Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar sistem informasi perusahaan seperti analisis proses bisnis, konsep penjualan, persediaan, pembelian, dan perencanaan basis data. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi dan tujuan dari masing-masing konsep serta tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam perencanaan basis data seperti pendefinisian ruang lingkup sistem dan analisis kebutuhan pengguna.
1. TUGAS BASIS DATA II
“PAPER REVIEW”
DISUSUN OLEH :
ARIF RAHMAN W
150401192
DOSEN PENGAMPU : HARUN MUKHTAR, S.KOM.,M.KOM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TEKNIK INFORMATIKA
2017
2. Materi 1 : Analisis Proses Bisnis
Pengertian analisis proses bisnis
Edwars, Wards dan Bytheway (2001 : 92) mengemukakan “ analisis proses
adalah teknik pertama melihat proses-proses bisnis dan cara yang mendetail di
mana informasi dan barang di pindahkan, ini meliputi analisis input, langkah-
langkah proses yang diterapkan untuk input tersebut dan hasil output”. Menurut
Edwars, Wards dan Bytheway (2001:39),”Analisis kegiatan bisnis harus
menggambarkan proses utama bisnis yang memungkinkan untuk menyediakan
produk dan layanan bagi konsumen, sebaik apa yang perlu dilakukan untuk
mengontrol dan mengembangkan bisnis”.
Menurut Martin (1990), ada dua tahap untuk menggambarkan model suatu
perusahaan. Tahap pertama adalah mengidentifikasikan unit organisasi, lokasi,
fungsi dan tipe entitasnya. Hal tersebut mengidentifikasikan di mana fungsi adalah
untuk melihat bentuk kerja suatu perusahaan, tipe entitas apa yang digunakan,
bagaimana mereka menghubungkan ke dalam diagram organisasi, apa saja unit
organisasinya di dalam lokasi tertentu dan lain-lain. Tahap kedua adalah
menciptakan sebuah diagram hubungan entitas, menciptakan matrik yang
menggambarkan secara detail tipe entitas dan fungsinya, serta melakukan peng-
cluster-an. Matrik-matrik yang di buat harus di cluster untuk membantu
mendefinisikan bisnis area yang merupakan focus utama dalam analisis area
bisnis.
Klasifikasi proses Bisnis
Terdapat berbagai cara mengklasifikasikan proses bisnis. Salah satu cara adalah
TOPP Program, yang mengelompokkan proses bisnis menjadi :
1. Proses Utama ( Primary Processes)
Proses-proses yang menghasilkan nilai dalam perusahaan mulai dari
penerimaan material dari supplier sampai aktivitas di pihak pelanggan.
2. Proses Pendukung (Support Processes)
Proses-proses yang tidak langsung menghasilkan nilai tetapi diperlukan
untuk mendukung proses utama.
3. Proses Pengembangan ( Development Processes) Proses-proses untuk
meningkatkan kinerja rantai nilai dengan proses utama dan pendukung.
Analisis Sasaran dan Masalah
Sasaran yang berbeda dapat memiliki perencanaan yang berbeda. Oleh
karena itu sasaran dibagi menjadi 2 kategori (Martin,1990 : 71), yaitu :
1. Tactical goals relate to short-term tactics and have a planning
horizon of about a year, occasionally two years.
2. Long-term goals relate to a planning horizon of five years or so,
occasionally longer.
3. Alat Bantu dalam ISP
Dalam melakukan analisis proses bisnis, kita membutuhkan beberapa alat
bantu dalam pembuatannya. Alat bantu menurut Martin (1990 : 147) adalah :
1. Entity Relationship Diagram (ERD). ERD membantu dalam hal pemisahan
antara entitas dan fungsi bisnis ke dalam grup yang terpisah untuk Business Area
Analysis (BAA). Alat bantu ini disajikan dalam bentuk diagram. Membuat chart dari
entitas dan hubungannya, yang merupakan overview dari data yang harus
dimasukkan ke dalam database perusahaan. Entitas tersebut dihubungkan dengan
fungsi bisnis di dalam matrik yang kemudian di-clustering untuk menentukan
perpaduan grup dari entitas dan fungsi.
2. Matriks
Dengan penggunaan matriks kita dapat lebih mudah dalam mengidentifikasikan
masalah yang ada dalam perusahaan.
Pada pembuatan matriks, seorang analis harus mengisi matriks untuk dapat
mengidentifikaikan fungsi mana yang harus dibuat, dibaca , di perbaharui, dan
hapus pada setiap entitas.
Mengemukakan bahwa pada pembuatan matriks terdapat tahapan dalam membuat
clustering-nya (Martin,1990 : 173), yaitu :
Tahap pemetaan
Tahap pemindahan subject data
Tahap pengelompokkan
Pemberian nama pada kelompok
4. Materi 2 : Konsep penjualan
Pengertian penjualan
Penjualan adalah sebuah cara yang dilakukan seorang penjual untuk mengajak
dan mempengarui pribadi seseorang untuk membeli barang atau jasa yang sedang kita
tawarkan.
