SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
ALLPPT
Layout
Clean Text
Slide
for your
Presentation
REFERAT
HEMODIALISA
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Oktober, 2022
Oleh :
Muh. Riswanda Yar Yara, S. Ked
1055011 093 21
Pembimbing :
dr. Nur Muallima, Sp.PD, FINASIM
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1960 hemodialisa diterapkan sebagai suatu terapi pengganti ginjal pada
pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal terminal. Hemodialisa merupakan terapi pengganti yang
bertindak sebagai ginjal buatan (artificial kidney atau dialyzer). Hemodialisa sebagai terapi
penyakit ginjal end-stage digunakan lebih dari 300.000 orang di Amerika Serikat. Standarisasi
terapi ini dimulai pada tahun 1973 oleh beberapa ahli seperti Kolff, Merrill, Sribner dan Schreiner.
Hemodialisa merupakan salah satu terapi faal ginjal dengan tujuan untuk
mengeluarkan zat – zat metabolisme protein dan koreksi gangguan keseimbangan air dan
elektrolit antara kompartemen darah pasien dengan kompartemen larutan dialisat melalui
membrane semipermeabel yang bersifat sebagai pengganti ginjal.
DEFINISI HEMODIALISA
Hemodialisa berasal dari
kata hemo dan dialisa. Hemo adalah
darah sedangkan dialisa adalah
pemisahan atau filtrasi. Pada
prinsipnya hemodialisa menempatkan
darah berdampingan dengan cairan
dialisat atau pencuci yang dipisahkan
oleh suatu membran atau selaput semi
permeabel. Membran ini dapat dilalui
oleh air dan zat tertentu atau zat
sampah. Proses ini disebut dialysis
yaitu proses berpindahnya air atau
zat, bahan melalui membran semi
permeable.
Menurut Price dan Wilson, dialisa merupakan suatu proses
solute dan air mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran
berpori dari kompartemen cair menuju kompartemen lainnya.
Hemodialisa dan dialisa peritoneal merupakan dua tehnik utama yang
digunakan dalam dialisa.
Sedangkan menurut Tisher dan Wilcox, hemodialisa
didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien
melewati membran semipermeabel (dializer) ke dalam dialisat. Dializer
juga dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar volume
cairan. Pemindahan ini dilakukan melalui ultrafiltrasi dimana tekanan
hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma (dengan
perbandingan sedikit larutan) melalui membran.
TIPE DIALISIS
Ada 2 tipe dialisis. Yang pertama adalah
hemodialisis, pada proses hemodialisis darah di
pompa keluar dari tubuh menggunakan mesin ginjal
buatan dan dikembalikan ke dalam tubuh melalui
selang yang menghubungkan tubuh dengan mesin
hemodialisis. Yang kedua adalah peritoneal dialisis,
dimana perut dapat berfungsi juga sebagai penyaring
alami. Proses pembuangan dibantu dengan cairan
pembersih yang disebut dialisat, yang keluar masuk
melalui perut secara terus menerus.
INDIKASI HEMODIALISA
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik
Stadium Fungsi Ginjal Laju Filtrasi Glomerulus (mL/menit/1,73m2)
Risiko
meningkat
Normal > 90, terdapat faktor risiko
Stadium 1 Normal atau meningkat > 90, terdapat kerusakan ginjal, proteinuria
menetap, kelainan sedimen urin, kelainan kimia
darah dan urin, kelainan pada pemeriksaan
radiologi.
Stadium 2 Penurunan ringan 60-89
Stadium 3 Penurununan sedang 30-59
Stadium 4 Penurunan berat 15-29
Stadium 5 Gagal Ginjal <15
Menurut konsensus Perhimpunan
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) (2003)
secara ideal semua pasien dengan Laju
Filtrasi Glomerolus (LFG) kurang dari 15
mL/menit, LFG kurang dari 10 mL/menit
dengan gejala uremia atau malnutrisi dan
