laut misalnya tumpahan minyak dari sumbernya langsung maupun hasil pembuangan kegiatan pertambangan di laut, sampah dan air ballast dari kapal tangker. 2. Kegiatan darat melalui udara dan terbawa oleh air sungai yang akhirnya bermuara kelaut. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah logam berat esensial, dimana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun, contohnya: zink (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), kobalt (Co), mangan (Mn), nikel (Ni) dan sebagainya. Sedangkan kelompok kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, dan dimana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), timbal (Pb), kromium (Cr) dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh (Yudo, 2006). Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat tidak dapat dihancurkan (non degradable) oleh organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan membentuk
  • 11. senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi (Djuangsih., et al., 1982 dalam Rochyatun dan Rozak, 2007). Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Makin tinggi kandungan logam dalam perairan akan semakin tinggi pula kandungan logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut (Rai et al., 1980 dalam Rochyatun dan Rozak, 2007). Logam berat yang terdapat di perairan Teluk Kendari dapat berasal dari limbah domestik, industri, perikanan, pertanian, dan kegiatan transportasi laut serta berasal dari aktivitas perkotaan lainnya yang semakin meningkat di sekitar perairan tersebut. Logam berat yang ada dalam badan perairan akan mengalami proses pengendapan dan terakumulasi dalam sedimen, kemudian terakumulasi dalam tubuh biota laut yang ada dalam perairan baik melalui insan maupun rantai makanan dan akhirnya akan sampai pada manusia. Fenomena ini dikenal sebagai bioakumulasi atau biomagnifikasi (Amriani et al., 2011 dalam Fanihu, 2014). D. Karakteristik Parameter Pencemaran 1. Parameter Fisika Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya panas yang terkandung dalam suatu benda. Secara alamiah sumber utama panas dalam air laut adalah pancaran dari matahari. Setiap detik matahari memancarkan energi sebesar 1026 kalori dan setiap tempat di bumi yang tegak lurus ke matahari akan menerima energi sebanyak 0,033 kalori/detik. Pancaran energi matahari akan sampai kebatas atas atmosfir bumi rata-rata sekitar 2 kalori/cm2 /menit. Pancaran energi ini juga sampai ke permukaan air laut dan diserap oleh massa air. Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena pancaran cahaya matahari lebih banyak mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub (Riyanto, 2015). 2. Parameter Kimia - Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa (Dwitawati et al., 2015).
  • 12. - Oksigen Terlarut (DO) Oksigen adalah gas yang tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya, hewan dan tumbuhan yang hidup di dalam air tergantung pada oksigen yang terlarut ini. Kadar oksigen terlarut ini dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Kehidupan air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm (5 part per million atau 5 mg oksigen untuk setiap liter air). E. Logam Berat Merkuri (Hg) 1. Sifat dan Karakteristik Merkuri (Hg) Senyawa merkuri ion organik (Hg2+ ) berbentuk garam merkuri dan bubuk yang umumnya berwarna putih atau kristal, kecuali merkuri sulfida yang berwarna merah. Senyawa merkuri ion organik biasa digunakan pada fungisida, antiseptik atau disenfektan. Selain itu bisa digunakan pula pada beberapa krim pencerah kulit serta beberapa obat-obat tradisional (EPA, 2013). 2. Pencemaran Merkuri (Hg) Sumber merkuri (Hg) di Teluk Kendari berasal dari pencucian emas, pestisida, kosmetik yang berbahan dasar merkuri, penambalan gigi palsu dalam bentuk amalgama (berisi 50% merkuri, 30% perak, 9% timah, 6% tembaga dan sejumlah seng), obat merah (berisi jumlah kecil merkuri, 2%) toko obat, sebagai bahan pengawet untuk beberapa resep obat, merkuri sulfida adalah salah satu pewarna merah yang digunakan dalam celupan tato. Pada dasarnya merkuri digunakan pada industri khlor, amalgam, industri cat, industri kertas, pertanian, alat- alat laboratorium, komponen listrik, baterai ekstrasi emas dan perak, gigi palsu, senyawa anti karat, fotografi dan elektronik. 3. Efek Merkuri Bagi Kesehatan Efek merkuri jika telah berada dalam tubuh adalah berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metil merkuri lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam bentuk ini dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri baik yang berbentuk logam, garam, maupun metil merkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal maupun janin. Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tumor, pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya ingat.
