SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
SEMINAR PROPOSAL
PENGARUH VARIASI HOLDING TIME PADA PROSES PERLAKUAN
HEAT TREATMENT QUENCHING TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN
STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045
NAMA : Rizki Adi Supriyanto
NIM : 5201414036
PROGRAM STUDI : Pendidikan Teknik Mesin
PEMBIMBING : Rusiyanto, S.Pd., M.T.
PENGUJI 1 : Dr. Rahmat Doni Widodo, S.T., M.T.
PENGUJI 2 : Dr. Murdani, M.Pd
LATAR BELAKANG
Industri-industri telah berkembang pada era sekarang, kita
ketahui bahwa mengalami perkembangan yang sangat pesat
dan semakin maju.
Berbagai industri di Indonesia menggunakan baja dengan berbagai jenis
baik baja rendah, baja menengah dan baja tinggi. Baja merupakan suatu
logam yang memiliki kekuatan, ketangguhan serta bersifat keras.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses perlakuan panas
mempengaruhi sifat fisis mekanis benda (keuletan,
ketangguhan, kekerasan) dan sifat fisis (struktur mikro, wujud
dan warna)
Sifat-sifat baja hasil perlakuan panas banyak faktor yang
mempengaruhi antara lain tebal material yang diuji, suhu atau
temperatur, holding time, waktu pendinginan, media pendingin
yang digunakan, dan kadar karbon berdasarkan diagram Fe-C.
IDENTIFIKASI MASALAH
3. Waktu penahanan pemanasan pada proses perlakuan panas
menimbulkan perubahan fisis dan perubahan mekanis yang
berbeda-beda.
1. Perlakuan panas dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah suhu
pemanasan, media pendinginan yang digunakan, waktu penahanan, dan
metode pendinginannya.
2. Pelakuan panas pada jenis baja karbon menengah
menyebabkan perubahan mekanis dan perubahan fisis.
4. Media pendingian yang digunakan untuk quenching
antara lain oli, garam, dan air
PEMBATASAN MASALAH
1. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekerasan yang akan
difokuskan pada penelitian ini adalah holding time pada pemanasan
2. Bahan yang digunakan baja AISI 1045 (baja karbon menengah)
dengan kandungan karbon 0,43% - 0,50% berbentuk silinder.
3. Media pendinginan yang digunakan dalam proses quenching
adalah media air
4. Metode untuk mengukur nilai kekerasan dengan metode Vickers,
dan menguji struktur mikro dengan mikroskop metalurgi
5. Variasi holding time ada tiga yaitu 15 menit, 25 menit dan 35 menit
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur mikro produk track shaft yang terbuat dari baja
karbon menengah setelah diberi heat treatment dengan quenching
media pendingin air dengan variasi holding time selama 15 menit ,25
menit, dan 35 menit?
2. Berapa besar nilai kekerasan produk track shaft yang terbuat dari
baja karbon menengah setelah diberi heat treatment dengan
quenching media pendingin air dengan variasi holding time
selama 15 menit ,25 menit, dan 35 menit?
Melihat latar belakang, identifikasi dan batasan masalah diatas, maka
peneliti merumuskan masalah diantara lain
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui struktur mikro produk track shaft yang
terbuat dari baja karbon menengah setelah diberi heat
treatment dengan quenching media pendingin air dengan
variasi holding time selama 15 menit ,25 menit, dan 35 menit.
2. Untuk mengetahui besar nilai kekerasan produk track shaft
yang terbuat dari baja karbon menengah setelah diberi heat
treatment dengan quenching media pendingin air dengan
variasi holding time selama 15 menit ,25 menit, dan 35 menit.
MANFAAT PENELITIAN
1. Dijadikan acuan dalam memilih jenis material yang digunakan,
suhu perlakuan panasnya, jenis media quenching yang cocok
2. Bermanfaat untuk penelitian yang berkelanjutan, yang mana
masih menggunakan obyek benda baja AISI 1045. (ketangguhan,
keuletan, kelelahan atau laju korosi.
3. Mampu memberikan pengetahuan dan informasi pada mahasiswa
UNNES khususnya untuk mahasiswa dan mahasiswi jurusan
teknik mesin dalam bidang perlakuan panas logam
4. Dapat menjadikan bahan referensi ilmu bidang pendidikan
khususnya di Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Suharno, S.T., M.T. & Budi Harjanto, S.T., M.Eng. dengan
penelitiannya yang berjudul pengaruh variasi temperatur dan holding
time dengan media quenching oli mesran SAE 40 terhadap struktur
mikro dan kekerasan baja ASSAB 760.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan nilai kekerasan dan struktur
mikro. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi
temperatur dan variasi holding time dengan media quenching oli
Mesran SAE 40 dapat mengubah struktur mikro dan meningkatkan
kekerasan dari baja ASSAB 760 dengan nilai kekerasan tertinggi
pada spesimen temperatur 800°C dengan holding time 35 menit
sebesar 27,66 HRC.
KAJIAN PUSTAKA
Yusuf Ardiansyah (2016) tentang pengaruh temperatur proses
hardening dengan media air terhadap struktur mikro dan kekerasan
permukaan baja karbon sedang.
Hasil penelitian ini adalah Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
struktur martensite yang terbentuk pada suhu 900oC memiliki rata-
rata kekerasan sebesar 7.94 HRC sedangkan nilai rata-rata
kekerasan suhu 825oC. Hasil pengujian kekerasan 700oC sebesar
45.94 HRC. Nilai rata-rata kekerasan suhu 900oC memiliki rata-rata