LFG kurang dari 5 mL/menit walaupun
tanpa gejala dapat menjalani dialisis.
Selain indikasi tersebut juga disebutkan
adanya indikasi khusus yaitu apabila
terdapat komplikasi akut seperti oedem
paru, hiperkalemia, asidosis metabolik
berulang, dan nefropatik diabetic.
INDIKASI HEMODIALISA
Perbandingan Nilai Kreatinin, Laju Filtrasi Glomerulus dan Clearance Creatinin Rate untuk
menilai Fungsi Ginjal
Nilai GFR (mg/dl) Kreatinin (ml/menit/1,73 m2) Clearance
Rate
(ml/menit)
Normal >90 Pria : <1,3
Wanita : <1,0
Pria : 90-145
Wanita : 75-
115
Gangguan Ginjal Ringan 60-89 Pria : 1,3-1,9
Wanita : 1,0-1,9
56-100
Gangguan Ginjal Sedang 30-59 2-4 35-55
Gangguan Ginjal Berat 15-29 >4 <35
INDIKASI HEMODIALISA
Kreatinin > 8mg/dL
Ureum darah > 200 u/dL
Hiperkalemia
pH darah < 7,1
PEMERIKSAAN LAB DITEMUKAN
Penderita dapat mengalami
gangguan kesadaran. Adanya gangguan
asidosis metabolik dan atau gejala
sindrom uremia seperti mual, muntah dan
anoreksia. Tanda – tanda overload cairan
seperti edem, sesak napas akibat edema
paru, serta adanya gangguan jantung.
Penderita juga dapat mengeluhkan sulit
kencing (anuria) lebih dari 5 hari.
KONTRAINDIKASI
HIPOTENSI
Penyakit
stadium
terminal
Sindroma
otak organik
Akses
Vaskuler
Sulit
Intabilitas
hemodinamik
Instabilitas
Koagulasi
Kontra indikasi hemodialisa yang
lain diantaranya adalah penyakit
alzheimer, demensia multi infark,
sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut
dengan ensefalopati dan keganasan lanjut
PERSIAPAN HEMODIALISA
PERSIAPAN
MEDIK
PERSIAPAN
NON-MEDIK
PERANGKAT HEMODIALISA
Mesin Hemodialisa Arterio Vena-Shunt
Membran Dialiser Air bersih Olahan
Cairan Dialisat
PROSES HEMODIALISA
Ada tiga prinsip yang mendasari kerja dari hemodialisa yaitu :
1. DIFUSI
2. OSMOSIS
3. ULTRA FILTRASI
ADEKUASI HEMODIALISA
PARAMETER
KLINIS
PARAMETER
MATEMATIK
PENGGUNAAN ANTI KOAGULAN
Pemberian antikoagulan berperan penting dalam proses hemodialisis agar tidak terjadi bekuan darah
pada aparatus hemodialisis. Heparin merupakan antikoagulan yang paling sering diberikan. Dosis heparin
yang diberikan secara ideal dimonitor dengan pemeriksaan APTT. APTT diharap sebesar 2 kali APTT
kontrol. Dalam prakteknya, APTT jarang diperiksa kecuali pada kasus dengan potensial berdarah atau
riwayat perdarahan pada hemodialisis sebelumnya.
KOMPLIKASI HEMODIALISA
Komplikasi
Cardiovaskuler
Infeksi
Mekanikal
Metabolik
Pulmonary
Miscellaneu
KOMPLIKASI SELAMA HEMODIALISA
Hipotensi
20-30 %
Crams
5-20 %
Mual/Muntah
5-15 %
Sakit kepala
5 %
Chest Pain
2-5 %
Back Pain
2-5 %
Gatal-Gatal
5 %
Panas
<1 %
KESIMPULAN
Hemodialisa merupakan pengganti terapi faal ginjal dengan tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
protein dan koreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit antara kompartemen darah pasien dengan kompartemen
larutan dialisat melalui selaput semipermeabel yang bertindak sebaagai ginjal buatan. Tujuan dari hemodialisa adalah
untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan dan
kemudian dikembalikan ketubuh pasien. Ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi. Bagi penderita gagal ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian. Namun demikian, hemodialisa
tidak menyebabkan penyembuhan atau pemulihan penyakit ginjal dan tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas
metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan tampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas hidup
pasien.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to REFARAT_MUH. RISWANDA YAR YARA.pptx