  • 13. F. Logam Kromium 1. Sifat dan Karakteristik Kromium (Cr) Kromium bernomor atom 24, berat atom 51,996, titik cair 1875˚C, titik didih 2665˚C, dan massa jenis 7,19 g/ml. Kromium merupakan logam yang keras, tahan panas, elektropositif, dan merupakan penghantar panas yang baik. Di alam unsur ini tidak ada dalam bentuk logam murni. Sumber alami kromium sangat sedikit, yaitu batuan chromite (FeCr2O4) dan chromic oxide (Cr2O3). Di perairan alami kromium jarang ditemukan dan biasanya dalam bentuk kromium trivalent (Cr3+ ) dan kromium hexavalent (Cr6+ ). 2. Pencemaran Kromium (Cr) Adanya kromium pada limbah cair menandakan telah terjadinya pencemaran dari limbah industri, karena senyawa kromium murni tidak pernah terdapat di alam. Apabila senyawa kromium terdapat dalam jumlah besar, maka dapat menimbulkan keracunan akut dengan gejala mual, sakit perut, kurang kencing, dan koma. Apabila kontak dengan kulit maka dapat menyebabkan dermatitis dan kanker. Biasanya senyawa kimia yang sangat beracun bagi organisme hidup adalah senyawa yang mempunyai bahan aktif dari logam berat. Sebagai logam Cr termaksud logam yang mempunyai daya racun tinggi. Daya racun yang dimiliki Cr ditentukan oleh valensi ion-ionya. Ion kromium (VI) merupakan logam Cr yang paling banyak dipelajari sifat racunya, bila dibandingkan dengan ion-ion Cr2+ dan Cr3+ . Sifat racun yang dibawah oleh logam ini juga dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis (Mihora, 2015). 3. Efek Kromium Bagi Kesehatan Dengan terjadinya pencemaran lingkungan, kadar unsur kromium yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat meningkat melebihi kadar normal (kadar normal: 0,05 mg/kg berat badan), baik melalui makanan maupun air minum, mencerna makanan yang mengandung kadar kromium tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, berupa sakit lambung, muntah, dan pendarahan, luka pada lambung, konvulsi, kerusakan ginjal, dan hepar, bahkan dapat menyebabkan kematian (Widowati, 2008).
  • 14. III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Teluk Kendari, Kota Kendari. Preparasi dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Forensik, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2017. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling air, sampling sedimen, kertas label, kertas whatman, kantong sampel, aquades, HNO3, H2SO4, dan H2O2. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, pompa vakum, corong pemisah polytelin, labu takar, botol sampel, labu semprot, labu ekstrasi, plastik sampel, GPS, ice box, oven, erlenmeyer, core campler water, core sampler sedimen, water quality checker, atomic absorption spectrophotometer varian spectro AA-20 Plus dan lampu katoda (Hg dan Cr). C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah di titik-titik tertentu dalam lingkup wilayah administrasi Teluk Kendari yaitu muara sungai, tengah teluk dan mulut teluk kota Kendari Sulawesi Tenggara. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu sedimen dan air yang didapatkan di Teluk Kendari pada titik-titik penelitian yang telah ditentukan. Jumlah titik pengambilan sampel sebanyak 10 titik yaitu sekitaran pelabuhan nusantara, Kendari beach, jembatan tipulu, kawasan mangrove (belakang TWT), jembatan di depan jamsostek kemaraya, hutan mangrove Lahundape, jembatan triping, jembatan dekat rumah makan empang, belakang pasar Anduonohu dan di bawah jembatan kuning. Masing-masing titik pengambilan sampel akan diambil sampel untuk air dan sedimen. D. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
  • 15. a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari observasi langsung di lokasi penelitian dalam mendukung penelitian. b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi/lembaga terkait dan/atau pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan dan tujuan penelitian. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diambil dari kegiatan penelitian lapangan dan laboratorium serta kajian pustaka. Data sekunder akan sangat membantu dalam mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan cara pengamatan dan penelitian langsung pada lokasi yang akan diteliti. Data yang dikumpulkan dari metode pengamatan langsung adalah data fakta yang berkaitan dengan kondisi yang ada di loksi. 1. Metode dokumentasi: data yang dikumpulkan diperoleh dari dokumen dokumen yang ada dari instasi atau lembaga yang ada. Data yang diperoleh dari metode ini kondisi yang ada di lapangan. 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama pengambilan sampel. 3. Menemukan titik pengambilan dan jumlah sampel. F. Prosedur Penelitian 1. Survei Awal Lapangan Persiapan survei awal meliputi: a) Lokasi sampling akan ditentukan setelah melihat langsung kondisi di lapangan. Penentuan lokasi sampling akan didasarkan pada titik-titik masuknya buangan limbah baik yang bersal dari industri maupun rumah tangga termaksud aliran air yang berpotensi membawa sampah dan sedimen ke Teluk Kendari. b) Mempersiapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan sebelum pengambilan sampel.