nilai kekerasan paling tinggi sebesar 53,83 HRC. Kesimpulan dari
hasil penelitian ini adalah semakin tinggi suhu hardening semakin
keras permukaan baja AISI 1045.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Waluyo (2009) berjudul
pengaruh temperatur dan waktu tahan pada proses liquid carburizing
terhadap kekerasan baja AISI 1025 dengan media pendingin air.
Variasi temperatur yang digunakan anatara lain 750oC, 800oC, dan
850oC dan variasi waktu tahan 30 menit, 60 menit dan 90 menit.
Hasil penelitian spesimen pada 750oC dengan 30 menit adalah 249,3
VHN. Kekerasan sebelum diberi perlakuan carburizing sebesar 193,7
VHN. Peningkatan kekerasan terjadi pada temperatur 850oC dengan
90 menit yaitu 982,3 VHN.
KAJIAN PUSTAKA
LANDASAN TEORI
Baja adalah salah satu material yang masuk kedalam
kategori logam ferro yang banyak digunakan di dunia
industri.
Menurut Yusuf Ardiansyah (2016:5) menyatakan
bahwa, “Baja merupakan suatu campuran dari besi
dan karbon, dimana unsur karbon (C) menjadi dasar
campurannya.”
BAJA
Klasifikasi
Kadar
karbon
(%)
Kekuatan
luluh
(kg/mm2
)
Kekuatan
tarik
(kg/mm2
)
Perpan
jangan
(%)
Kekeras
an
Brinell
Penggu
naan
Baja
karbon
rendah
1. Baja
lunak
khusus
2. Baja
sangat
lunak
3. Baja
lunak
4. Baja
setengah
lunak
0,08
0,08-0,12
0,12-0,20
0,20-0,30
18-28
20-29
22-30
24-36
32-36
36-42
38-48
44-55
40-30
40-30
36-24
32-22
95-100
80-120
100-130
112-145
Pelat tipis
Batang,
kawat
Kontruksi
umum
Baja
karbon
sedang
1. Baja
setengah
keras
2. Baja
keras
0,30-0,40
0,40-0,50
30-40
34-46
50-60
58-70
30-17
26-14
140-170
160-200
Alat-alat
mesin
Perkakas
Baja
karbon
tinggi
1. Baja
keras
2. Baja
sangat
keras
0,40-0,50
0,50-0,80
34-46
36-47
58-70
65-100
26-14
20-11
160-200
180-235
Rel.
Pegas dan
kawat
piano
Tabel 2.1 Klasifikasi Baja Karbon
Logam Ciri khas kandungan (% berat) Ciri khas penggunaan
Baja karbon rendah
(“mild”)
Fe +0,04-0,3 C (+˜0,8 Mn)
Penggunaan tegangan tarik
rendah: konstruksi umum
baja, cocok untuk
pengelasan.
Baja karbon sedang Fe +0,3-0,7 C (+˜0,8 Mn)
Penggunaan tegangan
tarik sedang: bagianbagian
mesin, mur baut, poros, dan
roda gigi.
Baja karbon tinggi Fe +0,7-1,7 C (+˜0,8 Mn)
Penggunaan tegangan tarik
tinggi: pegas, alat potong,
lokomotif.
Baja paduan
rendah
Fe +0,2 C; 0,8 Mn; 1 Cr; 2 Ni
Penggunaan tegangan tarik
tinggi: tempat bertekanan,
bagianbagian pesawat
terbang.
Baja paduan tinggi
(“stainless) Fe +0,1 C; 0,5 Mn; 18 Cr, 8 Ni
Penggunaan anti karat atau
temperatur tinggi: bangunan
bahan kimia atau bangunan
yang bertekanan.
Besi tuang Fe +1,8-4 C (+˜0,8 Mn; 2 Si)
Penggunaan tegangan tarik
rendah: blok silinder,
saluran pipa
Tabel 2.2 Ciri khas kandungan beberapa material logam
Hardening
Hardening atau pengerasan adalah proses manufaktur dimana
suatu material dipanaskan pada suhu kritis, ditahan pada
waktu tertentu, kemudian didinginkan dengan media dan
metode tertentu
Menurut Haryadi (2005: 2) mengemukakan tentang hardening
bahwa, “Perlakuan panas menuntut pemanasan benda kerja
menuju suhu pengerasan dan pendinginan secara cepat dengan
kecepatan pendinginan kritis.”
Holding Time
Holding time pada perlakuan panas bertujuan untuk mengubah
struktur baja menjadi struktur austenite secara maksimal dan
menyeluruh sehingga sifat mekanis baja juga maksimal
(Sumber:Agus Pramono,2011:34)
Tabel 2.5. Jenis baja dan Holding Time
Jenis baja Waktu Holding Time
Baja karbon rendah dan paduan rendah
5 – 15 menit
Baja paduan menengah 15 – 25 menit
Low alloy tool steel 10 – 30 menit
High alloy tool steel 10 – 60 menit
Hot- work tool steel 15 – 30 menit
Quenching
Quenching atau pendinginan cepat adalah salah satu proses
perlakuan panas dimana material atau benda uji yang sudah
dipanaskan kemudian didinginkan dengan waktu pendinginan
dengan cepat dan metode yang tertentu.
Proses quenching bertujuan untuk mendapatkan sifat mekanis
yang keras (Bahtiar, 2014: 457).
Media Pendingin
Media pendingin dalam quenching merupakan bahan utama dan
harus ada dalam proses hardening. Pengunaan media pendingin
dalam proses perlakuan panas baja menyebabkan perubahan
sifat logam, baik sifat fisis, sifat mekanik maupun sifat kimia.
Proses Quenching
Gambar 2.5 Tiga tahap mekanisme pendinginan
(Sumber : Teguh Sugiarto, Zulhanif dan Sugiyanto, 2013:87)
Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan adalah salah satu dari pengujian yang
bertujuan untuk mencari nilai kekerasan pada suatu material
yang telah diberikan perlakuan maupun belum diberikan
perlakuan
Gambar 2.6 Gaya penekanan akibat pengujian kekerasan
Uji Vickers
Pengujian Vickers adalah pengujian nilai kekerasan dengan
penekannya berupa intan piramida dengan sudut piramida
sebesar 136o
Gambar 2.7 Indentor pengujian kekerasan Vickers
Rumus pengujian Vickers :
Keterangan :
HV = nilai kekerasan Vickers
F = beban (kgf)
D = diagonal rata-rata,
D =
𝑑1+𝑑2
2
(mm)
d1 = panjang diagonal 1
d2 = panjang diagonal 2
Gambar 2.8 Bentuk lekukkan atau jejak bekas penekanan piramida intan
Uji Struktur Mikro
 Struktur mikro adalah struktur penyusun suatu material yang bisa
dilihat dan diamati dengan menggunakan alat optik yaitu
mikroskop.
