SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
BAB II KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Kerja
keselamatan yang bertalian dengan operator, mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahahnya,
lingkungan tempat kerja serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
Faktor penyebab kecelakaan kerja :
•Faktor kesalahan manusia, misalnya tidak ada kemampuan fisik, kelalaian
dalam bekerja, sikap ceroboh, terburu-buru, hilangnya konsentrasi sewaktu
sedang bekerja, sikap mental kerja yang kurang baik dan kurangnya
pengetahuan operator.
•Faktor lingkungan kerja dan peralatan, misalnya kondisi alat-alat mesin
perkakas, sistem kerja yang tidak aman, bahaya panas dari api, bahaya aliran
listrik dan lain sebagainya
tujuan
•Melindungi tenaga kerja atau operator
•orang lain yang berada ditempat kerja.
•Sumber produksi
2. Macam-Macam Keselamatan Kerja
2.1. Alat pelindung diri (APD)
• Pakaian Kerja
• Sepatu kerja
• Kaca Mata
• Helm/topi
• Masker
• Sarung tangan
• Pelindung telinga
2.2. Keselamatan kerja menggunakan perkakas
tangan
•Bahan perkakas dari kwalitas baik yang dipakai.
•Memilih peralatan dengan kekerasan yang benar.
•Yang sesuai dengan genggaman ukuran tangan.
•Pergunakanlah peralatan yang memakai isolasi.
•Pergunakanlah penutup telinga.
•Bila ada peralatan/instrument yang lepas dari mesin, maka segera
dihentikan atau diganti.
•Pegangan/tangkai harus bersih.
•Penggunaan peralatan untuk tujuan yang sesuai dengan fungsinya.
•Harus mempunyai gagang yang tepat.
•Disusun (ditempatkan) sesuai pada tempatnya dengan rapi.
•Ujung yang runcing dan tajam harus diberi pelindung.
•Tidak boleh disimpan dalam saku.
•Tidak boleh diletakkan dibelakang mesin yang sedang
berjalan/berputar.
•Pada saat mempergunakan tangga (naik), tidak boleh ada tongkat
yang melintang atau peralatan lainnya yang ada pada genggaman
tangan.
2.3. Keselamatan kerja menggunakan las listrik dan
las gas asetilen
Keselamatan kerja las listrik
Mencegah kecelakaan pada mesin las busur listrik manual :
•Kabel primer harus terjamin dengan baik, mempunyai isolasi yang
baik.
•Kabel primer usahakan sependek mungkin
•Hindarkan kabel elektroda dan kabel masa dari goresan, loncatan
bunga api dan kejatuhan benda panas
•Periksalah sambungan - sambungan kabel, apakah sudah kuat/pres,
sebab persambungan yang longgar dapat menimbulkan panas yang
tinggi.
•Jangan meletakkan pemegang elektroda pada meja las atau pada
benda kerja
•Perbaikilah segera kabel-kabel yang rusak
•Pemeliharaan dan perbaikan mesin las sebaiknya ditangani oleh orang
yang sudah ahli dalam teknik listrik
•Jangan mengganggu / merubah komponen-komponen dari mesin las.
Keselamatan kerja pada las oksi asetilen
a. Keselamatan Personal/Pekerja
b. Keselamatan Peralatan
2.4. Keselamatan kerja menggunakan mesin perkakas
konvensional
Untuk menjaga keselamatan mesin-mesin perkakas,
maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
•Putaran mesin
•Kecepatan penyayatan (vc)
•Kedalaman penyayatan
•Alat potong
3. Tata Kelola Bengkel
• Penerangan
• Ventilasi udara
• Tanda-tanda peringatan
• Tata Tertib di bengkel
BAB III PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
1.Klasifikasi, jenis dan sifat bahan
Bahan teknik pada dasarnya dapat di bagi dalam 2
golongan, yaitu:
Bahan Logam
Mempunyai sifat-sifat :
• Penghantar listrik atau panas yang baik.
• Dapat dibentuk dengan proses panas dan dingin.
• Mempunyai tegangan tarik tinggi.
Bahan bukan logam
Mempunyai sifat-sifat :
•Tidak baik untuk penghantar listrik dan panas.
•Sulit untuk dibentuk.
•Tegangan tarik rendah.
•Baik sebagai isolator atau bahan isolator
Logam digolongkan menjadi dua :
1.1. Logam Ferro
•Besi Tuang
•Besi Tempa
•Baja Lunak
•Baja Karbon Sedang
•Baja Karbon Tinggi
•Baja Cepat Tinggi
1.2. Logam Non Ferro
•Logam Berat
•Logam Ringan
•Logam Mulia
Jenis logam non ferro :
•Tembaga
•Aluminium
•Timbel
•Timah
1.3. Campuran Non Ferro
•Loyang
•Perunggu Fospor
•Duralumin
•Pelat Timah
1.4. Sifat-sifat logam
•Sifat Kimia
•Sifat Teknologi
•Sifat Fisika
•Sifat Panas
•Sifat Listrik
•Sifat Mekanik
1.5. Sifat-sifat mekanik logam
•Kekuatan (strenght)
•Kekerasan (hardness)
•Kekenyalan (elasticity)
•Kekakuan (stiffness)
•Plastisitas (plasticity)
•Ketangguhan (toughness)
•Kelelahan (fatique)
•Keretakan (crack)
2. Pengolahan Bahan
Bijih-bijih besi ada beberapa jenis-jenis yang terpenting ialah:
• Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O), mengandung kadar besi
40%.
• Batu besi merah (Fe2O3), mengandung kadar besi 40% - 60%
• Batu besi magnet (Fe3O4), mengandung kadar besi antara
60%c- 70%
• Batu besi kalsit (FeCO3), mengandung kadar besi 30% - 40%
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk
menghasilkan besi kasar :
a. Bijih besi
b. Bahan tambahan
c. Bahan bakar
d. Udara panas
2.1 Pengolahan besi
Didalam dapur tinggi terdapat 4 (empat) daerah yaitu:
•Daerah pemanasan pendahuluan dengan suhu 2000 C
– 4000 C.
•Daerah reduksi dengan suhu 4000 C – 9000 C.
•Daerah pengarbonan dengan suhu 9000 C – 12000 C.
•Daerah pencairan / peleburan dengan suhu 12000 C –
16000 C.
Suhu kerja pada proses pengolahan besi ini 1320ºC –
1800ºC.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses-proses didalam
dapur tinggi adalah :
• Proses reduksi dari besi oksida.
• Proses oksidasi karbon oleh oksigen.
Adapun hasil-hasil dari dapur tinggi adalah :
 Besi kasar .
 Terak.
 Gas dapur tinggi.
2.2. Pengolahan besi tuang
Dapur besi tuang yang dikenal dengan nama dapur
kubah, tingginya bervariasi antara 3 – 10 m dengan
suhu kerja 1320ºC – 1500ºC.
2.3 Pengolahan baja
Bahan baku untuk pengolahan baja terdiri atas:
• besi dapur tinggi (besi kasar)
• baja tua
• bahan tambahan (batu kapur, silika dan antrasit)
Dapur Tungku Terbuka Basa
Dapur tungku terbuka basa atau converter martin in
berbentuk seperti cawan lonjong dangkal yang dilapis
dengan magnesit atau dolomite.
Proses Bessemer
Konvertor Bessemer ialah bejana baja berbentuk buah
labu yang dilapis dengan bahan tahan api. Konvertor ini
dapat dimiringkan untuk memuat dan membongkar
isinya.
Dapur Listrik Busur Cahaya
Proses ini dapat memproduksi sampai 20 ton baja
berkualitas tinggi.
Proses Oksigen Basa (Proses L.D.A.C)
Proses ini merupakan metode yang sederhana, ekonomis
dan berhasil baik dalam pengolahan baja. Dipergunakan
sejenis dapur yang sederhana.
3. Klasifikasi dan standar bahan untuk besi dan baja
3.1. Klasifikasi baja
Tabel klasifikasi baja menurut SAE dan AISI:
MACAM NOMOR
Baja karbon: 1XXX
Baja karbon biasa I0XX
Baja “Free machining” 11XX
Baja mangan : 1,75% Mn 13XX
1-1,65 Mn 15XX
Baja nikel : 3,5 % Ni 23XX
5,0% Ni 25XX
Baja nikel khrom : 3XXX
1,25% Ni, 0,60%Cr 31XX
1,75% Ni, 1,00%Cr 32XX
3,50% Ni, 1,50% Cr 33XX
Baja molibden: 4XXX
C,Mo 40XX
Cr,Mo 41XX
Cr, Ni, Mo 43XX
1,75% Ni, Mo 46XX
3,50% Ni, Mo 48XX
Baja Khrom : 5XXX
Cr rendah (0,5% Cr) 50XX
Cr medium (1,0% Cr) 51XX
Baja khrom vanadium : 6XXX
1%Cr 61XX
Baja Ni - Cr - Mo : 8XXX
0,30% Ni, 0,40% Cr, 0,12% Mo 81XX
0,55% Ni, 0,50% Cr, 0,25% Mo 87XX
3.2. Standarisasi baja
Arti singkatan-singkatan dari baja yaitu sebagai berikut :
U 100 / UNP 100 Baja U dengan lebar 100 mm
L 45 x 5 Baja siku sama kaki, lebar kaki 45 mm, tebal 5 mm
L 65 x 50 x 5 Baja siku tak sama kaki, lebar kaki 65 & 50 mm, tebal
kaki 5 mm
T 50 Baja T dengan tinggi 50 mm
I 180 Baja dobel-T dengan tinggi 180 mm
45 x 10 Baja strip lebar 45 mm, tebal 10
32 Baja segi enam dengan lebar kunci 32
6 kt 32 Baja segi enam, lebar kunci 32
Pipa 60 x 4 Pipa, dengan  dalam 60 ; tebal dinding 4
Bl 2,5 x 1000 x 2000 Pelat tipis, tebal 2,5 ; lebar 1000 ; panjang 2000
3.3. Bahan tuangan
Arti singkatan-singkatan dari bahan tuangan yaitu sebagai
berikut :
BeT GG-20 Besi tuang kelabu berkekuatan tarik minimal 200
N/mm2
BTB GGG-50 Besi tuang bola grafit berkekuatan tarik min. 500
N/mm2
BTTH GTS-55 Besi tuang temper hitam berkekuatan tarik min. 550
N/mm2
BjT GS-60 Baja tuang berkekuatan tarik minimal 600 N/mm2
BeT GG-15 Besi tuang kelabu berkekuatan tarik minimal 150
N/mm2
BTTp GTW-35 Besi tuang temper putih berkekuatan tarik min. 350
N/mm2
BTTp GS-45 Baja tuang berkekuatan tarik minimal 450 N/mm2
BaT GGG-70 Besi tuang bola grafit berkekuatan tarik min. 700
N/mm2
3.4. Pengelompokan baja
Ditinjau dari paduannya baja-baja tersebut dapat
digolongkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