  • 16. 2. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel air dan sedimen di Teluk Kendari dilakukan dengan menggunakan Core Sampler Water untuk sampel air dan Core Sampler Sedimen untuk sampel sedimen. Untuk sampel air, dilakukan pengambilan berdasarkan kedalaman, yakni di bagian permukaan (atas), bagian tengah dan dasar perairan (komposit). Sampel air dan sedimen dimasukan ke dalam wadah sampel yang telah diberi label sesuai dengan titik lokasi. 3. Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Parameter-parameter yang diukur langsung di lapangan adalah pH, temperatur dan DO dengan menggunakan alat Water Quality Checker, sedangkan pengukuran kandungan logam merkuri dan kromium dilakukan di Laboratorium dengan menggunakan instrumen AAS. 4. Preparasi Sampel Air dan Sedimen Sebelum dianalis menggunakan AAS, sampel air dan sedimen perlu di preparasi. Preparasi sampel air dilakukan dengan metode pemekatan dengan menggunakan asam nitrat pekat (HNO3) sampai pHnya 2. Sedangkan untuk sampel sedimen dipreparasi dengan cara dikeringkan dan diabukan. Kemudian dilarutkan dengan larutan asam (campuran H2SO4 dan H2O2). 5. Pengukuran Kadar Merkuri dan Kromium Menggunakan Metode AAS Analisis kandungan logam berat merkuri dan kromium dilakukan dengan menggunakan metode AAS. Prinsip kerja AAS adalah penguapan larutan sampel, yang kemudian logam di dalamnya diubah menjadi bebas. Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya. Panjang gelombang yang digunakan untuk merkuri dan kromium masing-masing adalah 253,6 nm dan 357,9 nm. Penggunaan AAS karena dipilih karena sifatnya yang fleksibel, dapat digunakan untuk beragam jenis logam dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.
  • 17. 6. Variabel Penelitian Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu antara lain meliputi logam berat merkuri dan kromium suhu, pH air, dan DO. 7. Analisis Data Untuk melihat kondisi pencemaran logam berat pada air di perairan Teluk Kendari maka hasil analisis logam berat merkuri dan kromium dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Hasil analisis logam berat merkuri dan kromium dalam sedimen dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh (IADC/CEDA, 1997). Tabel 1.Standar Baku Mutu Air Laut untuk Perairan Biota Laut Parameter Satuan Baku mutu Fisika Suhu 0 C Alami 3(C) Kimia Merkuri (Hg) Mg/l 0,001 Kromium (Cr) Mg/l 0,005 pH - 7-8,5 (d) Oksigen terlarut (DO) Mg/l >5 Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Tabel 2. Baku Mutu Kosentrasi Logam Berat dalam Sedimen Logam berat IADC/CEDA Tahun 1997 Merkuri (Hg) 0,3 Kromium (Cr) 100 Sumber: IADC/CEDA Tahun 1997 8. Definisi Operasional Untuk menghidari adanya kekeliruan, maka dijelaskan beberapa definisi operasional yaitu sebagai berikut: a) Teluk Kendari merupakan salah satu kawasan penting yang berdekatan dengan pusat kegiatan masyarakat baik secara ekologis maupun ekonomis. b) Kualitas air adalah kondisi kulitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003).
  • 18. c) Logam berat merupakan unsur logam yang mempunyai densitas Iebih besar dari 5 gr/cm3 . d) Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. e) Merkuri (Hg) merupakan salah satu logam berat yang berbahaya dan dapat terjadi secara alamiah di lingkungan, sebagai hasil dari perombakan mineral di alam melalui proses cuaca/iklim, dari angin dan air. f) Kromium merupakan logam yang keras, tahan panas, elektropositif, dan merupakan penghantar panas yang baik. IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Teluk Kendari merupakan salah satu bentuk perairan estuari yang terletak di tengah kota Kendari, Sulawesi Tenggara secara geografis kota Kendari terletak di bagian selatan garis khatulistiwa yaitu antara 30 54’40” dan 40 5’05” Lintang Selatan (LS) dan membentang dari barat ke timur diantara 1220 26’ 33” dan 1220 29’ 14” Bujur Timur (BT) dengan luas 18,75 km (BPS, 2017). Berdasarkan data BPS kota Kendari dalam Angka (2017), batas wilayah kota Kendari adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Kendari 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan B. Topografi Topografi wilayah Teluk Kendari pada dasarnya antara datar dan berbukit, daerah datarnya hanya terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari kecamatan Kendari yang terletak di sebelah utara teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan (pegunungan nipa-nipa) dengan ketinggian mencapai 495 meter dari garis pantai, topografi melandai kearah selatan dengan tingkat kemiringan antara 5%-30%. Sedangkan utuk bagian barat (Kecamatan Mandonga) selatan kota (Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah Teluk Kendari (BPS, 2017).