Similar to REFARAT_MUH. RISWANDA YAR YARA.pptx (20)

Tips blackberry
Tips blackberryTips blackberry
Tips blackberry
 
Hemodialisa umum
Hemodialisa umumHemodialisa umum
Hemodialisa umum
 
Persiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptxPersiapan Hemodialisis.pptx
Persiapan Hemodialisis.pptx
 
Hemodialisa
HemodialisaHemodialisa
Hemodialisa
 
Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...
Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...
Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...
 
Asuhan keperawatan hemodialisa
Asuhan keperawatan hemodialisaAsuhan keperawatan hemodialisa
Asuhan keperawatan hemodialisa
 
Aksinomikosissss
AksinomikosissssAksinomikosissss
Aksinomikosissss
 
Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...
Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...
Makalah penggunaan hemodialisis pada bidang kesehatan yang memakai prinsip il...
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
DIALISIS EBN.ppt
DIALISIS EBN.pptDIALISIS EBN.ppt
DIALISIS EBN.ppt
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJALANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
 
CKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docxCKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docx
 
Review study case home hemodialysis device
Review study case home hemodialysis deviceReview study case home hemodialysis device
Review study case home hemodialysis device
 
Penyakit ginjal kronik
Penyakit ginjal kronikPenyakit ginjal kronik
Penyakit ginjal kronik
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa
Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisaLaporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa
Laporan praktikum terapi prinsip dasar hemodialisa
 
Ngaji HD Juni 2021.pptx
Ngaji HD Juni 2021.pptxNgaji HD Juni 2021.pptx
Ngaji HD Juni 2021.pptx
 
