2. AMNESIA
DEFINISI :
Gangguan ingatan yang ditandai dengan
ketidakmampuan untuk megingat kejadian masa
lalu dan untuk mempelajari informasi yang baru
meskipun kesadaran dan perhatian normal.
3. ETIOLOGI :
Penyebab amnesia :
1. kerusakan otak
2. akibat trauma atau penyakit :
Kejang, trauma kepala, tumor otak
Penyakit serebrovaskuler, ensefalitis karena virus herpes simpleks
Hipoksia,sklerosis multiple
Tindakan bedah otak, terapi syok listrik
3. obat-obatan:
obat antikolinergik,alcohol,neurotoksin,benzodiazepine dan
sejenisnya.
Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti halnya
mekanisme pertahanan ego.
4. PATOFISIOLOGI :
Sebagian besar lesi menyebabkan gangguan
belajar dan hilangnya ingatan terakhir tanpa
mengenai ingatan segera atau perhatian. Amnesia
hanya terjadi setelah lesi bilateral dari lobus
temporalis medialis. Lesi unilateral dari dari lobus
temporalis yang dominan menyebabkan deficit
ingatan verbal dan lesi dari lobus temporalis yang
tidak dominan menyebabkan deficit dari ingatan
yang visual dan nonverbal. Tapi deficit ini jarang
signifikan tanpa adanya patologi lobus temporalis
kontralateral yang ada sebelumnya.
5. BENTUK-BENTUK AMNESIA
Anterograde amnesia: kejadian baru dalam
ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan
jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak
akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah
munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu
sesaat.
Retrograde amnesia: ketidakmampuan
memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih
dari peristiwa lupa biasa.
6. PENATALAKSANAAN
Pengobatan terutama ditujukan pada penyakit yang
mendasarinya.
Pendekatan bersifat suportif yang berkaitan dengan
waktu dan tempat.
7. ALZHEIMER
DEFINISI :
Penyakit Alzheimer adalah keadaan di mana daya
ingatan seseorang merosot dengan parahnya
sehingga pengidapnya tidak mampu mengurus diri
sendiri. Penyakit ini terjadi pada semua usia, dan
paling meningkat drastis pada usia lanjut (sekitar
usia 50-an).
8. etiologi Def.faktor
pertumbuhan
/as.amino
•Peningkatan Ca intraseluler
•Kegagalan met. Energy
•Adanya formasi radikal bebas
•Terdapat produksi protein
abnormal yg non spesifik.
Degenerasi neoronal
Kematian jar.otak
Gangguan
fungsi
koognitif
Penurunan daya ingat
secara progresif
9. MANIFESTASI KLINIS :
Tahap awal perjalanan penyakit :
Terjadi gangguan memori yang jelas, terutama memori jangka
pendek.
Pasien mengalami kesulitan belajar dan mengingat informasi
yang baru.
Tahap lanjut perjalanan penyakit:
Terdapat gangguan memori, bersamaan dengan deficit
atensi, akan menyebabkan disorientasi waktu.
Kesulitan mencari kata-kata.
Hilangnya pengetahuan umum.
Deficit persepsi disertai halusinasi dan delusi.
Akhirnya terjadi amnesia, afasia, apraksia, dan agnosia.
Disintregasi kepribadian dengan gangguan perilaku.
10. PENATALAKSANAAN
Pada tahap awal :
Bantuan memori sederhana misalnya penggunaan buku harian.
Pasien harus menggunakan gelang medicalert (gelang khusus yang
menjelaskan penyakit yang diderita pasien).
Medika mentosa :
Obat kolinergik, yang paling sering yaitu inhibitor kolinesterase
donepezil, rivastigmin, an galantamin.
Memantin , di inggris digunakan pada Alzheimer sedang sampai berat.
Terapi simptomatik, misalnya donepezil
Obat-obat terapi gambaran nonkognitif meliputi antidepresan neuroleptik
dan ansiolitik.
Pada tahap lanjut :
Peran serta keluarga yang sangat besar karena pada tahap ini
ketergantungan pasien akan meningkat.
11. DEMENTIA
DEFINISI :
Demensia adalah suatu sindrom yang terdiri dari
gejala-gejala gangguan daya kognitif global yang
tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun
bergandengan dengan perubahan tabiat yang
dapat berkembang secara mendadak atau sedikit
demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan
usia.
13. MANIFESTASI KLINIS
Hilangnya ingatan yang baru berlangsung
Gangguan kepribadianglobal bersama dengan
berkembangnya perilaku abnormal secara
bertahap, hilangnya intelektual, perubahan mood
biasanya tanpa pemahaman, tumpulnya emosi, dan
gangguan kognitif disertai ketidakmampuan untuk
belajar.
Hemiparresis atau monoparersis
Diplegia
Akhirnya, terjadi penurunan kemampuan merawat
diri, gelisah.
14. DIAGNOSTIC DEMENSIA
Dari manifestasi klinik dan pemeriksaan motoris(autonom)
1. Refleks memegang
Jari telunjuk dan tengah si pemeriksa diletakkan pada telapak tangan si
penderita. Refleks memegang adalah positif, apabila jari si pemeriksa
dipegang oleh tangan penderita.
15. 2. Refleks menetek
Refleks menetek adalah positif, apabila penderita
dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek,
jika bibirnya tersentuh oleh sesuatu, misalnya sebatang
pensil.
16. 3. Snout Reflex
Pada penderita dengan demensia tiap kali bibir
atas atau bawah diketuk, musculus orbicularis
oris berkontraksi.
17. 4. Refleks glabela
Orang dengan demensia akan memejamkan matanya
tiap kali glabelanya diketuk. Pada orang sehat,
pemejaman mata pada ketukan berkali-kali pada glabela
timbul dua tiga kali saja, dan selanjutnya mata tidak akan
memejam lagi.
18. 5. Refleks palmomental
Pada penderita dengan demensia, goresan pada
kulit tenar membangkitkan kontraksi otot
mentalis ipsilateral.
19. 6. Refleks korneomandibular
Pada penderita demensia, goresan kornea
membangkitkan pemejaman mata ipsilateral yang
disertai oleh gerakan mandibula ke sisi kontralateral.
20. 7. Refleks kaki tonik
Pada demensia penggoresan pada telapak kaki
membangkitkan kontraksi tonik dari kaki berikut dari jari-
jarinya.
21. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Evaluasi psikometrik untuk menegakkan diagnosis dan
menentukan tingkat beratnya.
Hitung darah lengkap dan laju endap darah
Ureum dan elektrolit, glukosa, kalsium.
Tes fungsi hati
Pemeriksaan fungsi tiroid
Tes serologi untuk sifilis
Vitamin B12
Rontgen toraks(untuk mencari kanker bronkus); dan
CT scan/MRI
Pada pasien tertentu, tes serologis dan pemeriksaan
LCS untuk menyingkirkan toksisitas dan infeksi.