3. 7/21/2022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 3
PELAYANAN PTM DI KELUARGA
HIPERTENSI
KESEHATAN JIWA
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
4. Indikator
Keluarga
Sehat
4
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
5. 5
• mampu memahami pelayanan
penyakit tidak menular dan gangguan
jiwa di keluarga
A.Tujuan
Pembelajaran
Umum
B.Tujuan Pembelajaran Khusus :
Mampu menjelaskan :
Hipertensi
Kesehatan jiwa
Bahaya merokok bagi kesehatan
Instrumen pendataan Pelayanan
Penyakit Tidak Menular
7. Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles
Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015
7
1990 2000 2010 2015
Trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup
(pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll).
Upaya Promotif-Preventif yang efektif harus diutamakan agar dapat menurunkan
beban penyakit.
13. www.themegallery.com Company Logo
Data Riskesdas (2013)
1
Gangguan mental emosional
(gejala depresi dan anxietas)
≥15 tahun 6% (>14 juta jiwa)
2
3
Gangguan jiwa berat (psikosis) adalah
1.7/1000 (> 400.000 jiwa)
14,3% penderita
gangguan jiwa berat
tersebut pernah dipasung
14. • menurunkan status kesehatan fisik
• menimbulkan dampak psikososial antara lain: tindak
kekerasan, penyalahgunaan napza, pemasungan, maupun
tindakan percobaan bunuh diri.
14
Estimasi WHO:
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang belum mendapatkan
layanan kesehatan jiwa di Negara-negara dengan penghasilan
rendah-menengah termasuk Indonesia adalah >85%.
15. • Pemasungan pada ODGJ:
bentuk pengekangan kebebasan yang dilakukan
pada ODGJ di komunitas melanggar HAM
Berakibat perampasan kebebasan mengakses
layanan untuk membantu pemulihan fungsi ODGJ
tersebut
sebagian besar dilakukan oleh keluarga inti
Beberapa alasan pemasungan: kurangnya
pengetahuan, kesulitan akses dan keterjangkauan
ke layanan kesehatan jiwa.
16. APAKAH HIPERTENSI ?
Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap
≥ 140/90 mmHg.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah arterial yang menetap
16
17. KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
JNC 7 - 2003
17
Tekanan darah (mm Hg) Kategori
SISTOLIK DIASTOLIK
<120 dan <80 Normal
120-139 atau 80-89 Prehipertensi
140-159 atau 90-99 Hipertensi derajat 1
≥160 atau ≥100 Hipertensi derajat 2
18. GEJALA DAN TANDA
1.Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual dan muntah
4. Sesak napas
5. Napas pendek
(terengah-engah)
6. Gelisah
18
7. Pandangan menjadi kabur
8. Mata berkunang-kunang
9. Mudah marah
10.Telinga berdengung
11.Sulit tidur
12.Rasa berat di tengkuk
Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga
penderita tidak merasa sakit. Gejala dan tanda muncul
biasanya karena sudah terjadi kelainan organ
19. FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