Sindrom Hepatorenal
Sindrom HepatorenalSindrom Hepatorenal
Sindrom Hepatorenal
 
Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

REFARAT_MUH. RISWANDA YAR YARA.pptx

  • 1. ALLPPT Layout Clean Text Slide for your Presentation REFERAT HEMODIALISA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Oktober, 2022 Oleh : Muh. Riswanda Yar Yara, S. Ked 1055011 093 21 Pembimbing : dr. Nur Muallima, Sp.PD, FINASIM
  • 2. PENDAHULUAN Sejak tahun 1960 hemodialisa diterapkan sebagai suatu terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal terminal. Hemodialisa merupakan terapi pengganti yang bertindak sebagai ginjal buatan (artificial kidney atau dialyzer). Hemodialisa sebagai terapi penyakit ginjal end-stage digunakan lebih dari 300.000 orang di Amerika Serikat. Standarisasi terapi ini dimulai pada tahun 1973 oleh beberapa ahli seperti Kolff, Merrill, Sribner dan Schreiner. Hemodialisa merupakan salah satu terapi faal ginjal dengan tujuan untuk mengeluarkan zat – zat metabolisme protein dan koreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit antara kompartemen darah pasien dengan kompartemen larutan dialisat melalui membrane semipermeabel yang bersifat sebagai pengganti ginjal.
  • 3. DEFINISI HEMODIALISA Hemodialisa berasal dari kata hemo dan dialisa. Hemo adalah darah sedangkan dialisa adalah pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeable. Menurut Price dan Wilson, dialisa merupakan suatu proses solute dan air mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari kompartemen cair menuju kompartemen lainnya. Hemodialisa dan dialisa peritoneal merupakan dua tehnik utama yang digunakan dalam dialisa. Sedangkan menurut Tisher dan Wilcox, hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati membran semipermeabel (dializer) ke dalam dialisat. Dializer juga dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini dilakukan melalui ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma (dengan perbandingan sedikit larutan) melalui membran.
  • 4. TIPE DIALISIS Ada 2 tipe dialisis. Yang pertama adalah hemodialisis, pada proses hemodialisis darah di pompa keluar dari tubuh menggunakan mesin ginjal buatan dan dikembalikan ke dalam tubuh melalui selang yang menghubungkan tubuh dengan mesin hemodialisis. Yang kedua adalah peritoneal dialisis, dimana perut dapat berfungsi juga sebagai penyaring alami. Proses pembuangan dibantu dengan cairan pembersih yang disebut dialisat, yang keluar masuk melalui perut secara terus menerus.
  • 5. INDIKASI HEMODIALISA Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Stadium Fungsi Ginjal Laju Filtrasi Glomerulus (mL/menit/1,73m2) Risiko meningkat Normal > 90, terdapat faktor risiko Stadium 1 Normal atau meningkat > 90, terdapat kerusakan ginjal, proteinuria menetap, kelainan sedimen urin, kelainan kimia darah dan urin, kelainan pada pemeriksaan radiologi. Stadium 2 Penurunan ringan 60-89 Stadium 3 Penurununan sedang 30-59 Stadium 4 Penurunan berat 15-29 Stadium 5 Gagal Ginjal <15 Menurut konsensus Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) (2003) secara ideal semua pasien dengan Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) kurang dari 15 mL/menit, LFG kurang dari 10 mL/menit dengan gejala uremia atau malnutrisi dan LFG kurang dari 5 mL/menit walaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis. Selain indikasi tersebut juga disebutkan adanya indikasi khusus yaitu apabila terdapat komplikasi akut seperti oedem paru, hiperkalemia, asidosis metabolik berulang, dan nefropatik diabetic.
  • 6. INDIKASI HEMODIALISA Perbandingan Nilai Kreatinin, Laju Filtrasi Glomerulus dan Clearance Creatinin Rate untuk menilai Fungsi Ginjal Nilai GFR (mg/dl) Kreatinin (ml/menit/1,73 m2) Clearance Rate (ml/menit) Normal >90 Pria : <1,3 Wanita : <1,0 Pria : 90-145 Wanita : 75- 115 Gangguan Ginjal Ringan 60-89 Pria : 1,3-1,9 Wanita : 1,0-1,9 56-100 Gangguan Ginjal Sedang 30-59 2-4 35-55 Gangguan Ginjal Berat 15-29 >4 <35
  • 7. INDIKASI HEMODIALISA Kreatinin > 8mg/dL Ureum darah > 200 u/dL Hiperkalemia pH darah < 7,1 PEMERIKSAAN LAB DITEMUKAN Penderita dapat mengalami gangguan kesadaran. Adanya gangguan asidosis metabolik dan atau gejala sindrom uremia seperti mual, muntah dan anoreksia. Tanda – tanda overload cairan seperti edem, sesak napas akibat edema paru, serta adanya gangguan jantung. Penderita juga dapat mengeluhkan sulit kencing (anuria) lebih dari 5 hari.
  • 8. KONTRAINDIKASI HIPOTENSI Penyakit stadium terminal Sindroma otak organik Akses Vaskuler Sulit Intabilitas hemodinamik Instabilitas Koagulasi Kontra indikasi hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit alzheimer, demensia multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut
  • 10. PERANGKAT HEMODIALISA Mesin Hemodialisa Arterio Vena-Shunt Membran Dialiser Air bersih Olahan Cairan Dialisat
  • 11. PROSES HEMODIALISA Ada tiga prinsip yang mendasari kerja dari hemodialisa yaitu : 1. DIFUSI 2. OSMOSIS 3. ULTRA FILTRASI
  • 13. PENGGUNAAN ANTI KOAGULAN Pemberian antikoagulan berperan penting dalam proses hemodialisis agar tidak terjadi bekuan darah pada aparatus hemodialisis. Heparin merupakan antikoagulan yang paling sering diberikan. Dosis heparin yang diberikan secara ideal dimonitor dengan pemeriksaan APTT. APTT diharap sebesar 2 kali APTT kontrol. Dalam prakteknya, APTT jarang diperiksa kecuali pada kasus dengan potensial berdarah atau riwayat perdarahan pada hemodialisis sebelumnya.
  • 15. KOMPLIKASI SELAMA HEMODIALISA Hipotensi 20-30 % Crams 5-20 % Mual/Muntah 5-15 % Sakit kepala 5 % Chest Pain 2-5 % Back Pain 2-5 % Gatal-Gatal 5 % Panas <1 %
  • 16. KESIMPULAN Hemodialisa merupakan pengganti terapi faal ginjal dengan tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein dan koreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit antara kompartemen darah pasien dengan kompartemen larutan dialisat melalui selaput semipermeabel yang bertindak sebaagai ginjal buatan. Tujuan dari hemodialisa adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan ketubuh pasien. Ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Bagi penderita gagal ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian. Namun demikian, hemodialisa tidak menyebabkan penyembuhan atau pemulihan penyakit ginjal dan tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan tampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas hidup pasien.