SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
i
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANGTUA DENGAN ANAK
PENGGUNA NARKOBA DI PERUMAHAN CIPONDOH
MAKMUR KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Nama : Windy Puspa Diana
Nim : 1871510317
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2022
i
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANGTUA DENGAN ANAK
PENGGUNA NARKOBA DI PERUMAHAN CIPONDOH
MAKMUR KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi (S.I.Kom)
Nama : Windy Puspa Diana
Nim : 1871510317
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2022
ii Universitas Budi Luhur
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip, maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Windy Puspa Diana
NIM : 1871510317
Tanda Tangan :
Tanggal : 21 Januari 2022
iii Universitas Budi Luhur
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Budi Luhur, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Windy Puspa Diana
NIM : 1871510317
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations
Jenis Tugas Akhir : Skripsi
Menyatakan, demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui dan memberikan
kepada Universitas Budi Luhur Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:“Komunikasi Antar
Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh
Makmur Kota Tangerang”, beserta perangkat lainnya (dalam bentuk hardcopy
dan softcopy).
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Budi Luhur berhak
menyimpan, mengalihmediakan/dalam format lain, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Januari 2022
Yang menyatakan :
(Windy Puspa Diana)
iv Universitas Budi Luhur
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah dilakukan bimbingan, maka Skripsi dengan judul “Komunikasi Antar
Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh
Makmur Kota Tangerang” yang diajukan oleh Windy Puspa Diana –
1871510317 disetujui dan siap untuk dipertanggunjawabkan di hadapan Penguji
pada saat Sidang Skripsi Strata Satu (S-1), Program Studi Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur.
Dosen Pembimbing,
Dra. Riyodina Ganefsri Pratikto, M.Si
v Universitas Budi Luhur
LEMBAR PENGESAHAN
vi Universitas Budi Luhur
ABSTRAK
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANGTUA DENGAN ANAK
PENGGUNA NARKOBA DI PERUMAHAN CIPONDOH MAKMUR
KOTA TANGERANG
Tujuan Penelitian untuk Mengetahui Bagaimana Komunikasi antar pribadi
Pecandu Narkoba Pada Kalangan Remaja Di Perumahan Cipondoh Tangerang.
Rumusan Masalah Bagaimana Komunikasi antar pribadi Pecandu Narkoba Pada
Kalangan Remaja Di Perumahan Cipondoh Tangerang. Teori yang digunakan
Teori Johari Window yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham
dengan 4 konsep pendekatan. Subjek Penelitian ini adalah tiga orang remaja
perumahan cipondoh Tangerang, subjek terdiri dari Informan. Objek Penelitian ini
adalah Komunikasi antar pribadi Pecandu Narkoba Pada Kalangan Remaja Di
Perumahan Cipondoh Tangerang. Paradigma yang digunakan adalah post-
positivisme. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
mendalam, dan observasi partisipatif pasif, serta diperoleh studi kepustakaan dari
sumber seperti buku, website, dokumen dan lain-lain. Hasil penelitian yang
didapat bahwa Komunikasi antar pribadi terbuka (mengetahui diri sendiri dan
mengetahui orang lain) pada pecandu narkoba di kalangan remaja Perumahan
Cipondoh Tangerang terjadi pada sesama pecandu narkoba yang sudah saling
mengenal satu sama lain. Komunikasi tidak langsung yang terjalin biasanya melalui
telepon, SMS, dan chat di sosial media. Keterbukaan informan pada masyarakat
perumahan sangatlah kurang, sehingga komunikasi tidak terjalin hal ini
dikarenakan sedikit orang yang menerima pecandu narkoba. Komunikasi antar
pribadi buta (tidak mengetahui diri sendiri tetapi mengetahui orang lain) pada
remaja Perumahan Cipondoh Tangerang terlihat dari komunikasi orang tua atau
pihak sekolah yang sering memberi informasi dan bimbingan tentang bahaya
narkoba, efek jangka panjang narkoba, terutama dalam hal ini adalah orang tua.
Komunikasi antar pribadi tersembunyi (mengetahui diri sendiri tetapi tidak
mengetahui orang lain) dirasakan oleh pecandu narkoba dimana kekurangan saat
menjadi pecandu narkoba adalah merasa bukan diri sendiri, tidak apa adanya,
merasa malu atau merasa keren menggunakan narkoba, keinginan coba-coba, ada
rasa ingin tau dan merasa rileks, santai dan lebih menyenangkan, narkoba bisa
didapatkan dengan cukup mudah, efek mengonsumsi narkoba dimana pertemanan
hanya pada sesama pecandu narkoba dan sulit mendapatkan pekerjaan, tidak
terbuka karena merasa parno, hal diatas hanya dapat dirasakan oleh pecandu
narkoba itu sendiri. Komunikasi antar pribadi wilayah tak dikenal (tidak diketahui
diri sendiri atau orang lain) adalah pecandu tidak mengetahui efek jangka panjang
mengonsumsi narkoba, tertutupnya pertemanan dengan dunia luar dan sulit
mendapatkan pekerjaan, serta tidak disadari pentingnya pemberian informasi atau
bimbingan dari orang tua atau sekolah terhadap bahayanya narkoba.
Kata Kunci: Komunikasi antar pribadi, Pecandu Narkoba, Remaja
vii Universitas Budi Luhur
ABSTRACT
INTERPERSONAL COMMUNICATION BETWEEN PARENTS AND
CHILDREN OF DRUG USERS IN CIPONDOH MAKMUR HOUSING,
TANGERANG CITY
The purpose of this research is to find out how the interpersonal
communication of drug addicts among teenagers in Cipondoh Housing, Tangerang.
Problem Formulation How to Interpersonal Communication of Drug Addicts
Among Adolescents In Cipondoh Housing, Tangerang. The theory used is the
Johari Window Theory which was developed by Joseph Luft and Harry Ingham
with 4 approach concepts. The subjects of this study were three teenagers in
Cipondoh Tangerang housing, the subjects consisted of informants. The object of
this research is Interpersonal Communication of Drug Addicts Among Adolescents
In Cipondoh Housing, Tangerang. The paradigm used is post-positivism. Data
collection methods used were in-depth interviews, and passive participatory
observation, and obtained literature studies from sources such as books, websites,
documents and others. The results showed that open interpersonal communication
(knowing oneself and knowing others) among drug addicts among teenagers at
Cipondoh Tangerang Housing occurred among drug addicts who already knew
each other. Indirect communication that is established is usually via telephone,
SMS, and chat on social media. The openness of informants in the housing
community is verylacking, so that communication is not established, this is because
few people accept drug addicts. Blind interpersonal communication (don't know
yourself but know others) in adolescents at Cipondoh Tangerang Housing can be
seen from the communication of parents or schools who often provide information
and guidance about the dangers of drugs, the long-term effects of drugs, especially
in this case are parents. Hidden interpersonal communication (knowing yourself
but not knowing others) is felt by drug addicts where the drawbacks of being a drug
addict are feeling not yourself, not being what you are, feeling ashamed or feeling
cool using drugs, wanting to try, there is a sense of curiosity and feel relaxed,
relaxed and more fun, drugs can be obtained quite easily, the effectsof takingdrugs
where friendship is only with fellow drug addicts and it is difficult to get a job, not
open because they feel paralyzed, the above can only be felt by drug addicts
themselves. Interpersonal communication in unknown areas (unknown to
themselves or others) is addicts who do not know the long-term effects of taking
drugs, close friendships with the outside world and find it difficult to find work, and
do not realize the importance of providing information or guidance from parents
or schools on the dangers of drugs.
Keywords: Interpersonal Communication, Drug Addict, Adolescent
viii Universitas Budi Luhur
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan serta kepada kedua orang tua Papa yang
bernama H. Deni Iman Kusmayadi dan Mama yang bernama Hj. Lis Maryam yang
selalu memberikan motivasi, doa dan semangat yang tiada hentinya kepada peneliti,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Komunikasi Antar
Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh
Makmur Kota Tangerang” guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Stastra I (satu) pada program studi Ilmu Komunikasi di Universitas Budi Luhur.
Terimakasih kepada Ibu Dra. Riyodina Ganefsri Pratikto, M.Si selaku dosen
pembimbing Tugas Akhir yang telah membimbing peneliti dengan sangat sabar
sehingga peneliti bisa menyelesaikan Skripsi ini. Dengan terselesaikannya
penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan sebaik-
baiknya dan dapat berguna bagi peneliti ataupun orang lain yang membutuhkannya.
Peneliti menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
Skripsi ini, terutama kepada:
1. Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M., selaku Rektor Universitas Budi Luhur.,
2. Dr. Nawiroh Vera, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Budi Luhur dan Sebagai Dosen Pembimbing Akademik.,
3. Bintarto WicaksWoro Herdiyanto, S.P.T, M.Sn., selaku Ketua Program Studi
Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.,
4. Rini Lestari, M.I.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Budi Luhur.,
5. Dr. Umaimah Wahid, S.Fil., M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister
Ilmu Komunikasi.,
6. Amin Aminudin, M.I.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu
Komunikasi.,
7. Doddy Wihardi, S.IP., M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Public
Relations.,
8. Haronas Kutanto, S.P.T., M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Broadcast
Journalism Universitas Budi Luhur.,
9. Benny Muhdaliha, M.Sn., selaku Ketua Pengembangan Program Studi Ilmu
Desain Komunikasi Visual Universitas Budi Luhur.,
10. Artyasto Jatisidi, M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Digital Advertising
Universitas Budi Luhur.,
11. Arif Nur Hidayat, S.Kom., M.I.Kom., selaku Dosen Pembimbing Akademik.,
12. Dra. Riyodina G. Pratikto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Public Relations.,
13. Adik-adik tercinta, Viqi Darmawan, Farish Dharmansyah, Azzahra Hasna,
Rifky Aunur Rahman, Alif Khairu Muna yang telah memberikan doa dan
selalu emberi semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir.,
ix Universitas Budi Luhur
14. Sahabat terbaik peneliti Rio Adiarto yang selalu memberikan doa, semangat,
dan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.,
15. Teman-teman FIKOM angkatan 2018 kelas karyawan yang selalu
memberikan semangat, doa, serta motivasi untuk peneliti mengerjakan Tugas
Akhir.,
16. Dan semua pihak yang peneliti tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna baik
bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu peneliti senantiasa
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca, sehingga
dapat bermanfaat bagi peneliti maupun pihak lain yang membaca. Semoga
kehadiran laporan Skripsi ini memenuhi sasarannya dan dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Jakarta, 21 Januari 2022
Windy Puspa Diana
x Universitas Budi Luhur
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
1.4.1. Manfaat Teoritis.................................................................... 6
1.4.2. Manfaat Praktis .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitiaan Terdahulu ......................................................... 7
2.2 Kerangka Teoritis ........................................................................... 11
2.2.1 Komunikasi............................................................................ 11
2.2.2 Komunikasi Antarpribadi...................................................... 13
2.2.3 Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi............. 14
2.2.4 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi................................ 15
2.2.5 Fungsi Komunikasi Antarpribadi.......................................... 16
2.2.6 Teori Joseph A. DeVito ........................................................ 18
2.2.7 Komunikasi Keluarga Bagian dari Komunikasi Antarpribadi 23
2.2.8 Pendidikan Anak di Lingkungan Keluarga........................... 25
2.2.9 Narkoba................................................................................ 26
2.3 Kerangka Pemikiran....................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian...................................................................... 28
3.2 Pendekatan Penelitian..................................................................... 28
3.3 Metode Penelitian........................................................................... 29
3.4 Subjek/Objek Penelitian................................................................. 29
3.4.1 Subjek Penelitian................................................................... 29
xi Universitas Budi Luhur
3.4.2 Objek Penelitian..................................................................... 29
3.5 Definisi Konsep............................................................................. 30
3.5.1 Komunikasi............................................................................ 30
3.5.2 Komunikasi antarpribadi....................................................... 30
3.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 30
3.6.1 Observasi............................................................................... 30
3.6.2 Wawancara............................................................................ 31
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................... 31
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 31
3.9 Validitas Data ................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 34
xii Universitas Budi Luhur
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Model Komunikasi Interpersonal Devito................................. 18
Gambar 2 Kerangka Pemikiran............................................................................ 27
xiii Universitas Budi Luhur
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Remaja Pengguna Narkoba dari hasil catatan Buku Hitam
Polsek Cipondoh Tangerang.................................................................. 4
Tabel 2 Tinjauan Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu Dengan
Penelitian Yang Akan Dilakukan........................................................... 9
1 Universitas Budi Luhur
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak merupakan aset keluarga yang sangat berharga, karena dimasa
depandiharapkan membawa perubahan untuk bangsa dan negara. Anak harus
dijaga dengan baik dan diperhatikan tumbuh kembangnya agar menghasilkan
generasi penerus dan pelurus bangsa yang bermoral, berwawasan luas,
memiliki pemahaman agama yang kuat, karena ditangan merekalah nasib
bangsa dipertaruhkan. Sebelum memasuki lingkungan yang lebih luas, seperti
lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat,
pembentukan karakter anak tumbuh dari unit terkecil dari masyarakat itu
sendiri yakni keluarga. Anak membutuhkan kasih sayang, perhatian,
mendapatkan hidup yang layak dan dididik dengan baik, bukan diacuhkan dan
tidak didengarkan keluh kesahnya.
Zaman sekarang jarang sekali orang tua berkomunikasi dengan
menanyakan kabar kepada anaknya, masalah yang sedang dihadapi dan
mengajaknya bertukar pikiran, karena mereka menganggap tinggal didalam
satu rumah. Hal-hal kecil dan dianggap tidak begitu penting tersebut
membawa dampak yang cukup besar kepada anak hingga dewasa karena anak
tidak mendapatkan kebahagiaan dirumah dan mencari kebahagiaan ditempat
lain dengan cara yang paling ekstrem anak terjerumus dalam narkoba dan obat-
obatan terlarang.
Menurut Graig dan Glick dalam Hawari (1996) penyimpangan perilaku
anak ternyata juga disebabkan oleh kondisi komunikasi yang disharmoni. 1
Orang tua dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak, yang selanjutnya
anak mempunyai resiko tinggi untuk menjadi anak nakal dengan tindakan-
tindakan yang menyimpang atau delinquent.
1 Hawari, D. 2006. Alqur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa.
2 Universitas Budi Luhur
Kebanyakan remaja memiliki pandangan pragmatis terkait dunianya
dan memiliki fenomena permasalahan disetiap pertemananya. Pada masa
remaja timbul dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat
memahami dan menolongnya, teman yang merasakan suka dan duka.
Berpikiran pragmatis membuat remaja tidaklah berfikir panjang. Ketika
mempunyai keinginan ataupun tujuan dan tidak mendapatkan dukungan dari
orang tua. Remaja seolah-olah menutup komunikasi dengan orang tuanya dan
beralih pada teman dekat yang membuatnya berasa nyaman dan senang. Lima
dari sepuluh remaja di Tangerang, ketika berkumpul dengan teman-
temannya dan salah satu dari mereka membawa narkoba disini jenis ganja
maka mau tidak mau mereka semua mengkonsumsinya atas dasar
persudaraan.
Aktivitas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Kota Tangerang
terus meningkat dari tahun ke tahun. Kalangan remaja menjadi pihak yang
paling rentan terpapar barang haram perusak generasi bangsa itu. Menurut
Kasat Narkoba Polres Metropolitan Tangerang Kompol Samsi, daerah yang
paling banyak dan rawan tentang peredaran narkoba di Kota Tangerang yaitu
di wilayah Perumnas, Cipondoh dan Ciledug. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah tangkapan diwilayah tersebut.
Tabel 1.1
Data Catatan Buku Hitam Polsek Cipondoh
Bulan Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
January 4 Orang 8 Orang 4 Orang 1 Orang
February 6 Orang 6 Orang 6 Orang
Maret 1 Orang 18 Orang 29 Orang
April 4 Orang 21 Orang 36 Orang
Mei 1 Orang 15 Orang 17 Orang
Juni 5 Orang 1 Orang 13 Orang
Juli 1 Orang 5 Orang 31 Orang
Agustus 7 Orang 7 Orang 18 Orang
3 Universitas Budi Luhur
Bulan Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
September 8 Orang 7 Orang 2 Orang
Oktober 8 Orang 4 Orang -
November 8 Orang 2 Orang 1 Orang
Desember 8 Orang 2 Orang -
Daftar tabel di atas adalah data di saat meneliti di kantor polsek
Cipondoh bersama Kapolsek Bapak Kompol H. Ubaidillah, S.H., MA. Begitu
banyak penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja dari tahun ke tahun,
bahkan tidak hanya remaja terdapat juga anak anak dibawah umur yang
menyalah gunakan barang haram tersebut yang jenisnya beraneka ragam mulai
dari jenis sabu, ganja dan obat obatan. Untuk tahun 2019 saja sudah terdapat
61 remaja yang berhasil di amankan oleh pihak kepolisian polsek cipondoh,
hingga angka yang paling banyak terdapat pada tahun 2021 yaitu 157.
Banyak faktor yang menjadikan narkoba sebagai tempat pelarian bagi
anaksalah satunya kurangnya komunikasi dan interaksi antara anak dan orang
tua. Pelarian anak kepada narkoba tidak dapat dibenarkan karena dampak yang
ditimbulkan dari narkoba sangat berbahaya. Anak-anak yang bermasalah
dengan narkoba bisa mempunyai masa depan yang buruk apalagi sudah dalam
tingkat ketergantungan dan candu yang tinggi, hal ini sampai bisa
menyebabkan kematian.
Keluarga merupakan instansi kecil yang seharusnya menjadi tempat
pertama untuk anak menceritakan masalah dalam kehidupannya. Keluarga
dapat dikatakan sebagai suatu badan sosial yang berfungsi mengarahkan
kehidupan afektif seseorang. Keluarga menjadi tempat pertama kali bagi anak
mengalami kesenangan, kesedihan kekecewaan, kasih sayang, bahkan
mungkin celaan-celaan2
Komunikasi dalam keluarga menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan anak sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan yang
2 Gunarsa, Yulia Singgih D. 2012. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman.Jakarta: Gunung Mulia
4 Universitas Budi Luhur
terdekat dengan anak. Komunikasi dalam keluarga menentukan sifat hubungan
yang terjalin dan tidaklah bersifat acak (random) tetapi terpola dan menentukan
bagaimana anggota keluarga berkomunikasi satu dengan yang lain. Inilah
kemudian menjadi dasar bagaimana anak sebagai bagian dari keluarga
mendapat perhatian yang semestinya dari anggota keluarga3
Komunikasi antar pribadi anggota keluarga juga merupakan suatu hal
yang sangat penting, khususnya antara orang tua dengan anak, dimana
komunikasi sebagai alat atau sebagai media penjembatan dalam hubungan
antar sesama anggota keluarga. Buruknya kualitas komunikasi dalam keluarga
akan berdampak buruk bagi keutuhan dan keharmonisan dalam keluarga itu
sendiri. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia
bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakikatnya merupakan wadah
pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih
berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Komunikasi dalam
keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti, bisa dari
orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua ataupun anak ke anak.
Perkembangan emosi anak dipengaruhi oleh perubahan pola interaksi
dan pola komunikasi dalam keluarga. Pola komunikasi orang tua terhadap anak
sangat bervariasi. Pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan
antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan
cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami 4 Pola
komunikasi yang dibentuk sebuah keluarga berpengaruh dalam membentuk
perilaku anak, karena anak yang sudah kecanduan terhadap narkoba
membutuhkan perhatian khusus dari orangtuanya dan tidak melupakan faktor
lingkungan juga ikut serta dalam pembentukan karakter anak.
3 Fitzpatrick, M.A. & Ritchie, L. (2006). Communication Schemata Within the Family: Multiple
Perspectives on Family Interaction. Human Communication Research 20(3):275 – 301.
International Communication Association,Wiley Blackwell: Blackwell Publishing
4 Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta:
Rineka Cipta. h. 1
5 Universitas Budi Luhur
Peneliti melakukan penelitian di Perumahan Cipondoh Makmur Kota
Tangerang. Berdasarkan pengamatan singkat dari sumber yang dapat
dipercaya, peneliti menemukan fenomena remaja hingga dewasa merokok dan
menggunakan narkoba jenis sabu, bahkan beberapa dari mereka adalah
pengedar. Pada malam hari mereka menghabiskan waktu di warung internet
hingga pagi hari dan tidak pulang kerumah, hal ini membuat beberapa warga
heran karena bisa menahan kantuk hampir setiap malam, selain itu berdasarkan
informasi yang didapat mereka biasanya memakai narkoba dibelakang rumah
salah satu warga yang ditutupi banyak semak. Banyak dari mereka yang sudah
sering tertangkap tangan oleh polisi sedang memakai, tetapi orang tua menebus
mereka dengan uang dan setelah itu anaknya masih memakai narkoba sampai
sekarang. Tidak mendapatkan efek jera, beberapa pernah tertangkap mencuri
disalah satu rumah, diketahui oleh pemilik rumah dan ditanyakan hasil curian
digunakan untuk membeli narkoba.
Berdasarkan semakin maraknya penyalahgunaan narkoba pada
kalangan remaja di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang, membuat
peneliti tertarik mengetahui tentang Komunikasi antar Pribadi Orangtua
dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota
Tangerang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka secara umum yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana komunikasi antar pribadi orangtua dengan anak pengguna
narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi antar
pribadi orang tua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh
Makmur Kota Tangerang?
6 Universitas Budi Luhur
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan dan