 Tujuan pengujian struktur mikro adalah untuk mengetahui struktur
mikro pada suatu logam sebelum diberi perlakuan dengan setelah
mengalami perlakuan baik perlakuan panas, pendinginan, bending,
tarik, dan lain-lain.
Ferrite
Bainit
Martensite
Austenite
Cementite
Pearlite
a. Pengujian Mikroskop
Apabila struktur yang dihasilkan cukup kecil dan perlu pembesaran dengan
satuan tertentu agar dapat dianalisis. Perbesaran dengan alat mikroskop
biasanya mulai dari 1000 kali, 2000 kali dan sampai 50.000 kali.
Ilmu yang mempelajari struktur mikro logam dan unsur paduan
yang menyusun logam tersebut disebut dengan metalografi.
b. Pengujian Mikrografi
Pengujian mikrografi digunakan apabila struktur yang dihasilkan cukup besar
dan dapat dilihat langsung contoh struktur hasil pengelasan, karpuhan,
keroposan logam dan-lain-lain.
c. Fotomikrogaf
Fotomikrograf digunakan apabila ingin memperbesar gambar bayangan
struktur pada mikroskop untuk diperbesar lebih dari 10 kali
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
 proses pembuatan benda atau proses pemesinan, pemberian
perlakuan heat treatment dan quenching dilaksanakan di SMK
Jateng dan Laboratorium Permesinan Gedung E5 Jurusan Teknik
Mesin Universitas Negeri Semarang
 Pengujian kekerasan dan struktur mikro bahan dilaksanakan di
Laboratorium Pemesinan Jurusan Teknik Mesin Universitas
Negeri Semarang.
 Waktu penelitian berlangsung mulai dari bulan Maret 2018-Juni
2018
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Uji kekerasan Vickers Uji Struktur mikro
Pengujian Hasil Heat Treatment Quenching
Data Hasil Pengujian
Analisis Data
Hasil Analisis
Pengolahan Data
Pembahasan dan Penarikan
Kesimpulan
Selesai
Mulai
Studi Literatur
Persiapan Alat dan bahan
Baja AISI 1045, dan Media Pendingin
Proses Pemesinan
Pembuatan benda track shaft
Proses Heat Treatment
Pemanasan benda track shaft
Pemanasan benda uji
dengan suhu 840oC
waktu tahan 15 menit
Pemanasan benda uji
dengan suhu 840oC
waktu tahan 25 menit
Pemanasan benda uji
dengan suhu 840oC
waktu tahan 35 menit
A
A
Alat dan Bahan
Alat-alat
• Mesin Bubut
• Pahat
• Jangka sorong
• Alat pemotong baja
• Furnance
• Alat uji kekerasan Vickers
• Mikroskop Optik
Bahan
• Baja AISI 1045
• Media Pendingin Air
• Amplas
• Resin
• Autosol
Parameter Penelitian
a. Pemanasan spesimen benda uji dengan temperatur 840oC (austenite)
dengan variasi holding time selama 15 menit selanjutnya
diquenching dengan media air.
b. Pemanasan spesimen benda uji dengan temperatur 840oC (austenite)
dengan variasi holding time selama 25 menit selanjutnya
diquenching dengan media air.
c. Pemanasan spesimen benda uji dengan temperatur 840oC (austenite)
dengan variasi holding time selama 35 menit selanjutnya
diquenching dengan media air.
Teknik Pengumpulan Data
1. Proses Pemesinan Track Shaft
2. Proses Heat Treatment
Austenisasi
Langkah austenisasi adalah melakukan pemanasan austenite yang
bertujuan agar suhu pemanasan logam sampai ke titik austenite.
Temperatur spesimen akan dinaikkan sampai pada temperatur
840oC dengan waktu tahan pada variasi pertama 15 menit, variasi
kedua 25 menit, dan variasi ketiga 35 menit.
Pendinginan cepat (Quenching)
Langkah selanjutnya adalah diberi perlakuan quenching dengan
media air dengan volume air sebesar 12 sampai 15 liter.
3. Proses Pembuatan Spesimen Pengujian
Pembuatan spesimen pengujian menggunakan baja AISI 1045
dengan memanfaatkan bahan produk track shaft yang memiliki
kelebihan panjang sebesar 30 mm berdiameter 17 mm.
Gambar 3.8 Spesimen pengujian kekerasan vickers dan struktur mikro
3. Proses Pembuatan Spesimen Pengujian
4. Proses Pemolesan, Resin dan Pengetsaan
Gambar 3.9 Mesin Poles
5. Proses Pengujian Kekerasan Vickers
6. Proses Pengujian Struktur Mikro
Sebelum melakukan pengujian struktur mikro, langkah
selanjutnya adalah langkah pemolesan. Tahap ini
dilakasanakan di Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang. Setalah melakukan proses pemolesan,
maka selanjutnya adalah langkah pengujian struktur mikro
Spesimen yang telah diberikan perlakuan panas heat
treatment, maka proses selanjutnya adalah pengujian
kekerasan Vickers. Pengujian kekerasan metode Vickers
ini akan dilaksanakan di laboratorium Gedung E5 Teknik
Mesin UNNES
7. Pengambilan Data
Metode pengumpulan data
pada penelitian ini adalah
metode eksperimental, dan
pengambilan data dari
penelitian ini adalah
mengamati, menilai dan
mengukur kekerasan benda
uji, serta meneliti struktur
mikro
Kalibrasi Instrumen
Kalibrasi instrumen dilakukan untuk menjaga kepresisian dan ketelitian alat
uji. Pengujian pada penelitian ini menggunakan alat pengujian kekerasan
standar vickers dan alat mikro struktur. Alat uji kekerasan yang akan
digunakan adalah alat uji kekerasan standar vickers.
Alat Mikro Struktur Alat uji kekerasan Vickers
Teknik Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis statistik deskriptis data mentah yang
diperoleh dari pengujian, kemudian diolah dalam persamaan
statistika yaitu persamaan nilai tengah sebagai berikut :
Nilai tengah =
𝛴𝑛
𝑁
Dimana :
𝛴𝑛 = nilai akhir/ skor tiap spesimen
N = jumlah spesimen
STRUKTUR MIKRO BAJA