Baja tanpa paduan Baja paduan
rendah
Baja paduan
tinggi
Di mana letak batas antara baja paduan rendah dan
baja paduan tinggi adalah dari :
N. St : Bagian dari elemen paduan berjumlah < dari 5%
H. St : Bagian dari elemen paduan berjumlah > dari 5%
Nama baja yang jelas.
Ck 15 Baja dengan 0,15 % C ; kadar S dan P sangat kecil 
Baja mulia
Cq 35 Baja dengan kadar C = 0,35 %, mampu lantak dingin
Cm 15 Baja pengerasan setempat, 0,15 % C ; kandungan S
menyebabkan tatal putus, dikeraskan setempat
Ck 45 N Baja perbaikan sifat, 0,45 % C ; kadar S dan P sangat
kecil, dinormalkan N = Normalizing
U-St 34-1 Baja tidak tenang berkekuatan tarik paling tidak 340
N/mm2 ; kelompok kualitas 1
R-St 37-2 Baja tenang berkekuatan tarik paling tidak 370 N/mm2 ;
kelompok kualitas 2
MR-St 42-2 Baja Siemens-Martin yang tenang, berkekuatan tarik
paling tidak 420 N/mm2 ; kelompok kualitas 2
C 110 W 1 Baja perkakas dengan 1,1 % C ; kelompok kualitas 1
24 Cr V 5 3.8
V
Baja perbaikan sifat : 0,24% C; 1,25 % Cr ; 0,3 % V ;
diperkuat panas dengan perbaikan kekuatan tarik
C 35 V 70 Baja perbaikan (sifat) : 0,35 % C ; dengan perbaikan
mencapai kekuatan tarik paling tidak 700 N/mm2
Pembentukan singkatan.
Besi tuang kelabu dengan kekuatan tarik minimum 100
N/mm2
GG 10
Tuangan baja dengan kekuatan tarik minimum 380
N/mm2
GS 38
Baja dengan kandungan karbon 0,60 % C 60
Baja dengan C 0,34%, 4/4 Cr, sedikit Mo 34 Cr Mo 4
Besi tuang temper putih dengan kekuatan tarik
minimum 650 N/mm2
GTW 65
Baja dengan kekuatan tarik minimum 370 N/mm2 ST 37
Baja paduan tinggi dengan C 0,4%, Cr 13% X 40 Cr 13
Besi tuang bola grafit dengan kekuatan tarik 600 N/mm2 GGG – 60
Baja dengan kekuatan tarik minimum 420 N/mm2 batas
rentang terjamin
ST – E 42 1
Baja bubut-cepat (HSS) dengan W 8%, Mo 5%, V 3%,
Co 4%
S 8 – 5 – 3 – 4
4. Perlakuan panas
Menurut jenisnya, perlakuan panas digolongkan menjadi 4
(empat) macam, yaitu:
• Normalising (menormalkan)
• Hardening (mengeraskan)
• Tempering (memudakan)
• Annealing (melunakkan)
4.1. Peralatan perlakuan panas
Dapur pemanas (oven pemanas)
a. Dapur pemanas listrik (oven pemanas elektrik)
b. Dapur sepuhan garam
c. Dapur bak
Pendinginan
a. Air
b. Minyak
c. Garam
d. Udara
4.2. Diagram Fe-C
Tujuannya adalah untuk mengubah struktur mikro sehingga
bahan dapat dikeraskan, dimudakan atau dilunakkan.
4.3. Normalizing
Bertujuan untuk memperbaharui struktur butiran, agar semua
pengaruh dari pengerjaan dingin atau panas dapat dihilangkan.
Dan dapat dimanfaatkan untuk baja-baja konstruksi, baja rol,
material yang mengalami penempaan.
4.4. Hardening
Yang dimaksud mengeraskan ialah memanaskan baja sampai
temperatur tertentu dengan waktu tertentu pula pada temperatur
itu, dan kemudian didinginkan dengan cepat ke dalam air, oli atau
media pendingin yang lain, sehingga menimbulkan suatu susunan
yang keras. Pengolahan panas dengan cara ini bertujuan untuk
membuat logam menjadi keras, dan kebanyakan dilakukan untuk
Pengaruh dari pemanasan yang terjadi adalah:
•Hilangnya karbon
•Pemanasan pada bak garam
•Tegangan retak
4.5. Tempering
Tempering yaitu memanaskan baja sampai temperatur tertentu
dengan waktu tertentu pula pada temperatur itu, kemudian
didinginkan dengan perlahan-lahan di udara, supaya hasil dari
pengerasan tersebut menjadi ulet/liat dan juga tetap keras.
4.6. Anealing
Annealing baja hasil dari pengerjaan dingin atau panas bertujuan
untuk meratakan tegangan yang diakibatkan oleh pengerjaan
dalam keadaan dingin seperti pengerjaan dengan mesin bubut,
mesin frais dan lain-lain atau pengerjaan dalam keadaan panas
seperti tempa, rol, dan las.
Soft Annealing
Soft annealing bertujuan untuk mengubah bentuk lapisan-lapisan
di dalam pearlite dan cementite pada batasan-batasan butiran
dari baja karbon tinggi menjadi bentuk spheroidical (bentuk bola).
Soft anealing dapat diberlakukan untuk semua baja, dalam hal
memperbaiki sifat pemesinannya.
4.7. Quenching (Pendinginan)
Berhasil tidaknya proses pengerasan (Hardening) banyak
tergantung pada kecepatan pendinginannya yaitu kecepatan pada
pendinginan bahan. Kecepatan pendinginan kritis terutama
tergantung pada komposisi baja dan ukuran bagian yang akan
didinginkan.
Kecepatan pendinginan dapat dikontrol dengan media pendingin
(quenching) seperti :
Air
Oli
Udara.
5. Logam Sinter
Yaitu, campuran serbuk dari logam atau non logam yang
dibentuk dengan jalan pengepresan, dipanaskan pada
suhu di bawah titik cair dan dipanggang dalam keadaan
pasta.
Benda kerja sinter
Contoh benda kerja yang dibuat dengan proses sinter
yaitu :
•Insert / pahat bubut (frais).
•Bos bantalan gelincir
•Roda gigi
•Filter
Keuntungan dan kerugian proses sinter
Keuntungan Kerugian
1. Pembuatan benda kerja sinter
menghemat waktu dan sekaligus
menghemat biaya.
2. Proses sinter menghemat bahan,
sebab tidak terdapat sampah
(buangan).
3. Dibandingkan dengan penuangan,
proses sinter menghemat energi,
sebab tidak diperlukan suhu lebur
yang tinggi.
4. Dalam proses sinter dapat pula
diikatkan logam yang titik cairnya
berbeda jauh.
1. Pembuatan perkakas pengepresan
mahal; oleh karena itu proses sinter
hanya menguntungkan dari segi
biaya apabila dalam jumlah besar.
2. benda kerja sinter tidak dapat dibuat
dalam ukuransemaunya, sebab untuk
benda kerja yang besar, tekanan pres
yang diperlukan tidak mungkin
dicapai.
3. Benda kerja sinter mempunyai
kekuatan lebih kecil daripada benda
kerja hasil tuangan.
Logam keras
Menggerinda logam keras
Dengan batu gerinda yang dipakai untuk mengasah perkakas
potong dari logam keras antara lain :
• Batu gerinda karbid silicon (hijau).
• Batu gerinda intan (diamond).
Standardisasi logam keras.
Susunan logam-logam keras M 20, M 40 dan M 10 berdasarkan
keterangan-keterangan adalah :
• Makin kecil angka, makin tinggi daya tahan aus dan sifat
rapuhnya
• Semakin tinggi angkanya, semakin besar sifat liatnya.
Bahan perkakas potong oksida keramik
Bagian terbesar yang terkandung dalam bahan
perkakas potong oksida keramik adalah :
Aluminiumoksida (Al2O3)
Keuntungan dan kerugian yang dimiliki pahat adalah :
Keuntungan Kerugian
1. Tetap keras dan tahan aus,
juga pada suhu tinggi (lebih
baik dari logam keras)
2. Memungkinkan kecepatan
potong yang lebih tinggi (lebih
daripada logam keras)
1.Sangat rapuh (peka
terhadap pukulan
pukulan dan tumbukan)
2.Peka terhadap tekanan
pemotongan yang
berubah-ubah
BAB IV PENGUJIAN BAHAN
1. Pengujian dan Pemeriksaan Bahan
Pengujian Bahan
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menguji bahan untuk
mengetahui sifat mekanikny antara lain:
• pengujian tarik (tensile test)
• pengujian bending/lengkung (torsi test)
• Pengujian kekerasan (hardening test)
• Pengujian pukul takik (impact test)
Pemeriksaan Bahan
Pemeriksaan untuk bahan teknik yang umum dipergunakan :
• Metode visual
• Metode dry penetran
• Metode magnetrografi
• Metode ultrasonik
• Metode radiografi
2. Pengujian tarik
Kekuatan tarik adalah kemampuan suatu bahan
terhadap beban tarik. Hal ini diukur dari beban/gaya
maksimum berbanding terbalik dengan luas penampang
bahan uji, yang memiliki suatu Mpa atau Newton per
milimeter persegi atau kilogram/mm2 atau pound/inchi2
(psi).
2.1. Dasar-dasar uji tarik
Uji tarik dilakukan dengan jalan memberikan beban tarik
pada kedua ujung batang uji secara berlahan-lahan
sampai batang uji tersebut putus. Dengan pengujian ini
dapat diketahui kekuatan tarik, beban luluh, modulus
elastisitas, ketangguhan (Toughness) dan kontraksi dari
suatu bahan.
2.2. Bentuk dan ukuran benda uji tarik (spicemen)
Untuk bahan uji yang perlu dibentuk menurut standar
bisa dikerjakan dengan mesin konvensional atau dapat
juga dengan mesin CNC (Computer Numerical Control).
•Batang Uji Proporsional
•Batang Uji Tidak Proporsional
•Batang Uji Untuk Kawat
•Bahan Uji Plat Dengan Tebal Kurang Dari 3 mm
•Batang Uji Bulat Untuk Besi Tuang
•Batang Uji Berpenampang.
•Batang Uji Berpenampang Segi Empat
2.3. Modulus elastisitas
a. Elastisitas dan Plastisitas
Hubungan antara jenis tegangan dengan regangan yang
bersangkutan penting peranannya dalam cabang fisika
yang disebut elastisitas, atau pada ilmu kekuatan bahan
di bidang perekayasaan (engineering).
b. Modulus Elastisitas
Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
regangan tertentu tergantung pada sifat bahan yang
mengalami tegangan itu. Perbandingan tegangan
terhadap regangan, atau tegangan peregangan, disebut
