SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
ANALISIS STABILITAS LERENG BADAN JALAN REL KERETA
API YANG DIPERKUAT GEOTEKSTIL
PRESENTASI
SIDANG
SKRIPSI
Yogyakarta, 8 November 2015
Oleh :
Arif Nurdiyat Nandaru
09511164
Jurusan Teknik Sipil
FTSP
Pembimbing 1
Ir. H. Bachnas, M. Sc
Pembimbing 2
Rifqi Abdurrozak, ST. M. Eng
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Latar Belakang Rumusan Masalah danTujuan
Penelitian
Batasan Penelitian
PENDAHULUAN
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
• Beban dinamis kereta
• Distribusi beban kereta api
• Panjang deformasi
• Angka aman lereng asli, lereng struktur
baru, dan lereng struktur baru yang
diperkuat geotekstil
• Lokasi studi ruas Semarang-Grobogan KM 29+400
• Analisis stabilitas lereng dengan Plaxis 8.2
• Beban gempa diperhitungkan wiilayah Purwodadi
• Waktu interval gempa dari tesis Ismanti,2012
• Geotekstil yagn dipakai tipe woven HRX 300 PT Tetrasa
Geosindo
• Data tanah digunakan dari Lab.Mektan UNDIP dalam
Christianto dan Adi (2013)
• Dimensi lereng asli dan DPT berdasarkan pengukuran
dilapangan
• Pekerjaan drainase tidak dianalisis tetapi hanya diamati
• TA hanya mencakup pemodelan lereng dan anallisa
lereng dengan output angka aman
• Metode pelaksanaan pekerjan dan biaya tidak dibahas
• Kondisi geografis jalan rel ruas
Semarang-Grobogan KM 29+400
• Kemiringan dan kerusakan DPT
• Tanah bergereak
Lokasi Penelitian
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
TINJAUAN
PUSTAKA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
Nama Peneliti Zahrina P. Susanto Adi dan Sukmajati
Tahun 2013 2013 2014
Judul Perbandingan Stabilitas Lereng Tanpa dan
Dengan Perkuatan Geotekstile Menggunakan
Progam Plaxis Versi 8.5
Analisis Distribusi Beban Kereta Api
pada Timbunan Jalur Kereta Api
Perencanaan Jalur Ganda (Double
Track) Jalan Rel
Lokasi Lereng Sta.2+225, Proyek Jalan Tol Semarang
– Solo
Jalan Kereta Api KM 410+900 dan KM
472+800 lintas Kroya-Kutoarjo
Antara Stasiun Semarang Tawang –
Stasiun Gubug
Metode Analisa stabilitas lereng menggunakan program
Plaxis 8.5
1. Analisa distribusi beban kereta api
dengan metode Clarke, Schramm,
AREA, BoEF dan JNR, dan
AREA,dan Talbot.
2. Analisa stabilitas lereng
menggunakan progam Geo Slope
2007
Perencanaan sesuai dengan
Peraturan Dinas No.10
Struktur jalan rel
Distribusi gaya pada jalan rel
Kestabilan komposisi timbunan jalan rel
Perkuatan lereng dengan geotekstil
LANDASAN TEORI
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
• Struktur jalan rel adalah struktur elastis, dengan pola distribusi beban yang cukup rumit,
sebagai gambaran adalah tegangan kontak antara rel dan roda adalah sekitar 6000 kg/cm2,
dan harus ditransfer ke tanah dasar yang berkekuatan hanya sekitar 2 kg/cm2 (Hedi Hidayat &
Rachmadi, 2001).
• (Sumber : Hedi Hidayat & Rachmadi, 2001)
Struktur Jalan Rel
Distribusi gaya pada jalan rel
Distribusi gaya
Gaya vertikal
Gaya lokomotif
Lebar jalan 1067 mm Beban gandar max 18 T
Lebar jalan 1435 mm Beban gandar max 22,5 T
Gaya kereta
Berat kereta max 40
T
Gaya gerbong
Prinsip beban sama
Faktor dinamis
Akibat beban
dinamik
kendaran
Gaya horisontal
Snake motion
kereta api
Gaya angin
Gaya
sentrifugal
Kestabilan kontruksi timbunan jalan rel
Kontruksi badan jalan
pada timbunan
• Material timbunan
mudah dipadatkan,
stabil terhadap KA,
curah hujan dan
gempa
• Lapisan dasar
(subgrade) miring
kearah luar sebesar
5%
• Tinggi timbunan >6m
maka setiap ketinggian
6m harus dibuat berm
selebar 1,5m
• Selanjutnya, dalam PM
Perhubungan no.60 th
2012
Kuat dukung fondasi
timbunan
• Mampu menopang
beratnya sendiri
• Penurunan batas yang
diterima
• Mempertahankan
bentuk timbunan
• Mempertahankan sifat
tekniknya
Stabilitas lereng
terhadap longsor
• Faktor penyebab
keruntuhan lereng
• Beban luar
• Topografi
• Seismik
• Aliran air tanah
• cuaca
Perkuatan lereng dengan geotekstil
• Tanah di lapangan umumnya besifat lepas, mudah tertekan, mempunyai permeabilitas yang
tinggi dan sifat-sifat lain yang tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah
tersebut harus diberi perkuatan. Teknik perkuatan tanah yang berkembang hingga saat ini
menggunakan material yang mempunyai sifat fleksibelitas relatif tinggi (Purwanto, 2012).
Geotekstil anyam (woven)
Geotekstil nir anyam (non-woven)
HRX 300 produksi
PTTetrasa Geosinindo
Fungsi geotekstil
Meloloskan air tapi mampu
menahan partikel tanah
yang terbawa aliran dari sisi
ke sisi lainnya
Lapisan penyaring
(filter)
Menghindari terjadinya
kontaminasi dan
pencampuran yang
mungkin terjadi di antara
dua material yang berbeda
Lapisan pemisah
(separator)
Kemampuan geotekstil
yang mampu menahan
tarikan dan mampu
menahan geser (karena
gesekan tanah), maka
geotekstil dapat digunakan
sebagai perkuatan pada
tanah
Lapisan perkuatan
(reinforcement)
Menahan butiran tanah
yang terbawa oleh aliran
air agar butiran tanah tidak
masuk ke dalam saluran
drainase
Penyaluran air
(drainase)
METODE PENELITIAN
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
Mulai
Analisis beban aksial kereta api
Input data Plaxis 8.2
Analisis stabilitas lereng asli badan jalan rel
Angka aman
Redesign
Input data Plaxis 8.2