  • 19. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di perairan Teluk Kendari menunjukan bahwa pada masing-masing parameter suhu, pH, DO serta kandungan logam berat merkuri dan kromium pada setiap stasiun menunjukan adanya perbedaan yang signifikan untuk setiap stasiun. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengamatan Parameter Fisik dan Kimia pada Setiap Stasiun di Perairan Teluk Kendari No Stasiun Suhu (o C) pH DO (mg/L) 1. Jembatan Kuning 28 7,01 0,45 2. Pelabuhan Nusantara 28,9 7,44 1,30 3. Kendari Beach 30,9 7,30 2,53 4. Jembatan Tipulu 29,3 7,60 2,70 5. Kawasan Manggrove (belakang TWT) 29,6 7,36 6,21 6. Jamsostek Kemaraya 30,4 7,07 10,98 7. Hutan Manggrove Lahundape 30,7 7,15 4,28 8. Jembatan Triping 28,9 6,79 4,16 9. Jembatan Dekat Rumah Makan Empang 29,3 7,46 5,19 10. Belakang Pasar Andonohu 30,1 7,70 6,90 Rerata 29,61 7,3 4,47 Baku Mutu 28-30 7-8,5 >5 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA, 2017 Laut merupakan tempat bermuaranya sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil. Dengan demikian, laut akan menjadi tempat berkumpulnya zat-zat pencemar yang terbawa oleh aliran sungai. Dari sekian banyak limbah yang ada di laut, limbah logam berat merupakan limbah yang paling berbahaya karena menimbulkan efek racun bagi manusia (Boran dan Altinok, 2010). Pencemaran logam berat yang masuk ke lingkungan perairan sungai akan terlarut dalam air dan akan terakumulasi dalam sedimen dan dapat bertambah sejalan dengan berjalannya waktu, tergantung pada kondisi lingkungan perairan tersebut (Wulan, et al., 2013).
  • 20. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari pertanian, industri dan kegiatan rumah tangga akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air. Perairan Teluk Kendari tentunya memungkinkan mendapat pengaruh negatif dari aktivitas manusia di daratan karena kota Kendari banyak dilalui sungai-sungai yang sebagian besar diantaranya (80%) bermuara di perairan Teluk Kendari. Hasil penelitian yang telah dilakukan di perairan Teluk Kendari mengenai konsentrasi logam berat merkuri dan kromium nampak berbeda jauh. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut. Tabel 4. Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) pada Air dan Sedimen di Perairan Teluk Kendari Kandungan Logam Berat Hg No Stasiun Air (mg L-1 ) Sedimen (mg kg-1 ) 1. Jembatan Kuning 0,0001 0,0015 2. Pelabuhan Nusantara 0,0001 0,0015 3. Kendari Beach 0,0001 0,0009 4. Jembatan Tipulu 0,0001 0,0021 5. Kawasan Mangrove (TWT) 0,0001 0,0021 6. Jamsostek Kemaraya 0,0001 0,0021 7. Hutan Mangrove Lahundape 0,0001 0,0015 8. Jembatan Triping 0,0001 0,0027 9. Jembatan Dekat Rumah Makan Empang 0,0001 0,0015 10. Pasar Andonohu 0,0001 0,0015 Rata-rata 0,0001 0,0018 Baku Mutu 0,001 0,3 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA, 2017
  • 21. Tabel 5. Konsentrasi Logam Berat Kromium (Cr) pada Air dan Sedimen di Perairan Teluk Kendari Kandungan Logam Berat Cr No Stasiun Air (mg L-1 ) Sedimen (mg kg-1 ) 1. Jembatan Kuning 0,0768 0,1462 2. Pelabuhan Nusantara 0,0846 0,1154 3. Kendari Beach 0,0769 0,1231 4. Jembatan Tipulu 0,0846 0,1615 5. Kawasan Mangrove (TWT) 0,0769 0,1615 6. Jamsostek Kemaraya 0,0846 0,1077 7. Hutan Mangrove Lahundape 0,0846 0,3385 8. Jembatan Triping 0,0846 0,1615 9. Jembatan Dekat Rumah Makan Empang 0,0846 0,1692 10. Pasar Andonohu 0,0769 0,2538 Rata-rata 0,08151 0,17384 Baku Mutu 0,005 100 Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Biologi MIPA, 2017 Pemanfaatan wilayah pesisir untuk kegiatan bidang perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya, pemukiman, transportasi laut, industrialisasi dan pertambangan menunjukkan peningkatan yang tinggi. Tingginya aktivitas perairan di Teluk Kendari dapat mengalirkan berbagai macam limbah yang dapat menimbulkan pencemaran, antara lain pencemaran oleh logam berat. B. Pembahasan Perairan Teluk Kendari pada lokasi ini memiliki luas sebesar 267,37 km2 yang dibagi menjadi 10 stasiun dan mengukur 4 parameter yaitu suhu, pH, DO serta kandungan logam berat merkuri dan kromium dengan masing-masing lokasi yang berbeda. Kondisi parameter lingkungan di perairan Teluk Kendari mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan uji kualitas air secara fisik dan kimia dapat diketahui bahwa pada masing-masing stasiun suhu dan pH relatif hampir sama sedangkan pada DO memiliki nilai yang berbeda-beda. Data pengamatan hasil analisis dideskripsikan sebagai berikut:
  • 22. 1. Suhu Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu sangat mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangan dari organisme organisme laut. Berdasarkan hasil pengukuran pada setiap stasiun, suhu air laut berkisar antara 28 0 C - 30,9 0 C dengan rata-rata suhu 29,61 0 C. Suhu di perairan Teluk Kendari berkisar 28-30,9 o C dengan rerata 29,61 o C, dimana suhu terendah terukur di stasiun 1 yaitu 28 o C dan suhu tertinggi terukur di stasiun 3 yaitu 30,9 o C. Variasi suhu ini terjadi karena pengukuran suhu dilakukan pada waktu siang hari sehingga ada pengaruh dari penyinaran matahari. Perbedaan suhu biasanya disebabkan oleh kondisi atmosfir, cuaca dan intensitas matahari yang masuk ke laut. Sorensen (1991) dalam Fauziah (2012) menyatakan bahwa peningkatan suhu perairan cenderung menaikan akumulasi dan toksisitas logam berat, hal ini terjadi karena meningkatnya laju metabolisme dari organisme air. Kenaikan suhu tidak hanya akan meningkatkan metabolisme perairan, namun juga dapat meningkatkan toksisitas logam berat di perairan (Sarjono, 2009). Perubahan suhu biasanya dapat mempengaruhi proses fisik, kimia dan biologi dalam air. Secara biologi, setiap organisme air memiliki kisaran toleransi suhu tertentu bagi kebutuhan hidup masing-masing, misalnya untuk pertumbuhan. Selain itu peningkatan suhu juga akan memengaruhi aktivitas metabolisme, respirasi, reaksi kimia dan lain-lain. Oleh karena itu representasi nilai suhu suatu perairan menjadi penting untuk dikaji sebagai informasi data penelitian kualitas lingkungan (selanno, 2009). Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa suhu perairan sesuai dengan kondisi kondisi lingkungan secara alami. 2. Derajat Keasaman (pH) Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa (Effendi, 2003). Kondisi perairan yang bersifat sangat asam atau basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme, karena akan mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi dan pada umumnya sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap perubahan pH.
  • 23. Berdasarkan hasil pengukuran, nilai pH di perairan Teluk Kendari berada pada kisaran 6,79-7,70 dengan rerata 7,3, nilai pH terendah terukur di stasiun 8 yakni 6,79 dan tertinggi terukur di stasiun 10 yakni 7,70. Derajat keasaman (pH) sebagai indikator kondisi alkalis air, juga penting di dalam proses-proses kimia perairan, seperti proses nitrifikasi. Tinggi rendahnya nilai pH pada suatu perairan dipengaruhi banyaknya logam berat yang masuk dalam perairan. Pada pH rendah logam umumnya berada dalam bentuk kation bebas sedangkan pada pH tinggi logam Hg dan Cr cenderung mengendap sebagai hidroksida tidak larut, oksida, karbonat atau fosfat (Mamboya, 2007). 3. Oksigen Terlarut (DO) Perairan Teluk Kendari berada pada Teluk yang semi terbuka, sehingga karakteristik perairan ini secara kimia akan sangat ditentukan oleh faktor-faktor fisik perairan ini. Diketahui bahwa konsentrasi oksigen terlarut di dalam perairan umumnya bersumber baik dari difusi udara maupun dari hasil fotosintesis microalgae. Hasil penelitian menunjukan oksigen terlarut dalam perairan berkisar antara 0,45 mg L-1 - 10,98 mg L-1 dengan rata-rata sebesar 4,47 mg L-1 . Kadar oksigen terlarut di perairan Teluk Kendari berkisar antara 0,45 - 10,98 mg/L dengan rerata 4,46 mg/L, dengan nilai DO tertinggi terukur di stasiun 6 yakni 10,98 mg/L dan terendah terukur di stasiun 1 yakni 0,45 mg/L. Perbedaan nilai pH ini disebabkan banyaknya limbah rumah tangga yang masuk ke perairan dan tingginya aktivitas pelayaran di Teluk Kendari. Banyaknya limbah yang masuk ke perairan Teluk Kendari menyebabkan jumlah oksigen terlarut semakin berkurang karena digunakan oleh mikroorganisme untuk menguraikan limbah. Peristiwa ini tentunya dapat berpengaruh terhadap fungsi biologis sehingga dapat menimbulkan lambatnya pertumbuhan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Fungsi oksigen selain untuk pernapasan organisme juga untuk mengoksidasi bahan organik yang ada di dasar sedimen. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam jumlah yang sedang akan menurunkan kegiatan fisiologis makhluk hidup dalam air diantaranya terjadi penurunan pada nafsu makan, pertumbuhan dan kecepatan berenang ikan. Kadar oksigen terlarut di perairan ini mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya kedalaman, namun ada juga beberapa diantaranya peningkatan kadar oksigen terlarut dengan bertambahnya kedalaman.