modulus elastis bahan yang bersangkutan. Semakin
besar modulus elastis, semakin besar pula tegangan
yang diperlukan untuk regangan tertentu.
2.4. Pengujian kekuatan mulur (batas mulur)
Apabila bahan uji diberi suatu tegangan melampaui
batas elastis, maka perpanjangan permanen terjadi
pada batang uji tersebut. Perpanjangan tersebut
dinamakan deformasi plastik dan tegangan terendah di
mana deformasi plastik mulai terjadi disebut batas
mulur.
Diagram Kurva tegangan – regangan 4 jenis baja
•Tegangan (Stress)
•Regangan (Strain)
•Penentuan Batas Mulur (yielding point) dan Batas
Regang
•Penafsiran Sifat Bahan Dari Diagram Tarik
3. Pengujian lentur (bending test)
Adalah salah satu pengujian yang sudah lama dipakai, karena
dapat dilakukan pada bahan uji bentuk sederhana dan tidak perlu
menggunakan mesin uji khusus atau mesin uji seperti biasanya.
Pengujian lentur terbagi dua yaitu:
a. Pengujian lentur beban
b. Pengujian lentur pengubahan bentuk
3.1. Pengujian lentur beban
Dasar pengujian lentur beban adalah dilakukan dengan
memberikan beban tekan pada pertengahan panjang batang uji
yang ditumpu di atas dua tumpuan dengan jarak tertentu. Gaya
tekan diberikan secara perlahan-lahan dengan penambahan gaya
yang teratur. Pada pengujian lentur beban dapat diketahui :
• Tegangan lentur
• Dalamnya lenturan
• Modulus elastis dari bahan uji
3.2. Pengujian lentur pengubahan bentuk
Pengujian lentur beban untuk mengetahui kekuatan
lentur pada bahan getas sedangkan pengujian lentur
pengubahan bentuk dilakukan dengan cara pengujian
lentur statik. Bertujuan untuk mengetahui adanya cacat
dan retakan pada permukaan bahan yang diuji tersebut.
Pengujian perubahan bentuk juga dapat mengetahui
mampu deformasi pada ukuran dan radius tertentu
sampai sudut bengkok/lentur tertentu dengan diberi
beban tertentu. Cara ini sering dilakukan pada bahan
pelat untuk menentukan mampu bentuk, atau kekuatan
sambungan las.
•Dasar Pengujian
•Bentuk dan Ukuran Batang Uji
•Pengerjaan Bahan Uji
4. Pengujian kekerasan
Cara-cara Penentuan Kekerasan
1. Pengoresan
2. Penekanan
3. Cara dinamik.
4.1. Pengujian kekerasan Brinell (HB)
Dasar Penentuan Kekerasan Brinell
Penentuan kekerasan cara Brinell dilakukan dengan jalan menekankan bola
baja pada logam dengan beban tertentu.
Mesin Uji dan Perlengkapan
Mesin yang digunakan untuk penentuan kekerasan disebut mesin uji
kekerasan. Mesin ini ada yang dijalankan dengan tangan dan ada yang
dijalankan dengan tenaga listrik.
Penekanan (Indentor)
Jenis-jenis penekanan yang dipakai dalam pengujian kekerasan Brinell adalah
sebagai berikut :
Bola baja untuk kekerasan Brinell sampai 400 HB.
Bola Hultgren untuk kekerasan Brinell sampai 600 HB.
Bola karbida Wolfram untuk kekerasan Brinell sampai dengan 725 HB.
4.2. Pengujian kekerasan Vickers
a. Dasar Pengujian
Uji kekerasan Vickers menggunakan penekan berbentuk piramide intan yang
berdasarkan bujur sangkar. Besar sudut antara permukaan-permukaan
piramide yang saling berhadapan adalah 136o. Sudut ini dipilih karena nilai
tersebut mendekati sebagian besar nilai perbandingan yang diinginkan antara
diameter lekukan dan diameter bola penekan pada uji kekerasan Brinell. Pada
sebagian besar uji Brinell d/D bernilai d = 0,25 dan 0,5. Untuk penekan intan
digunakan nilai d = 0,375 D, yang menghasilkan 136o.
b. Mesin Uji Kekerasan Vickers.
Digunakan mesin uji kekerasan khusus maupun mesin uji kekerasan universal
dengan mengganti penekannya maka mesin uji tersebut sudah menjadi mesin
uji kekerasan Vickers.
Bahan Uji
Bagian yang terpenting adalah bagian permukaan yang akan diuji
kekerasannya, sebaiknya tingkat kehalusan permukaan tingkat uji kehalusan
permukaan benda uji tersebut N1.
4.3. Pengujian kekerasan Rockwell
a. Dasar Pengujian Rockwell
Didasarkan pada kedalaman masuknya penekan pada
bahan uji. Makin keras bahan yang akan diuji, makin
dangkal masuknya penekan tersebut. Sebaliknya, makin
dalam masuknya penekan pada bahan uji maka bahan
uji tersebut makin lunak.
b. Mesin Uji Kekerasan Rockwell.
Mesin uji yang dipakai untuk pengujian kekerasan
Rockwell banyak ragam dan bentuknya. Seperti
ditunjukkan pada mesin uji yang terdahulu, dapat
dipakai sebagai mesin uji kekerasan Rockwell, dengan
cara mengganti identornya, pada pengujian ini dipakai
mesin uji buatan Austria. Pada mesin uji ini, beban
dipasang pada bagian atas atau di bawah dial gauge.
Beban yang dipakai berupa kekuatan pegas.
5. Pengujian pukul takik (impact)
5.1. Dasar pengujian pukul takik
Adalah suatu bahan uji yang ditakik, dipukul oleh
pendulum yang mengayun. Dengan pengujian ini dapat
diketahui sifat kegetasan suatu bahan. Cara ini dapat
dilakukan dengan cara Charpy atau cara Izod.
5.2. Bentuk dan ukuran bahan uji
5.3. Pengerjaan bahan uji
Permukaan bahan uji pada Impact Charpy dan Izod
dikerjakan halus pada semua permukaan. Takikan
dibuat dengan mesin Frais atau alat Notch khusus takik.
Semua dikerjakan menurut standar yang ditetapkan (JIS
Z2202).
5.4. Prinsip dasar mesin uji impact
Bila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h1
dilepaskan, maka akan mengayun sampai kedudukan
posisi akhir 4 pada ketinggian h3 yang juga hampir sama
dengan tinggi semula h1 dimana pendulum mengayun
bebas (lihat gambar di bawah). Pada mesin uji yang
baik, skala akan menunjukkan usaha lebih dari 0,05
kilogram meter (kgm), pada saat pendulum mencapai
kedudukan 4.
BAB V TEKNIK PENGGUNAAN ALAT UKUR
1.Istilah Pengukuran
terdapat istilah-istilah yang selalu mengikuti cara
pembacaan pengukuran :
• Besaran pengukuran
• Nilai pengukuran (ukuran pengukuran)
• Ukuran nominal
• Ukuran nyata
• Ketepatan pengerjaan
Sedangkan Menurut jenis pengukuran, dibedakan
menjadi 3 jenis :
• Pengukuran mutlak.
• Pengukuran banding.
• Metoda pengujian.
2. Sistem pengukuran
Sistem ukuran yang dipakai dalam pengukuran teknik mesin
memakai 2 sistem :
• Sistem ukuran metris.
• Sistem ukuran inchi.
3. Jenis-jenis alat ukur
3.1. Alat ukur panjang
• Mistar
• Jangka
• Mistar geser/kaliper
3.2. Alat ukur tetap
• Penera sisipan
• Penera pelat dan penera kawat
• Penera jari
• Penera khusus
• Balok ukur
3.3. Alat ukur penunjuk
• Dial Indikator
• Jam ukur
3.4. Alat ukur sudut
• Siku
• Busur
• Pengukur sudut universal
3.5. Alat ukur berat
• Timbangan
• Timbangan Meja
• Neraca dua lengan
• Timbangan Gantung
• Timbangan Badan
• Neraca Ohaus
3.6. Alat ukur tekanan
• Manometer (Pressure gauge)
• Barometer
BAB VI TEKNIK PENGGUNAAN PERKAKAS
TANGAN
1.Perkakas Tangan
1.1. Jenis Perkakas tangan
•Pekerjaan yang membutuhkan perkakas tangan
sebagai alat bantu dapat dikelompokan menjadi:
•Penggoresan
•Pemahatan
•Pengikiran
•Penggergajian
•Pengasahan
•Penguncian dan Pelepasan
•Pengguntingan
•Penguliran
1.2. Pengecekan Perkakas tangan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemeriksaan dan pengecekan perkakas tangan, yaitu:
•Ketajaman
•Kekencangan
•Keausan
•Gesekan
•Karat
1.3. Mengidentifikasi Perkakas Tangan Yang Rusak
Beberapa kerusakan yang sering terjadi pada peralatan
perkakas tangan :
•Tumpul
•Aus
•Longgar
•Patah atau retak
Kerusakan Pada Alat-Alat Penanda
• Kerusakan pada penggores
• Kerusakan pada penitik, jangka tusuk, dan jangka hati
Kerusakan Pada Alat-Alat Potong
• Kerusakan pada kikir
• Kerusakan pada gergaji tangan
• Kerusakan pada mata bor
• Kerusakan pada rimer tangan
• Kerusakan pada tap dan snei
Kerusakan Pada Alat-Alat Pemeriksa
• Kerusakan pada siku dan siku kombinasi
• Kerusakan pada jam ukur
• Kerusakan pada mistar rambut
• Kerusakan pada jangka bengkok dan kaki
• Kerusakan pada mal-mal
2. Kerja Bangku
2.1. Mengukur dan Menandai Benda Kerja
•Mengukur benda kerja
•Menandai Benda Kerja Dengan Penggores
•Menandai Benda Kerja Dengan Penitik
2.2. Mengikir Benda Kerja
Cara memasang kikir pada tangkai atau gagang kikir
Perhatikan :
•Posisi Ragum
•Posisi Kaki Mengikir
•Gerakan Badan Mengikir
•Cara Memegang Kikir
•Arah Mengikir Permukaan Benda Kerja
• Pemeriksaan Kerataan, Kesikuan, Dan Kesejajaran
•Membersihkan Kikir
2.3. Memahat Benda Kerja
Memahat adalah proses menghilangkan sebagian
bahan dengan cara memenggal permukaan benda kerja
secara kasar. Bahan pahat adalah baja perkakas atau
baja chrom vanadium.
Keselamatan Kerja Menggunakan Pahat:
• Gunakan kaca mata pelindung, tabir pengaman, dan konsentrasi
penuh selama memahat.
• Jangan menggunakan pahat yang pangkalnya sudah
mengembang