Analisis stabilitas lereng struktur baru
Angka aman ≥1,3
Pembahasan
Input data Plaxis 8.2
Analisis stabilitas lereng struktur baru dengan geotekstil
Angka aman ≥1,3
Pembahasan
Kesimpulan
Penutup
TidakTidak
YAYA
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
1. Analisis distribusi tegangan
a. Analisis beban aksial
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan no.60 th 2012, beban gandar maksimum 18T dan kecepatan maksimum
120 km/jam. Akibat beban dinamik kereta api maka timbul faktor dinamik.Transformasi gaya statis ke gaya dinamis
dipakai persamaan :
dimana,
P = gaya statis roda
= 0,5 x beban gandar
= 0,5 x 18 ton
= 9 ton
= 9000 kg
Pd = P + 0,01 P (Vrencana -5)
V rencana = 1,25 x 120 = 150 km/jam
= 150/1,609 mil/jam
= 166,13 kN
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
Distribusi beban roda pada bantalan berurutan :
Beban aksial pada balas
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Akibat P1 23% 40% 23% 7% 0% 0%
Akibat P2 0% 7% 23% 40% 23% 7%
Akibat P3 0% 0% 0% 7% 23% 40%
Total 23% 47% 46% 54% 46% 47%
Total (kN) 38,21 78,08 71,43 89,71 71,43 78,08
Perhitungan pembebanan selanjutnya
digunakan beban maksimum, yaitu
sebesar 89,71 kN atau 9147,76 kg.
Sumber : Profilidis (2006)
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
b. Analisis beban mati struktur badan jalan rel kereta api
Beban mati
struktur
Beban rel
kereta api
Beban
bantalan rel
kereta api
2 x 54,4 kg/m = 108,8 kg
Jarak antar bantalan 60 cm
Rel tipe R54
Beban rel 60% beban per meter
= 60% x 108,8 kg = 65,28 kg
= 0,64 kN
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan No.60 th 2012
Berat bantalan beton
= 200 kg/buah
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
c. Analisis beban yang bekerja pada balas tepat dibawah bantalan
1) Analisis tekanan kontak rerata pada balas dan tanah dasar dengan Metode Persamaan Clarke
30 cm
15 cm
E = 250 kg/cm2
E = 125 kg/cm2
E = 92 kg/cm2
He = 53,01 cm
Nilai ketebalan balas ekuivalen
Tekanan kontak rerata bantalan
dengan balas = 18,46 N/cm2
σ1= tekanan vertikal
B = lebar bantalan = 25 cm
L = panjang bantalan = 200 cm
Beban yang bekerja pada tanah dasar setelah didistribusikan oleh balas dengan tebal balas
ekuivalen 53,01 cm sebesar 4,604 N/cm2
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
2) Analisis tekanan kontak rerata pada balas dan tanah dasar dengan Metode Beam on Elastic Foundation (BoEF) dan
JNR
σ1= ke . y
Ke = modulus reaksi balas =10 kg/cm3
Y = lendutan maksimum balas
dimana,
E = modulus elastisitas bantalan = 156767,34 kg/cm2
Ix = momen inersia bantalan = 15113,44 cm4
K = modulus balas = b x ke = 25 x 10 = 250 kg/cm2
dengan b = lebar bantalan = 25 cm
I = panjang bantalan = 200 cm
a = jarak sumbu vertikal rel ke ujung bantalan = 46,65 cm
c = setengah jarak antara sumbu vertikal rel = 53,35 cm
= 0,358 cm
= 35,1 N/cm2
Bantalan
beton rel
pratekan tipe
N-67 PT.WIKA
Beton
= 9,139 N/cm2
Beban yang bekerja pada tanah dasar setelah didistribusikan oleh balas sebesar 9,139 N/cm2
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
3) Analisis tekanan kontak rerata pada balas dan tanah dasar dengan Metode AREA danTalbot
Beban yang bekerja pada tanah dasar setelah didistribusikan oleh balas dengan tebal
ekuivalen 53,01 cm sebesar 20,245 N/cm2
dengan,
1 = tekanan tepat di bawah bantalan
P = beban roda dinamis = 9147,76 kg
b = lebar bantalan= 25 cm
l = panjang bantalan = 200 cm
= 53,755 N/cm2
= 20,245 N/cm2
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
4) Pemilihan nilai tekanan tanah dasar yang digunakan
Nilai tekanan pada tanah dasar maksimum sebesar 20,245 N/cm2
Metode Nilai Tekanan pada Tanah Dasar
(N/cm2)
Clarke 4,604
BoEF dan JNR 9,139
AREA dan Talbot 20,245
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
Diagram distribusi beban dinamis kereta api
166,13 kN 166,13 kN 166,13 kN
53,755 N/cm2
20,245 N/cm2
71,43 kN 89,71 kN 71,43 kN 78,08 kN 38,21 kN78,08 kN38,21 kN
bantalan
balas
tanah dasar
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
2. Analisis Stabilitas StrukturTimbunan Jalan Rel Menggunakan Software Plaxis 8.2
• Input data
Sumber : Lab. Mektan UNDIP(2012) dalam Adi dan Christiantoro (2013)
Parameter Notasi Nilai Satuan
Kekakuan
normal
EA 392,86 kN/m
a. Data parameter tanah b. Spesifikasi Perkuatan Geotekstil Woven HRX 300
Nilai interface = 0,85
Sumber: PT. Tetrasa Geosinindo (2012)
c. Beban Gempa
Purwodadi Zona 5 0,2-0,25g
Data gempa yang sama :
Upland, California 1990 sebesar 0,24g
Waktu interval gempa referensi tesis Ismanti (2012) 8 detik
(Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum, 2010)
Kuat tarik ijin (Ta) = 55 kN/m
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
A. AnalisisTimbunan pada KM 29+400
2,1 m
Panjang deformasi pada
DPT adalah 2,1 m
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
Daerah potensi
kelongsoran
Daerah potensi
kelongsoran
SF=1,0298
SF=1,0296
Tanpa beban gempa
< 1,3 Tidak Aman
Dengan beban gempa
• Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa
• Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
B. Analisis timbunan dengan struktur baru tanpa diperkuat geotekstil (sudut 72°)
Daerah potensi
kelongsoran
Daerah potensi