  • 24. 4. Kandungan Logam Berat (Hg dan Cr) pada Air Laut dan Sedimen di Perairan Teluk Kendari Perairan pesisir merupakan salah satu tipe perairan yang rentan terhadap bahaya pencemaran, karena perairan ini merupakan tempat bermuaranya sungai dan tempat berkumpulnya zat-zat pencemar yang terbawa oleh aliran sungai. Dari sekian banyak limbah yang ada di laut, limbah logam berat merupakan limbah yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Logam berat yang ada pada perairan, suatu saat akan turun dan mengendap pada dasar perairan, membentuk sedimentasi dan hal ini akan menyebapkan biota laut yang mencari makan di dasar perairan akan memiliki peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat tersebut. Peningkatan kadar logam berat pada air laut akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk proses metabolisme berubah menjadi racun bagi organisme laut. Kadar logam berat yang terlarut dalam air laut sangat tergantung pada keadaan perairan tersebut. Semakin banyak aktivitas manusia baik di darat maupun di pantai akan mempertinggi keberadaan logam berat dalam air laut (Amin et al., 2011). Masuknya kandungan logam berat ke dalam tatanan suatu lingkungan diakibatkan oleh adanya aktivitas manusia seperti buangan industri yang mengandung logam berat. Logam berat selanjutnya akan terabsorpsi masuk ke dalam tanah sehingga akan terjadi penumpukan jika buangan industri atau limbah terus menerus dibuang langsung ke tanah (Sudarwin, 2008). Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup, walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia (Supriyanto, 2007). Logam berat yang ada di perairan dapat masuk dalam sedimen dengan cara absorpsi. Adanya logam berat yang terendap dalam sedimen akan memberikan dampak negatif bagi organisme yang hidup di dasar sungai seperti kerang dan udang dan apabila dikonsumsi dapat berbahaya bagi kesehatan (Palar, 2008). Hasil pengukuran kadar logam berat merkuri (Hg) pada sedimen dan air di sepuluh stasiun disajikan pada Gambar 1 berikut.
  • 25. Gambar 1. Hasil Pengukuran Kadar Logam Berat Merkuri (Hg) pada Sedimen dan Air di 10 Stasiun Rendahnya kandungan merkuri (Hg) di perairan disebabkan adanya pergantian musim, yaitu musim penghujan dimana air hujan akan melarutkan logam merkuri (Hg) yang berada di perairan. Dalam air, merkuri sering terdapat dalam bentuk Hg2+ dan CH3Hg+ . Namun, apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Linda (2014) di perairan Teluk Kendari jauh lebih tinggi yaitu sebesar 0,0048 mg L-1 -0,0051 mg L-1 . Hal ini dikarenakan perbedaan tempat pengambilan sampel, serta banyaknya penggunaan senyawa merkuri yang digunakan dibidang pertanian. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 1, bahwa kandungan logam berat merkuri di sedimen Teluk Kendari bervariasi antara 0,0009 mg kg-1 hingga 0,0027 mg kg-1 dengan rata-rata 0,0018 mg kg-1 . Dari 10 stasiun di atas stasiun 8 memiliki nilai kandungan merkuri di sedimen paling tinggi dibandingkan dengan stasiun lainnya, karena banyaknya limbah rumah tangga yang ada di badan air dan di dasar perairan serta rendahnya kandungan merkuri di sedimen karena lingkungan perairan dapat memperbaiki kondisinya baik pada air maupun di sedimen. Kondisi lingkungan pada tempat pengambilan sampel di setiap lokasi terdapat banyaknya sampah-sampah di badan-badan air dan di sedimen, hal ini disebabkan kebiasaan masyarakat kota Kendari yang membuang sampah disembarang tempat atau di badan-badan air mengakibatkan pencemaran di Teluk Kendari semakin parah mengingat Teluk Kendari merupakan semua muara aliran air yang mengalir di Kota Kendari. Beban pencemaran yang masuk di Teluk Kendari tentunya akan
  • 26. mempengaruhi kualitas lingkungan perairan. Kualitas lingkungan perairan sangat penting karena berkaitan dengan biota yang hidup didalamnya. Konsentrasi logam berat kromium di perairan Teluk Kendari menunjukkan hasil yang bervariasi yakni 0,0768 mg L-1 - 0,0846 mg L-1 dengan rata-rata 0,08151 mg L-1 . Kandungan Cr tertinggi ditemukan pada stasiun 2, 4, 6, 7, 8, dan 9. Hal ini disebabkan adanya pembuangan limbah. Taftazani (2007) menyatakan bahwa sumber-sumber logam berat kromium pada perairan yang berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah industri sampai limbah rumah tangga, salah satunya terdapat dalam formula deterjen. Rendahnya kandungan kromium di perairan terdapat pada stasiun 1, 3, 5, dan 10 yakni sebesar 0,0768 mg L-1 hal ini diduga disebabkan oleh adanya ekosistem mangrove dan pergerakan air laut yang dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor fisika seperti angin, arus, gelombang dan pasang surut sehingga terjadi pengenceran yang terus menerus. Dimana mangrove mampu menyerap pencemar logam berat dari perairan yang sudah tercemar. Dengan demikian tumbuhan mangrove dapat dijadikan tanaman fitoremediasi terhadap pencemaran logam berat di perairan Indonesia. Hasil pengukuran kandungan logam berat kromium (Cr) di perairan dan sedimen di 10 stasiun dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Hasil Pengukuran Kadar Logam Berat Kromium (Cr) pada Sedimen dan Air di 10 Stasiun