• Pastikan bahwa lingkungan sekitar aman dari kegiatan memahat
2.4. Menggergaji Benda Kerja
Menggergaji adalah proses menceraikan atau memisahkan benda
kerja dengan cara penyayatan memakai daun gergaji. Peralatan
utama dalam kegiatan menggergaji dalam kerja bangku adalah
gergaji tangan (Hack saw). Gergaji tangan terdiri dari bingkai
(sengkang) untuk pembentangan daun gergaji, tangkai (gagang)
untuk pegangan, daun gergaji sebagai pemotong, dan mur/baut
pengencang untuk menegangkan daun gergaji.
2.5. Mengetap dan Menyenai Benda Kerja
Tap
Benda kerja yang akan dibuat ulir dalam dengan
perlengkapan tap, terlebih dahulu dibuat lubang
menggunakan mesin bor dengan diameter tertentu
yang sudah standar sesuai dengan ulirnya.
Prosedur Pengetapan Tangan
•Awal pengetapan
•Proses pembuatan ulir dalam
•Hasil kerja pembuatan ulir dalam
Sney
Pada pembuatan ulir luar atau biasa disebut dengan
baut, diperlukan perlengkapan yang namanya sney.
Bahan dasar ulir luar (baut) adalah benda kerja
berbentuk poros dengan diameter tertentu sesuai
dengan ukuran ulir yang dibutuhkan.
3. Kerja Pelat
3.1. Menggunting Benda Kerja
Gaya Geser (Tekanan Sayat)
Besar gaya geser bergantung pada kekuatan geser dan
bidang penampang bahan yang akan disayat. Kekuatan
geser aB dalam daN/cm2 agak lebih kecil dari kekuatan
tarik aB dalam daN/cm2, yakni aB= 0,8….0,85. aB.
Gunting Tangan
Pada gunting tangan, sudut kemiringan/buka gunting (α)
bergantung pada lebar pisau penyayat atas dan bawah.
Selain itu gunting tangan juga memanfaatkan efek tuas
untuk penyaluran gaya geser (tekanan sayat) terhadap
pelat yang dipotong.
3.2. Menekuk Benda Kerja
Penggerjaan penekukan dapat dilakukan melalui 2 proses :
•Pengerjaan proses dingin
•Pengerjaan proses panas
Cara Menekuk Pelat
Adalah proses penekukan pelat menggunakan perkakas tangan. Peralatan
untuk pemukul benda kerja juga tergantung pada jenis bahan yang akan
ditekuk biasanya memakai martil baja, palu kayu, palu plastik dan palu karet.
Penekukan Dengan Landasan (Tasso)
•Penekukan Keluar
•Penekukan Kedalam
Melipat
untuk menghubungkan bagian pelat pada wadah, tabung, pipa, peti dan
sejenisnya serta macam-macam pekerjaan bangunan dan atap penutup.
Mengerut/Memampatkan
yaitu, tepi tekukan digambar dan pinggiran yang akan ditegakkan sepanjang
garis diagram ditekuk dengan pukulan ringan.
Meregang
pemberian bentuk terhadap bahan yang bentuk awalnya rata menjadi bagian
rongga kembung atau lengkung.
4. Menggunakan peralatan kunci
Dalam perakitan komponen-komponen suatu benda
kerja dapat dilakukan dengan tiga macam cara :
1. Perakitan permanen
2. Perakitan semi permanen
3. Perakitan bongkar pasang
Adapun peralatan tangan yang dipakai dalam proses
pengikatannya antara lain.
•Obeng
•Kunci Pas
•Kunci Ring
•Kunci socket
•Kunci L
BAB VII TEKNIK PENANGANAN MATERIAL
1. Pertimbangan sistem penanganan material
Penanganan material merupakan kegiatan yang
menyeluruh yang langsung mempengaruhi setiap
bagian dari pabrik, dan oleh karena itu dibutuhkan
adanya suatu rencana yang hati-hati dan teliti.
Ada beberapa hal yang tidak boleh diabaikan dan harus
dilaksanakan dalam menangani material :
a. Karakteristik material
b. Jumlah tingkat aliran material
c. Tata Letak atau layout
2. Peralatan penanganan material
Biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan pabrik dapat
dibedakan atas :
• Fixed path equipment
• Varied Path Equipment
Overhead Trolley
Berupa kereta pengangkut yang berjalan pada rel yang terletak
diatas
Hand Trucks
merupakan alat angkut yang dapat digerakkan dengan
menggunakan tangan atau mesin.
Forklift
Merupakan alat angkut dan angkat material/barang dalam satu
lokasi
Truck
Merupakan alat angkut dan angkat material/barang untuk jarak
jauh
3. Penanganan material secara manual
Kegiatan manual material handling yang sering dilakukan antara
lain :
• Kegiatan pengangkatan benda (lifting task)
• Kegiatan pengantaran benda (carriying task)
• Kegiatan mendorong benda (pushing task)
• Kegiatan menarik benda (pulling task)
Posisi ergonomis dalam setiap pekerjaan
1. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi jongkok
2. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi berlutut
3. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi
membungkuk
4. Posisi kepala saat melakukan pekerjaan dengan posisi menunduk
5. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi
Menjangkau
6. Posisi jari tangan saat melakukan pekerjaan meremas dan mencabut
(mengambil)
BAB VIII MESIN TENAGA FLUIDA
1. Mesin Tenaga
Mesin tenaga yaitu mesin fluida yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga
dengan cara mengubah energi fluida berupa energi potensial dan energi
kinetik menjadi energi mekanis.
Contoh penerapan: turbin, kincir air, dan kincir angin.
Turbin Air
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran
fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli
rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan
menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil dan
tidak memerlukan dam yang besar sehingga dampaknya terhadap
lingkungan sangat kecil.
Kincir Angin
Fungsi pertama kali Kincir angin adalah untuk menumbuk biji-bijian
tanaman padi. Seiring berjalannya waktu, Kincir angin mengalami
pergeseran fungsi. Saat ini, Kincir angin dimanfaatkan untuk menghasilkan
tenaga listrik.
BAB VIII TEKNIK PENGERJAAN LOGAM
1. Mesin-mesin perkakas
1.1. Mesin bubut
Jenis-jenis mesin bubut diklasifikasikan menjadi empat
kelompok :
•Mesin bubut ringan
•Mesin bubut sedang
•Mesin bubut standat
•Mesin bubut meja panjang
Bagian-bagian utama mesin bubut terdiri dari:
a. Bed mesin
b. Kepala tetap
c. Kepala lepas
d. Eretan
Adapun peralatan-peralatan pendukung mesin bubut
antara lain:
•pelat cekam
•Pelat pembawa
•Senter
•Kacamata atau penyangga
•Pahat bubut
•Mandrel
•Kartel
1.2. Mesin frais
secara umum mesin frais dibedakan menjadi 3 macam:
•Mesin frais vertikal
•Mesin frais horizontal
•Mesin frais universal
Bagian-bagian utama mesin frais terdiri dari:
a. Meja
b. Arbor
c. Kolom
d. Lengan
1.3. Mesin bor
Adapun jenis-jenis mesin bor antara lain:
Mesin bor meja
Mesin bor universal
Mesin bor kolom (tiang)
Mesin bor radial
Bagian-bagian utama mesin bor terdiri dari:
a. Alas
b. Kolom
c. Meja
d. Spindel
1.4. Mesin sekrap
Adapun bagian-bagian utama dari mesin sekrap terdiri
dari:
•Kepala penebas
•Meja
•Eretan
•Lengan
2. Mesin las listrik (SMAW)
Perlengkapan las busur listrik manual (SMAW)
• Sumber Arus listrik
• Sumber Arus Las ( Mesin Las )
• Kabel Arus Las ( Elektroda )
• Kabel Arus Las (kabel massa)
• Pemegang Elektroda
• Elektroda
• Klem massa pada Benda Kerja
• Benda Kerja
• Busur Las
• Inti Elektroda
• Salutan/selubung Elektroda
• Tetesan Cairan Elektroda
• Gas Pelindung dari Salutan Elektroda
• Terak Cair
• Terak Padat
• Kawah Las / cairan las
• Hasil Lasan
2.2. Tempat kerja, peralatan dan pakaian kerja
Tempat kerja
Perlengkapan tempat kerja didalam pengelasan berupa:
•Meja las yang terbuat dari baja
•Tempat duduk berupa kursi kerja
Pakaian kerja
Dalam pekerjaan las busur listrik pengelas harus memakai pakaian kerja yang
celananya tidak mempunyai lipatan. Sepatu kerja hendaknya dipakai sepatu
yang terbuat dari kulit dengan sol karet. Pakaian kerja untuk tukang las
sebaiknya dilengkapi dengan tutup kepala (helm), kulit pelindung badan (apron)
dan pelindung kaki. Kedua tangan dilindungi dengan memakai sarung tangan
dari kulit atau asbes.
Peralatan kerja
•Mesin las listrik dan perlengkapannya
•Palu terak, dipergunakan untuk membersihkan terak las dan percikan las yang
menempel pada benda kerja
•Sikat baja dipergunakan untuk membersihkan kampuh las setelah terak las
sudah dibersihkan.
•Tang las yang sesuai, diperlukan untuk memegang benda kerja yang masih
panas.
3. Mesin las oksi asetilen (OAW)
Nyala api oksi asetilen dapat digunakan untuk berbagai tujuan
pengerjaan yaitu :
• Mengelas berbagai jenis logam
• Patri (brazing)
• Pelapisan permukaan
• Pemotongan
• Proses pemanasan
3.1. Perlengkapan las oksi asetilen (OAW)
Di dalam bengkel las oksi asetilen terdapat dua buah botol
dengan warna yang berbeda, botol dengan warna biru tua adalah
untuk zat asam (O2) dan warna merah atau orange untuk gas
Asetilen (C2H2).
Ciri-ciri khas Manometer untuk zat Asam adalah menggunakan
ulir kanan sedangkan untuk gas Asetilen menggunakan ulir kiri.
3.2. Peralatan dan pakaian kerja