More Related Content

What's hot

Modul ujian praktik fisika kelas xii sma ipa
Modul ujian praktik fisika kelas xii sma ipaModul ujian praktik fisika kelas xii sma ipa
Modul ujian praktik fisika kelas xii sma ipaahmad khoiri
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamAhmad Faozi
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Putri Mawardani
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonFixri Pupone
 
Penjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’an
Penjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’anPenjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’an
Penjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’anIntan Dian Heryani
 
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)Fitriyana Migumi
 
LKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHT
LKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHTLKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHT
LKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHTDewi Fitri
 
554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknik554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknikMukhlis Adam
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Abrianto Akuan
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)MAFIA '11
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Laporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksiLaporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksiAnna P Wulandari
 
Transduser Magnetostriktif & Piezoelektrik
Transduser Magnetostriktif & PiezoelektrikTransduser Magnetostriktif & Piezoelektrik
Transduser Magnetostriktif & Piezoelektrikyusufrahman8
 

What's hot (20)

Modul ujian praktik fisika kelas xii sma ipa
Modul ujian praktik fisika kelas xii sma ipaModul ujian praktik fisika kelas xii sma ipa
Modul ujian praktik fisika kelas xii sma ipa
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)
 
Proses pembentukan piston
Proses pembentukan pistonProses pembentukan piston
Proses pembentukan piston
 
Penjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’an
Penjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’anPenjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’an
Penjelasan Energi Panas Dalam Al-Qur’an
 
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
 
LKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHT
LKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHTLKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHT
LKS SUHU KELAS SMP COOPERATIF NHT
 
554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknik554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknik
 
Cara Membuat Magnet
Cara Membuat MagnetCara Membuat Magnet
Cara Membuat Magnet
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
 
RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)RPP SUHU & KALOR (SMA)
RPP SUHU & KALOR (SMA)
 
02. apa itu annealing
02. apa itu annealing02. apa itu annealing
02. apa itu annealing
 
Presentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhuPresentasi pengendali suhu
Presentasi pengendali suhu
 