Jenis transaksi penjualan
Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan dalam bukunya
“Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Penjualan Tunai
2. Penjualan Kredit
3. Penjualan Tender
4. Penjualan Ekspor
5. Penjualan Konsinyasi
6. Penjualan Grosir
Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Penjualan Tunai
Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara
kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.
B. Penjualan Kredit
Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
C. Penjualan Tender
Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk
memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.
D. Penjualan Ekspor
Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang
mengimpor barang tersebut.
E. Penjualan Konsinyasi
Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga
sebagai penjual.
F. Penjualan Grosir
Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui
pedagang grosir atau eceran.
5. Tujuan penjualan
Dalam suatu usaha kegiatan penjualan adalah sebuah kegiatan yang penting, karena
dengan adanya kegiatan penjualan sebuah usaha bias mendapatkan sebuah laba atau
keuntungan untuk menunjang kelangsungan usaha tersebut.
Tujuan umum penjualan yaitu :
1. Mencapai sebuah target penjualan.
2. Mendapatkan sebuah keuntungan.
3. Untuk Mendukung pertumbuhan usaha yang di lakukan.
Materi 3 : Konsep persediaan
PERSEDIAAN
Persediaan adalah asset yang tersedia untuk dijual dalam proses bisnis biasa
atau aset yang ada dalam proses produksi untuk dijual kembali , atau asset dalam
bentuk material atau bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi. Aset disini
dapat berbentuk barang atau jasa.
Faktor Biaya Persediaan
Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan
kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara
tepat.Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan
optimal,sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan pada sisi lain
perusahaan dapat memperoleh keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi
setiap permintaan yang datang. Karena persediaan yang kurang akan sama tidak
baiknya dengan persediaan yang berlebihan, sebab kondisi keduanya memiliki beban
dan akibat masing-masing. Bila persediaan kurang, maka perusahaan tidak akan
dapat memenuhi semua permintaan sehingga akibatnya pelanggan akan kecewa dan
beralih ke perusahaan lainnya.
Tujuan Pengelolaan Persediaan
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah
tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah
untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh
penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut. Hal inilah yang dianggap
penting untuk dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat menunjukkan tingkat
persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi
dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis. Dengan demikian yang
dimaksud dengan pengelolaan persediaan adalah“Kegiatan dalam memperkirakan
jumlah persediaan (bahan baku dan penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak
6. terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau
permintaan”
Jenis persediaan
Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang
dijalani dan berdasarkan tujuan. Pembagian berdasarkan proses manufaktur, maka
persediaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
1. Persediaan bahan baku.
2. Persediaan bahan setengah jadi.
3. Persediaan barang jadi.
Faktor yang Menentukan Persediaan
Yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah bagaimana menentukan persediaan
yang optimal, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya persediaan. Sebenarnya perlu dibedakan antara persediaan bahan baku dan
bahan jadi, namun yang dimaksud dengan persediaan dalam kaitannya dengan
kegiatan produksi adalah bahan baku dan penolong. Besar kecilnya persediaan bahan
baku dan bahan penolong dipengaruhi oleh faktor :
1. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku
yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku.
2. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang
tinggi dan sebaliknya.
3. Sifat bahan baku, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan
lama (undurable good)
Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat tahan lama, maka tidak ada salahnya
menyimpannya dalam jumlah besar. Agar kontinuitas produksi tetap terjaga, maka
untuk berjaga-jaga perusahaan sebaiknya memiliki apa yang dinamakan dengan
persediaan cadangan (safety stock). Persediaan cadangan atau disebut pula
persediaan pengaman adalah persediaan minimal bahan baku yang harus
dipertahankan untuk menjaga kontinuitas produksi.
MATERI 4 : Konsep pembelian
Definisi pembelian
Pembelian adalah suatu usaha yang digunakan dalam perusahaan untuk
pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Secara umum pembelian adalah
7. usaha pengadaan barang atau jasa dengan tujuan yang yang akan digunakan sendiri,
untuk kepentingan proses produksi maupun untuk dijual kembali, baik dengan atau
tanpa proses, dalam proses pembelian yang ada agar kegiatan pembelian dapat
dilakukan dengan benar.
Pembelian menurut para ahli
1. Gelinas dan Dull(2011:430), berpendapat bahwa :
Proses pembelian adalah suatu struktur interaksi antara orang-orang, peralatan,
metode-metode, dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai fungsi utama-
utama sebagai berikut :
Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari bagian pembelian dan
penerimaan.
Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur bagian
pembelian dan penerimaan.
Membantu dalam penyajian laporan eksternal dan laporan internal.
2. Soemarso S.R (2009:208), dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar :
Pembelian (Purchasing) adalah akun yang digunakan untuk mecatat semua
pembelian barang dagangan dalam suatu periode.
Fungsi pembelian
Fungsi pembelian adalah untuk memperoleh informasi mengenai harga barang,
menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan
pesanan pembelian kepada pemasok yang dipilih.
Proses pembelian
Sebuah struktur interaksi antara orang-orang, peralatan, metode-metode, dan
pengendalian yang dirancang untuk mencapai fungsi-fungsi utama berikut :
Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari bagian pembelian dan
penerimaan.
Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur bagian
pembelian dan penerimaan.