More Related Content

Similar to KESELAMATANKERJA

penyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusionpenyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusionMierza Ieza
 
EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING
EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKINGEDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING
EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKINGmamat68
 
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMERMETALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMERssuserb5d70c
 
1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logamRavi Pratama
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Abrianto Akuan
 
3. MMAW BAJA PADUAN.pptx
3. MMAW BAJA PADUAN.pptx3. MMAW BAJA PADUAN.pptx
3. MMAW BAJA PADUAN.pptxElkaFaizal2
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxRizkiCahBaegh
 
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptxStruktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptxMuktarSinaga
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanWanaco Indo Niaga
 
Ilmu bahan 4.mmap
Ilmu bahan 4.mmapIlmu bahan 4.mmap
Ilmu bahan 4.mmap087dwi
 
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XIAnthonSalim
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnanceJohan Johan
 
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8Asraf Malik
 
Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1Heru Santoso
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinyaM Arif
 

Similar to KESELAMATANKERJA (20)

penyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusionpenyemperitan sejuk/cold extrusion
penyemperitan sejuk/cold extrusion
 
EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING
EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKINGEDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING
EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING EDM DIE SINKING
 
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMERMETALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logam
 
1 - Dasar Mesin.ppt
1 - Dasar Mesin.ppt1 - Dasar Mesin.ppt
1 - Dasar Mesin.ppt
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
3. MMAW BAJA PADUAN.pptx
3. MMAW BAJA PADUAN.pptx3. MMAW BAJA PADUAN.pptx
3. MMAW BAJA PADUAN.pptx
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptxStruktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
 
Type mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasanType mesin las & system pengelasan
Type mesin las & system pengelasan
 
Ilmu bahan 4.mmap
Ilmu bahan 4.mmapIlmu bahan 4.mmap
Ilmu bahan 4.mmap
 
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
 
Baja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - AlBaja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - Al
 
Heat treatment
Heat treatment Heat treatment
Heat treatment
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
 