Bahan ajar fisika gravitasi
Bahan ajar fisika gravitasiBahan ajar fisika gravitasi
Bahan ajar fisika gravitasi
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Laporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksiLaporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksi
 
LKS GLB
LKS GLBLKS GLB
LKS GLB
 
Transduser Magnetostriktif & Piezoelektrik
Transduser Magnetostriktif & PiezoelektrikTransduser Magnetostriktif & Piezoelektrik
Transduser Magnetostriktif & Piezoelektrik
 
Ppt keramik
Ppt keramikPpt keramik
Ppt keramik
 

Similar to STRUKTUR MIKRO BAJA

13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaserOsamaOsama30
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinAlekson Sihombing
 
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treatPenggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treatAlen Pepa
 
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran saePpt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran saeAdrian Ekstrada
 
member,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdf
member,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdfmember,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdf
member,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdfLukmanulHakim157577
 
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptxTugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptxFertaJayaSaputra
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4fHandry J
 
Komposisi Material S35C
Komposisi Material S35CKomposisi Material S35C
Komposisi Material S35Cade jalaludin
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptximandarajat
 
pengaruh preheat
pengaruh preheatpengaruh preheat
pengaruh preheatSubi Yanto
 
teknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptxteknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptxAnangSucipto3
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...Muhammad Budiman
 
Laporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentLaporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentBogiva Mirdyanto
 
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-trSerdadu Syahrul
 

Similar to STRUKTUR MIKRO BAJA (20)

Heat Treatment
Heat TreatmentHeat Treatment
Heat Treatment
 
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
13.naskah jurnal upn sumiyanto & abdunnaser
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treatPenggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
Penggunaament dan hardningn metode dengan heat treat
 
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran saePpt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
 
member,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdf
member,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdfmember,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdf
member,+Jurnal+Power+Plant+Vol+4.2-5+Halim.pdf
 
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptxTugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
Tugas kelompok 5 Prosman 2.pptx
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4f
 
Korosi suatu material
Korosi suatu materialKorosi suatu material
Korosi suatu material
 
Komposisi Material S35C
Komposisi Material S35CKomposisi Material S35C
Komposisi Material S35C
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptx
 
pengaruh preheat
pengaruh preheatpengaruh preheat
pengaruh preheat
 
teknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptxteknologi mekanik.pptx
teknologi mekanik.pptx
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
 
ppt KLPOK 8.pptx
ppt KLPOK 8.pptxppt KLPOK 8.pptx
ppt KLPOK 8.pptx
 
Heat treatment
Heat treatment Heat treatment
Heat treatment
 
Laporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentLaporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatment
 