mengetahui:
1. Komunikasi antar pribadi orangtua dengan anak pengguna narkoba di
Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pola komunikasi antar pribadi
orang tua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur
Kota Tangerang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Memberikan gambaran tentang komunikasi antar pribadi orang tua dengan
anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang
dan memberikan informasi kepada pembaca tentang narkoba dan
bahayanya bagi generasi muda.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
ilmu komunikasi, khususnya ilmu tentang bagaimana komunikasi antar
pribadi orang tua dengan anak pengguna narkoba, sehingga penelitian ini
bisa bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan dari hasil penelitian ini mampu memberikan
pengalaman, pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat
tentang proses komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak
pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang.
7 Universitas Budi Luhur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitiaan Terdahulu
Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian atau yang menjadi referensi
peneliti dalam membuat makalah ini.
2.1.1 Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan
Pengguna Narkoba
Penelitian ini dilakukan oleh Windy Nadia Septiani Mahasiswi Prodi
Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya, 2015. Penelitian ini
ingin mengetahui bagaimana komunikasi keluarga dalam membangun konsep
diri mantan pengguna narkoba. Proses penyembuhan kepada anggota
keluarga yang dulunya merupakan mantan pengguna narkoba menjadi
tanggung jawab keluarga untuk membangun konsep dirinya. Komunikasi
keluarga tersebut terjadi di antara mantan pengguna narkoba, istri dan ayah
mertuanya yang tinggal serumah. Penelitian ini menggunakan metode studi
kasus dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mantan pengguna narkoba telah memiliki konsep diri
positif. Sudah dapat bersosialisasi dan diterima di lingkungannya yaitu
dengan dapat kembali produktif dan dapat melakukan aktifitasnya dengan
baik.
2.1.2 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Pecandu Narkoba
Penilitan ini dilakukan oleh Muhammad Fadli Mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Samata Goa, 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Komunikasi
Antarpribadi Pecandu Narkoba dalam Proses Pendampingan di Lembaga
Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM). Skripsi ini menggambarkan
mengenai keefektifan komunikasiantarpribadi dalam proses persuasif bagi
8 Universitas Budi Luhur
para pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi sosial di Lembaga
Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM). Serta kendala yang terjadi
dalam proses rehabilitasi sosial di Lembaga Persaudaraan Korban Napza
Makassar (PKNM). Untuk mencapai tujuan tersebut dipilih penelitian bersifat
deskriftif kualitatif, di mana penelitian ini cenderung terbuka, dan biasanya
berkaitan dengan suatu penemuan, penyelidikan (penggalian), tanggapan
secara bebas dan tidak terstruktur. Penelitian ini menunjuk objek informan
yaitu pengurus Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM) dan
para pecandu yang sedang menjalani rehabilitasi. Pengumpulan data
dilakukan melalui field research melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan library research melalui pengumpulan data dan
membaca literatur yang membahas tentang permasalahan penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi melalui pendekatan
persuasif efektif bagi pecandu narkoba di PKNM. mereka sudah berani
membuka diri kepada keluarga dan masyarakat tentang dirinya, melakukan
sosialisasi di kalangan generasi mudah di sekolah-sekolah dan ibu rumah
tangga yang rawan menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Kendati
demikian, penelitian ini pun menunjukkan kekhawatiran para pengurus
terkait sarana dan prasarana yang masih minim, sumber daya manusia yang
sedikit dan keluh kesah para pecandu terkait
2.1.3 Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak
dengan Kenakalan Remaja
Penilitan ini dilakukan oleh Nurma Sari Siregar, Wasidi, Rita Sinthia
Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Bengkulu, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal orang- tua dan anak
dengan kenakalan remaja siswa SMK Negeri 2 Kota Bengkulu. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional, analisis data yang
digunakan adalah korelasi product moment pearson. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 50 orang siswa yang diambil dengan menggunakan
9 Universitas Budi Luhur
teknik purposive sampling dari seluruh kelas X. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan antara komunikasi interpersonal orang-
tua dan anak dengan perilaku kenakalan remaja dengan rxy sebesar -0,516
dengan taraf signifikan sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif dan signifikan antara komunikasi interpersonal
orang-tua dan anak dengan perilaku kenakalan remaja siswa kela X di SMK
Negeri 2 Kota Bengkulu.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
Judul
Penelitian
Komunikasi Keluarga
dalam Membangun
Konsep Diri Mantan
Pengguna Narkoba
Efektivitas
Komunikasi
Antarpribadi Pecandu
Narkoba dalam Proses
Pendampingan di
Lembaga
Persaudaraan Korban
Napza Makassar
(PKNM)
Hubungan antara
Komunikasi Interpersonal
Orangtua dan Anak
dengan Kenakalan
Remaja
Lembaga
dan Tahun
Universitas Kristen
Petra Surabaya tahun
2015
Universitas Islam
Negeri (UIN) Samata
Goa 2013
Universitas Bengkulu
tahun 2017
Nama
Peneliti
Windy Nadia
Septiani
Muhammad Fadli Nurma Sari Siregar,
Wasidi, Rita Sinthia
Masalah
penelitian
Bagaimana
Komunikasi Keluarga
dalam Membangun
Konsep Diri Mantan
Pengguna Narkoba?
Bagaimana Efektivitas
Komunikasi
Antarpribadi Pecandu
Narkoba dalam Proses
Pendampingan di
Lembaga
Persaudaraan Korban
Napza Makassar
(PKNM)?
Bagaimna Hubungan
antara Komunikasi
Interpersonal Orangtua
dan Anak dengan
Kenakalan Remaja?
Maksud
dan Tujuan
Untuk Mengetahui
Komunikasi Keluarga
dalam Membangun
Konsep Diri Mantan
Pengguna Narkoba
Untuk mengetahui
Efektivitas
Komunikasi
Antarpribadi Pecandu
Narkoba dalam Proses
Pendampingan di
Lembaga
Persaudaraan Korban
Napza Makassar
Untuk mengetahui
Komunikasi Hubungan
antara Komunikasi
Interpersonal Orangtua
dan Anak dengan
Kenakalan Remaja
10 Universitas Budi Luhur
(PKNM)
Teori
Penelitian
Teori Joseph A.
Devito
Teori Joseph A. Devito Teori Rational Choice
Metode
Penelitian
Metode studi kasus Metode Deskriptif
Kualitatif
Kuantitatif korelasional
Persamaan
dan
Perbedaan
penelitian
Sama-sama meneliti
pola komunikasi anak
pengguna narkoba.
Perbedaannya
peneliti terdahulu
focus pada
Membangun Konsep
Diri, sedangkan
peneliti focus pada
komunikasi antar
pribadi orang tua
dengan anak.
Sama-sama meneliti
komunikasi Antar
pribadi Pecandu
Narkoba.
Perbedaannya peneliti
terdahulu meneliti di
Lembaga
Persaudaraan Korban
Napza, sedangkan
peneliti di keluarga
antara orang tua dan
anak pengguna
narkoba
Sama-sama meneliti pola
komunikasi anak
pengguna narkoba.
Perbedaannya peneliti
terdahulu menggunakan
pendekatan kuantitatif
sedangkan peneliti
menggunakan pendekatan
kualitatif.
2.2 Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan
abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka dan acuan yang pada dasarnya
bertujuan mengadakan kesimpulan terhadap dimensi-dimensi. Setiap
penelitian selalu disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis, dalam hal ini
karena adanya hubungan timbal balik yang erat antara teori dengan kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan kostruksi.
Selanjutnya teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk,
definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep. 5 Penelitian memerlukan
landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Kerangka
teori perlu disusun untuk memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan
dari sudut pandang mana masalah penelitian akan disoroti. Berdasarkan hal
tersebut peneliti menyusun atau menggunakan teori-teori yang dianggap
relevan.
5 Muhammad Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (ed. 2).
(Yogyakarta: Erlangga, 2009), hlm. 17
11 Universitas Budi Luhur
2.2.1 Komunikasi
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial dalam bermasyarakat.
Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa tidak berkomunikasi.
Komunikasi berlangsung setiap saat, dimana saja, kapan saja dan oleh siapa
saja. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dikarenakan
manusia selalu mengadakan hubungan dan selalu membutuhkan orang lain.
Secara epistemologi, komunikasi berasal dari bahasa latin communico
yang berarti membagi. Yang dimaksud dengan membagi yaitu membagi
gagasan, idea atau pikiran antara seseorang dengan orang lain. communico
berakar dari kata communis yang berarti sama, sma arti atau sama makna.
Dalam komunikasi, hakekatnya terkandung kesamaan makna atau kesamaan
pengertian. Tidak ada kesamaan kesamaan pengertian diantara mereka yang
melakukan komunikasi, komunikasi tidak akan berlangsung. tegasnya tidak
ada komunikasi.6
Secara terminologis, para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi
dari berbagai perspektif, yaitu perspektif filsafat, sosiologis, dan psikologis.
sementara itu, menurut Charles Choley membuat defenisi komunikasi sebagai
berikut, “Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya
hubungan antar manusia dan mengembangkan semua lambang pikiran
bersama-sama dengan sarana tertentu dan menyiarkanya dalam ruang dan
merekamnya dalam waktu.7 Komunikasi atau communication dalam Bahasa
Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico,
communication atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Istilah pertama communis sering disebut berasal sebagai asal kata
komunikasi yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.8
6 Richard West dan Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2018). hlm. 49.
7 Shoelhi Mohammad, Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik, (Bandung: Sembioasa
Rekatama Media, 2014), hlm.2.
8 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 46
12 Universitas Budi Luhur
Selain itu, komunikasi berperan sebagai sarana berbagi dalam
kehidupan manusia, yaitu dalam hal berhubungan dengan orang-orang,
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perlaku baik
langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media.
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa
komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya
komunikasi komuniasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya
sumber, pesan media, penerima, dan efek.
2.2.2 Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpibadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
terjadi dalam pergaulan antar sesama manusia yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari seperti dalam keluarga, lingkungan sosial, lingkungan
pendidikan, lingkungan pekerjaaan dan sebagainya. Hakikat pergaulann itu
ditunjukakan antara lain olehderajat keintiman, frekuensi pertemuan, jenis
relasi, mutu interaksi diantara mereka terutama faktor sejauhmana
keterlibatan dan saling mempengaruhi.
Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang sangat dominan
dalam kehidupan sehari-hari, namun tidaklah mudah memberikan definisi
yang dapat diterima pihak. Sebagaimana layaknya konsep-konsep dalam
ilmu sosial lainnya, komunikasi interpersonal juga mempunyai banyak
definisi sesuai dengan persepsi ahli-ahli komunikasi yang memberikan
batasan pengertian. Trenhom dan Jensen mendefinisikan komunikasi
interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara
tatap muka (komunikasi diadik). Sikap komunikasi ini adalah spontan dan
informal, saling menerima feedback secara maksimal, dan partisipan bersifat
fleksible.
13 Universitas Budi Luhur
Diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi
informasi namun ada pula yang saling membagi gagasan dan sikap. Dalam
pergaulan antarmanusia selalu terjadi proses penyesuaian pikiran, penciptaan
simbol yang mengandung suatu pengertian bersama. Komunikasi
interpersonal sering disebut pula sebagai komunikasi antarpribadi atau KAP,
adalah komunikasi dengan tatap muka dan dapat juga melalui media seperti
telepon, internet atau media lainnya yang terjadiantar dua orang.
Komunikasi antarpribadi mempunyai keunikan karena selalu dimulai
dari hubungan yang bersifat psikologis dan proses psikologis selalu
mengakibatkan keterpengaruhan. Komunikasi antarpibadi merupakan
pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek
dan umpan balik yang langsung.
Komunikasi antar pribadi atau yang biasa disebut diadic
communication adalah komunikasi antara dua orang yang mana terjadi
kontak langsung dalam bentuk percakapan. Kotak bisa berlangsung
secara berhadapan muka (face to face) bisa juga melalui medium,
seperti melalui telepon, sifaatnya dua arah atau timbal balik (twoway
traffic communication).9
Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelomppok
kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik (the
process of sending and receivingmesseges between two persons or
among a small group of person, with effect and some immediate
feedback).10
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang
atau beberapa orang, dan pengirim pesan dapat menyampaikan
pesannya secara langsung sedangkan penerima pesan dapat menerima
pesan secara langsung.11
Komunikasi Antarpribadi adalah proses sosial dimana individu yang
terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi antarpribadi ialah
bentuk komunikasi yang disampaikan melalui kegiatan bertukar informasi
9 Onong Ucjhana Effend. Komunikasi Teori dan Praktek.(Bandung:Rosda Karya, 2012), hlm. 6
10 Joseph A. DeVito, The Interpersonal Communication Book, ed. 13. (United States: Pearson
Education, 2013), hlm. 4
11 Agus M. Hardjana, Ilmu Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 85
14 Universitas Budi Luhur
yang mana terjadi dalam interaksi tatap muka. Komunikasi antarpribadi juga
dianggap efektif dalam kegiatan pengubahan sikap, perilaku, dan pendapat
individu, karena sifatnya berupa percakapan.
2.2.3 Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi
Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia tentu didasarkan
atas faktor-faktor tertentu. Manusia selalu ingin melaksanakan komunikasi
dengan yang lainnya, khususnya yang bersifat langsung dan tatap muka
antara pihak yang melaksanakan komunikasi tersebut. Menurut beberapa ahli,
manusia berkomunikasi dnegan orang lain karena didorong oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor yang mendorong manusia ingin berkomunikasi dengan
orang lain, diantaranya adalah:12
1. Perbedaan antarpribadi
2. Pemenuhan kekurangan
3. Perbedaan motivasi antarmanusia
4. Pemenuhan akan harga diri
5. Kebutuhan atas pengakuan orang lain
Pendapat lain mengemukakan bahwa manusia berkomunikasi
dikarenakan beberapa faktor, yaitu:13
1. Memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan
membagi kelebihan
2. Dia ingin terlibat dalam proses perubahan yang relatif tetap
3. Dia ingin berinteraksi hari ini dan memahami pengalaman masa lalu
danmengantisipasi masa depan
4. Dia ingin menciptakan hubungan baru.
Setiap orang selalu berusaha untuk melengkapi kekurangan atas
pebedaan-perbedaan yang dia miliki. Perubahan tersebut terus berlangsung
seiring dengan perubahan masyarakat. Manusia mencatat berbagai
12 Liliweri Alo. Komunikasi Antarpersonal. (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 45
13 Ibid, hlm. 45
15 Universitas Budi Luhur
pengalaman relasi dengan orang lain dimasa lalu, emmperkirakan apakah
komunikasi yang dia lakukan masih relevan untuk memenihi kebutuhan
dimasa mendatang.
2.2.4 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Terdapat ciri-ciri dari proses komunikasi antarpribadi diantaranya
adalah sebagai berikut:14
1. Komunikasi antarpribadi bersifat dialogis
Dalam arti arus balik antara komunikator dengan komunikan terjadi
langsung (face to face) atau tata muka sehingga pada saat itu juga
komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan dari
komunikan dan secara pasti akan mengetahui apakah komunikasinya
positif, negatif dan berhasil atau tidak. Apabila tidak berhasil, maka
komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk
bertanya seluas-luasnya.
2. Komunikasi antarpribadi melibatkan jumlah orang terbatas
Artinya bahwa komunikasi antarpribadi hanya melibatkan dua orang atau
tiga orang lebih dalam berkomunikasi. Jumlah yang terbatas ini
mendorong terjadinya secara intim atau dekat dengan lawan komunikasi.
3. Komunikasi terjadi secara spontan
Terjadinya komunikasi antarpribadi sering tanpa ada perencanaan atau
direncanakan, Sebaliknya, komunikasi sering terjadi secara tiba-tiba,
sambil lalu tanpa terstruktur dan mengalir secara dinamis.
4. Komunikasi antarpribadi menggunakan media atau nirmedia
Secara sadar atau tidak, sering kita beranggapan bahwa komunikasi
antarpribadi berlangsung secara tatap muka dan langsung, itu harus
berhadapan secara fisik, padahal dalam pelaksanaannya yang dimaksud
langsung dan tatap muka tersebut bisa saja melalui atau menggunakan
14 A. Aziz Alimul Hidayat. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. (Jakarta: Salemba Medika,
2014), hlm. 44-45.
16 Universitas Budi Luhur
saluran media. Media yang sering digunakan seperti telepon, internet,
teleconference, dan lainnya.
2.2.5 Fungsi Komunikasi Antarpribadi
Fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi terdiri dari fungsi sosial
dan fungsi pengambilan keputusan. Penjelasannya yaitu sebagai berikut:15
1. Fungsi Sosial
Komunikasi antarpribadi secara otomatis mempunyai fungsi sosial,
ini disebabkan dalam proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial
yang orang-orangnya berinteraksi satu sama lain.
Dalam kondisi demikian maka fungsi komunikasi antarpribadi
mengandung aspek-aspek, yaitu:
1) Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis
dan psikologis karena seperti kita ketahui bahwa setiap manusia
secara alamiah merupakan makhluk sosial, tanpa mengadakan interaksi
sosial maka seseorang gagal dalam kehidupannya.
2) Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial karena
setiap orang terikat dalam suasana sistem nilai dan norma yang berlaku
dalam masyrakat. Norma dan nilai tersebut mengatur kewajiban-
kewajiban tertentu secara sosial dalam berkomunikasi sebagai suatu
keharusan yang tidak dapat terelakan.
3) Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik
dalam setiap perkenalan pertama dengan orang lain, setiap orang
berusaha menutup diri. Barangkali pada saat pertama bentuk tindakan
sosial yang terjadi hanya berinteraksi “biasa”, sebagai akibat dari basa-
basi dalam pergaulan kemudian meningkat menjadi suatu relasi sosial,
ekWoro Herdiyantomi diantara mereka dari suatu relasi yang kurang
mementingkan pihak lain, kini meningkat menjadi pertukaran
kepentingan dua pihak sebagai wujud dari rasa saling memerlukan.
15 Liliweri, Op.Cit. hlm. 27
17 Universitas Budi Luhur
4) Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat kualitas
mutu diri sendiri. Ternyata bahwa melalui komunikasi antarpribadi
setiap orang akan mendapatkan penilaian dari orang lain. Dengan
demikian kita mampu menilai, melihat mutu komunikasi oranglain
dan kemudian mengubah diri sendiri, meningkatkannya lalu berdampak
pada usaha merawat kesehatan jiwa. Seseorang yang secara terus
menerus secara lugas, segar terbuka, saling bertukar pikiran dan
perasaan sampai pada tahap psikologis, maka dirinya akan mengubah
keadaan jiwa orang lain yang berkomunikasi dengannya.
5) Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik, pertentangan
antarmanusia, terutama antarpribadi merupakan kenyataan hidup yang
tidak dapat dihindari. Konflik ini tidak dapat terelakan karena ia datang
tidak direncanakan. Melalui komunikasi antarpribadi, konflik dapat
dihindari karena telah terjadi pertukaran pesan dan persamaan makna
tentang suatu hal tertentu.
2. Fungsi pengambilan keputusan
Manusia sebagai makhluk sosial juga dikaruniai otak dan akal sebagai
sarana berpikir yang tidak dimiliki oleh hewan, maka manusia
mempunyai kemampuan untk mengambil suatu keputusan. Banyak
keputusan diambil manusia dilakukan dengan berkomunikasi karena
mendengarkan saran, pendapat, pengalaman, gagasan, pikiran, mapun
perasaan orang lain. Pengambilan keputusan meliputi penggunaan
informasi dan pengaruh yang kuat dari orang lain. Ada dua aspek dari
fungsi pengambilan keputusan jika dikaitkan dengan komunikasi, yaitu:
a. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi. Informasi
merupakan kunci utama bagi seseorang dalam pengambilan keputusan
yang efektif. Beberapa informasi yang diperoleh melalui kegiatan
pengamatan, melalui bacaan, melalui obrolan, melalui acara televisi,
melalui pesan radio, hanya lebih banyak diperoleh komunikasi
antarpribadi.
18 Universitas Budi Luhur
b. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain karena
informasi sangat menenetukan keberhasilan dalam pengambilan
keputusan, maka komunikasi pada awalnya bertujuan untuk
mendapatkan persetujuan dan kerjasama dnegan orang lain. Tujuan
pengambilan keputusan antara lain mempengaruhi orang lain terutama
sikap dan perilakunya.
Berdasarkan fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi di atas, dapat
dijelaskan bahwa manusia berkomunikasi dan berinteraksi untuk
mendapatkan umpan balik dari orang lain. Umpan balik terjadi karena kedua
belah pihak sama-sama memiliki kebutuhan dan kepentingan yang mungkin
akan didapat apabila mereka saling bertukar informasi, pengetahuan dan
pengalaman. Fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan akan
melengkapi komunikasi antarpribadi karena manusia memiliki tujuan yang
hendak ia capai dalam komunikasinya dengan orang lain.
2.2.6 Teori Joseph A. DeVito
1. Model Komunikasi Interpersonal
Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi
interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau
berputar, artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi
antarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat
mengetahui komponen-komponen yang terlibat dalam komunikasi
antarpribadi dapat dijelaskan melalui gambar berikut:
19 Universitas Budi Luhur
Gambar 2.1
Bagan Model Komunikasi Interpersonal Devito
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa komponen-komponen
komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:16
a. Pengirim – Penerima
Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang
terlibat dalam komunikasi antarprbadi memfokuskan dan mengirimkan
serta mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami
pesan. Istilah pengirim-pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa,
fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat
dalam komunikasi antarpribadi, contoh komunikasi antara orang tua dan
anak.
b. Encoding – Decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan- pesan yang
akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan
menggunakan kata-kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan
untuk menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima,
16 Joseph A. DeVito, Op.Cit. hlm. 10
20 Universitas Budi Luhur
disebut juga sebagai Decoding. Dalam komunikasi antarpribadi, karena
pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima, maka fungsi
encoding-decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi antarpribadi.
c. Pesan – Pesan