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 8
 
Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

KESELAMATANKERJA

  • 1. BAB II KESELAMATAN KERJA 1. Keselamatan Kerja keselamatan yang bertalian dengan operator, mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahahnya, lingkungan tempat kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan. Faktor penyebab kecelakaan kerja : •Faktor kesalahan manusia, misalnya tidak ada kemampuan fisik, kelalaian dalam bekerja, sikap ceroboh, terburu-buru, hilangnya konsentrasi sewaktu sedang bekerja, sikap mental kerja yang kurang baik dan kurangnya pengetahuan operator. •Faktor lingkungan kerja dan peralatan, misalnya kondisi alat-alat mesin perkakas, sistem kerja yang tidak aman, bahaya panas dari api, bahaya aliran listrik dan lain sebagainya
  • 2. tujuan •Melindungi tenaga kerja atau operator •orang lain yang berada ditempat kerja. •Sumber produksi 2. Macam-Macam Keselamatan Kerja 2.1. Alat pelindung diri (APD) • Pakaian Kerja • Sepatu kerja • Kaca Mata • Helm/topi • Masker • Sarung tangan • Pelindung telinga
  • 3. 2.2. Keselamatan kerja menggunakan perkakas tangan •Bahan perkakas dari kwalitas baik yang dipakai. •Memilih peralatan dengan kekerasan yang benar. •Yang sesuai dengan genggaman ukuran tangan. •Pergunakanlah peralatan yang memakai isolasi. •Pergunakanlah penutup telinga. •Bila ada peralatan/instrument yang lepas dari mesin, maka segera dihentikan atau diganti. •Pegangan/tangkai harus bersih. •Penggunaan peralatan untuk tujuan yang sesuai dengan fungsinya. •Harus mempunyai gagang yang tepat. •Disusun (ditempatkan) sesuai pada tempatnya dengan rapi. •Ujung yang runcing dan tajam harus diberi pelindung. •Tidak boleh disimpan dalam saku. •Tidak boleh diletakkan dibelakang mesin yang sedang berjalan/berputar. •Pada saat mempergunakan tangga (naik), tidak boleh ada tongkat yang melintang atau peralatan lainnya yang ada pada genggaman tangan.
  • 4. 2.3. Keselamatan kerja menggunakan las listrik dan las gas asetilen Keselamatan kerja las listrik Mencegah kecelakaan pada mesin las busur listrik manual : •Kabel primer harus terjamin dengan baik, mempunyai isolasi yang baik. •Kabel primer usahakan sependek mungkin •Hindarkan kabel elektroda dan kabel masa dari goresan, loncatan bunga api dan kejatuhan benda panas •Periksalah sambungan - sambungan kabel, apakah sudah kuat/pres, sebab persambungan yang longgar dapat menimbulkan panas yang tinggi. •Jangan meletakkan pemegang elektroda pada meja las atau pada benda kerja •Perbaikilah segera kabel-kabel yang rusak •Pemeliharaan dan perbaikan mesin las sebaiknya ditangani oleh orang yang sudah ahli dalam teknik listrik •Jangan mengganggu / merubah komponen-komponen dari mesin las.
  • 5. Keselamatan kerja pada las oksi asetilen a. Keselamatan Personal/Pekerja b. Keselamatan Peralatan 2.4. Keselamatan kerja menggunakan mesin perkakas konvensional Untuk menjaga keselamatan mesin-mesin perkakas, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah : •Putaran mesin •Kecepatan penyayatan (vc) •Kedalaman penyayatan •Alat potong
  • 6. 3. Tata Kelola Bengkel • Penerangan • Ventilasi udara • Tanda-tanda peringatan • Tata Tertib di bengkel
  • 7. BAB III PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK 1.Klasifikasi, jenis dan sifat bahan Bahan teknik pada dasarnya dapat di bagi dalam 2 golongan, yaitu: Bahan Logam Mempunyai sifat-sifat : • Penghantar listrik atau panas yang baik. • Dapat dibentuk dengan proses panas dan dingin. • Mempunyai tegangan tarik tinggi. Bahan bukan logam Mempunyai sifat-sifat : •Tidak baik untuk penghantar listrik dan panas. •Sulit untuk dibentuk. •Tegangan tarik rendah. •Baik sebagai isolator atau bahan isolator
  • 8. Logam digolongkan menjadi dua : 1.1. Logam Ferro •Besi Tuang •Besi Tempa •Baja Lunak •Baja Karbon Sedang •Baja Karbon Tinggi •Baja Cepat Tinggi 1.2. Logam Non Ferro •Logam Berat •Logam Ringan •Logam Mulia
  • 9. Jenis logam non ferro : •Tembaga •Aluminium •Timbel •Timah 1.3. Campuran Non Ferro •Loyang •Perunggu Fospor •Duralumin •Pelat Timah 1.4. Sifat-sifat logam •Sifat Kimia •Sifat Teknologi
  • 10. •Sifat Fisika •Sifat Panas •Sifat Listrik •Sifat Mekanik 1.5. Sifat-sifat mekanik logam •Kekuatan (strenght) •Kekerasan (hardness) •Kekenyalan (elasticity) •Kekakuan (stiffness) •Plastisitas (plasticity) •Ketangguhan (toughness) •Kelelahan (fatique) •Keretakan (crack)
  • 11. 2. Pengolahan Bahan Bijih-bijih besi ada beberapa jenis-jenis yang terpenting ialah: • Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O), mengandung kadar besi 40%. • Batu besi merah (Fe2O3), mengandung kadar besi 40% - 60% • Batu besi magnet (Fe3O4), mengandung kadar besi antara 60%c- 70% • Batu besi kalsit (FeCO3), mengandung kadar besi 30% - 40% Bahan-bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar : a. Bijih besi b. Bahan tambahan c. Bahan bakar d. Udara panas
  • 12. 2.1 Pengolahan besi Didalam dapur tinggi terdapat 4 (empat) daerah yaitu: •Daerah pemanasan pendahuluan dengan suhu 2000 C – 4000 C. •Daerah reduksi dengan suhu 4000 C – 9000 C. •Daerah pengarbonan dengan suhu 9000 C – 12000 C. •Daerah pencairan / peleburan dengan suhu 12000 C – 16000 C.
  • 13. Suhu kerja pada proses pengolahan besi ini 1320ºC – 1800ºC. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses-proses didalam dapur tinggi adalah : • Proses reduksi dari besi oksida. • Proses oksidasi karbon oleh oksigen. Adapun hasil-hasil dari dapur tinggi adalah :  Besi kasar .  Terak.  Gas dapur tinggi.
  • 14. 2.2. Pengolahan besi tuang Dapur besi tuang yang dikenal dengan nama dapur kubah, tingginya bervariasi antara 3 – 10 m dengan suhu kerja 1320ºC – 1500ºC.
  • 15. 2.3 Pengolahan baja Bahan baku untuk pengolahan baja terdiri atas: • besi dapur tinggi (besi kasar) • baja tua • bahan tambahan (batu kapur, silika dan antrasit) Dapur Tungku Terbuka Basa Dapur tungku terbuka basa atau converter martin in berbentuk seperti cawan lonjong dangkal yang dilapis dengan magnesit atau dolomite.
  • 16. Proses Bessemer Konvertor Bessemer ialah bejana baja berbentuk buah labu yang dilapis dengan bahan tahan api. Konvertor ini dapat dimiringkan untuk memuat dan membongkar isinya.
  • 17. Dapur Listrik Busur Cahaya Proses ini dapat memproduksi sampai 20 ton baja berkualitas tinggi. Proses Oksigen Basa (Proses L.D.A.C) Proses ini merupakan metode yang sederhana, ekonomis dan berhasil baik dalam pengolahan baja. Dipergunakan sejenis dapur yang sederhana.
  • 18. 3. Klasifikasi dan standar bahan untuk besi dan baja 3.1. Klasifikasi baja Tabel klasifikasi baja menurut SAE dan AISI: MACAM NOMOR Baja karbon: 1XXX Baja karbon biasa I0XX Baja “Free machining” 11XX Baja mangan : 1,75% Mn 13XX 1-1,65 Mn 15XX Baja nikel : 3,5 % Ni 23XX 5,0% Ni 25XX Baja nikel khrom : 3XXX 1,25% Ni, 0,60%Cr 31XX 1,75% Ni, 1,00%Cr 32XX 3,50% Ni, 1,50% Cr 33XX Baja molibden: 4XXX C,Mo 40XX Cr,Mo 41XX Cr, Ni, Mo 43XX 1,75% Ni, Mo 46XX 3,50% Ni, Mo 48XX Baja Khrom : 5XXX Cr rendah (0,5% Cr) 50XX Cr medium (1,0% Cr) 51XX Baja khrom vanadium : 6XXX 1%Cr 61XX Baja Ni - Cr - Mo : 8XXX 0,30% Ni, 0,40% Cr, 0,12% Mo 81XX 0,55% Ni, 0,50% Cr, 0,25% Mo 87XX
  • 19. 3.2. Standarisasi baja Arti singkatan-singkatan dari baja yaitu sebagai berikut : U 100 / UNP 100 Baja U dengan lebar 100 mm L 45 x 5 Baja siku sama kaki, lebar kaki 45 mm, tebal 5 mm L 65 x 50 x 5 Baja siku tak sama kaki, lebar kaki 65 & 50 mm, tebal kaki 5 mm T 50 Baja T dengan tinggi 50 mm I 180 Baja dobel-T dengan tinggi 180 mm 45 x 10 Baja strip lebar 45 mm, tebal 10 32 Baja segi enam dengan lebar kunci 32 6 kt 32 Baja segi enam, lebar kunci 32 Pipa 60 x 4 Pipa, dengan  dalam 60 ; tebal dinding 4 Bl 2,5 x 1000 x 2000 Pelat tipis, tebal 2,5 ; lebar 1000 ; panjang 2000
  • 20. 3.3. Bahan tuangan Arti singkatan-singkatan dari bahan tuangan yaitu sebagai berikut : BeT GG-20 Besi tuang kelabu berkekuatan tarik minimal 200 N/mm2 BTB GGG-50 Besi tuang bola grafit berkekuatan tarik min. 500 N/mm2 BTTH GTS-55 Besi tuang temper hitam berkekuatan tarik min. 550 N/mm2 BjT GS-60 Baja tuang berkekuatan tarik minimal 600 N/mm2 BeT GG-15 Besi tuang kelabu berkekuatan tarik minimal 150 N/mm2 BTTp GTW-35 Besi tuang temper putih berkekuatan tarik min. 350 N/mm2 BTTp GS-45 Baja tuang berkekuatan tarik minimal 450 N/mm2 BaT GGG-70 Besi tuang bola grafit berkekuatan tarik min. 700 N/mm2
  • 21. 3.4. Pengelompokan baja Ditinjau dari paduannya baja-baja tersebut dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar yaitu : Baja tanpa paduan Baja paduan rendah Baja paduan tinggi Di mana letak batas antara baja paduan rendah dan baja paduan tinggi adalah dari : N. St : Bagian dari elemen paduan berjumlah < dari 5% H. St : Bagian dari elemen paduan berjumlah > dari 5%
  • 22. Nama baja yang jelas. Ck 15 Baja dengan 0,15 % C ; kadar S dan P sangat kecil  Baja mulia Cq 35 Baja dengan kadar C = 0,35 %, mampu lantak dingin Cm 15 Baja pengerasan setempat, 0,15 % C ; kandungan S menyebabkan tatal putus, dikeraskan setempat Ck 45 N Baja perbaikan sifat, 0,45 % C ; kadar S dan P sangat kecil, dinormalkan N = Normalizing U-St 34-1 Baja tidak tenang berkekuatan tarik paling tidak 340 N/mm2 ; kelompok kualitas 1 R-St 37-2 Baja tenang berkekuatan tarik paling tidak 370 N/mm2 ; kelompok kualitas 2 MR-St 42-2 Baja Siemens-Martin yang tenang, berkekuatan tarik paling tidak 420 N/mm2 ; kelompok kualitas 2 C 110 W 1 Baja perkakas dengan 1,1 % C ; kelompok kualitas 1 24 Cr V 5 3.8 V Baja perbaikan sifat : 0,24% C; 1,25 % Cr ; 0,3 % V ; diperkuat panas dengan perbaikan kekuatan tarik C 35 V 70 Baja perbaikan (sifat) : 0,35 % C ; dengan perbaikan mencapai kekuatan tarik paling tidak 700 N/mm2
  • 23. Pembentukan singkatan. Besi tuang kelabu dengan kekuatan tarik minimum 100 N/mm2 GG 10 Tuangan baja dengan kekuatan tarik minimum 380 N/mm2 GS 38 Baja dengan kandungan karbon 0,60 % C 60 Baja dengan C 0,34%, 4/4 Cr, sedikit Mo 34 Cr Mo 4 Besi tuang temper putih dengan kekuatan tarik minimum 650 N/mm2 GTW 65 Baja dengan kekuatan tarik minimum 370 N/mm2 ST 37 Baja paduan tinggi dengan C 0,4%, Cr 13% X 40 Cr 13 Besi tuang bola grafit dengan kekuatan tarik 600 N/mm2 GGG – 60 Baja dengan kekuatan tarik minimum 420 N/mm2 batas rentang terjamin ST – E 42 1 Baja bubut-cepat (HSS) dengan W 8%, Mo 5%, V 3%, Co 4% S 8 – 5 – 3 – 4
  • 24. 4. Perlakuan panas Menurut jenisnya, perlakuan panas digolongkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu: • Normalising (menormalkan) • Hardening (mengeraskan) • Tempering (memudakan) • Annealing (melunakkan) 4.1. Peralatan perlakuan panas Dapur pemanas (oven pemanas) a. Dapur pemanas listrik (oven pemanas elektrik) b. Dapur sepuhan garam c. Dapur bak Pendinginan a. Air b. Minyak c. Garam d. Udara
  • 25. 4.2. Diagram Fe-C Tujuannya adalah untuk mengubah struktur mikro sehingga bahan dapat dikeraskan, dimudakan atau dilunakkan. 4.3. Normalizing Bertujuan untuk memperbaharui struktur butiran, agar semua pengaruh dari pengerjaan dingin atau panas dapat dihilangkan. Dan dapat dimanfaatkan untuk baja-baja konstruksi, baja rol, material yang mengalami penempaan. 4.4. Hardening Yang dimaksud mengeraskan ialah memanaskan baja sampai temperatur tertentu dengan waktu tertentu pula pada temperatur itu, dan kemudian didinginkan dengan cepat ke dalam air, oli atau media pendingin yang lain, sehingga menimbulkan suatu susunan yang keras. Pengolahan panas dengan cara ini bertujuan untuk membuat logam menjadi keras, dan kebanyakan dilakukan untuk