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
 

STRUKTUR MIKRO BAJA

  • 1. SEMINAR PROPOSAL PENGARUH VARIASI HOLDING TIME PADA PROSES PERLAKUAN HEAT TREATMENT QUENCHING TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 NAMA : Rizki Adi Supriyanto NIM : 5201414036 PROGRAM STUDI : Pendidikan Teknik Mesin PEMBIMBING : Rusiyanto, S.Pd., M.T. PENGUJI 1 : Dr. Rahmat Doni Widodo, S.T., M.T. PENGUJI 2 : Dr. Murdani, M.Pd
  • 2. LATAR BELAKANG Industri-industri telah berkembang pada era sekarang, kita ketahui bahwa mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semakin maju. Berbagai industri di Indonesia menggunakan baja dengan berbagai jenis baik baja rendah, baja menengah dan baja tinggi. Baja merupakan suatu logam yang memiliki kekuatan, ketangguhan serta bersifat keras. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses perlakuan panas mempengaruhi sifat fisis mekanis benda (keuletan, ketangguhan, kekerasan) dan sifat fisis (struktur mikro, wujud dan warna) Sifat-sifat baja hasil perlakuan panas banyak faktor yang mempengaruhi antara lain tebal material yang diuji, suhu atau temperatur, holding time, waktu pendinginan, media pendingin yang digunakan, dan kadar karbon berdasarkan diagram Fe-C.
  • 3. IDENTIFIKASI MASALAH 3. Waktu penahanan pemanasan pada proses perlakuan panas menimbulkan perubahan fisis dan perubahan mekanis yang berbeda-beda. 1. Perlakuan panas dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah suhu pemanasan, media pendinginan yang digunakan, waktu penahanan, dan metode pendinginannya. 2. Pelakuan panas pada jenis baja karbon menengah menyebabkan perubahan mekanis dan perubahan fisis. 4. Media pendingian yang digunakan untuk quenching antara lain oli, garam, dan air
  • 4. PEMBATASAN MASALAH 1. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekerasan yang akan difokuskan pada penelitian ini adalah holding time pada pemanasan 2. Bahan yang digunakan baja AISI 1045 (baja karbon menengah) dengan kandungan karbon 0,43% - 0,50% berbentuk silinder. 3. Media pendinginan yang digunakan dalam proses quenching adalah media air 4. Metode untuk mengukur nilai kekerasan dengan metode Vickers, dan menguji struktur mikro dengan mikroskop metalurgi 5. Variasi holding time ada tiga yaitu 15 menit, 25 menit dan 35 menit
  • 5. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana struktur mikro produk track shaft yang terbuat dari baja karbon menengah setelah diberi heat treatment dengan quenching media pendingin air dengan variasi holding time selama 15 menit ,25 menit, dan 35 menit? 2. Berapa besar nilai kekerasan produk track shaft yang terbuat dari baja karbon menengah setelah diberi heat treatment dengan quenching media pendingin air dengan variasi holding time selama 15 menit ,25 menit, dan 35 menit? Melihat latar belakang, identifikasi dan batasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah diantara lain
  • 6. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui struktur mikro produk track shaft yang terbuat dari baja karbon menengah setelah diberi heat treatment dengan quenching media pendingin air dengan variasi holding time selama 15 menit ,25 menit, dan 35 menit. 2. Untuk mengetahui besar nilai kekerasan produk track shaft yang terbuat dari baja karbon menengah setelah diberi heat treatment dengan quenching media pendingin air dengan variasi holding time selama 15 menit ,25 menit, dan 35 menit.
  • 7. MANFAAT PENELITIAN 1. Dijadikan acuan dalam memilih jenis material yang digunakan, suhu perlakuan panasnya, jenis media quenching yang cocok 2. Bermanfaat untuk penelitian yang berkelanjutan, yang mana masih menggunakan obyek benda baja AISI 1045. (ketangguhan, keuletan, kelelahan atau laju korosi. 3. Mampu memberikan pengetahuan dan informasi pada mahasiswa UNNES khususnya untuk mahasiswa dan mahasiswi jurusan teknik mesin dalam bidang perlakuan panas logam 4. Dapat menjadikan bahan referensi ilmu bidang pendidikan khususnya di Jurusan Mesin Fakultas Teknik
  • 8. Suharno, S.T., M.T. & Budi Harjanto, S.T., M.Eng. dengan penelitiannya yang berjudul pengaruh variasi temperatur dan holding time dengan media quenching oli mesran SAE 40 terhadap struktur mikro dan kekerasan baja ASSAB 760. Hasil penelitian menunjukkan perubahan nilai kekerasan dan struktur mikro. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi temperatur dan variasi holding time dengan media quenching oli Mesran SAE 40 dapat mengubah struktur mikro dan meningkatkan kekerasan dari baja ASSAB 760 dengan nilai kekerasan tertinggi pada spesimen temperatur 800°C dengan holding time 35 menit sebesar 27,66 HRC. KAJIAN PUSTAKA
  • 9. Yusuf Ardiansyah (2016) tentang pengaruh temperatur proses hardening dengan media air terhadap struktur mikro dan kekerasan permukaan baja karbon sedang. Hasil penelitian ini adalah Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya struktur martensite yang terbentuk pada suhu 900oC memiliki rata- rata kekerasan sebesar 7.94 HRC sedangkan nilai rata-rata kekerasan suhu 825oC. Hasil pengujian kekerasan 700oC sebesar 45.94 HRC. Nilai rata-rata kekerasan suhu 900oC memiliki rata-rata nilai kekerasan paling tinggi sebesar 53,83 HRC. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah semakin tinggi suhu hardening semakin keras permukaan baja AISI 1045. KAJIAN PUSTAKA