Dalam komunikasi antarpribadi, pesan-pesan ini bsa terbentukverbal
(seperti kata-kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan
antara bentuk verbal dan nonverbal.
d. Saluran
Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara
pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal
baik yang bersifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif
dibandingkan dengan saluran media massa. Hal ini disebabkan pertama,
penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan
secara langsung keada khalayak. Contoh dalam komunikasi antarpribadi
kita berbicara dan mendengarkan (saluran indera pendengar dengan suara).
Isyarat visual atau sesuatu yang tampak (seperti gerak tubuh, ekpresi wajah
dan lain sebagainya).
e. Gangguan atau Noise
Seringkali pesan- pesan yang dikirim berbeda dengan pesan
yangditerima. Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangsung
komunikasi, yang terdiri dari:
1) Gangguan Fisik
Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi
fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya.
2) Gangguan Psikologis
Ganggan ini timbul karna adanya perbedaan gagasan dan penilaian
subyektif diantara orang yang terlibat diantara orang yang terlibat
dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai-nilai, sikap dan
sebagainya.
21 Universitas Budi Luhur
3) Gangguan Semantik
Gangguan ini terjadi kata-kata atau simbol yag digunakan dalam
komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan
penerima gagal dalam menangkap dari maksud-maksud pesan yang
disampaikan, contoh perbedaan bahasa yang digunakan dalam
berkomunikasi.
5. Umpan Balik
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara
terusmenerus danbergantian memberikan umpan balik dalam berbagai
cara, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik ini bersifat
positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila dirasa
saling menguntungkan. Bersifat positif apabila tidak menimbulkan efek
dan bersifat negatif apabila merugikan.
6. Bidang Pengalaman
Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam
komunikasi antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku
yang terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang
sama.
7. Efek
Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi
dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan
opini komunikasn. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap
muka.
2. Aspek Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan agar komunikasi
antarpribadi dapat berlangsung efektif, diantaranya adalah:17
17 Joseph A. DeVito, Op.Cit. hlm. 285- 291
22 Universitas Budi Luhur
a. Keterbukaan (openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
antarpribadi.
1) Pertama komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada
orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakkan semua riwayat hidupnya. Memang
ini mungin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi.
Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan
informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini
patut.
2) Aspek keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan komunikator
untuk beraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang diam,
tidak kritis dan tidak tanggap pada umumnya meurpakan peserta
percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang beraksi secara terbuka
terhadap apa yang kita ucapkan dan kita berhak mengaharpkan hal ini.
Tidak ada yang lebih buruk dari ketidakacuhan-bahkan
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan
keterbukaan dengan cara beraksi secara spontan terhadap orang lain.
3) Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka
dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang
Anda lontarkan adalah memang “milik” Anda dan Anda bertanggung
jawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini
adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang
pertama tungal).
b. Empati (empathy)
Henry Backrack mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang
untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada saat tertentu,
dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Orang
yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk
23 Universitas Budi Luhur
masa mendatang. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang
lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. C.B Truax memasukkan
kemampuan komunikasi seseorang sebagai bagian dari definisi empati.
“Empati yang akurat,” tulis Truax, “melibatkan baik kepekaan terhadap
perasaan yang ada maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan
pengertian ini.”
1) Langkah pertama dalam mencapai empati adalah menahan godaan
untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan dan mengkritik. Fokusnya
adalah pada pemahaman.
2) Kedua, makin banyak Anda mengenal seseorang keinginannya,
pengalamannya, kemampuannya, ketakutannya, dan sebaginya makin
mampu Anda melihat apa yang dilihat orang itu dan merasakan seperti
apa yang dirasakannya.
3) Ketiga, cobalah merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari
sudut pandangnya. Mainkanlah peran orang itu dalam pikiran Anda
(atau bahkan mengungkapkannya keras-keras).
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non
verbal. Secara non verbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi
wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi
kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta
(3) sentuhan atau belaian sepantasnya.
c. Sikap Mendukung (Supportiveness)
Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness) suatu konsep yang perumusannya
dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan
empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang mendukung. Kita
melibatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan
evaluatif; (2) spontan, bukan strategik ; dan (3) provisional, bukan sangat
yakin.
24 Universitas Budi Luhur
1) Deskriptif. Suasana yang bersifat deskriptif dan bukan evaluatif
membantu terciptanya sikap mendukung. Orang seringkali bereaksi
terhadap evaluasi positif tanpa sikap defensif. Tetapi, bahkan dalam
hal ini pun, ingatlah bahwa kenyataan adanya orang yang mempunyai
kewenangan untuk mengevaluasi Anda dengan cara apapun (meskipun
positif) dapat membuat Anda merasa tidak enak dan barangkali
membuat Anda bersikap defensif. Barangkali Anda menduga bahwa
evaluasi berikutnya tidak akan sangat positif. Begitu juga, evaluasi
negatif tidak selalu menimbulkan reaksi defensif. Aktor yang
bersemangat tinggi yang selalu ingin meningkatan dirinya seringkali
terbuka terhadap evaluasi negatif.
2) Spontanitas. Gaya spontan membantu menciptakan suasana
mendukung. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus
terangs erta terbuka dalam mengutarakan pikiranya biasanya beraksi
dengan cara yang sama terus terang dan terbuka. Sebaliknya, bila kita
merasa bahwa seseorang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya
bahwa dia mempunyai rencana atau strategi tersembunyi kita beraksi
secara defensif.
3) Provisonalisme. Bersikap provisional artinya bersikap tentatif dan
berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang
berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan.
Provisionalisme seperti itulah, bukan keyakinan yang tak tergoyahkan,
yang membantu menciptakan suasana mendukung (suportif).
d. Sikap Positif (Positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dala komunikasi antarpribadi
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara
positif mendorong orang yang menjadi teman kia berinteraksi.
1) Sikap. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari
komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikasi antarpribadi terbina
jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua,
25 Universitas Budi Luhur
perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif.
2) Dorongan (stroking). Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh dengan
istilah stroking (dorongan). Dorongan adalah istilah yang berasal dari
kosa kata umum, yang dipandang sangat penting dalam analisis
transaksional dan dalam interaksi antar manusia secara umum. Perilaku
mendorong menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain;
perilaku ini bertentangan dengan ketidakacuhan. Dorongan positif
(sama dengan konsep kita tentang sikap positif) umumnya berbentuk
pujian atau penghargaan dan terdiri atas perilaku yang biasanya kita
harapkan, kita nikmati dan kita banggakan. Dorongan positif ini
mendukung citra-pribadi kita dan membuat kiat merasa lebih baik.
Sebaliknya, dorongan negatif bersifat menghukum dan menimbulkan
kebencian.
e. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Terlepas dari
ketidaksetaraan ini, komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila
suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam
bahwakedua pihak sama-sama bernilai dan berharga dan bahwa masing-
masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Dalam suatu hubungan antarpribadi yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidaksependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk
memahami perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk
menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima
dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan non verbal pihak
lain. Kesetaraan berarti kita menerma pihak lain atau menurut istilah Carl
Rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan “penghargaan positif
tak bersyarat” kepada orang lain.
26 Universitas Budi Luhur
2.2.7 Komunikasi Keluarga Bagian dari Komunikasi Antarpribadi
Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak serta paling penting di dalam masyarakat yang mewakili suatu
hubungan khusus. Salah satu definisi keluarga yang luas dan berguna adalah
Jaringan orang-orang yang berbagi kehidupan mereka dalam jangka
waktu yang lama; yang terikat oleh perkawinan, darah atau
komitmen, legal atau tidak; yang menganggap diri mereka sebagai
keluarga; dan yang berbagi pengaharapan-pengharapan masa depan
mengenai hubungan yang berkiatan.18
Para ahli teori masa kini memandang keluarga sebagai suatu
sistem yang menekankan hubungan-hubungan keluarga ketimbang anggota-
anggota perseorangan.
Pemahaman keluarga seperti ini, sebagai suatu keseluruhan
ketimbang sebagai sejumlah anggota perseorangan, mengalihkan
perhatian ke pola-pola hubungan dan siklus-siklus perilaku alih-
alih sebab dan akibat: “setiap anggota mempengaruhi orang-orang
lainnya tapi pada gilirannya dipengaruhi oleh mereka.19
Sumbangan keluarga terhadap perkembangan anak ditentukan oleh
sifat hubungan antara anak dengan berbagai anggota keluarga. Hubungan ini
dipengaruhi oleh pola kehidupan keluarga dan sikap serta perilaku berbagai
anggota keluarga terhadap anak tersebut. Hal inilah yang paling terpenting
dari fungsi keluarga.
Sebagai syarat utama bagi kelancaran terlaksananya fungsi keluarga
adalah terciptanya suasana keluarga yang baik. Suasana keluarga
dimana setiap anak biasa mengembangkan dirinya dengan bantuan
orangtua dan saudara-saudaranya. Suasana keluarga meliputi
hubungan antar anggota keluarga seyogyanya memperlihatkan
adanya saling memperhatikan, bantu membantu antara yang seorang
dengan orang lainnya. Sikap-sikap dan usaha-usaha apa saja yang
dilakukan dengan kasih sayang akan memberikan kehangatan dan
rasa aman dan terlindung yang diperlukan anak agar menjadi orang
18 Stewart L.Tubbs & Sylvia Moss.Human Communication:Prinsip-prinsip Dasar. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 215
19 Ibid, hlm. 215
27 Universitas Budi Luhur
dewasa yang sejahtera.20
Dalam mencapai fungsi keluarga itu sendiri, orangtua harus pandai
mengetahui serta memainkan peranannya masing-masing sebagai seorang
suami sekaligus ayah serta sebagai seorang istri sekaligus ibu. Berikut ini
merupakan peranan ibu dan ayah di dalam keluarga:21
1. Peran ibu dalam keluarga:
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis.
b. Peran ibu dalam merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra
dan konsisten.
c. Peran ibu sebagai pendidik yang mengatur dan mengendalikan anak.
d. Ibu sebagai contoh dan teladan.
e. Ibu sebagai manajer yang bijaksana.
f. Ibu memberi rangsangan dan pelajaran.
g. Peran ibu sebagai istri.
2. Peran ayah dalam keluarga
a. Ayah sebagai pencari nafkah.
b. Ayah sebagai suami yang penuh pengertian akan memberi rasa aman.
c. Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak.
d. Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana dan
mengasihi keluarga.22
Berdasarkan penejelasan di atas sudah jelas bahwa di dalam keluarga
terjadi suatu hubungan dan terbentuknya suatu sistem yang tidak lepas dari
unsur komunikasi dan saling mempengaruhi anggota lainnya. Hubungan dan
sistem itulah yang dapat dikatakan sebagai sebuah fungsi keluarga yang
didasari oleh peran orangtua terhadap perkembangan anak itu sendiri.
20 Singgih D. Gunarsa & Ny. Singgig D. Gunarsa. Psikologi Praktis:Anak,Remaja dan Keluarga.
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), hlm. 30
21 Ibid.
22 Ibid. hlm. 31-37
28 Universitas Budi Luhur
2.2.8 Pendidikan Anak di Lingkungan Keluarga
Orangtua selalu menginginkan anaknya menjadi seseorang yang
berhasil dan sukses. Berhasil tidaknya seorang anak juga dipengaruhi oleh
pendidikan dari orangtua di dalam keluarga.
Tujuan pendidikan dan cara pendidikan harus berstandar pada
kesepakatan antar ke dua orangtua (suami-istri), yang manakah yang
diinginkan dan diutamakan. Kesepakatan antar ke dua orangtua
tersebut merupakan salah satu syarat bagi kelancaran proses
perkembangan anak dalam memberikan rasa aman dan perlindungan
pada anak sehingga fungsi keluarga dapat tercapai.23
Dalam menciptakan suasana keluarga yang baik, tentu tidak terlepas
darikomunikasi antarpribadi yang terjadi antara anggota keluarga. Hubungan
antarpribadi dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh peranan suami-istri,
sebagai ayah ibu dalam pandangan dan arah pendidikan yang akan
mewujudkan suasana keluarga. Masing- masing pribadi diharapkan
mengetahui peranannya di dalam keluarga dan memerankannya dengan baik
agar keluarga menjadi wadah yang memungkinkan perkembangan secara
wajar.
2.2.9 Narkoba
Undang-Undang Narkotik No. 22/1997 dan Undang-Undang
Psikotropika No. 5/1997 mendefinisikan penyalah guna narkoba adalah
seseorang yang menggunakan narkoba (narkotik, psikotropika, dan bahan
adiktif lain) di luar dari kepentingan kesehatan dan atau ilmu pengetahuan.
Dan pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah
mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika,
dan bahan adiktif lain (narkoba), baik secara fisik maupun psikis.24
Ketergantungan narkoba adalah dorongan untuk menggunakan narkoba
terus-menerus, dan apabila pemakaiannya dihentikan gejala putus zat. Berat
23 Ibid. hlm. 46
24 Undang-Undang No 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 67, (Jakarta: Menteri Negara Sekretaris Negara RI).
29 Universitas Budi Luhur
ringannya gejala putus zat bergantung pada jenis narkoba, dosis yang
digunakan, serta lama pemakaian. Makin tinggi dosis yang digunakan dan
makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
Selain mengatur sangsi hukum, undang-undang itu juga menyebutkan
adanya kewajiban bagi pecandu narkoba untuk menjalani pengobatan dan
perawatan. Proses terapi dan rehabilitasi yang dilakukan dapat dilakukan
lembaga pemerintah. Tidak hanya perawatan dan pengobatan, pecandu
narkoba pun mempunyai kewajiban melaporkan statusnya sebagai pecandu
narkoba kepada instansi terkait. Tujuan pelaporan ini sebagai usaha
memberikan hak perawatan dan pengobatan yang harus diberikan kepada
pecandu narkoba.
Ketergantungan atau kecanduan narkoba dapat dikatakan sebagai
penyakit, lebih tepatnya disebut penyakit adiksi, dan kronis. Berbagai tanda
mengikuti penyakit kronis ini, seperti gangguan fisik, psikologis, dan sosial
akibat dari pemakaian narkoba secara terus-menerus dan berlebihan.
Gangguan medis atau fisik berarti terjadi gangguan fungsi atau penyakit pada
organ-organ tubuh.25
Gangguan ini tergantung dari jenis narkoba yang digunakan dan cara
menggunakannya, seperti penyakit hati, jantung, dan HIV/AIDS. Gangguan
psikologis meliputi rasa cemas, sulit tidur, depresi, dan paranoia. Biasanya,
wujud gangguan fisik dan psikologis bergantung pada jenis narkoba yang
digunakan. Dan kemudian, gangguan sosial meliputi kesulitan dengan orang
tua, teman, sekolah, pekerjaan, keuangan, dan berurusan dengan pihak
berwenang.
25 Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana. Apakah Saya Pecandu Narkoba, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2017), hlm. 28
30 Universitas Budi Luhur
2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Komunikasi antar Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba
di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang
Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi
Antarpribadi
1. Perbedaan antarpribadi
2. Pemenuhan kekurangan
3. Perbedaan motivasi antarmanusia
4. Pemenuhan akan harga diri
5. Kebutuhan atas pengakuan orang lain
Teori Joseph A. DeVito
1. Keterbukaan (openness)
2. Empati (empathy)
3. Sikap Mendukung
(Supportiveness)
4. Sikap Positif (Positiveness)
5. Kesetaraan (Equality)
Komunikasi antar Pribadi Orangtua dengan
Anak Pengguna Narkoba di Perumahan
Cipondoh Makmur Kota Tangerang
31 Universitas Budi Luhur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma menentukan pandangan peneliti. Dalam suatu penelitian,
setiap peneliti menggunakan cara pandang atau paradigma yang berbeda-beda.
Adapun maksud dari paradigma adalah seperangkat keyakinan dasar sebagai
sistem filosofis utama, induk atau payung yang merupakan konstruksi manusia
(bukan konstruksi agama) yang memandu manusia dalam penelitian ilmiah
untuk sampai pada kebenaran realitas dalam disiplin ilmu tertentu.
Dalam penelitian melihat paradigma yang berorentasi pada proses
dinamis yang tidak terikat perlakuan tunggal yang ketat, tetapi lebih fokus pada
realitas yang terjadi.26 Peneliti menggunakan paradigma Post-Positivisme guna
memahami realitas yang sudah ada dan telah terjadi. Pendekatan yang
dilakukan penulis adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan
data melalui observasi lapangan dan wawancara
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata penulisan atau lisan dan perilaku orang-orang yang
diamati pada latar dan individu secara holic, penelitian kualitatif
mempunyai tujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian dan
dapat mengamati langsung di tempat penelitian.27
Jenis penelitian kualitatif ini lebih menekankan makna dari para
ahli, orang yang belajar mengenai sesuatu dari subyek penelitian dengan
menggunakan jenis penelitian ini, dapat diketahui bagaimana proses fenomena
26 M. Syamsuddin, Operasionalisasi Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), 13-14.
27 Lexy J Moelang, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2017), hlm. 3
32 Universitas Budi Luhur
pola komunikasi antarpribadi orang tua dan anak pengguna narkoba.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu cara ilmiah,
data, tujuan dan kegunaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu desain penelitian yang digunakan untuk membentuk makna
dalam proses-proses linear (satu arah), interaktif, maupun pada proses
komunikasi transaksional.
Pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan yang bertujuan
untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi atau
bidang tertentu secara faktual dan cermat. Pendekatan deskriptif kualitatif juga
bertujuan untuk mendapatkan uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan
tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat
maupun organisasi dalam setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang
komprehensif.28
3.4 Subjek/Objek Penelitian
3.4.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan informan yang memiliki informasi yang
berhubungan dengan peneliti untuk melakukan proses penelitian. Dalam
penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah keluarga yang
mempunyai anak korban narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota
Tangerang.
28 Rosyadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,(Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada, 2014), hlm. 213
33 Universitas Budi Luhur
Menurut Bungin, informan adalah orang-orang yang memiliki
pengetahuan luas dan mendalam mengenai masalah penelitian.29 Menurut
Moleong informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.30 Informan berfungsi
untuk membantu menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang
akan bermanfaat bagi bahan analisis. Pemilihan informan pada penelitian
difokuskan pada representasi atas masalah yang diteliti. Informan harus
benar-benar melalui pemilihan yang selektif, informan juga harus mengetahui
atau sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam permasalahan penelitian.
Sedangkan yang menjadi informan atau responden.
Untuk memperoleh data-data dan informasi yang jelas mengenai
masalah yang sedang dibahas maka dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik snowballing sampling dalam menentukan informan
penelitiannya. Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jauh berbeda
dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, sampel dipilih
dari suatu populasi, sehingga temuan dapat digeneralisasikan karena sampel
benar-benar mewakili populasi. Sedangkan dalam penelitian kualitatif,
keberadaan sampling adalah untuk menjaring informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai macam sumber, yang bertujuan untuk merinci
kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu,
keberadaan sampling dalam penelitian kualitatif juga dimaksudkan untuk
menggali informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang
muncul. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel yang
acak tetapi sampel bertujuan (purposive sampling).
Berdasarkan penjelasan dia atas, maka yang menjadi informan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
29 Burhan. Bungin, 2011. Penelitian Kualitatif Edisi Kedua (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik,dan Ilmu Sosial Lainnya).Jakarta: Kencana Prenanda Media Group. h. 50
30 Lexy J Moleong,. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandaung: PT. Remaja
Rosdakarya. h. 112
34 Universitas Budi Luhur
Tabel 3.1
Daftar Informan Penelitian
No Nama Umur
Pendidikan
Terahir
Kategori
1 Marjono (MJ) Ayah
2 Suwati (SW) Ibu
3 Woro Herdiyanto (WH) Anak
4 Dwi Djatmiko (DD) Ayah
5 Widi Astuti (WA) Ibu
6 Fahmi Dwi Putra (FD) Anak
3.4.2 Objek Penelitian
Obyek dari fenomena ini adalah proses komunikasi antarpribadi yang
diterapkan orang tua dan anak pengguna narkoba.
3.5 Definisi Konsep
3.5.1 Komunikasi
Komunikasi adalah proses dimana orang yang bekerja dalam
organisasi saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya
yang terpenting dalam komunikasi adalah apabila pengirim berita dan artian
yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Kehidupan manusia
takkan bisa lepas dari berhubungan dengan manusia lainnya, karena hal itu
merupakan kodrat manusia sebagai mahluk sosial. Dalam memerankan diri
sebagai mahluk sosial, manusia yang normal tidak akan bisa lepas dari sebuah
interaksi terhadap orang lain. Interaksi tersebut adakalanya berupa sebuah
komunikasi.
3.5.2 Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang- orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi
35 Universitas Budi Luhur
intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam
diri komunikator sendiri. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri. Komunikasi
intrapersonal bertujuan untuk melakukan prediksi, evaluasi, penguatan serta
pelemahan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain
pancaindra lainnnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu,
observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya
melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
Dalam penelitian ini salah satu teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan.31 Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan observasi
langsung di lokasi penelitian. Observasi yang dilakukan adalah observasi
tanpa ikut melakukan seperti yang dilakukan informan.
3.6.2 Wawancara
Menurut Esterberg dalam MarjWoro HerdiyantoyWoro Herdiyanto,
wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dari
suatu topik tertentu.32 Wawancara secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
31 Burhan. Bungin, Loc.cit. h. 115
32 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,dan R&D.
Bandung: Alfabeta. h. 72
36 Universitas Budi Luhur
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya
dalam kehidupan informa.33 Dengan demikian, peneliti akan melakukan
wawancara mendalam dengan subjek penelitian yaitu keluarga yang
mempunyai anak korban narkoba.
3.7 Teknik Analisis Data
Menurut Bagdan dan Taylor, teknik analisis data adalah proses
mengordinasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data.34 Analisis data penelitian kualitatif
sudah dilakukan sejak awal kegiatan hingga akhir kegiatan, dengan harapan
adanya konsistensi dalam analisis data. Analisis data yang digunakan peneliti
agar data menjadi lebih mudah difahami dan lebih bermakna adalah
menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman yang terdiri atas
pengumpulan data mentah, display data, reduksi data, dan verifikasi/
kesimpulan.35
Langkah-langkah analisis data model analisis interaktif dalam
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data-data lapangan tersebut dicatat dalam catatan lapangan
berbentuk deskriptif tentang apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa
yang dialami atau dirasakan oleh subjek penelitian. Catatan deskriptif
adalah catatan data alami apa adanya dari lapangan tanpa adanya komentar
atau tafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai.
33 Burhan. Bungin, Loc.cit. h. 115
34 Lexy J Moleong, Loc.cit h.103.
35 Sugiyono, Op.Cit, h. 246.
37 Universitas Budi Luhur
2. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyedehanaan, pengelolaan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi ini dilakukan secara terus
menerus selama penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan bentuk
analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang
tidak diperlukan serta mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai fokus
permasalahan penelitian.
3. Penyajian data
Penyajian data yang sering dilakukan dalam penelitian kualitatif
adalah dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan. Penyajian data
adalah merupakan tahapan untuk memahami apa yang sedang terjadi
dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil
tindakan yang dianggap perlu.
4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan
Kegiatan verifikasi dan penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah
sebagian dari satu kegiatan konfiguransi yang utuh, karena penarikan
kesimpulan juga diverifikasi sejak awal berlangsungnya penelitian hingga
akhir penelitian, yang merupakan proses kesinambungan dan berkelanjutan.
Verifikasi dan penarikan kesimpulan berusaha mencari makna dari
komponen-komponen yang disajikan dengan membuat pola-pola,
keteraturan, penjelasan, konfigurasi, hubungan sebab akibat dan proposisi
dalam penelitian.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data model Milles
dan Huberman dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini:
38 Universitas Budi Luhur
Gambar 3.1
Bagan Analisis Data Matthew B. Milles dan A. Michael Hubberman
.
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.8.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Perumahan Cipondoh Makmur Kota
Tangerang yang berlokasi di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh,
Kota Tangerang. Data penelitian yang peneliti dapat di lapangan, kemudian
disusun dan diolah di rumah peneliti yang berlokasi di Jalan Damai VI nomor
25 RT.03/RW.005 Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh,
Kota Tangerang.
3.8.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2020/2021. Dalam kurun waktu bulan Maret s/d Desember 2021.
3.9 Validitas Data
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang
dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Reduksi
Data
Penarikan-
Penarikan
Kesimpulan/
39 Universitas Budi Luhur
data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi
uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability.36
Wiliam Wiersma mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
waktu. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data dan waktu.37
1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk
menguji kredibiltas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka
pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke
bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang
merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak
bisa di rata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang
berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber tersebut. Data yang telah
dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber
data.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas
data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau
36 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.
270
37 Ibid. hlm. 273
40 Universitas Budi Luhur
yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin
semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga mempengaruhi kredibiltas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,
belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga
dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang
diberi tugas melakukan pengumpulan data.38
Penelitian ini menggunakan dua triangulasi yaitu:
a. Triangulasi Sumber
Peneliti menguji kredibilitas data dengan mengecek data yang
telah peneliti peroleh kepada beberapa pecandu narkoba di perumahan
cipondoh Tangerang.
b. Triangulasi Waktu
Peneliti menguji kredibilitas data kepada sumber yang sama
dengan waktu yang berbeda. Pada contoh kasus ini, peneliti akan
mengajak narasumber ke sebuah coffeshop agar pada saat proses
wawancara, narasumber bisa lebih merasa nyaman tanpa ada tekanan
atau paksaan dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
38 Ibid.274)
41 Universitas Budi Luhur
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian
Perumahan Cipondoh terletak disebelah utara kelurahan Ciponcoh
dan di sebelah timur Kota Tangerang yang jaraknya 4,0 km dari pusat
kecamatan Cipondoh. Luas wilayah Perumahan Cipondoh 18,52 km2,
terdiri dari tanah darat 18,52 km2, tanah sawah 0 Ha, dan tanah rawa 0 Ha.
Letak ketinggian dari permukaan laut sekitar 12 Km dengan curah hujan
rata-rata 2200 mm/tahun. Perumahan Cipondoh terdiri dari 8 Rw (Rukun
Warga) dan 64 RT (Rukun Tetangga). Jarak dari ibukota Negara sekitar
26 Km, jarak dari ibukota provisi Banten 77 Km dan jarak dari ibukota
Tangerang sekitar 6 KM.
Di PerumahanCipondoh ini letaknya sangat strategis karena dekat
dengan jalan raya yang sangat terjangkau dilalui roda dua, dan juga empat.
Perumahan Cipondoh juga dekat dengan Stadion mini Cipondoh, dimana
disana biasa dipakai untuk turnamen sepak bola atau bahkan perkumpulan
masyarakat apabila ada acara Desa. Ketika kita memasuki Gerbang
Perumahan Cipondoh disebelah kiri terdapat perumahan-perumahan elite
dan disebelah kanan terdapat ruko-ruko. Perumahan Cipondoh adalah
salah satu Perumahan yang ada di Kota Tangerang, maka tidak heran
banyak pendatang yang merantau ke Kota Tangerang untuk sekedar
mengadu nasib yang tidak kalah padatnya juga dengan ibukota Jakarta.
Berdasarkan catatan yang diperoleh dari kantor Kelurahan, Perumhan
Cipondoh memiliki penduduk dengan jumlah 123.080 jiwa, dengan 2001
kartu keluarga. Jika dibandingkan dengan perumahan yang lain
Perumahan Cipondoh ini termasuk ke dalam Perumahan yang
penduduknya banyak karna mencapai angka kurang lebih 123.000 jiwa.
42 Universitas Budi Luhur
Ini sebagai bukti bahwa Perumahan Cipondoh menjadi salah satu daerah
yang banyak penduduknya, salah satunya perantau.
2. Kondisi Sosiologis Lokasi Penelitian
a. Kondisi Sosial EkWoro Herdiyantomi Masyarakat Cipondoh
Perumahan Cipodoh adalah termasuk daerah menengah, artinya
tidak daerah kaya dan tidak miskin (tertinggal), meskipun disebagian
RT bisa dibilang sebagai masyarakat yang berada. Hal ini terbukti dari
tingkat perekWoro Herdiyantomian Perumahan Cipondoh yang
berbeda-beda mata pencahariannya sesuai kemampuan masing-masing.
Dari mata pencaharian masyarakat Perumahan Cipondoh antara lain
sebagai berikut:
b. Guru, mengajar disekolah juga menjadi penghasilan ekWoro
Herdiyantomi masyarakat Perumahan Cipondoh. Yang bisa
memberikan ilmu bermanfaat bagi generasi penerus bangsa.
c. Karyawan, adalah salah satu pekerja yang juga banyak di Perumahan
Cipondoh. Selain daerahnya yang dekat dengan Kota Tangerang
dimana di Kota Tangerang atau Kabubaten banyak pabrik-pabrik yang
dijadikan lahan untuk menghasilkan pencaharian. Menjahit,
menghitung, merapihkan barang, membuat barang dan sebagainya yang
menghasilkan nilai ekWoro Herdiyantomi.
d. Pedagang, selain bekerja sebagai karyawan masyarakat Perumahan
Cipondoh ini juga bekerja sebagai pedagang seperti berjualan makanan,
minuman, pakaian dan lain sebagainya. Bukan hanya berjualan di
sekitaran Perumahan saja tetapi juga banyak yang berjualan ke Kota,
ini sangat membantu perekWoro Herdiyantomian keluarga tentunya.
e. Tukang, kemampuan masyarakat Perumahan Cipondoh banyak
beragam sekali, salah satunya membuat rumah. Memang penghasilan
dari membuat rumah ini tidak menentu karena tegantung ada atau
tidaknya orang yang membuat rumah, tapi pekerjaan ini sangat
membantu perekWoro Herdiyantomian masyarakat karna keahliannya
43 Universitas Budi Luhur
dalam membuat rumah meskipun tanpa sekolah yang tinggi terlebih
dahulu.
f. Peternak, meskipun di Perumahan Cipondoh ini pekerja sebagai
peternak tidak banyak akan tetapi masih ada masyarakat yang
menjadikan peternak sebagai mata pencaharian. Masyarakat
menjadikan hewan ikan, ayam, bebek dan kambing sebagai ternaknya.
Memelihara hewan ternak bukan hanya sekedar hobi tapi tentu ini juga
dapat menghasilkan penghasilan.
3. Kondisi Sosial Pendidikan Masyarakat Perumahan Cipondoh
Dalam bidang pendidikan masyarakat Perumahan Cipondoh hampir
sebagian lulusan SMP, walaupun ada juga yang hanya sekedar lulusan
Sekolah Dasar (SD). Di Perumahan Cipondoh ini sudah temasuk kedalam
daerah yang modern, untuk itu masyarakatnya banyak yang
berpendidikan, walaupun tidak sedikit hanya tamatan SMA saja. Bisa
dilihat dari banyaknya masyarakat yang lulusan S1, D3 atau S2, ini
memperlihatkan bahwa pendidikan di Perumahan Cipondoh ini
masyarakatnya sangat antusias dalam bidang pendidikan.
Kemajuan pendidikan disebabkan dari beberapa adanya sarana
pendidikan yang lebih mudah ditempuh masyarakat seperti Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Perguruan Tinggi yang sekarang banyak sekali berdiri di Kota Tangerang.
Banyaknya sarana pendidikan ini bisa memicu masyarakat agar lebih
memperhatikan nilai pendidikan agar tercetaknya generasi-generasi yang
terdidik. Dengan perkembangan zaman mungkin sarana pendidikan di
Perumahan Cipondoh ini akan semakin meningkat, terlebih Perumahan
Cipondoh berada di daerah yang sangat strategis yang berada di Kota
Tangerang.
44 Universitas Budi Luhur
4.1.2 Temuan Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini, peneliti melakukan analisis terkait komunikasi
suportif orang tua terhadap anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh
Makmur KotaTangerang. Dalam menyampaikan dan menciptakan komunikasi
suportif yang baik, orang tua harus menggunakan perilaku yang dianggap
sebagai kontribusi agar terciptanya iklim yang mendukung seperti deskripsi,
orientasi masalah, bersikap spontan, empati, kesetaraan, dan provisionalisme.
Peneliti membahas apakah tercipta komunikasi suportif antara orang tua dan
anak, yakni MJ dan WH; serta DD dan FD, setelah WH dan FD diketahui
mengonsumsi narkoba.
4.2.1 Deskripsi dalam Komunikasi Suportif
Deskripsi berarti menggambarkan sesuatu dibanding menilai atau
mengevaluasi orang lain. 39 Sikap menggambarkan berarti lebih
menyampaikan perasaan dan persepsi tanpa adanya maksud untuk menilai.
Dalam hubungan orang tua dan anak, MJ dan WH, pada awalnya menerapkan
deskripsi dalam berkomunikasi. Ini dibuktikan dengan cara MJ yang tidak
pernah secara langsung menilai kepribadian WH. Namun, setelah MJ
mengetahui WH aktif mengonsumsi narkoba, MJ secara langsung menilai
kepribadian anaknya buruk.
Sikap menggambarkan digunakan setelah komunikator bercerita,
sehingga komunikan akan menanggapi cerita tersebut dengan menyampaikan
kata-kata yang dapat menenangkan komunikator tanpa menilai atau
39 Suciati. Komunikasi Interpersonal: Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam.
(Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2016), hlm.72
45 Universitas Budi Luhur
mengevaluasi komunikasi tersebut benar atau salah. Dalam hal ini, MJ merasa
kehilangan kepercayaan terhadap WH, sehingga apa yang dilakukan atau akan
dilakukan oleh WH di luar rumah secara mutlak dikategorikan sebagai
tindakan yang buruk. MJ selalu berprasangka buruk kepada WH dan ini
diafirmasi oleh WH. Padahal, WH memiliki kesempatan untuk
berkomunikasi dengan MJ dan menjelaskan setiap tindakannya.
MJ bersikap evaluatif kepada WH karena MJ menggunakan alasan
ketidakpercayaannya kepada WH. Tindakan WH mengonsumsi narkoba
membuat MJ menentukan alternatif terbaik dalam mengambil keputusannya,
yakni dengan curiga dan lebih berhati-hati terhadap apa yang mungkin
dilakukan WH di luar rumah. Sikap evaluatif yang dimiliki MJ ini membatasi
ruang gerak serta komunikasi antara dirinya dengan WH. Padahal, WH
memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan MJ dan menjelaskan
setiap tindakannya.
Namun, hal ini berbeda pada komunikasi yang terjadi antara DD dan FD.
Dalam menilai kepribadian anaknya, sedari dulu DD tidak pernah langsung
menilainya baik atau buruk. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran DD yang
dapat membuat FD tersinggung. DD berpendapat bahwa FD masih dalam fase
labil sebagai remaja. Maka dari itu, DD sangat berhati-hati dalam
berkomunikasi dengan FD. DD memilih untuk mendengarkan pernyataan FD
dan meresponsnya dengan baik pula. Hal ini diafirmasi oleh FD yang
menganggap DD, orang tuanya, sebagai pendengar yang baik dan netral.
Deskripsi termasuk ke dalam komunikasi suportif apabila: menghindari
kata sifat dan menggunakan kata kerja; menggunakan pernyataan yang
spesifik dan konkret, dan menggunakan I-Message.40 Dalam komunikasi yang
tercipta antara MJ dan WH, MJ tidak menggunakan kata kerja dan pernyataan
yang spesifik. Hal ini dibuktikan dalam pernyataannya yang langsung
memarahi WH tanpa penjelasan yang konkret. Di sini MJ bersikap defensif
kepada WH. Misalnya, MJ memarahi WH yang bepergian dari rumah tanpa
40 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi.(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2017)
46 Universitas Budi Luhur
mengetahui alasan WH. Alih-alih memarahi WH, seharusnya MJ tetap
memberikan kebebasan terhadap WH untuk keluar dari rumah, tetapi dengan
mengingatkannya untuk tidak bepergian terlalu lama dan menghindari
aktivitas yang tidak baik di luar rumah. Maka dari itu, sikap deskripsi dalam
komunikasi MJ dan WH pasca-WH mengonsumsi narkoba tidak terjadi.
Berbeda dengan komunikasi yang tercipta antara DD dan FD, DD
cenderung menggunakan kalimat yang konkret, mengandung kata kerja, dan
I-Message. DD mengatakan bahwa dirinya turut berkontribusi dalam
penyalahgunaan narkoba yang dilakukan FD. DD menganggap dirinya
mungkin terlalu mengekang FD dengan peraturan-peraturan yang ada di
dalam rumah, sehingga FD tidak semakin merasa bersalah. Dalam komunikasi
antara DD dan FD, sikap deskripsi tercipta.
4.2.2 Orientasi Masalah dalam Komunikasi Suportif
Orientasi masalah bermaksud untuk menyesuaikan diri pada lawan
bicara dan mengomunikasikan perhatian serta minat terhadap apa yang
dikatakan oleh lawan bicara. Selain itu, orientasi masalah juga
berkeinginan untuk bekerja sama dalam pemecahan masalah. 41 Pada
komunikasi antara MJ dan WH, MJ selalu menanyakan kabar dan
perkembangan yang dialami WH. Dalam menghindari miskomunikasi
dengan WH, MJ sering kali menyesuaikan dirinya dengan WH, sehingga WH
dapat merasa aman serta nyaman berkomunikasi dengan MJ.
Pada langkah awal, orientasi masalah melibatkan proses bertanya
secara kreatif. Untuk itu, belajar untuk menyelesaikan masalah akan
melibatkan proses berlatih dengan permasalahan-permasalahan yang cukup
terdeteksi dengan jelas. Maka dari itu, MJ selalu berusaha mencari solusi
bersama dengan WH terhadap setiap permasalahan yang ada. Misalnya,
ketika WH diketahui mengonsumsi narkoba, maka MJ berdiskusi dengan WH
untuk menemukan jawabannya yaitu dengan menjalani rehabilitasi. WH juga
41 Ngalimun. Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), hlm. 12
47 Universitas Budi Luhur
membenarkan bahwa kedua orang tuanya selalu mengajak dirinya untuk
berdiskusi sebelum menentukan sikap dan alternatif yang dipilih setelah
dirinya mengonsumsi narkoba. MJ menciptakan proses dialektika di dalam
keluarganya agar menghasilkan keputusan serta kesimpulan yang
menguntungkan berbagai pihak.
Selain itu, mengenali masalah akan melibatkan proses menyadari
pengalaman dan keterbukaan terhadap pengalaman itu sendiri. Pola
komunikasi yang diciptakan oleh MJ membuat WH merefleksikan
perbuatannya sehingga dengan pikiran yang jernih, WH mengakui
kesalahannya dan berencana sembuh dengan menjalani rehabilitasi.
Dalam hal ini, sikap orientasi masalah diciptakan dalam komunikasi antara
MJ dan WH. Komunikasi yang tercipta antara DD dan FD juga menunjukkan
adanya sikap orientasi masalah. Hal ini dapat diamati dari bentuk perhatian
yang diberikan DD kepada FD. DD menjadi lebih sering menanyakan kondisi
kesehatan FD dan menjadi lebih banyak melakukan hal-hal bermanfaat
bersama FD. Padahal, sebelumnya DD tidak pernah menunjukkan
perhatiannya kepada FD. Hal ini menegaskan bahwa adanya sikap berorientasi
terhadap masalah.
DD juga memiliki cara yang baik dalam menyampaikan gagasannya
kepada FD. DD menggunakan intonasi yang lembut serta kata-kata yang baik.
Setelah itu, DD menyampaikan harapannya kepada FD agar FD segera
sembuh dengan cara menjalani rehabilitasi. DD ingin FD menjalani
kehidupan normal seperti sebelumnya. Oleh karena itu, FD menyadari bahwa
yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan dan mau bekerja sama dengan
DD untuk menjalani rehabilitasi. Melalui masalah penyalahgunaan narkoba
dan diskusi yang dilakukan oleh DD, FD lebih mengenal dirinya dan mampu
menemukan solusi atas permasalahannya.
Baik MJ maupun DD menggunakan iklim komunikasi yang
berorientasi terhadap masalah, keduanya tidak menggunakan iklim
pengendalian yang bisa berdampak buruk terhadap relasi serta komunikasi
MJ dan DD terhadap anak-anaknya. Pengendalian biasanya ditandai dengan
48 Universitas Budi Luhur
adanya satu kehendak untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku,
pikiran, dan tanggapan orang lain. Dengan begini, komunikator tidak
mengharapkan umpan balik dari lawan bicaranya. Komunikator seperti ini
berusaha menggunakan kekuasaannya untuk memaksa orang lain mematuhi
pandangannya. Iklim pengendalian sering bersifat negatif sehingga direspons
secara negatif pula.
4.2.3 Bersikap Spontan dalam Komunikasi Suportif
Bersikap spontan berkenaan dengan situasi yang berkembang tanpa
agenda yang tersembunyi.42 Maka dari itu, komunikasi antarpribadi sering
terjadi tanpa adanya perencanaan atau direncanak an. Komunikasi sering
terjadi secara tiba-tiba, sambil lalu, tanpa terstruktur, dan mengalir secara
dinamis.43 Perilaku spontan ini biasanya dilakukan karena desakan emosi.
Spontanitas merupakan sikap yang sangat baik karena mendorong
komunikan untuk berkata jujur. Spontanitas juga menciptakan komunikasi
yang berlangsung terbuka dan apa adanya tanpa motif-motif tersembunyi di
setiap perkataannya. Dalam hal ini, komunikan memberikan informasi yang
penting sebagai data untuk menganalisis, sehingga membuat komunikator
akan lebih mudah dalam membantu.
Komunikasi yang terjalin antara MJ dan WH maupun DD dan FD
menunjukkan adanya sikap spontanitas. MJ dan DD sama-sama bersikap
spontan dalam mengungkapkan kekecewaannya kepada anaknya masing-
masing, WH dan FD, setelah mengetahui keduanya mengonsumsi narkoba.
Sikap berterus terang dan keterbukaan MJ dan DD kepada WH dan FD
tentunya untuk menghasilkan keputusan yang efektif dan baik untuk
semuanya. MJ mengungkapkan kekecewaannya dengan berterus terang
dalam menyampaikan pendapatnya kepada WH sehingga masalahnya
langsung selesai. MJ menyatakan kekecewaannya kepada WH karena WH
mengonsumsi narkoba dan hal ini membuat MJ merasa sulit untuk percaya
42 Suciati. Op.Cit. hlm. 72-73
43 Ngalimun. Op.Cit. hlm. 35
49 Universitas Budi Luhur
lagi kepada WH. Selain itu, MJ juga menyampaikan pendapat dan sikapnya
secara jujur, yakni MJ menginginkan WH untuk bersekolah di salah satu
pesantren setelah menyelesaikan masa rehabilitasinya. Namun, MJ juga
menghargai kejujuran WH sehingga dapat memudahkannya dalam mencari
solusi secara cepat.
Responden kedua, yakni DD, juga mengungkapkan kekecewaannya
kepada FD secara jujur sehingga membuat FD sadar bahwa perbuatannya
mengonsumsi narkoba itu salah. Hal ini diafirmasi oleh FD yang berpendapat
bahwa DD merupakan sosok orang tua yang blak-blakan dan tidak
menyembunyikan apa pun kepadanya. Spontanitas DD dalam menyampaikan
emosi serta perasaan ini membuat FD secara langsung tahu jika perbuatan
yang dilakukannya itu salah dan membuat DD kecewa kepadanya.
MJ dan DD termasuk orang yang spontan dalam berkomunikasi,
berterus terang, serta terbuka dalam mengutarakan pemikirannya. Oleh karena
itu, pernyataan keduanya memudahkan WH dan FD untuk mengetahui emosi
yang dirasakan oleh orang tuanya. Spontanitas yang dimiliki oleh komunikan
ini cenderung mempermudah komunikator untuk menginterpretasikan
sebuah kejadian. Maka dari itu, WH dan FD dapat mengerti seperti apa
perasaan kecewa dan keinginan MJ dan DD agar WH dan FD dapat hidup
normal kembali serta tidak lagi mengonsumsi narkoba dengan menjalani
rehabilitasi.
MJ dan DD menciptakan spontanitas dalam komunikasi yang mereka
bentuk dengan anak-anaknya dan memilih untuk tidak menggunakan
strategi. Relasi antara orang tua dan anak bukanlah transaksional sehingga
orang tua tidak harus menyusun strategi terhadap keseluruhan keputusan
kondisional terkait tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan.
Saat mengetahui anak-anaknya mengonsumsi narkoba, MJ dan DD tidak
berpura-pura menerima hal itu agar kondisi psikologis anaknya tidak
terganggu. Namun, keduanya sadar bahwa hal tersebut salah dan segera
merespons dengan semestinya dan berusaha mencari cara penyembuhan
sesegera mungkin.
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba
Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba

More Related Content

Similar to Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba

193-1-595-1-10-20181228.pdf
193-1-595-1-10-20181228.pdf193-1-595-1-10-20181228.pdf
193-1-595-1-10-20181228.pdfWahyuPriambodo9
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalcindrya
 
Metode penelitiantahap1
Metode penelitiantahap1Metode penelitiantahap1
Metode penelitiantahap1corenida
 
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3Gladys Izra
 
Hambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdf
Hambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdfHambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdf
Hambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdfLadwiganalendra
 
KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...
KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...
KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...RayhanArista
 
4 remaja pemakai narkoba ditangkap
4 remaja pemakai narkoba ditangkap4 remaja pemakai narkoba ditangkap
4 remaja pemakai narkoba ditangkapRendy Cancertious
 
Digital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, Yemima
Digital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, YemimaDigital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, Yemima
Digital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, YemimaSeruniKusumaNingrum1
 
Studi kasus bab 5 seruni, ursula, yemima
Studi kasus bab 5   seruni, ursula, yemimaStudi kasus bab 5   seruni, ursula, yemima
Studi kasus bab 5 seruni, ursula, yemimaUrsulaToding
 
Syakira Azzahra - Kelas F
Syakira Azzahra - Kelas FSyakira Azzahra - Kelas F
Syakira Azzahra - Kelas Fsyakirapeach
 
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docxAnalisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docxaininakara
 
Antropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docx
Antropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docxAntropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docx
Antropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docxKeisyaAuradelia
 
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...Gyrezz
 
anissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docx
anissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docxanissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docx
anissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docxannisanam1
 
Pengaruh Komunikasi Terhadap Mental Anak
Pengaruh Komunikasi Terhadap Mental AnakPengaruh Komunikasi Terhadap Mental Anak
Pengaruh Komunikasi Terhadap Mental AnakJasmine Alya Pramesthi
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkkinantisalma
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkkinantisalma
 
Manuscrib rivan 2
Manuscrib rivan 2Manuscrib rivan 2
Manuscrib rivan 2queen sevya
 

Similar to Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba (20)

193-1-595-1-10-20181228.pdf
193-1-595-1-10-20181228.pdf193-1-595-1-10-20181228.pdf
193-1-595-1-10-20181228.pdf
 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonal
 
Metode penelitiantahap1
Metode penelitiantahap1Metode penelitiantahap1
Metode penelitiantahap1
 
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3
Penelitian Etnografi Digital Kelompok 3
 
Hambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdf
Hambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdfHambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdf
Hambatan Komunikasi Pada Hubungan Ayah Tiri dan Anak Tiri.pdf
 
KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...
KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...
KETIDAKHARMONISAN HUBUNGAN IBU DENGAN ANAK AKIBAT HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARPR...
 
4 remaja pemakai narkoba ditangkap
4 remaja pemakai narkoba ditangkap4 remaja pemakai narkoba ditangkap
4 remaja pemakai narkoba ditangkap
 
Full fyp 2018 humaidatul fikriyah mz
Full fyp 2018 humaidatul fikriyah mzFull fyp 2018 humaidatul fikriyah mz
Full fyp 2018 humaidatul fikriyah mz
 
Digital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, Yemima
Digital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, YemimaDigital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, Yemima
Digital Etno Studi Kasus BAB 5_Seruni, Ursula, Yemima
 
Studi kasus bab 5 seruni, ursula, yemima
Studi kasus bab 5   seruni, ursula, yemimaStudi kasus bab 5   seruni, ursula, yemima
Studi kasus bab 5 seruni, ursula, yemima
 
Syakira Azzahra - Kelas F
Syakira Azzahra - Kelas FSyakira Azzahra - Kelas F
Syakira Azzahra - Kelas F
 
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docxAnalisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
Analisis Konflik Komunikasi Antar Pribadi Orang tua dan Anak.docx
 
Antropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docx
Antropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docxAntropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docx
Antropologi - Keisya Auradelia (1) 2.docx
 
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
ANALISIS PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA PROSES KOMUNIKASI ANTAR MAHASI...
 
anissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docx
anissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docxanissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docx
anissa nur avi maharani (202241042)jurnal antropologi komunikasi.docx
 
Pengaruh Komunikasi Terhadap Mental Anak
Pengaruh Komunikasi Terhadap Mental AnakPengaruh Komunikasi Terhadap Mental Anak
Pengaruh Komunikasi Terhadap Mental Anak
 
Pembahasan materi
Pembahasan materiPembahasan materi
Pembahasan materi
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Real tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkkReal tikkkkkkkkkkkkkk
Real tikkkkkkkkkkkkkk
 
Manuscrib rivan 2
Manuscrib rivan 2Manuscrib rivan 2
Manuscrib rivan 2
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak pengguna narkoba

