Gerakan mahasiswa tahun 1998 bermula dari ketidakpuasan masyarakat terhadap krisis ekonomi dan politik di bawah rezim Soeharto. Mahasiswa melakukan berbagai aksi unjuk rasa dan demonstrasi yang mengakibatkan tragedi, seperti Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I, dan Tragedi Semanggi II. Perjuangan mahasiswa berhasil menumbangkan Soeharto dari kekuasaan dan membuka jalan bagi demokrasi di Indonesia.
1. PENDIDIKAN PANCASILA
G E R A K A N P E M U D A / M A H A S I S W A T A H U N 1 9 9 8
Oleh : Aldian Wisnu Pratama
NIM : 16060484037
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa latar belakang yang menggerakkan Mahasiswa Tahun
1998
2. Bagaimana gerakan Mahasiswa Tahun 1998
3. Apa tantangan Mahasiswa dalam melakukan gerakan
4. Apa dampak dari gerakan Mahasiswa Tahun 1998
3. 1. LATAR BELAKANG TERJADINYA GERAKAN
MAHASISWA TAHUN 1998
Pada tahun 1997 krisis ekonomi semakin melanda Indonesia,
yang semakin mendorong keinginan masyarakat untuk melakukan
suatu perubahan. Sebenarnya krisis ini bukan satu-satunya
penyebab gerakan mahasiswa yang terjadi pada Mei 1998. Pada
tahun 1974 terjadi aksi penolakan mahasiswa terhadap investor
asing yang masuk ke negara ini, hingga kini kita menganal peristiwa
tersebut dengan sebutan Malari (Malapetaka 15 hari).
4. 2. GERAKAN MAHASISWA TAHUN 1998
Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan
mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-
an. Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap berhasil memaksa
Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tangal 21
Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11
Maret 1966 hingga tahun 1998. Pada April 1998, Soeharto terpilih kembali
menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh kalinya (tanpa wakil
presiden), setelah didampingi Try Soetrisno (1993-1997) dan Baharuddin
Jusuf Habibie (Oktober 1997-Maret 1998). Namun, mereka tidak mengakui
Soeharto dan melaksanakan pemilu kembali. Pada saat itu, hingga 1999, dan
selama 29 tahun, Partai Golkar merupakan partai yang menguasai Indonesia
selama hampir 30 tahun, melebihi rejim PNI yang menguasai Indonesia
selama 25 tahun. Namun, terpliihnya Soeharto untuk terakhir kalinya ini
ternyata mendapatkan kecaman dari mahasiswa karena krisis ekonomi yang
membuat hampir setengah dari seluruh penduduk Indonesia mengalami
kemiskinan.
5. A. TRAGEDI TRISAKTI
Soeharto mendapatkan surat dari Harmoko, mantan ketua DPR saat
itu, ketika sedang menghadiri konferensi tingkat tinggi antar-negara di Mesir
pada tanggal 20 Mei 1998. Isi surat itu adalah : "Soeharto harus
mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI karena Jakarta tidak aman lagi".
Surat ditandatangani oleh 15 orang, termasuk 14 menteri Kabinet
Pembangunan VII, yang merasa telah "meninggalkan" Soeharto.
6. B. TRAGEDI SEMANGGI
Tragedi Semanggi terjadi pada tanggal 11-13 November 1998, dan
terjadi kembali pada tanggal 24 September 1999, ketika zaman Kabinet
Reformasi Pembangunan Baharuddin Jusuf Habibie telah berakhir, walaupun
tanpa wakil presiden. Mahasiswa juga menganggap bahwa rejim Baharuddin
Jusuf Habibie masih sama dengan rejim Soeharto. Kesamaan yang mudah
mereka lihat yaitu Dwifungsi ABRI/TNI. Sepanjang diadakannya Sidang
Istimewa itu, masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari
melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya
di Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari seluruh
Indonesia dan dunia internasional. Hampir seluruh sekolah dan universitas di
Jakarta, tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk
mencegah mahasiswa berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa
mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing
karena mereka di bawah tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi
mahasiswa.