  • 10. Penelitian yang dilakukan oleh Joko Waluyo (2009) berjudul pengaruh temperatur dan waktu tahan pada proses liquid carburizing terhadap kekerasan baja AISI 1025 dengan media pendingin air. Variasi temperatur yang digunakan anatara lain 750oC, 800oC, dan 850oC dan variasi waktu tahan 30 menit, 60 menit dan 90 menit. Hasil penelitian spesimen pada 750oC dengan 30 menit adalah 249,3 VHN. Kekerasan sebelum diberi perlakuan carburizing sebesar 193,7 VHN. Peningkatan kekerasan terjadi pada temperatur 850oC dengan 90 menit yaitu 982,3 VHN. KAJIAN PUSTAKA
  • 11. LANDASAN TEORI Baja adalah salah satu material yang masuk kedalam kategori logam ferro yang banyak digunakan di dunia industri. Menurut Yusuf Ardiansyah (2016:5) menyatakan bahwa, “Baja merupakan suatu campuran dari besi dan karbon, dimana unsur karbon (C) menjadi dasar campurannya.” BAJA
  • 12. Klasifikasi Kadar karbon (%) Kekuatan luluh (kg/mm2 ) Kekuatan tarik (kg/mm2 ) Perpan jangan (%) Kekeras an Brinell Penggu naan Baja karbon rendah 1. Baja lunak khusus 2. Baja sangat lunak 3. Baja lunak 4. Baja setengah lunak 0,08 0,08-0,12 0,12-0,20 0,20-0,30 18-28 20-29 22-30 24-36 32-36 36-42 38-48 44-55 40-30 40-30 36-24 32-22 95-100 80-120 100-130 112-145 Pelat tipis Batang, kawat Kontruksi umum Baja karbon sedang 1. Baja setengah keras 2. Baja keras 0,30-0,40 0,40-0,50 30-40 34-46 50-60 58-70 30-17 26-14 140-170 160-200 Alat-alat mesin Perkakas Baja karbon tinggi 1. Baja keras 2. Baja sangat keras 0,40-0,50 0,50-0,80 34-46 36-47 58-70 65-100 26-14 20-11 160-200 180-235 Rel. Pegas dan kawat piano Tabel 2.1 Klasifikasi Baja Karbon
  • 13. Logam Ciri khas kandungan (% berat) Ciri khas penggunaan Baja karbon rendah (“mild”) Fe +0,04-0,3 C (+˜0,8 Mn) Penggunaan tegangan tarik rendah: konstruksi umum baja, cocok untuk pengelasan. Baja karbon sedang Fe +0,3-0,7 C (+˜0,8 Mn) Penggunaan tegangan tarik sedang: bagianbagian mesin, mur baut, poros, dan roda gigi. Baja karbon tinggi Fe +0,7-1,7 C (+˜0,8 Mn) Penggunaan tegangan tarik tinggi: pegas, alat potong, lokomotif. Baja paduan rendah Fe +0,2 C; 0,8 Mn; 1 Cr; 2 Ni Penggunaan tegangan tarik tinggi: tempat bertekanan, bagianbagian pesawat terbang. Baja paduan tinggi (“stainless) Fe +0,1 C; 0,5 Mn; 18 Cr, 8 Ni Penggunaan anti karat atau temperatur tinggi: bangunan bahan kimia atau bangunan yang bertekanan. Besi tuang Fe +1,8-4 C (+˜0,8 Mn; 2 Si) Penggunaan tegangan tarik rendah: blok silinder, saluran pipa Tabel 2.2 Ciri khas kandungan beberapa material logam
  • 14. Hardening Hardening atau pengerasan adalah proses manufaktur dimana suatu material dipanaskan pada suhu kritis, ditahan pada waktu tertentu, kemudian didinginkan dengan media dan metode tertentu Menurut Haryadi (2005: 2) mengemukakan tentang hardening bahwa, “Perlakuan panas menuntut pemanasan benda kerja menuju suhu pengerasan dan pendinginan secara cepat dengan kecepatan pendinginan kritis.”
  • 15. Holding Time Holding time pada perlakuan panas bertujuan untuk mengubah struktur baja menjadi struktur austenite secara maksimal dan menyeluruh sehingga sifat mekanis baja juga maksimal (Sumber:Agus Pramono,2011:34) Tabel 2.5. Jenis baja dan Holding Time Jenis baja Waktu Holding Time Baja karbon rendah dan paduan rendah 5 – 15 menit Baja paduan menengah 15 – 25 menit Low alloy tool steel 10 – 30 menit High alloy tool steel 10 – 60 menit Hot- work tool steel 15 – 30 menit
  • 16. Quenching Quenching atau pendinginan cepat adalah salah satu proses perlakuan panas dimana material atau benda uji yang sudah dipanaskan kemudian didinginkan dengan waktu pendinginan dengan cepat dan metode yang tertentu. Proses quenching bertujuan untuk mendapatkan sifat mekanis yang keras (Bahtiar, 2014: 457).
  • 17. Media Pendingin Media pendingin dalam quenching merupakan bahan utama dan harus ada dalam proses hardening. Pengunaan media pendingin dalam proses perlakuan panas baja menyebabkan perubahan sifat logam, baik sifat fisis, sifat mekanik maupun sifat kimia.
  • 18. Proses Quenching Gambar 2.5 Tiga tahap mekanisme pendinginan (Sumber : Teguh Sugiarto, Zulhanif dan Sugiyanto, 2013:87)
  • 19. Uji Kekerasan Pengujian kekerasan adalah salah satu dari pengujian yang bertujuan untuk mencari nilai kekerasan pada suatu material yang telah diberikan perlakuan maupun belum diberikan perlakuan Gambar 2.6 Gaya penekanan akibat pengujian kekerasan
  • 20. Uji Vickers Pengujian Vickers adalah pengujian nilai kekerasan dengan penekannya berupa intan piramida dengan sudut piramida sebesar 136o Gambar 2.7 Indentor pengujian kekerasan Vickers
  • 21. Rumus pengujian Vickers : Keterangan : HV = nilai kekerasan Vickers F = beban (kgf) D = diagonal rata-rata, D = 𝑑1+𝑑2 2 (mm) d1 = panjang diagonal 1 d2 = panjang diagonal 2 Gambar 2.8 Bentuk lekukkan atau jejak bekas penekanan piramida intan