19
1. Tidak Dapat Diubah
Umur, Jenis Kelamin, Genetik
2. Dapat Diubah
Merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih,
kurang aktifitas fisik, kegemukan, konsumsi alkohol,
dyslipidemi, stress
22. MODIFIKASI GAYA HIDUP UNTUK
TATALAKSANA HIPERTENSI
Modifikasi Rekomendasi Penurunan tek darah
sistolik (kurang lebih)
Penurunan berat badan Pertahankan berat badan normal
(Indeks massa tubuh 18.5-24.9
kg/m2)
5-20 mm Hg untuk setiap
penurunan berat badan 10 kg
Adaptasi diet DASH
(Dietary Approach to Stop
Hypertension)
Konsumsi buah, sayur sebanyak 5
porsi/hari, produk rendah lemak
dan rendah lemak jenuh
8-14 mm Hg
Diet rendah garam Konsumsi garam tidak lebih dari
2.0 g/hari atau 1 sendok teh peres
2-8 mm Hg
Peningkatan aktifitas fisik Lakukan aktifitas aerobik secara
teratur seperti jalan
(30 menit/hari setiap hari)
4-9 mm Hg
Tidak mengkonsumsi
alkhohol
Tidak mengkonsumsi alkhohol 2-4 mm Hg
22
25. Gangguan jiwa
kumpulan gejala dari gangguan pikiran, gangguan perasaan
dan gangguan tingkah laku yang menimbulkan penderitaan
dan terganggunya fungsi sehari-hari (fungsi pekerjaan dan
sosial) dari orang tersebut
Gangguan
Pikiran
• Sulit konsentrasi
• Pikiran berulang
• Bingung, kacau,
ketakutan yang
tidak beralasan
• Gangguan
penerimaan
pancaindera yang
ada
objek/sumbernya
Gangguan
Perasaan
• Cemas
berlebihan dan
tdk masuk akal
• Sedih yang
berlarut
• Marah tdk
beralasan
Gangguan
Perilaku
• Menyendiri
• Gaduh gelisah
• Perilaku yg terus
diulang
• Perilaku kacau
• hiperaktif
Gejala Fisik
• Gangguan tidur
dan makan
• Pusing, tegang,
sakit kepala
berdebar-debar,
keringat dingin
• Sakit ulu hati,
diare, mual
• Kurang gairah
kerja dan seksual
Gangguan Fungsi
Pekerjaan /Sosial
• Tidak mampu
kerja/sekolah
• Sering bolos
sekolah/kerja
• Prestasi menurun
• Tdk mampu
bergaul
• Menarik diri dari
pergaulan
26. 4 JENIS GANGGUAN JIWA TERBANYAK
DI MASYARAKAT
GANGGUAN
CEMAS
GANGGUAN
BIPOLAR
GANGGUAN
PSIKOTIK/
SKIZOFRENIA
GANGGUAN
DEPRESI
27. GANGGUAN CEMAS
Gejala Utama:
Rentang emosi: mudah tersinggung, tidak sabar,
gelisah, tegang, frustasi
Ciri Fisik : gelisah, berkeringat, jantung berdegup
kencang, kepala seperti diikat, gemetar dan sering
buang air kecil
Ciri Perilaku: gelisah, tegang, gemetar, gugup, bicara
cepat dan kurang koordinasi
Ciri Kognitif: sulit konsentrasi, gejala panik, merasa
tidak bisa mengendalikan semua, merasa ingin
melarikan diri dari tempat tersebut, serasa ingin mati
28. GANGGUAN DEPRESI
Gejala Utama:
Merasa sedih berkepanjangan
lebih dari 2 minggu dan
bertahan selama 2 bulan
Hilang minat dan ketertarikan
terhadap aktivitas yang
biasanya menyenangkan
Mudah lelah
29. •Depresi sering disertai dengan keluhan fisik seperti
nyeri kepala, gangguan lambung, dan keluhan fisik lain
yang kronis atau tidak sembuh-sembuh dengan
pengobatan fisik biasa.