  • 1. i KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANGTUA DENGAN ANAK PENGGUNA NARKOBA DI PERUMAHAN CIPONDOH MAKMUR KOTA TANGERANG SKRIPSI Nama : Windy Puspa Diana Nim : 1871510317 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Public Relations FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2022
  • 2. i KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANGTUA DENGAN ANAK PENGGUNA NARKOBA DI PERUMAHAN CIPONDOH MAKMUR KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Nama : Windy Puspa Diana Nim : 1871510317 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Public Relations FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2022
  • 3. ii Universitas Budi Luhur PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip, maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Windy Puspa Diana NIM : 1871510317 Tanda Tangan : Tanggal : 21 Januari 2022
  • 4. iii Universitas Budi Luhur HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Universitas Budi Luhur, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Windy Puspa Diana NIM : 1871510317 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Public Relations Jenis Tugas Akhir : Skripsi Menyatakan, demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui dan memberikan kepada Universitas Budi Luhur Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:“Komunikasi Antar Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang”, beserta perangkat lainnya (dalam bentuk hardcopy dan softcopy). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Budi Luhur berhak menyimpan, mengalihmediakan/dalam format lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 21 Januari 2022 Yang menyatakan : (Windy Puspa Diana)
  • 5. iv Universitas Budi Luhur LEMBAR PERSETUJUAN Setelah dilakukan bimbingan, maka Skripsi dengan judul “Komunikasi Antar Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang” yang diajukan oleh Windy Puspa Diana – 1871510317 disetujui dan siap untuk dipertanggunjawabkan di hadapan Penguji pada saat Sidang Skripsi Strata Satu (S-1), Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur. Dosen Pembimbing, Dra. Riyodina Ganefsri Pratikto, M.Si
  • 6. v Universitas Budi Luhur LEMBAR PENGESAHAN
  • 7. vi Universitas Budi Luhur ABSTRAK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANGTUA DENGAN ANAK PENGGUNA NARKOBA DI PERUMAHAN CIPONDOH MAKMUR KOTA TANGERANG Tujuan Penelitian untuk Mengetahui Bagaimana Komunikasi antar pribadi Pecandu Narkoba Pada Kalangan Remaja Di Perumahan Cipondoh Tangerang. Rumusan Masalah Bagaimana Komunikasi antar pribadi Pecandu Narkoba Pada Kalangan Remaja Di Perumahan Cipondoh Tangerang. Teori yang digunakan Teori Johari Window yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham dengan 4 konsep pendekatan. Subjek Penelitian ini adalah tiga orang remaja perumahan cipondoh Tangerang, subjek terdiri dari Informan. Objek Penelitian ini adalah Komunikasi antar pribadi Pecandu Narkoba Pada Kalangan Remaja Di Perumahan Cipondoh Tangerang. Paradigma yang digunakan adalah post- positivisme. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, dan observasi partisipatif pasif, serta diperoleh studi kepustakaan dari sumber seperti buku, website, dokumen dan lain-lain. Hasil penelitian yang didapat bahwa Komunikasi antar pribadi terbuka (mengetahui diri sendiri dan mengetahui orang lain) pada pecandu narkoba di kalangan remaja Perumahan Cipondoh Tangerang terjadi pada sesama pecandu narkoba yang sudah saling mengenal satu sama lain. Komunikasi tidak langsung yang terjalin biasanya melalui telepon, SMS, dan chat di sosial media. Keterbukaan informan pada masyarakat perumahan sangatlah kurang, sehingga komunikasi tidak terjalin hal ini dikarenakan sedikit orang yang menerima pecandu narkoba. Komunikasi antar pribadi buta (tidak mengetahui diri sendiri tetapi mengetahui orang lain) pada remaja Perumahan Cipondoh Tangerang terlihat dari komunikasi orang tua atau pihak sekolah yang sering memberi informasi dan bimbingan tentang bahaya narkoba, efek jangka panjang narkoba, terutama dalam hal ini adalah orang tua. Komunikasi antar pribadi tersembunyi (mengetahui diri sendiri tetapi tidak mengetahui orang lain) dirasakan oleh pecandu narkoba dimana kekurangan saat menjadi pecandu narkoba adalah merasa bukan diri sendiri, tidak apa adanya, merasa malu atau merasa keren menggunakan narkoba, keinginan coba-coba, ada rasa ingin tau dan merasa rileks, santai dan lebih menyenangkan, narkoba bisa didapatkan dengan cukup mudah, efek mengonsumsi narkoba dimana pertemanan hanya pada sesama pecandu narkoba dan sulit mendapatkan pekerjaan, tidak terbuka karena merasa parno, hal diatas hanya dapat dirasakan oleh pecandu narkoba itu sendiri. Komunikasi antar pribadi wilayah tak dikenal (tidak diketahui diri sendiri atau orang lain) adalah pecandu tidak mengetahui efek jangka panjang mengonsumsi narkoba, tertutupnya pertemanan dengan dunia luar dan sulit mendapatkan pekerjaan, serta tidak disadari pentingnya pemberian informasi atau bimbingan dari orang tua atau sekolah terhadap bahayanya narkoba. Kata Kunci: Komunikasi antar pribadi, Pecandu Narkoba, Remaja
  • 8. vii Universitas Budi Luhur ABSTRACT INTERPERSONAL COMMUNICATION BETWEEN PARENTS AND CHILDREN OF DRUG USERS IN CIPONDOH MAKMUR HOUSING, TANGERANG CITY The purpose of this research is to find out how the interpersonal communication of drug addicts among teenagers in Cipondoh Housing, Tangerang. Problem Formulation How to Interpersonal Communication of Drug Addicts Among Adolescents In Cipondoh Housing, Tangerang. The theory used is the Johari Window Theory which was developed by Joseph Luft and Harry Ingham with 4 approach concepts. The subjects of this study were three teenagers in Cipondoh Tangerang housing, the subjects consisted of informants. The object of this research is Interpersonal Communication of Drug Addicts Among Adolescents In Cipondoh Housing, Tangerang. The paradigm used is post-positivism. Data collection methods used were in-depth interviews, and passive participatory observation, and obtained literature studies from sources such as books, websites, documents and others. The results showed that open interpersonal communication (knowing oneself and knowing others) among drug addicts among teenagers at Cipondoh Tangerang Housing occurred among drug addicts who already knew each other. Indirect communication that is established is usually via telephone, SMS, and chat on social media. The openness of informants in the housing community is verylacking, so that communication is not established, this is because few people accept drug addicts. Blind interpersonal communication (don't know yourself but know others) in adolescents at Cipondoh Tangerang Housing can be seen from the communication of parents or schools who often provide information and guidance about the dangers of drugs, the long-term effects of drugs, especially in this case are parents. Hidden interpersonal communication (knowing yourself but not knowing others) is felt by drug addicts where the drawbacks of being a drug addict are feeling not yourself, not being what you are, feeling ashamed or feeling cool using drugs, wanting to try, there is a sense of curiosity and feel relaxed, relaxed and more fun, drugs can be obtained quite easily, the effectsof takingdrugs where friendship is only with fellow drug addicts and it is difficult to get a job, not open because they feel paralyzed, the above can only be felt by drug addicts themselves. Interpersonal communication in unknown areas (unknown to themselves or others) is addicts who do not know the long-term effects of taking drugs, close friendships with the outside world and find it difficult to find work, and do not realize the importance of providing information or guidance from parents or schools on the dangers of drugs. Keywords: Interpersonal Communication, Drug Addict, Adolescent
  • 9. viii Universitas Budi Luhur KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan serta kepada kedua orang tua Papa yang bernama H. Deni Iman Kusmayadi dan Mama yang bernama Hj. Lis Maryam yang selalu memberikan motivasi, doa dan semangat yang tiada hentinya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Komunikasi Antar Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang” guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Stastra I (satu) pada program studi Ilmu Komunikasi di Universitas Budi Luhur. Terimakasih kepada Ibu Dra. Riyodina Ganefsri Pratikto, M.Si selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah membimbing peneliti dengan sangat sabar sehingga peneliti bisa menyelesaikan Skripsi ini. Dengan terselesaikannya penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah memberikan bantuan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan sebaik- baiknya dan dapat berguna bagi peneliti ataupun orang lain yang membutuhkannya. Peneliti menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini, terutama kepada: 1. Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc., M.M., selaku Rektor Universitas Budi Luhur., 2. Dr. Nawiroh Vera, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur dan Sebagai Dosen Pembimbing Akademik., 3. Bintarto WicaksWoro Herdiyanto, S.P.T, M.Sn., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur., 4. Rini Lestari, M.I.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur., 5. Dr. Umaimah Wahid, S.Fil., M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi., 6. Amin Aminudin, M.I.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Komunikasi., 7. Doddy Wihardi, S.IP., M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Public Relations., 8. Haronas Kutanto, S.P.T., M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Broadcast Journalism Universitas Budi Luhur., 9. Benny Muhdaliha, M.Sn., selaku Ketua Pengembangan Program Studi Ilmu Desain Komunikasi Visual Universitas Budi Luhur., 10. Artyasto Jatisidi, M.I.Kom., selaku Kepala Konsentrasi Digital Advertising Universitas Budi Luhur., 11. Arif Nur Hidayat, S.Kom., M.I.Kom., selaku Dosen Pembimbing Akademik., 12. Dra. Riyodina G. Pratikto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Public Relations., 13. Adik-adik tercinta, Viqi Darmawan, Farish Dharmansyah, Azzahra Hasna, Rifky Aunur Rahman, Alif Khairu Muna yang telah memberikan doa dan selalu emberi semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir.,
  • 10. ix Universitas Budi Luhur 14. Sahabat terbaik peneliti Rio Adiarto yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir., 15. Teman-teman FIKOM angkatan 2018 kelas karyawan yang selalu memberikan semangat, doa, serta motivasi untuk peneliti mengerjakan Tugas Akhir., 16. Dan semua pihak yang peneliti tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan Tugas Akhir. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna baik bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu peneliti senantiasa mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti maupun pihak lain yang membaca. Semoga kehadiran laporan Skripsi ini memenuhi sasarannya dan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, 21 Januari 2022 Windy Puspa Diana
  • 11. x Universitas Budi Luhur DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................ i PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ iii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. v ABSTRAK ....................................................................................................... vi ABSTRACT ....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 5 1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 6 1.4.1. Manfaat Teoritis.................................................................... 6 1.4.2. Manfaat Praktis .................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Penelitiaan Terdahulu ......................................................... 7 2.2 Kerangka Teoritis ........................................................................... 11 2.2.1 Komunikasi............................................................................ 11 2.2.2 Komunikasi Antarpribadi...................................................... 13 2.2.3 Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi............. 14 2.2.4 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi................................ 15 2.2.5 Fungsi Komunikasi Antarpribadi.......................................... 16 2.2.6 Teori Joseph A. DeVito ........................................................ 18 2.2.7 Komunikasi Keluarga Bagian dari Komunikasi Antarpribadi 23 2.2.8 Pendidikan Anak di Lingkungan Keluarga........................... 25 2.2.9 Narkoba................................................................................ 26 2.3 Kerangka Pemikiran....................................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian...................................................................... 28 3.2 Pendekatan Penelitian..................................................................... 28 3.3 Metode Penelitian........................................................................... 29 3.4 Subjek/Objek Penelitian................................................................. 29 3.4.1 Subjek Penelitian................................................................... 29
  • 12. xi Universitas Budi Luhur 3.4.2 Objek Penelitian..................................................................... 29 3.5 Definisi Konsep............................................................................. 30 3.5.1 Komunikasi............................................................................ 30 3.5.2 Komunikasi antarpribadi....................................................... 30 3.6 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 30 3.6.1 Observasi............................................................................... 30 3.6.2 Wawancara............................................................................ 31 3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................... 31 3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 31 3.9 Validitas Data ................................................................................ 32 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 34
  • 13. xii Universitas Budi Luhur DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Bagan Model Komunikasi Interpersonal Devito................................. 18 Gambar 2 Kerangka Pemikiran............................................................................ 27
  • 14. xiii Universitas Budi Luhur DAFTAR TABEL Tabel 1 Jumlah Remaja Pengguna Narkoba dari hasil catatan Buku Hitam Polsek Cipondoh Tangerang.................................................................. 4 Tabel 2 Tinjauan Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu Dengan Penelitian Yang Akan Dilakukan........................................................... 9
  • 15. 1 Universitas Budi Luhur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan aset keluarga yang sangat berharga, karena dimasa depandiharapkan membawa perubahan untuk bangsa dan negara. Anak harus dijaga dengan baik dan diperhatikan tumbuh kembangnya agar menghasilkan generasi penerus dan pelurus bangsa yang bermoral, berwawasan luas, memiliki pemahaman agama yang kuat, karena ditangan merekalah nasib bangsa dipertaruhkan. Sebelum memasuki lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah, lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat, pembentukan karakter anak tumbuh dari unit terkecil dari masyarakat itu sendiri yakni keluarga. Anak membutuhkan kasih sayang, perhatian, mendapatkan hidup yang layak dan dididik dengan baik, bukan diacuhkan dan tidak didengarkan keluh kesahnya. Zaman sekarang jarang sekali orang tua berkomunikasi dengan menanyakan kabar kepada anaknya, masalah yang sedang dihadapi dan mengajaknya bertukar pikiran, karena mereka menganggap tinggal didalam satu rumah. Hal-hal kecil dan dianggap tidak begitu penting tersebut membawa dampak yang cukup besar kepada anak hingga dewasa karena anak tidak mendapatkan kebahagiaan dirumah dan mencari kebahagiaan ditempat lain dengan cara yang paling ekstrem anak terjerumus dalam narkoba dan obat- obatan terlarang. Menurut Graig dan Glick dalam Hawari (1996) penyimpangan perilaku anak ternyata juga disebabkan oleh kondisi komunikasi yang disharmoni. 1 Orang tua dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak, yang selanjutnya anak mempunyai resiko tinggi untuk menjadi anak nakal dengan tindakan- tindakan yang menyimpang atau delinquent. 1 Hawari, D. 2006. Alqur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
  • 16. 2 Universitas Budi Luhur Kebanyakan remaja memiliki pandangan pragmatis terkait dunianya dan memiliki fenomena permasalahan disetiap pertemananya. Pada masa remaja timbul dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang merasakan suka dan duka. Berpikiran pragmatis membuat remaja tidaklah berfikir panjang. Ketika mempunyai keinginan ataupun tujuan dan tidak mendapatkan dukungan dari orang tua. Remaja seolah-olah menutup komunikasi dengan orang tuanya dan beralih pada teman dekat yang membuatnya berasa nyaman dan senang. Lima dari sepuluh remaja di Tangerang, ketika berkumpul dengan teman- temannya dan salah satu dari mereka membawa narkoba disini jenis ganja maka mau tidak mau mereka semua mengkonsumsinya atas dasar persudaraan. Aktivitas peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Kota Tangerang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kalangan remaja menjadi pihak yang paling rentan terpapar barang haram perusak generasi bangsa itu. Menurut Kasat Narkoba Polres Metropolitan Tangerang Kompol Samsi, daerah yang paling banyak dan rawan tentang peredaran narkoba di Kota Tangerang yaitu di wilayah Perumnas, Cipondoh dan Ciledug. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah tangkapan diwilayah tersebut. Tabel 1.1 Data Catatan Buku Hitam Polsek Cipondoh Bulan Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 January 4 Orang 8 Orang 4 Orang 1 Orang February 6 Orang 6 Orang 6 Orang Maret 1 Orang 18 Orang 29 Orang April 4 Orang 21 Orang 36 Orang Mei 1 Orang 15 Orang 17 Orang Juni 5 Orang 1 Orang 13 Orang Juli 1 Orang 5 Orang 31 Orang Agustus 7 Orang 7 Orang 18 Orang
  • 17. 3 Universitas Budi Luhur Bulan Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 September 8 Orang 7 Orang 2 Orang Oktober 8 Orang 4 Orang - November 8 Orang 2 Orang 1 Orang Desember 8 Orang 2 Orang - Daftar tabel di atas adalah data di saat meneliti di kantor polsek Cipondoh bersama Kapolsek Bapak Kompol H. Ubaidillah, S.H., MA. Begitu banyak penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja dari tahun ke tahun, bahkan tidak hanya remaja terdapat juga anak anak dibawah umur yang menyalah gunakan barang haram tersebut yang jenisnya beraneka ragam mulai dari jenis sabu, ganja dan obat obatan. Untuk tahun 2019 saja sudah terdapat 61 remaja yang berhasil di amankan oleh pihak kepolisian polsek cipondoh, hingga angka yang paling banyak terdapat pada tahun 2021 yaitu 157. Banyak faktor yang menjadikan narkoba sebagai tempat pelarian bagi anaksalah satunya kurangnya komunikasi dan interaksi antara anak dan orang tua. Pelarian anak kepada narkoba tidak dapat dibenarkan karena dampak yang ditimbulkan dari narkoba sangat berbahaya. Anak-anak yang bermasalah dengan narkoba bisa mempunyai masa depan yang buruk apalagi sudah dalam tingkat ketergantungan dan candu yang tinggi, hal ini sampai bisa menyebabkan kematian. Keluarga merupakan instansi kecil yang seharusnya menjadi tempat pertama untuk anak menceritakan masalah dalam kehidupannya. Keluarga dapat dikatakan sebagai suatu badan sosial yang berfungsi mengarahkan kehidupan afektif seseorang. Keluarga menjadi tempat pertama kali bagi anak mengalami kesenangan, kesedihan kekecewaan, kasih sayang, bahkan mungkin celaan-celaan2 Komunikasi dalam keluarga menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan anak sebagai unit terkecil dalam masyarakat dan yang 2 Gunarsa, Yulia Singgih D. 2012. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman.Jakarta: Gunung Mulia
  • 18. 4 Universitas Budi Luhur terdekat dengan anak. Komunikasi dalam keluarga menentukan sifat hubungan yang terjalin dan tidaklah bersifat acak (random) tetapi terpola dan menentukan bagaimana anggota keluarga berkomunikasi satu dengan yang lain. Inilah kemudian menjadi dasar bagaimana anak sebagai bagian dari keluarga mendapat perhatian yang semestinya dari anggota keluarga3 Komunikasi antar pribadi anggota keluarga juga merupakan suatu hal yang sangat penting, khususnya antara orang tua dengan anak, dimana komunikasi sebagai alat atau sebagai media penjembatan dalam hubungan antar sesama anggota keluarga. Buruknya kualitas komunikasi dalam keluarga akan berdampak buruk bagi keutuhan dan keharmonisan dalam keluarga itu sendiri. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakikatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti, bisa dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua ataupun anak ke anak. Perkembangan emosi anak dipengaruhi oleh perubahan pola interaksi dan pola komunikasi dalam keluarga. Pola komunikasi orang tua terhadap anak sangat bervariasi. Pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami 4 Pola komunikasi yang dibentuk sebuah keluarga berpengaruh dalam membentuk perilaku anak, karena anak yang sudah kecanduan terhadap narkoba membutuhkan perhatian khusus dari orangtuanya dan tidak melupakan faktor lingkungan juga ikut serta dalam pembentukan karakter anak. 3 Fitzpatrick, M.A. & Ritchie, L. (2006). Communication Schemata Within the Family: Multiple Perspectives on Family Interaction. Human Communication Research 20(3):275 – 301. International Communication Association,Wiley Blackwell: Blackwell Publishing 4 Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. h. 1
  • 19. 5 Universitas Budi Luhur Peneliti melakukan penelitian di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang. Berdasarkan pengamatan singkat dari sumber yang dapat dipercaya, peneliti menemukan fenomena remaja hingga dewasa merokok dan menggunakan narkoba jenis sabu, bahkan beberapa dari mereka adalah pengedar. Pada malam hari mereka menghabiskan waktu di warung internet hingga pagi hari dan tidak pulang kerumah, hal ini membuat beberapa warga heran karena bisa menahan kantuk hampir setiap malam, selain itu berdasarkan informasi yang didapat mereka biasanya memakai narkoba dibelakang rumah salah satu warga yang ditutupi banyak semak. Banyak dari mereka yang sudah sering tertangkap tangan oleh polisi sedang memakai, tetapi orang tua menebus mereka dengan uang dan setelah itu anaknya masih memakai narkoba sampai sekarang. Tidak mendapatkan efek jera, beberapa pernah tertangkap mencuri disalah satu rumah, diketahui oleh pemilik rumah dan ditanyakan hasil curian digunakan untuk membeli narkoba. Berdasarkan semakin maraknya penyalahgunaan narkoba pada kalangan remaja di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang, membuat peneliti tertarik mengetahui tentang Komunikasi antar Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka secara umum yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana komunikasi antar pribadi orangtua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang?
  • 20. 6 Universitas Budi Luhur 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: 1. Komunikasi antar pribadi orangtua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang. 2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pola komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Memberikan gambaran tentang komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang dan memberikan informasi kepada pembaca tentang narkoba dan bahayanya bagi generasi muda. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi ilmu komunikasi, khususnya ilmu tentang bagaimana komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak pengguna narkoba, sehingga penelitian ini bisa bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan dari hasil penelitian ini mampu memberikan pengalaman, pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang proses komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang.
  • 21. 7 Universitas Budi Luhur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Penelitiaan Terdahulu Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian atau yang menjadi referensi peneliti dalam membuat makalah ini. 2.1.1 Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba Penelitian ini dilakukan oleh Windy Nadia Septiani Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Surabaya, 2015. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana komunikasi keluarga dalam membangun konsep diri mantan pengguna narkoba. Proses penyembuhan kepada anggota keluarga yang dulunya merupakan mantan pengguna narkoba menjadi tanggung jawab keluarga untuk membangun konsep dirinya. Komunikasi keluarga tersebut terjadi di antara mantan pengguna narkoba, istri dan ayah mertuanya yang tinggal serumah. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mantan pengguna narkoba telah memiliki konsep diri positif. Sudah dapat bersosialisasi dan diterima di lingkungannya yaitu dengan dapat kembali produktif dan dapat melakukan aktifitasnya dengan baik. 2.1.2 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi Pecandu Narkoba Penilitan ini dilakukan oleh Muhammad Fadli Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Samata Goa, 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Pecandu Narkoba dalam Proses Pendampingan di Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM). Skripsi ini menggambarkan mengenai keefektifan komunikasiantarpribadi dalam proses persuasif bagi
  • 22. 8 Universitas Budi Luhur para pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi sosial di Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM). Serta kendala yang terjadi dalam proses rehabilitasi sosial di Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM). Untuk mencapai tujuan tersebut dipilih penelitian bersifat deskriftif kualitatif, di mana penelitian ini cenderung terbuka, dan biasanya berkaitan dengan suatu penemuan, penyelidikan (penggalian), tanggapan secara bebas dan tidak terstruktur. Penelitian ini menunjuk objek informan yaitu pengurus Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM) dan para pecandu yang sedang menjalani rehabilitasi. Pengumpulan data dilakukan melalui field research melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan library research melalui pengumpulan data dan membaca literatur yang membahas tentang permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi melalui pendekatan persuasif efektif bagi pecandu narkoba di PKNM. mereka sudah berani membuka diri kepada keluarga dan masyarakat tentang dirinya, melakukan sosialisasi di kalangan generasi mudah di sekolah-sekolah dan ibu rumah tangga yang rawan menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Kendati demikian, penelitian ini pun menunjukkan kekhawatiran para pengurus terkait sarana dan prasarana yang masih minim, sumber daya manusia yang sedikit dan keluh kesah para pecandu terkait 2.1.3 Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak dengan Kenakalan Remaja Penilitan ini dilakukan oleh Nurma Sari Siregar, Wasidi, Rita Sinthia Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal orang- tua dan anak dengan kenakalan remaja siswa SMK Negeri 2 Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional, analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment pearson. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang siswa yang diambil dengan menggunakan
  • 23. 9 Universitas Budi Luhur teknik purposive sampling dari seluruh kelas X. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara komunikasi interpersonal orang- tua dan anak dengan perilaku kenakalan remaja dengan rxy sebesar -0,516 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara komunikasi interpersonal orang-tua dan anak dengan perilaku kenakalan remaja siswa kela X di SMK Negeri 2 Kota Bengkulu. Tabel 2 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Pecandu Narkoba dalam Proses Pendampingan di Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM) Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak dengan Kenakalan Remaja Lembaga dan Tahun Universitas Kristen Petra Surabaya tahun 2015 Universitas Islam Negeri (UIN) Samata Goa 2013 Universitas Bengkulu tahun 2017 Nama Peneliti Windy Nadia Septiani Muhammad Fadli Nurma Sari Siregar, Wasidi, Rita Sinthia Masalah penelitian Bagaimana Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba? Bagaimana Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Pecandu Narkoba dalam Proses Pendampingan di Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (PKNM)? Bagaimna Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak dengan Kenakalan Remaja? Maksud dan Tujuan Untuk Mengetahui Komunikasi Keluarga dalam Membangun Konsep Diri Mantan Pengguna Narkoba Untuk mengetahui Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Pecandu Narkoba dalam Proses Pendampingan di Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar Untuk mengetahui Komunikasi Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Orangtua dan Anak dengan Kenakalan Remaja