kelongsoran
• Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa
• Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa
SF=1,424
SF=1,423
Tanpa beban gempa
> 1,3 AmanDengan beban gempa
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
C. Analisis timbunan dengan struktur baru yang diperkuat geotekstil (sudut 72°)
Parameter Notasi Clayshale 1 Clayshale 2 Timbunan Satuan
Berat volume tanah γb 13,034 16,746 15,62 kN/m3
Kohesi c 9 15 8 kN/m2
Sudut gesek dalam ∅ 30,18 14 34,20 °
∅ Nc Nq Nγ
34 42,16 29,44 41,06
• Parameter tanah untuk stabilitas eksternal dan internal
Sumber: PT. Global Perfex Synergi (2012)
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum (2009)
• Koefisien daya dukung tanah
1) Stabilitas Eksternal
a) Jarak antar tiap lapisan geotekstil
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
b) Menentukan panjang geotekstil
L = 3,772 m (zone B)
L2 = 10,541
L = 3,246 m (zone
A)
L = 3,772 m (zone
B)Diambil L maksimum
L= 5,506 5,5 m(zone A)
L= 7,315 7,5 m (zone B)
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
2) Stabilitas Internal
a) Panjang geotekstil overlopping
• Zone A1 pada geotekstil no 2
Σhci = 27,349 kN/m2
SF = 1,50
svi = 1,5 m
zi = 1,5 m
Panjang overlopping minimum 1 meter
Svi
(m)
Zi (m) Lo (m) Lo
pakai
Zone A1 1,5 1,5 2,08 2,1 Geotekstil no.2
1,5 3 0,167 1 Geotekstil no.1
Svi
(m)
Zi (m) Lo (m) Lo
pakai
Zone B1 1,5 1,5 2,986 3 Geotekstil no.2
1,5 3 0,167 1 Geotekstil no.1
b) Panjang efektif geotekstil
• Zone A pada geotekstil no 1
0,503 m
Min. 1 m
Zone A Le (m) Le pakai
Geotekstil no.2 0,503 1
Geotekstil no.1 0,503 1
Zone B Le (m) Le pakai
Geotekstil no.2 0,503 1
Geotekstil no.1 0,503 1
keterangan:
L = panjang geotekstil
(m),
Lo = panjang geotekstil
overlopping (m),
sv1 = jarak antar tiap
lapisan geotekstil untuk
zone A1/B1 (m), dan
sv2 = jarak antar tiap
lapisan geotekstil untuk
zone A2/B2 (m)
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
• Input panjang geotekstil ke program plaxis
Daerah potensi
kelongsoran
Daerah potensi
kelongsoran
• Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa
• Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa
SF=1,309
SF=1,308
Tanpa beban gempa
> 1,3 AmanDengan beban gempa
ANALISIS DATA
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
D. Analisis timbunan dengan struktur baru yang diperkuat geotekstil panjang baru (sudut 72°)
Daerah potensi
kelongsoran
Daerah potensi
kelongsoran
• Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa
• Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa
SF=1,630
SF=1,594
Tanpa beban gempa
> 1,3 AmanDengan beban gempa
Rekapitulasi hasil analisis
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
2. Nilai angka aman
1.0298
1.4240
1.309
1.630
1.0296
1.4230
1.308
1.594
0.0000
0.2000
0.4000
0.6000
0.8000
1.0000
1.2000
1.4000
1.6000
1.8000
Lereng asli Struktur Baru Dengan Geotrekstil
1
Dengan Geotekstil 2
Perbandingan nilai SF
Tanpa beban gempa Dengan beban gempa
1. Distribusi beban kereta pada tanah dasar
Clarke
BoEF dan
JNR
AREA dan
Talbot
Nilai Tekanan pada
Tanah Dasar
4,604 9,139 20,245
4,604
9,139
20,245
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
N/cm2
Perbandingan Nilai Tekanan pada Tanah Dasar
SIMPULAN &
SARAN
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
1. Kesimpulan
a. Beban aksial yang diakibatkan oleh kereta yang melaju adalah sebesar 166,13 kN. Setelah terdistribusi pada
bantalan, beban maksimum yang didukung oleh satu bantalan adalah sebesar 89,71 kN , sedangkan beban
maksimum yang terdistribusi pada sisi bawah bantalan adalah 53,755 N/cm2.
a. Beban terdistribusi yang harus mampu didukung oleh tanah dasar bergantung pada ketebalan bals serta jarak
antar bantalan. Pada penelitian dengan ketebalan balas atas 30 cm serta balas bawah 15 cm dengan jarak
antar bantalan sebesar 60 cm, beban terdistribusi yang harus mampu didukung tanah dasar adalah sebesar
20,245 N/cm2.
b. Stabilitas lereng timbunan pada jalan rel kereta api KM 29+400 Semarang-Grobogan tidak memenuhi angka
aman minimum (SF=1,3) dengan perhitungan menggunakan program Plaxis 8.2
c. Redesign lereng timbunan dengan dan tanpa geotekstil memenuhi angka aman minimum (SF=1,3) dengan
perhitungan menggunakan program Plaxis 8.2
SIMPULAN &
SARAN
BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
2. Saran
a. Perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap faktor lain yang mempengaruhi usia timbunan tanah, seperti
curah hujan dititik penelitian, kondisi air tanah serta berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi stabilitas
timbunan.
b. Pada analisa ini dimensi DPT berdasarkan pengukuran dilapangan. Analisa yang layak harus berdasarkan data
perencanaan yang ada.
a. Pada saat menjalankan perangkat lunak Plaxis 8.2, perlu diperhatikan berbagai data masukan mengenai
spesifikasi berbagai material yang dapat mempengaruhi hasil pemodelan dengan perangkat lunak Plaxis 8.2
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara betonSni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
sarmancapitalao
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
abay31
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
bangkit bayu
 

