2. BERDASAR TEMPAT HIDUP
Cacing di darah : schistosomiasis
Cacing di limfe/getah bening: filariasis
Cacing di perut: cacing gelang, tambang,
cambuk, kremi
3. Filariasis merupakan penyakit menular menahun
yg disebabkan oleh cacing filaria , ditularkan
oleh nyamuk,
Menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial,
hambatan psikologis
Menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan
kerugian ekononomi
PENDAHULUAN
4. (saat ini sdh diketahui 23 spesies nyamuk dari 5 genus yaitu
Anopheles, Aedes, Armigeres, Culex & Mansonia).
Semua nyamuk dpt jadi vektor penular filariasis !!
NYAMUK PENULAR
FILARIASIS
5. PENYEBAB FILARIASIS
ADA 3 SPESIES CACING FILARIA
gambar mikrofilaria sbb :
Wuchereria bancrofti Brugia malayi
6. PENULARAN
PENULARAN DAPAT TERJADI
APABILA ADA LIMA UNSUR UTAMA:
SUMBER PENULAR
PARASIT
VEKTOR
MANUSIA YANG RENTAN
LINGKUNGAN (FISIK, BIOLOGIK
EKONOMI DAN SOSIAL-BUDAYA)
7. Cara penularan
Nyamuk menghisap darah orang yang
sudah tertular
darah yang terinfeksi(terdapat larva)
masuk ke orang lain
Larva masuk melalui darah
Masuk saluran limfa
infeksi terjadi
9. CACING DEWASA FILARIA
Cacing dewasa hidup di
saluran atau kelenjar limfe
Menimbulkan sumbatan
dan kerusakan, sehingga
aliran limfe terganggu.
Menimbulkan
pembengkakan dan sistem
pertahanan tubuh
dibawahnya terganggu
10. GEJALA KLINIS FILARIASIS
1. Demam berulang-ulang selama 3 - 5 hari, demam
dapat hilang bila si penderita istirahat dan muncul
lagi setelah si penderita bekerja berat.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga
terlihat bengkak di daerah lipatan paha,
ketiak yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
3. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas
4. Sedangkan gejala klinis filariasis kronis yaitu
berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis)
pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
(elephantiasis skroti).
16. 1. Memutuskan mata rantai penularan
filariasis Pemberian obat Massal
Pencegahan (POMP) filariasis di daerah
endemis.
Obat: DEC dan Albendazole
Sekali setahun selama 5 tahun berturut-
turut
UMUR
(Thn)
DEC
(100 mg)
Tablet
Abendazole
(400 mg)
Tablet
2 - 5 1 1
6 - 14 2 1
> 14 3 1
STRATEGI PROGRAM
17. 2. Mencegah dan membatasi kecacatan
penatalaksanaan kasus filariasis
STRATEGI
21. MASALAH CACINGAN
- Sampai 2013 Survei pada anak Sekolah Dasar
menunjukkan Prevalensi cacingan antara 0 –
85,9% (survei di 175 kab/kota)
- Rata-rata prevalensi 28,12%
- Cakupan pengobatan rendah
- Pengetahuan masyarakat tentang cacingan
masih rendah
- Kemampuan petugas utk penanggulangan
cacingan belum optimal
- Komitmen masih kurang
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
- Keadaan Tanah dan Iklim Tropis
- Personal Hygiene (Lingkungan)
- Sosial Ekonomi
- Kepadatan Penduduk
MASALAH
CACINGAN
28. GEJALA KECACINGAN
Gejala umum penderita kecacingan :
Lemas, ngantuk, malas belajar/sering
bolos
Prestasi belajar menurun
Badan kurus, pertumbuhan terganggu
Perut membuncit
Anemia daya tahan tubuh rendah,
lemah dan sering sakit
29. DAMPAK CACINGAN
ANEMIA
KH & Protein dihisap
GIZI BURUK
Produktivitas menurun
Lemas
Kemampuan belajar turun/
sering tidak masuk sekolah
Darah dihisap
Prestasi belajar menurun
mengantuk
Infestasi cacing
Sosek rendah
BBLR Perdarahan
ibu bersalin
Kematian Kematian
30. Sasaran Pemberian Obat Massal
Jenis obat: Albendazole
1. Anak Usia Dini (1-6 tahun) di
Posyandu, PAUD
2. Anak Usia Sekolah (7-12 tahun)
di SD/MI
32. PROGRAM KECACINGAN DENGAN
MEBERIKAN OBAT CACING 1 KALI
SETAHUN DENGAN USIA SASARAN 1-