  • 26. Pengaruh dari pemanasan yang terjadi adalah: •Hilangnya karbon •Pemanasan pada bak garam •Tegangan retak 4.5. Tempering Tempering yaitu memanaskan baja sampai temperatur tertentu dengan waktu tertentu pula pada temperatur itu, kemudian didinginkan dengan perlahan-lahan di udara, supaya hasil dari pengerasan tersebut menjadi ulet/liat dan juga tetap keras. 4.6. Anealing Annealing baja hasil dari pengerjaan dingin atau panas bertujuan untuk meratakan tegangan yang diakibatkan oleh pengerjaan dalam keadaan dingin seperti pengerjaan dengan mesin bubut, mesin frais dan lain-lain atau pengerjaan dalam keadaan panas seperti tempa, rol, dan las.
  • 27. Soft Annealing Soft annealing bertujuan untuk mengubah bentuk lapisan-lapisan di dalam pearlite dan cementite pada batasan-batasan butiran dari baja karbon tinggi menjadi bentuk spheroidical (bentuk bola). Soft anealing dapat diberlakukan untuk semua baja, dalam hal memperbaiki sifat pemesinannya. 4.7. Quenching (Pendinginan) Berhasil tidaknya proses pengerasan (Hardening) banyak tergantung pada kecepatan pendinginannya yaitu kecepatan pada pendinginan bahan. Kecepatan pendinginan kritis terutama tergantung pada komposisi baja dan ukuran bagian yang akan didinginkan. Kecepatan pendinginan dapat dikontrol dengan media pendingin (quenching) seperti : Air Oli Udara.
  • 28. 5. Logam Sinter Yaitu, campuran serbuk dari logam atau non logam yang dibentuk dengan jalan pengepresan, dipanaskan pada suhu di bawah titik cair dan dipanggang dalam keadaan pasta. Benda kerja sinter Contoh benda kerja yang dibuat dengan proses sinter yaitu : •Insert / pahat bubut (frais). •Bos bantalan gelincir •Roda gigi •Filter
  • 29. Keuntungan dan kerugian proses sinter Keuntungan Kerugian 1. Pembuatan benda kerja sinter menghemat waktu dan sekaligus menghemat biaya. 2. Proses sinter menghemat bahan, sebab tidak terdapat sampah (buangan). 3. Dibandingkan dengan penuangan, proses sinter menghemat energi, sebab tidak diperlukan suhu lebur yang tinggi. 4. Dalam proses sinter dapat pula diikatkan logam yang titik cairnya berbeda jauh. 1. Pembuatan perkakas pengepresan mahal; oleh karena itu proses sinter hanya menguntungkan dari segi biaya apabila dalam jumlah besar. 2. benda kerja sinter tidak dapat dibuat dalam ukuransemaunya, sebab untuk benda kerja yang besar, tekanan pres yang diperlukan tidak mungkin dicapai. 3. Benda kerja sinter mempunyai kekuatan lebih kecil daripada benda kerja hasil tuangan.
  • 30. Logam keras Menggerinda logam keras Dengan batu gerinda yang dipakai untuk mengasah perkakas potong dari logam keras antara lain : • Batu gerinda karbid silicon (hijau). • Batu gerinda intan (diamond). Standardisasi logam keras. Susunan logam-logam keras M 20, M 40 dan M 10 berdasarkan keterangan-keterangan adalah : • Makin kecil angka, makin tinggi daya tahan aus dan sifat rapuhnya • Semakin tinggi angkanya, semakin besar sifat liatnya.
  • 31. Bahan perkakas potong oksida keramik Bagian terbesar yang terkandung dalam bahan perkakas potong oksida keramik adalah : Aluminiumoksida (Al2O3) Keuntungan dan kerugian yang dimiliki pahat adalah : Keuntungan Kerugian 1. Tetap keras dan tahan aus, juga pada suhu tinggi (lebih baik dari logam keras) 2. Memungkinkan kecepatan potong yang lebih tinggi (lebih daripada logam keras) 1.Sangat rapuh (peka terhadap pukulan pukulan dan tumbukan) 2.Peka terhadap tekanan pemotongan yang berubah-ubah
  • 32. BAB IV PENGUJIAN BAHAN 1. Pengujian dan Pemeriksaan Bahan Pengujian Bahan Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menguji bahan untuk mengetahui sifat mekanikny antara lain: • pengujian tarik (tensile test) • pengujian bending/lengkung (torsi test) • Pengujian kekerasan (hardening test) • Pengujian pukul takik (impact test) Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan untuk bahan teknik yang umum dipergunakan : • Metode visual • Metode dry penetran • Metode magnetrografi • Metode ultrasonik • Metode radiografi
  • 33. 2. Pengujian tarik Kekuatan tarik adalah kemampuan suatu bahan terhadap beban tarik. Hal ini diukur dari beban/gaya maksimum berbanding terbalik dengan luas penampang bahan uji, yang memiliki suatu Mpa atau Newton per milimeter persegi atau kilogram/mm2 atau pound/inchi2 (psi). 2.1. Dasar-dasar uji tarik Uji tarik dilakukan dengan jalan memberikan beban tarik pada kedua ujung batang uji secara berlahan-lahan sampai batang uji tersebut putus. Dengan pengujian ini dapat diketahui kekuatan tarik, beban luluh, modulus elastisitas, ketangguhan (Toughness) dan kontraksi dari suatu bahan.
  • 34. 2.2. Bentuk dan ukuran benda uji tarik (spicemen) Untuk bahan uji yang perlu dibentuk menurut standar bisa dikerjakan dengan mesin konvensional atau dapat juga dengan mesin CNC (Computer Numerical Control). •Batang Uji Proporsional •Batang Uji Tidak Proporsional •Batang Uji Untuk Kawat •Bahan Uji Plat Dengan Tebal Kurang Dari 3 mm •Batang Uji Bulat Untuk Besi Tuang •Batang Uji Berpenampang. •Batang Uji Berpenampang Segi Empat
  • 35. 2.3. Modulus elastisitas a. Elastisitas dan Plastisitas Hubungan antara jenis tegangan dengan regangan yang bersangkutan penting peranannya dalam cabang fisika yang disebut elastisitas, atau pada ilmu kekuatan bahan di bidang perekayasaan (engineering). b. Modulus Elastisitas Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu tergantung pada sifat bahan yang mengalami tegangan itu. Perbandingan tegangan terhadap regangan, atau tegangan peregangan, disebut modulus elastis bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus elastis, semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk regangan tertentu.
  • 36. 2.4. Pengujian kekuatan mulur (batas mulur) Apabila bahan uji diberi suatu tegangan melampaui batas elastis, maka perpanjangan permanen terjadi pada batang uji tersebut. Perpanjangan tersebut dinamakan deformasi plastik dan tegangan terendah di mana deformasi plastik mulai terjadi disebut batas mulur. Diagram Kurva tegangan – regangan 4 jenis baja •Tegangan (Stress) •Regangan (Strain) •Penentuan Batas Mulur (yielding point) dan Batas Regang •Penafsiran Sifat Bahan Dari Diagram Tarik
  • 37. 3. Pengujian lentur (bending test) Adalah salah satu pengujian yang sudah lama dipakai, karena dapat dilakukan pada bahan uji bentuk sederhana dan tidak perlu menggunakan mesin uji khusus atau mesin uji seperti biasanya. Pengujian lentur terbagi dua yaitu: a. Pengujian lentur beban b. Pengujian lentur pengubahan bentuk 3.1. Pengujian lentur beban Dasar pengujian lentur beban adalah dilakukan dengan memberikan beban tekan pada pertengahan panjang batang uji yang ditumpu di atas dua tumpuan dengan jarak tertentu. Gaya tekan diberikan secara perlahan-lahan dengan penambahan gaya yang teratur. Pada pengujian lentur beban dapat diketahui : • Tegangan lentur • Dalamnya lenturan • Modulus elastis dari bahan uji
  • 38. 3.2. Pengujian lentur pengubahan bentuk Pengujian lentur beban untuk mengetahui kekuatan lentur pada bahan getas sedangkan pengujian lentur pengubahan bentuk dilakukan dengan cara pengujian lentur statik. Bertujuan untuk mengetahui adanya cacat dan retakan pada permukaan bahan yang diuji tersebut. Pengujian perubahan bentuk juga dapat mengetahui mampu deformasi pada ukuran dan radius tertentu sampai sudut bengkok/lentur tertentu dengan diberi beban tertentu. Cara ini sering dilakukan pada bahan pelat untuk menentukan mampu bentuk, atau kekuatan sambungan las. •Dasar Pengujian •Bentuk dan Ukuran Batang Uji •Pengerjaan Bahan Uji
  • 39. 4. Pengujian kekerasan Cara-cara Penentuan Kekerasan 1. Pengoresan 2. Penekanan 3. Cara dinamik. 4.1. Pengujian kekerasan Brinell (HB) Dasar Penentuan Kekerasan Brinell Penentuan kekerasan cara Brinell dilakukan dengan jalan menekankan bola baja pada logam dengan beban tertentu. Mesin Uji dan Perlengkapan Mesin yang digunakan untuk penentuan kekerasan disebut mesin uji kekerasan. Mesin ini ada yang dijalankan dengan tangan dan ada yang dijalankan dengan tenaga listrik. Penekanan (Indentor) Jenis-jenis penekanan yang dipakai dalam pengujian kekerasan Brinell adalah sebagai berikut : Bola baja untuk kekerasan Brinell sampai 400 HB. Bola Hultgren untuk kekerasan Brinell sampai 600 HB. Bola karbida Wolfram untuk kekerasan Brinell sampai dengan 725 HB.
  • 40. 4.2. Pengujian kekerasan Vickers a. Dasar Pengujian Uji kekerasan Vickers menggunakan penekan berbentuk piramide intan yang berdasarkan bujur sangkar. Besar sudut antara permukaan-permukaan piramide yang saling berhadapan adalah 136o. Sudut ini dipilih karena nilai tersebut mendekati sebagian besar nilai perbandingan yang diinginkan antara diameter lekukan dan diameter bola penekan pada uji kekerasan Brinell. Pada sebagian besar uji Brinell d/D bernilai d = 0,25 dan 0,5. Untuk penekan intan digunakan nilai d = 0,375 D, yang menghasilkan 136o. b. Mesin Uji Kekerasan Vickers. Digunakan mesin uji kekerasan khusus maupun mesin uji kekerasan universal dengan mengganti penekannya maka mesin uji tersebut sudah menjadi mesin uji kekerasan Vickers. Bahan Uji Bagian yang terpenting adalah bagian permukaan yang akan diuji kekerasannya, sebaiknya tingkat kehalusan permukaan tingkat uji kehalusan permukaan benda uji tersebut N1.
  • 41. 4.3. Pengujian kekerasan Rockwell a. Dasar Pengujian Rockwell Didasarkan pada kedalaman masuknya penekan pada bahan uji. Makin keras bahan yang akan diuji, makin dangkal masuknya penekan tersebut. Sebaliknya, makin dalam masuknya penekan pada bahan uji maka bahan uji tersebut makin lunak. b. Mesin Uji Kekerasan Rockwell. Mesin uji yang dipakai untuk pengujian kekerasan Rockwell banyak ragam dan bentuknya. Seperti ditunjukkan pada mesin uji yang terdahulu, dapat dipakai sebagai mesin uji kekerasan Rockwell, dengan cara mengganti identornya, pada pengujian ini dipakai mesin uji buatan Austria. Pada mesin uji ini, beban dipasang pada bagian atas atau di bawah dial gauge. Beban yang dipakai berupa kekuatan pegas.
  • 42. 5. Pengujian pukul takik (impact) 5.1. Dasar pengujian pukul takik Adalah suatu bahan uji yang ditakik, dipukul oleh pendulum yang mengayun. Dengan pengujian ini dapat diketahui sifat kegetasan suatu bahan. Cara ini dapat dilakukan dengan cara Charpy atau cara Izod. 5.2. Bentuk dan ukuran bahan uji
  • 43. 5.3. Pengerjaan bahan uji Permukaan bahan uji pada Impact Charpy dan Izod dikerjakan halus pada semua permukaan. Takikan dibuat dengan mesin Frais atau alat Notch khusus takik. Semua dikerjakan menurut standar yang ditetapkan (JIS Z2202). 5.4. Prinsip dasar mesin uji impact Bila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h1 dilepaskan, maka akan mengayun sampai kedudukan posisi akhir 4 pada ketinggian h3 yang juga hampir sama dengan tinggi semula h1 dimana pendulum mengayun bebas (lihat gambar di bawah). Pada mesin uji yang baik, skala akan menunjukkan usaha lebih dari 0,05 kilogram meter (kgm), pada saat pendulum mencapai kedudukan 4.