Membantu dalam penyajian laporan eksternal dan laporan internal.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus pembelian adalah :
Inventory management/logistics
Fungsi pembelian utama berfokus pada pemilihan pemasok yang dari
manapersediaan itu nantinya akan dibeli. Fungsi penerimaan bertanggung jawab
dalam menerima barang yang dipesan oleh perusahaan, memeriksa jumlah dan
kondisi barang tersebut, dan memindahkannya kegudang.
8. Finance/accounting
Fungsi ini memiliki bertanggung jawab yang berhubungan dengan data
keuangan, informasi,perencanaan dan pengendalian atas sumber daya. Untuk siklus
pengeluaran, finance/accounting mencakup :
1. Fungsi pengeluaran kas, yaitu bertanggung jawab meyiapkan cek untuk
pengeluaran dan memelihara data-data yang berhubungan dengan pengeluaran
kas.
2. Fungsi pengedaliaan persediaa, yaitu yang bertanggung jawab memelihara data-
data persediaan dan mengajukan permintaan pembeliaan.
3. Fungsi utang usaha, yaitu bertanggung jawab memelihara data-data utang
pemasok dan meyetujui faktur pemasok untuk pembayaran.
4. Fungsi jurnal umum, yaitu bertanggung jawab untuk memelihara akun-
akun,aset,ekuitas beban, dan pendapatan.
Materi 5 : Perencanaan Basis Data
Perencanaan Basis Data
Perencanaan basis data mencakup kegiatan yang memungkinkan tahapan siklus
pengembangan sistem database dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin.
Fase ini harus di integrasikan dengan keseluruhan strategi Sistem Informasi organisasi.
Langkah pertama dalam perencanaan basis data adalah mendefinisikan pernyataan
misi dan tujuan sistem database. Itulah definisi dari:
1. Tujuan utama dari sistem database
2. Tujuan sistem database
3. Tugas yang didukung dari sistem basis data
4. Sumber daya sistem database
Tahapan – tahapan perencanaan basis data
System Definition
Adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data dan
pandangan-pandangan utama para pengguna. Sebelum mendesain suatu aplikasi basis
data, terlebih dahulu mengindentifikasikan batasan-batasan dari sistem yang sedang
diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari sistem informasi perusahaan.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama
basis data yang terlupakan ketika dilakukan pengembangan aplikasi. Disini ditetapkan
aturan-aturan yang berkaitan dengan hasil perencanaan yang mencakup hal-hal seperti SDM,
Marketing dsb.
9. Dalam fase definisi sistem, ruang lingkup dan batasan aplikasi database dijelaskan. Deskripsi
ini meliputi:
1. Terhubung dengan sistem informasi lain dari organisasi
2. Apa sistem yang direncanakan akan lakukan sekarang dan di masa
3. Depan Siapa pengguna sekarang dan di masa depan
Requirements Collection and Analysis
Selama tahap pengumpulan dan analisis persyaratan, pengumpulan dan
analisis informasi tentang bagian perusahaan yang akan dilayani oleh database
selesai. Hasilnya bisa meliputi misalnya:
1. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan
2. Rincian bagaimana data akan digunakan atau dihasilkan
3. Persyaratan tambahan untuk sistem database baru
Database Design
Fase perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahap:
1. Desain database konseptual
2. Desain database logis
3. Desain database fisik
Pada tahap perancangan basis data konseptual, model data yang akan digunakan
terlepas dari semua pertimbangan fisik harus dibangun. Model ini didasarkan pada
spesifikasi persyaratan sistem.Pada tahap perancangan basis data logis, model data
yang akan digunakan didasarkan pada model data tertentu, namun tidak tergantung
pada sistem manajemen basis data tertentu. Ini didasarkan pada model data target
untuk database mis. Model data relasionalPada tahap perancangan basis data fisik,
deskripsi implementasi database pada secondary storage dibuat. Hubungan dasar,
indeks, batasan integritas, keamanan, dll didefinisikan dengan menggunakan bahasa
SQL.
Pemilihan Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Tahap ini bersifat opsional artinya dalam hal penentuan DBMS mana yang akan
digunakan sangat bergantung dari kasus yang dihadapi, contoh jika ada kasus
pembuatan database untuk kasus praktek dokter yang hanya membutuhkan dua entitas
yaitu dokter dan pasien dengan asumsi pada setiap bulannya akan didapat rata-rata
pasien berjumlah 500-600 orang, maka DBMS yang digunakan tidak harus
menggunakan DBMS yang memerlukan konfigurasi rumit seperti SQL Server, Oracle
dsb namun cukup dengan DBMS yang sederhana seperti MS Access.
10. Maintenance
Pemeliharaan operasional adalah proses monitoring dan pemeliharaan sistem
basis data.Pemantauan berarti kinerja sistem diamati. Jika kinerja sistem berada di
bawah tingkat yangdapat diterima, penyetelan ulang atau reorganisasi database
mungkin diperlukan.Mempertahankan dan meningkatkan sistem basis data berarti,
ketika persyaratan baru muncul, siklus pengembangan baru akan dilakukan.
Contoh alur perencanaan database
.