Gejala tambahan:
Rasa bersalah
Merasa tidak berguna
Pandangan masa depan suram/
pesimis
Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang
Gangguan tidur
Gagasan/perbuatan yang
membayakan diri (ide bunuh diri)
Gangguan pola makan
31. EPISODE MANIK:
Suasana hati yang
gembira berlebihan
Sangat
bersemangat
Tidak mudah Lelah
Harga diri tinggi
Gagasan/ide yang
melompat-lompat
Banyak bicara
Perhatian mudah
teralih
Kebutuhan tidur
berkurang
Dorongan untuk
membelanjakan
sesuatu tanpa
perhitungan
Pengendalian diri
kurang
EPISODE DEPRESI:
Murung (sedih) sepanjang
waktu
Kehilangan minat/keinginan
Mudah lelah/tak bertenaga
Gejala tambahan :
Rasa bersalah
Merasa tidak berguna
Pandangan masa depan
suram/ pesimis
Harga diri dan kepercayaan
diri berkurang
Gangguan tidur
Gagasan/perbuatan yang
membayakan diri (ide bunuh
diri)
Gangguan pola makan
33. Gejala Utama
• Perilaku aneh atau kacau
(pembicaraan tidak nyambung /tidak
relevan)
• Rentang emosi labil, mudah
tersinggung, gelisah sampai tidak
terkontrol
• Menarik diri dari lingkungan (diam
dan atau mengurung diri),
• Kecurigaan atau keyakinan yang jelas
keliru dan dipertahankan
(delusi/waham)
• Halusinasi (mendengar suara /
melihat sesuatu tidak nyata), kadang
terlihat bicara sendiri dan sulit tidur
• Tidak dapat bertanggung jawab
terhadap yang biasa dikerjakan
(aktivitas pekerjaan, sekolah, rumah
tangga, dan sosial)
34. Faktor Biologik
• Genetik/Keturunan
• perubahan struktur
otak dan
keseimbangan kimia
otak
• penyakit fisik
(kondisi medis
kronis dan kondisi
penggunaan
obat2an/narkoba)
Faktor Sosial:
• Relasi interpersonal
yang kurang baik
(disharmoni
keluarga)
• Stress yang
berlangsung lama
• Masalah kehidupan
• Kurangnya
dukungan keluarga
dan lingkungan
Faktor Psikologik
• Tipe kepribadian
(dependen,
perfeksionis,
introvert) kurang
motivasi
• kurang dapat
menyesuaikan diri
terhadap
perubahan
kehidupan
FAKTOR RISIKO GANGGUAN JIWA
35. DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
Adakah anggota keluarga yang sering mengalami:
»marah-marah tanpa alasan yang jelas, memukul, merusak
barang, mudah curiga berlebihan, tampak bicara sendiri,
bicara kacau atau pikiran yang aneh?
»sedih terus menerus lebih dari 2 minggu, berkurangnya minat
terhadap hal-hal yang dulunya dinikmati, dan mudah lelah
atau tenaganya berkurang sepanjang waktu?
»cemas, khawatir, was-was. Kurang konsentrasi disertai
dengan keluhan fisik seperti sering berkeringat, jantung
berdebar, sesak, mual?
»gembira berlebihan, merasa sangat bersemangat, merasa
hebat dan lebih dari orang lain, banyak bicara dan mudah
tersinggung?
»gejala tersebut di atas mengalami pengekangan kebebasan
berupa pengikatan fisik atau pengurungan/pengisolasian?
36. 1. Tanyakan riwayat gangguan
jiwa sebelumnya atau dalam
keluarga
2. Tanyakan apa yang dipikirkan
dan dirasakan? Apakah ada
pikiran yang mengganggu?
3. Keluarga dapat menjadi
tempat berbagi cerita dan rasa
4. Kalau sulit /tidak teratasi minta
bantuan kader kesehatan,
dokter atau datang ke PKM
5. Jika ada ODGJ dipasunglapor
kader/pamong setempat
Gangguan Jiwa dapat
diobati jika diketahui
dan ditangani sejak
awal
Peran keluarga dalam
memperhatikan
tingkah laku anggota
keluarga lain, kalau
ada perubahan,
segera telusuri:
Penanganan awal dan perawatan ODGJ
(Orang Dengan Gangguan Jiwa) di keluarga
37. INFORMASI PENTING BAGI KELUARGA
Jelaskan bahwa gejala dari keluhan di atas merupakan gejala
gangguan mental, yang juga termasuk penyakit medis.
Pengobatan tergantung kepada jenis, berat-ringannya
penyakit/gangguan jiwa yang dialami.