  • 27. Logam berat kromium dalam suatu perairan berasal dari alam dalam jumlah yang sangat kecil seperti proses pelapukan batuan dan run-off dari daratan, namun logam berat kromium dapat meningkat dengan jumlah yang besar akibat oleh kegiatan manusia seperti kegiatan industri, limbah rumah tangga dan kegiatan lainnya memalui limbah yang masuk ke dalam perairan. Logam berat yang masuk dalam lingkungan sebagian akan terserap masuk ke dalam tanah (sedimen) dan sebagian akan masuk dalam sistem aliran sungai yang selanjutnya akan terbawa ke laut. Logam berat yang masuk dalam ekosistem laut akan mengendap ke dasar perairan dan terserap dalam sedimen (Jaibet, 2007). Pada Gambar 2 menunjukan bahwa kandungan logam berat kromium yang terlarut dalam sedimen berkisar 0,1077 mg kg-1 - 0,3385 mg kg-1 dengan rata-rata sebesar 0,17384 mg kg-1 . Tingginya kandungan kromium di sedimen pada stasiun 7 diduga disebabkan oleh sifat akumulatif dengan jangka waktu yang lama dan terus menerus pada sedimen yang mempunyai sifat relatif menetap, tidak bergerak pada daerah estuaria di lokasi penelitian, dimana sumber dari kromium yaitu buangan limbah rumah tangga, penyamaan kulit dan penggunaan cat. Rendahnya kandungan kromium di sedimen pada stasiun 6 diduga disebabkan kromium memang sudah cukup banyak terakumulasi di perairan. Kondisi lingkungan di tempat pengambilan sampel di setiap lokasi terdapat banyaknya sampah-sampah di badan-badan air dan di sedimen, hal ini disebabkan kebiasaan masyarakat kota Kendari yang membuang sampah disembarang tempat atau di badan-badan air mengakibatkan pencemaran di Teluk Kendari semakin parah mengingat Teluk Kendari merupakan semua muara aliran air yang mengalir di kota Kendari. Beban pencemaran yang masuk di Teluk Kendari tentunya akan mempengaruhi kualitas lingkungan perairan. Kualitas lingkungan perairan sangat penting karena berkaitan dengan biota yang hidup di dalamnya. Perbedaan pencemaran konsentrasi logam berat antara air laut dan sedimen terlihat pada gambar di atas, hal tersebut menunjukan terjadinya akumulasi logam dalam sedimen sehingga terjadi penumpukan di dasar perairan dikarenakan sifat logam berat yang akan mengalami pengendapan atau sedimentasi. Logam berat yang terdapat di air laut masih bergerak bebas akibat arus, pasang surut dan gelombang sehingga terjadinya pengenceran. Logam berat yang masuk keperairan air laut akan diserap partikel yang tersuspensi yang mengakibatkan kandungan logam berat dalam sedimen umumya lebih tinggi dibandingkan pada air laut.
  • 28. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat pencemaran di perairan pesisir Teluk Kendari dapat dilakukan dengan penanaman vegetasi mangrove. Vegetasi mangrove merupakan satu-satunya tipe vegetasi yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di kawasan pesisir yang merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Vegetasi mangrove mempunyai kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam yang tinggi, kondisi tanah yang kurang stabil dan kondisi lingkungan yang tercemar. Vegetasi mangrove secara tidak langsung juga sangat berperan dalam mengurangi konsentrasi logam berat dalam perairan. Tumbuhan mangrove mempunyai kapasitas sebagai pendukung kehidupan mikro organisme pengurai limbah. Keberadaan vegetasi mangrove pada perairan yang tercemar dapat memperluas area tempat mikro organisme pengurai limbah tersebut melekat untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan akar mangrove akan mengeluarkan oksigen sehingga akan terbentuk zona rizosfer yang kaya oksigen. Dengan semakin banyaknya vegetasi mangrove yang hidup pada perairan yang tercemar, akan semakin banyak mikro organisme pengurai yang hidup, berkembang dan melekat pada jaringan vegetasi mangrove tersebut. Banyaknya mikroorganisme pengurai limbah yang hidup dalam perairan mangrove akan meningkatkan kinerja pembersihan bahan pencemar secara menyeluruh, dikarenakan organisme mikro tersebut mencerna bahan pencemar dalam rangka memperoleh energi. Mekanisme inilah yang menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam perairan mangrove akan berkurang (Kusumastuti, 2009). VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Konsentrasi logam berat merkuri pada air laut 0,0001 mg L-1 dan di sedimen 0,0018 mg kg-1 sedangkan kandungan logam kromium di air laut 0,08151 mg L-1 dan di sedimen 0,17384 mg kg-1 . 2. Konsentrasi logam berat merkuri masih memenuhi baku mutu perairan baik di air maupun di sedimen, namun kandungan logam berat kromium di air telah melewati baku mutu perairan berdasarkan Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 sedangkan di sedimen belum melewati baku mutu IADC/CEDA Tahun 1997.