  • 24. 10 Universitas Budi Luhur (PKNM) Teori Penelitian Teori Joseph A. Devito Teori Joseph A. Devito Teori Rational Choice Metode Penelitian Metode studi kasus Metode Deskriptif Kualitatif Kuantitatif korelasional Persamaan dan Perbedaan penelitian Sama-sama meneliti pola komunikasi anak pengguna narkoba. Perbedaannya peneliti terdahulu focus pada Membangun Konsep Diri, sedangkan peneliti focus pada komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak. Sama-sama meneliti komunikasi Antar pribadi Pecandu Narkoba. Perbedaannya peneliti terdahulu meneliti di Lembaga Persaudaraan Korban Napza, sedangkan peneliti di keluarga antara orang tua dan anak pengguna narkoba Sama-sama meneliti pola komunikasi anak pengguna narkoba. Perbedaannya peneliti terdahulu menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. 2.2 Kerangka Teoritis Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka dan acuan yang pada dasarnya bertujuan mengadakan kesimpulan terhadap dimensi-dimensi. Setiap penelitian selalu disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis, dalam hal ini karena adanya hubungan timbal balik yang erat antara teori dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan kostruksi. Selanjutnya teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep. 5 Penelitian memerlukan landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Kerangka teori perlu disusun untuk memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang mana masalah penelitian akan disoroti. Berdasarkan hal tersebut peneliti menyusun atau menggunakan teori-teori yang dianggap relevan. 5 Muhammad Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (ed. 2). (Yogyakarta: Erlangga, 2009), hlm. 17
  • 25. 11 Universitas Budi Luhur 2.2.1 Komunikasi Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial dalam bermasyarakat. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Komunikasi berlangsung setiap saat, dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dikarenakan manusia selalu mengadakan hubungan dan selalu membutuhkan orang lain. Secara epistemologi, komunikasi berasal dari bahasa latin communico yang berarti membagi. Yang dimaksud dengan membagi yaitu membagi gagasan, idea atau pikiran antara seseorang dengan orang lain. communico berakar dari kata communis yang berarti sama, sma arti atau sama makna. Dalam komunikasi, hakekatnya terkandung kesamaan makna atau kesamaan pengertian. Tidak ada kesamaan kesamaan pengertian diantara mereka yang melakukan komunikasi, komunikasi tidak akan berlangsung. tegasnya tidak ada komunikasi.6 Secara terminologis, para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi dari berbagai perspektif, yaitu perspektif filsafat, sosiologis, dan psikologis. sementara itu, menurut Charles Choley membuat defenisi komunikasi sebagai berikut, “Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan mengembangkan semua lambang pikiran bersama-sama dengan sarana tertentu dan menyiarkanya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu.7 Komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama communis sering disebut berasal sebagai asal kata komunikasi yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.8 6 Richard West dan Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2018). hlm. 49. 7 Shoelhi Mohammad, Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik, (Bandung: Sembioasa Rekatama Media, 2014), hlm.2. 8 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 46
  • 26. 12 Universitas Budi Luhur Selain itu, komunikasi berperan sebagai sarana berbagi dalam kehidupan manusia, yaitu dalam hal berhubungan dengan orang-orang, dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perlaku baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media. Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi komuniasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan media, penerima, dan efek. 2.2.2 Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpibadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang terjadi dalam pergaulan antar sesama manusia yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam keluarga, lingkungan sosial, lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaaan dan sebagainya. Hakikat pergaulann itu ditunjukakan antara lain olehderajat keintiman, frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi diantara mereka terutama faktor sejauhmana keterlibatan dan saling mempengaruhi. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidaklah mudah memberikan definisi yang dapat diterima pihak. Sebagaimana layaknya konsep-konsep dalam ilmu sosial lainnya, komunikasi interpersonal juga mempunyai banyak definisi sesuai dengan persepsi ahli-ahli komunikasi yang memberikan batasan pengertian. Trenhom dan Jensen mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sikap komunikasi ini adalah spontan dan informal, saling menerima feedback secara maksimal, dan partisipan bersifat fleksible.
  • 27. 13 Universitas Budi Luhur Diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi namun ada pula yang saling membagi gagasan dan sikap. Dalam pergaulan antarmanusia selalu terjadi proses penyesuaian pikiran, penciptaan simbol yang mengandung suatu pengertian bersama. Komunikasi interpersonal sering disebut pula sebagai komunikasi antarpribadi atau KAP, adalah komunikasi dengan tatap muka dan dapat juga melalui media seperti telepon, internet atau media lainnya yang terjadiantar dua orang. Komunikasi antarpribadi mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari hubungan yang bersifat psikologis dan proses psikologis selalu mengakibatkan keterpengaruhan. Komunikasi antarpibadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. Komunikasi antar pribadi atau yang biasa disebut diadic communication adalah komunikasi antara dua orang yang mana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Kotak bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face) bisa juga melalui medium, seperti melalui telepon, sifaatnya dua arah atau timbal balik (twoway traffic communication).9 Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelomppok kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik (the process of sending and receivingmesseges between two persons or among a small group of person, with effect and some immediate feedback).10 Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau beberapa orang, dan pengirim pesan dapat menyampaikan pesannya secara langsung sedangkan penerima pesan dapat menerima pesan secara langsung.11 Komunikasi Antarpribadi adalah proses sosial dimana individu yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi antarpribadi ialah bentuk komunikasi yang disampaikan melalui kegiatan bertukar informasi 9 Onong Ucjhana Effend. Komunikasi Teori dan Praktek.(Bandung:Rosda Karya, 2012), hlm. 6 10 Joseph A. DeVito, The Interpersonal Communication Book, ed. 13. (United States: Pearson Education, 2013), hlm. 4 11 Agus M. Hardjana, Ilmu Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 85
  • 28. 14 Universitas Budi Luhur yang mana terjadi dalam interaksi tatap muka. Komunikasi antarpribadi juga dianggap efektif dalam kegiatan pengubahan sikap, perilaku, dan pendapat individu, karena sifatnya berupa percakapan. 2.2.3 Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia tentu didasarkan atas faktor-faktor tertentu. Manusia selalu ingin melaksanakan komunikasi dengan yang lainnya, khususnya yang bersifat langsung dan tatap muka antara pihak yang melaksanakan komunikasi tersebut. Menurut beberapa ahli, manusia berkomunikasi dnegan orang lain karena didorong oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mendorong manusia ingin berkomunikasi dengan orang lain, diantaranya adalah:12 1. Perbedaan antarpribadi 2. Pemenuhan kekurangan 3. Perbedaan motivasi antarmanusia 4. Pemenuhan akan harga diri 5. Kebutuhan atas pengakuan orang lain Pendapat lain mengemukakan bahwa manusia berkomunikasi dikarenakan beberapa faktor, yaitu:13 1. Memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan 2. Dia ingin terlibat dalam proses perubahan yang relatif tetap 3. Dia ingin berinteraksi hari ini dan memahami pengalaman masa lalu danmengantisipasi masa depan 4. Dia ingin menciptakan hubungan baru. Setiap orang selalu berusaha untuk melengkapi kekurangan atas pebedaan-perbedaan yang dia miliki. Perubahan tersebut terus berlangsung seiring dengan perubahan masyarakat. Manusia mencatat berbagai 12 Liliweri Alo. Komunikasi Antarpersonal. (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 45 13 Ibid, hlm. 45
  • 29. 15 Universitas Budi Luhur pengalaman relasi dengan orang lain dimasa lalu, emmperkirakan apakah komunikasi yang dia lakukan masih relevan untuk memenihi kebutuhan dimasa mendatang. 2.2.4 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi Terdapat ciri-ciri dari proses komunikasi antarpribadi diantaranya adalah sebagai berikut:14 1. Komunikasi antarpribadi bersifat dialogis Dalam arti arus balik antara komunikator dengan komunikan terjadi langsung (face to face) atau tata muka sehingga pada saat itu juga komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan dari komunikan dan secara pasti akan mengetahui apakah komunikasinya positif, negatif dan berhasil atau tidak. Apabila tidak berhasil, maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya. 2. Komunikasi antarpribadi melibatkan jumlah orang terbatas Artinya bahwa komunikasi antarpribadi hanya melibatkan dua orang atau tiga orang lebih dalam berkomunikasi. Jumlah yang terbatas ini mendorong terjadinya secara intim atau dekat dengan lawan komunikasi. 3. Komunikasi terjadi secara spontan Terjadinya komunikasi antarpribadi sering tanpa ada perencanaan atau direncanakan, Sebaliknya, komunikasi sering terjadi secara tiba-tiba, sambil lalu tanpa terstruktur dan mengalir secara dinamis. 4. Komunikasi antarpribadi menggunakan media atau nirmedia Secara sadar atau tidak, sering kita beranggapan bahwa komunikasi antarpribadi berlangsung secara tatap muka dan langsung, itu harus berhadapan secara fisik, padahal dalam pelaksanaannya yang dimaksud langsung dan tatap muka tersebut bisa saja melalui atau menggunakan 14 A. Aziz Alimul Hidayat. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. (Jakarta: Salemba Medika, 2014), hlm. 44-45.
  • 30. 16 Universitas Budi Luhur saluran media. Media yang sering digunakan seperti telepon, internet, teleconference, dan lainnya. 2.2.5 Fungsi Komunikasi Antarpribadi Fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi terdiri dari fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Penjelasannya yaitu sebagai berikut:15 1. Fungsi Sosial Komunikasi antarpribadi secara otomatis mempunyai fungsi sosial, ini disebabkan dalam proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orang-orangnya berinteraksi satu sama lain. Dalam kondisi demikian maka fungsi komunikasi antarpribadi mengandung aspek-aspek, yaitu: 1) Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis dan psikologis karena seperti kita ketahui bahwa setiap manusia secara alamiah merupakan makhluk sosial, tanpa mengadakan interaksi sosial maka seseorang gagal dalam kehidupannya. 2) Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial karena setiap orang terikat dalam suasana sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyrakat. Norma dan nilai tersebut mengatur kewajiban- kewajiban tertentu secara sosial dalam berkomunikasi sebagai suatu keharusan yang tidak dapat terelakan. 3) Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik dalam setiap perkenalan pertama dengan orang lain, setiap orang berusaha menutup diri. Barangkali pada saat pertama bentuk tindakan sosial yang terjadi hanya berinteraksi “biasa”, sebagai akibat dari basa- basi dalam pergaulan kemudian meningkat menjadi suatu relasi sosial, ekWoro Herdiyantomi diantara mereka dari suatu relasi yang kurang mementingkan pihak lain, kini meningkat menjadi pertukaran kepentingan dua pihak sebagai wujud dari rasa saling memerlukan. 15 Liliweri, Op.Cit. hlm. 27
  • 31. 17 Universitas Budi Luhur 4) Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat kualitas mutu diri sendiri. Ternyata bahwa melalui komunikasi antarpribadi setiap orang akan mendapatkan penilaian dari orang lain. Dengan demikian kita mampu menilai, melihat mutu komunikasi oranglain dan kemudian mengubah diri sendiri, meningkatkannya lalu berdampak pada usaha merawat kesehatan jiwa. Seseorang yang secara terus menerus secara lugas, segar terbuka, saling bertukar pikiran dan perasaan sampai pada tahap psikologis, maka dirinya akan mengubah keadaan jiwa orang lain yang berkomunikasi dengannya. 5) Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik, pertentangan antarmanusia, terutama antarpribadi merupakan kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari. Konflik ini tidak dapat terelakan karena ia datang tidak direncanakan. Melalui komunikasi antarpribadi, konflik dapat dihindari karena telah terjadi pertukaran pesan dan persamaan makna tentang suatu hal tertentu. 2. Fungsi pengambilan keputusan Manusia sebagai makhluk sosial juga dikaruniai otak dan akal sebagai sarana berpikir yang tidak dimiliki oleh hewan, maka manusia mempunyai kemampuan untk mengambil suatu keputusan. Banyak keputusan diambil manusia dilakukan dengan berkomunikasi karena mendengarkan saran, pendapat, pengalaman, gagasan, pikiran, mapun perasaan orang lain. Pengambilan keputusan meliputi penggunaan informasi dan pengaruh yang kuat dari orang lain. Ada dua aspek dari fungsi pengambilan keputusan jika dikaitkan dengan komunikasi, yaitu: a. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi. Informasi merupakan kunci utama bagi seseorang dalam pengambilan keputusan yang efektif. Beberapa informasi yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan, melalui bacaan, melalui obrolan, melalui acara televisi, melalui pesan radio, hanya lebih banyak diperoleh komunikasi antarpribadi.
  • 32. 18 Universitas Budi Luhur b. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain karena informasi sangat menenetukan keberhasilan dalam pengambilan keputusan, maka komunikasi pada awalnya bertujuan untuk mendapatkan persetujuan dan kerjasama dnegan orang lain. Tujuan pengambilan keputusan antara lain mempengaruhi orang lain terutama sikap dan perilakunya. Berdasarkan fungsi-fungsi komunikasi antarpribadi di atas, dapat dijelaskan bahwa manusia berkomunikasi dan berinteraksi untuk mendapatkan umpan balik dari orang lain. Umpan balik terjadi karena kedua belah pihak sama-sama memiliki kebutuhan dan kepentingan yang mungkin akan didapat apabila mereka saling bertukar informasi, pengetahuan dan pengalaman. Fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan akan melengkapi komunikasi antarpribadi karena manusia memiliki tujuan yang hendak ia capai dalam komunikasinya dengan orang lain. 2.2.6 Teori Joseph A. DeVito 1. Model Komunikasi Interpersonal Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi antarpribadi efek atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui komponen-komponen yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan melalui gambar berikut:
  • 33. 19 Universitas Budi Luhur Gambar 2.1 Bagan Model Komunikasi Interpersonal Devito Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa komponen-komponen komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:16 a. Pengirim – Penerima Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang terlibat dalam komunikasi antarprbadi memfokuskan dan mengirimkan serta mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah pengirim-pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, contoh komunikasi antara orang tua dan anak. b. Encoding – Decoding Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan- pesan yang akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima, 16 Joseph A. DeVito, Op.Cit. hlm. 10
  • 34. 20 Universitas Budi Luhur disebut juga sebagai Decoding. Dalam komunikasi antarpribadi, karena pengirim juga bertindak sekaligus sebagai penerima, maka fungsi encoding-decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi. c. Pesan – Pesan Dalam komunikasi antarpribadi, pesan-pesan ini bsa terbentukverbal (seperti kata-kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk verbal dan nonverbal. d. Saluran Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang bersifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran media massa. Hal ini disebabkan pertama, penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung keada khalayak. Contoh dalam komunikasi antarpribadi kita berbicara dan mendengarkan (saluran indera pendengar dengan suara). Isyarat visual atau sesuatu yang tampak (seperti gerak tubuh, ekpresi wajah dan lain sebagainya). e. Gangguan atau Noise Seringkali pesan- pesan yang dikirim berbeda dengan pesan yangditerima. Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangsung komunikasi, yang terdiri dari: 1) Gangguan Fisik Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya. 2) Gangguan Psikologis Ganggan ini timbul karna adanya perbedaan gagasan dan penilaian subyektif diantara orang yang terlibat diantara orang yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai-nilai, sikap dan sebagainya.
  • 35. 21 Universitas Budi Luhur 3) Gangguan Semantik Gangguan ini terjadi kata-kata atau simbol yag digunakan dalam komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan penerima gagal dalam menangkap dari maksud-maksud pesan yang disampaikan, contoh perbedaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. 5. Umpan Balik Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terusmenerus danbergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat positif apabila tidak menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila merugikan. 6. Bidang Pengalaman Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama. 7. Efek Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini komunikasn. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka. 2. Aspek Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan agar komunikasi antarpribadi dapat berlangsung efektif, diantaranya adalah:17 17 Joseph A. DeVito, Op.Cit. hlm. 285- 291
  • 36. 22 Universitas Budi Luhur a. Keterbukaan (openness) Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. 1) Pertama komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakkan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. 2) Aspek keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk beraksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang diam, tidak kritis dan tidak tanggap pada umumnya meurpakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang beraksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan dan kita berhak mengaharpkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk dari ketidakacuhan-bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara beraksi secara spontan terhadap orang lain. 3) Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang Anda lontarkan adalah memang “milik” Anda dan Anda bertanggung jawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tungal). b. Empati (empathy) Henry Backrack mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk
  • 37. 23 Universitas Budi Luhur masa mendatang. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. C.B Truax memasukkan kemampuan komunikasi seseorang sebagai bagian dari definisi empati. “Empati yang akurat,” tulis Truax, “melibatkan baik kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini.” 1) Langkah pertama dalam mencapai empati adalah menahan godaan untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan dan mengkritik. Fokusnya adalah pada pemahaman. 2) Kedua, makin banyak Anda mengenal seseorang keinginannya, pengalamannya, kemampuannya, ketakutannya, dan sebaginya makin mampu Anda melihat apa yang dilihat orang itu dan merasakan seperti apa yang dirasakannya. 3) Ketiga, cobalah merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnya. Mainkanlah peran orang itu dalam pikiran Anda (atau bahkan mengungkapkannya keras-keras). Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara non verbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian sepantasnya. c. Sikap Mendukung (Supportiveness) Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness) suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang mendukung. Kita melibatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif; (2) spontan, bukan strategik ; dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
  • 38. 24 Universitas Budi Luhur 1) Deskriptif. Suasana yang bersifat deskriptif dan bukan evaluatif membantu terciptanya sikap mendukung. Orang seringkali bereaksi terhadap evaluasi positif tanpa sikap defensif. Tetapi, bahkan dalam hal ini pun, ingatlah bahwa kenyataan adanya orang yang mempunyai kewenangan untuk mengevaluasi Anda dengan cara apapun (meskipun positif) dapat membuat Anda merasa tidak enak dan barangkali membuat Anda bersikap defensif. Barangkali Anda menduga bahwa evaluasi berikutnya tidak akan sangat positif. Begitu juga, evaluasi negatif tidak selalu menimbulkan reaksi defensif. Aktor yang bersemangat tinggi yang selalu ingin meningkatan dirinya seringkali terbuka terhadap evaluasi negatif. 2) Spontanitas. Gaya spontan membantu menciptakan suasana mendukung. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terangs erta terbuka dalam mengutarakan pikiranya biasanya beraksi dengan cara yang sama terus terang dan terbuka. Sebaliknya, bila kita merasa bahwa seseorang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya bahwa dia mempunyai rencana atau strategi tersembunyi kita beraksi secara defensif. 3) Provisonalisme. Bersikap provisional artinya bersikap tentatif dan berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. Provisionalisme seperti itulah, bukan keyakinan yang tak tergoyahkan, yang membantu menciptakan suasana mendukung (suportif). d. Sikap Positif (Positiveness) Kita mengkomunikasikan sikap positif dala komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kia berinteraksi. 1) Sikap. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikasi antarpribadi terbina jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua,
  • 39. 25 Universitas Budi Luhur perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. 2) Dorongan (stroking). Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh dengan istilah stroking (dorongan). Dorongan adalah istilah yang berasal dari kosa kata umum, yang dipandang sangat penting dalam analisis transaksional dan dalam interaksi antar manusia secara umum. Perilaku mendorong menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain; perilaku ini bertentangan dengan ketidakacuhan. Dorongan positif (sama dengan konsep kita tentang sikap positif) umumnya berbentuk pujian atau penghargaan dan terdiri atas perilaku yang biasanya kita harapkan, kita nikmati dan kita banggakan. Dorongan positif ini mendukung citra-pribadi kita dan membuat kiat merasa lebih baik. Sebaliknya, dorongan negatif bersifat menghukum dan menimbulkan kebencian. e. Kesetaraan (Equality) Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwakedua pihak sama-sama bernilai dan berharga dan bahwa masing- masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan antarpribadi yang ditandai oleh kesetaraan, ketidaksependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan non verbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerma pihak lain atau menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan “penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
  • 40. 26 Universitas Budi Luhur 2.2.7 Komunikasi Keluarga Bagian dari Komunikasi Antarpribadi Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari ayah, ibu dan anak serta paling penting di dalam masyarakat yang mewakili suatu hubungan khusus. Salah satu definisi keluarga yang luas dan berguna adalah Jaringan orang-orang yang berbagi kehidupan mereka dalam jangka waktu yang lama; yang terikat oleh perkawinan, darah atau komitmen, legal atau tidak; yang menganggap diri mereka sebagai keluarga; dan yang berbagi pengaharapan-pengharapan masa depan mengenai hubungan yang berkiatan.18 Para ahli teori masa kini memandang keluarga sebagai suatu sistem yang menekankan hubungan-hubungan keluarga ketimbang anggota- anggota perseorangan. Pemahaman keluarga seperti ini, sebagai suatu keseluruhan ketimbang sebagai sejumlah anggota perseorangan, mengalihkan perhatian ke pola-pola hubungan dan siklus-siklus perilaku alih- alih sebab dan akibat: “setiap anggota mempengaruhi orang-orang lainnya tapi pada gilirannya dipengaruhi oleh mereka.19 Sumbangan keluarga terhadap perkembangan anak ditentukan oleh sifat hubungan antara anak dengan berbagai anggota keluarga. Hubungan ini dipengaruhi oleh pola kehidupan keluarga dan sikap serta perilaku berbagai anggota keluarga terhadap anak tersebut. Hal inilah yang paling terpenting dari fungsi keluarga. Sebagai syarat utama bagi kelancaran terlaksananya fungsi keluarga adalah terciptanya suasana keluarga yang baik. Suasana keluarga dimana setiap anak biasa mengembangkan dirinya dengan bantuan orangtua dan saudara-saudaranya. Suasana keluarga meliputi hubungan antar anggota keluarga seyogyanya memperlihatkan adanya saling memperhatikan, bantu membantu antara yang seorang dengan orang lainnya. Sikap-sikap dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan dengan kasih sayang akan memberikan kehangatan dan rasa aman dan terlindung yang diperlukan anak agar menjadi orang 18 Stewart L.Tubbs & Sylvia Moss.Human Communication:Prinsip-prinsip Dasar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 215 19 Ibid, hlm. 215
  • 41. 27 Universitas Budi Luhur dewasa yang sejahtera.20 Dalam mencapai fungsi keluarga itu sendiri, orangtua harus pandai mengetahui serta memainkan peranannya masing-masing sebagai seorang suami sekaligus ayah serta sebagai seorang istri sekaligus ibu. Berikut ini merupakan peranan ibu dan ayah di dalam keluarga:21 1. Peran ibu dalam keluarga: a. Memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis. b. Peran ibu dalam merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan konsisten. c. Peran ibu sebagai pendidik yang mengatur dan mengendalikan anak. d. Ibu sebagai contoh dan teladan. e. Ibu sebagai manajer yang bijaksana. f. Ibu memberi rangsangan dan pelajaran. g. Peran ibu sebagai istri. 2. Peran ayah dalam keluarga a. Ayah sebagai pencari nafkah. b. Ayah sebagai suami yang penuh pengertian akan memberi rasa aman. c. Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak. d. Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana dan mengasihi keluarga.22 Berdasarkan penejelasan di atas sudah jelas bahwa di dalam keluarga terjadi suatu hubungan dan terbentuknya suatu sistem yang tidak lepas dari unsur komunikasi dan saling mempengaruhi anggota lainnya. Hubungan dan sistem itulah yang dapat dikatakan sebagai sebuah fungsi keluarga yang didasari oleh peran orangtua terhadap perkembangan anak itu sendiri. 20 Singgih D. Gunarsa & Ny. Singgig D. Gunarsa. Psikologi Praktis:Anak,Remaja dan Keluarga. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), hlm. 30 21 Ibid. 22 Ibid. hlm. 31-37
  • 42. 28 Universitas Budi Luhur 2.2.8 Pendidikan Anak di Lingkungan Keluarga Orangtua selalu menginginkan anaknya menjadi seseorang yang berhasil dan sukses. Berhasil tidaknya seorang anak juga dipengaruhi oleh pendidikan dari orangtua di dalam keluarga. Tujuan pendidikan dan cara pendidikan harus berstandar pada kesepakatan antar ke dua orangtua (suami-istri), yang manakah yang diinginkan dan diutamakan. Kesepakatan antar ke dua orangtua tersebut merupakan salah satu syarat bagi kelancaran proses perkembangan anak dalam memberikan rasa aman dan perlindungan pada anak sehingga fungsi keluarga dapat tercapai.23 Dalam menciptakan suasana keluarga yang baik, tentu tidak terlepas darikomunikasi antarpribadi yang terjadi antara anggota keluarga. Hubungan antarpribadi dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh peranan suami-istri, sebagai ayah ibu dalam pandangan dan arah pendidikan yang akan mewujudkan suasana keluarga. Masing- masing pribadi diharapkan mengetahui peranannya di dalam keluarga dan memerankannya dengan baik agar keluarga menjadi wadah yang memungkinkan perkembangan secara wajar. 2.2.9 Narkoba Undang-Undang Narkotik No. 22/1997 dan Undang-Undang Psikotropika No. 5/1997 mendefinisikan penyalah guna narkoba adalah seseorang yang menggunakan narkoba (narkotik, psikotropika, dan bahan adiktif lain) di luar dari kepentingan kesehatan dan atau ilmu pengetahuan. Dan pecandu narkoba adalah seorang penyalahguna narkoba yang telah mengalami ketergantungan terhadap satu atau lebih narkotik, psikotropika, dan bahan adiktif lain (narkoba), baik secara fisik maupun psikis.24 Ketergantungan narkoba adalah dorongan untuk menggunakan narkoba terus-menerus, dan apabila pemakaiannya dihentikan gejala putus zat. Berat 23 Ibid. hlm. 46 24 Undang-Undang No 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, (Jakarta: Menteri Negara Sekretaris Negara RI).