7. 3. TANTANGAN MAHASISWA
Banyak aktivis mahasiswa yang diculik karena terlalu kritis mengkritik
pemerintah. Sehingga banyak mahasiswa yang takut berargumen meski
berlawanan dengan hati nurani mereka. Penangkapan secara tiba-tiba juga
kerap dilakukan. Namun konsekuesi tersebut ditantang oleh para mahasiwa
yang berani dan jenuh dengan keadaan politik yang penuh dengan
kecurangan pada masa itu. Kejadian ini relevan dengan tahap ke empat
dalam konsep social movement, yaitu gerakan social akan berusaha
dihalangi dalam pemerintahan yang otoriter oleh pemerintah itu sendiri.
Sayangnya, pada gerakan mahasiswa kali ini, mereka berhasil membuka
pintu gerbang demokrasi dan sosok otoriter dapat diakhiri masa jabatannya.
8. 4. DAMPAK GERAKAN MAHASISWA
Kejadian 12 Mei 1998, tidak akan pernah dapat kita lupakan karena telah
memakan banyak korban. Seperti tragedi Trisakti yang telah menewaskan 4
mahasiwa dan Tragedi Semanggi menewaskan 1 orang mahasiswa dan 11 orang
lainnya di seluruh Jakarta, serta menyebabkan 217 korban luka-luka.Saat itu
kondisi Indonesia benar-benar kacau secara social-politik-dan ekonomi.
Kerusuhan besar terjadi terutama di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.
Banyak pelanggaran HAM berat yang dilakukan baik oleh aparat maupun
masyarakat sipil itu sendiri yang tidak kunjung di usut hingga saat ini. Mungkin
menurut pelaku pelanggaran HAM tersebut, yang mereka lakukan pada waktu itu
benar dan memang dibutuhkan dalam suasana seperti itu. Tetapi jika dilihat dari
konsep keamanan dan Hak Asasi Manusia, alasan tersebut tidak dapat diterima,
terlebih alasan Presiden mempertahankan jabatannya tidak membawa perbaikan
di Indonesia, malah justru sebaliknya. Namun kekacauan itu semua tidak sia-sia
dan terbayar dengan terbukanya keran demokrasi yang telah kita rasakan saat ini.
Siapa sangka rezim yang begitu kokoh dan dipagari oleh angkatan bersenjata
dapat tumbang? Dimana ada keinginan yang terwujud, pasti ada sesuatu yang
harus dikorbankan. Dan pengorbanan yang dilakukan oleh mahasiswa pada Mei
1998 tidak sia-sia.
9. KESIMPULAN
Yang memicu terjadinya gerakan mahasiswa tersebut adalah krisis moneter yang sudah
semakin parah di negara ini dan dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Perjuangan
mahasiswa menorehkan sejarah yang kini kita kenal dengan Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan
Tragedi Semanggi II, Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, dan Tragedi Lampung. Perjuangan
untuk menumbangkan rezim Soeharto bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa yang ada di Jakarta,
namun juga mahasiswa di kota-kota besar lainnya.
Dalam sejarah Mei 1998 ini mahasiswa mengambil bagian besar. Secara intelektual mereka
berhasil membawa Indonesia menuju perubahan. Banyak dampaknya yang kita rasakan sekarang.
Yang paling signifikan adalah penghapusan dwifungsi ABRI dan ruang gerak politik yang dibuka seluas-
luasnya membuat masyarakat Indonesia tidak takut lagi mengkritisi kebijakan pemerintah.
Ketika di kerangka teori kita menggunakan teori devipration, sebenarnya kasus ini juga bisa
dianalisis dengan mass-society theory, yang mana masyarakat yang merasa terisolasi membuat suatu
gerakan sebagai salah satu cara untuk keluar dari isolasi tersebut. Jadi harus ada rasa solidaritas
diantara orang yang satu dengan yang lainnya agar gerakan tersebut jelas arahnya. Seperti pengertian
teori itu sendiri yang disampaikan oleh William Kornhauser’s pada tahun 1959, isolated people seek out
social movements as a way to gain a sense of social movements that offer a sense of community to
people otherwise adriftin society.[14] Masyarakat Indonesia merasa tidak besar ruang geraknya dan
mahasiswa menyadari itu pada masa orde baru. Sebagai kelompok muda yang memiliki intelektualitas
tinggi, keadaan seperti itu mendorong mahasiswa untuk melakukan gerakan perubahan dan menyari
dukungan dari masyarakat.
Namun, lagi-lagi jika kita melihat awal dan tujuan terjadinya gerakan mahasiswa pada Mei 1998
ini merupakan wujud dari kekecewaan masyarakat luas kepeda pemerintahan dan mahasiswa menjadi
aktor utama dalam membentuk opini publik.