  • 29. B. Saran Saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu mengingat kandungan logam berat kromium di air telah melewati baku mutu maka perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keberadaan kromium terhadap biota laut untuk keamanan konsumsi produk perikanan atau perairan serta saran kepada pemerintah daerah agar Teluk Kendari dikelola secara rasional dan ramah lingkungan serta meminimalkan terjadinya pencemaran logam berat agar kota Kendari dapat menjadi kota layak ekologis. DAFTAR PUSTAKA Amin, B., Evy Afriyani dan Mikel A.S., 2011. Distribusi Spasial Logam Pb dan Cupada Sedimen dan Air Laut Permukaan di Perairan Tanjung Buton Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Teknobiologi Vol 2 No 1 Hal 1-8. Arifin, B. 2012. Analisis Kandungan Logam Berat Logam Cd, Cu, Cr, dan Pb dalam Air Laut di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Jurnal Teknik Lingkungan. Universitas Andalas. 9 (2) : 139-145. Boran M & Altinok I. 2010. A Review of Heavy Metals in Water, Sediment and Living Organisms in the Black Sea. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 10 : 565-572. Deri, Emiyarti, dan Afu, L., 2013. Kadar logam Berat Timbal (Pb) pada akar Manggrov eAvicena marina di perairan Teluk Kendari. jurnal Mina Laut Indonesia, Vol 1 (1); 38-48. Universitas Halu Oleo: Kendari. Dwitawati, D. A., Sulistyarsi, A., dan Widiyanto, J. 2015. Biomonitoring Kualitas Air Sungai Gandongan Dengan Biondikator Makroinvertebrata Rata Sebagai Bahan Petunjuk Praktikum Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkngan SMP Kelas VII. Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madium. Jurnal Florea, 2 (1) :41-46. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Environmental Protection Agency. 2007. Merkuri Compounds. Sumber: http//www.epa.gov//ttnatw01/hlthef/mercury html. Diudah pada tanggal 31 mei 2013. Fanihusiti L.C., 2014. Distribusi Logam Berat Merkuri Hg Pada Air, Sedimen Dan Biota Di Perairan Teluk Kendari. [Skripsi]. Unuversitas Halu Oleo. Kendari.
  • 30. IACD/CEDA. ,1997, Conventions, Codes, and Conditions : Marine Disporsal. Environmental Aspects of Dredging. Kusumastuti, W. 2009. Evaluasi lahan basah bervegetasi mangrove dalam mengurangi pencemaran lingkungan : Studi kasus di Desa Kepetingan Kabupaten Sidoarjo. [Tesis]. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak diterbitkan). KMNLH, Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Kantor Menteri Negara Kependudukan Lingkungan Hidup 2004. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Kep-51/MNLH/2004. Sekretariat Negara, Jakarta. Mamboya, F.A. 2007. Heavy Metal Contamination and Toxicity. Stockholm University. Minohara Al, H., 2015. Studi Adsorpsi Logam Cr ( VI) Menggunakan Polieugenol Sebagai Adsorben. [Skripsi]. Universitas Halu Oleo. Kendari. Palar, H. 1994. Pencemarandan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. ________. 2008. Pencemarandan Toksikologi Logam Berat. Pernerbit Rineka Cipta, Jakarta. Riyanto S. 2015. Kajian potensi suhu air laut perairan pulau tarakan dan bunyu sebagai sumber energi terbarukan. Jurnal sain dan teknologi. Vol 10 No 1 Hal 82. Rochyatun, E dan Rozak, A. 2007. Jurnal Pemantauan Kadar Logam Berat Dalam Sedimen di PerairanTeluk Jakarta. Kelompok Penelitian Pencemaran Laut. Bidang Dinamika Laut. Pusat Penelitian Oseanografi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. Vol 11. No.1: 28-36. Soegiarto, A. 1976. Sumber-sumber pencemaran. Seminar pencemaran laut. LON- LIPI ISOI. Jakarta. Sudarwin. “Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb dan Cd) pada Sedimen Aliran Sungai dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang Semarang”.[ Tesis]. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2008. Widowati, W., dkk., (2008). EfekToksik Logam. Penerbit Andi, Yogyakarta.
  • 31. Wulan SP, Thamrin & Amin B. (2013). Konsentrasi, Distribusi dan Korelasi Logam Berat Pb, Cr dan Zn pada Air dan Sedimen di Perairan Sungai Siak sekitar Dermaga PT. Indah Kiat Pulp and Paper Perawang-Provinsi Riau. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Riau. Yudo, S. 2006. Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai DKI Jakarta. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol2 : 1. Quano.1993. Training Manual On Assessment Of The Quality And Tipe Of Land Bassed Pollution Discharges Into The Marine And Coastal Environment. UNEP. Bangkok. View publication statsView publication stats