What's hot (20)

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
Hidrolika
HidrolikaHidrolika
Hidrolika
 
Aspek hidrologi
Aspek hidrologiAspek hidrologi
Aspek hidrologi
 
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara betonSni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
 
Buku ajar hidraulika bagus
Buku ajar hidraulika bagusBuku ajar hidraulika bagus
Buku ajar hidraulika bagus
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Tanah Jenuh
Tanah JenuhTanah Jenuh
Tanah Jenuh
 
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu LintasMateri Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
 
RUMUS INTERPOLASI A.ppt
RUMUS INTERPOLASI A.pptRUMUS INTERPOLASI A.ppt
RUMUS INTERPOLASI A.ppt
 
Kadar aspal
Kadar aspalKadar aspal
Kadar aspal
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
Tugas contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Tugas contoh soal dan penyelesaian metode biseksiTugas contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Tugas contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
 
Pengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap betonPengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap beton
 

Viewers also liked

Evaluacion 4 perido angelica daza
Evaluacion 4 perido angelica dazaEvaluacion 4 perido angelica daza
Evaluacion 4 perido angelica daza
angelicad
 
Alianzas estrategicas
Alianzas estrategicasAlianzas estrategicas
Alianzas estrategicas
yimy gordon
 
Encuesta de cuestion etnico. edgar upn
Encuesta de cuestion etnico. edgar upnEncuesta de cuestion etnico. edgar upn
Encuesta de cuestion etnico. edgar upn
Edgar Gonzalez Lopez
 
Pagina de psicologia general
Pagina de psicologia generalPagina de psicologia general
Pagina de psicologia general
shegitoo
 
S2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibague
S2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibagueS2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibague
S2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibague
Daniel Borja
 
Musicografia braille
Musicografia brailleMusicografia braille
Musicografia braille
luisblog
 
Ingeniería de sistemas
Ingeniería de sistemasIngeniería de sistemas
Ingeniería de sistemas
donmagusin
 
Taller normas mantenimiento
Taller normas mantenimientoTaller normas mantenimiento
Taller normas mantenimiento
luz-dary
 

Viewers also liked (20)

Evaluacion 4 perido angelica daza
Evaluacion 4 perido angelica dazaEvaluacion 4 perido angelica daza
Evaluacion 4 perido angelica daza
 
Alianzas estrategicas
Alianzas estrategicasAlianzas estrategicas
Alianzas estrategicas
 
Volle Strahlkraft - 7 Faktoren für mehr Lebensenergie
Volle Strahlkraft - 7 Faktoren für mehr LebensenergieVolle Strahlkraft - 7 Faktoren für mehr Lebensenergie
Volle Strahlkraft - 7 Faktoren für mehr Lebensenergie
 
This Week in Nolensville 2/12-2/19
This Week in Nolensville 2/12-2/19This Week in Nolensville 2/12-2/19
This Week in Nolensville 2/12-2/19
 