Dukungan keluarga penting untuk kepatuhan berobat
(compliance) dan rehabilitasi.Organisasi masyarakat dapat
menyediakan dukungan yang berharga untuk pasien dan
keluarga.
38. KONSELING PASIEN DAN KELUARGA
Bicarakan rencana pengobatan dengan anggota keluarga,
minum obat secara teratur dapat mencegah kekambuhan.
Informasikan obat tidak dapat dikurangi atau dihentikan
tiba-tiba tanpa persetujuan dokter.
Informasikan juga tentang efek samping yang mungkin
timbul dan cara penanggulangannya (bagi dokter).
Dorong pasien untuk melakukan fungsinya dengan
seoptimal mungkin di pekerjaan dan aktivitas harian lain.
39. Dorong pasien untuk menghargai norma dan harapan
masyarakat (berpakaian, berpenampilan dan berperilaku
pantas).
Menjaga keselamatan pasien dan orang yang
merawatnya pada fase akut
Meminimalisasi stres dan stimulasi
Gaduh gelisah yang berbahaya untuk pasien, keluarga dan
masyarakat memerlukan rawat inap atau pengamatan
ketat di tempat yang aman.
KONSELING PASIEN DAN KELUARGA
41. 41
a. Masalah Kesehatan Akibat
Konsumsi Rokok
1) Karakteristik Asap Rokok
2) Penyakit Terkait Konsumsi
Rokok
b. Pencegahan dan Upaya Berhenti
Merokok
1) Perlindungan Terhadap Paparan
asap Rokok
2) Peningkatan Kewaspadaan
Masyarakat Akan Bahaya
Produk Rokok
3) Upaya Layanan Berhenti
Merokok
42. Asap rokok mengandung 4000 zat kimia
dan 43 diantaranya BERACUN
Karakteristik Asap Rokok
42
45. Kawasan Tanpa Rokok
adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi,
menjual, mengiklankan, dan/ mempromosikan produk
tembakau.
Tujuan untuk melindungi perokok pasif dari bahaya asap
rokok, memberikan lingkungan yang bersih dan sehat
dan meningkatkan kesadaran bahaya asap rokok.
Selain itu rumah tangga juga harus menerapkan
kawasan rumah tanpa rokok, untuk melindungi seluruh
anggota keluarga terhadap paparan asap rokok, dengan
melarang semua orang merokok di rumah termasuk
orang yang berkunjung kerumah tersebut.
Perlindungan Terhadap
Paparan Asap Rokok
45
46. Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat
akan Bahaya Rokok
• Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 28
tentang Pencantuman
Informasi dan Peringatan
Kesehatan Bergambar
pada Kemasan Rokok.
• Meningkatkan
pengetahuan masyarakat
tentang bahaya merokok
terhadap kesehatan diri
sendiri maupun orang lain
atau lingkungan sekitarnya.
46
47. Upaya Layanan Berhenti Merokok
• Upaya Layanan Berhenti Merokok (UBM) di fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP)melalui :
– Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam dan
menyediakan sarana dan prasarana layanan Berhenti
Merokok di FKTP
– Peningkatan kapasitas guru dalam melakukan
skrining dan konseling Berhenti Merokok bagi siswa.
• Selain itu Kementerian kesehatan telah menyediakan
layanan berhenti merokok (Quitline) melalui telepon tanpa
bayar (hotline) di 0800-177-6565
47
48. Upaya Layanan Berhenti Merokok
• Sebagai pembina keluarga sehat, wajib menjelaskan
bahaya merokok dan paparan asap rokok bagi kesehatan
kepada seluruh anggota keluarga yang menjadi binaannya
dan menganjurkan anggota keluarga yang merokok untuk
berhenti merokok dan menginformasikan layanan berhenti
merokok di FKTP dan FKRTL serta layanan QUITLINE
yang tersedia.