12 TAHUN MASIH AKAN TETAP
BERLANJUT BEBERAPA TAHUN KE
DEPAN
MOHON BANTUAN KITA SEMUA UNTUK
MENSUKSESKANYYA
33. MOHON KEPADA BAPAK DAN IBU
UNTUK MEMPERSIAPKAN SEGALA
SESUATUNYA, SEHIGGA PADA HARI
PELAKSANAAN SURVEY TAS
FILARIASIS, SISWA KELAS 1 & 2
SUDAH SIAP, SEHINGGA TIM
PELAKSANA SURVEY TIDAK
TERKENDALA DILAPANGAN
34. HARAPAN DAN DOA KITA SEMUA
MUDAH MUDAHAN DENGAN
KERJASAMA KITA, BUKITTINGGI
AKAN MENCAPAI TAHAPAN
ELIMINASI FILARIASIS (PENYAKIT
KAKI GAJAH, DAN PREVALENSI
KECACINGAN AKAN TERUS MENURUN
SEHINGGA KWALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA AKAN TEUS MENINGKAT
35. HASIL PERTEMUAN SISIALISASI
PELAKSANAAN SURVEY TAS FILARIASIS
TANGGAL 14 AGUSTUS 2017
Tempat : Aula Puskesmas Guguk Panjang
Peserta Yang diundang : Kepala Sekolah
Sekolah Dasar (SD) Terpilih Survey Evaluasi
Penularan (TRansission Assesment Survey/ TAS
Kota Bukittinggi Tahun 2017 dengan pemilihan
dengan cara Population Proportional to Size oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesian
sebanyak 30 Sekolah Dasar Di Kota Bukittinggi.
36. Perserta Yang Hadir : 24 Sekolah
Peserta Yang Tidak Hadir : 6 Sekolah
Dasar dari 30 sekolah dasar yang
diundang (daftar Terlampir)
Nara Sumber : 1. Kabid Kesmas Dan
P2P Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi
2. Kasie P2P Dinas
Kesehatan Kota Bukittinggi
3. Staf P2P Dinas
Kesehatan Kota BUkittinggi
37. Hasil Pertemuan :
Pemaparan Materi Oleh Narasumber
Survey TAS 2 Tingkat Kota Bukittinggi
Akan Dilaksanakan Mulai Tanggal 21
Agustus sampai dengan Tanggal 31
AGUSTUS 2017.
Pelaksanaan kegiatan Survey dimulai Jam
8.00 WIB sampai selesai di sekolah yang
termasuk sampel
Sampel Survey di Sekolah Adalah siswa
kelas 1 dan kelas 2 di sekolah yang
terpilih
38. Pengambilan sampel adalah dalam
bentuk pengambilan darah di ujung jari
Pelaksanaan kegiatan survey oleh tim
gabungan dari Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kesehatan
Kota Bukittinggi, Puskesmas, Guru
sekolah yang bersangkutan
39. Setiap Sekolah agar mempersiapkan :
Absensi Murid Kelas 1 dan 2, diserahkan
pada petugas dari Dinas Kesehatan Kota
Bukittinggi
Sekolah menyiapkan Izin dari orang tua
murid yang akan diambil sampel darahnya
Sekolah agar berkoordinasi langsung
dengan Puskesmas di wilayah sekolah
Tersebut seperti daftar terlampir
40. Pada Saat Survey TAS tidak ada
pemberian obat, hanya pengambilan
sampel darah di jari
Sekolah yang terpilih sebanyak 30
Sekolah Dasar(SD) ditambah 7 sekolah
sebagai cadangan (daftar terlampir)
Sekolah yang terpilih sebagai cadangan
tetap mempersiapkan siswa sama dengan
sekolah yang terpilih, kecuali
kepastiannya akan diberitahu beberapa
hari sebelum hari pelaksanaan
41. Survey ini bertujuan untuk mengetahui
terputusnya mata rantai penularan
penyakit kaki gajah di kota BUkittinggi
Bagi anak yang terpilih sebagai sampel
survey memiliki beberapa keuntungan
antara lain dengan Rapid tes yang
dilakukan akan diketahui apakah anak
sudah terpapar dengan cacing filaria
sebagai penyebab penyakit kaki gajah,
bila ternyata positif akan ditindaklanjuti
sampai dengan pengobatan
42. Sampel yang terpilih tidak bisa diganti
atau dialihkan ke sekolah lain atau ke
anak yang lain, jika sampel di sekolah
terpilih tidak mencukupi, maka akan maju
sekolah yang dicadangkan, dengan
keputusan dari tim dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Kepala sekolah yang tidak hadir mohor
agar menindaklanjuti dengan
mempersiapkan siswanya seperti
keputusan pertemuan ini serta
berkoordinasi dengan puskesmas di
wilayah sekolah yang bersangkutan