Encuesta de cuestion etnico. edgar upn
Encuesta de cuestion etnico. edgar upnEncuesta de cuestion etnico. edgar upn
Encuesta de cuestion etnico. edgar upn
 
Pagina de psicologia general
Pagina de psicologia generalPagina de psicologia general
Pagina de psicologia general
 
Tic
TicTic
Tic
 
S2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibague
S2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibagueS2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibague
S2d a949e7bf9886efd955888a80fa2c0893 1suelos ibague
 
Real madrid
Real madridReal madrid
Real madrid
 
Musicografia braille
Musicografia brailleMusicografia braille
Musicografia braille
 
Multimedia
MultimediaMultimedia
Multimedia
 
Ingeniería de sistemas
Ingeniería de sistemasIngeniería de sistemas
Ingeniería de sistemas
 
Seminario neuro
Seminario neuroSeminario neuro
Seminario neuro
 
Ensayo juancarlos upn.
Ensayo juancarlos upn.Ensayo juancarlos upn.
Ensayo juancarlos upn.
 
Mi plantilla de trabajo de mi ambiente virtual, 10061001 ucc
Mi plantilla de trabajo de mi ambiente virtual, 10061001 uccMi plantilla de trabajo de mi ambiente virtual, 10061001 ucc
Mi plantilla de trabajo de mi ambiente virtual, 10061001 ucc
 
Curriculum de vicky
Curriculum de vickyCurriculum de vicky
Curriculum de vicky
 
Diapositivas Retencion en la Fuente
Diapositivas Retencion en la FuenteDiapositivas Retencion en la Fuente
Diapositivas Retencion en la Fuente
 
Exposicion nuevas tecnologias aplicadas
Exposicion nuevas tecnologias aplicadasExposicion nuevas tecnologias aplicadas
Exposicion nuevas tecnologias aplicadas
 
Taller normas mantenimiento
Taller normas mantenimientoTaller normas mantenimiento
Taller normas mantenimiento
 
El método
El métodoEl método
El método
 

Similar to sidang

212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada
212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada
212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada
AndriArrahman1
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
Farid Thahura
 
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Rel
nhanif336
 
Jemb. baja
Jemb. bajaJemb. baja
Jemb. baja
margiono
 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
BasirMedany
 

Similar to sidang (20)

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
 
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
 
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancangPondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang
 
Modifikasi perencanaan abutmnet dan pondasi
Modifikasi perencanaan abutmnet dan pondasiModifikasi perencanaan abutmnet dan pondasi
Modifikasi perencanaan abutmnet dan pondasi
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm
 
3107100139 presentation
3107100139 presentation3107100139 presentation
3107100139 presentation
 
212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada
212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada
212100 analisa-daya-dukung-pondasi-dangkal-pada
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Rel
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdfTeori Desain Pondasi Tapak.pdf
Teori Desain Pondasi Tapak.pdf
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan Kaku dan Lentur kelompok 4 Teknik Sipil UNS 2019
Contoh Desain Perkerasan Jalan Kaku dan Lentur kelompok 4 Teknik Sipil UNS 2019Contoh Desain Perkerasan Jalan Kaku dan Lentur kelompok 4 Teknik Sipil UNS 2019
Contoh Desain Perkerasan Jalan Kaku dan Lentur kelompok 4 Teknik Sipil UNS 2019
 
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
 
Jemb. baja
Jemb. bajaJemb. baja
Jemb. baja
 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
 