48
49. KESIMPULAN
49
Hipertensi dapat dicegah dan dikendalikan
Tatalaksana / Pengobatan Hipertensi :
–Modifikasi pola hidup sehat
–Obat
Dengan “PATUH” , tekanan darah dikendalikan
dan kerusakan/ komplikasi organ akibat
Hipertensi dapat dicegah
Pengobatan ODGJ perlu dilanjutkan meskipun
gejala telah mereda. Tidak memberhentikan atau
mengurangi obat tanpa persetujuan dokter.
50. KESIMPULAN (2)
50
antisipasi kekambuhan gangguan jiwa, dengan minum
obat dan mengikuti terapi lain (misalnya: psikoterapi)
secara teratur.
KTR bertujuan untuk melindungi perokok pasif dari
bahaya asap rokok, menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat serta meningkatkan kesadaran
bahaya asap rokok
Keluarga/rumah tangga harus menerapkan kawasan
rumah tanpa rokok
51. KESIMPULAN (3)
51
•Pembina keluarga sehat, wajib menjelaskan bahaya
merokok dan paparan asap rokok bagi kesehatan
kepada seluruh anggota keluarga yang menjadi
binaannya dan menganjurkan anggota keluarga yang
merokok untuk berhenti merokok
•Pembina keluarga dan anggota masyarakat berperan
penting dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
53. DEFINISI OPERASIONAL
NO. INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
7
Penderita hipertensi
berobat teratur
Jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang berdasar
pengukuran adalah penderita tekanan darah tinggi
(hipertensi), ia berobat sesuai dengan petunjuk
dokter/petugas kesehatan.
8
Penderita gangguan
jiwa berat tidak
ditelantarkan
Jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang
menderita gangguan jiwa berat, penderita tersebut tidak
ditelantarkan dan/atau dipasung.
9
Tidak ada anggota
keluarga yang
merokok
Jika tidak ada seorang pun anggota keluarga yang sering
atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain
dari tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota
keluarga tidak pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan
menghisap rokok atau produk lain dari tembakau.
53
54. 54
DO INDIKATOR
7. Penderita hipertensi yang berobat sesuai aturan: (ART > 15 tahun )
a. Pernah didiagnosis menderita hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak
Hasil pengukuran tekanan darah : Normal dan tekanan darah tinggi
Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “ya” Y
Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “tidak” T
Jika (a) jawabannya “ya” maka tidak perlu dilakukan pengukuran
tekanan darah
Jika (a) jawabannya “tidak” maka dilakukan pengukuran tekanan darah
Jika (a) jawabannya “tidak” dan hasil pengukuran normal N
Jika (a) jawabannya “tidak” dan hasil pengukuran darah tinggi T
55. 55
DO INDIKATOR
8. Penderita gangguan jiwa berat (Schizoprenia) yang mendapat pelayanan
pengobatan (ART > 15 tahun)
a. pernah didiagnosis menderita Schizoprenia 1. Ya 2. Tidak
b. meminum obat gangguan jiwa berat secara teratur 1. Ya 2. Tidak
Jika (a) jawabannya “tidak” N
Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “ya” Y
Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “tidak” T
9. Ada anggota keluarga yang merokok: (ART > 15 tahun)
Apakah Saudara merokok? 1. Ya 2. Tidak
Jawaban “ya” T
Jawaban “tidak” Y
56. 56
B. GANGGUAN KESEHATAN
Berlaku untuk Anggota Keluarga berumur ≥ 15 tahun
8. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita
tekanan darah tinggi/hipertensi?
1. Ya 2. Tidak P.10a
9. Bila ya, apakah selama ini Saudara meminum obat
tekanan darah tinggi/hipertensi secara teratur?
1. Ya 2. Tidak
10. a. Apakah dilakukan pengukuran tekanan darah?