  • 43. 29 Universitas Budi Luhur ringannya gejala putus zat bergantung pada jenis narkoba, dosis yang digunakan, serta lama pemakaian. Makin tinggi dosis yang digunakan dan makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya. Selain mengatur sangsi hukum, undang-undang itu juga menyebutkan adanya kewajiban bagi pecandu narkoba untuk menjalani pengobatan dan perawatan. Proses terapi dan rehabilitasi yang dilakukan dapat dilakukan lembaga pemerintah. Tidak hanya perawatan dan pengobatan, pecandu narkoba pun mempunyai kewajiban melaporkan statusnya sebagai pecandu narkoba kepada instansi terkait. Tujuan pelaporan ini sebagai usaha memberikan hak perawatan dan pengobatan yang harus diberikan kepada pecandu narkoba. Ketergantungan atau kecanduan narkoba dapat dikatakan sebagai penyakit, lebih tepatnya disebut penyakit adiksi, dan kronis. Berbagai tanda mengikuti penyakit kronis ini, seperti gangguan fisik, psikologis, dan sosial akibat dari pemakaian narkoba secara terus-menerus dan berlebihan. Gangguan medis atau fisik berarti terjadi gangguan fungsi atau penyakit pada organ-organ tubuh.25 Gangguan ini tergantung dari jenis narkoba yang digunakan dan cara menggunakannya, seperti penyakit hati, jantung, dan HIV/AIDS. Gangguan psikologis meliputi rasa cemas, sulit tidur, depresi, dan paranoia. Biasanya, wujud gangguan fisik dan psikologis bergantung pada jenis narkoba yang digunakan. Dan kemudian, gangguan sosial meliputi kesulitan dengan orang tua, teman, sekolah, pekerjaan, keuangan, dan berurusan dengan pihak berwenang. 25 Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana. Apakah Saya Pecandu Narkoba, (Jakarta: Balai Pustaka, 2017), hlm. 28
  • 44. 30 Universitas Budi Luhur 2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Komunikasi antar Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi 1. Perbedaan antarpribadi 2. Pemenuhan kekurangan 3. Perbedaan motivasi antarmanusia 4. Pemenuhan akan harga diri 5. Kebutuhan atas pengakuan orang lain Teori Joseph A. DeVito 1. Keterbukaan (openness) 2. Empati (empathy) 3. Sikap Mendukung (Supportiveness) 4. Sikap Positif (Positiveness) 5. Kesetaraan (Equality) Komunikasi antar Pribadi Orangtua dengan Anak Pengguna Narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang
  • 45. 31 Universitas Budi Luhur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menentukan pandangan peneliti. Dalam suatu penelitian, setiap peneliti menggunakan cara pandang atau paradigma yang berbeda-beda. Adapun maksud dari paradigma adalah seperangkat keyakinan dasar sebagai sistem filosofis utama, induk atau payung yang merupakan konstruksi manusia (bukan konstruksi agama) yang memandu manusia dalam penelitian ilmiah untuk sampai pada kebenaran realitas dalam disiplin ilmu tertentu. Dalam penelitian melihat paradigma yang berorentasi pada proses dinamis yang tidak terikat perlakuan tunggal yang ketat, tetapi lebih fokus pada realitas yang terjadi.26 Peneliti menggunakan paradigma Post-Positivisme guna memahami realitas yang sudah ada dan telah terjadi. Pendekatan yang dilakukan penulis adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan dan wawancara 3.2 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata penulisan atau lisan dan perilaku orang-orang yang diamati pada latar dan individu secara holic, penelitian kualitatif mempunyai tujuan agar peneliti lebih mengenal lingkungan penelitian dan dapat mengamati langsung di tempat penelitian.27 Jenis penelitian kualitatif ini lebih menekankan makna dari para ahli, orang yang belajar mengenai sesuatu dari subyek penelitian dengan menggunakan jenis penelitian ini, dapat diketahui bagaimana proses fenomena 26 M. Syamsuddin, Operasionalisasi Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), 13-14. 27 Lexy J Moelang, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2017), hlm. 3
  • 46. 32 Universitas Budi Luhur pola komunikasi antarpribadi orang tua dan anak pengguna narkoba. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif, yaitu desain penelitian yang digunakan untuk membentuk makna dalam proses-proses linear (satu arah), interaktif, maupun pada proses komunikasi transaksional. Pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Pendekatan deskriptif kualitatif juga bertujuan untuk mendapatkan uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat maupun organisasi dalam setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang komprehensif.28 3.4 Subjek/Objek Penelitian 3.4.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan informan yang memiliki informasi yang berhubungan dengan peneliti untuk melakukan proses penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah keluarga yang mempunyai anak korban narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang. 28 Rosyadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 213
  • 47. 33 Universitas Budi Luhur Menurut Bungin, informan adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam mengenai masalah penelitian.29 Menurut Moleong informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.30 Informan berfungsi untuk membantu menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang akan bermanfaat bagi bahan analisis. Pemilihan informan pada penelitian difokuskan pada representasi atas masalah yang diteliti. Informan harus benar-benar melalui pemilihan yang selektif, informan juga harus mengetahui atau sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam permasalahan penelitian. Sedangkan yang menjadi informan atau responden. Untuk memperoleh data-data dan informasi yang jelas mengenai masalah yang sedang dibahas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik snowballing sampling dalam menentukan informan penelitiannya. Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jauh berbeda dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, sampel dipilih dari suatu populasi, sehingga temuan dapat digeneralisasikan karena sampel benar-benar mewakili populasi. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, keberadaan sampling adalah untuk menjaring informasi sebanyak- banyaknya dari berbagai macam sumber, yang bertujuan untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu, keberadaan sampling dalam penelitian kualitatif juga dimaksudkan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel yang acak tetapi sampel bertujuan (purposive sampling). Berdasarkan penjelasan dia atas, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 29 Burhan. Bungin, 2011. Penelitian Kualitatif Edisi Kedua (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,dan Ilmu Sosial Lainnya).Jakarta: Kencana Prenanda Media Group. h. 50 30 Lexy J Moleong,. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandaung: PT. Remaja Rosdakarya. h. 112
  • 48. 34 Universitas Budi Luhur Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian No Nama Umur Pendidikan Terahir Kategori 1 Marjono (MJ) Ayah 2 Suwati (SW) Ibu 3 Woro Herdiyanto (WH) Anak 4 Dwi Djatmiko (DD) Ayah 5 Widi Astuti (WA) Ibu 6 Fahmi Dwi Putra (FD) Anak 3.4.2 Objek Penelitian Obyek dari fenomena ini adalah proses komunikasi antarpribadi yang diterapkan orang tua dan anak pengguna narkoba. 3.5 Definisi Konsep 3.5.1 Komunikasi Komunikasi adalah proses dimana orang yang bekerja dalam organisasi saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya yang terpenting dalam komunikasi adalah apabila pengirim berita dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Kehidupan manusia takkan bisa lepas dari berhubungan dengan manusia lainnya, karena hal itu merupakan kodrat manusia sebagai mahluk sosial. Dalam memerankan diri sebagai mahluk sosial, manusia yang normal tidak akan bisa lepas dari sebuah interaksi terhadap orang lain. Interaksi tersebut adakalanya berupa sebuah komunikasi. 3.5.2 Komunikasi antarpribadi Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang- orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi
  • 49. 35 Universitas Budi Luhur intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri. Komunikasi intrapersonal bertujuan untuk melakukan prediksi, evaluasi, penguatan serta pelemahan. 3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Dalam penelitian ini salah satu teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.31 Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan observasi langsung di lokasi penelitian. Observasi yang dilakukan adalah observasi tanpa ikut melakukan seperti yang dilakukan informan. 3.6.2 Wawancara Menurut Esterberg dalam MarjWoro HerdiyantoyWoro Herdiyanto, wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dari suatu topik tertentu.32 Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana 31 Burhan. Bungin, Loc.cit. h. 115 32 Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta. h. 72
  • 50. 36 Universitas Budi Luhur pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informa.33 Dengan demikian, peneliti akan melakukan wawancara mendalam dengan subjek penelitian yaitu keluarga yang mempunyai anak korban narkoba. 3.7 Teknik Analisis Data Menurut Bagdan dan Taylor, teknik analisis data adalah proses mengordinasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.34 Analisis data penelitian kualitatif sudah dilakukan sejak awal kegiatan hingga akhir kegiatan, dengan harapan adanya konsistensi dalam analisis data. Analisis data yang digunakan peneliti agar data menjadi lebih mudah difahami dan lebih bermakna adalah menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman yang terdiri atas pengumpulan data mentah, display data, reduksi data, dan verifikasi/ kesimpulan.35 Langkah-langkah analisis data model analisis interaktif dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data-data lapangan tersebut dicatat dalam catatan lapangan berbentuk deskriptif tentang apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dialami atau dirasakan oleh subjek penelitian. Catatan deskriptif adalah catatan data alami apa adanya dari lapangan tanpa adanya komentar atau tafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai. 33 Burhan. Bungin, Loc.cit. h. 115 34 Lexy J Moleong, Loc.cit h.103. 35 Sugiyono, Op.Cit, h. 246.
  • 51. 37 Universitas Budi Luhur 2. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyedehanaan, pengelolaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi ini dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan bentuk analisis menajamkan, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak diperlukan serta mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai fokus permasalahan penelitian. 3. Penyajian data Penyajian data yang sering dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan. Penyajian data adalah merupakan tahapan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan yang dianggap perlu. 4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan Kegiatan verifikasi dan penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfiguransi yang utuh, karena penarikan kesimpulan juga diverifikasi sejak awal berlangsungnya penelitian hingga akhir penelitian, yang merupakan proses kesinambungan dan berkelanjutan. Verifikasi dan penarikan kesimpulan berusaha mencari makna dari komponen-komponen yang disajikan dengan membuat pola-pola, keteraturan, penjelasan, konfigurasi, hubungan sebab akibat dan proposisi dalam penelitian. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data model Milles dan Huberman dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini:
  • 52. 38 Universitas Budi Luhur Gambar 3.1 Bagan Analisis Data Matthew B. Milles dan A. Michael Hubberman . 3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.8.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Perumahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang yang berlokasi di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Data penelitian yang peneliti dapat di lapangan, kemudian disusun dan diolah di rumah peneliti yang berlokasi di Jalan Damai VI nomor 25 RT.03/RW.005 Kelurahan Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. 3.8.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Dalam kurun waktu bulan Maret s/d Desember 2021. 3.9 Validitas Data Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan- Penarikan Kesimpulan/
  • 53. 39 Universitas Budi Luhur data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability.36 Wiliam Wiersma mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.37 1. Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibiltas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa di rata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau 36 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 270 37 Ibid. hlm. 273
  • 54. 40 Universitas Budi Luhur yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda. 3. Triangulasi Waktu Waktu juga mempengaruhi kredibiltas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.38 Penelitian ini menggunakan dua triangulasi yaitu: a. Triangulasi Sumber Peneliti menguji kredibilitas data dengan mengecek data yang telah peneliti peroleh kepada beberapa pecandu narkoba di perumahan cipondoh Tangerang. b. Triangulasi Waktu Peneliti menguji kredibilitas data kepada sumber yang sama dengan waktu yang berbeda. Pada contoh kasus ini, peneliti akan mengajak narasumber ke sebuah coffeshop agar pada saat proses wawancara, narasumber bisa lebih merasa nyaman tanpa ada tekanan atau paksaan dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. 38 Ibid.274)
  • 55. 41 Universitas Budi Luhur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian Perumahan Cipondoh terletak disebelah utara kelurahan Ciponcoh dan di sebelah timur Kota Tangerang yang jaraknya 4,0 km dari pusat kecamatan Cipondoh. Luas wilayah Perumahan Cipondoh 18,52 km2, terdiri dari tanah darat 18,52 km2, tanah sawah 0 Ha, dan tanah rawa 0 Ha. Letak ketinggian dari permukaan laut sekitar 12 Km dengan curah hujan rata-rata 2200 mm/tahun. Perumahan Cipondoh terdiri dari 8 Rw (Rukun Warga) dan 64 RT (Rukun Tetangga). Jarak dari ibukota Negara sekitar 26 Km, jarak dari ibukota provisi Banten 77 Km dan jarak dari ibukota Tangerang sekitar 6 KM. Di PerumahanCipondoh ini letaknya sangat strategis karena dekat dengan jalan raya yang sangat terjangkau dilalui roda dua, dan juga empat. Perumahan Cipondoh juga dekat dengan Stadion mini Cipondoh, dimana disana biasa dipakai untuk turnamen sepak bola atau bahkan perkumpulan masyarakat apabila ada acara Desa. Ketika kita memasuki Gerbang Perumahan Cipondoh disebelah kiri terdapat perumahan-perumahan elite dan disebelah kanan terdapat ruko-ruko. Perumahan Cipondoh adalah salah satu Perumahan yang ada di Kota Tangerang, maka tidak heran banyak pendatang yang merantau ke Kota Tangerang untuk sekedar mengadu nasib yang tidak kalah padatnya juga dengan ibukota Jakarta. Berdasarkan catatan yang diperoleh dari kantor Kelurahan, Perumhan Cipondoh memiliki penduduk dengan jumlah 123.080 jiwa, dengan 2001 kartu keluarga. Jika dibandingkan dengan perumahan yang lain Perumahan Cipondoh ini termasuk ke dalam Perumahan yang penduduknya banyak karna mencapai angka kurang lebih 123.000 jiwa.
  • 56. 42 Universitas Budi Luhur Ini sebagai bukti bahwa Perumahan Cipondoh menjadi salah satu daerah yang banyak penduduknya, salah satunya perantau. 2. Kondisi Sosiologis Lokasi Penelitian a. Kondisi Sosial EkWoro Herdiyantomi Masyarakat Cipondoh Perumahan Cipodoh adalah termasuk daerah menengah, artinya tidak daerah kaya dan tidak miskin (tertinggal), meskipun disebagian RT bisa dibilang sebagai masyarakat yang berada. Hal ini terbukti dari tingkat perekWoro Herdiyantomian Perumahan Cipondoh yang berbeda-beda mata pencahariannya sesuai kemampuan masing-masing. Dari mata pencaharian masyarakat Perumahan Cipondoh antara lain sebagai berikut: b. Guru, mengajar disekolah juga menjadi penghasilan ekWoro Herdiyantomi masyarakat Perumahan Cipondoh. Yang bisa memberikan ilmu bermanfaat bagi generasi penerus bangsa. c. Karyawan, adalah salah satu pekerja yang juga banyak di Perumahan Cipondoh. Selain daerahnya yang dekat dengan Kota Tangerang dimana di Kota Tangerang atau Kabubaten banyak pabrik-pabrik yang dijadikan lahan untuk menghasilkan pencaharian. Menjahit, menghitung, merapihkan barang, membuat barang dan sebagainya yang menghasilkan nilai ekWoro Herdiyantomi. d. Pedagang, selain bekerja sebagai karyawan masyarakat Perumahan Cipondoh ini juga bekerja sebagai pedagang seperti berjualan makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya. Bukan hanya berjualan di sekitaran Perumahan saja tetapi juga banyak yang berjualan ke Kota, ini sangat membantu perekWoro Herdiyantomian keluarga tentunya. e. Tukang, kemampuan masyarakat Perumahan Cipondoh banyak beragam sekali, salah satunya membuat rumah. Memang penghasilan dari membuat rumah ini tidak menentu karena tegantung ada atau tidaknya orang yang membuat rumah, tapi pekerjaan ini sangat membantu perekWoro Herdiyantomian masyarakat karna keahliannya
  • 57. 43 Universitas Budi Luhur dalam membuat rumah meskipun tanpa sekolah yang tinggi terlebih dahulu. f. Peternak, meskipun di Perumahan Cipondoh ini pekerja sebagai peternak tidak banyak akan tetapi masih ada masyarakat yang menjadikan peternak sebagai mata pencaharian. Masyarakat menjadikan hewan ikan, ayam, bebek dan kambing sebagai ternaknya. Memelihara hewan ternak bukan hanya sekedar hobi tapi tentu ini juga dapat menghasilkan penghasilan. 3. Kondisi Sosial Pendidikan Masyarakat Perumahan Cipondoh Dalam bidang pendidikan masyarakat Perumahan Cipondoh hampir sebagian lulusan SMP, walaupun ada juga yang hanya sekedar lulusan Sekolah Dasar (SD). Di Perumahan Cipondoh ini sudah temasuk kedalam daerah yang modern, untuk itu masyarakatnya banyak yang berpendidikan, walaupun tidak sedikit hanya tamatan SMA saja. Bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang lulusan S1, D3 atau S2, ini memperlihatkan bahwa pendidikan di Perumahan Cipondoh ini masyarakatnya sangat antusias dalam bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan disebabkan dari beberapa adanya sarana pendidikan yang lebih mudah ditempuh masyarakat seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi yang sekarang banyak sekali berdiri di Kota Tangerang. Banyaknya sarana pendidikan ini bisa memicu masyarakat agar lebih memperhatikan nilai pendidikan agar tercetaknya generasi-generasi yang terdidik. Dengan perkembangan zaman mungkin sarana pendidikan di Perumahan Cipondoh ini akan semakin meningkat, terlebih Perumahan Cipondoh berada di daerah yang sangat strategis yang berada di Kota Tangerang.
  • 58. 44 Universitas Budi Luhur 4.1.2 Temuan Hasil Penelitian 4.2 Pembahasan Pada pembahasan ini, peneliti melakukan analisis terkait komunikasi suportif orang tua terhadap anak pengguna narkoba di Perumahan Cipondoh Makmur KotaTangerang. Dalam menyampaikan dan menciptakan komunikasi suportif yang baik, orang tua harus menggunakan perilaku yang dianggap sebagai kontribusi agar terciptanya iklim yang mendukung seperti deskripsi, orientasi masalah, bersikap spontan, empati, kesetaraan, dan provisionalisme. Peneliti membahas apakah tercipta komunikasi suportif antara orang tua dan anak, yakni MJ dan WH; serta DD dan FD, setelah WH dan FD diketahui mengonsumsi narkoba. 4.2.1 Deskripsi dalam Komunikasi Suportif Deskripsi berarti menggambarkan sesuatu dibanding menilai atau mengevaluasi orang lain. 39 Sikap menggambarkan berarti lebih menyampaikan perasaan dan persepsi tanpa adanya maksud untuk menilai. Dalam hubungan orang tua dan anak, MJ dan WH, pada awalnya menerapkan deskripsi dalam berkomunikasi. Ini dibuktikan dengan cara MJ yang tidak pernah secara langsung menilai kepribadian WH. Namun, setelah MJ mengetahui WH aktif mengonsumsi narkoba, MJ secara langsung menilai kepribadian anaknya buruk. Sikap menggambarkan digunakan setelah komunikator bercerita, sehingga komunikan akan menanggapi cerita tersebut dengan menyampaikan kata-kata yang dapat menenangkan komunikator tanpa menilai atau 39 Suciati. Komunikasi Interpersonal: Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam. (Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2016), hlm.72
  • 59. 45 Universitas Budi Luhur mengevaluasi komunikasi tersebut benar atau salah. Dalam hal ini, MJ merasa kehilangan kepercayaan terhadap WH, sehingga apa yang dilakukan atau akan dilakukan oleh WH di luar rumah secara mutlak dikategorikan sebagai tindakan yang buruk. MJ selalu berprasangka buruk kepada WH dan ini diafirmasi oleh WH. Padahal, WH memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan MJ dan menjelaskan setiap tindakannya. MJ bersikap evaluatif kepada WH karena MJ menggunakan alasan ketidakpercayaannya kepada WH. Tindakan WH mengonsumsi narkoba membuat MJ menentukan alternatif terbaik dalam mengambil keputusannya, yakni dengan curiga dan lebih berhati-hati terhadap apa yang mungkin dilakukan WH di luar rumah. Sikap evaluatif yang dimiliki MJ ini membatasi ruang gerak serta komunikasi antara dirinya dengan WH. Padahal, WH memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan MJ dan menjelaskan setiap tindakannya. Namun, hal ini berbeda pada komunikasi yang terjadi antara DD dan FD. Dalam menilai kepribadian anaknya, sedari dulu DD tidak pernah langsung menilainya baik atau buruk. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran DD yang dapat membuat FD tersinggung. DD berpendapat bahwa FD masih dalam fase labil sebagai remaja. Maka dari itu, DD sangat berhati-hati dalam berkomunikasi dengan FD. DD memilih untuk mendengarkan pernyataan FD dan meresponsnya dengan baik pula. Hal ini diafirmasi oleh FD yang menganggap DD, orang tuanya, sebagai pendengar yang baik dan netral. Deskripsi termasuk ke dalam komunikasi suportif apabila: menghindari kata sifat dan menggunakan kata kerja; menggunakan pernyataan yang spesifik dan konkret, dan menggunakan I-Message.40 Dalam komunikasi yang tercipta antara MJ dan WH, MJ tidak menggunakan kata kerja dan pernyataan yang spesifik. Hal ini dibuktikan dalam pernyataannya yang langsung memarahi WH tanpa penjelasan yang konkret. Di sini MJ bersikap defensif kepada WH. Misalnya, MJ memarahi WH yang bepergian dari rumah tanpa 40 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi.(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2017)
  • 60. 46 Universitas Budi Luhur mengetahui alasan WH. Alih-alih memarahi WH, seharusnya MJ tetap memberikan kebebasan terhadap WH untuk keluar dari rumah, tetapi dengan mengingatkannya untuk tidak bepergian terlalu lama dan menghindari aktivitas yang tidak baik di luar rumah. Maka dari itu, sikap deskripsi dalam komunikasi MJ dan WH pasca-WH mengonsumsi narkoba tidak terjadi. Berbeda dengan komunikasi yang tercipta antara DD dan FD, DD cenderung menggunakan kalimat yang konkret, mengandung kata kerja, dan I-Message. DD mengatakan bahwa dirinya turut berkontribusi dalam penyalahgunaan narkoba yang dilakukan FD. DD menganggap dirinya mungkin terlalu mengekang FD dengan peraturan-peraturan yang ada di dalam rumah, sehingga FD tidak semakin merasa bersalah. Dalam komunikasi antara DD dan FD, sikap deskripsi tercipta. 4.2.2 Orientasi Masalah dalam Komunikasi Suportif Orientasi masalah bermaksud untuk menyesuaikan diri pada lawan bicara dan mengomunikasikan perhatian serta minat terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Selain itu, orientasi masalah juga berkeinginan untuk bekerja sama dalam pemecahan masalah. 41 Pada komunikasi antara MJ dan WH, MJ selalu menanyakan kabar dan perkembangan yang dialami WH. Dalam menghindari miskomunikasi dengan WH, MJ sering kali menyesuaikan dirinya dengan WH, sehingga WH dapat merasa aman serta nyaman berkomunikasi dengan MJ. Pada langkah awal, orientasi masalah melibatkan proses bertanya secara kreatif. Untuk itu, belajar untuk menyelesaikan masalah akan melibatkan proses berlatih dengan permasalahan-permasalahan yang cukup terdeteksi dengan jelas. Maka dari itu, MJ selalu berusaha mencari solusi bersama dengan WH terhadap setiap permasalahan yang ada. Misalnya, ketika WH diketahui mengonsumsi narkoba, maka MJ berdiskusi dengan WH untuk menemukan jawabannya yaitu dengan menjalani rehabilitasi. WH juga 41 Ngalimun. Komunikasi Interpersonal. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), hlm. 12
  • 61. 47 Universitas Budi Luhur membenarkan bahwa kedua orang tuanya selalu mengajak dirinya untuk berdiskusi sebelum menentukan sikap dan alternatif yang dipilih setelah dirinya mengonsumsi narkoba. MJ menciptakan proses dialektika di dalam keluarganya agar menghasilkan keputusan serta kesimpulan yang menguntungkan berbagai pihak. Selain itu, mengenali masalah akan melibatkan proses menyadari pengalaman dan keterbukaan terhadap pengalaman itu sendiri. Pola komunikasi yang diciptakan oleh MJ membuat WH merefleksikan perbuatannya sehingga dengan pikiran yang jernih, WH mengakui kesalahannya dan berencana sembuh dengan menjalani rehabilitasi. Dalam hal ini, sikap orientasi masalah diciptakan dalam komunikasi antara MJ dan WH. Komunikasi yang tercipta antara DD dan FD juga menunjukkan adanya sikap orientasi masalah. Hal ini dapat diamati dari bentuk perhatian yang diberikan DD kepada FD. DD menjadi lebih sering menanyakan kondisi kesehatan FD dan menjadi lebih banyak melakukan hal-hal bermanfaat bersama FD. Padahal, sebelumnya DD tidak pernah menunjukkan perhatiannya kepada FD. Hal ini menegaskan bahwa adanya sikap berorientasi terhadap masalah. DD juga memiliki cara yang baik dalam menyampaikan gagasannya kepada FD. DD menggunakan intonasi yang lembut serta kata-kata yang baik. Setelah itu, DD menyampaikan harapannya kepada FD agar FD segera sembuh dengan cara menjalani rehabilitasi. DD ingin FD menjalani kehidupan normal seperti sebelumnya. Oleh karena itu, FD menyadari bahwa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan dan mau bekerja sama dengan DD untuk menjalani rehabilitasi. Melalui masalah penyalahgunaan narkoba dan diskusi yang dilakukan oleh DD, FD lebih mengenal dirinya dan mampu menemukan solusi atas permasalahannya. Baik MJ maupun DD menggunakan iklim komunikasi yang berorientasi terhadap masalah, keduanya tidak menggunakan iklim pengendalian yang bisa berdampak buruk terhadap relasi serta komunikasi MJ dan DD terhadap anak-anaknya. Pengendalian biasanya ditandai dengan
  • 62. 48 Universitas Budi Luhur adanya satu kehendak untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran, dan tanggapan orang lain. Dengan begini, komunikator tidak mengharapkan umpan balik dari lawan bicaranya. Komunikator seperti ini berusaha menggunakan kekuasaannya untuk memaksa orang lain mematuhi pandangannya. Iklim pengendalian sering bersifat negatif sehingga direspons secara negatif pula. 4.2.3 Bersikap Spontan dalam Komunikasi Suportif Bersikap spontan berkenaan dengan situasi yang berkembang tanpa agenda yang tersembunyi.42 Maka dari itu, komunikasi antarpribadi sering terjadi tanpa adanya perencanaan atau direncanak an. Komunikasi sering terjadi secara tiba-tiba, sambil lalu, tanpa terstruktur, dan mengalir secara dinamis.43 Perilaku spontan ini biasanya dilakukan karena desakan emosi. Spontanitas merupakan sikap yang sangat baik karena mendorong komunikan untuk berkata jujur. Spontanitas juga menciptakan komunikasi yang berlangsung terbuka dan apa adanya tanpa motif-motif tersembunyi di setiap perkataannya. Dalam hal ini, komunikan memberikan informasi yang penting sebagai data untuk menganalisis, sehingga membuat komunikator akan lebih mudah dalam membantu. Komunikasi yang terjalin antara MJ dan WH maupun DD dan FD menunjukkan adanya sikap spontanitas. MJ dan DD sama-sama bersikap spontan dalam mengungkapkan kekecewaannya kepada anaknya masing- masing, WH dan FD, setelah mengetahui keduanya mengonsumsi narkoba. Sikap berterus terang dan keterbukaan MJ dan DD kepada WH dan FD tentunya untuk menghasilkan keputusan yang efektif dan baik untuk semuanya. MJ mengungkapkan kekecewaannya dengan berterus terang dalam menyampaikan pendapatnya kepada WH sehingga masalahnya langsung selesai. MJ menyatakan kekecewaannya kepada WH karena WH mengonsumsi narkoba dan hal ini membuat MJ merasa sulit untuk percaya 42 Suciati. Op.Cit. hlm. 72-73 43 Ngalimun. Op.Cit. hlm. 35
  • 63. 49 Universitas Budi Luhur lagi kepada WH. Selain itu, MJ juga menyampaikan pendapat dan sikapnya secara jujur, yakni MJ menginginkan WH untuk bersekolah di salah satu pesantren setelah menyelesaikan masa rehabilitasinya. Namun, MJ juga menghargai kejujuran WH sehingga dapat memudahkannya dalam mencari solusi secara cepat. Responden kedua, yakni DD, juga mengungkapkan kekecewaannya kepada FD secara jujur sehingga membuat FD sadar bahwa perbuatannya mengonsumsi narkoba itu salah. Hal ini diafirmasi oleh FD yang berpendapat bahwa DD merupakan sosok orang tua yang blak-blakan dan tidak menyembunyikan apa pun kepadanya. Spontanitas DD dalam menyampaikan emosi serta perasaan ini membuat FD secara langsung tahu jika perbuatan yang dilakukannya itu salah dan membuat DD kecewa kepadanya. MJ dan DD termasuk orang yang spontan dalam berkomunikasi, berterus terang, serta terbuka dalam mengutarakan pemikirannya. Oleh karena itu, pernyataan keduanya memudahkan WH dan FD untuk mengetahui emosi yang dirasakan oleh orang tuanya. Spontanitas yang dimiliki oleh komunikan ini cenderung mempermudah komunikator untuk menginterpretasikan sebuah kejadian. Maka dari itu, WH dan FD dapat mengerti seperti apa perasaan kecewa dan keinginan MJ dan DD agar WH dan FD dapat hidup normal kembali serta tidak lagi mengonsumsi narkoba dengan menjalani rehabilitasi. MJ dan DD menciptakan spontanitas dalam komunikasi yang mereka bentuk dengan anak-anaknya dan memilih untuk tidak menggunakan strategi. Relasi antara orang tua dan anak bukanlah transaksional sehingga orang tua tidak harus menyusun strategi terhadap keseluruhan keputusan kondisional terkait tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Saat mengetahui anak-anaknya mengonsumsi narkoba, MJ dan DD tidak berpura-pura menerima hal itu agar kondisi psikologis anaknya tidak terganggu. Namun, keduanya sadar bahwa hal tersebut salah dan segera merespons dengan semestinya dan berusaha mencari cara penyembuhan sesegera mungkin.