  • 44. BAB V TEKNIK PENGGUNAAN ALAT UKUR 1.Istilah Pengukuran terdapat istilah-istilah yang selalu mengikuti cara pembacaan pengukuran : • Besaran pengukuran • Nilai pengukuran (ukuran pengukuran) • Ukuran nominal • Ukuran nyata • Ketepatan pengerjaan Sedangkan Menurut jenis pengukuran, dibedakan menjadi 3 jenis : • Pengukuran mutlak. • Pengukuran banding. • Metoda pengujian.
  • 45. 2. Sistem pengukuran Sistem ukuran yang dipakai dalam pengukuran teknik mesin memakai 2 sistem : • Sistem ukuran metris. • Sistem ukuran inchi. 3. Jenis-jenis alat ukur 3.1. Alat ukur panjang • Mistar • Jangka • Mistar geser/kaliper 3.2. Alat ukur tetap • Penera sisipan • Penera pelat dan penera kawat • Penera jari • Penera khusus • Balok ukur
  • 46. 3.3. Alat ukur penunjuk • Dial Indikator • Jam ukur 3.4. Alat ukur sudut • Siku • Busur • Pengukur sudut universal 3.5. Alat ukur berat • Timbangan • Timbangan Meja • Neraca dua lengan • Timbangan Gantung • Timbangan Badan • Neraca Ohaus 3.6. Alat ukur tekanan • Manometer (Pressure gauge) • Barometer
  • 47. BAB VI TEKNIK PENGGUNAAN PERKAKAS TANGAN 1.Perkakas Tangan 1.1. Jenis Perkakas tangan •Pekerjaan yang membutuhkan perkakas tangan sebagai alat bantu dapat dikelompokan menjadi: •Penggoresan •Pemahatan •Pengikiran •Penggergajian •Pengasahan •Penguncian dan Pelepasan •Pengguntingan •Penguliran
  • 48. 1.2. Pengecekan Perkakas tangan Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengecekan perkakas tangan, yaitu: •Ketajaman •Kekencangan •Keausan •Gesekan •Karat 1.3. Mengidentifikasi Perkakas Tangan Yang Rusak Beberapa kerusakan yang sering terjadi pada peralatan perkakas tangan : •Tumpul •Aus •Longgar •Patah atau retak
  • 49. Kerusakan Pada Alat-Alat Penanda • Kerusakan pada penggores • Kerusakan pada penitik, jangka tusuk, dan jangka hati Kerusakan Pada Alat-Alat Potong • Kerusakan pada kikir • Kerusakan pada gergaji tangan • Kerusakan pada mata bor • Kerusakan pada rimer tangan • Kerusakan pada tap dan snei Kerusakan Pada Alat-Alat Pemeriksa • Kerusakan pada siku dan siku kombinasi • Kerusakan pada jam ukur • Kerusakan pada mistar rambut • Kerusakan pada jangka bengkok dan kaki • Kerusakan pada mal-mal
  • 50. 2. Kerja Bangku 2.1. Mengukur dan Menandai Benda Kerja •Mengukur benda kerja •Menandai Benda Kerja Dengan Penggores •Menandai Benda Kerja Dengan Penitik 2.2. Mengikir Benda Kerja Cara memasang kikir pada tangkai atau gagang kikir
  • 51. Perhatikan : •Posisi Ragum •Posisi Kaki Mengikir •Gerakan Badan Mengikir •Cara Memegang Kikir •Arah Mengikir Permukaan Benda Kerja • Pemeriksaan Kerataan, Kesikuan, Dan Kesejajaran •Membersihkan Kikir 2.3. Memahat Benda Kerja Memahat adalah proses menghilangkan sebagian bahan dengan cara memenggal permukaan benda kerja secara kasar. Bahan pahat adalah baja perkakas atau baja chrom vanadium.
  • 52. Keselamatan Kerja Menggunakan Pahat: • Gunakan kaca mata pelindung, tabir pengaman, dan konsentrasi penuh selama memahat. • Jangan menggunakan pahat yang pangkalnya sudah mengembang • Pastikan bahwa lingkungan sekitar aman dari kegiatan memahat 2.4. Menggergaji Benda Kerja Menggergaji adalah proses menceraikan atau memisahkan benda kerja dengan cara penyayatan memakai daun gergaji. Peralatan utama dalam kegiatan menggergaji dalam kerja bangku adalah gergaji tangan (Hack saw). Gergaji tangan terdiri dari bingkai (sengkang) untuk pembentangan daun gergaji, tangkai (gagang) untuk pegangan, daun gergaji sebagai pemotong, dan mur/baut pengencang untuk menegangkan daun gergaji.
  • 53. 2.5. Mengetap dan Menyenai Benda Kerja Tap Benda kerja yang akan dibuat ulir dalam dengan perlengkapan tap, terlebih dahulu dibuat lubang menggunakan mesin bor dengan diameter tertentu yang sudah standar sesuai dengan ulirnya. Prosedur Pengetapan Tangan •Awal pengetapan •Proses pembuatan ulir dalam •Hasil kerja pembuatan ulir dalam Sney Pada pembuatan ulir luar atau biasa disebut dengan baut, diperlukan perlengkapan yang namanya sney. Bahan dasar ulir luar (baut) adalah benda kerja berbentuk poros dengan diameter tertentu sesuai dengan ukuran ulir yang dibutuhkan.
  • 54. 3. Kerja Pelat 3.1. Menggunting Benda Kerja Gaya Geser (Tekanan Sayat) Besar gaya geser bergantung pada kekuatan geser dan bidang penampang bahan yang akan disayat. Kekuatan geser aB dalam daN/cm2 agak lebih kecil dari kekuatan tarik aB dalam daN/cm2, yakni aB= 0,8….0,85. aB. Gunting Tangan Pada gunting tangan, sudut kemiringan/buka gunting (α) bergantung pada lebar pisau penyayat atas dan bawah. Selain itu gunting tangan juga memanfaatkan efek tuas untuk penyaluran gaya geser (tekanan sayat) terhadap pelat yang dipotong.
  • 55. 3.2. Menekuk Benda Kerja Penggerjaan penekukan dapat dilakukan melalui 2 proses : •Pengerjaan proses dingin •Pengerjaan proses panas Cara Menekuk Pelat Adalah proses penekukan pelat menggunakan perkakas tangan. Peralatan untuk pemukul benda kerja juga tergantung pada jenis bahan yang akan ditekuk biasanya memakai martil baja, palu kayu, palu plastik dan palu karet. Penekukan Dengan Landasan (Tasso) •Penekukan Keluar •Penekukan Kedalam Melipat untuk menghubungkan bagian pelat pada wadah, tabung, pipa, peti dan sejenisnya serta macam-macam pekerjaan bangunan dan atap penutup. Mengerut/Memampatkan yaitu, tepi tekukan digambar dan pinggiran yang akan ditegakkan sepanjang garis diagram ditekuk dengan pukulan ringan. Meregang pemberian bentuk terhadap bahan yang bentuk awalnya rata menjadi bagian rongga kembung atau lengkung.
  • 56. 4. Menggunakan peralatan kunci Dalam perakitan komponen-komponen suatu benda kerja dapat dilakukan dengan tiga macam cara : 1. Perakitan permanen 2. Perakitan semi permanen 3. Perakitan bongkar pasang Adapun peralatan tangan yang dipakai dalam proses pengikatannya antara lain. •Obeng •Kunci Pas •Kunci Ring •Kunci socket •Kunci L
  • 57. BAB VII TEKNIK PENANGANAN MATERIAL 1. Pertimbangan sistem penanganan material Penanganan material merupakan kegiatan yang menyeluruh yang langsung mempengaruhi setiap bagian dari pabrik, dan oleh karena itu dibutuhkan adanya suatu rencana yang hati-hati dan teliti. Ada beberapa hal yang tidak boleh diabaikan dan harus dilaksanakan dalam menangani material : a. Karakteristik material b. Jumlah tingkat aliran material c. Tata Letak atau layout
  • 58. 2. Peralatan penanganan material Biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas : • Fixed path equipment • Varied Path Equipment Overhead Trolley Berupa kereta pengangkut yang berjalan pada rel yang terletak diatas Hand Trucks merupakan alat angkut yang dapat digerakkan dengan menggunakan tangan atau mesin. Forklift Merupakan alat angkut dan angkat material/barang dalam satu lokasi Truck Merupakan alat angkut dan angkat material/barang untuk jarak jauh
  • 59. 3. Penanganan material secara manual Kegiatan manual material handling yang sering dilakukan antara lain : • Kegiatan pengangkatan benda (lifting task) • Kegiatan pengantaran benda (carriying task) • Kegiatan mendorong benda (pushing task) • Kegiatan menarik benda (pulling task) Posisi ergonomis dalam setiap pekerjaan 1. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi jongkok 2. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi berlutut 3. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi membungkuk 4. Posisi kepala saat melakukan pekerjaan dengan posisi menunduk 5. Posisi tubuh pada saat melakukan pekerjaan dengan posisi Menjangkau 6. Posisi jari tangan saat melakukan pekerjaan meremas dan mencabut (mengambil)
  • 60. BAB VIII MESIN TENAGA FLUIDA 1. Mesin Tenaga Mesin tenaga yaitu mesin fluida yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga dengan cara mengubah energi fluida berupa energi potensial dan energi kinetik menjadi energi mekanis. Contoh penerapan: turbin, kincir air, dan kincir angin. Turbin Air Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin sederhana memiliki satu bagian yang bergerak, "asembli rotor-blade". Fluida yang bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar sehingga dampaknya terhadap lingkungan sangat kecil. Kincir Angin Fungsi pertama kali Kincir angin adalah untuk menumbuk biji-bijian tanaman padi. Seiring berjalannya waktu, Kincir angin mengalami pergeseran fungsi. Saat ini, Kincir angin dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik.
  • 61. BAB VIII TEKNIK PENGERJAAN LOGAM 1. Mesin-mesin perkakas 1.1. Mesin bubut Jenis-jenis mesin bubut diklasifikasikan menjadi empat kelompok : •Mesin bubut ringan •Mesin bubut sedang •Mesin bubut standat •Mesin bubut meja panjang Bagian-bagian utama mesin bubut terdiri dari: a. Bed mesin b. Kepala tetap c. Kepala lepas d. Eretan
  • 62. Adapun peralatan-peralatan pendukung mesin bubut antara lain: •pelat cekam •Pelat pembawa •Senter •Kacamata atau penyangga •Pahat bubut •Mandrel •Kartel 1.2. Mesin frais secara umum mesin frais dibedakan menjadi 3 macam: •Mesin frais vertikal •Mesin frais horizontal •Mesin frais universal
  • 63. Bagian-bagian utama mesin frais terdiri dari: a. Meja b. Arbor c. Kolom d. Lengan 1.3. Mesin bor Adapun jenis-jenis mesin bor antara lain: Mesin bor meja Mesin bor universal Mesin bor kolom (tiang) Mesin bor radial Bagian-bagian utama mesin bor terdiri dari: a. Alas b. Kolom c. Meja d. Spindel
  • 64. 1.4. Mesin sekrap Adapun bagian-bagian utama dari mesin sekrap terdiri dari: •Kepala penebas •Meja •Eretan •Lengan
  • 65. 2. Mesin las listrik (SMAW) Perlengkapan las busur listrik manual (SMAW) • Sumber Arus listrik • Sumber Arus Las ( Mesin Las ) • Kabel Arus Las ( Elektroda ) • Kabel Arus Las (kabel massa) • Pemegang Elektroda • Elektroda • Klem massa pada Benda Kerja • Benda Kerja • Busur Las • Inti Elektroda • Salutan/selubung Elektroda • Tetesan Cairan Elektroda • Gas Pelindung dari Salutan Elektroda • Terak Cair • Terak Padat • Kawah Las / cairan las • Hasil Lasan
  • 66. 2.2. Tempat kerja, peralatan dan pakaian kerja Tempat kerja Perlengkapan tempat kerja didalam pengelasan berupa: •Meja las yang terbuat dari baja •Tempat duduk berupa kursi kerja Pakaian kerja Dalam pekerjaan las busur listrik pengelas harus memakai pakaian kerja yang celananya tidak mempunyai lipatan. Sepatu kerja hendaknya dipakai sepatu yang terbuat dari kulit dengan sol karet. Pakaian kerja untuk tukang las sebaiknya dilengkapi dengan tutup kepala (helm), kulit pelindung badan (apron) dan pelindung kaki. Kedua tangan dilindungi dengan memakai sarung tangan dari kulit atau asbes. Peralatan kerja •Mesin las listrik dan perlengkapannya •Palu terak, dipergunakan untuk membersihkan terak las dan percikan las yang menempel pada benda kerja •Sikat baja dipergunakan untuk membersihkan kampuh las setelah terak las sudah dibersihkan. •Tang las yang sesuai, diperlukan untuk memegang benda kerja yang masih panas.
  • 67. 3. Mesin las oksi asetilen (OAW) Nyala api oksi asetilen dapat digunakan untuk berbagai tujuan pengerjaan yaitu : • Mengelas berbagai jenis logam • Patri (brazing) • Pelapisan permukaan • Pemotongan • Proses pemanasan 3.1. Perlengkapan las oksi asetilen (OAW) Di dalam bengkel las oksi asetilen terdapat dua buah botol dengan warna yang berbeda, botol dengan warna biru tua adalah untuk zat asam (O2) dan warna merah atau orange untuk gas Asetilen (C2H2). Ciri-ciri khas Manometer untuk zat Asam adalah menggunakan ulir kanan sedangkan untuk gas Asetilen menggunakan ulir kiri.
  • 68. 3.2. Peralatan dan pakaian kerja