  • 22. Uji Struktur Mikro  Struktur mikro adalah struktur penyusun suatu material yang bisa dilihat dan diamati dengan menggunakan alat optik yaitu mikroskop.  Tujuan pengujian struktur mikro adalah untuk mengetahui struktur mikro pada suatu logam sebelum diberi perlakuan dengan setelah mengalami perlakuan baik perlakuan panas, pendinginan, bending, tarik, dan lain-lain. Ferrite Bainit Martensite Austenite Cementite Pearlite
  • 23. a. Pengujian Mikroskop Apabila struktur yang dihasilkan cukup kecil dan perlu pembesaran dengan satuan tertentu agar dapat dianalisis. Perbesaran dengan alat mikroskop biasanya mulai dari 1000 kali, 2000 kali dan sampai 50.000 kali. Ilmu yang mempelajari struktur mikro logam dan unsur paduan yang menyusun logam tersebut disebut dengan metalografi. b. Pengujian Mikrografi Pengujian mikrografi digunakan apabila struktur yang dihasilkan cukup besar dan dapat dilihat langsung contoh struktur hasil pengelasan, karpuhan, keroposan logam dan-lain-lain. c. Fotomikrogaf Fotomikrograf digunakan apabila ingin memperbesar gambar bayangan struktur pada mikroskop untuk diperbesar lebih dari 10 kali
  • 24. Waktu dan Tempat Pelaksanaan  proses pembuatan benda atau proses pemesinan, pemberian perlakuan heat treatment dan quenching dilaksanakan di SMK Jateng dan Laboratorium Permesinan Gedung E5 Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang  Pengujian kekerasan dan struktur mikro bahan dilaksanakan di Laboratorium Pemesinan Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.  Waktu penelitian berlangsung mulai dari bulan Maret 2018-Juni 2018 METODE PENELITIAN
  • 25. Desain Penelitian Uji kekerasan Vickers Uji Struktur mikro Pengujian Hasil Heat Treatment Quenching Data Hasil Pengujian Analisis Data Hasil Analisis Pengolahan Data Pembahasan dan Penarikan Kesimpulan Selesai Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan bahan Baja AISI 1045, dan Media Pendingin Proses Pemesinan Pembuatan benda track shaft Proses Heat Treatment Pemanasan benda track shaft Pemanasan benda uji dengan suhu 840oC waktu tahan 15 menit Pemanasan benda uji dengan suhu 840oC waktu tahan 25 menit Pemanasan benda uji dengan suhu 840oC waktu tahan 35 menit A A
  • 26. Alat dan Bahan Alat-alat • Mesin Bubut • Pahat • Jangka sorong • Alat pemotong baja • Furnance • Alat uji kekerasan Vickers • Mikroskop Optik Bahan • Baja AISI 1045 • Media Pendingin Air • Amplas • Resin • Autosol
  • 27. Parameter Penelitian a. Pemanasan spesimen benda uji dengan temperatur 840oC (austenite) dengan variasi holding time selama 15 menit selanjutnya diquenching dengan media air. b. Pemanasan spesimen benda uji dengan temperatur 840oC (austenite) dengan variasi holding time selama 25 menit selanjutnya diquenching dengan media air. c. Pemanasan spesimen benda uji dengan temperatur 840oC (austenite) dengan variasi holding time selama 35 menit selanjutnya diquenching dengan media air.
  • 28. Teknik Pengumpulan Data 1. Proses Pemesinan Track Shaft
  • 29. 2. Proses Heat Treatment Austenisasi Langkah austenisasi adalah melakukan pemanasan austenite yang bertujuan agar suhu pemanasan logam sampai ke titik austenite. Temperatur spesimen akan dinaikkan sampai pada temperatur 840oC dengan waktu tahan pada variasi pertama 15 menit, variasi kedua 25 menit, dan variasi ketiga 35 menit. Pendinginan cepat (Quenching) Langkah selanjutnya adalah diberi perlakuan quenching dengan media air dengan volume air sebesar 12 sampai 15 liter.
  • 30. 3. Proses Pembuatan Spesimen Pengujian Pembuatan spesimen pengujian menggunakan baja AISI 1045 dengan memanfaatkan bahan produk track shaft yang memiliki kelebihan panjang sebesar 30 mm berdiameter 17 mm.
  • 31. Gambar 3.8 Spesimen pengujian kekerasan vickers dan struktur mikro 3. Proses Pembuatan Spesimen Pengujian
  • 32. 4. Proses Pemolesan, Resin dan Pengetsaan Gambar 3.9 Mesin Poles
  • 33. 5. Proses Pengujian Kekerasan Vickers 6. Proses Pengujian Struktur Mikro Sebelum melakukan pengujian struktur mikro, langkah selanjutnya adalah langkah pemolesan. Tahap ini dilakasanakan di Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Setalah melakukan proses pemolesan, maka selanjutnya adalah langkah pengujian struktur mikro Spesimen yang telah diberikan perlakuan panas heat treatment, maka proses selanjutnya adalah pengujian kekerasan Vickers. Pengujian kekerasan metode Vickers ini akan dilaksanakan di laboratorium Gedung E5 Teknik Mesin UNNES
  • 34. 7. Pengambilan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode eksperimental, dan pengambilan data dari penelitian ini adalah mengamati, menilai dan mengukur kekerasan benda uji, serta meneliti struktur mikro
  • 35. Kalibrasi Instrumen Kalibrasi instrumen dilakukan untuk menjaga kepresisian dan ketelitian alat uji. Pengujian pada penelitian ini menggunakan alat pengujian kekerasan standar vickers dan alat mikro struktur. Alat uji kekerasan yang akan digunakan adalah alat uji kekerasan standar vickers. Alat Mikro Struktur Alat uji kekerasan Vickers
  • 36. Teknik Analisis Data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptis data mentah yang diperoleh dari pengujian, kemudian diolah dalam persamaan statistika yaitu persamaan nilai tengah sebagai berikut : Nilai tengah = 𝛴𝑛 𝑁 Dimana : 𝛴𝑛 = nilai akhir/ skor tiap spesimen N = jumlah spesimen