sidang

  • 1. ANALISIS STABILITAS LERENG BADAN JALAN REL KERETA API YANG DIPERKUAT GEOTEKSTIL PRESENTASI SIDANG SKRIPSI Yogyakarta, 8 November 2015 Oleh : Arif Nurdiyat Nandaru 09511164 Jurusan Teknik Sipil FTSP Pembimbing 1 Ir. H. Bachnas, M. Sc Pembimbing 2 Rifqi Abdurrozak, ST. M. Eng UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
  • 2.
  • 3. Latar Belakang Rumusan Masalah danTujuan Penelitian Batasan Penelitian PENDAHULUAN BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI • Beban dinamis kereta • Distribusi beban kereta api • Panjang deformasi • Angka aman lereng asli, lereng struktur baru, dan lereng struktur baru yang diperkuat geotekstil • Lokasi studi ruas Semarang-Grobogan KM 29+400 • Analisis stabilitas lereng dengan Plaxis 8.2 • Beban gempa diperhitungkan wiilayah Purwodadi • Waktu interval gempa dari tesis Ismanti,2012 • Geotekstil yagn dipakai tipe woven HRX 300 PT Tetrasa Geosindo • Data tanah digunakan dari Lab.Mektan UNDIP dalam Christianto dan Adi (2013) • Dimensi lereng asli dan DPT berdasarkan pengukuran dilapangan • Pekerjaan drainase tidak dianalisis tetapi hanya diamati • TA hanya mencakup pemodelan lereng dan anallisa lereng dengan output angka aman • Metode pelaksanaan pekerjan dan biaya tidak dibahas • Kondisi geografis jalan rel ruas Semarang-Grobogan KM 29+400 • Kemiringan dan kerusakan DPT • Tanah bergereak
  • 4. Lokasi Penelitian BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
  • 5. TINJAUAN PUSTAKA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Nama Peneliti Zahrina P. Susanto Adi dan Sukmajati Tahun 2013 2013 2014 Judul Perbandingan Stabilitas Lereng Tanpa dan Dengan Perkuatan Geotekstile Menggunakan Progam Plaxis Versi 8.5 Analisis Distribusi Beban Kereta Api pada Timbunan Jalur Kereta Api Perencanaan Jalur Ganda (Double Track) Jalan Rel Lokasi Lereng Sta.2+225, Proyek Jalan Tol Semarang – Solo Jalan Kereta Api KM 410+900 dan KM 472+800 lintas Kroya-Kutoarjo Antara Stasiun Semarang Tawang – Stasiun Gubug Metode Analisa stabilitas lereng menggunakan program Plaxis 8.5 1. Analisa distribusi beban kereta api dengan metode Clarke, Schramm, AREA, BoEF dan JNR, dan AREA,dan Talbot. 2. Analisa stabilitas lereng menggunakan progam Geo Slope 2007 Perencanaan sesuai dengan Peraturan Dinas No.10
  • 6. Struktur jalan rel Distribusi gaya pada jalan rel Kestabilan komposisi timbunan jalan rel Perkuatan lereng dengan geotekstil LANDASAN TEORI BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI
  • 7. • Struktur jalan rel adalah struktur elastis, dengan pola distribusi beban yang cukup rumit, sebagai gambaran adalah tegangan kontak antara rel dan roda adalah sekitar 6000 kg/cm2, dan harus ditransfer ke tanah dasar yang berkekuatan hanya sekitar 2 kg/cm2 (Hedi Hidayat & Rachmadi, 2001). • (Sumber : Hedi Hidayat & Rachmadi, 2001) Struktur Jalan Rel
  • 8. Distribusi gaya pada jalan rel Distribusi gaya Gaya vertikal Gaya lokomotif Lebar jalan 1067 mm Beban gandar max 18 T Lebar jalan 1435 mm Beban gandar max 22,5 T Gaya kereta Berat kereta max 40 T Gaya gerbong Prinsip beban sama Faktor dinamis Akibat beban dinamik kendaran Gaya horisontal Snake motion kereta api Gaya angin Gaya sentrifugal
  • 9. Kestabilan kontruksi timbunan jalan rel Kontruksi badan jalan pada timbunan • Material timbunan mudah dipadatkan, stabil terhadap KA, curah hujan dan gempa • Lapisan dasar (subgrade) miring kearah luar sebesar 5% • Tinggi timbunan >6m maka setiap ketinggian 6m harus dibuat berm selebar 1,5m • Selanjutnya, dalam PM Perhubungan no.60 th 2012 Kuat dukung fondasi timbunan • Mampu menopang beratnya sendiri • Penurunan batas yang diterima • Mempertahankan bentuk timbunan • Mempertahankan sifat tekniknya Stabilitas lereng terhadap longsor • Faktor penyebab keruntuhan lereng • Beban luar • Topografi • Seismik • Aliran air tanah • cuaca
  • 10. Perkuatan lereng dengan geotekstil • Tanah di lapangan umumnya besifat lepas, mudah tertekan, mempunyai permeabilitas yang tinggi dan sifat-sifat lain yang tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah tersebut harus diberi perkuatan. Teknik perkuatan tanah yang berkembang hingga saat ini menggunakan material yang mempunyai sifat fleksibelitas relatif tinggi (Purwanto, 2012). Geotekstil anyam (woven) Geotekstil nir anyam (non-woven) HRX 300 produksi PTTetrasa Geosinindo
  • 11. Fungsi geotekstil Meloloskan air tapi mampu menahan partikel tanah yang terbawa aliran dari sisi ke sisi lainnya Lapisan penyaring (filter) Menghindari terjadinya kontaminasi dan pencampuran yang mungkin terjadi di antara dua material yang berbeda Lapisan pemisah (separator) Kemampuan geotekstil yang mampu menahan tarikan dan mampu menahan geser (karena gesekan tanah), maka geotekstil dapat digunakan sebagai perkuatan pada tanah Lapisan perkuatan (reinforcement) Menahan butiran tanah yang terbawa oleh aliran air agar butiran tanah tidak masuk ke dalam saluran drainase Penyaluran air (drainase)