1. Ya 2. Tidak
b. Hasil pengukuran tekanan darah
b.1. Sistolik (mmHg)
b.2. Diastolik (mmHg)
A. HIPERTENSI
57. 57
II. KETERANGAN KELUARGA
7. Apakah ada Anggota Keluarga yang pernah didiagnosis
menderita gangguan jiwa berat (Schizoprenia)?
1. Ya 2. Tidak P.9
8. Bila ya, apakah selama ini penderita tersebut meminum obat
gangguan jiwa berat secara teratur?
1. Ya 2. Tidak
9. Apakah ada Anggota Keluarga yang dipasung?
1. Ya 2. Tidak
B.KESEHATAN JIWA
58. C.BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
B. GANGGUAN KESEHATAN
Berlaku untuk semua umur
1. Apakah Saudara mempunyai kartu jaminan kesehatan atau JKN?
1. Ya 2. Tidak
2. Apakah Saudara merokok?
1. Ya (setiap hari, sering/kadang-kadang) 2. Tidak
(tidak/sudah berhenti)
59. 59
1. Buku Pedoman Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi , Dit PPTM , 2015
Kementerian Kesehatan RI
2. Buku Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer , 2016 Kementerian Kesehatan RI
3. Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di FKTP 2015, Kementerian Kesehatan RI
4. Buku Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Indonesia ( PPDGJ ) III,
1993 Kementerian Kesehatan RI
5. Buku Penatalaksanaan Gangguan Jiwa di FKTP , 2014 Kementerian Kesehatan RI
6. Buku Pedoman Penanggulangan Pemasungan pada ODGJ 2016, Kementerian
Kesehatan RI
Referensi
62. PANDUAN PENUGASAN
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
I. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok
II.Masing masing kelompok , dibagi lagi menjadi 2.
a)Duduk berhadapan mempraktekkan cara
mengukur tekanan darah yang baik dan benar
sampai mencatatkannya di formulir.
b)Dilakukan bergiliran, sehingga semua peserta
mempraktekkan sebagai pasien dan petugas.
62
63. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter
Digital. Pengukuran ini untuk mendapatkan data
tekanan darah pada penduduk.
1)Alat dan bahan
a.Tensimeter digital
b.Manset besar
c.Batu baterai AA
63
64. a. Prosedur sebelum pengukuran
1) pemasangan baterai
• Balikkan alat, hingga bagian bawah
menghadap keatas
• Buka tutup baterai sesuai tanda panah
• Masukkan 4 buah baterai “AA” sesuai
dengan arah yang benar.
64
2) Cara pengukuran
66. 2) Penggantian baterai
– Matikan alat sebelum mengganti baterai
– Keluarkan baterai jika alat tidak akan digunakan
selama lebih dari 3 bulan.
– Jika baterai dikeluarkan >30 detik, maka tanggal/waktu
perlu disetting kembali.
– Buang baterai yang sudah tidak terpakai pada tempat
yang sesuai
– Jika tanda baterai bersilang muncul, segera ganti
baterai dengan yang baru
– Walaupun tanda baterai bergaris muncul, saat masih
dapat digunakan untuk mengukur sebentar, akan
tetapi baterai harus segera diganti
66
67. a) Tekan tombol “start/stop” untuk
mengaktifkan alat
67
3) Prosedur pengukuran
68. b) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah,
responden sebaiknya menghindar kegiatan
aktifitas fisik seperti olah raga, merokok, dan
makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran.
Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-15 menit
sebelum pengukuran.
c) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi
stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam
ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang
dan posisi duduk.
68
70. d) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak
menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai.
Letakkan lengan kiri responden di atas meja sehingga
manset yang sudah terpasang sejajar dengan jantung
responden
e) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri responden
dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak,
dan tidak berbicara pada saat pengukuran. Apabila
responden menggunakan baju berlengan panjang,
singsingkan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju
tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah
dilengan
f) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak
tangan terbuka ke atas
70
72. g) Jika pengukuran selesai, manset akan
mengempis kembali dan hasil pengukuran
akan muncul. Alat akan kembali menyimpan
hasil pengukuran secara otomatis
h) Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat.
Jika anda lupa untuk mematikan alat, maka
alat akan mati dengan sendirinya dalam 5
menit
72
73. a. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat
b. Perhatikan arah masuknya perekat manset
c. Pakai manset, perhatikan arah selang
d. Perhatikan jarak manset dengan garis siku lengan ±1-2 cm.
e. Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi
lengan terbuka keatas
f. Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan
manset
g. Pastikan cara menggunakan manset dengan baik dan
benar, sehingga menghasilkan pengukuran yang akurat
h. Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil
pengukuran tersebut pada formulir hasil pengukuran dan
pemeriksaan.
73
4) Prosedur penggunaan manset
75. • Catatan :
a) Jika hasil pengukuran hasilnya ekstrim, pengukuran dilakukan
dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2
menit dengan melepaskan manset pada lengan.
b) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih >
10mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10
menit dengan melepaskan manset pada lengan
c) Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat
dilakukan dengan posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut
dilembar catatan.
75
Editor's Notes
Kematian akibat PTM semakin meningkat dan akan terus meningkat seiring
dengan pola hidup tidak sehat (diet tidak sehat dan seimbang, kurang aktivitas
fisik, merokok, minum alkohol dan stress)
Dari 10 penyebab kematian utama untuk segala umur berdasarkan sample registrasi sistem (SRS), delapan diantaranya adalah penyakit tidak menular yaitu stroke di nomor pertama, penyakit jantung koroner di nomor kedua, dan diabetes melitus dengan komplikasi di urutan ketiga. Sementara urutan selanjutnya adalah hipertensi dengan komplikasi (urutan 5), penyakit paru obstruksi kronis (urutan 6) dan kecelakaan lalu lintas (urutan 8)
The Silent Killer
Hipertensi sering disebut sebagai “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi. Hasil Riskesdas 2013 dan studi di Puskesmas diketahui bahwa hanya sepertiga penderita hipertensi (36,8%) yang terdiagnosa oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang minum obat.
Prevalensi hipertensi
di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur =18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi
cakupan nakes hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
terdiagnosis.
Pasung dilakukan sebagian besar dilakukan oleh keluarga ini sebagai upaya upaya perlindungan akibat perilaku kekerasan yang berpotensi dilakukan oleh ODGJ akibat gejala yang dialami
WHO ( 2011) 1 milyar orang di dunia menderita Hipertensi , 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sedang. Prevalensi akan meningkat tajam prediksi 2025 , sekitar 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita Hipertensi.
Hipertensi mengakibatkan kematian sekitar 8 juta /tahun. 1,5 juta kematian terjadi di Asia
Nikotin adalah zat yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. TAR adalah kondensat asap yang merupakan total residu saat rokok dibakar setelah dikurangi dengan nikotin dan air, yang bersifat karsinogenik.
Pada perokok aktif, bahaya mengancam hampir semua organ, berupa gangguan fungsi organ hingga kanker.
Perokok pasif juga mempunyai risiko yang sama dengan perokok aktif.
Perokok pasif juga mempunyai risiko yang sama dengan perokok aktif.
Perokok pasif juga mempunyai risiko yang sama dengan perokok aktif. Perokok pasif juga mempunyai risiko yang sama dengan perokok aktif.
Survei Kesehatan Nasional (Susenas) yang dilaksanakan oleh BPS, rokok merupakan komoditi ke 2 terbanyak yang dikeluarkan oleh masyarakat setelah Beras dan mengalahkan telur, sayur, tahu, tempe, ikan dan daging serta pendidikan dan kesehatan.
Studi WHO menunjukkan banyak diantara perokok aktif berupaya untuk keluar dari ketergantungan merokok, demikian pula para perokok pasif mengharapkan keluarga atau kerabat dekatnya untuk tidak merokok.