  • 12. METODE PENELITIAN BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Mulai Analisis beban aksial kereta api Input data Plaxis 8.2 Analisis stabilitas lereng asli badan jalan rel Angka aman Redesign Input data Plaxis 8.2 Analisis stabilitas lereng struktur baru Angka aman ≥1,3 Pembahasan Input data Plaxis 8.2 Analisis stabilitas lereng struktur baru dengan geotekstil Angka aman ≥1,3 Pembahasan Kesimpulan Penutup TidakTidak YAYA
  • 13. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 1. Analisis distribusi tegangan a. Analisis beban aksial Menurut Peraturan Menteri Perhubungan no.60 th 2012, beban gandar maksimum 18T dan kecepatan maksimum 120 km/jam. Akibat beban dinamik kereta api maka timbul faktor dinamik.Transformasi gaya statis ke gaya dinamis dipakai persamaan : dimana, P = gaya statis roda = 0,5 x beban gandar = 0,5 x 18 ton = 9 ton = 9000 kg Pd = P + 0,01 P (Vrencana -5) V rencana = 1,25 x 120 = 150 km/jam = 150/1,609 mil/jam = 166,13 kN
  • 14. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Distribusi beban roda pada bantalan berurutan : Beban aksial pada balas B1 B2 B3 B4 B5 B6 Akibat P1 23% 40% 23% 7% 0% 0% Akibat P2 0% 7% 23% 40% 23% 7% Akibat P3 0% 0% 0% 7% 23% 40% Total 23% 47% 46% 54% 46% 47% Total (kN) 38,21 78,08 71,43 89,71 71,43 78,08 Perhitungan pembebanan selanjutnya digunakan beban maksimum, yaitu sebesar 89,71 kN atau 9147,76 kg. Sumber : Profilidis (2006)
  • 15. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI b. Analisis beban mati struktur badan jalan rel kereta api Beban mati struktur Beban rel kereta api Beban bantalan rel kereta api 2 x 54,4 kg/m = 108,8 kg Jarak antar bantalan 60 cm Rel tipe R54 Beban rel 60% beban per meter = 60% x 108,8 kg = 65,28 kg = 0,64 kN Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan No.60 th 2012 Berat bantalan beton = 200 kg/buah
  • 16. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI c. Analisis beban yang bekerja pada balas tepat dibawah bantalan 1) Analisis tekanan kontak rerata pada balas dan tanah dasar dengan Metode Persamaan Clarke 30 cm 15 cm E = 250 kg/cm2 E = 125 kg/cm2 E = 92 kg/cm2 He = 53,01 cm Nilai ketebalan balas ekuivalen Tekanan kontak rerata bantalan dengan balas = 18,46 N/cm2 σ1= tekanan vertikal B = lebar bantalan = 25 cm L = panjang bantalan = 200 cm Beban yang bekerja pada tanah dasar setelah didistribusikan oleh balas dengan tebal balas ekuivalen 53,01 cm sebesar 4,604 N/cm2
  • 17. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 2) Analisis tekanan kontak rerata pada balas dan tanah dasar dengan Metode Beam on Elastic Foundation (BoEF) dan JNR σ1= ke . y Ke = modulus reaksi balas =10 kg/cm3 Y = lendutan maksimum balas dimana, E = modulus elastisitas bantalan = 156767,34 kg/cm2 Ix = momen inersia bantalan = 15113,44 cm4 K = modulus balas = b x ke = 25 x 10 = 250 kg/cm2 dengan b = lebar bantalan = 25 cm I = panjang bantalan = 200 cm a = jarak sumbu vertikal rel ke ujung bantalan = 46,65 cm c = setengah jarak antara sumbu vertikal rel = 53,35 cm = 0,358 cm = 35,1 N/cm2 Bantalan beton rel pratekan tipe N-67 PT.WIKA Beton = 9,139 N/cm2 Beban yang bekerja pada tanah dasar setelah didistribusikan oleh balas sebesar 9,139 N/cm2
  • 18. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 3) Analisis tekanan kontak rerata pada balas dan tanah dasar dengan Metode AREA danTalbot Beban yang bekerja pada tanah dasar setelah didistribusikan oleh balas dengan tebal ekuivalen 53,01 cm sebesar 20,245 N/cm2 dengan, 1 = tekanan tepat di bawah bantalan P = beban roda dinamis = 9147,76 kg b = lebar bantalan= 25 cm l = panjang bantalan = 200 cm = 53,755 N/cm2 = 20,245 N/cm2
  • 19. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 4) Pemilihan nilai tekanan tanah dasar yang digunakan Nilai tekanan pada tanah dasar maksimum sebesar 20,245 N/cm2 Metode Nilai Tekanan pada Tanah Dasar (N/cm2) Clarke 4,604 BoEF dan JNR 9,139 AREA dan Talbot 20,245
  • 20. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Diagram distribusi beban dinamis kereta api 166,13 kN 166,13 kN 166,13 kN 53,755 N/cm2 20,245 N/cm2 71,43 kN 89,71 kN 71,43 kN 78,08 kN 38,21 kN78,08 kN38,21 kN bantalan balas tanah dasar
  • 21. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 2. Analisis Stabilitas StrukturTimbunan Jalan Rel Menggunakan Software Plaxis 8.2 • Input data Sumber : Lab. Mektan UNDIP(2012) dalam Adi dan Christiantoro (2013) Parameter Notasi Nilai Satuan Kekakuan normal EA 392,86 kN/m a. Data parameter tanah b. Spesifikasi Perkuatan Geotekstil Woven HRX 300 Nilai interface = 0,85 Sumber: PT. Tetrasa Geosinindo (2012) c. Beban Gempa Purwodadi Zona 5 0,2-0,25g Data gempa yang sama : Upland, California 1990 sebesar 0,24g Waktu interval gempa referensi tesis Ismanti (2012) 8 detik (Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum, 2010) Kuat tarik ijin (Ta) = 55 kN/m
  • 22. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI A. AnalisisTimbunan pada KM 29+400 2,1 m Panjang deformasi pada DPT adalah 2,1 m
  • 23. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Daerah potensi kelongsoran Daerah potensi kelongsoran SF=1,0298 SF=1,0296 Tanpa beban gempa < 1,3 Tidak Aman Dengan beban gempa • Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa • Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa
  • 24. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI B. Analisis timbunan dengan struktur baru tanpa diperkuat geotekstil (sudut 72°) Daerah potensi kelongsoran Daerah potensi kelongsoran • Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa • Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa SF=1,424 SF=1,423 Tanpa beban gempa > 1,3 AmanDengan beban gempa
  • 25. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI C. Analisis timbunan dengan struktur baru yang diperkuat geotekstil (sudut 72°) Parameter Notasi Clayshale 1 Clayshale 2 Timbunan Satuan Berat volume tanah γb 13,034 16,746 15,62 kN/m3 Kohesi c 9 15 8 kN/m2 Sudut gesek dalam ∅ 30,18 14 34,20 ° ∅ Nc Nq Nγ 34 42,16 29,44 41,06 • Parameter tanah untuk stabilitas eksternal dan internal Sumber: PT. Global Perfex Synergi (2012) Sumber: Departemen Pekerjaan Umum (2009) • Koefisien daya dukung tanah 1) Stabilitas Eksternal a) Jarak antar tiap lapisan geotekstil
  • 26. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI b) Menentukan panjang geotekstil L = 3,772 m (zone B) L2 = 10,541 L = 3,246 m (zone A) L = 3,772 m (zone B)Diambil L maksimum L= 5,506 5,5 m(zone A) L= 7,315 7,5 m (zone B)
  • 27. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 2) Stabilitas Internal a) Panjang geotekstil overlopping • Zone A1 pada geotekstil no 2 Σhci = 27,349 kN/m2 SF = 1,50 svi = 1,5 m zi = 1,5 m Panjang overlopping minimum 1 meter Svi (m) Zi (m) Lo (m) Lo pakai Zone A1 1,5 1,5 2,08 2,1 Geotekstil no.2 1,5 3 0,167 1 Geotekstil no.1 Svi (m) Zi (m) Lo (m) Lo pakai Zone B1 1,5 1,5 2,986 3 Geotekstil no.2 1,5 3 0,167 1 Geotekstil no.1 b) Panjang efektif geotekstil • Zone A pada geotekstil no 1 0,503 m Min. 1 m Zone A Le (m) Le pakai Geotekstil no.2 0,503 1 Geotekstil no.1 0,503 1 Zone B Le (m) Le pakai Geotekstil no.2 0,503 1 Geotekstil no.1 0,503 1 keterangan: L = panjang geotekstil (m), Lo = panjang geotekstil overlopping (m), sv1 = jarak antar tiap lapisan geotekstil untuk zone A1/B1 (m), dan sv2 = jarak antar tiap lapisan geotekstil untuk zone A2/B2 (m)
  • 28. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI • Input panjang geotekstil ke program plaxis Daerah potensi kelongsoran Daerah potensi kelongsoran • Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa • Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa SF=1,309 SF=1,308 Tanpa beban gempa > 1,3 AmanDengan beban gempa
  • 29. ANALISIS DATA BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI D. Analisis timbunan dengan struktur baru yang diperkuat geotekstil panjang baru (sudut 72°) Daerah potensi kelongsoran Daerah potensi kelongsoran • Daerah potensi kelongsoran dengan beban gempa • Daerah potensi kelongsoran tanpa beban gempa SF=1,630 SF=1,594 Tanpa beban gempa > 1,3 AmanDengan beban gempa
  • 30. Rekapitulasi hasil analisis BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 2. Nilai angka aman 1.0298 1.4240 1.309 1.630 1.0296 1.4230 1.308 1.594 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 1.6000 1.8000 Lereng asli Struktur Baru Dengan Geotrekstil 1 Dengan Geotekstil 2 Perbandingan nilai SF Tanpa beban gempa Dengan beban gempa 1. Distribusi beban kereta pada tanah dasar Clarke BoEF dan JNR AREA dan Talbot Nilai Tekanan pada Tanah Dasar 4,604 9,139 20,245 4,604 9,139 20,245 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 N/cm2 Perbandingan Nilai Tekanan pada Tanah Dasar
  • 31. SIMPULAN & SARAN BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 1. Kesimpulan a. Beban aksial yang diakibatkan oleh kereta yang melaju adalah sebesar 166,13 kN. Setelah terdistribusi pada bantalan, beban maksimum yang didukung oleh satu bantalan adalah sebesar 89,71 kN , sedangkan beban maksimum yang terdistribusi pada sisi bawah bantalan adalah 53,755 N/cm2. a. Beban terdistribusi yang harus mampu didukung oleh tanah dasar bergantung pada ketebalan bals serta jarak antar bantalan. Pada penelitian dengan ketebalan balas atas 30 cm serta balas bawah 15 cm dengan jarak antar bantalan sebesar 60 cm, beban terdistribusi yang harus mampu didukung tanah dasar adalah sebesar 20,245 N/cm2. b. Stabilitas lereng timbunan pada jalan rel kereta api KM 29+400 Semarang-Grobogan tidak memenuhi angka aman minimum (SF=1,3) dengan perhitungan menggunakan program Plaxis 8.2 c. Redesign lereng timbunan dengan dan tanpa geotekstil memenuhi angka aman minimum (SF=1,3) dengan perhitungan menggunakan program Plaxis 8.2
  • 32. SIMPULAN & SARAN BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI 2. Saran a. Perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap faktor lain yang mempengaruhi usia timbunan tanah, seperti curah hujan dititik penelitian, kondisi air tanah serta berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi stabilitas timbunan. b. Pada analisa ini dimensi DPT berdasarkan pengukuran dilapangan. Analisa yang layak harus berdasarkan data perencanaan yang ada. a. Pada saat menjalankan perangkat lunak Plaxis 8.2, perlu diperhatikan berbagai data masukan mengenai spesifikasi berbagai material yang dapat mempengaruhi hasil pemodelan dengan perangkat lunak Plaxis 8.2